Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN KURIKULUM

“Perkembangan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP)2006”

Oleh :
Ferlitha Frisilia Mottoh (22505013)
Yufita dwi Muhammad ( 23505010)
Yunice Feni Assa (22505020)

Dosen Pengampuh :
Dr. Jeane Verra Tumangkeng, M.Si
Dr. Patricia Mardiana Silangen, S.Pd, M.Si
Aufa Maulida Fitrianingrum S.Pd, M.Si

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA, ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN KEBUMIAN
JURUSAN FISIKA
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan limpahan
rahmat, anugerah, kesehatan, dan kekuatan kepada kita, sehingga Makalah Pengembangan
Kurikulum ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini, kami susun untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah “Pengembangan Kurikulum”,
tentunya dengan judul sesuai dengan materi yaitu “Perkembangan Kurikulum di Indonesia”.
Kami berharap bahwasannya Makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
kita semua yang membaca Makalah ini.
Tidak lupa juga ucapan Terimakasih kepada Dosen mata Pengembangan Kurikulum,
juga kepada seluruh anggota kelompok yang membantu dalam penyusunan Makalah ini.
Karena tanpa bantuan tersebut makalah ini pasti belum bisa terselesaikan, Terimakasih atas
kerja samanya.
Kami mengetahui, bahwa Makalah ini masih sangat jauh dari kata Sempurna, karena
minim nya pengetahuan kami. Maka dari itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang
membangun agar dalam penulisan berikut akan lebih baik lagi.

Tondano, 18 Maret 2024


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006......................................................5
2.2 Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan..............................................................6
2.3 Prinsip-prinsip Pengembangan KTSP..............................................................................6
2.4 Dasar hukum dan regulasi dalam pelaksanaan Kurikulum..............................................7
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan..............................8
2.6 Tantangan Implementasi Kurikulum satuan Pendidikan (KTSP) 2006...........................8
BAB 3.........................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................9
3.2 Saran.................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan memiliki peran penting dalam pembentukan individu dan masyarakat.


Kurikulum merupakan salah satu elemen kunci dalam sistem pendidikan yang menentukan
arah, isi, dan metode pembelajaran. Di Indonesia, perkembangan kurikulum selalu menjadi
fokus utama dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Perkembangan
kurikulum di Indonesia sangat dipengaruhi oleh sejarah pendidikan negara ini. Sejak zaman
kolonial Belanda, sistem pendidikan telah mengalami berbagai transformasi, mulai dari
pendidikan tradisional lokal hingga pengaruh pendidikan Barat. Setelah kemerdekaan,
Indonesia terus berupaya membangun sistem pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai
nasionalisme dan kebutuhan pembangunan bangsa.
Perkembangan kurikulum juga dipengaruhi oleh aspirasi dan masukan dari berbagai
pihak, termasuk masyarakat, dunia usaha, organisasi profesi, dan ahli pendidikan.
Keterlibatan pihak lain ini penting dalam memastikan bahwa kurikulum mencerminkan
kebutuhan dan harapan seluruh orang yang terlibat dalam dunia pendidikan.
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, perkembangan kurikulum di
Indonesia terus berlangsung sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan nasional serta mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan dan peluang
di masa depan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang kita dapat merumuskan masalah sebagai berikut.


1. Bagaimana sejarah KTSP 2006
2. Apa saja prinsip dasar serta konsep dan struktur kurikulum KTSP 2006?
3. Apa saja kelebihan dan kelemahan KTSP 2006?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, kita dapat mengetahui tujuan sebagai berikut.


