Anda di halaman 1dari 15

PENTAS MUSIK (PERGELARAN MUSIK)

(Part I)

Musik apapun bentuk dan jenisnya, dapat dinikmati dalam berbagai cara. Secara garis besar cara
menikmati musik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Menikmati
musik secara tidak langsung yaitu dengan menggunakan sarana media bantu, seperti sarana audio saja
maupun sarana audio-visual. Sedangkan, menikmati musik secara langsung adalah dengan
melihat/menikmati langsung suatu pertunjukan musik, artinya antara pemusik dan audiens (pendengar)
berada dalam satu tempat dan waktu yang sama.

Kedua cara tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Cara yang tidak langsung
kelebihannya adalah segala sesuatunya ditentukan oleh penikmat musik. Penikmat musik bisa
menentukan musik jenis apa yang akan dinikmati, memilih siapa musisinya; menentukan kapan musik
tersebut dinikmati; bahkan dengan sekehendak hati bisa menentukan durasi/waktunya. Kelemahan dari
cara ini adalah tidak ada interaksi langsung antara pemusik dengan pendengar. Bagi pemusik,
sebenarnya interaksi secara langsung sangat penting karena bisa tahu respon pendengar terhadap musik
yang dimainkannya.

Berbeda halnya jika menikmati musik secara langsung. Misalnya dalam suatu pentas musik. Banyak
orang menyatakan bahwa ada kepuasan tersendiri dalam melihat pentas musik secara langsung ( live).
Respon (tanggapan) pendengar bisa terlihat saat itu juga. Jika musik yang ditampilkan mengecewakan,
maka yang muncul adalah cemoohan. Kelemahan dari suatu pentas musik adalah segala sesuatunya
lebih banyak ditentukan oleh pemusik. Para pendengar mau tidak mau, menikmati apa yang
ditampilkan. Dalam pentas musik, kemauan para pendengar/penonton juga tidak dengan mudah dapat
terpenuhi karena mereka sendiri terdiri dari berbagai orang yang masing-masing memiliki latar belakang
sendiri. Musik yang bagi orang tertentu menjemukan bagi orang yang lain bisa jadi merupakan musik
yang menyenangkan.

Kalian sebenarnya juga memiliki kemampuan untuk merencanakan dan mementaskan suatu pentas
musik (pergelaran musik) yang sukses. Kalian bisa memulainya dengan mementaskan musik di lingkup
terbatas terlebih dahulu, yaitu di lingkup kelas.

Secara sederhana, pergelaran musik adalah sebuah kegiatan menunjukkan berbagai hasil karya seni
berupa seni musik kepada orang lain. Kegiatan ini merupakan ajang untuk menunjukkan kemampuan
kita dalam menghasilkan karya seni musik berupa lagu dan permainan musik. Selain itu, dengan kegiatan
tersebut, kita belajar untuk menghargai kemampuan orang lain dalam berseni. Dengan kegiatan itu pula,
tidak jarang kita akan mendapatkan banyak masukan, baik berupa ide maupun kritik terhadap karya-
karya kita. Dengan demikian, kita dapat memperbaiki kelemahan kita sekaligus memacu kita untuk
menghasilkan karya yang lebih baik lagi.

Page | 1
Dari uraian tersebut, dapat kita uraikan bahwa pergelaran musik memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Media aktualisasi diri bagi para pencipta karya musik. Dengan adanya pergelaran, seseorang
memiliki kesempatan untuk mengaktualisasikan atau mengekspresikan dirinya. Dia akan
berusaha menciptakan karya-karya musik yang bagus untuk kemudian diperlihatkan kepada
orang lain pada kesempatan pergelaran.
2. Media pengembangan bakat. Pergelaran musik adalah kesempatan bagi seseorang untuk
mengembangkan bakat bermusik. Melalui pergelaran, ia akan mendapatkan tanggapan , ide,
kritikan, serta masukan dari para pendengar atau penonton tentang karya-karya musiknya.
Melalui proses itu, ia akan berusaha memperbaiki dan menciptakan hal-hal baru yang lebih baik,
dan kemudian mementaskannya kembali. Proses itu akan terus berlangsung sehingga bakatnya
terus berkembang.
3. Media apresiasi. Melalui pergelaran musik, karya seseorang mendapat apresiasi dari orang lain.
Dengan datang dan mendengarkan sajian karya musik, pada dasarnya seseorang telah
memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap pencipta dan karya musiknya tersebut. Ia pun
dapat memberikan penilaian terhadap sajian tersebut sebagai bentuk apresiasinya pula.
Penilaian itu tentu menjadi masukan yang berharga bagi sang pencipta musik untuk membuat
karya-karya yang lebih baik lagi.

Agar terwujud suatu pentas musik (pergelaran musik) yang baik kalian bisa melakukannya dengan
tahap-tahap berikut ini.

A. Pemilihan Tema

Pengertian tema menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pokok pikiran; dasar cerita (yang
dipercakapkan dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak, dan sebagainya), dengan demikian
tema dalam suatu pergelaran adalah pokok pembicaraan yang dijadikan dasar untuk menyusun atau
mengubah tampilah-tampilan dalam pergelaran.

Sebelum merumuskan suatu tema, yang pertama-tama perlu kita lakukan adalah menentukan tujuan
pergelaran, bentuk pergelaran, dan sarana pergelarannya.

Suatu tema yang baik harus bisa mewakili unsur-unsur tersebut. Pada prinsipnya banyak hal bisa
dijadikan tema, akan tetapi karena harus disesuaikan dengan tujuan bentuk dan sasaran
kegiatan/pergelaran, tema juga memiliki batasan-batasan.

Dalam merumuskan tema yang harus diperhatikan adalah bahwa tema harus komunikatif dan mudah
diingat. Tema dikatakan komunikatif bila bisa menunjukkan pesan yang hendak disampaikan dan mudah
dipahami. Agar pesan mudah dipahami, tidak berarti bahwa pesan itu harus menggunakan kalimat yang
panjang lebar. Gunakan saja kalimat singkat yang sesuai dengan kerangka pemikiran/sasaran pergelaran
tersebut. Suatu tema tidak selalu harus disampaikan secara eksplisit, tetapi bisa juga disampaikan secara
implisit. Misalnya, dengan menggunakan symbol-simbol tertentu.

Page | 2
Meskipun tema pementasan musik lebih ditentukan dari tujuan kegiatannya, secara garis besar tema
pergelaran musik dapat digali dari tiga hal berikut ini.

1. Unsur seni musik yang ditonjolkan

Dalam hal ini tema diangkat dari salah satu unsur musik yang ditonjolkan. Sebagai contoh, pergelaran
yang bertemakan “alunan musik bambu” seluruh instrument yang digunakan memiliki bahan dasar
bambu. Dengan demikian kriteria bahan pembuat alat musik/instrument yang digunakan menjadi
pengikat antartampilan-tampilan yang ada. Dalam hal ini , bisa saja musik yang ditampilkan terdiri dari
berbagai zaman, dan gaya namun instrument yang dipergunakan tetaplah yang terbuat dari bambu.

2. Gagasan atau pesan yang mau disampaikan kepada masyarakat

Tema ini murni berupa gagasan atau pesan yang muncul sebagai hasil dari refleksi akan realitas yang
ada, tidak jarang musik digunakan sekedar sebagai sarana saja, namun interaksi antarkeduanya biasanya
cukup kuat. Refleksi-refleksi atas realitas macam ini sering dilakukan oleh para pemusik sendiri. Karena
itu, tak mengherankan bila interaksi antara musik dan realitas sosial cukup erat.

Contoh dari refleksi ini tampak dalam beberapa pergelaran Iwan Fals dan Franky Sahilatua. Pergelaran
mereka didominasi oleh tema-tema yang semacam ini. Iwan dan Franky sering mengangkat warna suara
‘musik pinggiran’ guna memperkuat interaksi antara music dan tema yang hendak mereka tampilkan.

3. Tema umum

Tema ini bersifat umum, penentuan tema ini tidak didasarkan pada unsur-unsur musik. Musik dalam hal
ini lebih diperankan sebagai pembawa tema tersebut. Contoh tema ini di antaranya adalah tema-tema
peringatan hari-hari besar nasional seperti: Hari Kemerdekaan RI, Sumpah Pemuda, Kebangkitan
Nasional, Hari Pendidikan dan lain-lain.

B. Penjabaran Tema

Setelah kita mendapat tema yang sudah pasti, tahap selanjutnya yang perlu kita buat dalam
menencanakan suatu pergelaran musik adalah penjabaran tema. Tujuan/maksud kita menjabarkan tema
antara lain:

1. Memperdalam pemahaman tema

Beberapa hal yang perlu kita dalami dari suatu tema antara lain:

Latar belakang, alasan munculnya, pesan pokok yang dibawa, kerangka pikir atau cara kerjanya, dan
harapan-harapan tema.

Tema hendaknya betul-betul kita pahami bila kita hendak merancang suatu pergelaran musik yang utuh
dan membawa pesan. Dengan pemahaman yang memadai kita dapat menentukan puncak acara dan
jalannya menuju ke sana (klimaks, antiklimaks, dan lain-lain)

Page | 3
2. Mendapatkan sub-tema

Sub-tema ini akan sangat membantu kita dalam memilih, menentukan dan menjalin acara-acara yang
akan kita tampilkan. Oleh karena itu, dalam menjabarkan tema kita tidak boleh begitu saja membuat
penjabaran tanpa melihat materi-materi acara yang kita miliki.

Jarang sekali suatu pergelaran musik murni dirancang dan ditentukan dengan bertolak dari suatu tema
yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Yang sering kita jumpai justru sebaliknya, yakni tema
dimunculkan sebagai hasil refleksi dari beberapa tampilan yang sudah siap/ada. Karena itu, tak
mengherankan bila tema pergelaran sering berkesan ‘dipaksakan’ kurang menjadi penyatu ide/gagasan
pergelaran itu sendiri. Pesannya pun tak jarang kurang jelas/kabur.

Tanpa bermaksud menghakimi dua langkah ekstrim tersebut (pergelaran murni dari tema atau tema
dalam pergelaran sekedar tempelan; melainkan mau menunjukkan bahwa suatu pergelaran yang dinilai
sukses dalam membawa pesan atau tema tidak mudah ditentukan. Jalan tengah mungkin harus
ditempuh untuk menjabarkan suatu tema, yakni dengan mengadakan interaksi antara pesan yang
hendak disampaikan atau tema dengan modal acara yang ada. Dengan demikian, kesatuan antara
masing-masing ide acara/tampilan dalam pergelaran dapat ‘dirangkai’ dan dijaga kesatuannya dalam
tema yang ada. “skenario-skenario tampilan” adalah salah satu langkah sistematis guna merintis suatu
tindakan kreatif. Dalam penyusunan ‘skenario’ ini, kita tidak terlalu dituntut utuk mahir dalam tulis-
menulis notasi musik. Kita akan menggunakan perpaduan antara bahasa prosa dan notasi musik (sejauh
perlu dan memungkinkan). Hal yang lebih ditekankan dalam ‘skenario’ tampilan musik adalah
pembabakan suatu tampilan lengkap dengan unsur-unsur pendukungnya (kostum, blocking, penari
latar, setting, dan lain-lain). Untuk lebih jelasnya kita dapat mengamati contoh ‘skenario’ tampilan
musik berikut ini.

Suwe ora jamu

Pembukaan:

Setting :

(depan kiri/kanan panggung) menggambarkan sudut kota Jakarta yang gelap dan sepi, diterangi lampu
jalan yang redup.

(belakang panggung) tempat koor dan pemain musik keroncong (gelap). Penyanyi dan penari sudah siap.

Figuran :

Laki-laki muda dengan pakaian tradisional Jakarta duduk lesu kesepian di bawah lampu. Perempuan
muda penjual jamu dengan pakaian tradisional Jawa berjalan menggendong bakul jamu dari sisi yang
lain.

Dialog ringan :

(L) : “Yu, malam-malam jualan jamu apa?” (dialek Jakarta)

Page | 4
(P) : “ini, tinggal jamu godhong telo, Mas!” (dialek Jawa)

Musik : Solis Flute melodi utama ‘Suwe ora jamu’ dilanjutkan solis vocal dengan iringan gitar

(tenor) ‘Suwe ora jamu…. godhong telo;

(Sopran) ‘Suwe ora ketemu....gawe gelo’.

Figuran duduk bersebelahan; laki-laki minum jamu sambil ‘ngobrol’ dengan penjual jamu yang melayaninya.

Lighting : lampu belakang panggung dari atas mulai terang menampilkan sosok koor dan pemusik

Musik : intro lagu dengan gitar/okulele, kemudian koor menyanyikan komposisi tunggal dua kali

dan disusul interlude

Figuran : berlenggang berpasangan dalam suasana hangat, seturut irama.

Puncak tampilan:

Koor menyanyikan komposisi polyfoni dengan tekanan system kanon (berkejar-kejaran antar suara)
menonjolkan kehangatan permainan irama lagu dalam permainan instrument. Syair lagu terakhir
‘gawe gelo’ diganti dengan ‘aja gelo’, iringan dan koor berhenti secara mendadak dalam dinamika forte,
begitu lagu selesai; ‘aja gelo’. Pengiring dan koor duduk tenang menerima sambutan penonton,
kemudian menundukkan kepala sebagai tanda hormat.

Penutup:

Lampu meredup/tirai ditutup diiringi biola memainkan melodi utama.

C. Menegaskan acara yang akan ditampilkan dan pendukung-pendukungnya

Penjabaran tema juga berperan penting dalam menegaskan peran masing-masing acara/tampilan.
Interaksi antara bahan yang ada dan tema yang dipilih dalam penjabaran tema akhirnya melahirkan
acara-acara pilihan yang merupakan pengejawantahan tema dalam bentuk tampilan. Dalam penjabaran
itulah acara/tampilan-tampilan ini ditegaskan peran sertanya dalam pergelaran tersebut.

Bila tampilan-tampilan sudah dipilih dan dipastikan peran sertanya, kemudian tampilan-tampilan itu
disusun dalam tata urutan susuai dengan sub-subtema yang ada dan alur klimaks-antiklimaks
pergelaran. Dari tata urutan tampilan dalam pergelaran ini, kita dapat membuat catatan-catatan
petunjuk yang sangat berharga bagi pembawa acara (MC / Master of Ceremony). Selain itu, kita juga
mendapat gambaran tata panggung (staging), tata cahaya (lighting), pakaian (kostum), dan tata letak
(blocking) panggung bagi masing-masing tampilan yang sangat menentukan bagaimana kita akan
meletakkan alat musik, pemain, penyanyi atau penari jika ada.

D. Latihan Persiapan Setiap Tampilan Hingga Pemantapan Pergelaran Dalam Latihan Bersama
(General Repetition).

Setelah tema terjabar dengan baik, tahap selanjutnya yang kita tempuh adalah latihan pemantapan
masing-masing tampilan. Meskipun masing-masing tampilan/acara telah memiliki ‘rancangan/skenario’,

Page | 5
tidak menjamin seratus persen keberhasilan pentas musik terlebih lagi jika dipandang dari
pengejawantahan tema. Dalam latihan ini ‘skenario-skenario’ tampilan terus diperbaiki dengan
pertimbangan tema pergelaran. Dalam latihan-latihan itu, pemahaman akan suatu karya music dalam
unsur-unsurnya semakin diperdalam. Dengan demikian, isi/pesan karya tersebut semakin dimengerti
dan semakin terejawantah dalam tampilan.

Latihan-latihan ini pada awalnya dapat dilakukan secara terpisah demi memudahkan pengaturan waktu
dan menjaga keaktualan dan kehangatan tampilan dengan sedikit ‘menyembunyikannya’. Dalam setiap
latihan suatu tampilan perlu kehadiran seorang penanggung jawab seluruh acara guna memperdalam
sub-subtema yang diwujudkan dalam tampilan tersebut. Penanggung jawab utama acara dapat secara
langsung memberi penyempurnaan-penyempurnaan tampilan tersebut, memberi gambaran peran
tampilan dalam pergelaran, dan juga membuat catatan-catatan mengenai kesinambungan
antartampilan guna membantu dan memberi gambaran umum tentang pergelaran kepada pembawa
acara (MC). Dalam hal inilah, penanggung jawab utama acara/tampilan berperan, yakni mengarahkan;
menyusun strategi; dan menjaga kesatuan serta keutuhan pergelaran tanpa menghilangkan kekhasan
masing-masing tampilan.

Latihan-latihan ini mencapai puncaknya dalam latihan umum bersama /Gladi Resik/General Repetition
(GR). Dalam GR ini, waktu yang diperlukan untuk pergelaran dihitung dan dipertimbangkan dengan teliti.
Peran pembawa acara diuji coba guna menjaga kesinambungan dan kesatuan tema dalam masing-
masing tampilan. Tata letak panggung (blocking), diperiksa dan dipastikan. Persiapan alat musik dan
pakaian (kostum) diperiksa kembali kesiapannya. Hal-hal yang masih kurang segera dilengkapi. Demikian
pula dekorasi panggung, tata lampu (lighting), dan sound system diuji kesiapannya. Ada yang
mengatakan bahwa tampilan paling maksimal sering muncul dalam GR ini. Hal ini dapat dimengerti
karena para pemain belum dibebani oleh berbagai hal dan belum banyak berinteraksi dengan para
penonton.

E. Pelaksanaan Pentas/Pergelaran

Bila gladi resik sudah dilakukan dan berbagai penyempurnaan telah dibuat, langkah selanjutnya adalah
pelaksanaan pentas/pergelaran musik. Dalam pergelaran musik hendaknya masing-masing tampilan
sungguh – sungguh mengerti peran mereka. Demikian pula masing-masing seksi dalam kepanitiaan,
baik yang berkaitan dengan tema maupun tidak, hendaknya sungguh – sungguh telah mempersiapkan
dan berusaha melaksanakan tugas masing-masing sebaik mungkin.

Hal yang tidak boleh dilupakan adalah persiapan untuk evaluasi pergelaran musik. Pada akhir pentas
beberapa responden diminta untuk memberi tanggapan (evaluasi) mengenai pergelaran tersebut (entah
secara lisan maupun secara tertulis. Salah satu dari beberapa hal yang dievaluasi tentunya tema. Tema
juga harus mendapat perhatian untuk dievaluasi. Apakah tema cukup disampaikan dan diwujudkan
dalam tampilan-tampilan yang ada? Apakah tema juga dimengerti/ditangkap oleh para pendengar
secara tepat? Saat inilah, usaha kita dalam ‘menggeluti’ tema dalam pergelaran secara khusus mendapat
umpan balik perhatian.

Page | 6
Mengurai sub-sub tema dalam acara pergelaran
Penjabaran
Penjabaran tema
tema untuk
untuk suatu
suatu
pergelaran
pergelaran

Mendalami
Mendalami Merujuk isi dasar
tema
tema tema

Mendata bahan-bahan acara


Mengurai
Mengurai
subtema
subtema
Memeriksa kesesuaian bahan acara
dengan isi dasar tema

Memilih
Memilih dan
dan
menegaskan
menegaskan acara
acara Membuat susunan acara untuk
pergelaran sebagai ‘pengejawantahan’
sub-subtema

Hal-hal yang dapat diperiksa


dalam GR Manfaat latihan persiapan untuk
pergelaran
Waktu
pergelaran

Kesatuan
acara-acara Meningkatkan
penguasaan materi
acara
Peran dan
kepiawaian MC

Sarana-sarana
pendukung Memperbaiki ‘skenario’
kostum tampilan demi kesatuan
tema
Sound sytem

lighting

Mempelajari dan mendalami strategi


staging
untuk menjaga kesatuan antaracara
oleh penanggung jawab /MC
blocking

instrumen

Page | 7
PENTAS MUSIK (PERGELARAN MUSIK)
(PART II)

I. Kegiatan Manajerial dan Konseptual

Pada bagian pertama materi ini kita dimbimbing agar mampu merencanakan dan menyelenggarakan
suatu pergelaran musik. Secara umum dapat disebut dua jenis tindakan dalam persiapan dan
pelaksanaan pergelaran: pertama, jenis kegiatan yang bersifat manajerial (pengaturan-pengaturan) ,
dan kedua, bersifat konseptual (pengembangan ide-ide). Jenis kegiatan yang bersifat manajerial
berkaitan dengan berbagai macam pengaturan: waktu, tempat, biaya, kepanitiaan, sarana-sarana,
rapat-rapat, dan evaluasi. Sementara itu jenis kegiatan yang bersifat konseptual berkaitan erat dengan
penentuan, pengembangan, dan pelaksanaan suatu ide dasar dari pergelaran, seperti: perumusan
tujuan, penentuan tema, penjabaran isi tema, pengejawantahan isi tema, dan apresiasi pergelaran.

Dua kegiatan ini berkaitan erat dengan pengembangan daya kreatif kita. Kelompok kegiatan manajerial
akan mengembangkan kemampuan kreatifitas kita dengan mengacu pada nilai efektivitas dan efisiensi.
Sementara itu, kegiatan konseptual akan mengembangkan kemampuan kreativitas kita dengan
mengarah pada kepekaan rasa (empati) akan nilai-nilai estetis dan etika dalam seni musik.

A. Kreativitas Manajerial

Bertolak dari pengelompokan jenis kegiatan di atas, mari kita lihat kembali kegiatan-kegiatan kreatif
manajerial seperti apa yang kita perlukan dalam merencanakan, mempersiapkan, dan
menyelenggarakan suatu pergelaran.

1. Persiapan Pergelaran (rencana kegiatan)

Sebelum merencanakan, mempersiapkan dan melaksanakan pergelaran di sekolah, kita perlu


mempertimbangkan kesesuaian waktu pelaksanaannya dengan kalender Pendidikan di samping dua
hal penting lainnya: yakni sumber dana dan kepanitiaan.

1.1 Kepanitiaan

Tahap awal dalam perencanaan pergelaran adalah pembentukan panitia. Panitia ini merupakan
organisasi untuk pergelaran. Di dalam panitia tersebut terdapat berbagai unsur yang harus mampu
bekerja sama, sehingga dapat mengorganisasikan pelaksanaan pergelaran. Pihak-pihak yang telah
ditunjuk menjadi anggota panitia harus mengetahui tugas masing-masing. Para seksi harus segera
membuat program kerja dan rencana anggaran biaya serta melaporkannya kepada ketua panitia untuk
dibahas. Pembuatan program kerja dan anggaran biaya tersebut harus realistis.

Page | 8
1.2 Program Kerja Panitia

Demi efektif dan terkontrolnya suatu pekerjaan, panitia perlu membuat suatu program atau agenda
kerja. Program ini berisikan jadwal kegiatan dan penanggungjawabnya, serta bagaimana
pelaksanaannya.

Contoh :

Program Kerja Panitia Pergelaran Seni

no Jenis Kegiatan Bulan Keterangan

Juni Juli Agustus


Minggu
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Pembentukan panitia  Calon panitia (OSIS) dan Pembina

2 Pengurusan izin,  Ketua, Sekretaris, humas


proposal, dll
3 Pendaftaran acara          Sie. Acara, sekretaris.
tambahan
4 Pelaksanaan latihan           Pengisi dan Sie. Acara

5 Pengecekan  Sie. Perlengkapan dan tempat


perlengkapan
6 Pembuatan undangan Sekretaris, Sie. Humas

7 Rapat koordinasi   Panitia pleno, antarseksi

8 Latihan umum (general   Sie. Terkait dan pengisi


repetisi)
9 Penataan tempat  Sie. Tempat dan dekorasi
pergelaran
10 Pelaksanaan pergelaran  Panitia dan pendukung

11 Evaluasi dan pembubaran  Semua panitia,


panitia Pembina/penanggungjawab

2. Pelaksanaan Pergelaran

Rangkaian kegiatan dalam pergelaran adalah pelaksanaan program dan tugas-tugas dari panitia. Setiap
saat panitia menjalankan tugas yang berhubungan dengan kegiatan pergelaran, di situlah pergelaran itu
dilaksanakan.

3. Evaluasi Pergelaran

Evaluasi pergelaran untuk melihat segi positif dan negatif dari suatu pergelaran yang telah lampau agar
pelaksanaan pergelaran yang akan datang lebih baik lagi.

Page | 9
Setelah evaluasi dilaksanakan, maka selesailah pelaksanaan pergelaran seni musik untuk sekolah.
Kegiatan terakhir adalah pembubaran panitia. Suatu kebanggaan apabila kita dapat menjalankan tugas
sebagai panitia pergelaran musik di sekolah dengan sukses. Kebanggaan tersebut hendaknya menjadi
pendorong bagi kita untuk lebih giat dalam mengembangkan diri agar dapat menyelenggarakan
pergelaran yang lebih baik di kemudian hari.

B. Kreativitas Konseptual

Dalam paparan di atas, kita melihat rentetan kegiatan yang akan terus berulang dalam setiap
perencanaan, persiapan, dan pelaksanaan pergelaran. Dalam rentetan itu perbedaan yang kita jumpai
lebih berdasar pada tingkat kedetilan dari masing-masing bagian. Sementara itu, dalam rentetan
kegiatan yang bersifat konseptual ini, kita akan menjumpai rentetan kegiatan yang juga akan berulang.
Dibandingkan dengan rentetan kegiatan sebelumnya, dalam pengembangan kreativitas konseptual ini
keragaman yang ada lebih didasarkan pada tema yang dipilih. Langkah-langkah (rentetan kegiatan)
konseptual ini secara rinci telah kita pelajari pada materi sebelumnya (part I).

Melalui paparan ini, kita mencoba mengembangkan wawasan dan keterampilan kita dalam
merencanakan, persiapan, dan pelaksanaan pentas musik secara konseptual dengan bertolak pada
paparan mengenai proses pembuatan ‘skenario’ tampilan musik. Ada empat tahap konseptual menuju
pentas musik: pemilihan tema, penjabaran tema, latihan persiapan hingga ‘gladi resik’, dan pelaksanaan
pentas. Mari kita coba lihat kembali!

Empat tahap konseptual menuju Hal-hal yang harus ditentukan sebelum


pentas merumuskan tema pergelaran

Pemilihan tema
Tujuan pergelaran

Penjabaran tema
Bentuk pergelaran

Latihan persiapan
hingga gladi resik Sasaran pergelaran

Pelaksanaan pentas

Page | 10
Sumber-sumber tema Unsur-unsur ‘skenario’ Mengurai sub-subtema
pergelaran tampilan musik dalam acara pergelaran

Unsur-unsur musik Pembabakan sebagai Merujuk isi dasar tema


kerangka dasar

Mendata bahan-bahan
acara
Gagasan/pesan dari
Unsur-unsur musik
hasil refleksi sebagai pemberi ‘daging’
Memeriksa kesesuaian
bahan acara dengan isi
dasar tema
Tema umum yang
ada Unsur-unsur
nonmusikal sebagai Membuat susunan
pendukung acara untuk
pergelaran sebagai
Kostum ‘pengejawantahan’
sub-sub tema

Sound
Penjabaran tema untuk system
suatu pergelaran
lighting

Mendalami tema
staging

Mengurai beberapa
blocking
subtema

instrumen
Memilih dan
menegaskan acara

Page | 11
II. TUGAS-TUGAS PANITIA

Page | 12
Tugas Ketua Panitia Tugas wakil ketua Tugas Sekretaris Tugas Bendahara

Membuat Melaksanakan Mendampingi Menyimpan dan


proposal, tugas ketua ketua dalam membukukan
mengurus apabila ketua melaksanakan uang
perizinan tidak dapat kegiatan
Mengatur arus
melaksanakan uang yang masuk
tugasnya Mencatat semua dan keluar
Menggatur
kebijakan yang
jalannya
telah diputuskan
operasional seksi- Mempertanggung
Mendampingi dalam rapat
seksi panitia jawabkan
atau
membantu (menyusun keuangan
Memantau notulen
mengatasi
kegiatan yang perkerjaan
Membantu ketua
dilaksanakan oleh ketua dalam
seksi- seksi penyusunan
konsep
Membuat konsep, perencanaan
mengambil
keputusan, dan
mempertanggungj
awabkan secara
umum tugas-
tugas yang
dilaksanakan.

Tugas seksi-seksi
Seksi penghubung/humas
Seksi Dana
Mengurus izin pergelaran bila perlu
Tugas seksi dana adalah mencari dana
untuk kepentingan pelaksanaan
Membuat propaganda, misalnya dengan poster, pergelaran. Pengumpulan dana dapat
pengumuman, iklan dalam surat kabar/media massa dilaksanakan dengan berbagai cara, antara
lain mengadakan iuran, sumbangan wajib,
Mencetak dan menjual/mengedarkan tanda masuk sumbangan suka rela, menjual tiket, dan
dan program acara mencari dana dari sponsor

Mengurus penerimaan tamu pada waktu pergelaran

Meminta kesanggupan masing-masing anggota


untuk ikut pergelaran

Mengurus pembagian stensilan kepada penonton


(misalnya nyanyi bersama), bila ada.

