Anda di halaman 1dari 37

PAPER KNOWLEDGE OF CREATIVE BUSINESS

“THREETONE MUSIC STUDIO”

Kelompok 7:

Daniel Simampo 13111810180


Kevin Alfonso Djung 13111810321
Nicholas Adriel 13111810382
Patrick Suwandi Ng 13111810092

BUSINESS 6A
SCHOOL OF BUSINESS AND ECONOMICS
UNIVERSITAS PRASETIYA MULYA
2020/2021
Daftar Isi

BAB 1 3 1.1 Latar Belakang 3 1.2 Profil Narasumber 3 1.3 Profil Usaha 3 1.4 Company Workflow
4

BAB 2 4 2.1 Industry Value Chain 5 2.2 Business VPD 6 2.3 Business Model Canvas 8

BAB 3 11 3.1 Hasil Interview 11 3.1.1 Proses Penciptaan Nilai & Kreativitas 11 3.1.2 Supplier &
Partner 11 3.1.3 Kompetitor 12 3.1.4 Masa Depan Bisnis 13 3.2 Jurnal Referensi 14 3.2.1 The
beat of progress : The rise of music streaming in Asia 14 3.2.2 Incorporating Entrepreneurship
Education in the Classical Performance Studio 16 3.2.3 Aspek Entrepreneurial Dalam
Berwirausaha di Sektor Ekonomi Kreatif 17 3.3 Artikel Pendukung 18 3.3.1 “This is how
COVID-19 is affecting the music industry” - by WEForum 18 3.3.2 Rencana Pengembangan
Industri Musik Nasional 2015 - 2019 19 3.3.2 Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif Tahun
2019 20 3.3.4 Wajah Baru Industri Musik di Era Digital 20

BAB 4 21

KESIMPULAN & SARAN 21 4.1 Kesimpulan 21 4.2 Saran 21

LAMPIRAN 22 Transkrip Interview 22

DAFTAR PUSTAKA 36
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekonomi Kreatif dapat dikatakan sebagai konsep dari perekonomian yang terjadi pada
zaman sekarang ini yang merupakan pembaruan dari konsep perekonomian yang sudah ada
sebelumnya. Ekonomi kreatif ini lebih mengutamakan serta mengandalkan pada sumber daya
manusianya karena manusia memiliki ide yang kreatif serta inovatif dan juga pengetahuan yang
tinggi. Dalam tugas Knowledge of Creative Business yang diajar oleh Ibu Peni, kelompok kami
mendapatkan sub-sektor di bagian musik.

Musik merupakan sebuah bentuk mengekspresikan diri melalui bunyi. Musik memiliki
beberapa unsur dasar seperti irama dan melodi. Secara simple, industri musik ini merupakan
penggabungan beberapa proses seperti mengkomposisikan musik, rekaman, promosi, launching
dan juga pertunjukannya. Dari definisi industri kreatif subsektor musik sendiri dapat didefinisikan
sebagai kegiatan atau usaha yang berkaitan dengan pendidikan, kreasi atau komposisi, rekaman,
promosi, distribusi, penjualan ,dan juga pertunjukan karya seni musik.

1.2 Profil Narasumber


Responden kami ialah merupakan owner dan juga sekaligus pengajar di Threetone Musik
Studio bernama Alvin Wirianata. Beliau merupakan anak kedua dari tiga bersaudara yang kedua
saudaranya juga sangat fasih bermain musik. Beliau sekarang sudah menikah dan memiliki 2 anak
laki-laki. Pada awalnya kak Alvin merupakan seorang tutor Matematika, Fisika, dan Kimia untuk
SMA. Karena dipinjamkan sebuah tempat kosong oleh pamannya, maka ia mencoba mengajar
musik dan juga mengkredit alat-alat musik seperti drum dan juga piano. Karena beliau lebih
melihat prospek di musik maka beliau tidak meneruskan S2 Businessnya dan lebih memilih
menjadi pianis Jazz. Pada tahun 2005 kak Alvin pernah menerima award “Best Pianist” di
Indonesia setelah bermain di Java Jazz. Sekarang beliau tetap aktif mengajar dan juga beliau tetap
berapi-api bermain Jazz yang merupakan passionnya. Kak Alvin juga memiliki kanal YouTube
dimana ia sering membagikan dan juga memberikan tips mengenai permainan Jazz serta beliau
sudah mengeluarkan 3 single di platform musik seperti Apple Music dan juga Spotify.

1.3 Profil Usaha

Threetone Music Studio merupakan sebuah studio musik dan sekolah musik yang ada di
Jakarta tepatnya di Jalan Tentara Pelajar, Ruko Permata Senayan. Threetone ini sudah berdiri dari
2001. Kemudian Threetone sempat pindah ke mall di Kuningan dan pada akhir kontraknya di bulan
Maret 2020 memutuskan untuk tidak melanjutkan kontraknya di mall tersebut dan memilih pindah
ke Ruko Permata Senayan di Jakarta Selatan tersebut. Di tempat yang baru ini Threetone
Musik Studio memiliki 2 studio besar yang dapat menampung 30-40 orang per ruangnya.
Threetone juga menyediakan beberapa opsi studio seperti untuk latihan, membuat konten maupun
podcast serta untuk photo / video session. Untuk staff yang bekerja di Threetone Musik Studio
terdapat 8 orang belum termasuk pengajarnya. Untuk sekarang ini pengajar di Threetone Musik
Studio merupakan orang - orang yang terkenal dalam industri musik Jazz di Indonesia.

1.4 Company Workflow


BAB 2
INDUSTRY OVERVIEW
2.1 Industry Value Chain
Berikut adalah industry value chain dari sub-sektor musik :
● Creation
Pencipta musik membuat ide untuk lagu yang akan diciptakan dengan mencari inspirasi terkait
lagu yang akan diciptakan bisa berdasarkan pengalaman, perasaan, budaya atau tradisi,
perkembangan zaman dan lainnya untuk dapat menciptakan karya yang unik dan original.
Threetone Music Studio sendiri dikatakan sebelum membuat lagu Ia mencatat atau merancang
terlebih dahulu sebelum membuat lagu tersebut secara langsung.

● Production
Setelah mendapatkan ide dan membuat rancangan lagu maka ide tersebut direalisasikan menjadi
sebuah lagu. Pada tahap ini melibatkan pihak yang berpengalaman dan terampil seperti promotor
musik, label rekaman, produser atau selektor musik untuk membuat lagu yang terbaik dengan
menggabungkan berbagai ide yang ada. Ini bertujuan agar terciptanya karya akhir yang sesuai
dengan kemauan penciptanya dan konsumen. Pada Threetone Music Studio dikatakan oleh Alvin
dalam membuat lagu atau melakukan compose berdasarkan kemampuan dan pengalaman
pribadinya.

● Commercialization/Distribution
Dalam industri musik seorang pencipta musik dapat memilih untuk mendistribusikan karyanya
secara sendiri maupun menggunakan pihak luar. Untuk mendistribusikan karya mereka dapat
menggunakan berbagai cara seperti digital advertising, Youtube, Instagram, Spotify, radio, tampil
pada event-event tertentu, tampil pada acara ditempat umum seperti mall dan cafe atau tempat
hiburan lainnya. Threetone Music Studio sekarang ini juga mengutamakan pemasaran musiknya
menggunakan media sosial seperti Instagram dan juga Youtube.
● Market
Produk dari sub-sektor ini dapat dinikmati baik oleh laki-laki ataupun perempuan dengan target
area yaitu Indonesia bahkan hingga internasional. Jika dilihat dari umurnya mulai dari balita
hingga dewasa pun dapat menyukai musik sesuai dengan selera musiknya.
Creation Production Commercialization /
Market
distribution

-Ide -Promotor musik -Youtube


-Berdasarkan -Label rekaman Indonesia
budaya, -Produser -Spotify
pengalaman, rekaman Internasional
kemampuan, -Selektor musik -Sosial media
perkembangan Laki-laki
(Instagram)
Perempuan
-Radio
Balita hingga dewasa
-Event-event
-Digital advertising

2.2 Business VPD


Melalui Interview yang telah dilakukan kelompok terhadap Narasumber yaitu kak Alvin
selaku pemilik usaha Threetone music studio. Interview yang dilaksanakan bersama narasumber
dilakukan untuk memperoleh seluruh data yang dibutuhkan untuk menganalisis perusahaan dan
industri dari perusahaan tersebut salah satunya adalah Product dan customer dari Threetone.
Dengan data tersebut kelompok mampu menganalisis product dan customer tersebut untuk
membuat Value Proposition Design dari perusahaan tersebut.
Customer

Gains 1. Dengan sering bermain di depan umum dan juga layar murid akan
lebih pede saat bermain musik
2. Melalui karya dan juga konten musik yang dibuat maka musisi dapat
memperoleh penghasilan
3. Dengan mempublikasikan karya dan juga skill melalui sosial media,
dapat memperluas koneksi
Pains 1. Malas latihan merupakan keresahan yang menjadi faktor utama yang
dimiliki oleh customer kursus musik dimana mereka akan jarang
untuk latihan secara mandiri
2. Tidak pernah belajar musik juga merupakan suatu hal yang membuat
murid kursus musik untuk cepat menyerah ketika menghadapi
pelajaran yang sulit
3. Tidak memiliki alat musik merupakan kendala bagi customer yang
ingin belajar musik terutama karena tempat kursus musik pada
umumnya hanya memberikan pengajaran 1 -2 kali seminggu yang
tentunya kurang efektif untuk murid yang tidak memiliki alat musik.
Bahkan terdapat kursus musik yang mewajibkan muridnya untuk
memiliki alat musik mereka sendiri.

Jobs to be 1. Ingin bisa bermain musik tentunya merupakan tujuan utama dari
done customer yang mendaftar sebagai murid di tempat kursus musik 2.
Kursus musik yang bisa mengajari murid - murid yang sudah berumur.
Hal tersebut sulit dilakukan oleh tempat kursus biasa karena orang
lanjut usia sulit untuk mencerna pelajaran baru
3. Kursus untuk murid yang memiliki kekurangan mental merupakan
sesuatu yang langka karena tidak semua kursus mau menerima
murid yang memiliki kekurangan mental atau idiot.
4. Ingin memiliki pengalaman bermain musik

Product

Gain 1. Memberikan tugas untuk bermain di media sosial paling tidak sekali
Creators dalam sebulan. Dengan melakukan hal ini, customer memperoleh
kepercayaan diri dalam bermain musik dan mampu memperluas
koneksi dimana di zaman digital kita bisa dikenal orang dengan
mudah melalui musik
2. Sering jamming di cafe memberikan rasa antusias bagi murid untuk

terus semangat dalam berkarya dan bermain musik serta


meningkatkan kepercayaan dirinya

Pain relievers 1. Guru yang terlatih secara khusus ini tidak dimiliki oleh kurus musik lainnya
karena, guru - guru di Threetone ini dilatih untuk menghadapi
segala jenis murid
2. Program intensif yang diberikan adalah memberikan program latihan
dalam satu minggu haru 3 - 4 kali latihan sehingga orang yang malas
latihan dan tidak pernah belajar seklipun dapat dipantau dan terus
berkembang
3. Menjamin murid pasti bisa bermain musik adalah value yang
ditanamkan pendiri usaha meskipun murid yang dimiliki sudah tua
ataupun cacat mental
4. Menyediakan alat musik dan fasilitas yang lengkap bagi setiap murid
sehingga bagi murid yang tidak memiliki alat musik bisa berlatih
tempat kursus musik yang menyediakan
Product & Service service berbeda dengan kursus musik lainnya
1. Threetone Music Studio adalah studio dan

2.3 Business Model Canvas

Customer Customer yang menjadi target Threetone adalah orang yang ingin
Segments belajar musik namun terhambat karena memiliki kekurangan
mental, orang yang sudah lanjut usia, orang yang tidak memiliki
pengalaman musik sama sekali dan orang yang tidak memiliki
alat musik

