Oleh :
Ferlitha Frisilia Mottoh (22505013)
Yufita dwi Muhammad ( 23505010)
Yunice Feni Assa (22505020)
Dosen Pengampuh :
Dr. Jeane Verra Tumangkeng, M.Si
Dr. Patricia Mardiana Silangen, S.Pd, M.Si
Aufa Maulida Fitrianingrum S.Pd, M.Si
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006......................................................5
2.2 Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan..............................................................6
2.3 Prinsip-prinsip Pengembangan KTSP..............................................................................6
2.4 Dasar hukum dan regulasi dalam pelaksanaan Kurikulum..............................................7
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan..............................8
2.6 Tantangan Implementasi Kurikulum satuan Pendidikan (KTSP) 2006...........................8
BAB 3.........................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................9
3.2 Saran.................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau biasa dsingkat KTSP adalah sebuah
kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh, dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan
KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI)
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar, dan menengah sebagaimana
yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22
Tahun 2006, dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang
dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (disingkat: KTSP) adalah kurikulum baru yang
merupakan hasil dari pengkajian dan penyempurnaan kurikulum-kurikulum sebelumnya.
KTSP dicoba untuk dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sekolah dan
kekhasan daerah, sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam menjalankan kebijakan
desentralisasi dan otonomi daerah dalam rangka pemerataan pembangunan (termasuk
pembangunan SDM melalui sektor pendidikan).
Kurikulum 2006 (KTSP) merupakan kurikulum berbasis kompetensi. KTSP yang diolah dari
standar isi dan standar kompetensi lulusan, dalam hal ini masih menekankan kompetensi-
kompetensi tertentu dalam implementasinya di sekolah. Artinya, proses pembelajarannya
masih berbasis kompetensi dan rumusan tujuan masih berstandar kompetensi, dan lain-lain
sebagaimana disosialisasikan pada KBK tahun 2004. KTSP merupakan penyempurnaan dari
Kurikulum 2004 atau yang juga dikenal dengan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
Seperti halnya KBK, KTSP juga berbasis kompetensi. Dengan demikian KTSP setidaknya
memiliki karakteristik: a. Berbasis kompetensi dasar (curriculum based competencies), bukan
materi pelajaran. b. Bertumpu pada pembentukan kemampuan yang dibutuhkan oleh siswa
(developmentally-appropriate-practice), bukan penerusan materi pelajaran. c. Berpendekatan
atau berpusat pembelajaran (learner centered curriculum), bukan pengajaran. d.
Berpendekatan terpadu atau integrative (integrative curriculum atau learninga across
curriculum), bukan diskrit. e. Bersifat diversifikatif, pluralistis, dan multicultural. f.
Bermuatan empat pilar pendidikan kesejagatan, yaitu belajar memahami (learnig to know),
belajar berkarya (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learnig to be oneself), dan
belajar hidup bersama (learning to live together). g. Berwawasan dan bermuatan manajemen
berbasis sekolah
KTSP merupakan kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
sekolah atau daerah, karakteristik sekolah atau daerah, sosial budaya masyarakat setempat
dan karakteristik peserta didik. Pengembangan dan penyusunan KTSP merupakan proses
yang kompleks dan melibatkan banyak pihak: guru, kepala sekolah, guru (konselor), dan
komite sekolah. Pihak sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
silabus berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan supervisi dinas
kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan di SD, SMP, SMA, SMK,
serta departemen yang menangani urusan pemerintah di bidang agama untuk MI, MTs, MA,
dan MAK. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ditujukan untuk menciptakan
tamatan yang kompeten dan cerdas dalam pengembangan identitas budaya dan bangsanya.
Kurikulum ini dapat memberikan dasardasar pengetahuan, keterampilan, pengalaman belajar
yang membangun integritas sosial serta membudayakan dan mewujudkan karakteristik
nasional, juga untuk mewujudkan guru dalam menyajikan pengalaman belajar yang sejalan
dengan prinsip belajar sepanjang hayat. Oleh karena itu, penyusunan kurikulum ini harus
diserahkan terhadap ahlinya, agar ada tim mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli
evaluasi, ahli administrasi, ahli implementasi dan sebagainya. Apabila tidak disesuaikan
dengan ahlinya maka sesuatu akan kurang berjalan dengan baik.
