Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Selera Musik Kaum

Milenial Tehadap Industri Musik Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Pengaruh Selera Musik Kaum
Milenial Tehadap Industri Musik Indonesia”.

Adapun maksud dilaksanakannya penyusunan karya ilmiah ini, tidak lain adalah untuk
memenuhi tugas Kajian Musik Indonesia yang ditugaskan kepada saya, sehingga saya dan pembaca
lebih memahami tentang Pengaruh Selera Musik Kaum Milenial Tehadap Industri Musik Indonesia.

Saya menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, sudilah
kiranya para pembaca memberikan kritik dan saran sehingga isi karya tulis ini dapat lebih sempurna.
Dan sebelumnya saya memohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kesalahan penulisan atau
bahasa yang kurang baku dalam karya tulis ini. Saya berharap semoga isi karya tulis ini dapat
memberikan manfaat bagi siapa saya yang memerlukannya di masa yang akan datang.

DAFTAR ISI

BAB I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Musik merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Khusus bagi
kalangan milenial Indonesia. Tidak ada hari tanpa musik bagi kaum milenial. Hal ini merupakan
peluang yang cukup menjanjikan bagi industri musik Indonesia. Genre musik yang ada saat ini
semakin bervariasi. Setiap orang dengan leluasa dapat menentukan genre musik apa yang paling
cocok ditelinga mereka, sehingga mengubah cara setiap orang mendengarkan musik. Pada
kenyataannya anak muda sekarang memiliki selera musik yang semakin unik bahkan random

Media sosial, platform musik daring, bahkan back sound video dari platform digital menjadi reverensi
yang mempengaruhi selera musik kaum milenial. Beberapa genre musik yang hype saat ini seperti:
 Folk
Atau yang biasa disebut “musik rakyat”. Jenis musik ini cukup populer dikalangan anak
muda Indonesia, dengan lagu-lagu seperti ‘Untuk Perempuan yang di Pelukan’ milik Payung
Teduh, Yura “Dunia Tipu-tipu”, Tulus dengan “ Hati-hati Dijalan”. Jenis musik ini sangat
diminati karena easy listening dengan menitik beratkan permainan akustik.
 EDM (Electronic Dance Musik)
Seringkali jenis musik ini menjadi moodbooster bagi anak muda. Beberapa lagu dari jenis ini
seperti, “All Good” Dipha Barus dan lagu di Indonesia yang baru booming hingga ke
mancanegara beberapa bulan lalu yaitu ‘Lathi’ oleh Weird Jenius dan Sara Fajira.
 Future soul
Merupakan gabungan genre musik soul dan R & B kontemporer.Terdengar modern karena
sentuhan musik hip-hop, dubstep, atau chiptune kedalamnya. Contoh lagu bergenre ini adalah
Keisya Levronka “Tak Ingin Usai”.

Meski selera musik anak muda berubah-ubah, harapannya mereka tetap bangga dan setia
mendengarkan lagu-lagu dari musisi Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah

2.1. apa yang bisa dilakukan Industri musik Indonesia untuk menjawab tantangan selera
musik kaum milenial?
2.2. bagaimana pengaruh selera musik kaum milenial terhadap industi musik Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui cara yang bisa dilakukan untuk memajukan industri musik Indonesia dan
memahami pengaruh selera musik kaum milenial bagi industri musik Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Cara Memajukan industri Musik Indonesia

Berbicara tentang Industri maka tidak terlepas dari strategi marketing. Begitupun
Industri musik haruslah dapat menemukan strategi pemasaran yang tepat sehingga mampu
menjangkau penikmat musik khususnya kamu milenial. Bagian terpenting dari proses
promosi adalah bagaimana cara mencuri perhatian (brand awareness), membangun loyalitas,
mendorong aksi, hingga bagaimana cara mengedukasi dan menghibur lewat konten yang
disajikan.

a. Mencuri Perhatian

Bisa dibilang saat ini membuat karya musik sudah lebih mudah dibanding beberapa
tahun lalu. Kini, lewat beragam software komputer, seseorang sudah bisa membuat kualitas
musik yang apik dan siap edar. Bukan hanya soal produksi, dari sisi distribusi pun kini para
musisi sudah mulai dimanjakan. Dengan adanya media sosial mempromosikan karya dan
mencuri perhatian masyarakat pun seakan menjadi lebih cepat. Maka itu, para musisi harus
benar-benar dapat menonjolkan keunikan mereka dibanding para pesaingnya sehingga tidak
membuat orang lain menjadi bosan karena merasa mendengarkan karya yang monoton
sehingga memilih mencari karya lainnya.

