MENGAPRESIASI MUSIK
1. Identitas
a. Nama Mata Pelajaran : Seni Budaya
b. Semester :2
c. Kompetensi Dasar :
g. Materi Pembelajaran
Bacalah Buku Teks Pelajaran (BTP)berikut:
1.Matius Ali, S.Sn. M. Hum.
2. Buku Seni Musik SMA untuk Kelas X Diterbitkan Oleh esis, Penerbit
Erlangga, hal 29 s/d 37
3. Internet, dan buku lain yang relevan
1
SB.3.3/4.3/2/3.3
2. Peta Konsep
NILAI-NILAI
MUSIKAL Keindahan dan Keunikan Pertunjukan Musik
MUSIK Tradisional
TRADISIONAL
Nilai-nilai Musical dalam Musik Tradisional
3. Proses Belajar
a. PetunjukUmum UKBM
1. Melalui UKBM ini Anda akan mengembangkan kemampuan menganalisis jenis
dan fungsi alat musik tradisional dalam seni ritual dan seni hiburan
masyarakat di kota malang agar dapat menyelesaikan masalah kontekstual
dan melaporkan hasilnya melalui presentasi sehingga Anda akan terlatih
berkomunikasi dengan baik. Aktivitas berpikir yang akan Anda latihkan
dalam UKBM ini adalah menganalisis permasalahan kontekstual, mengevaluasi
strategi-strategi penyelesaian masalah menggunakan matematika, dan/atau
merumuskan persamaan matematika dari permasalahan tersebut. Untuk itu,
Anda harus belajar dengan sabar dan tekunsehingga Anda bisa tahu, mau,
dan mampu melakukan aktifitas berpikir tinggi tersebut melalui belajar
matematika ini.
2. Baca dan pahami materi pada buku :
Buku Seni Musik SMA untuk Kelas X Esis, Penerbit Erlangga, hal. 29
s/d 37
https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar dan buku lain yang
sekiranya Anda temukan berkaitan dengan materi SPLTV, untuk
keperluan ini Anda boleh mencarinya di internet.
Tayangan pertama video yang menyajikan alat musik tradisional seni
ritual di kota malang. Salah satu video diambil dari youtube alunan
musik tari grebeg malangan dengan alamat linknya adalah
https://www.youtube.com/watch?v=ghC5neCgV18
Tayangan kedua video yang menyajikan alat musik tradisional seni
hiburan di kota malang (musik patrol kertajaya bandulan)Video yang
dijadikan contoh tayangan diunduh dari youtube dengan link
https://www.youtube.com/watch?v=SfTtghFh5FA
2
SB.3.3/4.3/2/3.3
Tayangan Ketiga Tayangan kedua video yang menyajikan alat
musik tradisional seni hiburan di kota malang Turonggo SINGO
BARONG (TSB) - Dinoyo MalangVideo yang dijadikan contoh
tayangan diunduh dari youtube dengan link :
https://www.youtube.com/watch?v=ITlK4sneiqI
Tayangan ke empat Tayangan kedua video yang menyajikan alat
musik tradisional seni ritual di kota malang
seni_kuda_lumping_malangan_singo_marutohttps://wn.com/seni_ku
da_lumping_malangan_singo_maruto
3. Kerjakan UKBM ini dibuku kerja atau langsung mengisikan pada bagian
yang telah disediakan. Anda bisa bekerja sendiri, namun akan lebih baik
apabila bekerjasama dengan teman lain sekaligus berlatih untuk
berkolaborasi dan berkomunikasi dengan baik.
4. Anda dapat belajar bertahap dan berlanjutmelalui kegiatan ayo
berlatih, apabila Anda yakin sudah paham dan mampu menyelesaikan
permasalahan-permasalahan dalam kegiatan belajar 1, 2, Anda boleh
sendiri atau mengajak teman lain yang sudah siap untuk mengikuti tes
formatif agar Anda dapat belajar ke UKBM berikutnya.
b.Pendahuluan
Sebelum belajar pada materi ini silahkan kalian memahami gambar di bawah ini.
3
SB.3.3/4.3/2/3.3
a. C. Kegiatan Inti
b.
Kegiatan Belajar 1
4
SB.3.3/4.3/2/3.3
Setelah hampir 2 jam menyaksikan dan mendengarkan konser musik Jazz,
penyanyi Rock yang terkenal tersebut menyampaikan pandangannya kepada
pihak yang mengundang dirinya terkait konser Jazz tadi.
