KIMIA SISWA
Penyusunan Skripsi
Oleh
NIM : 4153131027
JURUSAAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
3) Hasil Belajar
Diantara ketiga ranah tersebut ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai
oleh para guru di sekolah. Karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam
menguasai isi atau materi bahan pengajaran. Proses belajar-mengajar di sekolah
guru harus mengetahui hasil belajar yang telah dicapai atau dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajar. Dengan mengetahui hasil belajar yang telah
dicapai siswa,dapatdiambil tindakan perbaikan pengajaran dan perbaikan terhadap
siswa yang mengalami kesulitan. Misalnya dengan melakukan perubahan strategi
pengajaran dan memberikan bantuan belajar dan bimbingan kepada siswa.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa biasanya guru memberikan tes hasil
belajar kepada siswa. Hasil tes inilah guru melakukan tindakan- tindakan yang
dianggap perlu, guna pencapaian hasil belajar siswa secara optimal.
Berdasakan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan yang dimaksud
dengan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melakukan
kegiatanbelajar (Sudjana, 1990).
2. Reaksi Setimbang
Berikut ini contoh reaksi reversibel dari awal reaksi sampai dengan
tercapainya kondisi reaksi seimbang. Reaksi antara gas N 2 dan gas H2 yang arah
reaksinya ke kanan membentuk gas NH3.
N2(g)+ 3H2(g)→ 2NH3(g)
Pada suatu saat, pembentukan NH3 dan penguraian NH3 memilikilaju yang
sama. Saat itulah suatu keadaan yang dinamakan kesetimbangan. Persamaan
Jika laju reaksi ke kanan dimisalkan V1 dan laju reaksi ke kiri adalah V2,
pada saat tertentu laju reaksi ke kanan akan tepat sama dengan laju reaksi ke kiri
atau V1 = V2. Pada saat tersebut dikatakan reaksi dalam keadaan setimbang atau
reaksi setimbang.
Kesetimbangan reaksi itu disebut kesetimbangan dinamis dimana dalam
keadaan setimbang reaksi tidak diam (statis), tetai terjadi dua reaksi berlawanan
arah yang memepunyai laju reaksi yang sama.
+
H2O(aq)⇌ H (aq) + OH-(aq)
- +
CH3COOH(aq)⇌ CH3COO (aq) + H (aq)
pA + qB ⇌ rC + sD
Maka tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kc) untuk reaksi
di atas adalah:
Kc =¿ ¿
Kp =¿ ¿
4. Pergeseran Kesetimbangan
Keadaan setimbang pada suatu sistem merupakan keadaan yang stabil jika
tidak ada pengaruh dari luar sistem. Jika diberikan suatu pengaruh (aksi) terhadap
kesetimbangan, sistem tersebut akan bergeser menuju kesetimbangan baru. Pada
kesetimbangan baru ini, komponen zat- zat yang terlibat dalam kesetimbangan
berubah dari komposisi semula.
Henry Louis Le Chatelier (1850-1936) seorang ahli kimia berkebangsaan
Prancis mengemukakan hukum pergeseran kesetimbangan yang dikenal dengan
Asas Le Chatelier yang menyatakan bahwa: ”Bila terhadap suatu kesetimbangan
dilakukan tindakan (aksi), maka sistem itu akan mengadakan reaksi yang
cenderung mengurangi pengaruh aksi tersebut”.
a. Pengaruh PerubahanKonsentrasi
Pada suatu sistem kesetimbangan, jika konsentrasi salah satu zat ditambah
maka kesetimbangan akan bergeser dari arah zat yang konsentrasinya ditambah.
Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu zat dikurangi maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah zat yang konsentrasinya dikurangi.
b. Pengaruh PerubahanVolume
2.3 HIPOTESIS
a. Hipotesis Verbal
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan pada hasil belajar siswa menggunakan
model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) terhadap hasil belajar
siswa pada materi Kesetimbangan Kimia di kelas XI Semester I SMA
Negeri 1 Sidamanik T.P 2017/2018.
Ha : Ada pengaruh yang signifikan pada hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran PBL (Problem Based Learning) terhadap hasil belajar siswa
pada materi Kesetimbangan Kimia di kelas XI Semester I SMA Negeri 1
Sidamanik T.P 2017/2018.
b. Hipotesis Statistik
Ha : μ1≠ μ2
Ho : μ1= μ2
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, untuk validasi instrumen tes hasil belajar cukup dengan
validitas isi (content validity) yang dilakukan dengan cara expert judgement
(pertimbangan dan saranpara ahli). Peneliti menyiapkan kisi-kisi instrumen tes
hasil belajar sesuai dengan tujuan instruksional khusus. Kemudian peneliti
memilih validator ahli untuk selanjutnya akan di analisis per butir soal oleh
validator ahli.