Customer Threetone tidak menggunakan teknologi untuk Customer


Relationship relationship mereka namun mereka menerima feedback dan juga
masukan untuk meningkatkan customer experience melalui
contact langsung kepada staff admin atau owner
Value Proposition Threetone memberikan value yang tidak diberikan oleh tempat
kursus musik lainnya. Threetone memberikan sebuah layanan
bagi setiap orang sehingga setiap dari muridnya bisa belajar
musik tanpa perlu mengkhawatirkan apapun. Untuk melakukan
hal tersebut, Threetone menghadirkan program yang tidak
dimiliki kompetitornya sehingga murid yang sudah lanjut usia,
cacat mental, tidak memiliki alat musik, dan malas sekali pun
dapat memainkan alat musik. Hal tersebut adalah:
- Program Intensif: Program latihan dengan 3 - 4 pertemuan
per minggu
- Educated Teacher: Guru yang dilatih oleh narasumber
sehingga mereka bisa mengajar murid dengan kondisi
apapun
- Guaranty : Threetone menjamin bahwa setiap murid akan
bisa bermain musik
Channels
Untuk menyampaikan value yang dimiliki kepada customer,
Threetone menggunakan studionya dan untuk menjangkau setiap
customer, mereka menggunakan media sosial seperti instagram
dan juga youtube untuk mempromosikan
Key Activities
Threetone memiliki aktivitas utama usaha yang harus dijalankan
untuk terus bertahan. Aktivitas pertama adalah mengajar musik
dimana aktivitas tersebut merupakan salah satu sumber
income.kedua, Promosi dimana kegiatan promosi tersebut adalah
kegiatan marketing untuk memperluas market yang dimiliki
Threetone. Ketiga, meeting dengan perusahaan lain untuk collab

Key Resources Terdapat 3 key resources yang dibutuhkan untuk menjalankan


aktivitas dan mempertahankan usaha ini. Yang pertama, sumber
daya manusia dimana guru kursus dibutuhkan untuk mengajar
murid. Kedua, studio untuk tempat latihan dan juga penyewaan.
Ketiga, alat musik untuk kegiatan kursus dan juga penyewaan
studio. Ketiga hal tersebut saling berhubungan untuk menjalankan
usaha

Key Partners Threetone Music Studio memiliki tiga partner utama yaitu
Pengusaha cafe, perusahaan alat musik, dan mall dimana ketiga
partner tersebut untuk menjalankan aktivitas usaha dan juga
menyampaikan value perusahaan kepada customer

Cost Structure Terdapat 5 biaya yang perlu dikeluarkan untuk menjalankan


Threetone Music Studio. Yang pertama, Gaji karyawan untuk staff
dan juga guru musik. Kedua, Biaya sewa tempat untuk studio.
Ketiga, Dekorasi studio. Keempat, perlengkapan studio seperti
peredam. Kelima, alat - alat musik. Kelima biaya tersebut
dibutuhkan untuk menjalankan aktivitas usaha

Revenue Streams Terdapat 3 revenue streams yang dimiliki Threetone. Yang


pertama dan paling utama adalah melalui pembayaran uang
kursus. Kedua adalah penyewaan studio kepada musisi yang ingin
membutuhkan tempat untuk latihan atau membuat rekaman.
Ketiga, melalui youtube yang dimiliki oleh Threetone

BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Hasil Interview


3.1.1 Proses Penciptaan Nilai & Kreativitas

Industri musik yang dinamis membuat menjalankan bisnis pada bidang industri
musik harus mengikuti kemauan konsumen dan harus dapat untuk mengikuti
perkembangan yang ada. Menurut Dewatara (2019) era digital mendorong perubahan
mendasar pada industri musik tak terkecuali di Indonesia, terjadinya perubahan seperti
dalam memproduksi dan konsumsi musik dimana musik pada saat ini kemajuan teknologi
mendorong format musik digital yang menjadikan musik berbasis online sangat diminati.
Dengan diminatinya musik yang berbasis online membuat peluang bagi para pebisnis
musik menjadi terbuka apa lagi dengan online semua dapat diakses dengan mudah. Dengan
adanya peluang ini membuat Threetone music studio untuk mengambil kesempatan yang
ada.

Pemilik Threetone Music Studio yaitu Alvin Wirianata sendiri mengatakan karena
sosial media saat ini sangat berpengaruh, maka Ia sendiri mengacu pada media sosial dan
digitalisasi. Apalagi musik merupakan industri kreatif maka dari itu harus dapat bertindak
kreatif dan memanfaatkan peluang serta kesempatan yang ada. Maka harus dapat bergerak
dengan cepat dan mengikuti perkembangan zaman seperti masuk ke Instagram atau Youtube
untuk menarik minat konsumen sehingga dapat mempromosikan kemampuan dari musisi
dan memberikan informasi mengenai Threetone Music Studio seperti program pengajaran
dan lainnya. Ia juga mengatakan bahwa bisnis musik di Indonesia masih sangat luas dan
memiliki banyak ruang berkembang apalagi pada bidang pendidikan musik. Maka dari itu
Ia menyarankan agar para musisi Indonesia itu mau banyak belajar pada hal baru dan harus
mampu melihat peluang yang ada jangan hanya jadi musisi saja tetapi harus melihat dari
segi bisnis.

Selama bergerak dalam industri musik Alvin Wiranata mengatakan bahwa harus
terus menerus berlatih dan bereksperimen mencoba untuk semakin memahami dan
mengerti serta terbiasa dengan musik. Bahkan pada saat belum berkeluarga Ia mengatakan
bahwa Ia berlatih sembilan jam per harinya. Dengan latihan yang keras dan terus menerus
membuatnya menjadi semakin terampil dan lebih siap apalagi pada bidang musik jazz yang
Ia tekuni membutuhkan improvisasi dalam membuat musik yang enak didengar. Sehingga
banyaknya pengalaman dan latihan menjadi hal yang esensial untuk menciptakan kemajuan
dan hal-hal lain dalam industri musik.

3.1.2 Supplier & Partner


Untuk memajukan dan mengembangkan bisnis tentunya perlu untuk memiliki
supplier dan partner yang terpercaya dan dapat diandalkan. Tak terkecuali dalam bidang
industri musik, walaupun supplier disini terbilang jarang dipakai karena supplier pada
bidang ini dibutuhkan dibagian peralatan. Threetone Music Studio sendiri memiliki
beragam supplier, dimana supplier tersebut berbeda-beda dan khusus seperti supplier untuk
drum berbeda dengan supplier untuk bass, piano, dan sebagainya. Ini dikarenakan setiap
peralatan yang dipilih dari berbagai brand yang ada sehingga supplier tersebut menjadi
berbeda-beda tergantung pada alat musiknya.
Untuk partner seiring dengan berkembangnya Threetone Music Studio dan semakin
dikenal oleh berbagai kalangan sehingga membuat Threetone Music Studio diundang ke
berbagai acara seperti bermain di Java Jazz, mall-mall, cafe-cafe di Jakarta dan berbagai
acara lainnya. Maka dapat dikatakan partner dari Threetone Music Studio adalah
perusahaan alat musik, cafe, dan mall-mall serta event-event lainnya.

3.1.3 Kompetitor
Kompetitor didefinisikan oleh Bengtsson and Kock sebagai orang atau bisnis yang
menciptakan dan memasarkan produk yang sama dengan produk perusahaan sendiri.
Berdasarkan data dari Bekraf, diketahui dari 482.094 usaha ekonomi kreatif yang berlokasi
di Jakarta sebanyak 1.880 bergerak di bidang musik. Dari 1,880 industri kreatif yang
bergerak di bidang musik ini, narasumber kami merasa bahwa tidak banyak kompetitor
yang dapat menandingi bisnis nya yaitu Threetones Music Studio. Jasa yang diberikan oleh
Threetones Studio dirancang untuk memberikan competitive advantage yang untuk
melawan beberapa tipe kompetitor.

Saat Threetones music studio dibandingkan dengan kursus atau les musik lainya
Threetones memiliki competitive advantage yaitu kualitas dari pengajar dan edukasi musik.
Kualitas dari edukasi musik ini ada karena produk unggulan Threetones yaitu Program
Intensif, dimana biasanya les musik biasa hanya mengajarkan materi seminggu sekali dan
tidak ada variasi dan rencana pembelajaran yang jelas antar kelas. Sedangkan program
intensif milik Threetones memiliki kualitas edukasi yang setara dengan tingkat universitas
musik. Dimana seminggu orang yang les di Threetones akan dilatih terus menerus dan
materi setiap minggu sudah direncanakan dimana contohnya ada satu hari yang melatih
chord, lalu pertemuan kemudian melatih melody, dan pertemuan selanjutnya akan melatih
improvisasi. Program intensif ini menyebabkan ada diferensiasi jasa yang disediakan oleh
Threetones dan juga kursus musik lainya.

Ketika Threetones dibandingkan dengan sekolah atau institusi atau kuliah musik
lainya Threetones memiliki competitive advantage yaitu biaya. Biaya untuk menjalani
pendidikan musik di Universitas Pelita Harapan adalah Rp 66.000.000 untuk biaya
pendaftaran dan per semester mahasiswa harus membayar uang sebesar Rp 21.800.000.
Sedangkan apabila seseorang ingin belajar di Threetones Music Studio, mereka hanya
membutuhkan uang Rp 1.500.000 untuk menjalani program intensif.

Selain itu untuk meningkatkan publikasi dari Threetones Music Studio untuk
mendapatkan client, Threetones Music Studio juga memiliki media sosial seperti Youtube,
dan Instagram. Media sosial yang dimiliki Threetones juga bisa dianggap sebagai sebuah
competitive advantage dimana biasanya sekolah musik atau kursus les lain tidak
menggunakan media sosial sehingga dengan Threetones menggunakan media sosial dengan
baik Threetones bisa menggapai market yang lebih luas dibanding kompetitor.
3.1.4 Masa Depan Bisnis
Pemilik Threetones Music Studio bersifat sangat optimis dengan pertumbuhan atau
masa depan industri musik. Dalam interview bapak Alvin Wirianata menyatakan bahwa
industri musik memiliki market size yang besar dan juga sangat cerah. Dia berargumentasi
bahwa kita dapat melihat potensi dari industri musik saat kita streaming live music atau
membuat konten instagram story dimana konten tersebut memiliki tingkat engagement
yang lebih tinggi dibanding konten lainya. Bukan hanya narasumber yang mempercayai
bahwa industri musik memiliki masa depan yang cerah, world economic forum juga
memiliki prediksi bahwa walaupun terkena pandemi industri musik akan terus bertumbuh
pada tahun 2021. Namun walaupun industri musik diperkirakan tumbuh terus, di Indonesia
kontribusi Industri kreatif bidang musik masih sangat kecil bagi GDP industri kreatif. Hal
tersebut disebabkan karena kurangnya infrastruktur industri musik di Indonesia. Kurang
ketatnya pengawasan pelaksanaan hukum perlindungan hak cipta, maraknya pembajakan,
kurangnya fasilitas yang memadai untuk menjalankan sebuah konser memiliki dampak
yang signifikan terhadap pertumbuhan industri musik di Indonesia.

Narasumber berpendapat bahwa untuk Threetones Music Studio sendiri selain


pandemi yang mempengaruhi bisnis secara keseluruhan, bisnis Threetones Music Studio
sendiri tidak memiliki ancaman atau tantangan apapun. Narasumber memiliki pendapat
tersebut karena dari hasil observasi, pengalaman, dan survey yang dia telah lakukan,
dimana market size untuk industri musik memiliki ukuran yang besar dan akan selalu
bertumbuh. Selain itu narasumber juga merasa belum ada bisnis les musik yang bisa
menyaingi kualitas, dan produk dari Threetones Music Studio.