Pada proses tersebut dia menjelaskan apa yang ia rasakan selama
menikmati konser tersebut. Apa saja yang ia sukai dan tidak sukai. Lalu, ia
mengakhiri dengan memberi kritik dan saran untuk konser Jazz tersebut ke
depannya meskipun ia bukan penyanyi Jazz. Pendapatnya di sini pure sebagai
penikmat musik
D. TUJUAN APRESIASI SENI
Tujuannya di sini lebih ke general seni ya bukan khusus Seni Musik saja. Tujuan
apresiasi seni terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Tujuan Pokok
Tujuan pokok atau utama dari apresiasi seni adalah ikut memperkenalkan atau
mempublikasikan karya seni yang ia amati secara luas. Baik itu secara informal
melalui media sosial seperti Instagram lewat stories atua feed, maupun kegiatan
seni yang dilakukan secara masif.
Tujuan dilakukan hal tersebut adalah untuk membuat orang lain lebih sadar
bahwa adalah loh karya tersebut dan orang lain juga bisa menikmatinya.
2. Tujuan Akhir
Sementara itu, untuk tujuan akhir dari apresiasi seni ada tiga poin, yakni:
a) Memahami unsur estetika karya seni yang telah diamati
b) Sebagai pelengkap karya seni yang lain
c) Memacu kreativitas penikmat seni
5
SB.3.3/4.3/2/3.3
4. Menjalin Relasi dengan Orang Lain
Fungsi apresiasi seni yang terakhir adalah kita dapat menjalin relasi dengan
orang lain atau lembaga. Bentuk relasinya yang paling sederhana ya timbal balik
antara penikmat seni dan pelaku seni khususnya musik dalam contoh artikel ini
AYO BERLATIH
Apabila kalian telah mampu menyelesaikan bahan diskusi di atas, maka kalian
bisa melanjutkan pada kegiatan belajar 2 berikut. Carilah lima gambar tentang
kegiatan pertunjukan seni musik, daerah Indonesia dan diskripsikan gambar
tersebut menurut pendapat kalian.
No Gambar Keterangan
1. Contoh : pertunjukan angklung 1000 yang
di mainkan orang-orang luar negeri,
menunjukan orang luar negeri begitu
mengapresiasi alat musik tradisioanal ini
yang berasal dari jawa barat.
2.
3.
4.
5.
6
SB.3.3/4.3/2/3.3
Kegiatan Belajar 2
Cermati dan pahami gambar dibawah ini. Kemudian perkirakan pertunjukan tersebut
dan berasal dari daerah mana, serta bagaimana teknik pertunjukannya.
4.
5.
6.
7.
8.
Bali memang selalu identik dengan Hindu yang merupakan agama mayoritas warga
setempat. Maka bukan hal yang asing jika tradisi dan ritual Hindu mewarnai suasana di
Pulau Dewata itu. Seperti halnya di Desa Pegayaman Sukasada, Buleleng, di tengah
perbedaan agama yang mencolok, masyarakat yang tinggal di kampung Islam dapat
hidup berdampingan dengan rasa toleransi yang begitu tinggi dengan masyarakat Hindu
setempat. Bahkan, beberapa budaya, kesenian yang terdapat di Pegayaman merupakan
hasil akulturasi dari kebudayaan dan kesenian masyarakat Hindu setempat.
Salah satu kesenian yang telah berakulturasi dengan budaya Hindu di Bali adalah
kesenian Burdah. Kesenian Burdah merupakan Qasidah berisi syair berbahasa Arab
tentang pujian, sholawat kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadikannya sebagai
luapan kerinduan kepada Nabi.
Lalu bagaimana dengan Burdah di Desa Pegayaman? Burdah di Pegayaman
merupakan sebuah kesenian musik yang melantunkan syair-syair pujian berbahasa
7
SB.3.3/4.3/2/3.3
Arab, hanya saja dalam melantunkan syairnya memiliki kesamaan
dengan mekidung Bali.
Menurut Ketua Sekaa Burdah Burak, Muhammad Suharto, sangat sulit untuk
mempelajari syair-syair yang terdapat dalam kesenian Burdah karena merupakan lagu-
lagu kuno. “Kalau mau belajar memerlukan ketekunan yang cukup ekstra untuk paham
syair-syair lama tersebut,” ungkapnya.
Masyarakat Desa Pegayaman yakin bahwa Burdah telah masuk ke Bali sejak ratusan
tahun silam, saat Buleleng menjadi dermaga terbesar Nusa Bali untuk kapal-kapal
pedagang bangsa asing. Ditambahkan Suharto belum ada catatan sejarah pasti mengenai
kapan kesenian Burdah masuk ke Bali. Hanya saja setelah dilakukan identifikasi dari
ciri-ciri fisik, kesenian Burdah yang dilantunkan menggunakan alat musik rebana ini
memiliki bentuk rebana yang sama dengan dengan rebana dalam kesenian Burdah di
Aceh. “Ada kemungkinan penduduk Bugis yang ada di Buleleng merupakan pendatang
Bugis yang ada di Aceh sekitar 200 hingga 300 tahun lalu,” ungkapnya.