Reliabilitas Tes
Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah
alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsistensi jika pengukuran
tersebut diulang. Reabilitas soal dapat dicari dengan rumus yang ditemukan oleh
Kuder dan Rhicoderson yaitu: KR-21.
K S2 −∑ pq 2
r 11= ( K−1 )( S2 ) dan
2
∑X 2
−
(∑ X )
N
S=
N
Dimana :
r11 = Reabilitas soal secara keseluruhan
K = Banyaknya butir soal atau item dalam tes
X́ = Skor rata-rata
S2 = Varians semua tes
N = Banyaknya sampel
Jika rhitung> rtabel untuk taraf nyata α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa tes
tersebut reliabel.
Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal dimaksudkan untuk membedakan antara siswa yang
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang
menunjukkan besarnya daya pembeda soal disebut indeks diskriminasi, disingkat
dengan D, dimana rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
B A BB
D= −
J A JB
Dimana :
D =Indeksdiskriminasi
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyak kelompok atas yang menjawab benar
BB = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
Pengumpulan data dilakukan dengan cara tes dan nontes. Tes berupa
pretest dan postest dengan menggunakan soal essay untuk mengetahui penguasaan
konsep siswa. Non tes berupa lembar observasi, untuk mengamati aktivitas siswa
dan guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Data observasi aktifitas siswa
digunakan untuk menganalisis keterlaksanaan model pembelajaran berdasarkan
masalah (Problem Based Learning) yang diterapkan. Data observasi aktifitas guru
untuk melihat cara mengajar guru ketika proses pembelajaran dengan menerapan
model pembelajaran PBL.
Uji Normalitas
Jumlah X2= …?
4. Membandingkan harga chi kuadrat hitung (X2) dengan harga chi kuadrat
table maka pada ɑ = 0,05 dengan db = 5. Jika uji chi kuadrat hitung (X2) <
harga chi kuadrat table maka data tersbut berdistribusi normal.
Uji Homogenitas
Jika dalam uji normalitas diperoleh data berdistribusi normal, maka
selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji Homogenitas pada prinsipnya ingin
menguji apakah sebuah grup (data kategori) mempunyai varians yang sama
diantara anggota grup tersebut (Silitonga, 2011). Jika varians sama, dikatakan ada
homogenitas. Sedangkan varians tidak sama, dikatakan terjadi heterogenitas.
Kesamaan varians diuji dengan hipotesis sebagai berikut:
varians terbesar
F=
varians terkecil
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika Fhitung< Ftabel maka Ho diterima
Jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak
Uji Hipotesis
Uji Hipotesis (Silitonga, 2011)digunakan untuk menguji apakah
kebenarannya dapat diterima atau ditolak dengan menggunakan uji t pihak kanan
sebagai berikut:
( X 1− X 2 )
t hitung =
S 21 S 22
√ +
n1 n2
Dimana: X 1 = nili rata-rata gain ternormalisasi kelas eksperimne
X 2 = nilai rat-rata gain ternormalisasi kelas kontorl
n1 = jumlah anggota sampel kelas eksperimen
n2 = jumlah anggota sampel kelas control
S1 = standar deviasi kelas eksperimen
S2= standar deviasi kelompok kelas control
Uji t dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kelas eksperimen
dan kelas control.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Barell, John. (2007). Problem Based Learning An Inquiry Approach. California: Corwin
press.
Feronika, Tonih, dkk. (2008). Strategi Pembelajaran Kimia, Jakarta: FITK UIN.
Mustaji dan Ketut Arthana. (2005). Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk
Mengembangkan Kemampuan Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah. Laporan
Penelitian Surabaya: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Universitas Negeri Surabaya.
Polatdemir, Erkan. Pembelajaran dengan Permasalahan (Problem Based Learning) dan Fisika
Kuantum. Jurnal Republik Pusat Sain dan Matematika, Kharismabangsa.
Purba, Michael. (2000). Kimia Untuk SMU Kelas 2 Jilid 2A, Jakarta: Erlangga,
Sadia, I Wayan. (2007) Pengembangan Kemampuan Berpikir Formal Siswa SMA Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Cycle Learning dalam
Pembelajaran Fisika. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Jakarta, No. 1
Th.XXXX .
Setyorini,U., S.E. Sukiswo., B. Subali. (2011). Penerapan Model Problem Based Learning
untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa SMP. Jurnal Pendidikan
Fisika Indonesia 7: 52-56.
Silitonga, P.M. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan. Medan: Unimed Press.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Sudjana, Nana. (1990). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda
Karya.
Syah , Muhibbin. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Tohirin. (2005). Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT.Raja Grafindo
Persada.
Waluyo, H.Y., Baderi, H. Warkitri, Eddy Legowo, Sutarno. (1987). Penilaian Pencapaian
Hasil Belajar Jakarta : Karunika UnivesitasTerbuka.