Anda di halaman 1dari 29

Mata Kuliah : Telaah Kurikulum

Dosen : Dr. Ayi Darmana, M.Si.

PERBEDAAN PENDEKATAN BELAJAR ANTARA


KURIKULUM 2013(K-13) DAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN (KTSP)

OLEH
KELOMPOK : V (LIMA)
NAMA : RAHMAINI TANJUNG 4151131033
YOLANDARI 4151131043
ROSDELITA PAKPAHAN 4152131024
RAYI SEKAR SARI 4153131027

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkatNya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Penulis juga berterimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah dan
dosen pengganti pembimbing mata kuliah ini karena Beliau telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini merupakan suatu bentuk tugas guna memenuhi tugas mata
kuliah Telaah Kurikulum dengan materi perbedaan pendekatan belajar antara
kurikulum 2013 dengan ktsp.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan dalam


penulisan Makalah ini, Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
dari Bapak dosen pembimbing dan dosen pengganti pembimbing serta rekan-
rekan yang membaca makalah ini. Atas perhatiannya, penulis mengucapkan
terimakasih.

Medan, 14 Maret 2018

Penulis

Kelompok V

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................................................i


Daftar Isi.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1.Latar Belakang Masalah ........................................................................1
1..2.Rumusan Masalah .................................................................................2
1.3.Tujuan ....................................................................................................2
1.4.Manfaat Penulisan ..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3
2.1.KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) ....................................3
2.2.Kurikulum 2013 .....................................................................................8
2.3.Perbedaan Antara Kurikulum 2013 dengan KTSP ................................11
BAB III PENUTUP....................................................................................................25
1. Kesimpulan ............................................................................................25
2. Saran ......................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan nasional kita masih menghadapi berbagai macam persoalan.
Persoalan itu memang tidak akan pernah selesai, karena substansi yang
ditransformasikan selama proses pendidikan dan pembelajaran selalu berada di
bawah tekanan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemajuan
masyarakat. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta
didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi
faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia
sepanjang jaman.
Salah satu persoalan pendidikan kita yang masih menonjol saat ini adalah
adanya kurikulum yang silih berganti dan terlalu membebani anak tanpa ada arah
pengembangan yang betul-betul diimplementasikan sesuai dengan perubahan
yang diinginkan pada kurikulum tersebut.
Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mengarah pada
perbaikan sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap
belum sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga perlu adanya revitalisasi
kurikulum. Usaha tersebut mesti dilakukan demi menciptakan generasi masa
depan berkarakter, yang memahami jati diri bangsanya dan menciptakan anak
yang unggul, mampu bersaing di dunia internasional.
Kurikulum sifatnya dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan
perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa,
maka semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Persaingan ilmu
pengetahuan semakin gencar dilakukan oleh dunia internasional, sehingga
Indonesia juga dituntut untuk dapat bersaing secara global demi mengangkat
martabat bangsa. Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan yang akan
menimpa dunia pendidikan kita, ketegasan kurikulum dan implementasinya

1
sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal
dengan negara-negara maju di dunia.
Maka dari itu saya menyusun makalah ini yang berjudul “Perbedaan
Kurikulum 2013 dengan Kurikulum KTSP”, dengan harapan agar menjadi refleksi
kita bersama untuk kemajuan pendidikan Indonesia itu sendiri.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum ?
2. Bagaimana karakteristik Kurikulum 2013 ?
3. Bagaimana karakteristik Kurikulum KTSP ?
4. Apa saja perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan Kurikulum KTSP ?

1.3. TUJUAN MASALAH


u Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk dapat memahami secara
mendalam mengenai :
1. Pengertian kurikulum.
2. Karakteristik Kurikulum 2013.
3. Karakteristik Kurikulum KTSP.
4. Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum KTSP.