Page | 13
Seksi tempat Seksi Pakaian/Kostum Seksi alat musik

Menyusun kursi penonton Menentukan warna dan Membicarakan dengan


model pakaian para peserta ketua panitia mengenai
pergelaran instrument yang akan
Menentukan pintu digunakan dan para pengisi
masuk/keluar yang diperlukan acara/pergelaan
Mengurus jahitan pakaian
baru bila perlu dibuat
Menghias panggung Mencari instrument lain,
Memeriksa kelengkapan dan
bila yang biasa dipakai tidak
keadaan pakaian bila sudah
Menentukan corak dan warna dapat dipergunakan karena
tersedia
dekorasi kurang memenuhi syarat

Membagikan pakaian sebelum


Membagi ruang pergelaran; pergelaran
blocking; tempat instrument; Menentukan letak/tempat
dan dekorasi instrument di atas
Mengumpulkan kembali dan panggung
mengurus semua pakaian
yang sudah dipakai dalam
Mencari informasi mulai pukul pergelaran Mengurus transportasi
berapa ruang pergelaran pengangkutan instrumen
boleh dipakai untuk persiapan
atau dihias Membersihkan instrument
dan menghiasnya bila
perlu, misalnya memasang
Menjalin hubungan yang baik tali gantungan gitar yang
dengan pengurus gedung bagus dan menghias drum

Mengusahakan adanya trap Menyediakan alat atau


agar pengisi acara yang di perlengkapan cadangan,
belakang bisa berdiri lebih misalnya tali gitar
tinggi
Menyimpan alat musik
seusai pergelaran.

Mencari dan menyediakan microfon dan menempatkan


di tempat yang sudah ditentukan

Seksi
Sound Mengatur pengeras suara sedemikian rupa sehingga
System suaranya terdengar secara merata
atau
Tata
Suara Mencari urutan acara dengan keterangan lengkap
mengenai solis dan instrument yang dipakai

Mencari keterangan mengenai tempat sekring yang


bersangkutan agar mudah menggantikannya bila ada
gangguan (hubungan pendek)

Page | 14
Seksi tata lampu/Lighting Seksi Transportasi Seksi Konsumsi

Memeriksa kekuatan lampu dan Menyediakan alat Menyiapkan konsumsi


tempatnya sebelum transportasi yang diperlukan yang dibutuhkan sesuai
pelaksanaan dengan anggaran

Mengusahakan agar para


Memikirkan perlu tidaknya pengisi acara dapat tiba tepat Menyajikan konsumsi
menambah lampu atau pada waktu yang sudah kepada hadirin, sesuai
menggantikannya ditentukan dengan ketentuan

Memeriksa kekuatan arus listrik


total, untuk bahan
pertimbangan bila diperlukan Seksi Acara Seksi Dokumentasi
lampu tambahan

Mencari tempat saklar lampu Menyiapkan, memantau Menyiapkan alat


dan membuat catatan skema persiapan, dan menyeleksi dokumentasi sesuai
tentang tempat lampu, warna para pengisi acara dengan kebutuhan
lampu, dan sekitar yang
bersangkutan
Menyiapkan juri (tim penilai) Mendokumentasikan
dan perlengkapannya (kalau setiap
Mencari informasi mengenai perlu) peristiwa/momentum
urutan acara yang berlangsung yang dianggap perlu dan
Menyiapkan pembawa acara penting
(MC)
Mencari informasi segala hal
yang memerlukan penerangan
khusus Membuat tata tertib pengisi Seksi Keamanan
acara dan hadirin, agar acara
Mengatur cahaya lampu berjalan tertib
seoptimal mungkin sehingga
dapat memberikan suasana yang Mengamankan
pas terang, indah, dan enak bagi Membuat konsep acara pelaksanaan pergelaran
penglihatan mulai dari persiapan
sampai selesai
Mengkordinir pihak-pihak pergelaran
yang bertugas pada saat acara
dilaksanakan
Menghubungi atau
mencari bantuan
keamanan kepada aparat
keamanan sesuai dengan
kebutuhan

Seksi Seksi kesehatan bertugas memberikan pertolongan pertama kepada peserta


Kesehat pergelaran dan kepada para hadirin. Bila pertolongan pertama tersebut
an memerlukan pertolongan lebih lanjut, seksi kesehatan wajib membawanya ke
dokter

Page | 15

Anda mungkin juga menyukai