Walaupun perkembangan industri musik dilihat cerah dan memiliki market size
yang besar, tidak adanya kompetitor bagi Threetones Music Studio, serta keadaan sekarang
dimana Threetones sudah melayani banyak klien internasional seperti duta duta dari negara
rusia, china, dan lain lain, narasumber kami menyatakan bahwa Threetones Music Studio
memutuskan walau ingin mengekspansi bisnis ke skala internasional, kondisi sekarang
tidak memungkinkan terjadinya ekspansi tersebut. Keputusan tersebut diambil karena
kondisi sekarang dimana pandemi COVID-19 masih menghambat pertumbuhan dari
Threetones Music Studio. Narasumber menyatakan bahwa fokus dari Threetones Music
Studio selama pandemi adalah untuk bertahan. Selama pandemi industri edukasi musik
seperti Threetones yang menyediakan jasa les alat musik mengalami penurunan revenue.
Hal tersebut disebabkan oleh himbauan pemerintah agar masyarakat tidak keluar rumah
atau ke tempat umum, sehingga para siswa dari tempat les musik berhenti datang ke tempat
les mereka. Selain itu dalam partnership, sebelumnya Threetones Music studio beroperasi di
sebuah mall dan bekerja sama dengan mall dan cafe sekitar untuk menyediakan live musik,
namun pandemi COVID membuat mall mall dan cafe tutup sehingga kegiatan operasional
dan marketing dari Threetones Music Studio menjadi terhambat. Untuk mengatasi masalah
penurunan pendapatan selama pandemi Threetones mulai menyediakan konten musik di
media sosial seperti Instagram dan Youtube. Penyediaan konten musik online ini memiliki
tujuan untuk memanfaatkan tren yang disebabkan pandemi yaitu adanya peningkatan
pendapatan industri musik yang menyediakan layanan melalui online streaming. Di youtube
dan Instagram Threetones, Bapak Alvin Wirianata menyediakan banyak konten seperti
jingle, single, album, tutorial, dan lain lain. Dengan adanya konten
Youtube dan Instagram ini bapak Alvin berharap untuk menarik client bagi Threetones
dimana orang akan semakin percaya dengan kemampuan pengajar Threetones Music
Studio.

3.2 Jurnal Referensi


3.2.1 The beat of progress : The rise of music streaming in Asia
Untuk pasar Asia sendiri, Mckinsey di penelitiannya “The beat of progress : The
rise of music streaming in Asia” juga menunjukkan bahwa pertumbuhan industri musik di
Asia memiliki tren yang positif dan industri musik sendiri memiliki market yang sangat
besar di Asia dimana sebesar 44% dari semua pengguna internet pada tahun 2015 berasal
dari benua Asia. Penelitian Mckinsey menunjukan bahwa pertumbuhan industri musik
digital di Asia berkembang jauh lebih cepat dibanding perkembangan industri musik digital
secara global. Industri musik digital Asia memiliki nilai pertumbuhan rata rata sebesar
8.8% dari tahun 2011 - 2015, sedangkan perkembangan industri musik digital secara global
memiliki tingkat pertumbuhan rata rata dari tahun 2011 - 2015 sebesar 0.4%.
Mckinsey dalam jurnalnya menyatakan bahwa pertumbuhan industri musik digital
di Asia ini dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama pertumbuhan industri musik digital di
Asia dipengaruhi oleh demografi muda yang banyak di Asia, dimana orang orang dibawah
umur 35 tahun yang sudah menggunakan atau biasa dengan adanya internet sejak dini lebih
sering menggunakan jasa jasa musik digital. Lalu di Asia infrastruktur untuk industri musik
digital sedang berkembang. Pada saat itu penyedia jaringan sedang menginvestasikan dana
besar besaran untuk meningkatkan kualitas jaringan di Asia. Investasi tersebut
menyebabkan penyedia jaringan bisa memenuhi sebesar 90% dari kebutuhan sinyal 3G dan
sekitar 70% kebutuhan sinyal 4G bagi para pengguna. Lalu faktor pendorong pertumbuhan
industri musik digital pada saat itu adalah munculnya inovasi inovasi dalam bidang musik
digital. Perusahaan musik sudah mulai menyesuaikan konten yang disediakan dengan selera
lokal, menyediakan konten yang disesuaikan dengan kebiasaan dan selera dari masing
masing pengguna, dan perusahaan musik mendorong dan memberikan alat bagi pengguna
untuk membagikan musik yang didengarkan dengan pengguna lainnya.

Selain pertumbuhan musik di negara Asia Mckinsey juga membahas adanya


pergeseran di musik Industri. Dimana sejak tahun 2014 industri musik mendapatkan
revenue terbanyak dari bidang musik digital seperti streaming musik dibandingkan di tahun
sebelumnya dimana revenue industri musik lebih banyak didapatkan dari penjualan kaset
dan vinyl. Mckinsey juga menyarankan agar sebuah perusahaan musik digital bisa sukses
dia harus menyediakan konten yang disesuaikan dengan budaya lokal dan selera para
pengguna dimana dicontohkan perusahaan Joox berhasil lakukan.

Walaupun pertumbuhan industri musik digital diperkirakan baik namun terdapat


beberapa hambatan bagi pertumbuhan industri musik digital terutama di Asia. Pertama
masyarakat Asia memiliki tingkat pendapatan yang rendah dimana contohnya di Indonesia
pendapatan rata rata penduduk indonesia dibawah 10.000 USD per tahun dimana hal
tersebut membuat penduduk indonesia lebih fokus membeli hal hal yang vital bagi
kehidupan dan membuat musik menjadi sebuah kebutuhan sekunder maupun tersier. Lalu di
Asia masih marak kasus pembajakan dimana hal tersebut menghambat pertumbuhan
industri musik digital karena produk bajakan memiliki harga yang sangat murah bahkan
gratis. Hambatan lainya adalah walaupun sinyal sudah tersedia namun smartphone dan
harga pulsa untuk mengakses internet masih relatif mahal dimana hal tersebut
menghentikan orang untuk menggunakan jasa streaming musik.

3.2.2 Incorporating Entrepreneurship Education in the Classical Performance Studio

Edukasi mengenai entrepreneurship merupakan suatu hal yang penting untuk dimiliki setiap
profesi bahkan industri kreatif seperti musik sekalipun. Sekolah atau kursus musik
kebanyakan hanya memberikan pembelajaran musik saja namun tidak memberikan
pengetahuan untuk bagaimana memanfaatkan skill mereka sebagai peluang bisnis. Hal
inilah yang ingin ditekankan. Dalam beberapa tahun terakhir edukasi terhadap skill
entrepreneurial telah bertumbuh pesat dan menjadi pelajaran populer di sekolah musik.
Sudah banyak sekolah musik yang memberikan pelajaran khusus untuk music
entrepreneurship sehingga murid - murid tersebut dapat memperoleh skill untuk
memanfaatkan kompetensi mereka sebagai musisi. Meskipun sekolah musik telah
memberikan kurikulum baru untuk meningkatkan edukasi murid mengenai music
entrepreneur, namun hal tersebut masih belum efektif karena pengajaran sebagai musisi dan
entrepreneur sangat bertolak belakang. Oleh karena itu dianjurkan bagi pemilik studi privat
untuk mengedukasi muridnya mengenai music entrepreneurial karena untuk mendapatkan
masa depan yang cerah musisi harus mempelajari hal tersebut.

Telah dilakukan juga sebuah survei terhadap 138 responden untuk mengetahui seberapa
penting entrepreneurship bagi setiap individu dan hasilnya 68 responden mengatakan
bahwa entrepreneurship sangat penting dan 104 dari responden setuju bahwa hal tersebut
harus diajarkan kepada mereka.
Salah satu alasan edukasi entrepreneurship ini adalah untuk menyiapkan murid - muridnya
sehingga mereka bisa menghadapi dunia luar dan berhasil dalam karir mereka. Untuk
memberikan pengajaran tersebut terdapat tiga cara yang efektif. Yang pertama adalah
dengan berinteraksi dengan komunitas, dimana dikatakan bahwa setiap dari murid harus
bisa keluar dari lingkungan sosial yang kecil dan mulai bersosialisasi dengan komunitas
lainnya sehingga mereka dapat memperoleh pengalaman bekerjasama dengan komunitas
lain dan dapat bertemu dengan calon customer atau pun partner mereka di masa depan.
Oleh karena itu sangat penting bagi seorang yang memulai karirnya di industri kreatif untuk
keluar dari komunitas kecil mereka dan mulai bergaul dengan komunitas lainnya.

Yang kedua adalah dengan berkolaborasi, hal ini dilakukan bukan dengan industri musik
namun dengan industri kreatif lainnya seperti perfilman, event, dan studio. Hal tersebut
dilakukan sehingga murid - murid dapat memperoleh koneksi dan juga pengalaman dalam
bekerjasama dengan industri lainnya yang dapat berkolaborasi dalam membentuk sebuah
usaha di industri kreatif. Yang ketiga adalah dengan berinteraksi dengan entrepreneur,
dengan begitu murid - murid dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi langsung
dengan seorangan entrepreneur. Dengan kesempatan tersebut maka mereka dapat bertanya
dan bisa menghabiskan waktu bersama seorang entrepreneur untuk memperluas wawasan
dan juga koneksinya.

3.2.3 Aspek Entrepreneurial Dalam Berwirausaha di Sektor Ekonomi Kreatif

Ekonomi kreatif di Indonesia ini memiliki tantangan yang menghambat pertumbuhannya


yaitu sumber daya manusia kreatif, bahan baku, daya saing industri, pembiayaan, pasar,
infrastruktur dan teknologi, serta kelembagaan dan iklim usaha. Untuk bisa menghadapi
tantangan tersebut perusahaan dan juga individu harus memiliki jika kewirausahaan dan
inovasi sehingga product dan service dari perusahaan dapat terus berkembang. Oleh karena
itu untuk terus berkembang dan menemukan peluang di zaman sekarang, sangatlah penting
untuk mengembangkan pengetahuan dan teknologi yang digunakan untuk usaha. Terdapat
beberapa keuntungan yang didapatkan ketika menggunakan teknologi, biaya dari
operasional akan lebih efisien dan efektif sehingga perusahaan dapat mendapatkan
keuntungan yang lebih banyak. Selain itu juga, dengan perkembangan zaman yang semakin
modern, persaingan dari setiap usaha terutama di industri kreatif, akan semakin ketat dan
mengharuskan pengusaha untuk melakukan inovasi dan siap dalam menghadapi segala
kemungkinan yang dapat terjadi.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kesuksesan dari berwirausaha dimana dilakukan
sebuah penelitian untuk mengetahui hal tersebut. Yang pertama adalah
entrepreneurial leadership, hal tersebut merupakan aspek yang sangat penting bagi
perkembangan ekonomi dan aspek kepemimpinan memiliki peran penting dalam
menentukan kesuksesan dari sebuah wirausaha. Dengan memiliki jiwa kepemimpinan
entrepreneurial maka seseorang dapat menciptakan sebuah perubahan dan juga inovasi
positif yang dapat digunakan untuk memimpin bisnis dan memenangkan persaingan usaha.
Kepemimpinan juga memiliki peran yang sangat penting dalam perusahaan karena,
perusahaan harus dipimpin oleh nahkoda yang dapat mengelola setiap dari sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan sehingga strategi yang digunakan untuk membuat keputusan
dalam memenangkan pasar. Oleh karena itu sangat penting bagi setiap industri terutama
sektor kreatif untuk memiliki entrepreneurial leadership.

Kedua adalah self efficacy atau kepercayaan diri bahwa seseorang tersebut memiliki
kompetensi. Mental dari seseorang merupakan salah satu yang penting untuk dimiliki
seorang wirausaha terutama dalam industri kreatif. Self efficacy ini dapat timbul ketika
seseorang tersebut percaya bahwa dirinya mampu untuk melaksanakan kewajiban mereka
sebagai seorang pengusaha. Untuk memperoleh self efficacy sendiri dapat diperoleh ketika
seseorang menguasai sesuatu, memiliki serangkai pengalaman, persuasi sosial, kondisi fisik
dan emosional. Hal ini penting karena mental dari seseorang dapat menentukan setiap
keputusan dan juga arah dari perusahaan, jika mereka tidak memiliki self efficacy yang kuat
maka perusahaan tersebut dapat hancur.

Yang ketiga adalah inovasi dimana hal tersebut adalah kekreatifitasan dan merupakan
komponen penting untuk keberlangsungan wirausaha. Ketika sebuah perusahaan berhenti
berinovasi maka perusahaan tersebut akan dilewati oleh perusahaan lain. Inovasi sendiri
dapat terjadi dengan beberapa perubahan seperti, perubahan teknologi, perubahan
lingkungan, perubahan kebutuhan konsumen, perubahan pasar dan proses transformasi
perusahaan. Dengan perkembangan zaman yang cepat terutama ketika teknologi mulai
bermunculan, pengusaha wajib memiliki untuk terus inovasi sehingga akan muncul produk
atau jasa baru. Yang ketiga adalah modal sosial, hal tersebut merupakan komponen penting
bagi setiap wirausaha karena jaringan pertemanan atau sosial seseorang dapat memberikan
peluang bisnis. Dengan memiliki jaringan sosial yang luas maka kemungkinan pengusaha
tersebut untuk mendapatkan supplier, partner atau pun investor akan lebih besar. Hal
tersebut sangat penting terutama pada industri kreatif.

3.3 Artikel Pendukung


3.3.1 “This is how COVID-19 is affecting the music industry” - by WEForum

Masa depan industri musik diperkirakan sangat cerah. World economic forum memiliki perkiraan
bahwa industri musik akan terus bertumbuh. Pada tahun 2015 industri musik tercatat memiliki
pendapatan sebesar 46.01 miliar USD dimana pendapatan tersebut merupakan gabungan dari
pendapatan musik dari bidang live music maupun streaming musik. Angka tersebut mengalami
pertumbuhan di tahun 2016 dimana pendapatan industri
musik secara global tercatat mencapai angka 48.23 miliar USD dimana terjadi pertumbuhan
sebesar 4.8%. Tren tersebut berlanjut di tahun 2017 dimana pendapatan industri musik
tercatat sebesar 50.88 miliar USD dimana terdapat pertumbuhan sebesar 5.4%. Pada tahun
2018 tren pertumbuhan juga terjadi lagi dimana pendapatan industri musik secara global
bertumbuh menjadi 53.77 miliar USD dengan tingkat pertumbuhan sebesar 5.6%. Tren
positif ini diperkirakan oleh World economic forum untuk bertahan dimana pendapatan
industri musik ini akan terus bertumbuh seiring dengan waktu. World economic forum
memperkirakan bahwa pada tahun 2021 pendapatan industri musik secara global akan
mencapai angka 61.82 miliar USD.

Walaupun pertumbuhan industri musik masih terbilang cerah namun pandemi


COVID yang sedang terjadi memiliki pengaruh yang cukup besar bagi industri musik. Pada
awal pandemi pendapatan industri musik berkurang sepertiganya karena tutupnya toko toko
musik, namun penurunan ini diikuti oleh rebound yang disebabkan oleh naiknya
pendapatan industri musik digital dimana perusahaan seperti spotify, dan Tencent Music
Entertainment mendapatkan penambahan subscriber di kuartal pertama. Dalam hal
periklanan yang dilakukan industri musik, industri musik mulai memberhentikan periklanan
untuk menghemat biaya. Dari hal distribusi banyak artis yang mengundur rilis lagu baru
mereka dan musik tidak lagi didistribusikan melalui media fisik seperti konser dan CD.
Karena itu artis mencari cara baru seperti streaming melalui media seperti twitch, dan
Youtube.

3.3.2 Rencana Pengembangan Industri Musik Nasional 2015 - 2019

Di
Indonesia, industri musik juga memiliki masa depan yang cerah. Hal tersebut
dapat dilihat dari pertumbuhan PDB industri musik dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010
tercatat PDB industri musik sebesar 3.972, 74 miliar rupiah. Pada tahun 2011 angka
tersebut bertumbuh menjadi 4.475,44 miliar rupiah dimana terdapat peningkatan sebesar
12%. Pada tahun 2012 angka tersebut tumbuh lagi menjadi 4.798,88 miliar rupiah dengan
tingkat pertumbuhan sebesar 7.2%. Angka tersebut kembali bertumbuh di tahun 2013
menjadi 5.237,08 miliar rupiah dengan tingkat pertumbuhan sebesar 9.1%.
3.3.2 Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2019

Bekraf
mencatat pertumbuhan industri musik sebesar 7.59% pada tahun 2016, 7.99% pada tahun
2017, dan 7.91% pada tahun 2018. Walaupun musik mengalami pertumbuhan dari tahun ke
tahun namun industri musik di Indonesia mengalami sebuah masalah yaitu kontribusi
Industri musik yang kecil bagi PDB total. Pada tahun 2017 industri musik hanya
menyumbang sebesar 0.47% terhadap GDP ekonomi kreatif. Kontribusi yang kecil ini
dipengaruhi oleh beberapa hal, mulai dari kasus pembajakan musik yang masih marak di
Indonesia, peraturan perlindungan hak cipta yang masih tidak ketat pengawasannya, dan
juga masalah infrastruktur yang kurang.

3.3.4 Wajah Baru Industri Musik di Era Digital


Artikel ini mengatakan bahwa walaupun pandemi COVID 19 memiliki dampak
yang negatif bagi sebagian besar bisnis dimana banyak usaha yang tutup, ada juga dampak
positif dari Pandemi COVID 19 ini di Industri Musik. Spotify mencatat peningkatan
pengguna sebanyak 4.5% dan pengguna berbayar meningkat sebesar 6.2%.

Pandemi COVID 19 juga memunculkan adanya tren tren dan kebiasaan baru di
masyarakat. Pertama konser daring muncul menggantikan konser musik konvensional.
Konser musik daring ini sebenarnya lebih menguntungkan karena jumlah penonton tidak
dibatasi oleh kapasitas maksimal gedung, selain itu konser online pun juga memotong biaya
yang diperlukan penyelenggara untuk mengadakan konser dimana penyelenggara tidak
perlu membayar biaya perizinan serta biaya panggung dan perlengkapan.

Maraknya konser online ini dibuktikan dengan kesuksesan dari Loket.com. Wakil
presiden Loket.com menyatakan bahwa event creation di Loket.com memiliki angka yang
lebih tinggi saat pandemi dibandingkan sebelum pandemi. Dimana diharapkan konsep
konser online ini dilanjutkan dan dikembangkan lagi setelah pandemi COVID 19 ini
selesai.
BAB 4
KESIMPULAN & SARAN

4.1 Kesimpulan
Ekonomi Kreatif subsektor musik didefinisikan sebagai sebagai kegiatan atau usaha yang berkaitan
dengan pendidikan, kreasi atau komposisi, rekaman, promosi, distribusi, penjualan ,dan juga
pertunjukan karya seni musik. Kak Alvin yang merupakan narasumber kami merupakan owner
sekaligus pengajar Threetone Musik Studio. Kak Alvin merupakan seorang pemain piano Jazz
yang sempat memenangkan penghargaan best pianist pada 2005. Threetone Musik Studio berdiri
dari 2001 dan sekarang berlokasi di Ruko Permata Senayan yang didalamnya memiliki 2 studio
besar dan beberapa studio untuk berbagai keperluan lainnya.

Perkembangan zaman yang terus menerus menyebabkan berbagai industri harus dapat beradaptasi
dan mengikuti keadaan. Pada sektor musik digitalisasi memberi banyak perubahan terutama pada
bidang pemasaran dimana sosial media seperti Instagram dan Youtube menjadi hal yang esensial.
Maka menurut Kak Alvin Wiranata selaku founder Threetone Music Studio dalam industri musik
diperlukan untuk dapat bergerak cepat dan beradaptasi, terus belajar hal baru, dan berani
bereksperimen atau mencoba. Dari segi kompetitor Threetones Music Studio merasa bahwa masih
belum ada kompetitor yang bisa menyaingi Threetones. Hal tersebut dikarenakan values values
yang diberikan Threetones dari unique selling product mereka tidak dapat ditemukan di kursus atau
sekolah musik lain.
Dari segi masa depan bisnis, pemilik Threetones merasa yakin dengan masa depan industri musik
dan bisnis Threetones yang dimilikinya. Industri musik dipercayai akan terus berkembang dimana
hal tersebut dapat dilihat dari engagement konten musik di sosial media. Namun walaupun
diperkirakan akan berkembang, sekarang industri musik sedang terhambat oleh pandemi COVID,
dimana karena COVID bisnis les atau kursus musik mengalami penurunan jumlah klien dimana
klien tidak bisa dan dihimbaukan untuk tidak ke tempat umum. Namun untuk menangani hal
tersebut Threetones musik studio mulai menggunakan media sosial seperti Youtube untuk
menyediakan konten seperti jingle, single, dan album untuk menarik perhatian klien. Pandemi
COVID juga membuat pemilik Threetones untuk fokus mempertahankan agar bisnis tetap berjalan
walaupun memang ingin melakukan ekspansi ke luar negeri dan memang sudah banyak klien
internasional seperti duta duta negara lain yang menjadi klien Threetones Music Studio.

Dalam membentuk dan mengembangkan sebuah perusahaan tentunya dibutuhkan sebuah jiwa
entrepreneurial bahkan untuk industri kreatif seperti musik sekalipun. Dengan terus
berkembangnya zaman, terdapat perubahan yang terus terjadi pada kondisi dari lingkungan
eksternal dan juga internal dari industri tersebut. Hal tersebut menempatkan setiap pengusaha
untuk terus berpikir secara kreatif dan inovatif sehingga dapat timbul ide - ide baru yang dapat
digunakan untuk terus mengikuti perkembangan yang terjadi. Dengan memiliki jiwa
entrepreneurial, pengusaha akan dapat lebih mudah untuk memperoleh ide - ide kreatif dan juga
inovatif karena, terdapat aspek - aspek penting seperti kepemimpinan, sosialisasi, kreatifitas yang
merupakan komponen penting dari jiwa entrepreneurial.
4.2 Saran
Dengan adanya pandemi kelompok menyarankan Threetones Music Studio untuk menggunakan
momentum yang diciptakan oleh pandemi untuk menciptakan produk produk atau jasa jasa
berbasis online. Hal tersebut kami sarankan berdasarkan data data yang kami dapatkan dimana data
menunjukan bahwa sedang terjadi pergeseran dari industri musik fisik ke industri musik digital.
Kami tidak menyarankan Threetones music studio untuk menghilangkan jasa yang ditawarkan
sekarang agar perusahaan Threetones dapat fokus menjadi penyedia kursus musik digital. Namun
kami menyarankan agar jasa kursus biasa didampingi oleh jasa kursus online seperti video tutorial,
dan kelas online.

Selain itu dalam segi sosial media, kelompok menyarankan agar Threetones Music Studio untuk
meneruskan apa yang dilakukan dengan Youtube. Dimana sosial media ini sangat membantu
engagement ke klien. Untuk konten yang ditampilkan di sosial media, Threetones sudah memilih
konten dengan baik dimana terdapat konten musik seperti album, single, dan jingle yang sudah
disesuaikan dengan selera pendengar musik lokal.
LAMPIRAN

● Bukti interview narasumber mela lui Google Meet


● Transkrip Interview
Daniel : “Ko, boleh tau dulu nama lengkap koko, jenis pekerjaan/jabatan, lama bekerja,
lama perusahaan berdiri, dan juga jumlah karyawan koko”

Narasumber : “Yak, aku Alvin Wirianata buka profesor doktor.. Ga… Alvin Wirianata aja
cukup.. hahaha pada ketawa hahaha… jenis pekerjaan aku adalah aku wiraswasta, aku
disini megang kursus sekolah musik yang berdiri dari 2001.. Iya 2001, kurang lebih dari
2001.. Lama bekerja ? ya itu dari 2001 lah dari itu ngerintis sampe sekarang.. Nama
perusahannya Threetone Music Studio.. Disini ada ga ininya? Oh ada yah? Nah ini tuh
logonya.. Kamera ini ada logonya ngga? Ini logonya ada.. Oke ada logonya, ya aku ada
dikantor sekarang jumlah karyawannya ada 8 karyawan. Lama perusahaan dari 2001
namanya Threetone Music Studio. Bidang perusahaannya ialah sebetulnya jasa kursus
musik.. Jadi begini deskripsinya, kita melayani juga jasa kursus musik, sewa menyewa
ada 2 studio besar yang bisa menampung 40 orang. Dan aku sekarang begini sebagai
pemain jazz, kan di YouTube aku.. Eh promo nih gue? “

Daniel : “Ngga apa - apa koh”