Selain dilantunkan dengan nada mekidung, kesenian Burdah di Pegayaman juga
memiliki keunikan dari kostum yang digunakan. Para anggota sekaa (kelompok) Burdah
yang merupakan laki-laki menggunakan busana khas Bali. Secara sederhana Suharto
mengatakan jika hal tersebut merupakan kebijakan kearifan lokal dengan standar
toleransi. “Ini merupakan sebuah toleransi dari sebuah budaya, di mana Pegayaman itu
merupakan Islam yang ada di Bali,” katanya.
Inilah yang membuat Burdah di Pegayaman sangat menarik bagi orang-orang, meski
mengikuti budaya Bali akan tetapi tidak mengubah asas dasar aqidah Islam. Sebab
masyarakat Pegayaman tetap menjunjung tinggi adat berpangku sharat. “Semua adat-
adat yang masuk ke Pegayaman sudah disaring dan tidak bertentangan dengan aqidah
Islam,” pungkasnya.Seni Burdah itu kesenian khas masyarakat muslim di Buleleng yang
unik. Selain permainan rebana juga berisi kidung berbahasa Arab dengan tembang-
tembang Bali. Selain itu berisi seni bela diri pencak silat," kata Kepala Bidang Kesenian
Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng Wayan Sujana. Ia menjelaskan, kesenian Burdah
penting ditampilkan di arena Pesta Kesenian Bali di tengah banyaknya ujaran-ujaran
yang mengancam disintegrasi bangsa.
Seni muslim ini seperti kesenian Bali pada umumnya, di mana senimannya
menggunakan kostum Bali seperti udeng bali. Kesenian Burdah sudah sering
dipentaskan dalam acara-acara kebudayaan di Buleleng seperti Buleleng Festival. "Dulu,
8
SB.3.3/4.3/2/3.3
seni budaya adalah sarana ampuh untuk merekatkan persaudaraan di Buleleng," kata
Sujana.
Kesenian Burdah lahir dari akulturasi budaya Islam dan lokal ditandai dengan
alat musik yang digunakan di antaranya bedug, rebana, bass dan seruling. Burdah salah
satu karya paling populer dalam khazanah sastra Islam, berisi syair pujian atau sholawat
kepada Nabi Muhammad SAW. Di berbagai negeri Islam ada majelis-majelis khusus
untuk pembacaan Burdah dan penjelasan bait-baitnya. Sebuah bentuk luapan kerinduan
pada Nabi.
Keindahan kata-kata dalam Burdah, doa-doa yang bermanfaat bagi jiwa. De Sacy
seorang ahli bahasa Arab di Universitas Sorbonne, Perancis, memuji Burdah sebagai
karya puisi terbaik sepanjang masa. Di Hadhramaut dan banyak daerah Yaman lainnya
diadakan pembacaan Burdah setiap Subuh hari Jumat atau Ashar hari Selasa. Sedangkan
para ulama Al Azhar di Mesir banyak yang mengkhususkan hari Kamis untuk
pembacaan Burdah dan mengadakan kajian.
Sampai kini masih diadakan pembacaan Burdah di masjid-masjid besar di kota
Mesir, seperti Masjid Imam Al Husain, Masjid As Sayyidah Zainab. Di negeri Syiria
majelis-majelis Burdah juga digelar di rumah-rumah dan di masjid-masjid, dan dihadiri
para ulama besar. Di Maroko pun biasa diadakan majelis-majelis besar untuk
pembacaan Burdah dengan lagu-lagu yang merdu dan indah Burdah juga dibacakan di
berbagai pesantren dan pada peringatan Maulid Nabi. Banyak pula yang menghapalnya.
Karya ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa seperti Persia, Turki, Urdu,
Punjabi, Swahili, Pastum, Indonesia, Inggris, Prancis, Jerman, Italia. Seni Burdah
diciptakan Al Bushiri, nama lengkapnya Syarafuddin Abu Abdillah Muhammad bin Zaid
Al Bushiri dari Mesir.
Al Bushiri (1213-1296M) keturunan Berber yang lahir di Dallas, Maroko, dan
dibesarkan di Bushir, Mesir. Ia murid sufi besar Imam Asy Syadzili dan penerusnya yang
bernama Abul Abbas Al-Mursi, tokoh Tarekat Syadziliyah. Di bidang fiqih, Al Bushiri
menganut Madzhab Syafi‘i, madzhab fiqih mayoritas di Mesir.
Pada masa kecilnya ia dididik oleh ayahnya sendiri dalam mempelajari Al-Quran,
disamping berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Kemudian ia belajar kepada ulama-
ulama di zamannya. Untuk memperdalam ilmu agama dan kesusastraan Arab, ia pindah
ke Kairo. Di sana ia menjadi seorang sastrawan dan penyair yang andal. Kemahirannya
di bidang syair melebihi para penyair pada zamannya.
9
SB.3.3/4.3/2/3.3
10
SB.3.3/4.3/2/3.3
digelar dalam acara-acara seperti Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj maupun hajatan pada
masyarakat misalnya sunatan dan pernikahan. Musik Burdah merupakan salah satu
kesenian yang sudah menjadi tradisi keagamaan masyarakat yang sangat positif untuk
dipertahankan dan dikembangkan. Bentuk pelestarian pada kesenian tradisional dapat
dilihat dari cara menjaga eksistensinya diantaranya adalah mampu bertahan dan
menghadapi hambatan, serta usaha-usaha yang dilakukan untuk bertahan.
Untuk melihat makna eksistensi secara umum, menurut (Rambalangi et al., 2018)
bahwa pemahaman secara umum tentang eksistensi berarti keberadaan. Akan tetapi,
eksistensi dalam kalangan filsafat eksistensialisme memliki arti sebagai cara berada
manusia, bukan lagi apa yang ada tetapi apa yang memiliki aktualisasi.(Aslan, 2010;
Setiawan, 2015; Surahman, 2020). Salah satu grup musik yang masih melestarikan
kesenian tradisional ini adalah grup musik Burdah di Desa Rempung Kecamatan
Pringgasela Lombok Timur, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang bagaimana
kesenian tradisi Musik Burdah tetap menjaga eksistensi dan terus berkembang di
tengah persaingan dengan musik-musik modern pada zaman serba digital sekarang ini.
11
SB.3.3/4.3/2/3.3
Tari Rapa’i Geurimpheng merupakan salah satu jenis kesenian tradisional Aceh
yang berkembang pada masyarakat pesisir timur Aceh. Tari ini bermula dari
perkembangan alat musik yang masuk ke Aceh, yaitu Rapa’i, yang dibawa oleh Syeh
Rifa’i dari Baghdad dan kemudian berkembang pesat di Aceh karena fungsinya sebagai
media dakwah Islam dan hiburan. Karena kegemaran masyarakat Aceh terhadap alat
musik rapa’i dan sebagai penghargaan terhadap tokoh pertamanya, maka ditalkanlah
nama Rapa’i dari nama Rifa’i. sedangkan geurimpheng yang bermakna “banyak macam”
diambil menjadi nama tari sebagai gambaran bahwa tari ini memiliki komposisi yang
beraneka ragam mulai dari pukulan rapa’i, gerakan kepala dan badan, formasi hingga
syair.
Rapa’i Geurimpheng ditarikan oleh 8-12 pemain yang disebut dengan awak
rapa’I, tiga orang syeh (pemimpin pukulan rapa’i) yang terdiri dari apit wie, apiet
teungoh dan apiet unenun, satuorang syahi (penyanyi) dan aneuk syahi (pendamping
penyanyi). Dalam satu kali penampilan terdiri dari delapan babak yang dengan nyanyian
syair; babak pertama dan kedua berisi salam penghormatan, babak ketiga
berisi seulaweut (shalawat), babak keempat adalah tingkah (tidak diikuti syair) yang
diisi dengan gerakan khep-khep, ketumbak dan tak lhee, babak kelima kisah yang
syairnya banyak berbicara mengenai kisah Hasan dan Husein (cucu Rasulullah SAW),
Kisah Nabi Nuh atau Kisah Masjid Raya, babak keenam adalah syahi panyang, babak
ketujuh adalah saman yang terdiri dari Gerakan lot lee lot lahellahe, cempala
kuneng, tajak u blang dan dayong dan babak kedelapan yaitu lani dengan gerakan tob
pade dan jak keuno rakan serta salam penutup.
Nilai filosofis yang terkandung dalam tari ini adalah nilai-nilai keislaman, nilai
dakwah, dan juga nilai sufistik yang berkembang dalam masyarakat Aceh. Tari Rapa’i
Geurimpheng merupakan salah satu tari yang hampir punah sehingga pada 2017 yang
lalu dilakukan usaha reviltalisasi. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat memunculkan
kembali antusiasme dan apresiasi masyarakat serta perhatian dari pemerintah daerah
12
SB.3.3/4.3/2/3.3
pada tari ini. Dan Rapa’I Geurimpheng juga telah ditetapkan sebagai salah satu Warisan
Budaya Tak Benda Indonesia (WBTB Indonesia) pada tahun yang sama, tahun 2017.
Pertanyaanya :
1. Kemukakaan pendapat kalian tentang apresiasi pertunjukan seni nusantara
burdah buleleng bali ?
2. Kemukakaan pendapat kalian tentang apresiasi pertunjukan seni nusantara
burdah buleleng lombok ?
3. Kemukakaan pendapat kalian tentang apresiasi pertunjukan seni nusantara
burdah buleleng aceh ?
4. Bagaimana perrsamaan dari ketiga pertunjukan seni burdah di atas ?
5. Bagaimana perbedaan dari ketiga pertunjukan seni burdah di atas
No Pertanyaan Ya Tidak
13
SB.3.3/4.3/2/3.3
B. PERTUNJUKAN SENI NUSANTARA 2
1. TARI GREBEG JAWA SEBAGAI PENGIMBANG GREBEG SABRANG
2. MUSIK PATROL KERTAJAYA BANDULAN MALANG
3. KESNENIAN SINGO BARONG
Terdengar suara iringan musik gendang dengan gamelan ala Jawa Timuran.
Terlihat para penari dengan topengnya mulai masuk bersama-sama secara bergantian.
Hal itu dibarengi suara gemerincing gongseng di kaki sang penari yang terasa khas
sekali, Suatu penampilan tari pasukan perang. Begitulah kesan pertama yang di dapat
dari Tari Grebeg Sabrang. Sebuah tari yang mewujudkan tentang perjalanan prajurit
kerajaan Sabrang menuju medan perang, dengan keberanian yang gigih dan gagah
perkasa.
Menurut asal usulnya Tari Grebeg Sabrang berasal dari Jawa Timur tepatnya
berada di Kota Malang. Secara filosofi, Grebeg atau Garebegialah suatu kata dalam
bahasa Jawa yang memiliki arti ‘diirid ing bala akeh’ (diiringi oleh prajurit yang banyak),
yang juga bisa diartikan sebagai prajurit yang akan melakukan perang bersama-sama.
Sedangkan Sabrang diambil dari kata ‘Seberang’ yang artinya yaitu pasukan dari negeri
seberang yang datang untuk mengikuti rajanya yakni Raja Klana Sewandana.
Kemudian, prajurit tersebut mengikuti rajanya guna untuk memperluas wilayah
kekuasaannya dengan menjajah serta menculik para ratu atau putri istana. Jadi tarian ini
menggambarkan tentang prajurit yang akan berangkat berperang bersama rajanya
menuju ke negeri seberang yang jauh.
14
SB.3.3/4.3/2/3.3
Tari-tarian yang ada di Indonesia tentunya memiliki beberapa jenis. Mulai dari
tari tradisional, tari kontemporer dan tari modern. Tari-tarian tersebut bisa dilakukan
secara individu maupun secara berkelompok. Tari Grebeg Sabrang disini merupakan
jenis tarian tradisional yang bisa dilakukan secara individu maupun berkelompok.
Dimana penari yang berada paling depan digambarkan sebagai jendral atau prajurit
perang, sedangkan penari yang lain adalah para pengikutnya.
Seni tari sendiri merupakan seni yang menggunakan gerakan tubuh secara
berirama serta gemulai yang dilakukan pada waktu dan tempat tertentu, hal ini guna
untuk mengungkapkan perasaan, tujuan, dan pikiran. Serta merupakan perpaduan
gerakan antara raga, irama, dan rasa yang memiliki nilai estetika dan memiliki potensi
simbolik.
Kostum yang dipakai di setiap tarian pasti berbeda. Begitupun dengan Tari
Grebeg Sabrang, ia juga memiliki kostum khusus yang harus dipakai oleh penarinya.
Berikut kostum atau pakaian yang harus dikenakan pada tarian ini yaitu:
a) Jamang (Mahkota)
b) Topeng
c) Kalung Kace
d) Rompi Baju
e) Aksesoris Sayap
f) Keris
g) Celana Bludru
h) Sabuk Tari
i) Rapek (Jarik)
j) Gelang pada Lengan dan Pergelangan Tangan
k) Kaos Kaki Putih
15
SB.3.3/4.3/2/3.3
l) Gongseng di Kaki
m) Memakai dua sampur, masing-masing berwarna merah dan kuning. Sampur
kuning berada di pinggang, dan sampur merah berada di atas lengan untuk
dimainkan.
Para penari tradisional khas Malang biasanya mengenakan topeng. Topeng yang
digunakan juga memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik topeng Malangan
diperkuat dengan kombinasi warna yang berbeda, diantaranya merah, putih, hitam,
kuning, dan hijau. Masing-masing warna memiliki arti keberanian, kesucian,
kebijaksanaan, dan kebahagiaan. Sedangkan topeng yang digunakan pada Tari Grebeg
Sabrang disini dominan berwarna merah, representasi dari warna tersebut
melambangkan keberanian yang tangguh dan rasa nafsu amarah yang besar.
Visualisasi wajah pada topeng yang ditampilkan menunjukkan nilai tertentu yang
menggambarkan sisi positif dan negatif suatu karakter. Pada topeng Tari Grebeg
Sabrang yang dominan digambarkan memiliki wajah merah, memiliki taring, mata
melotot, beralis dan berkumis tebal, serta janggut brewok. Penari yang menggunakan
topeng tersebut memiliki peran antagonis. Gerakan yang ada di dalam tarian ini
memakai gerak tradisi khas Malangan. Dimana gerakan tersebut gagah dan tegas,
dibarengi dengan lenggokan badan serta gerak kaki yang lihai serta menunjukan para
prajurit akan berangkat ke medan perang. Gerakan tersebut digambarkan dengan
gerakan tari yang dilakukan secara rampak (kompak) dan formasi tari yang lurus atau
sejajar.
Pada umumnya prajurit sabrang pada adegan Tari Grebeg dibawakan oleh empat
orang penari, posisi mereka mengarah ke depan penonton, lalu membuat formasi
berderet dua bagian, atau berjajar lurus ke belakang. Formasi yang menunjukkan
adanya kekuatan magis adalah gerak melingkar, biasanya dengan menggunakan gejekan,
16
SB.3.3/4.3/2/3.3
atau labas dan gelap yang dilakukan dengan cara berputar membuat angka delapan yang
disebut ngendali, atau bergerak melingkar searah dengan putaran jarum jam atau
disebut dengan ‘prapatan’ (formasi segiempat)
Namun seiring perkembangan zaman yang ada pada saat ini, membuat banyak
tari tradisonal dilupakan maupun ditinggalkan. Hal ini disebabkan munculnya budaya
dari luar yang masuk ke Indonesia, yang akibatnya membuat budaya kita sendiri lambat
laun mulai terkikis. Akan tetapi beberapa padepokan atau UKM tari dari Universitas
yang ada di Indonesia khusunya di Malang masih melestarikan tari tradisional Grebeg
Sabrang tersebut. Seperti yang dilakukan salah satu UKM yang ada di Universitas
Muhammadiyah Malang bernama Sangsekarta. UKM tersebut sering membawakan
bermacam-macam tari tradisional yang ada di Indonesia. Tari Grebeg Sabrang
merupakan salah satu tarian yang sering mereka bawakan.
UKM ini sering diundang untuk membawakan tari tersebut pada acara-acara
besar. Salah satunya pada tahun 2019 lalu, pada saat UMM menjadi tuan rumah kontes
Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN). Pada saat pembukaan acara tersebut
UKM Sangsekarta membawakan flashmob beberapa tarian tradisional, yang salah
satunya yaitu Tari Grebeg Sabrang. Sarah, salah satu mahasiswa yang sekaligus penari
UKM Sangsekarta mengungkapkan kegembiraannya karena dapat terlibat dalam acara
tersebut, “Kesan pesanku, seneng banget pasti. Soale itu kan acara gede, se Indonesia
hadir. Walau aku bukan orang malang, tapi membawakan seni khas malang, berasa kaya
aku ngelestariin budaya sendiri. Ngenalin budaya ke luar gitu,” pungkasnya. Maka dari
itu tari tradisional harus dilestarikan karena tarian daerah ialah warisan nenek moyang
yang harus dijaga, jangan sampai tarian kita diklaim oleh negara lain. Oleh karena itu
Ker, monggo dijogo bareng-bareng budaya asli Indonesia
17
SB.3.3/4.3/2/3.3
18
SB.3.3/4.3/2/3.3
Choeroel merupakan generasi pertama yang mengenalakan musik patrol yang
sudah dikolaborasikan dengan peralatan musik yang lain di Bandulan. Arek asli
Bandulan yang kini duduk sebagai anggota Dewan Perwakilan rakyat Daerah (DPRD)
kota Malang ini menggeluti dunia seni semasa menjadi mahasiswa di kampus. Kini
musik patrol bandulan pun sudah dilirik dan dijadikan sarana ekspresi masyarakat dari
berbagai kalangan. Bahkan pernah ditumpangi ketua umum Dewan Perwakilan Partai
(DPP) Golongan Karya (Golkar), Aburizal Bakrie, dalam kegiatan kampanyenya di jalan
Ijen.
Harga sewa dalam setiap pertunjukan beragam. Mulai dari 2,5 juta hingga 3 juta
tergantung dimana mereka akan tampil. Hasil sewa tesebut biasanya digunakan untuk
kas dan operasional. Dengan demikian musik patrol juga dapat dijadikan penghasilan
tambahan untuk anak-anak muda di daerah Bandulan.
19
SB.3.3/4.3/2/3.3
DESA KAMPUNG KELURAHAN BANDULAN DAN PATROL TRADISIONAL
20
SB.3.3/4.3/2/3.3
penyebutan pedukuhan di wilayah Sumbersari saat itu. Masyarakat lebih trampil
menyebutnya menjadi kampung dari pada dusun. Sebutan tersebut tetap bertahan
hingga tingkat kepadatan penduduk perlahan bertambah dari tahun ke tahun. Secara
umum kampung yang ada di Sumbersari berdasarkan struktur RK lama adalah Bandulan
tengah, Kocek dan Bandulan. Perubahan tersebut juga berdampak pada penggantian
nama Sumbersari menjadi Bandulan. Selain itu, perubahan wujud patrol baru dimulai
ketika mobilitas masyarakat urban yang cukup tinggi dan masuknya modernisasi di
Bandulan.