1.4. MANFAAT PENULISAN


1. Bagi penulis, belajar menyusun makalah dan lebih mengetahui serta memahami
tentang perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum KTSP.
2. Bagi kalangan akademik, diharapkan penyusunan makalah ini dapat dijadikan
sebagai bahan studi perbandingan serta sebagai bahan pertimbangan untuk
penelitian dan pengembangan lebih lanjut.
3. Bagi kalangan umum, diharapkan penyusunan makalah ini nantinya dapat
bermanfaat dan dapat dipertimbangkan pengembangannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)


a. Pengertian KTSP
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan Bab 1 Pasal 1 Ayat (15) Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) adalah “Kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.” KTSP merupakan
penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah
(Muslich, 2007:17). Kurikulum tersebut telah diberlakukan secara berangsung-
angsur mulai tahun pelajaran 2006/2007, pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
Berdasarkan definisi tersebut, maka pihak sekolah diberikan kewenangan
penuh untuk mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum.
Implementasi KTSP menuntut kemampuan sekolah dengan cara memberikan
otonomi yang lebih besar kepada sekolah dalam pengembangan kurikulum,
karena masing-masing sekolah lebih mengetahui tentang kondisi satuan
pendidikannya.
Kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus diselesaikan oleh
siswa serta rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru dan sejumlah pengalaman
belajar yang harus dilakukan oleh siswa. Dalam penyelenggaraan pendidikan
perlu adanya komponen-komponen pendidikan agar tercapainya tujuan
pendidikan, diantaranya adalah tenaga pendidik, peserta didik, lingkungan, alat-
alat pendidikan, kurikulum dan fasilitas yang mendukung tercapainya tujuan
pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurnaan
dari Kurikulum 2004 (KBK). KTSP diwujudkan dalam bentuk standar kompetensi
dan kompetensi dasar dan telah disahkan penggunaannya di sekolah, baik negeri
maupun swasta, yang diberlakukan secara bertahap pada tahun pelajaran
2006/2007, pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pemerintah pusat

3
(Depdiknas) mengharapkan paling lambat tahun pelajaran 2009/2010, semua
sekolah telah menerapkan KTSP (Mulyasa, 2007:1-2).
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan
dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional
Pendidikan ( BSNP ). KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus..
KTSP memupunyai beberapa landasan, landasan tersebut adalah :
a. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
b. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
c. Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi
d. Permendiknas No. 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
e. Permendiknas No. 24/2006 tentang pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan
23/2006
b. Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi)
kepada lembaga pendidikan. KTSP memberikan kesempatan kepada sekolah
untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkan KTSP adalah :
a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan
sumberdaya yang tersedia.
b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengan bilan keputussan bersama.
c. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas
pendidikan yang akan dicapai.
c. Karakteristik KTSP
Pada KTSP, kewenangan tingkat satuan pendidikan atau sekolah untuk
mengembangkan dan mengelola kurikulum lebih diperbesar. Karakteristik
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

4
(KTSP) memungkinkan berkurangnya materi pembelajaran yang banyak dan
padat, tersusunnya perangkat standar dan patokan kompetensi yang perlu dikuasai
oleh peserta didik, berkurangnya beban tugas guru yang selama ini sangat banyak
dan beban belajar siswa yang selama ini sangat berat, serta terbukanya
kesempatan bagi sekolah untuk mengembangkan kemandirian sesuai dengan
kondisi yang ada di sekolah. Sebagai sebuah konsep dan program, KTSP memiliki
Karakteristik sebagai berikut:
1) KTSP menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
individual maupun klasikal. Dalam KTSP peserta didik dibentuk untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan
minat yang pada akhirnya akan membentuk pribadi yang terampil dan
mandiri
2) KTSP berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman;
3) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode
yang bervariasi;
4) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif;
5) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi (Kunandar, 2007:138).
Dalam KTSP hanya dideskripsikan standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Guru sendiri yang harus menentukan indikator dan materi pokok pelajaran,
disesuaikan dengan situasi daerah dan minat peserta didik. Oleh karena itu, dalam
mengimplementasikan KTSP di sekolah (kepala sekolah dan guru) diberikan
otonomi yang lebih besar dalam pengembangan kurikulum dengan tetap
memperhatikan karakteristik KTSP, karena masing-masing sekolah dipandang
lebih tahu tentang kondisi satuan pendidikannya. Keberhasilan atau kegagalan
implementasi kurikulum di sekolah sangat bergantung pada kepala sekolah dan
guru, karena dua figur tersebut merupakan kunci yang menentukan dan
menggerakkan berbagai komponen di lingkungan sekolah. Setiap sekolah dapat
mengelola dan mengembangkan berbagai potensinya secara optimal dalam
kaitannya dengan implementasi KTSP.

5
d. Ciri-ciri Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1. KTSP memberi kebebasan kepada tiap-tiap sekolah untuk
menyelenggarakan program pendidikan sesuai dengan kondisi lingkungan
sekolah, kemampuan peserta didik, sumber daya yang tersedia dan
kekhasan daerah.
2. Orang tua dan masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran.
3. Guru harus mandiri dan kreatif.
4. Guru diberi kebebasan untuk memanfaatkan berbagai metode
pembelajaran..Beberapa ciri terpenting dari KTSP adalah sebagai berikut :
1. KTSP menganut prinsip Fleksibilitas
2. KTSP membutuhkan pemahaman dan keinginan sekolah untuk mengubah
kebiasaan lama yakni pada kebergantungan pada birokrat..
3. Guru kreatif dan siswa aktif.
4. KTSP dikembangkan dengan prinsip diversifikasi.
5. KTSP sejalan dengan konsep desentralisasi dan MBS ( Manajemen
Berbasis Sekolah )
6. KTSP tanggap terhadap perkembangan iptek dan seni.
7. KTSP beragam dan terpadu

e. Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


Untuk melihat keunggulan atau kelebihan KTSP dengan kurikulum-
kurikulum sebelumnya perlu dicari bahan pembanding. Karena sesuatu dianggap
lebih baik kalau dapat dibandingkan dengan sesuatu yang lain untuk menunjukkan
keunggulannya. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui kelebihan dan kelemahan
KTSP terlebih dahulu, kemudian baru kita mengetahui perbedaan antara KTSP
dan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Misalnya antara KTSP dan KBK 2004
atau KTSP dan kurikulum 1994.
Setiap kurikulum memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing
tergantung kepada situasi dan kondisi, dimana kurikulum tersebut diberlakukan.
Menurut Fasli Jalal (dalam Imam Hanafie, 2008:1-5), kelebihan yang dimiliki
KTSP adalah:

6
 Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan
pendidikan.
 Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk
semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program
pendidikan.
 KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan
siswa.
 KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan
memberatkan kurang lebih 20 %.
 KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus
untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.
Sementara beberapa kelemahan dalam KTSP maupun penerapannya, antara
lain:
 Kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan mampu
menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada.
 Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai
kelengkapan.
 Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik
konsep penyusunan maupun prakteknya di lapangan.
 Penerapan KTSP merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan
berdampak berkurang pendapatan para guru.
 Beberapa kelebihan KTSP tersebut merupakan faktor pendukung bagi sekolah
untuk meningkatan mutu pembelajarannya. Sedangkan faktor kelemahannya
merupakan faktor penghambat yang harus diantisipasi dan diatasi oleh pihak
sekolah dan juga menjadi perhatian bagi pemerintah agar pemberlakuan KTSP
tidak hanya akan menambah daftar persoalan yang dihadapi dalam dunia
pendidikan kita.
Dengan demikian, ide dasar KTSP adalah mengembangkan pendidikan
demokratis dan non monopolistik dengan cara memberikan otonomi yang lebih
besar kepada sekolah dalam pengembangan kurikulum, karena masing-masing
sekolah dipandang lebih tahu tentang kondisi satuan pendidikannya.

7
2.2. Kurikulum 2013
a. Pengertian
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan
tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap
di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk
mengantisipasi perkembangan masa depan. Titik beratnya, bertujuan untuk
mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan
observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa
yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.
Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan
kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap,
ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif,
dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi
berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih
baik.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada
tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan
ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat
menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat.
b. Karakteristik dan Ciri Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum
berbasis kompetensi adalah outcomes-based curriculum dan oleh karena itu
pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang
dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum
diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum dartikan sebagai

8
pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh
peserta didik.
Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang sebagai berikut:
1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar
(KD) mata pelajaran.
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (kognitif dan
psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,
kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki
seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang
diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik
untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu
untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah
diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah
pada kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements)
Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan
untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata
pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI)
atau satu kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK).
Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas
tersebut.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk
mata pelajaran dan kelas tersebut.
9. Mewujudkan pendidikan berkarakter

9
Pendidkan berkarakter sebenarnya merupakan karakter dan ciri pokok
kurikulum pendidikan sebelumnya. Dimana dalam kurikulum tersebut
dituntut bagaimana mencetak peserta didik yang memiliki karakter yang baik,
bermoral dan mmemiliki budi pekerti yang baik. Namun pada implementasi
kkurikulum ini masih terdapat berbagai kekuragan sehingga menuaiberbagai
kritik. sehingga kurikulum berbasis kompetensi ini direvisi guna menciptakan
sistem pendidikan yang berkelanjutan dan dapat mencerdaskan kehidupan
bangsa.
10. Menciptakan Pendidikan Berwawasan Lokal
Wawasan lokal merupakan satu hal yang sangat penting. Namun pada
kenyataan yang terjadi selama ini, potensi dan budaya lokal seaan terabaikan
dan tergerus oleh tingginya pengaruh buudaya modern. Budaya yang
cenderung membawa masyarakat untuk melupakan cita-cita luhur nenek
moyang dan potensi yang dimilikinya dari dalam jiwa. Hal itulah yang
mendorong bagaimana penanaman budaya lokal dalam pendidikan dapat
diterapkan. Sistem ini akan diterapkan dalam konsep sintem pendidikan
kurikulum 2013. Sistem yang dapat lebih mengentalkan budaya lokal yang
selamaa ini dilupakan dan seakan diacuhkan. Olehnya itu dengan sistem
pendidkan kurikulum 2013 diharapkan pilar budaya lokal dapat kembali
menjadi inspirasi dan implementasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Dihrapkan budaya lokal dapat menjadi ciri penting dan menjadi raja di negeri
sendiri dan tidak punah ditelan zaman.
11. Menciptakan Pendidikan yang ceria dan Bersahabat
Pendidikan tidak hanya sebagai media pembelajaran. Tetapi pada dasarnya
pendidikan merupakan tempat untuk menggali seluruh potensi dalam diri.
Olehnya itu, dengan sistem pendidikan yang diterapkan pada kurikulum 2013
nantinya akan diharapkan dapat menggali seluruh potensi diri peserta didik,
baik restasi akademik maupun non akademik. Maka dengan begitu pada
kurikulum 2013 nantinya akan diterapkan pendidikan yang lebih
menyenangkan, bersahabat, menarik dan berkompeten. Sehingga dengan cara
tersebut diharapkan seluruh potensi dan kreativitas serta inovasi peserta didik
dapat tereksploitasi secara cepat dan tepat.

10
Pada Kurikulum 2013 ada perubahan mendasar dibanding kurikulum
sekarang, yaitu antara lain :
1) Untuk SD, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapat
dikurangi menjadi 6 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran
 IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia , Matematika, dll
 IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, dll
 Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya serta
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
 Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran
2) Untuk SD, menambah 4 jam pelajaran per minggu akibat perubahan proses
pembelajaran dan penilaian
3) Untuk SMP, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 12
dapat dikurangai menjadi 10 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran
 TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri
sendiri
 Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya
 Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran
4). Untuk SMP, menambah 6 jam pelajaran per minggu sebagai akibat dari
perubahan pendekatan proses pembelajaran dan proses penilaian

2.3. PERBEDAAN KURIKULUM 2013 DENGAN KTSP


Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013.
Sedangkan implementasinya telah diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014 di
sekolah-sekolah tertentu atau masih terbatas. Dulu dan sekarang, kita sudah
mengenal dengan yang namanya KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan yang mulai diberlakukan sejak tahun ajaran 2007/2008. Kalau kita
cermati bersama, perbedaan paling mendasar antara Kurikulum 2013 dengan
KTSP. Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan
satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus
beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu
yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.

11
Namun dibalik perbedaan yang ada, sebenarnya juga terdapat kesamaan
esensi antara Kurikulum 2013 dengan KTSP. Misalnya tentang pendekatan
ilmiah (Scientific Approach) yang pada hakekatnya adalah pembelajaran
berpusat pada siswa. Siswa mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan.
Pendekatan ini mempunyai esensi yang sama dengan Pendekatan Keterampilan
Proses (PKP). Masalah pendekatan sebenarnya bukan masalah kurikulum, tetapi
masalah implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi pendekatan ilmiah yang
diperkenalkan di Kurikulum 2013 akan bernasib sama dengan pendekatan-
pendekatan kurikulum terdahulu bila guru tidak paham dan tidak bisa
menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.
Berikut ini adalah perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan KTSP

No Kurikulum 2013 KTSP

SKL (Standar Kompetensi Lulusan)


ditentukan terlebih dahulu, melalui Standar Isi ditentukan terlebih
Permendikbud No 54 Tahun 2013. dahulu melaui Permendiknas No 22
Setelah itu baru ditentukan Standar Tahun 2006. Setelah itu ditentukan
1
Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar SKL (Standar Kompetensi Lulusan)
Kurikulum, yang dituangkan dalam melalui Permendiknas No 23 Tahun
Permendikbud No 67, 68, 69, dan 2006
70 Tahun 2013