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata
pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.
Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan di bawah koordinasi dan supervise dinas pendidikan atau kantor Departemen
Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan
kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite
sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi
oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan
kurikulum yang disusun oleh BSNP.
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
Kelebihan:
1. KTSP memberikan keleluasaan bagi sekolah di tiap daerah untuk menyesuaikan
kurikulum di sekolahnya masing-masing.
2. Semua keputusan dan penetapan kurikulum jatuh ke tangan masing-masing
sekolah di tiap daerah.
3. Sekolah-sekolah dapa mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
Kelemahan:
1. Karena kurikulum disesuaikan oleh masing-masing sekolah, ada risiko
ketidakseragaman dalam standar dan kualitas pendidikan antar sekolah.
2. Sering kali sekolah yang ada di daerah memiliki standar dan kualitas pendidikan
yang lebih rendah dari pada di kota. Hal ini dikarenakan infrastruktur sarana dan
prasarana sekolah yang ada di daerah tidak memadai sehingga pihak sekolah mau
tidak mau harus menurunkan Standar Kompetensi di sekolahnya.
Tantangan implementasi dari pelaksanaan KTSP 2006 ini adalah diperlukannya waktu
yang cukup oleh pendidik dalam membina perkembangan peserta pendidiknya, terutam
peserta didikyang berkemampuan di bawah rata-rata. Kenyataan membuktikan, kondisi sosial
dan ekonomi yang menghimpit kesejahteraan hidup para guru, menyebabkan mereka kurang
berkonsentrasi dalam prose pembelajaran. Belum lagi mengingat kualitas guru yang kurang
merata di setiap daerah. Ini artinya, KTSP menghadapi kendala daya kreativitas dan
beragamnya kapasitas guru untuk membuat kurikulum sendiri.
Tantangan lainnya, KTSP menuntu kemampuan guru dalam menjalankan
pembelajaran berbasis kompetensi dengan merencanakan sendiri bagaimana strategi yang
tepat diterapkan sesuai dengan kondisi dan kemampuan daerah setempat. Masih banyak guru
yang belum memahami KTSP secara komprehensif baiknya konsepnya, penyusunannya
maupun prakteknya di lapangan. Kendala lain yang dialami oleh guru adalah ketidakpahaman
mengenai apa dan bagaimana melakukan evaluasi dengan portofolio. Karena ketidakpahaman
ini mereka kembali kepada pola assesment lama dengan tes-tes dan ulangan-ulangan yang
berbasis kognitif semata. Tidak adanya target materi dalam KTSP merupakan kendala lain
yang muncul dalam impelementasinya, sedangkan di satu pihak KTSP menekankan
kompetensi peserta didik yang berarti proses belajar harus diperhatikan oleh guru, materi
meskipun tidak diprioritaskan tetapi akhirnya harus diselesaikan juga. Dengan demikian guru
harus berpacu dengan waktu, sementara proses belajar tidak dapat dipastikan keberhasilannya
hal ini berdampak pada rendahnya hasil peserta didik yang dibina.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
KTSP 2006 telah mengalami beberapa kali perubahan dan penyempurnaan sejak
diluncurkan pada tahun 2006. Dampak positif KTSP 2006 antara lain meningkatnya
partisipasi masyarakat, mutu pembelajaran, dan prestasi belajar peserta didik. Meskipun
masih terdapat beberapa tantangan, KTSP 2006 telah memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
3.2 Saran
Diperlukan upaya yang lebih besar dalam memberikan dukungan dan pelatihan
kepada guru, meningkatkan ketersediaan sumber daya, serta mengintegrasikan elemen-
elemen yang relevan dengan tuntutan zaman ke dalam kurikulum. Selain itu, evaluasi terus-
menerus terhadap implementasi KTSP perlu dilakukan untuk memastikan efektivitasnya
dalam mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Dengan demikian, KTSP dapat terus
berkembang sebagai kerangka kerja yang relevan dan responsif terhadap perubahan dalam
dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA