Anda di halaman 1dari 10

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

PERANCANGAN ZINE MENGENAI SEJARAH MUSIK POP ERA 90-AN


DI INDONESIA SEBAGAI MEDIA INFORMASI

Disusun Guna Melengkapi dan Memenuhi Persyaratan


Mencapai Gelar Sarjana Desain
Program Studi Desain Komunikasi Visual

Disusun oleh:
Raisha Alifia Rahmani
C0719041

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Musik merupakan suatu bunyi yang diwujudkan dalam bentuk lagu atau
komposisi berisi pikiran dan perasaan penciptanya yang dinyatakan melalui unsur-
unsur musik berupa irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu, serta ekspresi
yang digabungkan menjadi satu kesatuan (Jamalus, 1988:1). Sebagai karya seni, musik
dapat berperan sebagai hiburan, sarana bersosialisasi, bahkan menjadi media ekspresi
perasaan dan emosi yang dapat digunakan di berbagai aspek kehidupan.

Perjalanan musik diawali dengan ditemukannya teknologi perekaman suara di


tahun 1877 oleh Thomas Alva Edison yang membuat semakin gencar dilakukannya
kegiatan perekaman musik di dunia. Seiring perkembangannya, musik akhirnya terbagi
menjadi berbagai macam aliran atau genre yang kemudian mengundang munculnya
berbagai musisi dan berkembangnya industri rekaman di segala penjuru dunia,
termasuk Indonesia.

Meskipun sudah bertahun-tahun para label rekaman beroperasi, pada tahun


1920an di Indonesia masih hanya terdengar kiprah musik beraliran jazz dan keroncong
saja. Bahkan, di zaman pra-kemerdekaan dimana Jepang sedang menduduki Indonesia,
musik jazz yang dianggap ‘kebarat-baratan’ nyaris tak terdengar gaungnya sama sekali
dikarenakan situasi politik pada saat itu tidak memperkenankan budaya Amerika
berkembang di Indonesia. Dengan kondisi tersebut, kaum nasionalis kemudtian
mengakalinya dengan membuat lagu-lagu nasional bertema perjuangan yang ber-genre
keroncong. Setelah melalui berbagai rintangan, akhirnya Indonesia merdeka dan pada
tahun 1950 lokomotif industri musik di Indonesia mulai berjalan. Dengan datangnya
berbagai genre baru ke tanah air, akhirnya industri musik Indonesia yang sebelumnya
monoton berhasil didobrak oleh musik populer.

Musik populer merupakan produk budaya yang keberadaannya sangat penting


di tengah masyarakat karena tidak hanya menawarkan hiburan semata, namun juga
2

memiliki makna sosial dan budaya yang kompleks dan oleh karenanya, selain layak
untuk dinikmati, juga layak dipelajari dan dikaji (Ignatius Aditya Adhiyatmaka : 3).
Musik populer atau yang biasa disebut sebagai musik pop merupakan sebuah aliran
musik bertempo dinamis dengan lirik bermakna mendalam. Diawali dengan
kemunculannya di kawasan Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1950-an, musik
pop yang hadir dengan lagunya sesuai keadaan zaman dan irama harmonisnya yang
nyaman untuk didengar di telinga ini ternyata mudah diterima dan semakin disukai oleh
masyarakat di seluruh penjuru dunia.

Pada tahun 1951, diselenggarakan sayembara Bintang Radio RRI yang


melahirkan penyanyi-penyanyi legendaris seperti Bing Slamet, Titiek Puspa, Sam
Saimun, dan masih banyak lagi. Namun, pada 17 Agustus 1959 Presiden Soekarno
mengeluarkan dasar pembangunan budaya “Manipol USDEK” yang berisi larangan
penyebaran musik pop yang tidak sesuai moral bangsa Indonesia dengan alasan untuk
membentuk kebudayaan nasional dan melindungi kebudayaan bangsa dari pengaruh
budaya asing, terutama Barat.

Walaupun terdapat intervensi pemerintah yang masif terhadap musik pop,


musisi-musisi Indonesia tetap berjuang untuk tetap mempopulerkannya, salah satunya
seperti Koes Bersaudara yang nekat memainkan musik “ngak-ngik-ngok” di pesta yang
akhirnya menghasilkan kericuhan. Akhirnya, di era 90-an rezim Orde Lama berganti
dengan Orde Baru. Larangan terhadap musik barat pun dihapuskan dan musik pop dapat
berkembang menyesuaikan perkembangan zaman. Media massa dan radio swasta juga
memberikan pengaruh yang cukup signifikan hingga musik pop dapat berkembang
dengan pesat dan berhasil menjadi magnet penarik perhatian masyarakat. Hal ini
membuat musik pop dapat tetap terus bersinar di masa golden age di tahun 90-an,
meskipun di era tersebut didominasi musik-musik berjenis grunge.