12
Aspek kompetensi lulusan ada
keseimbangan soft skills dan hard
lebih menekankan pada aspek
2 skills yang meliputi aspek
pengetahuan
kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan

di jenjang SD Tematik Terpadu di jenjang SD Tematik Terpadu


3
untuk kelas I-VI untuk kelas I-III

Jumlah jam pelajaran per minggu


Jumlah jam pelajaran lebih sedikit
lebih banyak dan jumlah mata
4 dan jumlah mata pelajaran lebih
pelajaran lebih sedikit dibanding
banyak dibanding Kurikulum 2013
KTSP

Proses pembelajaran setiap tema di


jenjang SD dan semua mata
pelajaran di jenjang
SMP/SMA/SMK dilakukan dengan
Standar proses dalam pembelajaran
pendekatan ilmiah (saintific
5 terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi,
approach), yaitu standar proses
dan Konfirmasi
dalam pembelajaran terdiri dari
Mengamati, Menanya, Mengolah,
Menyajikan, Menyimpulkan, dan
Mencipta.

TIK (Teknologi Informasi dan


Komunikasi) bukan sebagai mata
6 TIK sebagai mata pelajaran
pelajaran, melainkan sebagai media
pembelajaran

13
Standar penilaian menggunakan
penilaian otentik, yaitu mengukur Penilaiannya lebih dominan
7 semua kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan pada aspek pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil.

Pramuka bukan ekstrakurikuler


8 Pramuka menjadi ekstrakuler wajib
wajib

Pemintan (Penjurusan) mulai kelas


9 Penjurusan mulai kelas XI
X untuk jenjang SMA/MA

BK lebih pada menyelesaikan


BK lebih menekankan
10
mengembangkan potensi siswa
masalah siswa

1. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Sesuai KTSP


Secara umum terdapat 4 macam pendekatan pembelajaran yang sesuai
dengan prinsip-prinsip KTSP dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu:
1) Pembelajaran Langsung;
2) Pembelajaran Kontekstual;
3) Pembelajaran Berbasis Masalah;
4) Pembelajaran Kooperatif.
1) Pembelajaran Langsung
Pendekatan pembelajaran ini bertujuan mengembangkan penguasaan
pengetahuan/ketrampilan melalui penyajian langsung oleh guru. Kegiatan
pembelajaran dilaksanakan dengan langkah-langkah kegiatan guru sebagai
berikut:
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa;
2. Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan;
3. Membimbing siswa berlatih menerapkan pengetahuan/ketrampilan;
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik;

14
5. Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.
2) Pembelajaran Kontekstual
Pendekatan pembelajaran ini bertujuan mengkaitkan materi ajar dengan
situasi dunia nyata yang dikenal siswa. Kegiatan pembelajaran melibatkan
kegiatan-kegiatan guru sebagai berikut:
1. Kegiatan memfasilitasi;
2. Kegiatan mendorong penyelidikan (inquiry);
3. Kegiatan merangsang bertanya;
4. Kegiatan membentuk komunitas belajar (learning community);
5. Kegiatan pemodelan;
6. Kegiatan mendorong refleksi;
7. Kegiatan penilaian otentik.

3) Pembelajaran Berbasis Masalah


Pendekatan pembelajaran ini memulai pembelajaran dengan pemecahan
masalah yang penting dan cocok bagi siswa. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan
dengan langkah-langkah kegiatan guru sebagai berikut:
1. Persiapan: menyusun masalah yang akan dijadikan titik pangkal (starting
point) pembelajaran;
2. Orientasi: menyajikan masalah di kelas dan Memberi kesempatan kepada
siswa untuk memahami situasi atau maksud masalah;
3. Eksplorasi: memberi kesempatan kepada siswa untuk memecahkan
masalah dengan strategi yang diciptakan sendiri oleh siswa;
4. Negosiasi: mendorong para siswa untuk mengkomunikasikan dan
mendiskusikan proses dan hasil pemecahan masalah, sehingga diperoleh
gagasan-gagasan atau tindakan-tindakan yang dapat diterima kelas.
5. Integrasi: memandu siswa untuk merefleksikan proses pemecahan
masalah, serta merumuskan hasil-hasil belajar yang diperoleh dari
kegiatan pemecahan masalah.

15
4) Pembelajaran Kooperatif
Pendekatan pembelajaran ini memanfaatkan kelompok-kelompok kecil
siswa yang bekerja bersama untuk mencapai sasaran belajar, dan memungkinkan
siswa memaksimalkan proses belajar satu sama lain. Kegiatan pembelajaran
dilaksanakan dengan teknik-teknik antara lain sebagai berikut:
1. Teknik Sebaran Prestasi (Student Teams-Achievement Division): Siswa
berkelompok mengerjakan soal latihan dalam lembar kerja. Tiap
kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang, yang terdiri dari seorang
berkemampuan rendah, seorang berkemampuan tinggi, dan sisanya
berkemampuan sedang. Setelah semua kelompok selesai bekerja, guru
memberi kunci jawaban soal dan meminta diminta memeriksa hasil kerja.
Kemudian guru mengadakan ulangan/kuis.
2. Teknik Susun Gabung (Jigsaw): Dalam kelompok, tiap-tiap siswa
mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan
bagian itu kepada semua anggota kelompok. Kemudian guru mengadakan
ulangan/kuis.
3. Teknik Penyelidikan Berkelompok (Group Investigation): Tiap-tiap
kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian
menjelaskan bagian itu kepada semua siswa di kelas.
4. Teknik Cari Pasangan: Tiap siswa di kelas memperoleh 1 lembar kartu.
Tiap kartu berisi 1 bagian materi pelajaran. Kemudian mereka harus
mencari siswa-siswa pemegang kartu yang isinya berkaitan dengan isi
kartunya. Para siswa yang isi kartunya berkaitan lalu berkelompok dan
mendiskusikan keseluruhan materi.
5. Teknik Tukar Pasangan: Siswa berkelompok mengerjakan soal latihan
dalam lembar kerja. Kemudian mereka berganti pasangan kelompok, dan
mendiskusikan hasil kerja dari kelompok semula.

Strategi Pembelajaran Terbaik


Strategi pembelajaran yang terbaik adalah mengurangi pendekatan
pembelajaran langsung, dan meningkatkan penggunaan pendekatan-pendekatan
pembelajaran kontekstual, berbasis masalah, dan kooperatif. Kiat-kiat menerapkan
strategi tersebut disarankan sebagai berikut:

16
1. Pendekatan pembelajaran kontekstual paling baik digunakan untuk
mengajar materi baru. Dilaksanakan dengan cara melibatkan kegiatan
penyelidikan, bertanya, membangun komunitas belajar, pemodelan,
refleksi, dan penilaian otentik.
2. Pendekatan pembelajaran langsung dimodifikasi, yaitu dengan melibatkan
partisipasi dan inisiatif siswa. Hal ini paling baik digunakan untuk
mengajar materi lanjutan (bukan materi baru).
3. Pendekatan berbasis masalah paling baik digunakan untuk latihan
penerapan pengetahuan/ketrampilan. Dilaksanakan dengan 5 langkah:
persiapan, orientasi, eksplorasi, negosiasi, dan integrasi.
4. Pendekatan kooperatif paling baik digunakan untuk membuat variasi
kegiatan pembelajaran di kelas. Dilaksanakan dengan pola: I-I-K1-I-I-K2-
I-I-K3-I-I-K4-I-I-K5-I-I-K1-I-I-K2-I-I-K3-I-I-K4-I-I-K5-I-I-K1-... dst.
5. Pendekatan pembelajaran langsung paling baik digunakan untuk
menyiapkan siswa menghadapi ulangan tengah semester/akhir
semester/kenaikan kelas atau ujian.

2. Konsep dan Strategi Pembelajaran Kurikulum 2013


A. Pandangan Tentang Pembelajaran
Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk
bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat
manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk
memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang
diharapkan.

Lebih lanjut, strategi pembelajaran harus diarahkan untuk memfasilitasi


pencapaian kompetensi yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum agar
setiap individu mampu menjadi pebelajar mandiri sepanjang hayat. dan yang pada
gilirannya mereka menjadi komponen penting untuk mewujudkan masyarakat
belajar. Kualitas lain yang dikembangkan kurikulum dan harus terealisasikan

17
dalam proses pembelajaran antara lain kreativitas, kemandirian, kerjasama,
solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan kecakapan hidup peserta didik
guna membentuk watak serta meningkatkan peradaban dan martabat bangsa.

Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum,


kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang: (1) berpusat pada peserta
didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi
menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan
kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui
penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan,
kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.

Di dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk menemukan sendiri


dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan
yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi
informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan jaman tempat dan
waktu ia hidup.

Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak


dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah
subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah,
mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus
berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk
mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Agar benar-benar
memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong
untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya,
dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya.

Guru memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan mengembangkan


suasana belajar yang memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan,
menerapkan ide-ide mereka sendiri, menjadi sadar dan secara sadar menggunakan
strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru mengembangkan kesempatan belajar
kepada peserta didik untuk meniti anak tangga yang membawa peserta didik
kepemahaman yang lebih tinggi, yang semula dilakukan dengan bantuan guru

18
tetapi semakin lama semakin mandiri. Bagi peserta didik, pembelajaran harus
bergeser dari “diberi tahu” menjadi “aktif mencari tahu”.

Di dalam pembelajaran, peserta didik mengkonstruksi pengetahuan bagi


dirinya. Bagi peserta didik, pengetahuan yang dimilikinya bersifat dinamis,
berkembang dari sederhana menuju kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan di
sekitarnya menuju ruang lingkup yang lebih luas, dan dari yang bersifat konkrit
menuju abstrak. Sebagai manusia yang sedang berkembang, peserta didik telah,
sedang, dan/atau akan mengalami empat tahap perkembangan intelektual, yakni
sensori motor, pra-operasional, operasional konkrit, dan operasional formal.

Secara umum jenjang pertama terjadi sebelum seseorang memasuki usia


sekolah, jejang kedua dan ketiga dimulai ketika seseorang menjadi peserta didik
di jenjang pendidikan dasar, sedangkan jenjang keempat dimulai sejak tahun
kelima dan keenam sekolah dasar.

Proses pembelajaran terjadi secara internal pada diri peserta didik. Proses
tersebut mungkin saja terjadi akibat dari stimulus luar yang diberikan guru, teman,
lingkungan. Proses tersebut mungkin pula terjadi akibat dari stimulus dalam diri
peserta didik yang terutama disebabkan oleh rasa ingin tahu. Proses pembelajaran
dapat pula terjadi sebagai gabungan dari stimulus luar dan dalam. Dalam proses
pembelajaran, guru perlu mengembangkan kedua stimulus pada diri setiap peserta
didik.

Di dalam pembelajaran, peserta didik difasilitasi untuk terlibat secara aktif


mengembangkan potensi dirinya menjadi kompetensi. Guru menyediakan
pengalaman belajar bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan yang
memungkinkan mereka mengembangkan potensi yang dimiliki mereka menjadi
kompetensi yang ditetapkan dalam dokumen kurikulum atau lebih. Pengalaman
belajar tersebut semakin lama semakin meningkat menjadi kebiasaan belajar
mandiri dan ajeg sebagai salah satu dasar untuk belajar sepanjang hayat.

Dalam suatu kegiatan belajar dapat terjadi pengembangan sikap,


pengetahuan, dan keterampilan dalam kombinasi dan penekanan yang bervariasi.
Setiap kegiatan belajar memiliki kombinasi dan penekanan yang berbeda dari

19
kegiatan belajar lain tergantung dari sifat muatan yang dipelajari. Meskipun
demikian, pengetahuan selalu menjadi unsur penggerak untuk pengembangan
kemampuan lain.
B. Pembelajaran Langsung dan Tidak Langsung
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu
proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses
pembelajaran langsung adalah proses pendidikan dimana peserta didik
mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan
psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang
dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam
pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis,
dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis.
Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan
langsung atau yang disebut dengan instructional effect.

Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama


proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus.
Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap.
Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses
pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai
proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran
dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh
karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan yang
terjadi selama belajar di sekolah dan di luar dalam kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran untuk mengembangkan moral dan
perilaku yang terkait dengan sikap.

Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi


secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan
pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4.
Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan
menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran

20
tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang
dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
1. Mengamati;
2. Menanya;
3. Mengumpulkan informasi;
4. Mengasosiasi; dan
5. Mengkomunikasikan.

Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan


belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 1: Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan


Maknanya.

LANGKAH KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG


PEMBELAJARAN DIKEMBANGKAN
Mengamati Membaca, mendengar, Melatih kesungguhan,
menyimak, melihat (tanpa ketelitian, mencari informasi
atau dengan alat)
Menanya Mengajukan pertanyaan Mengembangkan kreativitas,
tentang informasi yang rasa ingin tahu,
tidak dipahami dari apa kemampuan merumuskan
yang diamati atau pertanyaan untuk membentuk
pertanyaan untuk pikiran kritis yang perlu
mendapatkan informasi untuk hidup cerdas dan
tambahan tentang apa belajar sepanjang hayat
yang diamati (dimulai
dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan
yang bersifat
hipotetik)
Mengumpulkan melakukan eksperimen Mengembangkan sikap teliti,

21
informasi/eksperimen membaca sumber lain jujur, sopan, menghargai
selain buku teks pendapat orang lain,
mengamati kemampuan berkomunikasi,
objek/kejadian/ aktivitas menerapkan kemampuan
wawancara dengan mengumpulkan informasi
nara sumber melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Mengasosiasikan/ mengolah informasi Mengembangkan sikap jujur,
mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, teliti, disiplin, taat aturan,
baik terbatas dari hasil kerja keras, kemampuan
kegiatan mengumpulkan/ menerapkan prosedur dan
eksperimen maupun hasil kemampuan berpikir induktif
dari kegiatan mengamati serta deduktif dalam
dan kegiatan menyimpulkan
mengumpulkan
informasi.
Pengolahan informasi
yang dikumpulkan dari
yang bersifat menambah
keluasan dan kedalaman
sampai kepada
pengolahan informasi
yang bersifat mencari
solusi dari berbagai
sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda
sampai kepada yang
bertentangan
Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil Mengembangkan sikap jujur,
pengamatan, kesimpulan teliti, toleransi, kemampuan

22
berdasarkan hasil berpikir sistematis,
analisis secara lisan, mengungkapkan pendapat
tertulis, atau media dengan singkat dan jelas, dan
lainnya mengembangkan kemampuan
berbahasa yang baik dan
benar.
Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait
dengan sikap seperti jujur, teliti, kerjasama, toleransi, disiplin, taat aturan,
menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP.

Cara pengumpulan data sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang
dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum,
dan sebagainya. Sebelum menggunakannya peserta didik harus tahu dan terlatih
dilanjutkan dengan menerapkannya.

Berikutnya adalah contoh aplikasi dari kelima kegiatan belajar (learning event)
yang diuraikan dalam tabel 1 di atas.
a. Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi
kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat,
menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat,
membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.

b. Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas
kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak,
dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat
mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang
konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur,
atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai
kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik
dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru
untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu

23
mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah
pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta
didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat
dikembangkan.
Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih
lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan
peserta didik, dari sumber yang tunggalsampai sumber yang beragam.

c. Mengumpulkan dan mengasosiasikan


Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat
membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang
lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul
sejumlah informasi. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya
yaitu memeroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan
informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan
mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.

d. Mengkomunikasikan hasil
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang
ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan
pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.

24
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,


dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Setiap
kurikulum memiliki ciri khas dan karakteristik sendiri-sendiri. KTSP adalah
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan. Sedangkan kurikulum 2013 merupakan bagian dari melanjutkan
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada
tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
secara terpadu. Kurikulum 2013 dan KTSP mempunyai perbedaan seperti KTSP
mata pelajaran yang dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar
sendiri sedangkan kurikulum 2013 mata pelajaran yang dirancang terkait satu
dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti
tiap kelas. Selain itu Perbedaan lain terlihat pada kurikulum KTSP siswa SMA
ada penjurusan sejak kelas XI sedangkan kalau kurikulum 2013 siswa SMA tidak
ada penjurusan SMA. Ada mata pelajaran wajib, peminatan, antar minat, dan
pendalaman minat.

3.2. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, jadi kami meminta kritik dan
saran dari Bapak Dosen Pengampu serta teman-teman sekalian. Apabila terdapat
kesalahan pengucapan tutur kata saat penyampaian makalah ini, kami selaku
penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dalam menambah ilmu kita semua.

25
DAFTAR PUSTAKA

http://bastiawanade.blogspot.co.id/2013/10/konsep-dan-strategi-
pembelajaran.html (diakses tanggal 12 maret 2018 pukul 20.45 WIB)

http://info-data-guru-ptk.blogspot.co.id/2014/01/perbedaan-kurikulum-2013-
dengan-ktsp.html (diakses tanggal 12 maret 2018 pukul 20.00 WIB)

http://p4-usd.blogspot.co.id/2009/04/pendekatan-dan-strategi-pembelajaran.html
(diakses tanggal 12 maret 2018 pukul 20.30 WIB)

26

Anda mungkin juga menyukai