1. Mengetahui sejarah KTSP 2006.
2. Mengetahui prinsip dasar serta konsep dan struktur kurikulum KTSP 2006
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan KTSP 2006
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau biasa dsingkat KTSP adalah sebuah
kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh, dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan
KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI)
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar, dan menengah sebagaimana
yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22
Tahun 2006, dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang
dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (disingkat: KTSP) adalah kurikulum baru yang
merupakan hasil dari pengkajian dan penyempurnaan kurikulum-kurikulum sebelumnya.
KTSP dicoba untuk dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sekolah dan
kekhasan daerah, sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam menjalankan kebijakan
desentralisasi dan otonomi daerah dalam rangka pemerataan pembangunan (termasuk
pembangunan SDM melalui sektor pendidikan).
Kurikulum 2006 (KTSP) merupakan kurikulum berbasis kompetensi. KTSP yang diolah dari
standar isi dan standar kompetensi lulusan, dalam hal ini masih menekankan kompetensi-
kompetensi tertentu dalam implementasinya di sekolah. Artinya, proses pembelajarannya
masih berbasis kompetensi dan rumusan tujuan masih berstandar kompetensi, dan lain-lain
sebagaimana disosialisasikan pada KBK tahun 2004. KTSP merupakan penyempurnaan dari
Kurikulum 2004 atau yang juga dikenal dengan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
Seperti halnya KBK, KTSP juga berbasis kompetensi. Dengan demikian KTSP setidaknya
memiliki karakteristik: a. Berbasis kompetensi dasar (curriculum based competencies), bukan
materi pelajaran. b. Bertumpu pada pembentukan kemampuan yang dibutuhkan oleh siswa
(developmentally-appropriate-practice), bukan penerusan materi pelajaran. c. Berpendekatan
atau berpusat pembelajaran (learner centered curriculum), bukan pengajaran. d.
Berpendekatan terpadu atau integrative (integrative curriculum atau learninga across
curriculum), bukan diskrit. e. Bersifat diversifikatif, pluralistis, dan multicultural. f.
Bermuatan empat pilar pendidikan kesejagatan, yaitu belajar memahami (learnig to know),
belajar berkarya (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learnig to be oneself), dan
belajar hidup bersama (learning to live together). g. Berwawasan dan bermuatan manajemen
berbasis sekolah
KTSP merupakan kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
sekolah atau daerah, karakteristik sekolah atau daerah, sosial budaya masyarakat setempat
dan karakteristik peserta didik. Pengembangan dan penyusunan KTSP merupakan proses
yang kompleks dan melibatkan banyak pihak: guru, kepala sekolah, guru (konselor), dan
komite sekolah. Pihak sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
silabus berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan supervisi dinas
kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan di SD, SMP, SMA, SMK,
serta departemen yang menangani urusan pemerintah di bidang agama untuk MI, MTs, MA,
dan MAK. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ditujukan untuk menciptakan
tamatan yang kompeten dan cerdas dalam pengembangan identitas budaya dan bangsanya.
Kurikulum ini dapat memberikan dasardasar pengetahuan, keterampilan, pengalaman belajar
yang membangun integritas sosial serta membudayakan dan mewujudkan karakteristik
nasional, juga untuk mewujudkan guru dalam menyajikan pengalaman belajar yang sejalan
dengan prinsip belajar sepanjang hayat. Oleh karena itu, penyusunan kurikulum ini harus
diserahkan terhadap ahlinya, agar ada tim mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli
evaluasi, ahli administrasi, ahli implementasi dan sebagainya. Apabila tidak disesuaikan
dengan ahlinya maka sesuatu akan kurang berjalan dengan baik.

2.2 Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata
pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.
Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.

2.3 Prinsip-prinsip Pengembangan KTSP

KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan di bawah koordinasi dan supervise dinas pendidikan atau kantor Departemen
Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan
kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite
sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi
oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan
kurikulum yang disusun oleh BSNP.

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi


sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan
dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta
didik.

2. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta


didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif
terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang
bermakna dan tepat antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi


dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum
memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan


(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk
di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial,
keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian


keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antarsemua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan


pemberdayaan peserta didik agar mampu dan mau belajar yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang
serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan


kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan
sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).2.4 Dasar hukum dan regulasi dalam pelaksanaan Kurikulum

1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas


2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Mendiknas Nomor 22 tentang Standar Isi (SI)
4. Peraturan Mendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
(SKL)
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

 Kelebihan:
1. KTSP memberikan keleluasaan bagi sekolah di tiap daerah untuk menyesuaikan
kurikulum di sekolahnya masing-masing.
2. Semua keputusan dan penetapan kurikulum jatuh ke tangan masing-masing
sekolah di tiap daerah.
3. Sekolah-sekolah dapa mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.

 Kelemahan:
1. Karena kurikulum disesuaikan oleh masing-masing sekolah, ada risiko
ketidakseragaman dalam standar dan kualitas pendidikan antar sekolah.
2. Sering kali sekolah yang ada di daerah memiliki standar dan kualitas pendidikan
yang lebih rendah dari pada di kota. Hal ini dikarenakan infrastruktur sarana dan
prasarana sekolah yang ada di daerah tidak memadai sehingga pihak sekolah mau
tidak mau harus menurunkan Standar Kompetensi di sekolahnya.

2.6 Tantangan Implementasi Kurikulum satuan Pendidikan (KTSP) 2006

Tantangan implementasi dari pelaksanaan KTSP 2006 ini adalah diperlukannya waktu
yang cukup oleh pendidik dalam membina perkembangan peserta pendidiknya, terutam
peserta didikyang berkemampuan di bawah rata-rata. Kenyataan membuktikan, kondisi sosial
dan ekonomi yang menghimpit kesejahteraan hidup para guru, menyebabkan mereka kurang
berkonsentrasi dalam prose pembelajaran. Belum lagi mengingat kualitas guru yang kurang
merata di setiap daerah. Ini artinya, KTSP menghadapi kendala daya kreativitas dan
beragamnya kapasitas guru untuk membuat kurikulum sendiri.
Tantangan lainnya, KTSP menuntu kemampuan guru dalam menjalankan
pembelajaran berbasis kompetensi dengan merencanakan sendiri bagaimana strategi yang
tepat diterapkan sesuai dengan kondisi dan kemampuan daerah setempat. Masih banyak guru
yang belum memahami KTSP secara komprehensif baiknya konsepnya, penyusunannya
maupun prakteknya di lapangan. Kendala lain yang dialami oleh guru adalah ketidakpahaman
mengenai apa dan bagaimana melakukan evaluasi dengan portofolio. Karena ketidakpahaman
ini mereka kembali kepada pola assesment lama dengan tes-tes dan ulangan-ulangan yang
berbasis kognitif semata. Tidak adanya target materi dalam KTSP merupakan kendala lain
yang muncul dalam impelementasinya, sedangkan di satu pihak KTSP menekankan
kompetensi peserta didik yang berarti proses belajar harus diperhatikan oleh guru, materi
meskipun tidak diprioritaskan tetapi akhirnya harus diselesaikan juga. Dengan demikian guru
harus berpacu dengan waktu, sementara proses belajar tidak dapat dipastikan keberhasilannya
hal ini berdampak pada rendahnya hasil peserta didik yang dibina.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 merupakan kurikulum yang


memberikan otonomi kepada sekolah dalam mengembangkan kurikulumnya sendiri. KTSP
2006 bersifat desentralisasi, berbasis kompetensi, dan menggunakan pendekatan kontekstual.

KTSP 2006 telah mengalami beberapa kali perubahan dan penyempurnaan sejak
diluncurkan pada tahun 2006. Dampak positif KTSP 2006 antara lain meningkatnya
partisipasi masyarakat, mutu pembelajaran, dan prestasi belajar peserta didik. Meskipun
masih terdapat beberapa tantangan, KTSP 2006 telah memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

3.2 Saran

Diperlukan upaya yang lebih besar dalam memberikan dukungan dan pelatihan
kepada guru, meningkatkan ketersediaan sumber daya, serta mengintegrasikan elemen-
elemen yang relevan dengan tuntutan zaman ke dalam kurikulum. Selain itu, evaluasi terus-
menerus terhadap implementasi KTSP perlu dilakukan untuk memastikan efektivitasnya
dalam mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Dengan demikian, KTSP dapat terus
berkembang sebagai kerangka kerja yang relevan dan responsif terhadap perubahan dalam
dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, B. I. (2016). Perbandingan implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan


(KTSP) dan kurikulum 2013 di SMAN 1 Sinjai Utara. Jurnal Mirai Management, 1(1), 1-9.
Uran, L. L. (2018). Evaluasi implementasi KTSP dan Kurikulum 2013 pada SMK se-
Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan, 22(1),
1-11.
Ananda, A. P., & Hudaidah, H. (2021). Perkembangan kurikulum pendidikan di Indonesia
dari masa ke masa. SINDANG: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Kajian Sejarah, 3(2), 102-
108.
Sanjaya, W. (2011). Kurikulum dan pembelajaran: Teori dan praktik pengembangan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

Anda mungkin juga menyukai