Perubahan tersebut dapat dilihat pada penggunaan musik elekton sebagai
elemen patrol sahur. Hal ini dinyatakan juga oleh Pak Andi (37 th) selaku ketua RW 03.
“Kan anak kecil-kecil dulu itu kalau puasa sering tidur di mesjid terus jam 2 mereka
keliling. Itu era e sekolah libur sak ulan to Mbak, la terus sahur itu keliling pakek
kentongan, ya jurigen pokoknya barang apa saja yang mengeluarkan bunyi. Nah gara-
gara anak kecil sudah ndak libur lagi itu patrolnya jadi kanyak dibuat anak amen-amen,
model orkesan. “(Pak Andi, wawancara 22-11- 2015) Perkembangan patrol sahur
elekton inilah yang kemudian memunculkan keprihatinan dikalangan warga asli
Bandulan. Dari sini pada 2005 salah satu warga Bandulan yang juga ketua Karangtaruna
Wira Bhakti yaitu Khoirul Anwar menciptakan gerakan pemunculan kembali patrol
kentongan lewat wadah festival. Awalnya event tersebut hanya diselenggarakan secara
sederhana dengan konsep satu kali penyeleng- garaan dan diramaikan oleh anak-anak
TPQ Bandulan Maupun diluar Bandulan. Feastival 2015 mengambil tema perayaan
menyambut malam Lailahatul Qodar, sehingga diadakan pada malam ke-27 Ramadhan.
Variasi patrol yang ditampilkan saat itu masih bersifat sederhana. Para peserta saat itu
didatangkan lewat undangan. Publikasi yang tidak ada membuat peserta hanya terbatas.
Mayoritas para peserta menampilkan klotekan bambu sederhana, beberapa diselingi
dengan barang bekas pakai atau juga jurigen minyak yang tidak terpakai. Klotekan
adalah pola ketukan perirama tanpa nada.
FESTIVAL PATROL SAHUR DAN KARANG-TARUNA WIRA BHAKTI
21
SB.3.3/4.3/2/3.3
kentongan mbak, kita nyarinya itu ya kentongan terus berkembang pakek gerobak, kalau
pakek sesis itu ya patrol ketiga pakek kereta sesisnya mobil itu” (Jarot, komunikasi pribadi,
25 Oktober 2015).
Selain publikasi, perkembangan festival pasca hadirnya PT. Utama Mama juga
memberi dampak tersendiri dari menguatnya brand patrol di Bandulan. Identitas
budaya semakin terbentuk seiring banyaknya minat peserta yang datang dari luar
Bandulan bahkan wilayah Jawa Timur. Informasi keberadaan agenda festival sahur yang
cenderung mengglobal membuat proses contact culture tidak dapat dihindari lagi.
Contact culture menjadi faktor penting dalam proses publikasi agenda tahunan
Bandulan tersebut. Hal ini senada dengan yang diutarakan ketua Karangtaruna Wira
Bhakti yaitu Anwar ( 32 th).
“Waktu itu aku gabung ke anak muda-mudi ya karangtaruna terus ada ide
bagaimana kalau patrol itu kita lombakan, kita bina saatlah saya ndak nyangka patrol itu
menjadi besar. Awalnya musik patrol itu ya dengan kentongan terus berkembang dengan
kreatif diberi musik variasi. kita coba terus atusiasme warga luar biasa. Saya kira ya
hanya diadakan waktu itu sekali saja, karena membutuhkan banyak biaya banyak,
ternyata dorongan masyarakat itu luar biasa. Yang pertama, kedua, ketiga menarik minat
sponsor. Nah dari sponsor it uterus berdatangan musik dari mana-mana itu mbak yang
pakek sesi, nah usutpunya usut asalnya dari Madura. mereka tahu dari baliho kita itu
akhirnya karena bagus ya banyak yang niru. Karena gini Mbak, saya mikir Malang kalau
di jadikan tempat wisata gunung ndak punya laut ndak punya apa ya…? Salah satunya
musik itu” (Pak Khoirul, wawancara 31-05-2015).
Pada dasarnya konsep penyeleng- garaan festival patrol sahur oleh Karangtaruna
Wira Bhakti ditujukan sebagai wadah „invented tradition‟, dimana tradisi patrol sahur
lokal dapat terwadahi dan memiliki daya saing yang cukup kuat di era global. Namun,
culture contact yang datang dari respon budaya luar Bandulan terhadap festival patrol
sahur bandulan tidak dapat dihindari. Hal tersebut secara tidak langsung menjabarkan
proser proses „culture contact‟ yang terjadi dalam ranah invented tradition patrol lokal
Bandulan.
22
SB.3.3/4.3/2/3.3
24
SB.3.3/4.3/2/3.3
yang hampir bersamaan Adipati Klana Sawendono juga menerima laporan dari
Bujangganong ( Pujang Anom ) yang dikalahkan oleh Singo Barong. Dengan rasa amarah
Adipati Klana Sawendada mencabut pusaka andalannya, yaitu berupa Pecut
Samandiman dan berangkat menuju hutan Wengker untuk membunuh Singo Barong.
Setelah sampai di Hutan Wengker dan ketemu dengan Singo Barong, maka tak
terhindarkan pertempuran yang sengit antara Adipati Klana Sawendana melawan Singo
Barong. Dengan senjata andalannya Adipati Klana Sawendana dapat menaklukkan Singo
Barong dengan senjata andalannya yang berupa Pecut Samandiman. Singo Barong kena
Pecut Samandiman menjadi lumpuh tak berdaya.
Akan tetapi berkat kesaktian Adipati Klana Sawendana kekuatan Singo Barong
dapat dipulihkan kembali, dengan syarat Singo Barong mau mengantarkan ke Kediri
untuk melamar Dewi Sekartaji. Setelah sampai di alun-alun Kediri pasukan tersebut
bertemu dengan rombongan Raden Panji yang juga bermaksud untuk meminang Dewi
Sekartaji. Perselisihanpun tak terhindarkan, akhirnya terjadilah perang tanding antara
Raden Panji dengan Adipati Klana Sawendano, yang akhirnya dimenangkan oleh Raden
Panji. Adipati Klana Sawendana berhasil dibunuh sedangkan Singo Barong yang
bermaksud membela Adipati Klana Sawendana dikutuk oleh Raden Panji dan tidak
dapat berubah wujud lagi menjadi manusia ( Gembong Amijoyo ) lagi. Akhrnya Singo
Barong Takhluk dan mengabdikan diri kepada Raden Panji, termasuk prajurit berkuda
dan Bujangganong dari Kerajaan Bantarangin.
1. Apakah yang dimaksud dengan panitia kecil dalam pertunjukan seni tradisional ?
2. Apa makna dari pertunjukan seni tari grebeg sabrang ?
3. Jelaskan peranan penari dalam pertunjukan seni tari Grebeg Sabrang ?
4. Jelaskan peranan musisi/pemain dalam pertunjukan seni tari ,usik patrol ?
5. Ada beberapa personil yang ideal dalam pertunjukan seni musik patrol dan alat
nya apa saja ?
6. Jelaskan syarat-syarat untuk menampilkan suatu karya seni musik yang
berkualitas dan enak ditonton ?
7. Jelaskan yang dimaksud aksesori dalam pertunjukan seni singo barong ?
8. Mengapa dalam menikmati sebuah sajian seni tari grebeg sabrang, hendaknya
terfokus pada hal-hal kostum, audio dan visual ?
9. Sebutkan alokasi dana jika kalian ditunjuk menjadi panitia pertunjukan festival
seni musik patrol ?
25
SB.3.3/4.3/2/3.3
10. Kemampuan apa yang harus di miliki apabila kita mempunyai group seni tari,
seni musik ? agar maju dan di kenal oleh masyarakat luas ?
Apabila kalian telah mampu menyelesaikan persoalan di atas, maka kalian bisa
melanjutkan pada UKBM berikutnya.
PENUTUP
Bagaimana kalian sekarang? Setelah kalian belajar bertahap dan berlanjut melalui
kegiatan belajar 1, 2, dan 3, berikut diberikan Tabel untuk mengukur diri kalian
terhadap materi yang sudah kalian pelajari.Jawablah sejujurnya terkait dengan
penguasaan materi pada UKBM ini di Tabel berikut.
Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah Anda dapat mendiskripsikan keunikan
karya seni tradisional seni tari Gebreg Sabrang ?
2. Apakah Anda dapat mendiskripsikan keindahan
dan keunikan pertunjukan seni musik patrol ?
3. Apakah Anda dapat mendiskripsikan niai-nilai
yang terkandung dalam pertunjukan kesenian
singo barong?
4. Apakah Anda dapat mendiskripsikan keindahan
dan keunikan pertunjukan seni tradisional di
nusantara ?
5. Praktekan di depan kelas dengan kelompok
memainkan alat musik patrol !
Jika menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, maka pelajarilah
kembali materi tersebut dalam Buku Teks Pelajaran (BTP) dan pelajari ulang UKBM ini
dengan bimbingan Guru atauteman sejawat. Jangan putus asa untuk mengulang
lagi!.Dan apabila kalian menjawab “YA” pada semua pertanyaan, maka kalian boleh
sendiri atau mengajak teman lain yang sudah siap untuk mengikuti tes formatif agar
kalian dapat belajar ke UKBM berikutnya... Oke.?
Dimana posisimu?
Ukurlah diri kalian dalam menguasai materi bakteri dalam rentang 0 – 100, tuliskan ke
dalam kotak yang tersedia
Halloo...?
Anda Pasti Bisa.!
26
SB.3.3/4.3/2/3.3
27