Anda di halaman 1dari 13

TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN WAWANCARA USAHAWAN ROYAL MUSIK PURWOKERTO

Oleh: Fitrianis Kharisma Imasworo Nur Himmah Trisumadya Aditya Riza Widyatami Taufiq Wahyu H. Dicky Dwi Anggoro G1B010026 G1B010027 G1B010031 G1B010032 G1B010034 G1B010042

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT PURWOKERTO 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia hiburan sejak zaman dahulu selalu digandrungi banyak orang mulai dari anakanak hingga orang dewasa serta oleh semua kalangan. Hal ini disebabkan setiap orang butuh hiburan yang dapat melepaskan sejenak kepenatan hidup mereka. Salah satu dunia hiburan yang selalu diminati adalah dunia musik. Musik merupakan salah satu cabang seni yang paling banyak dibutuhkan manusia sebab hampir setiap kegiatan manusia selalu menyertakan musik di dalamnya. Oleh sebab itu, tidak heran apabila hingga saat ini industri musik di seluruh dunia semakin maju sebab musik tidak akan pernah mati atau akan selalu ada peminatnya di seluruh penjuru dunia, termasuk musik tradisional. Dalam masyarakat Indonesia sendiri, industri musik cukup berkembang, terutama karena makin besarnya minat orang tua dan kaum muda untuk memelajari alat musik atau berolah vokal. Akan tetapi, sudah menjadi fakta bahwa mereka yang piawai memainkan alat musik atau bernyanyi belum tentu bisa menjadi guru yang baik, terutama bila mereka harus menghadapi murid dengan karakteristik dan latar belakang yang berlainan. Tingginya minat masyarakat dalam hal bermusik, khususnya remaja, dapat dilihat dengan banyak lahirnya band-band baru yang meramaikan program-program musik dihampir seluruh stasiun televisi. Keadaan ini merangsang anak-anak muda yang belum bisa atau belum mahir dalam bermusik untuk belajar memainkan alat musik. Namun, animo masyarakat untuk bisa belajar musik tidak bisa tersalurkan secara maksimal, disebabkan karena belum tersedianya tempat untuk belajar musik yang memiliki guru yang piawai dalam bermusik, serta memiliki peralatan yang lengkap. Untuk memulai membuka usaha kursus musik, diperlukan juga fasilitas-fasilitas penunjang yang memadai, seperti peralatan musik yang lengkap, serta peralatan audio lain yang dibutuhkan, sehingga dibutuhkan modal yang besar untuk memulai bisnis ini. namun apabila belum memiliki modal yang mencukupi, bisa dimulai dengan membuka les private, yang hanya membutuhkan sedikit modal tetapi dibutuhkan skill atau kemampuan yang tinggi, karena kita harus secara langsung turun atau mengajari langsung kepada siswa kita.

B.

Permasalahan 1. Apa yang mendorong untuk membuka usaha tersebut ? 2. Bagaimana proses manajemen pada bisnis kursus tersebut agar bisnis tersebut dapat berkembang ?

BAB II PEMBAHASAN

1. Profil Wirausahawan dan Bidang Usahanya Industri musik kini memiliki daya tarik tersendiri bagi para wirausahawan. Semakin besar minat masyarakat terhadap musik menjadikan industri musik semakin menjanjikan dan memiliki prospek yang besar kedepannya. Salah satunya adalah sekolah musik. Suryani Budi, seorang wanita berusaia 68 tahun ini mendirikan sekolah musik Royal yang berlokasi di jalan Letjen S Parman 531 Purwokerto. Royal Musik ini sudah didirikan sejak 1980dan telah mendapatkan sertifikasi dari Associated Board of Royal School of Music (ABRSM) London pada tahun 1998. Kurikulum di Royal Music ini berdasarkan International Standard dari ABRSM, sehingga kualitas dari pengajaran di Royal Music ini tidak di ragukan lagi. Sekolah musik Royal selain berlokasi di Jalan Letjen S Parman juga membuka cabang di Jalan Situmpur yang mana pemiliknya adalah putri dari Suryani Budi. Adapun tujuan dari dibukanya cabang selain untuk mengembangkan bisnis juga agar masyarakat luas lebih mengenal Royal Music dan mudah untuk dijangkau. Guru atau pengajar musik di Royal Music profesional yang mengajarkan berbagai spesialiasasi alat musik seperti piano, biola, gitar, drum, keyboard dan lain-lain. Sejauh ini bisnis di sekolah Royal Music sangat menjanjikan, dengan kini memiliki sekitar 300 murid.

2. Motivasi dan Tujuan Bisnis Hal yang membuat Suryani Budi mendirikan sekolah musik adalah passion. Ia sudah menggeluti bidang musik khususnya piano semenjak masih berumur 4 tahun. Pada tahun 1980 sekolah musik di Purwokerto masih jarang, dengan melihat adanya peluang bisnis maka sekolah musik ini didirikan. Itulah yang memotivasinya untuk mendirikan Royal Music. Tak semata-mata berorientasi pada bisnis, Suryani Budi bertujuan untuk mengenalkan musik dan mengembangkan generasi muda dalam bidang musik. Selain itu ia termotivasi agar anaknya mengikuti jejaknya dalam bidang musik.

3. Cara Mendapatkan Ide-ide Usaha Ide awal dalam mendirikan usaha ini adalah Suryani Budi melihat adik-adiknya yang telah sukses mendirikan sekolah musik bahkan diberbagai negara seperti Hongkong, New York, dan lain-lain. Hal tersebut memunculkan ide untuk mendirikan sekolah musiknya sendiri. Selain untuk sebagai bisnis juga dengan mendirikan musik, Suryani Budi dapat mengembangkan serta menyalurkan jiwa seninya untuk ditularkan pada orang lain. Apalagi dengan semakin

meningkatnya minat masyarakat untuk belajar musik, dari usia dini hingga orang dewasa. Para orangtua pun kini sudah semakin tertarik untuk memberi bekal kemampuan bermusik pada anak-anaknya dimana musik memang unsur yang penting dalam seni, serta dengan belajar musik secara tidak langgsung dapat meningkatkan kecerdasan anak karena antara otak kanan dan otak kiri diasah secara seimbang.

4. Cara Mengatasi Kegagalan Usaha Saat awal mendirikan usaha sekolah musik, Suryani Budi sempat merasa takut dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada. Tantangan tersebut antara lain susah mencari pengajar yang profesional untuk sekolah musiknya. Selain itu, pernah pada awal didirikannya Royal Musik jumlah dari peserta atau murid tidak menanjak dalam periode tertentu. Langkahlangkah yang ditempuh Suryani Budi untuk mengatasi kegagalan-kegagalan itu adalah dengan kegigihan dan komitmen yang tinggi dalam menjalankan bisnis ini. Misalnya dalam mengatasi sulitnya mendapatkan tenaga pengajar yang profesional, selagi mencari, Suryani Budi turun tangan langgsung dalam mengajar muridnya hingga Ia mendapatkan tenaga pengajar yang professional. Kegagalan untuk jumlah murid yang statis dan tidak menanjak, Ia mengatasinya dengan menyebarkan informasi dan iklan melalui berbagai media secara gencar tanpa mengenal lelah, hingga akhirnya kini Royal Music telah memiliki sekitar 300 murid yang belajar musik disana. Bahkan lulusan Royal Music sudah tidak diragukan lagi kemampuannya, dengan ujian berdasarkan ABRSM membuat lulusannya sukses dalam bidang musik. 5. Perencanaan Bisnis Perencanaan bisnis dimulai dari bisnis keluarga, karena sebagian besar anggota keluarga dari wirausahawan tersebut bergelut dalam bidang sekolah musik. Pendirian sekolah musik royal di Purwokerto sejak awal sudah mendapatkan ijin langsung dari sekolah musik yang ada di London. Awalnya, bisnis sekolah musik Royal Purwokerto hanya berisikan satu pengajar yaitu wirausahawan tersebut yang merupakan pengajar piano klasik, namun lama kelamaan sekolah musik Royal mempunyai banyak pengajar dengan berbagai alat musik yang beragam seperti drum, biola, gitar dan yang lainnya. 6. Cara mengatasi Persaingan Bisnis Menurut hasil wawancara dengan wirausahawan, wirausahawan tersebut selalu menganggap bahwa tidak ada persaingan yang dia rasakan dalam menjalankan bisnis

sekolah musik. Alasannya, dalam sekolah musik itu sama seperti dalam sistem pembelajaran di sekolah seperti biasanya, wirausahawan tersebut mengatakan bahwa dalam memberikan ilmu yang baik dan bermanfaat kepada muridnya bukanlah sebuah hal yang nantinya bisa disebut sebagai persaingan dengan sekolah musik lainnya. Namun untuk terus meningkatkan kualitas dari sekolah musik Royal sendiri, wirausahawan mengaku terus melakukan berbagai inovasi. 7. Pemasaran dan Promosi Produk dan Jasa Setiap tahunnya sekolah musik Royal mengadakan sebuah konser musik untuk para muridnya yang belajar di sekolah tersebut. Pertunjukan atau konser musik itu sendiri dilakukan guna mempromosikan dan memasarkan kepada masyarakat tentang sekolah musik royal. Di dalam konser tersebut para murid menampilkan kemampuannya dalam bermain alat musik dan memadu padankan semua permainan alat musik sesuai dengan alat musiknya sendiri. Konser yang dilakukan setiap tahunnya ini dihadiri langsung oleh pihak dari London, Inggris yang merupakan pihak pemberi ijin pendirian sekolah musik Royal. Melalui konser yang dilakukan, diharapkan masyarakat menjadi tertarik dan ingin bersekolah musik di Royal. Saat konser berlangsung, biasanya Royal mengundang awak media untuk meliput konser tersebut, sehingga konser tersebut juga bisa dipromosikan ke masyarakat luas. 8. Customer Sevice Royal music memiliki fasilitas yang membuat customer atau muridnya merasa nyaman. Ruang kursus berukuran 3x4m yang dilengkapi dengan AC disetiap ruangannya. Terdapat 6 ruang kursus biasa dan sebuah studio musik yang nyaman. Disetiap ruangan tersedia piano yang akan digunakan untuk kegiatan belajar dan mengajar. Tersedia juga keyboard dan drum yang diletakkan di studio musik khusus untuk peserta les drum. Royal music merupakan suatu tempat kursus musik yang mengajarkan muridnya secara private. Seorang pengajar hanya akan mengajar satu orang murid selama 45 menit disetiap kali kursus. Hal ini tentunya sangat memudahkan murid untuk berkonsentrasi dalam belajar. Murid akan merasa lebih dekat dengan pengajar dan mudah berkomunikasi dengan pengajar. Terdapat 10 orang pengajar termasuk Ibu Suryani Budi. Para pengajar merpakan pengajar yang profesional dan ahli di bidang masing- masing yaitu piano, biola, gitar, keyboard, drum dan theory of music. Pengajar telah memiliki sertificate ataupun ijazah dari

institusi music terkemuka dan diakui, dengan demikian maka service yang diberikan tidak perlu diragukan lagi. 9. Kepedulian Wirausaha terhadap Masyarakat Ibu Suryani Budi sangat peduli dengan musik sehingga setiap tahunnya ia menyelenggarakan konser yang dapat disaksikan oleh masyarakat umum sehingga mereka merasa terhibur dan dapat melepaskan sejenak beban pikiran mereka. Bentuk kepedulian yang lainnya adalah ia tidak mematok harga pasti bagi siswa yang mengikuti kursus. Beberapa siswa yang kurang mampu mendapatkan potongan hingga 50% biaya kursus tiap bulannya. Dengan demikian maka siswa akan dapat tetap mengasah kemampuannya dalam bermusik dan juga mengurangi beban orangtua mereka. 10. Cita- cita Wirausahawan Kedepannya Cita- cita atau impian dari Ibu Suryani tidaklah berlebihan. Beliau mengatakan bahwa beliau sudah tua dan apa yang ingin dicapai sebelumnya sudah terlaksana. Keinginan terakhir dari Ibu Budi adalah membuat anak- anaknya melanjutkan usahanya ini di bidang musik. Hal ini tidak berlebihan karena bagaikan pepatah Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Anak dan cucu dari Ibu Budi juga merupakan ahli di bidang musik khususnya piano. Keinginannya sebenarnya sudah mulai terwujud yaitu melalui salah satu anak beliau yang memutuskan untuk membuka cabang Royal Music 2 yang berlokasi di belakang Moro. Namun, walaupun demikian Ibu Budi tetap berharap kelak anak dan keturunannya dapat meneruskan usahanya terus menerus.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dunia bisnis dapat dijalani dengan tekad yang kuat serta kemampuan untuk terus maju tanpa mempedulikan setiap masalah yang ada. Karena dengan adanya setiap hambatan atau tantangan justru menjadikan suatu usaha menjadi lebih waspada terhadap terjadinya sebuah kegagalan sehingga menjadikan suatu usaha untuk terus berinovasi agar dapat bersaing dan tetap berdiri dalam situasi dan kondisi seperti apapun. Dalam usaha yang dijalani oleh ibu Suryani Budi di bidang Musik sangat memberikan prospek yang baik karena di Purwokerto sendiri sekolah-sekolah musik jarang ditemukan. Sehingga dengan adanya Royal Musik dapat menjadikan suatu bisnis yang menjanjikan dalam segi financial keluarga Ibu Suryani sendiri, disamping itu saat ini banyak sekali orang-orang yang berminat untuk menginjakkan kakinya di dunia musik karena ingin mengembangkan bakat di dunia musik ataupun ingin sukses dalam dunia musik yaitu dengan cara mengikuti pelatihan musik yang diberikan oleh Royal Music ini. B. Saran 1. Menambah pengajar yang profesional untuk sekolah musiknya agar kualitas royal musik lebih tinggi dalam memberikan keterampilan bermusik bagi murid. 2. Mengembangkan cabang-cabang dari royal musik di berbagai di daerah agar lebih memudahkan orang-orang untuk dapat mengembangkan bakat bermusiknya serta menambah pemasukan bagi royal musik. 3. Mengembangkan inovasi-inovasi dalam bidang Musik, seperti menambah pelatihan dalam bermain musik yang lain yang belum ada. 4. Memberikan beasiswa bagi murid yang kurang mampu dan murid-murid yang berbakat dalam bermusik. 5. Lebih luas dalam mempromosikan Royal Musik baik lewat iklan di televisi, majalah maupun Radio agar semakin banyak orang yang tau dan mendaftar di Royal musik. 6. Mengikuti perkembangan zaman, dengan memperhatikan teknik-teknik mengajar agar tidak tertinggal dengan usaha musik lainnya.

LAMPIRAN

Pewawancara : Selamat siang Ibu, kami dari kelompok Keriwarusahaan ingin mewawancarai ibu untuk tugas Kewirausahaan itu sendiri, apakah ibu bersedia untuk kami wawancarai? Narasumber : ya saya bersedia.

Pewawancara : Terima kasih,baiklah jika ibu sudah bersedia untuk kami wawancarai,kami akan langsung mulai dari pertanyaan kami ibu. Narasumber : iya silahkan

Pewawancara : Ibu boleh tau profil dari ibu sendriri, mungkin ibu bisa menjelaskan nama ibu dan sebagainya tentang diri ibu sendiri Narasumber : Saya bernama Suryani Budi dan usaha saya di Sekolah Musik Royal, saya memegang usaha Musik ini 1980 saya coba unutk mengelola musik ini, dan diterima oleh A.B RSM London, 1998. Pewawancara :Boleh tau umur ibu sekarang berapa? Narasumber : Umur saya 68 tahun

Pewawancara : Berarti bidang usahanya ini bidang musik ya bu? Narasumber : Ya saya usaha dari bidang music

Pewawancara : Mungkin memang ibu punya background musik sebelumnya, belajarnya di bidang musik dari kecil atau gimana ibu? Narasumber : Saya belajar sejak 4th,,jadi skill saya di musik, makanya saya mau usaha saya di bidang musik Pewawancara : Sebenarnya apa sih motivasi ibu sendiri dan tujuan ibu mendirikan sekolah musik sendiri untuk seperti apa kedepannya Narasumber : Sebenarnya motivasi saya karena saya sendiri juga hobi dan saya juga mengingat anak-anak saya juga tujuannya kebidang musik ini agar bisa melanjutkan usaha-usaha di bidang musik ini jadi saya terus di bidang musik kerjanya.

Pewawancara : Untuk cara mendapatkan ide-ide dari bisnis ibu sendiri gitu di bidang musik ini khususnya itu bagaimana bu? Narasumber : Ide-idenya saya dapat dari adik-adik saya karena kami sekeluarga juga suka musik jadi saya ambil dari adik saya yang di Hongkong juga dan adik saya di New York juga di sekolah musik jadi saya ambil ide-ide mereka yang baik-baik saya ambil Pewawancara : Ibu kalau boleh tau cara memulai usahanya itu waktu awal mendirikan sekolah musik ini gimana ya bu? Narasumber : Waktu pertama awal saya agak takut ya membuka sekolah musik, saya ambil dulu murid yang masih kecil saya coba saya didik kemudian ternyata muridmurid tersebut berhasil sementara itu saya hanya mempunyai beberapa murid sekitar 20 murid ternyata mereka-mereka berhasil 75% berhasil jadi saya terus mulai memperbesar lagi melanjutkan lagi sampai sekarang Pewawancara : Waktu itu awalnya hanya 1 jenis alat musik atau memang sejak awal sudah ada berapa ibu? Narasumber : Memang waktu itu saya hanya nglatih piano, jadi saya hanya satu bidang saja yang saya pegang tapi karena kami agak besar meluas untuk sekolah ini jadi syaa mengamnbil asistren untuk murid untuk mengajar yang lain lagi seperti biola, gitar drum, keyboard sedangkan saya sendiri hanya memegang piano. Pewawancara : Kan kalau dalam suatu bisnis kadang-kadang ada kegagalan. Pernah ga sih ibu pernah mengalami kegagalan untuk bisnis musik ini? Narasumber : Oya pasti ya, kalau semua usahawan pasti semua ada kegagalannya.jadi yang pertama yang waktu saya mengajar itu akan menuju sekolah musik itu saya mengalami kegagalan. Kegagalannya ya itu kesusahan mencari asisten dan lagi murid juga ga bisa menanjak keluar masuk hanya segitu aja. Lah itu yang kegagalan saya disitu. Pewawancara : Untuk mengatasi kegagalan tersebut, ibu cara-caranya seperti apa ya bu sehingga bisa lanjut sampai sekarang?

Narasumber

: Saya terus terangnya tidak putus asa, jadi misal asisten saya berhenti jadi saya yang meneruskan sendiri secara perlahan-lahan akhirnya bisa berjalan lancar juga.