“Menjadi berbeda” kini benar-benar dalam tingkat yang baru, dan hal ini yang dapat menjadi
pelajaran penting bagi para marketers dalam menyampaikan konten mereka. Karena dengan
menjadi beda ini pada akhirnya yang akan membuat masyarakat mau untuk teribat dengan
konten, lalu menjadi fans sehingga meningkatkan perkembangan bisnis yang dikelola.

b. Membangun Brand Royalty


Di industri musik, banyak yang menganggap bahwa bisa dibilang fans sama artinya
dengan konsumen, namun perbedaan antara konsumen dengan fans adalah konsumen akan
mengonsumsi konten karena merasa berguna bagi dirinya, sementara fans dapat "menelan
mentah-mentah" segala karya yang diciptakan oleh idolanya. Karena itu, para marketers dapat
mempelajari dari para musisi bagaimana cara merangkul konsumen sehingga mau menjadi
fans dan loyal dengan segala karya yang diciptakannya.

Seperti yang dilakukan oleh para musisi, salah satu cara untuk bisa meningkatkan
loyalitas masyarakat adalah dengan memberikan nama fanbase dari komunitas pecinta musik
mereka. Dengan begitu, masyarakat tidak merasa asing dan merasa memiliki identitas yang
sama. Dan dari situ akhirnya loyalitas terbentuk karena perasaan saling memiliki tersebut.

c. Mendorong Aksi

Banyak musisi yang membuat musik dengan tujuan agar karya mereka banyak
didengarkan oleh orang sehingga dapat berujung pada meningkatnya fans dan penjualan
album mereka. Dan hal yang dapat kita petik dari para musisi ini adalah, kita perlu membuat
konten yang unik, sehingga dapat menarik perhatian masyarakat dan membuat mereka mau
terlibat seperti membagikannya dalam akun media sosial pribadi mereka, hingga akhirnya
banyak yang mengenal dan mau mengonsumsi apa yang telah disajikan.

Bukan hanya soal membuat karya yang baik, saat ini para pelaku industri musik juga
memiliki cara untuk mempromosikan lagu. Misalnya saja #InMyFeelingsChallenge atau yang
lebih dikenal dengan “Keke Challenge” di mana Drake mempromosikan lagunya dengan
mengajak para penggemarnya untuk membuat sebuah tarian. Dari tantangan tersebut akhirnya
membuat banyak orang tertarik untuk mengikuti dan mendengar lagu yang sedang
dipromosikan. Hasilnya, banyak masyarakat yang menyukai lagu tersebut dan menaikkan
jumlah fans.

d. Konten untuk mengedukasi sekaligus menghibur

Di masa sekarang ini, fans tidak hanya menuntut sebuah karya yang baik tetapi dia
juga memiliki kenginan untuk mengenal lebih jauh idola mereka tersebut. Alasannya saat ini
cerita di balik sebuah lagu menjadi hal yang penting untuk mereka ketahui. Karena hal
tersebut, banyak artis yang kini membagikan kehidupan sehari-hari mereka dengan membuat
video singkat mengenai bagaimana mereka sedang melakukan rekaman atau hal-hal di balik
layar ketika sedang melakukan tur.

Sisi kemanusiaan ini yang juga kerap membuat artis lebih disenangi oleh para fans
mereka dan membuat mereka menjadi lebih fanatik lagi. Maka itu, salah satu hal yang bisa
dilakukan brand adalah menjadi “manusia” misalnya dengan menampilkan konten-konten
behind the scene seperti yang dilakukan oleh para musisi ini. Dengan begitu masyarakat
merasa memiliki kedekatan dengan brand terkait.

Cerita-cerita inspirasi di balik lagu juga menjadi satu hal yang menarik perhatian
seseorang saat ini. Karena hal ini pula yang membuat perasaan yang disalurkan oleh musisi
bisa sampai ke para pendengar mereka.