Narasumber : “hahaha biasa aku tuh ngarahnya kesana mulu kita, hmm jadi aku ada di
YouTube juga baru kenal 4 bulan sudah 470 sucscriberan hampir 500, nah udah begitu
orang tau aku sebagai pianis jazz makanya aku pede banget buka kursus, jadi mau ga
mau kursus ini bergerak dibidang musik jazz. Padahal ngga, nah makanya orang daftar
kemari makanya pada takut, aduh gue mau main jazz susah kan ya.. Terus saya bilang ini
bukan jazz kok, ngga ini pak Alvin itu main disini, main di Java Jazz, main disitu main
disitu.. Mainnya jazz semua. Makanya bukan jazz. Nah makanya orang suka ngecap kita
main jazz padahal bukan. Iya.. gitu deskripsinya seperti itu, jadi tempat kursus musik sih..
Ada saxophone, ada piano, ada gitar, bas, drum semua lengkap. Ya… itu sedikit
deskripsinya. Oke terus, pekerjaan responden dan pekerjaan lain responden di tempat lain
itu ngga ada karena aku fokus disini udah lama banget jadi ngga ada lagi yang lain..
Kemudian penjelasan proses penciptaan nilai di perusahaan responden sehingga bisa
melihat kan tadi ngga ada ya, Value dari perusahaan apa ya? Value yang dimiliki
perusahaan gini, aku anggap ini sebagai unique sellingnya production.. Value disini aku
anngap sebagai uniquenya, jadi moto kita anyone can play. Jadi yang merasa bodoh, yang
merasa bodoh dateng kita dijamin bisa main kok.. Anyone can play.. Dari emak - emak
(group emak-emak) sampe group TK semua anak semua bisa main. Kita juga ada
program, program andalan kita adalah intensif program yaitu seminggu 3-4x belajar dalam
seminggu, bayangin aja kayak kuliah. Kenapa? Karena gue percaya yang belajar ga
pernah latihan.. Jadi gue pake program ini, supply and demand. Supplynya orang yang
males ga pernah megang alat, maunya bisakan ? Yaudah dengan itu gue ciptakan
program, unique selling kita adalah itu, program buat orang males. Males mau jago?
Bayarnya ke kita. Jadi gue sebagai guru siap untuk nerima murid yang ga pernah megang
alat sekalipun bahkan dia lagi ngeles bahkan dia ga pegang alat, maleskan? Ini maleskan?
“Aduh gue males banget nih latihan.. Yaudah ketemunya kak Alvin lagi nih” tapi kak Alvin
siap kok nerima murid yang kayak begini modelnya. Makanya.. Makanya ada program ini.
Makanya tidak ada kursus/sekolah musik di Jakarta yang berani pegang program kecuali
kita. Gitu, makanya client kita cukup banyak dari ambassador, terus dari businessman
bahkan ownernya astra pernah belajar belajar sama kita. Kenapa? Karena lu tenang aja
tinggal bawa diri lu kemari, duduk tenang gue ajarin sampe lu bisa. Jadi gue beranggapan
semakin sering / frekuentif lu belajar, semakin bisa.. Gitu jadi unique selling kita disitu,
valuenya disitu. Apakah value tersebut solusi ? Yes ! Karena, sekarang sekolah musik
bayangin gini ya, katakanlah elu sebagai siswa. Ini kok gue ngomong terus nih? Ga
apa-apa? Ngga ada yang mau nanya ? Hahaha”

Daniel : “Ga apa-apa Ko, abis ini kita nanya hahaha”

Narasumber : “ Hahaha, yak gini ya, katakan lah lu sebagai siswa deh.. Gue disini kenal
Daniel ya, Daniel sebagai siswa gue ga pernah latihan dirumah dan Daniel ketemu gue
takut, gue ketemu Daniel empet. Karena lu ga pernah latihan, sekolah musik kendalanya
tuh disitu makanya muridnya ilang. That’s why muridnya ilang, karena gaada solusinya.
Gurunya merasa pede, “wah lu ga latian, keluar aja deh!” Iya.. duitnya darimana? Valet?
Nah, disatu sisi muridnya ingin belajar, tapi ya gitu.. Musik bukannya sesuatu yang
premiere. Jadi muridnya males-malesan. Ya wajarlah dan itu ga ketemu solusi sampe hari
ini. Makanya gue train guru disini, gue secara pribadi nge-train guru untuk apa? Untuk siap
kedatangan siswa yang memang sama sekali ngga pernah pefang dirumah. Itu adalah
solusi, tidak ada yang begitu. Trust me, tidak ada guru yang ingin melihat sama bodohnya
kayak kemarin. Itu salah satu unique selling kita. Bagaimana cara perusahaan
menyampaikan value perusahaan kepada customer? Ya itu, menjaminkan customer untuk
supaya 1, moto kita anyone can play jadi ngga ada halangan. Jadi semuanya bisa, ngga
ada halangan. Sebut aja ada autis, sebut aja ada kelemahan apapun? Fisik ? Sebut aja
apapun ngga ada halangan. Tua? “Pak aku udah tua nih pak, aku emak-emak umur 60an”
belajar sama aku, dan sekarang dia udah punya satu album jazz. Bayangin, dari 0
(nothing) become something. Jadi buat gue ngga ada yang mustahil, buat gue semua bisa
asal 1.. *gaya tangan memegang uang* wulus.. Wulus.. Lu berani ngga bayar? Lu berani
ngga 1 pertemuan misalnya ya katakanlah maksimal 1.500.000 1 jam misalnya. Berani
pak, gue berani.. Biasanya kalo udah yang veteran - veteran gitukan dia berani aja bayar
dia buat hobi uangnya ngga ada serinya. Terus tiba tiba suaminya bilang “wih seru yaa..
Udah bisa main 1 lagu” lama - lama bisa main di feeds IG. udah pede tuh, pertama
keliatan tangannya doang, lama lama pede keliatan senyumnya, lama lama buat YouTube
dan akhirnya berhasil itu sudah ada beberapa siswa yang kayak gitu, jadi value kita begitu,
sama customer kayak gitu. Bagaimana cara menyampaikan perusahaan, itu dia terus yang
kedua media sosial lagi gila-gilanya. Jadi gue targetin setiap siswa disini minimal harus
main di feednya. Jadi di IG feedsnya sebulan sekali minimal main satu lagu dia harus
main. Gitu, ya mau lagunya apa kek.. Baby shark kek.. Terserah deh pokoknya main di
feed. Kan pasti yang like banyak tuh, apalagi kalo anak kecil, “aduh tante suka..” like..
Like.. lama lamakan pede siswanya, lama lama seneng, gue seneng nih di like 1000, gue
dislike 200. Asik bangetkan? Udah ada buktinya. Jadi dulu ada China ambassador dia
belajar sama gue. Terus dia gabisa lagu apapun, pertama kali dia bisa lagu F4, ya gue
ngulik lah lagu F4 gue kan ngga suka F4, yaudhlah ya, gue ngulik ngulik dia sama sekali
anti media social. Dia ga peduli berapa likes yang dia dapet, suatu saat dia bisa satu lagu
itu perfect, online class loh.. Online class. Suatu saat dia bisa lagu itu, dia tampilin tapi
bukannya IG ya, tapi di China WeChat. Tau ngga dia dapet 2000-3000 likes ? Langsung
loncat, itu orang bilang “Vin gini ya Vin, sebulan sekali lagunya ini.” Dia yang jadwalin.
Kepret ga? Jadi nyusahin gue.. Dia yang jadwalin, lagu ini begini ya Februari lagunya ini
ya sampe Maret 2022 dia udah ada lagunya. Dari 0 dari ga semangat sampe dia lebih gila
dibanding gue. Nah makanya buat gue ngga ada yang ngga mungkin, itu bagaimana gue
approach ke customer. Terus Perusahaan yang terkait dengan proses bisnis perusahaan
tempat responden bekerja, hmm sebetulnya yang ada disini gue kerjasama sih
sebetulnya.. Sebetulnya perusahaan terkait itu misalnya seperti ada beberapa cafe
maupun live music khususnya jazz ya, kadang gue suka main terus siswa suka dateng.
Sebenarnya ini strategi maintain dari gue, strategi maintenance supaya customer tetep
awet, jadi dia ada rasa sensasi main. Kan biasakan ada sensasi main, adrenalin nonton
film horor sama sensasi main itu sama. Ininya, deg-degannya takut keliatan tolol diatas
panggung. Dag-dug dag-dug kan gitu, jadi sensainya mirip adrenalinnya makanya seru.
Dengan gue kerjasama sama beberapa cafe,yang sekarang sebetulnya udah agak putus
kerjasamanya karena pandemi. Cafe lagi off semua, live music lagi off semua. Dan baru
tadi gue meeting tadi nih jam 1, makanya gue say sorry ke kalian semua karena gue tadi
ada meeting sama marketingnya Threetone karena ada cafe yang berani buka, yaudah
haha kita meeting lagi,kita mau masuk lagi, gimana caranya kita bisa main disitu bukan
buat duit. Jadi gue main disitu bukan buat duit, untuk supaya siswa kita bisa liat and bisa
ngejam. Gunanya adalah charger siswa, maintain juga siswa supaya siswa batterynya
tetep diatas ,apinya ketas terus semangatnya. Gitu hahaha, jadi kerjasamanya dalam
bentuk itu”

Daniel : “Ko, kita gantian nanya deh ya hahaha”

Narasumber : “Oh iyaa silahkan”


Daniel : “Kita mau tanya juga nih, dari perusahaan koko adanya kerjasama nih. Kalau
misalnya di tempat koko sendiri di studio koko, koko tuh bisa dibilang ada supplier gitu
ngga ko untuk alat musik atau apa , ada ngga ko?”

Narasumber : “ada dong.. Cuma sifatnya studio kan ngga ga gini dong, ngga supply terus.
Kita kan studio supply terus barang mati. Jadikan kita ngga kayak minimarket, terus dibeli
orang abis. Susu gitu, kan kagak begitu. Jadi supplier disini ya dalam bentuk istilahnya
pergudangan. Gabisa dibilang supplier sebetulnya, yang bisa dibilang supplier itu kalau
dibilang barang itu kan mengalir terus ke customer, kosong lagi di gue dan gue order lagi
mengalir ke customer. Kalo di gue disini ngga dong gabisa dibilang supplier dong bisa
dibilang guenya pembeli dong. “

Daniel : “Engga tadi maksudnya mau nanya supplier alat musik ke kokoh itu siapa? Kan
kokoh studio musik, kokoh kan pasti beli alat musik ke siapa gitu.”

Narasumber : “Oh iya ada, jadi gua… gua… gua lupa deh, ada beberapa datanya sih ada
supply dari atas piano juga ada sendiri, gitar juga ada elektrik, drum juga ada sendiri,
drum juga ada sendiri gitu.”

Daniel : “Kokoh drum nya pake akustik ya biasa ya ko?”

Narasumber : “Kenapa?”

Daniel : “Kokoh pake drum nya akustik ya biasanya?”

Narasumber : “Drum nya akustik semua.“

Daniel : “Kan sekarang beberapa studio dan sekolah musik udah ganti ke elektronik
sekarang semuanya.”

Narasumber : “Iya mau yang murah iya. Kalo disini, ini satu set drum aja ada yang 70
Juta, nah kita ada tiga.”

Daniel : “Drum koko yang itu berarti yang gretsch ya yang diatas?”

Narasumber : “Iya. Drum itu dan simbal nya beberapa ada yang endorser endorser dari
artis artis jazz di tanah air. Jadi mereka begitu live, kemarin kan ada live jazz disini yang
java jazz. Java jazz kan pake kita, pemain nya kaget gue ga butuh bawa apa gini memang
keren keren.”

Daniel : “Iya kemarin aku liat di Instagram keren keren.”


Narasumber : “Iya, jadi mereka pada puas ya puji tuhan. Gua bilang kalo gua memang
siap banget sih dan gua secara ini (mindset dan pengetahuan) gua siap, dan secara
environment gua juga siap gitu lho untuk memang nyari duit hahaha. Ya ada lagi
pertanyaanya”

Patrick : “Okay kalo gitu mungkin lanjut ke penjelasan pesaingnya koh, kira kira ada
kompetitornya.”

Narasumber : “Banyak, banyak. Untuk kompetitornya aku ada ya kompetitor aku cuma
sekolah ya bukan kursus, karena kursus aku ga ada kompetitornya. Karena sampai hari
ini aku kan juga bikin apa namanya melalui youtube. Melalui youtube aku juga bikin kayak
apa sih namanya, kalau buat pendapat apasih namanya?”