Pewawancara : Ibu, kalau boleh tau awal dari membuka usaha ini sampai saat ini promosipromosi seperti apa yang dilakukan untuk mempromosikan usaha ini. Narasumber : Saya seringnya menampilkan anak-anak saya dikonsep gitu untuk penampilan dan juga ke biasanya itu dari jurnalis itu dateng kesini untuk mewawancarai murid-murid saya. Jadi saya disitu promosinya. Pewawancara : Berarti melalui media-media seperti media cetak seperti koran gitu ya bu? Narasumber : Iya betul itu

Pewawancara : Nah untuk customer service sendiri untuk usaha ibu itu kebanyakan yang les atau sekolah disini sekitar umur berapa ya bu? Narasumber : Murid saya ada yang mulai dari umur 3,5 th sampaipun sampai umur 60 ada. Jadinya untuksemua umur pernah les disini. Pewawancara : Berarti banyak yang ingin belajar musik ya bu? Narasumber : Banyak yang ingin belajar musik, soalnya kalau di bidang musik sebetulbetulnya itu bukan dari bakat, kalau bakat itu sebetulnya 1%, dan 99% adalah kemauan. Jadi jangan menilainya dari bakat saja. Pewawancara : Kalau bentuk kepedulian ibu kepada masyarakat dari usaha ini itu seperti apa ya bu? Narasumber : Kepedulian saya kepada masyarakat itu memang musik itu mahal ya, karena saya dulu belajar musik juga mahal tapi kepedulian saya ada beberapa anakanak banyak yang banyak kendala ekonomi ya saya bantu. Pewawancara : Selain itu ibu juga mengadakan konser-konser sehingga masyarakat bisa menikmati musik lebih jauh. Kira-kira konsernya itu dilaksanakan setiap tahun atau seperti apa ya bu?

Narasumber

: Yang sudah-sudah itu dilaksanakan setiap tahun, tapi karena saat ini banyak murid jadi kita ambil 2-3 tahun, tapi saya akan ulang lagi untuk saya coba setiap tahun.

Pewawancara : Untuk itu setiap tahun ajaran itu berapa banyak muridnya disini? Narasumber : Saya sebenarnya ada 2 tempat belajar musik disini, satu lagi anak saya di jalan sibubur, anak saya Debora itu juga sudah mulai mengikuti jejak saya. Jadi saya untuk sekarang kalau digabung sekitar 300 murid. Pewawancara : Kalau disini kan banyak les-lesan musik bermunculan ya bu? Ibu itu dalam mengatasi persaingan bisnisnya itu trik apa yang ibu gunakan supaya customer itu tetap tertarik untuk mengikuti les disini. Narasumber : Sebenarnya kalau untuk sekolah musik itu tidak boleh merasa ada saingan karena itu mengenai ilmu jadi kita tidak bisa memaksa murid itu. Jadi silahkan umpama muridnya dia toh dengan guru lain di Sekolah lain kami akan turut senang. Pewawancara : Mungkin kalau boleh tau apa kelebihannya les-lesan ini dibandingkan dengan les-lesan musik yang lain karena pasti kan ini sudah besar les-lesan musiknya pasti punya kelebihan. Apa sih sebenarnya kelebihannya hingga muridnya itu bisa mencapai 300 orang Narasumber : Kebanyakan murid saya kebanyakan banyak yang berhasil. Jadi murid saya walaupun dia untuk sekolahnya juga baik umpamanya untuk kuliahnya sudah di S1, S2 tapi ternyata ijazah saya yang dari London dipakai untuk mereka untuk bidang bisnis jadi mereka juga sudah banyak yang buka seperti di Bandung, Jakarta , Malaysia ada beberapa anak lagi yang sudah Profesor. Pewawancara : Kalau boleh tau untuk cita-cita usaha ini akan dibawa kemana? Apa akan diperluas seperti apa ya bu? Narasumber : Cita-cita saya adalah hanya satu karena umur saya juga umur 68 th, jadi saya sangat mengharap supaya anak saya itu dapat meneruskan Sekolah saya ini. Pewawancara : Ya ibu, demikian pertanyaan-pertanyaan dari kami, kami mohon maaf apabila dalam wawancara ini terdapat banyak salah kata. Kami juga mengucapkan

terima kasih karena ibu telah menyempatkan waktu ibu bersama kami untuk kami wawancarai terutama berkaitan dengan tugas Kewirausahaan ini. Narasumber : Oya, terima kasih juga karena saya juga sangat senang diwawancarai.

Anda mungkin juga menyukai