2.2. Pengaruh Selera Musik Kaum Milenial Terhadap Industi Musik Indonesia
Industri musik indonesia telah mengalami perubahan secara signifikan selama terjadinya
pandemi Covid-19. Bahkan kemunculan pemain baru yang mana mereka adalah para konten kreator
musik dengan karya musik cover maupun komposisi original, meledak dengan dahsyat jumlahnya di
tanah air.

Pada era modern seperti sekarang, tentunya setiap orang lebih dipermudah untuk
mengekspresikan apapun karya yang dibuatnya. Sebab, kita semua telah disuguhkan dengan berbagai
kecanggihan teknologi yang dapat digunakan sebagai instrumen penunjang pekerjaan taanpa
terkecuali pada proses pembuatan sebuah karya musik. Begitu juga yang terjadi selama adanya
pandemi, yang kemudian memaksa setiap dari kita untuk bekerja dari rumah. Selain itu, tentu saja
memaksa pula kita untuk mulai mengoperasikan segala macam fasilitas teknologi yang diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Lalu, adapun hal tersebut berdampak kepada para musisi reguler lokal yang mulai beralih ke
pangsa pasar musik yang lebih luas yaitu melalui YouTube. Pasalnya, tentu saja pasar lokal sudah
mulai melemah mengingat adanya batasan dalam mengadakan acara di tempat ramai ataupun
berkumpul mengadakan acara hiburan.

Alhasil tak sia-sia keputusan para pelaku seni musik ini, karena pada akhirnya mereka dikenal
lebih luas lagi bahkan mereka juga dapat menjangkau lebih banyak penonton dibandingkan apabila
diadakannya pertunjukkan musik secara live. Tak lupa bahwa itu semua terjadi semenjak adanya
pandemi, yang artinya industri musik era 4.0 di Indonesia ternyata tanpa disadari telah bertransisi
secara langsung melalui gandengan pandemi itu sendiri.

Namun, apabila kita melihat hal ini dari sudut pandang sosialnya, maka dapat dikatakan
bahwa sebenarnya semua orang butuh hiburan terutama dalam bentuk musik. Sulit dicekal jika saat ini
masih banyak orang yang tidak membutuhkan musik karena di manapun kita berada selalu ada yang
namanya musik, yang dibutuhkan orang-orang sebagai teman kerja, pengisi suasana ruang, elemen
sebuah iklan dan masih banyak lagi lainnya.
Maka hal inilah yang seharusnya menjadi dorongan setiap pelaku seni musik dalam
meningkatkan kualitas karya musiknya di lingkungan sosial sekitar. Seperti yang telah dijelaskan di
atas bahwa musik juga berperan penting dalam masyarakat terutama sebagai sebuah hiburan pribadi
maupun untuk kebutuhan pihak perusahaan iklan dalam mengemas promosi produknya supaya lebih
menarik.

Dari sini seharusnya kepekaan terhadap peluang dalam industri musik semestinya semakin
berkembang, Kita sudah disediakan berbagai fasilitas teknologi canggih untuk membuat musik yang
bahkan dapat diakses melalui smartphone ataupun desktop, dan juga kita sudah disediakan pula kanal
publikasinya seperti YouTube untuk dapat dilihat oleh semua orang yang menonton.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Faktanya, Permintaan dalam pasar musik selalu meningkat sebab tentu saja selalu
bermunculan lagu-lagu terbaru dalam upaya untuk berada di trending pertama. Musik juga berbicara
soal selera yang tentunya hal ini sanat relatif karena tidak ada patokan pastik setiap orang yang
menganggap mana musik yang bagus. Hal itu juga merupakan substansi dari estetika sebuah musik.
Tidak perlu khawatir karena persaingan karya musik yang cukup kompetitif. Sebab ada
banyak sekali genre musik yang berbeda-beda yang tentunya juga menjadi sebuah pilihan untuk kita
terjun berkompetisi di pasar genre yang mana sesuai dengan kemampuan masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

https://tirto.id/bagaimana-selera-musik-anak-muda-terbentuk-db2b

http://bicaramusik.id/berita/orang-membentuk-selera-musik-di-usia-14/

https://student-activity.binus.ac.id/paramabira/2021/08/selera-musik-milenial-indonesia/
https://yoursay.suara.com/kolom/2022/01/03/075524/potensi-industri-musik-di-indonesia-
era-40

Anda mungkin juga menyukai