OLEH
KELOMPOK : V (LIMA)
NAMA : RAHMAINI TANJUNG 4151131033
YOLANDARI 4151131043
ROSDELITA PAKPAHAN 4152131024
RAYI SEKAR SARI 4153131027
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkatNya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Penulis juga berterimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah dan
dosen pengganti pembimbing mata kuliah ini karena Beliau telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini merupakan suatu bentuk tugas guna memenuhi tugas mata
kuliah Telaah Kurikulum dengan materi perbedaan pendekatan belajar antara
kurikulum 2013 dengan ktsp.
Penulis
Kelompok V
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal
dengan negara-negara maju di dunia.
Maka dari itu saya menyusun makalah ini yang berjudul “Perbedaan
Kurikulum 2013 dengan Kurikulum KTSP”, dengan harapan agar menjadi refleksi
kita bersama untuk kemajuan pendidikan Indonesia itu sendiri.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
(Depdiknas) mengharapkan paling lambat tahun pelajaran 2009/2010, semua
sekolah telah menerapkan KTSP (Mulyasa, 2007:1-2).
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan
dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional
Pendidikan ( BSNP ). KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus..
KTSP memupunyai beberapa landasan, landasan tersebut adalah :
a. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
b. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
c. Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi
d. Permendiknas No. 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
e. Permendiknas No. 24/2006 tentang pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan
23/2006
b. Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi)
kepada lembaga pendidikan. KTSP memberikan kesempatan kepada sekolah
untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkan KTSP adalah :
a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan
sumberdaya yang tersedia.
b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengan bilan keputussan bersama.
c. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas
pendidikan yang akan dicapai.
c. Karakteristik KTSP
Pada KTSP, kewenangan tingkat satuan pendidikan atau sekolah untuk
mengembangkan dan mengelola kurikulum lebih diperbesar. Karakteristik
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
4
(KTSP) memungkinkan berkurangnya materi pembelajaran yang banyak dan
padat, tersusunnya perangkat standar dan patokan kompetensi yang perlu dikuasai
oleh peserta didik, berkurangnya beban tugas guru yang selama ini sangat banyak
dan beban belajar siswa yang selama ini sangat berat, serta terbukanya
kesempatan bagi sekolah untuk mengembangkan kemandirian sesuai dengan
kondisi yang ada di sekolah. Sebagai sebuah konsep dan program, KTSP memiliki
Karakteristik sebagai berikut:
1) KTSP menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
individual maupun klasikal. Dalam KTSP peserta didik dibentuk untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan
minat yang pada akhirnya akan membentuk pribadi yang terampil dan
mandiri
2) KTSP berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman;
3) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode
yang bervariasi;
4) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif;
5) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi (Kunandar, 2007:138).
Dalam KTSP hanya dideskripsikan standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Guru sendiri yang harus menentukan indikator dan materi pokok pelajaran,
disesuaikan dengan situasi daerah dan minat peserta didik. Oleh karena itu, dalam
mengimplementasikan KTSP di sekolah (kepala sekolah dan guru) diberikan
otonomi yang lebih besar dalam pengembangan kurikulum dengan tetap
memperhatikan karakteristik KTSP, karena masing-masing sekolah dipandang
lebih tahu tentang kondisi satuan pendidikannya. Keberhasilan atau kegagalan
implementasi kurikulum di sekolah sangat bergantung pada kepala sekolah dan
guru, karena dua figur tersebut merupakan kunci yang menentukan dan
menggerakkan berbagai komponen di lingkungan sekolah. Setiap sekolah dapat
mengelola dan mengembangkan berbagai potensinya secara optimal dalam
kaitannya dengan implementasi KTSP.
5
d. Ciri-ciri Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1. KTSP memberi kebebasan kepada tiap-tiap sekolah untuk
menyelenggarakan program pendidikan sesuai dengan kondisi lingkungan
sekolah, kemampuan peserta didik, sumber daya yang tersedia dan
kekhasan daerah.
2. Orang tua dan masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran.
3. Guru harus mandiri dan kreatif.
4. Guru diberi kebebasan untuk memanfaatkan berbagai metode
pembelajaran..Beberapa ciri terpenting dari KTSP adalah sebagai berikut :
1. KTSP menganut prinsip Fleksibilitas
2. KTSP membutuhkan pemahaman dan keinginan sekolah untuk mengubah
kebiasaan lama yakni pada kebergantungan pada birokrat..
3. Guru kreatif dan siswa aktif.
4. KTSP dikembangkan dengan prinsip diversifikasi.
5. KTSP sejalan dengan konsep desentralisasi dan MBS ( Manajemen
Berbasis Sekolah )
6. KTSP tanggap terhadap perkembangan iptek dan seni.
7. KTSP beragam dan terpadu
6
Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan
pendidikan.
Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk
semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program
pendidikan.
KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan
siswa.
KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan
memberatkan kurang lebih 20 %.
KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus
untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.
Sementara beberapa kelemahan dalam KTSP maupun penerapannya, antara
lain:
Kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan mampu
menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada.
Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai
kelengkapan.
Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik
konsep penyusunan maupun prakteknya di lapangan.
Penerapan KTSP merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan
berdampak berkurang pendapatan para guru.
Beberapa kelebihan KTSP tersebut merupakan faktor pendukung bagi sekolah
untuk meningkatan mutu pembelajarannya. Sedangkan faktor kelemahannya
merupakan faktor penghambat yang harus diantisipasi dan diatasi oleh pihak
sekolah dan juga menjadi perhatian bagi pemerintah agar pemberlakuan KTSP
tidak hanya akan menambah daftar persoalan yang dihadapi dalam dunia
pendidikan kita.
Dengan demikian, ide dasar KTSP adalah mengembangkan pendidikan
demokratis dan non monopolistik dengan cara memberikan otonomi yang lebih
besar kepada sekolah dalam pengembangan kurikulum, karena masing-masing
sekolah dipandang lebih tahu tentang kondisi satuan pendidikannya.
7
2.2. Kurikulum 2013
a. Pengertian
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan
tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap
di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk
mengantisipasi perkembangan masa depan. Titik beratnya, bertujuan untuk
mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan
observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa
yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.
Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan
kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap,
ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif,
dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi
berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih
baik.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada
tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan
ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat
menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat.
b. Karakteristik dan Ciri Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum
berbasis kompetensi adalah outcomes-based curriculum dan oleh karena itu
pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang
dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum
diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum dartikan sebagai
8
pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh
peserta didik.
Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang sebagai berikut:
1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar
(KD) mata pelajaran.
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (kognitif dan
psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,
kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki
seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang
diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik
untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu
untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah
diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah
pada kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements)
Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan
untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata
pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI)
atau satu kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK).
Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas
tersebut.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk
mata pelajaran dan kelas tersebut.
9. Mewujudkan pendidikan berkarakter
9
Pendidkan berkarakter sebenarnya merupakan karakter dan ciri pokok
kurikulum pendidikan sebelumnya. Dimana dalam kurikulum tersebut
dituntut bagaimana mencetak peserta didik yang memiliki karakter yang baik,
bermoral dan mmemiliki budi pekerti yang baik. Namun pada implementasi
kkurikulum ini masih terdapat berbagai kekuragan sehingga menuaiberbagai
kritik. sehingga kurikulum berbasis kompetensi ini direvisi guna menciptakan
sistem pendidikan yang berkelanjutan dan dapat mencerdaskan kehidupan
bangsa.
10. Menciptakan Pendidikan Berwawasan Lokal
Wawasan lokal merupakan satu hal yang sangat penting. Namun pada
kenyataan yang terjadi selama ini, potensi dan budaya lokal seaan terabaikan
dan tergerus oleh tingginya pengaruh buudaya modern. Budaya yang
cenderung membawa masyarakat untuk melupakan cita-cita luhur nenek
moyang dan potensi yang dimilikinya dari dalam jiwa. Hal itulah yang
mendorong bagaimana penanaman budaya lokal dalam pendidikan dapat
diterapkan. Sistem ini akan diterapkan dalam konsep sintem pendidikan
kurikulum 2013. Sistem yang dapat lebih mengentalkan budaya lokal yang
selamaa ini dilupakan dan seakan diacuhkan. Olehnya itu dengan sistem
pendidkan kurikulum 2013 diharapkan pilar budaya lokal dapat kembali
menjadi inspirasi dan implementasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Dihrapkan budaya lokal dapat menjadi ciri penting dan menjadi raja di negeri
sendiri dan tidak punah ditelan zaman.
11. Menciptakan Pendidikan yang ceria dan Bersahabat
Pendidikan tidak hanya sebagai media pembelajaran. Tetapi pada dasarnya
pendidikan merupakan tempat untuk menggali seluruh potensi dalam diri.
Olehnya itu, dengan sistem pendidikan yang diterapkan pada kurikulum 2013
nantinya akan diharapkan dapat menggali seluruh potensi diri peserta didik,
baik restasi akademik maupun non akademik. Maka dengan begitu pada
kurikulum 2013 nantinya akan diterapkan pendidikan yang lebih
menyenangkan, bersahabat, menarik dan berkompeten. Sehingga dengan cara
tersebut diharapkan seluruh potensi dan kreativitas serta inovasi peserta didik
dapat tereksploitasi secara cepat dan tepat.
10
Pada Kurikulum 2013 ada perubahan mendasar dibanding kurikulum
sekarang, yaitu antara lain :
1) Untuk SD, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapat
dikurangi menjadi 6 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran
IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia , Matematika, dll
IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, dll
Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya serta
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran
2) Untuk SD, menambah 4 jam pelajaran per minggu akibat perubahan proses
pembelajaran dan penilaian
3) Untuk SMP, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 12
dapat dikurangai menjadi 10 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran
TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri
sendiri
Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya
Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran
4). Untuk SMP, menambah 6 jam pelajaran per minggu sebagai akibat dari
perubahan pendekatan proses pembelajaran dan proses penilaian
11
Namun dibalik perbedaan yang ada, sebenarnya juga terdapat kesamaan
esensi antara Kurikulum 2013 dengan KTSP. Misalnya tentang pendekatan
ilmiah (Scientific Approach) yang pada hakekatnya adalah pembelajaran
berpusat pada siswa. Siswa mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan.
Pendekatan ini mempunyai esensi yang sama dengan Pendekatan Keterampilan
Proses (PKP). Masalah pendekatan sebenarnya bukan masalah kurikulum, tetapi
masalah implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi pendekatan ilmiah yang
diperkenalkan di Kurikulum 2013 akan bernasib sama dengan pendekatan-
pendekatan kurikulum terdahulu bila guru tidak paham dan tidak bisa
menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.
Berikut ini adalah perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan KTSP
12
Aspek kompetensi lulusan ada
keseimbangan soft skills dan hard
lebih menekankan pada aspek
2 skills yang meliputi aspek
pengetahuan
kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan
13
Standar penilaian menggunakan
penilaian otentik, yaitu mengukur Penilaiannya lebih dominan
7 semua kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan pada aspek pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil.
14
5. Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.
2) Pembelajaran Kontekstual
Pendekatan pembelajaran ini bertujuan mengkaitkan materi ajar dengan
situasi dunia nyata yang dikenal siswa. Kegiatan pembelajaran melibatkan
kegiatan-kegiatan guru sebagai berikut:
1. Kegiatan memfasilitasi;
2. Kegiatan mendorong penyelidikan (inquiry);
3. Kegiatan merangsang bertanya;
4. Kegiatan membentuk komunitas belajar (learning community);
5. Kegiatan pemodelan;
6. Kegiatan mendorong refleksi;
7. Kegiatan penilaian otentik.
15
4) Pembelajaran Kooperatif
Pendekatan pembelajaran ini memanfaatkan kelompok-kelompok kecil
siswa yang bekerja bersama untuk mencapai sasaran belajar, dan memungkinkan
siswa memaksimalkan proses belajar satu sama lain. Kegiatan pembelajaran
dilaksanakan dengan teknik-teknik antara lain sebagai berikut:
1. Teknik Sebaran Prestasi (Student Teams-Achievement Division): Siswa
berkelompok mengerjakan soal latihan dalam lembar kerja. Tiap
kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang, yang terdiri dari seorang
berkemampuan rendah, seorang berkemampuan tinggi, dan sisanya
berkemampuan sedang. Setelah semua kelompok selesai bekerja, guru
memberi kunci jawaban soal dan meminta diminta memeriksa hasil kerja.
Kemudian guru mengadakan ulangan/kuis.
2. Teknik Susun Gabung (Jigsaw): Dalam kelompok, tiap-tiap siswa
mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan
bagian itu kepada semua anggota kelompok. Kemudian guru mengadakan
ulangan/kuis.
3. Teknik Penyelidikan Berkelompok (Group Investigation): Tiap-tiap
kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian
menjelaskan bagian itu kepada semua siswa di kelas.
4. Teknik Cari Pasangan: Tiap siswa di kelas memperoleh 1 lembar kartu.
Tiap kartu berisi 1 bagian materi pelajaran. Kemudian mereka harus
mencari siswa-siswa pemegang kartu yang isinya berkaitan dengan isi
kartunya. Para siswa yang isi kartunya berkaitan lalu berkelompok dan
mendiskusikan keseluruhan materi.
5. Teknik Tukar Pasangan: Siswa berkelompok mengerjakan soal latihan
dalam lembar kerja. Kemudian mereka berganti pasangan kelompok, dan
mendiskusikan hasil kerja dari kelompok semula.
16
1. Pendekatan pembelajaran kontekstual paling baik digunakan untuk
mengajar materi baru. Dilaksanakan dengan cara melibatkan kegiatan
penyelidikan, bertanya, membangun komunitas belajar, pemodelan,
refleksi, dan penilaian otentik.
2. Pendekatan pembelajaran langsung dimodifikasi, yaitu dengan melibatkan
partisipasi dan inisiatif siswa. Hal ini paling baik digunakan untuk
mengajar materi lanjutan (bukan materi baru).
3. Pendekatan berbasis masalah paling baik digunakan untuk latihan
penerapan pengetahuan/ketrampilan. Dilaksanakan dengan 5 langkah:
persiapan, orientasi, eksplorasi, negosiasi, dan integrasi.
4. Pendekatan kooperatif paling baik digunakan untuk membuat variasi
kegiatan pembelajaran di kelas. Dilaksanakan dengan pola: I-I-K1-I-I-K2-
I-I-K3-I-I-K4-I-I-K5-I-I-K1-I-I-K2-I-I-K3-I-I-K4-I-I-K5-I-I-K1-... dst.
5. Pendekatan pembelajaran langsung paling baik digunakan untuk
menyiapkan siswa menghadapi ulangan tengah semester/akhir
semester/kenaikan kelas atau ujian.
17
dalam proses pembelajaran antara lain kreativitas, kemandirian, kerjasama,
solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan kecakapan hidup peserta didik
guna membentuk watak serta meningkatkan peradaban dan martabat bangsa.
18
tetapi semakin lama semakin mandiri. Bagi peserta didik, pembelajaran harus
bergeser dari “diberi tahu” menjadi “aktif mencari tahu”.
Proses pembelajaran terjadi secara internal pada diri peserta didik. Proses
tersebut mungkin saja terjadi akibat dari stimulus luar yang diberikan guru, teman,
lingkungan. Proses tersebut mungkin pula terjadi akibat dari stimulus dalam diri
peserta didik yang terutama disebabkan oleh rasa ingin tahu. Proses pembelajaran
dapat pula terjadi sebagai gabungan dari stimulus luar dan dalam. Dalam proses
pembelajaran, guru perlu mengembangkan kedua stimulus pada diri setiap peserta
didik.
19
kegiatan belajar lain tergantung dari sifat muatan yang dipelajari. Meskipun
demikian, pengetahuan selalu menjadi unsur penggerak untuk pengembangan
kemampuan lain.
B. Pembelajaran Langsung dan Tidak Langsung
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu
proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses
pembelajaran langsung adalah proses pendidikan dimana peserta didik
mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan
psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang
dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam
pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis,
dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis.
Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan
langsung atau yang disebut dengan instructional effect.
20
tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang
dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
1. Mengamati;
2. Menanya;
3. Mengumpulkan informasi;
4. Mengasosiasi; dan
5. Mengkomunikasikan.
21
informasi/eksperimen membaca sumber lain jujur, sopan, menghargai
selain buku teks pendapat orang lain,
mengamati kemampuan berkomunikasi,
objek/kejadian/ aktivitas menerapkan kemampuan
wawancara dengan mengumpulkan informasi
nara sumber melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Mengasosiasikan/ mengolah informasi Mengembangkan sikap jujur,
mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, teliti, disiplin, taat aturan,
baik terbatas dari hasil kerja keras, kemampuan
kegiatan mengumpulkan/ menerapkan prosedur dan
eksperimen maupun hasil kemampuan berpikir induktif
dari kegiatan mengamati serta deduktif dalam
dan kegiatan menyimpulkan
mengumpulkan
informasi.
Pengolahan informasi
yang dikumpulkan dari
yang bersifat menambah
keluasan dan kedalaman
sampai kepada
pengolahan informasi
yang bersifat mencari
solusi dari berbagai
sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda
sampai kepada yang
bertentangan
Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil Mengembangkan sikap jujur,
pengamatan, kesimpulan teliti, toleransi, kemampuan
22
berdasarkan hasil berpikir sistematis,
analisis secara lisan, mengungkapkan pendapat
tertulis, atau media dengan singkat dan jelas, dan
lainnya mengembangkan kemampuan
berbahasa yang baik dan
benar.
Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait
dengan sikap seperti jujur, teliti, kerjasama, toleransi, disiplin, taat aturan,
menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP.
Cara pengumpulan data sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang
dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum,
dan sebagainya. Sebelum menggunakannya peserta didik harus tahu dan terlatih
dilanjutkan dengan menerapkannya.
Berikutnya adalah contoh aplikasi dari kelima kegiatan belajar (learning event)
yang diuraikan dalam tabel 1 di atas.
a. Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi
kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat,
menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat,
membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
b. Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas
kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak,
dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat
mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang
konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur,
atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai
kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik
dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru
untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu
23
mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah
pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta
didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat
dikembangkan.
Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih
lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan
peserta didik, dari sumber yang tunggalsampai sumber yang beragam.
d. Mengkomunikasikan hasil
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang
ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan
pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
24
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, jadi kami meminta kritik dan
saran dari Bapak Dosen Pengampu serta teman-teman sekalian. Apabila terdapat
kesalahan pengucapan tutur kata saat penyampaian makalah ini, kami selaku
penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dalam menambah ilmu kita semua.
25
DAFTAR PUSTAKA
http://bastiawanade.blogspot.co.id/2013/10/konsep-dan-strategi-
pembelajaran.html (diakses tanggal 12 maret 2018 pukul 20.45 WIB)
http://info-data-guru-ptk.blogspot.co.id/2014/01/perbedaan-kurikulum-2013-
dengan-ktsp.html (diakses tanggal 12 maret 2018 pukul 20.00 WIB)
http://p4-usd.blogspot.co.id/2009/04/pendekatan-dan-strategi-pembelajaran.html
(diakses tanggal 12 maret 2018 pukul 20.30 WIB)
26