MASALAH NIH di sini

kkv
Walaupun begitu, masih banyak pelaku kreatif di Indonesia yang belum
mengetahui sejarah dari pop kreatif itu sendiri meskipun telah membawakan musik
dengan genre tersebut. Informasi berkaitan musik pop kreatif juga jarang dimuat dalam
3

buku atau jurnal yang membahasnya dengan spesifik, sehingga pembahasan dan
sejarahnya hanya dapat ditemui di platform online. Padahal, informasi tersebut
sangatlah penting untuk diketahui dan dipahami oleh para pelaku kreatif dan
masyarakat umum, baik untuk dijadikan inspirasi ataupun sebagai pengetahuan yang
mungkin dapat dijadikan referensi di kemudian hari.

Zine merupakan singkatan dari fanzine (fan magazine). Walaupun termasuk ke


dalam magazine, zine berbeda dengan majalah pada umumnya karena isi yang disajikan
di dalamnya merupakan berita atau informasi yang sudah dikemas sedemikian rupa
hingga menjadi bacaan yang ringan skarena tidak harus mengacu pada kaidah-kaidah
penulisan tertentu sehingga mudah untuk dimengerti para pembacanya. Selain itu, zine
juga dapat didesain dengan unik menggunakan berbagai bentuk, gambar, dan teknik
printing yang jarang digunakan oleh buku pada umumnya yang membuat zine
seringkali dijadikan sebuah barang koleksi. Sebagai bagian dari majalah, zine tentunya
memerlukan media untuk publikasinya, baik itu secara digital melalui berbagai
platform online maupun secara tradisional menggunakan kertas
4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang picture book “Ayo, Shalat.” sebagai media edukasi
untuk remaja agar tidak malas melaksanakan shalat lima waktu
2. Bagaimana merancang media pendukung untuk mempromosikan picture book
“Ayo, Shalat.” sebagai media edukasi untuk remaja agar tidak malas
melaksanakan shalat lima waktu

C. Tujuan Perancangan
Tujuan yang ingin dicapai dari perancangan picture book sebagai media
edukasi untuk remaja agar tidak malas melaksanakan shalat lima waktu adalah:
1. Merancang picture book “Ayo, Shalat.” sebagai media edukasi untuk remaja
agar tidak malas melaksanakan shalat lima waktu
2. Merancang media pendukung untuk mempromosikan picture book “Ayo,
Shalat.” sebagai media edukasi untuk remaja agar tidak malas melaksanakan
shalat lima waktu
D. Manfaat Perancangan
1. Manfaat bagi Mahasiswa
a. Sebagai ilmu pengetahuan yang dapat menambah wawasan mahasiswa
akan pentingnya shalat wajib dalam kehidupan
b. Sebagai inspirasi yang dapat melatih kemampuan untuk berinovasi dalam
membuat sebuah media edukasi yang menarik bagi remaja
c. Sebagai pengingat agar tidak lagi menyepelekan, malas, ataupun menunda
mengerjakan ibadah shalat wajib
2. Manfaat bagi Institusi
Sebagai pelopor untuk penelitian maupun perancangan lain agar terus
mengalami penyempurnaan
3. Manfaat bagi Masyarakat
a. Sebagai ilmu pengetahuan seputar shalat wajib
b. Sebagai pengingat untuk tidak lagi menyepelekan, malas, ataupun menunda
mengerjakan shalat wajib
5

c. Sebagai referensi untuk pembuatan picture book ataupun segala buku


lainnya yang berbasis ilustrasi

E. Metode Penelitian dan Kerangka Pikir


Metode penelitian adalah suatu proses yang dilakukan untuk mendapatkan
data tertentu yang mendukung berjalannya suatu penelitian. Tujuan dikumpulkannya
data-data tersebut adalah untuk dijadikan bahan masukan yang akan menjadi
bahasan utama dalam penyusunan penelitian maupun perancangan. Dalam
membantu keefektifan perancangan picture book beserta media promosi dan
pendukungnya penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, yaitu
metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena yang
berlangsung saat ini maupun saat lampau tanpa adanya manipulasi sedikitpun pada
variabel bebasnya. (Sukmadinata, 2006:5). Metode kali ini terdiri dari:
1. Objek dan Subjek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian kali ini adalah seluruh remaja yang merupakan
siswa, mahasiswa, dan alumni dari berbagai SMA dan universitas di
Pulau Jawa
b. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian kali ini adalah faktor-faktor yang menjadi
penyebab para remaja malas untuk melaksanakan shalat lima waktu
2. Sasaran dan Lokasi Penelitian
a. Sasaran Penelitian
i. Remaja
ii. 17 – 24 tahun
iii. Laki-laki dan perempuan
iv. Siswa SMA, Mahasiswa, dan Alumni
b. Lokasi Penelitian
Dikarenakan ingin mendapatkan data dari siswa dan mahasiswa dari
berbagai sekolah dan universitas di Pulau Jawa, peneliti memutuskan
untuk menggunakan bantuan aplikasi Google Form untuk menyebarkan
kuesioner kepada para subjek secara cepat dan luas.
3. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
6