Daniel : “Survey gitu koh.”

Narasumber : “Iya kuesioner lah kuesioner. Jadi so far itu kenapa satu bulan seratus
subscriber. Untuk pengajar musik satu bulan seratus subscriber itu tidak pernah ada
mungkin di Indonesia ini. Ya karena pengajar pengajar kita kebanyakan musisi memang,
mungkin musisi tapi ga bisa ngajar. Mungkin keunggulan aku disitu, jadi aku kejar terus
disitu. Untuk kompetitor kompetitor kursus aku ga ada. Tapi yang tandingan banget ya
sekolah musik, yang bener bener sekolah yang contohnya UPH, Institut musik daya ya
nah sebenernya ada lembaga kursus sih yang seperti aku gini, yaitu Farabi. Ya guru guru
farabi nya belajar sama gue, bingung gue jelasin juga bingung, guru farabi belajar dari
gue, guru yamaha ada 14 yang belajar dari gue. Jadi untuk kursus masih belom ada
kompetitor, gua akan tetep jaga itu, makanya gua keluarin album terus, album, youtube,
jadi orang tau kalo apa yang gua bangun ga main main, Soalnya musik yang paling
penting karya bro, musik itu yang paling penting karya deh, lu liat karya, lagunya seperti
apa, orang liatnya itu wuih wuih wuih begitu. Jadi untung belom ada tapi untuk dibandingin
musik, apple to apple, musik nya doang ya ada ya kayak daya tadi gua bilang, tadi UPH,
terus ya ada sih kalau lu mau masukin Farabi juga bisa, terus purwa caraka gitu gitu. Kan
ada tuh, banyak banget tuh purwocaraka tuh gila banyak banget tuh terus apalagi sih….
Ada di jogja kan ada ISI jogja ada juga tapi so far menurut survey yang tadi gua survey
orang lebih milih … ya tapi disini ya, masalahnya jagoan bertopeng nya kan gue gitu
sementara gue kadang kadang kalo nge hire guru lain gitu ya, belum tentu kayak gue gitu.
Pengalaman ngajar nya sudah tinggi dan segala macem itu belum tentu. Makanya susah
diomong gitu ya oke ada lagi?”

Patrick : “Uhm mungkin mau lanjut tanya, tadi kan udah dijelasin kalo pembedanya sama
kursus lain. Sekarang mungkin mau tanya cara bedain threetones music studio dengan
sekolah musik yang menjadi kompetitornya itu gimana ya? Apa strategi dari threetones.”

Narasumber : “Itu yang tadi gua bilang unique selling product nya. Tidak ada yang
intensif sama seperti kita. Tidak ada yang pake program intensif, lu kalo les piano
seminggu pasti les sekali, kalo les gitar, dan les drum seminggu itu pasti sekali ga
mungkin berkali kali. Nah dari berkali kali pun apa yang dipelajari berbeda beda. Jadi
misal piano nih, hari ini belajar chord, besok melody, besok improvisasi. Jadi itu saja
unique selling product itu
membedakan kita dari yang lainya. Ya paling mau disamain kuliah, yaudah tandingan kita
sama kuliah. Ya masa kursus mau nandingin kuliah kan gila, berarti mutunya kursus ini
bisa disaingin dengan mutu nya kuliah, kan gitu logikanya. Karena kuliah hanya kuliah
tandingan gue yang bisa ngikutin program itu. Kan kuliah itu lu ketemu berapa sks sih,
seminggu lu full ketemu kan, lu dalam sks seminggu itu lu ngerjain mata pelajaran apa aja.
Nah itu kita sama seperti itu. Dan itu unique selling product kita, Farabi, purwacaraka,
yamaha, no gaada. Dan kita ga ada kenaikan uang les karena level, ga ada , ga ada. Ya
kita uang les nya ya segitu aja menurut programnya. Kita ada program intensif, ada
program yang cuma seminggu sekali ada juga programnya. Tapi keunggulan kita yang
intensif ini.”

Patrick : “Okay terus mungkin lanjut tanya aja. Kira kira ada kolaborasi ga sama sekolah
sekolah musik atau kursus les lainya. Atau kolaborasinya cuma cafe cafe saja?”

Narasumber : “Jadi gini, kolaborasi antara kursus yang lainya tidak menguntungkan buat
kita. Kenapa, masa cuma ngoper siswa? Ga ada untungnya buat kita kolaborasi sama
mereka. Kalau mau cafe atau mall, kita ada ke cafe sama mall, dulu kan gue juga di mall.
Sebelumnya ini kan, ini kan ruko nih, nah sebelumnya di mall. Itu kita main iya, jadi
kolaborasi ini dalam bentuk pertukaran main dan promosi sekalian. Karena untuk
kolaborasi antar sekolah musik ga ada untungnya, kalau kolaborasi dengan sekolah
konvensional untungnya ada. Jadi orang orang yang sekolah konvensional yang biasa
terus mau belajar musik ke kita. Nah sekarang saya misalnya kolaborasi dengan
purwocaraka, orang gurnya aja murid saya mau ngapain di kolaborasiin. Ya kan
ketemunya lo lagi lo lagi, lu ga latihan masa gue mau ngomelin dia depan muridnya. Jadi
ga mungkin, kolaborasi itu ga menguntungkan buat kita. Kolaborasi yang menguntungkan
bagi kita itu kolaborasi yang non musik. Jadi kita jangkau pasar yang diluar dari komunitas
musik, supaya orang yang berada di luar ini masuk ke kita. Gitu aja sih untuk
kolaborasinya.”

Patrick : “Kalau gitu ke pertanyaan selanjutnya, kira kira gimana proses kreativitas
di perusahaan tempat responden bekerja.”

Narasumber : “Oke jadi karena sosial media ini lagi gila gilaan, makanya kita mengacu
kepada itu. Jadi sosial media antara namanya kita industri kreatif, udah pasti harus kreatif
dalam artian youtube lah, dalam artian kita main lah, itu udah pasti ga usah cerita lagi.
Kan kita industri kreatif ya youtube lah, pasti ada projek projek antara album, jingle, atau
single, youtube segala macem kita jalanin semua. Tapi kiblat kita ke promo sebenernya,
jadi gua sendiri buat youtube bukanya untuk oh ini ada alvin eksis gitu, bukan. Intinya
adalah duit, buat apa gua eksis tapi ga ada duitnya. Yang penting kan ada duit, ada orang
masuk, dan ada orang liat youtube gue dan dia percaya dia bisa ngajarin dia dan bisa jadi
client. Paling itu aja kali ya, mudah mudahan kejawab ya.”

Adriel : “Okay ini koh aku mau nanya dari perusahaan kokoh sendiri pernah nanganin
klien internasional atau belum?”

Narasumber : “Sangat.”
Adriel : “Sering berarti ya?”

Narasumber : “Oooo sering banget. Ya tapi disini kan ambassador juga banyak, dari
Russia, Australia, China sebut aja gitu, dan iya itu paling yang sekarang jalan itu ya.”

Adriel : “Kalau dari kokoh sendiri ada ga sih rencana buat memperbesar perusahaan
kokoh ke skala internasional ekspansi gitu.”

Narasumber : “Uhm kayaknya kalau skala internasional terlalu jauh kali. Karena untuk
sekarang aja kita masih bisa begini berdiri gagah aja udah puji tuhan hahaha. Iya
maksudnya, ya sekarang yang paling penting adalah….. Visi gue sekarang adalah gue
mau nyelamatin temen temen yang kegiles pandemi. Makanya salah satunya youtube gue
itu nolong mereka. Jadi untuk ke sana siapa sih yang ga mau, tapi gue belum mimpi dulu.
Gue sekarang musti survive dulu, membantu mereka mereka juga, temen temen gue juga
yang ga survive disana, dan ga seberuntung gue. Makanya salah satunya youtube.
Youtube itu, lu kalo liat youtube gue Alvin Wirianata, subscribe jangan lupa hahaha. Disitu
ada musisi musisi dan disitu gue ngasih makan mereka. Jadi puji tuhan lah masih bisa
berbagi gitu. Jadi untuk kesana bukanya gue ga ada ya, siapa yang ga mau sih. Tapi gue
ga mau muluk gitu. Next ada lagi?”

Adriel : “Menurut kokoh apa sih ancaman dan peluang dari industri kreatif kokoh ini. Apa
keunggulan dari menjalankan bidang musik ini,”

Narasumber : “Seperti yang lu liat gue cukup berapi api ga nih? Cukup ya. Nah gua juga
ngobrol kemaren ke murid gua juga yang udah 8 tahun belajar, gue ga pernah padam
apinya. Gue ga tau nih api dari mana ngga ngerti juga. Berharap aja jangan padam, kalau
gua padam gimana nasib musisi yang lain. Jadi uhhh gue ga ngerasa ancaman apapun,
dari segi bisnis ga ada karena so far sampai hari ini, keunggulan gue sampe hari ini puji
tuhan belum pernah ngeliat…. Uhm ya gue ga bisa sombong juga bingung juga gue
ngomongnya, cuma ga ada liat yang becus ngajar lah sampai hari ini. Sampai hari ini gue
mau belajar sama orang yang mungkin orang yang ngomongnya lebih bagus dari gue
yang pengajar musik ya, yang bisa memotivate siswa, yang bisa apa, sampai hari ini gue
ga ngeliat ada ancaman itu. Mungkin yang lebih jago dari gue banyak, mungkin. Tapi untuk
pengajar, pendidikan ngajar itu kan motivate segala macem, gue sampai hari ini bahkan
temen gue aja semua kalangan musisi kalangan java jazz, musisi pada lagi ngomongin
gue nih. Kenapa puji tuhan karena gue survive dari pandemi ini. Bahkan gue cenderung
nolong temen temen yang ga survive. Artinya buat gue gue sekarang berusaha jadi
pemimpin yang bener aja gitu. Begitu api gue padam kan abis sudah. Ya kelar api gue
padam ya urusanya kelar, ya musisi sekarang anda boleh lihat aja musisi mana yang
sekarang berjaya. Musisi sekarang lagi hidup susah, lagi ancur ancuran. Mereka jual
segalanya untuk ini. Dan anda lihat sekolah musik banyak yang tutup ya, di pacific place
yamaha semakin kecil, di grand indonesia tutup total sebutin aja. Jadi sudah banyak yang
tutup sekarang. Kenapa ada yang tutup, ga ada klien, mungkin bukan ga ada klien, klien
banyak. Buktinya apa, waktu anda main musik di feed ig banyak ga yang live, dibanding
anda ngomong lah, ngoceh atau anda nulis lah buat quotes lah, menarik mana. Lu kalau
mau main musik nih gila-gilaan jelek juga viewnya pasti banyak, nyanyi kek apa kek
viewnya banyak.

Daniel : Setuju setuju

Narasumber : Karena apa ? Artinya musik itu pasarnya banyak, cuman yang bisa
nampung ini pasar ga ada. Kenapa karena ga ada yang mampu, kenapa ga ada yang
mampu ? Musisi juga ga mau belajar dia cara ngajar cara marketnya yang bener musisi
yaudah egonya sendiri main musik begitu sekarang musiknya abis yaudah abis itu semua.
Itu masalahnya that’s why kenapa pada tutup ya mudah-mudahan Tuhan ijinkan untuk
bisa buka terus dah usaha gw

Daniel : Amin

Narasumber : Next

Adriel : Klo dari keunggulan dari koko sendiri keunggulan menjalankan usaha di industri
musik itu ada ga ko ? Mungkin dari segi relasi, kenal public figure atau lainnya gitu ?

Narasumber: Oke jadi begini, ngomong-ngomong soal keunggulan jadi gw ini ehmm apa
emm yang gw dalemin ini musik jazz musik jazz ini bisa dibilang cukup menjadi gengsi di
ibukota kita cukuplah bergengsi gitu loh. Cukup ditakuti cukup bergengsi jadi untuk
misalnya endorse artis lah segala macem juga ga banyak, ga banyak kenapa karena
jarang juga artis yang bermain dimusik jazz jadi semua ini nyambung nih makanya gw
keunggulannya mengajar pendidikan. Nah klo gw jadi pemain tok pemain gitu ya berarti gw
erat banget dong sama artis erat karena kan pemain. Klo gw pemain sekarang gw udah
abis kali, kaga ada panggung abis semua jadi sementara pertanyaan itu belum bisa gw
jawab. Sementara belom bisa gw jawab karena sekarang memang kenyataanya seperti ini.
Iyaa next

Adriel : Jadi tadi menurut koko ini peluang usaha di industri musik ini besar ya ko?

Narasumber : hmmm bisnis musik yang besar bisnisnya jadi music bisnis itu besar
terutama dibagian edukasi gitu jadi besar banget banget dibagian edukasi. Ya makanya gw
pesen sama anak-anak muda anak-anak milenial yang emang pengen belajar musik
jangan belajar musik buat hobi tapi ubah setiap not itu jadi duit. Kenapa ga mungkin tapi
pertanyaanya gini apakah lu cukup bagus untuk buat setiap not itu jadi duit ? Kan gitu jadi
peluangnya banyak nah ga usah pusing-pusing ngomongin peluang lu liat aja yang tadi gw
bilang klo tentang musik banyak ga likesnya ? Lu liatin aja banyak banget likesnya. Bener
ga ? Banyak banget artinya banyak banget peluang disitu. Bener ga? Ga usah
pusing-pusing deh lu mau nangkep ikan cere pun bisa lu kasih jasa lu nih yang murah aja
yang meriah dan banyak survive juga tapikan semuanya butuh strategi disini iya dong
misalnya nih gw nih mau biasanya perjam gw satu juta tapi gw mau jadi seratus ribu yang
banyak bisa juga kan. Cuma lu mau kerja keras atau kerja smart hehehe iya kan. Lu klo
mau kerja keras ya silahkan aja jadi misalnya jadi tukang becak tapi kaya gitu tapi
ngebecak mulu 24 jam atau lu mau santai-santai lu hire orang pengajar udah kelar deh gitu
lu mau yang mana gitu. Nah iya itu dia jadi menurut gw peluangnya sangat besar
untuk bisnis musik loh ya tapi untuk musisi no. Negara kita bukan negara art negara kita
adalah negara yang lebih banyak wirausaha lebih banyak karyawan bukan kayak Amerika
dan Jepang. Nah negara-negara yang sudah maju seperti Amerika Jepang dan Cina baru
bisa menghargai musik baru bisa menghargai pemain musik kenapa karena kebutuhan
mereka sudah tercukupi kebutuhan kita pangan kita kan susah makan aja susah mau
mikirin musik gitu kira-kira gitu bro. Ada lagi ?
Adriel : Lanjut ya pertanyaannya. Bagaimana kakak mendeskripsikan industri kreatif pada
sub sektor musik ?

Narasumber : Bagaimana mendeskripsikan itu yang tadi yang diawal yaa

tadi Adriel : Ohh oke ko

Daniel : Berarti kita langsung lanjut ke no 14 aja ya ko ya

Narasumber : Oke, iya

Kevin : Kan tadi koko bilang bangun bisnis nih ya treetone music nih ya tapikan klo
membangun bisnis harus memiliki jiwa entrepreneur ya

Narasumber : Iya jiwa berani mati

Kevin : hahaha. Nah aku mau nanya ni ko. Misalnya ni dari segi SDMnya nih. Ada ga sih
mungkin klo kokokan kita tau nih koko udah paham sama jazz tapi mungkin ada ga sih
pendidikan tentang bisnis atau lainnya gitu yang bisa bikin koko itu mampu mendirikan
bisnis ini.

Narasumber : Sangat dong , gw belajar banyak banget dari banyak motivator bahkan
sampai ikut kelas kayak denis santoso bahkan sampai ikut kelas saham. Banyak macem
dah jadi gw pribadi adalah orang yang sangat open, gw sangat open banget sebenernya
bukan hanya jazz doang sih cuma kan gara-gara begini lu sendiri menilai gw sebagai
jazzer kan

Kevin : Hehehe, Ga salah

Narasumber : Iya kan , sebenernya jazz is a complicated music. Jadi nuntut gw juga untuk
berpikir dan sekarang gw ngejalanin music bisnis ini ya tentu aja gw berpikir secara
marketingnya gimana, baru kemaren aja gw hire dua marketing juga sih untuk ngelebarin
sayap untuk ngebalas ini satu tahun pandemi. Kita satu tahun pandemi ada dampak sih
tapi puji Tuhan murid gw ga banyak yang kena dampak makanya ga gampang.
Bener-bener ga gampang karena yang gw jalanin disini ga hanya musik tapi bagaimana
gw belajar untuk memotivasi seperti gw seperti gw belajar bisnis dari deny santoso juga
bagaimana gw bisa tau hmm apa ya demand dari customer gitu. Ya tentu banget dan
gwkan sempet S2 bisnis cuma ga selesai

Kevin : Ohh begituu


Narasumber : Gara-gara itu tau ga, kenapa ga selesai 2005 itu gw S2 bisnis pada saat itu,
terus gw ditawarin main di java jazz 2005 pertama kali java jazz di Indonesia pada saat itu
gw juga dapat piagam penghargaan the best pianist di Indonesia pada saat 2005 itu. Terus
gw liat ini kuliah kerja kelompok setengah mati nih gw bagi-bagi sama musiknya setengah
mati karena gw udah aktif juga ngajar ya pendapatan gw saat itu udah lumayan lah ya
udah oke udah untung dari segi pendidikan gw mikir waktu itu duh gw lepas aja ya S2 gw
gitu kan dan lu tau ga pada semester 4 semester 5 eh engga pada tahun ke dua gw lepas
gw lepas S2 gw sayang yaa. Engga kok gw sampe hari ini kaga nyesel karenapa apa
karena apa ya untung gw lepas gitu karena temen-temen gw yang satu kuliah sama gw
yaa kayak kalah juga pendapatannya jadi maksudnya wah what’s the big deal ya gw pikir
ya yaudah. Akhirnya gw terusin terus tapi untung gw orangnya mau belajar mau banget
belajar gw orangnya suka banget nyuri-nyuri ilmu dair A B C belajar terus

Kevin : Hmm oke, nah klo tadikan ilmu-ilmu barukan ya ko kayak ilmu-ilmu bisnis buat
ngajar lagi nah klo misalnya nih kokokan udah ibaratnya master of music lah ya hahaha

Narasumber : Engga, belom lah gila lu

Kevin : Klo misalnya nih ada ga sih misalnya koko ni kayak belajar -belajar musik lagi gitu
kayak terus-terusan belajar terus ga ? Kayak dipelajarin terus gitu

Narasumber : Oke

Kevin : Atau koko mungkin udah merasa puas gitu sekarang ?

Narasumber : Engga lah gila, no no ga mungkin ga mungkin. Tapi gini gwkan sekarang
udah berkeluarga dulu gw sembilan jam sehari latihan sekarang gw ga bisa sekarang gw
ga bisa sorry to say gw ga bisa satu jam aja udah bagus karena ada ini perintilan-perintilan
yang nyusahin gw jadi ada aja gitu makhluk-makhluk astral gitu yang dateng papi papi papi
ya akhirnya yaudahlah untung gw latihan gila-gilaan dulu jadi gw bisa mengerti banyak hal
dan gw sekarang kan banyakan main sama orang belanda sama orang ada orang Belanda
Amerika jadi banyak juga sama mereka ya puji Tuhan banget jadi Tuhan angkat gw sampe
begitu. Untuk pertanyaan lu mungkin nih gw ga bisa latihan kayak dulu gw tetep terus
belajar tapi gw tetep terus buat karya jadi sekarang kerjaan gw adalah secara musiknya
gw compose. Compose itu jadi kayak buat improvisasi, improvisasi jazz itu spontan loh
spontan itu dipanggung tanpa rencana dan harus enak langsung enak dan bisa direkam itu
improvisasi jazz gw bisa jalanin itu terus sekarang nih apa yang gw pelajarin dari sekian
banyak buku yang ada secara praktikalnya yang mau gw jalanin gw tulis sekarang lagi
sibuk itu terus sibuk buat single juga juga mudah-mudahan bulan ini release jadi berkarya
terus. Jadi tugas gw sekarang adalah berkarya bukannya ga mau belajar loh ya
keterbatasan sekarang yang buat ga bisa kayak dulu lagi. Yang gw perlu belajar sekarang
adalah marketing aja sekarang untuk melebarkan sayap ya
Kevin : okee, oke ko. Klo misalnya nih pas awal bisnis itu koko itu mulainya itu apakah
dapat dana dari investor atau koko udah nabung gitu buat bangun bisnis treetone ini ?

Narasumber : Jadi dulu gw tuh ya orang tua ada bantu lah ga banyak karena pada saat itu
orang tua gw juga ga terlalu bagus ekonominya jadi orang tua ada bantu dikit selebihnya
gw sendiri gw dulu tuh ngajarnya matematika fisika kimia bro

Kevin : wah jauh yaa

Narasumber: dulu sampe ikut olimpiade matematika fisika, kimia, karena gw suka bahkan
sampai sekarangpun istri gw bilang “vin, udahlah lu ngajar lagi aja yuk banyak banget nih
yang mau” terus ga bilang aduhh ga deh gw pusing, gw kalo balik lagi kesono gw pening.
Gw mendingan begini enak ‘tang teng tong duitt tang teng tong duitt. Ini kaga, integral
differential, aduhh gw ngulang lagi tuh kayaknya gimana gitu males gitu kayaknya butuh
usaha banget gitu. Jadi ya akhirnya ya gw ngumpulin duit tuh dari ngajar matematika,
fisika, kimia gw kumpulin, Pada saat itu uang les masih 250-300 ribu sebulan. Banyak
siswa tuh gw tuh nah dari situ ada tempat sodara gw gitu yak udah deh gw dikasih pinjam
tempat gitu kan untuk gw berusaha gitu deh . coba deh gw beli piano kredit, drum kredit,
sebut aja apalagi semua kredit, gitu sih. Terus di mall gw buka usaha dimall, mall kan
sekarang udah jatuh nih ancur nih tapi, puji Tuhan lohh gila, ini luar biasa kesaksian juga
jadi gw mau abisin kontrak di mal itu kali ga salah juli kemaren taun kemaren sebelum
corona gelo gelonya. Gw mau lanjutin kontrak tau ga akhirnya gw abisin kontraknya baru
korona datang hari berikutnya. Pas dateng hari berikutnya mall abis semua *vvrrttt*
semuanya bangkrut, gila lohh itu dahsyat banget banget itu pengalaman gw terdahsyat gw
sampe bilang igla lo kalo misalkan gw taken contract lagi 5 tahun gw bayar mall abis
bangkrut gw. Gila lohh itu luar biasa gw save my ass banget gara gara gw ga taken
contract lagi besoknya pas ada satu yang di setiabudi covid, gw inget banget tuh disitu
orang udah mulai takut, baru dari mall gw pindah ke ruko.

Kevin: keren juga keren juga

Narasumber: bukan kren bro deg degan *dug dag dug dag dug* menirukan suara jantung

Kevin: berarti dulu koko ada partneran gitu

Narasumber: ngga, dulu pengalaman gw partneran gw pernah bua restoran terus gw


partneran terus ga bisa yah partneran, susah lohh bener susah lohh, kalo partner 2 tuh
jangan, partner 3 - 5 oke kalo partner dua bisa ribut dua doang mahh karena satu kapal 2
nahkoda, 5 sekaligus, jadi lu bilang ga lu bilang ga ngalah semua suara terbanyak,
musyawarah, coba kalo berdua ribut berdua. Makanya dulu sempet gw buka restoran dulu
resto shabu- shabu dulu, terus gw belajar banyak sih kalo partenran ga gampang akhirnya
gw mendingan punya warung tapi kecil - kecilan sendiri, jadi yaudah kalo bangkrut,
bangkrut sendiri, untung - untung sendiri enak.

Kevin: berarti koko kalo buat mendirikan threetone ini dengan usaha keras koko ya atau
mungkin kokok punya kenalan supplier alat -alat musik gitu.
Kevin: Yang jelas aku dan orang tua ku, orang tua ku juga dukung juga, support juga
karena memang orang tuaku itu tipe yaa mau liat anaknya sukses dan gamau susah jadi
mereka ya juga ikut bantu - bantu juga. Mereka juga ikut bantu untuk membuat tempat ini
bagus, tapi sekarang aku ngga, kenapa karena justru sekarang udah tugasnya aku supply
ke mereka, udah tugasnya aku untuk supply ke mereka sekarang, mereka orang tua ku
sungguh luar biasa kok, jadi doa - doa orang tuaku luar biasa jadi makanya aku bisa
sekuat ini. Jadi makanya apapun… aku berpikir apapun.. Ya buat aku ya nomor 1 orang
tua, mau lu dibilang anak mami, anak papi gw gak peduli pokonya, gw hormati mereka
banget. karena lu gila mereka menolong banget kan dari gw jatoh, dari gw ancur - ancuran
ya gw kemana lagi kalo bukan orang tua. Jadi bantu orang tua kita lah selama mereka
masih kuat yaa, kalo udah ga kuat ya minimal paling bantu doa kan gitu.

Kevin: kalo misalkan fasilitas - fasilitas koko kan tadi sudah disebutkan mungkin ada
perlengkapan musik, habis itu mungkin harus tempat juga gitu ya, mungkin kalo mau start
bisnis kayak musik studio ini kira - kira fasilitas apa yang dibutuhin.

Narasumber: satu alat, ruangan, dekor, tempat, peredam itu yang berat. Jadi kemarin
waktu di mall tuh ya kita ngoprek ngoprek mall gitu ya, yang jadi yang berat ya renovasi
itu, peredam, ga kayak kita buka restoran ato toko baju, buka toko baju kan enak ruangan
ada bersihin, cat dikit lah, warnain dikit, udah tari baju, sama tro ruang ganti bener ga,
etalase lah gitu kalo musik ga bisa mesti peredam mesti ada ruangan khusus supaya ga
ganggu sebelah, terus atas bawah peredamnya kiri kanan atas bawah, dekorasi gitu. Jadi
ya banyak banget gitu.

Kevin: nihh ko aku mau nanya dikit nih, kalo menurut kok nih ya, industri permusikan ini
masa depannya gimana nih, apakah cerah atau menurut koko mungkin bisa decline gitu

Narasumber: gimana sorry? putus - putus?

Kevin: jadi menurut koko nih, industri musik ini yang seperti usaha koko sekarang itu
kedepannya bakal kaya gimana gitu apakah cerah atau bakal decline?

Narasumber: seperti yang tadi gw bilang, selama lu main musik di feed ig dan banyak
penonton, bukannya cerah? Thats itu se simple itu sebenarnya lu bisa liat cerah apa ngga
gampang sebetulnya, ;liat aja dari kecil - kecilan, lu feed ig aja begitu, konyol - konyolan
aja lu nyanyi, dancing lah, sekarang gini ya, dulu orang main basket ga ada duitnya
sekarang dia buka lah usaha sekolah basket rockstar gym contohnya buat anak - anak,
buset kayanya luar biasa, jadi lu gak bisa ngomong sekarang, sekarang guru les lu jangan
anggap enteng guru les sekarang, bisa jadi gajinya lebih gede dari pada direktur lohh. Iya
guru les sekarang, jaman dulu guru les, ya apa sih naik motor *cek cek cek* kan gw
ngerasain iya, jaman dulu tuh begitu, jaman sekarang lu ga bisa ngeremehin, kenpaa?
Bisa - bisa dia sekali datang 5 - 6 orang, terus satu hari bisa berapa rumah, bisa 60 - 70
juta kepegang lohh. Iyaa, bisa loh kepegang, aku pernah pegang 60 - 70 juta sebulan, jadi,
satu tergantung seberapa pintarnya anda dalam menghadapi dunia ini, dalam menghadapi
demandnya customer, itu satu, anda harus tau kalo ngomongin prospek, yang kedua liat
aja kecil - kecilan yang tadi saya bilang feed ig kek, lu nyanyi kek, main
gitar aja lu konyol - konyolan, orang pada suka, sekarang tuhh apa yang ga bisa bro?
Sekarang tuh semuanya bisa, tinggal seberapa pinter lu marketing semua ini, seberapa
pintar lidah lu ini berbisnis, pursue orang untuk dia mau ke kita, gunain jasa kita, jangan -
jangan ada yang les musik nih diantara lu berempat *hehehahahahah*

Kevin: bisa jadi bisa jadi

Narasumber: iya, makanya jadi gw ga tau gitu loh, intinya adalah seberapa pinter lu
ngadepin, bahkan lu seorang dokter pun prospeknya belum tentu cerah lohhh, karena gw
ngeliat banyak banget dokter - dokter di tengah jalan yang praktek kecil - kecilan,
kayaknya pasiennya juga ga adaan, dan gw lewat tiap hari gitu disitu pada saat gw mau ke
kantor sini, gw lewat tiap hari, kok ga ada gitu pasien nya ya mungkin aja di dalam ada
1000 orang gw kaga tau ya, cumana gaada tanda tanda kehidupan, ya mobil aja kaga ada
, motor aja ga ada, lalet aja jarang, ya ini tempat sepi banget, ini praktek ga sih, “ooiya pak
dokternya juga lagi makan pak” dokter bisa makan, bisa main komputer, bisa apa, itu lu
praktek apa lagi bakti sosial, iya kan, iya maksud gw jaman sekarang gabisa ngomong lah,
jaman sekarang semua bisa prospek kok tergantung kitanya aja gimana dan menurut gw
prospek pendidikan entah itu musik, bahasa, kumon, itu tetap sih orang kita minatin, tetep
tetap. kalo ada les gosip itu lebih bagus lagi, bener lohh, kalo ada universita nyinyir
nasional itu orang kita daftar banyak pasti, pasti banyak, ya ga, ya udah itu, jadinya intinya
itu aja ya. Jadi intinya pasti banyak kok dan sekarang gw sampe hari ini gw ga takut, ya
tapi gw ga bisa sombong sekali lagi, tergantung Tuhan juga, kalo Tuhan memang mau
tetap tempatin gw sebagai owner juga ya kenapa ga, tapi kalo nanti berganti juga ganti
juga ya gatau kan, gitu. Oke next.

Kevin: ooiya ko kan tadi tuh sempet jelasin prospeknya kedepannya balik lagi tergantung
orangnya, kalo misalnya tantangan - tantangannya nihh ko, kedepannya kira - kira ada ga
sih kemungkin tantangan - tantangan baru yang mungkin terjadi gitu?

Narasumber: iya gw percaya ada itu gelombang tsunami ada, percaya gw, makanya gw
tadi bilang disclaimer juga gw, gw ga berani sombong juga, artinya gw ga bisa ngomong
bahwa gw bisa begini, bangkit begini, ngga bisa, api gw terus bernyala - nyala, gw
disclaimer aja gw, cuman yang jelas, selama Tuhan izinkan gw akan lakukan yang terbaik,
pasti ada tantangan, pasti ada, pandemi ini kurang apa, pandemi ini kan udah tantangan
gila gilaan buat kita, pandemi ini udah gila deh, yang kerja gaji dipotong, yang pengajar
murid ga ada yang berani kelas kan, online masih belum ada yang percaya, masa ngeles
musik pake online, yang kadang ngeles offline aja masih tolol, nih online lagi, kan begitu,
offline aja pada bodoh - bodoh, besok dateng “iya kak gabisa kak” minggu depan “iya kak
gabisa” bodohnya meningkat bukan levelnya meningkat, bodohnya meningkat. Sekarang
gini aja, gimana gini, ini tantangan udah gw jawab kok gw udah staun begini begini dan
puji tuhan bulan depan pun ada 5 - 6 orang yang mau join di kita, untuk divisi piano aja,
dan sekali lagi disclaimer lagi sih, jadi intinya adalah ga ada artinya tantangan kalo ada
api,kan tergantung apinya, apinya kita mesti begini, nyala terus, sama kayak kalian lahh
apinya nyala terus buat lulus kan, yang penting lulus deh gw gimana caranya lulus, gw
juga sama, api gw juga harus bener - bener kenceng banget untuk memastikan bahwa
threetone ini apinya masih kenceng banget meskipun keadaan pandemi, sekali lagi,
pandemi itu sudah tantangan lohh, pandemi itu buat kita badai banget, buat musisi
amsiong pandemi, tapi puji Tuhan gw masih survive, masih bisa ngegaji, bahkan nambah
orang, gitu, ya jadi ya i cannot say anything about that, it depends
DAFTAR PUSTAKA

- https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=3TgTCwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq
=entrepreneurship+in+music+school&ots=oh-2kFz9XE&sig=qzesFXujivkZN0m9hqKCRt
3wWeg&redir_esc=y#v=onepage&q&f=true
- Friedrichs, A. (2018). Sugges ons for Incorpora ng Entrepreneurship Educa on in the
Classical Performance Studio. Ar vate, 7(2), 27-43. h ps://bit.ly/39FEWJE - cung

- Fahlevi, M. (2020). ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP, SELF EFFICACY, INOVASI DAN MODAL


SOSIAL DALAM BERWIRAUSAHA DI SEKTOR EKONOMI KREATIF. Bisnis Dan Kajian Strategi
Manajemen, 4(1), 13–25. Retrieved from
h p://180.250.41.45/jbkan/ar cle/view/1986/1452 - cung

- Dewatara, G. W., & Agustin, S. M. (2019). PEMASARAN MUSIK PADA ERA DIGITAL
DIGITALISASI INDUSTRI MUSIK DALAM INDUSTRI 4.0 DI INDONESIA.
WACANA, Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 18(1), 1–10.
https://doi.org/10.32509/wacana.v18i1.729

- Wikstro M, P., DeFillippi, R., & Wikstr Om, P. (2016). Business Innovation and Disruption
in the Music Industry. Retrieved from
https://www.elgaronline.com/view/edcoll/9781783478149/9781783478149.00007.xml

- This is how COVID-19 is affecting the music industry. (2020, May 27). Retrieved April 3,
2021, from
https://www.weforum.org/agenda/2020/05/this-is-how-covid-19-is-affecting-the-music-ind
ustry/

- McKinsey. (2021, November). The beat of progress: The rise of music streaming in Asia.
Retrieved from
https://www.mckinsey.com/~/media/mckinsey/industries/technology%20media%20and%2
0telecommunications/media%20and%20entertainment/our%20insights/digital%20musics%
20asian%20beat/the-beat-of-progress-the-rise-of-music-streaming-in-asia.pdf

- Home. (n.d.). Retrieved April 04, 2021, from https://www.riaa.com/

- Kemenpar. (n.d.). Selamat Datang di Website kemenparekraf. Retrieved April 03, 2021, from
https://www.kemenparekraf.go.id/

- Kontribusi Industri Musik Minim dinilai KARENA Infrastruktur terbatas. (2019, February
11). Retrieved April 03, 2021, from
https://katadata.co.id/dinihariyanti/berita/5e9a554f68536/kontribusi-industri-musik-minim
dinilai-karena-infrastruktur-terbatas

- Konser virtual JADI Peluang INDUSTRI musik TETAP merdu saat Pandemi CORONA
(Covid-19). (2020, July 10). Retrieved April 02, 2021, from
https://lifestyle.kontan.co.id/news/konser-virtual-jadi-peluang-industri-musik-tetap-merdu
saat-pandemi-corona-covid-19

- Music streaming numbers in the us are down During coronavirus pandemic. Retrieved April
03, 2021, from
https://www.nme.com/news/music/music-streaming-numbers-in-the-us-are-down-during-c
oronavirus-pandemic-2634037

- Kisah 5 Musisi INDONESIA gelar konser ONLINE di tengah WABAH CORONA. (2020,
March 26). Retrieved April 03, 2021, from
https://www.brilio.net/selebritis/kisah-5-musisi-indonesia-gelar-konser-online-di-tengah-wa
bah-corona-200326p.html

- https://www.kompasiana.com/fenischadivaa/5fe0aea38ede483c1155ea63/tantangan-subsekt
or-ekonomi-kreatif-khususnya-di-bidang-musik-di-indonesia#:~:text=Dari%20definisi%20i
ndustri%20kreatif%2C%20maka,dan%20pertunjukan%20karya%20seni%20musik.
Diakses pada Sabtu 3 April 2021 pukul 15:37

Anda mungkin juga menyukai