Data kualitatif, yaitu data yang disajikan berbentuk kata verbal dan
bukan berbentuk a8ngka. Yang termasuk data kualitatif dalam penelitian
ini adalah gambaran umum dari objek penelitian yang meliputi
penjelasan singkat mengenai shalat lima waktu, hukum-hukum dalam
shalat lima waktu, ganjaran apabila meninggalkan shalat lima waktu,
dan faktor-faktor yang menjadi penyebab para remaja malas
melaksanakan shalat lima waktu.
b. Sumber Data
i. Sumber data primer, yaitu data yang dikumpulkan peneliti
langsung dari sumber pertamanya. Adapun yang menjadi sumber
data primer dalam penelitian ini adalah guru agama SMAN 3
Bogor serta siswa, mahasiswa, dan alumni dari berbagai SMA
dan universitas di pulau jawa
ii. Sumber data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan oleh
peneliti yang akan digunakan sebagai penunjang data primer
yang akan disusun dalam bentuk dokumen-dokumen berupa
dokumentasi dan angket.
4. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Penulis mengumpulkan data dengan melakukan survey dan wawancara
kepada remaja-remaja yang seringkali mengabaikan shalat wajib
b. Studi Pustaka
Penulis mencari data dengan mengkaji berbagai literatur yang
membahas tentang hukum-hukum dalam shalat wajib serta mencari
berbagai referensi dari picture book berbasis ilustrasi
c. Internet
Penulis mencari data melalui internet. Data yang dicari merupakan data
yang berhubungan dengan shalat wajib dan gaya visual ilustrasi yang
digemari oleh para remaja
5. Metode Analisis Data
Analisis merupakan cara untuk menguji kebenaran data yang akan
digunakan dalam sebuah penelitian atau perancangan dengan cara
menganalisisnya secara kualitatif deskriptif. Data yang telah terkumpul dipilah
terlebih dahulu untuk ditarik kesimpulannya dan kemudian dilengkapi dengan
7

data dari berbagai sumber lain yang kredibel. Menurut Miles dan Huberman
(Sutopo, 2002:91), terdapat 3 komponen utama yang harus dilakukan untuk
analisis data secara kualitatif deskriptif dalam perancangan kali ini.

Komponen yang pertama adalah reduksi data. Tahapan dalam reduksi


data terdiri dari melakukan seleksi dan menyederhanakan data yang telah
didapat. Kemudian ada sajian data yang merupakan suatu deskripsi yang
dibentuk menjadi sebuah narasi yang disusun berdasarkan pokok-pokok dalam
reduksi data yang disusun dengan sedemikian rupa agar mudah untuk dipahami.
Komponen yang terakhir adalah penarikan kesimpulan, yaitu melakukan
generalisasi dari hasil reduksi data menggunakan prinsip-prinsip logika untuk
menghasilkan suatu pernyataan yang baru.
6. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran dalam membuat konsep perancangan kali
ini, dirasa perlu dipaparkan ke dalam bentuk sistematika sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan;
Menjelaskan mengenai latar belakang pemahaman judul, rumusan masalah,
tujuan, serta metode penelitian dari keseluruhan materi perancangan
2. Bab II Kajian Teori;
Menjelaskan mengenai paham dari teori mendasar dari berbagai literatur yang
menyangkut judul karya
3. Bab III Identifikasi Data
Menjelaskan tentang berbagai data dan dokumen terkait perancangan konsep
picture book “Ayo, Shalat.”
4. Bab IV Konsep Perancangan
Berisi penjabaran secara detail dari konsep perancangan, konsep kreatif, teknik
pelaksanaan, dan visualisasi karya. Konsep dari strategi promosi juga turut
dijabarkan dengan disertai konsep yang dibuat berdasarkan data-data yang telah
dianalisis
5. Bab V Visualisasi Desain
Berisi proses visualisasi karya yang dibuat berdasarkan konsep yang telah
disusun dalam penelitian
6. Bab VI Penutup
Berisi kesimpulan perancangan dan saran
8

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran


9

F. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai