Anda di halaman 1dari 10

“AKULTURASI MUSIK HIP HOP DENGAN MUSIK TRADISIONAL”

Nama Dosen :

Disusun oleh :
- Zulfikar Maulana Hafiz (04.2018.1.03275)
- Gagas PurwoAdi (04.2018.1.032)
- Karya Arsitra (04.2018.1.032)
- Ramadhani Dio Aflando (04.2018.1.032)
- Ilham Syahputra (04.2018.1.032)

INTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA


2019
DAFTAR ISI

HALAMAN
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii

BAB I: PENDAHULUAN .................................................................................. 1


A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1
D. Manfaat ........................................................................................................ 1

BAB II: PEMBAHASAN ................................................................................... 2


A. Pengertian Akulturasi .................................................................................. 2
B. Pengertian Musik Hip Hop .......................................................................... 3
C. Sejarah Hip Hop di Indonesia………………………………………………
D. Akulturasi Musik Hip Hop dengan Tradisional .......................................... 3
E. Contoh Musik HipHop Tradisional ............................................................. 4

BAB III: PENUTUP ........................................................................................... 6


A. Kesimpulan .................................................................................................. 6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar (Koentjaraningrat, 1990:180). Oleh karena itu, kebudayaan juga
dapat dikatakan sebagai sebuah konsep berfikir suatu kelompok masyarakat
tentang hidup dan kehidupan. Tiap-tiap kelompok masyarakat tentu memiliki
konsep berfikir atau cara pandang yang berbeda tentang hidup dan kehidupannya.
Perbedaan tersebut tidak lepas dari adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
kelompok masyarakat itu sendiri. Salah satu faktor yang paling kuat pengaruhnya
dewasa ini adalah teknologi.
Kemajuan teknologi terutama di bidang komunikasi telah membuat jarak
semakin tidak berarti. Hal tersebut menimbulkan dampak berantai berupa
globalisasi dan akulturasi. Globalisasi dapat diartikan sebagai perkembangan
kebudayaan manusia (Gatut, 1996:30). Perkembangan kebudayaan tersebut
diawali dengan adanya kontak antarbudaya yang berbeda sebagai efek dari
kemajuan teknologi. Kontak antarbudaya yang berbeda tersebut kemudian
berdampak pada adanya akulturasi.
Akulturasi merupakan sebuah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok
manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari
suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur 2 kebudayaan asing
itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan
sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri
(Koentjaraningrat, 1990:248).
Salah satu bentuk akulturasi sebagai akibat dari kemajuan teknologi dewasa
ini dapat terlihat dengan adanya Jogja Hip Hop Foundation. Jogja Hip Hop
Foundation adalah sebuah grup hip hop kolektif di Jogjakarta. Grup tersebut
memadukan unsur kebudayaan hip hop dengan kebudayaan Jawa.
Hip hop adalah kebudayaan kaum muda Afrika-Amerika dan Afro-Karibia.
Hip hop pertama kali muncul di selatan Bronx, New York, Amerika, sekitar
pertengahan tahun 1970. Salah satu penyebab kepopuleran hip hop adalah
musiknya, yakni rap. Musik rap tersebut menyebar, dikenal luas, dan mendunia
melalui media massa seperti televisi dan radio.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat diperoleh rumusan
masalah berupa : Bagaimana akulturasi yang terjadi pada musik Hip Hop dengan music
tradisional Indonesia.

1.3 Tujuan Penelitian


Dengan melihat latar belakang serta rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan dampak dari penyebaran budaya
hiphop terhadap masyarakat khususnya anak muda Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian


Penilitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan juga akademisi tentang
dampak penyebaran budaya hip hop bagi masyarakat khususnya anak muda di Indonesia.
BAB II
ISI

1.1Pengertian Akulturasi

Akulturasi adalah proses yang timbul saat suatu kelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing.
Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri
tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Contoh akulturasi:
Saat budaya rap dari negara asing digabungkan dengan bahasa Jawa, sehingga menge-
rap dengan menggunakan bahasa Jawa. Ini terjadi di acara Simfoni Semesta Raya.
Sedangkan menurut KKBI, istilah akulturasi diartikan sebagai penyerapan yang terjadi
oleh seorang individu atau sekelompok masyarakat, terhadap beberapa sifat tertentu dari
kebudayaan kelompok lain sebagai akibat dari kontak ataupun dari interaksi kedua
kelompok kebudayaan tersebut.

1.2 Pengertian Musik Hip Hop


Musik hip hop atau hip-hop atau musik rap adalah genre musik yang tercipta
di Amerika Serikat pada tahun 1970an yang melibatkan teknik rap, yaitu cara berbicara yang
disuarakan melalui rima yang ritmis, yang disertai oleh musik latar yang ritmis. Teknik ini
kemudian berkembang sebagai bagian dari hip hop, sebuah cabang kebudayaan yang
memiliki 4 unsur kunci: MCing/rapping, DJing/scratching dengan turntable, breakdancing,
dan graffiti writing. Ketukan sampling atau bassline dari rekaman (atau ketukan dan suara
penyintesis) dan beatboxing ritmik juga termasuk sebagai bagian dari musik hip hop.
Awalnya pertumbuhan Hip Hop dimulai dari The Bronx di kota New York dan terus
berkembang dengan pesat hingga keseluruh dunia. Hip hop pertama kali diperkenalkan oleh
seorang Afro-America, Grandmaster Flash dan The Furious Five. Sampai sekarang Hip-Hop
itu telah berkembang luas keseluruh negara-negara di dunia termasuk di negara Indonesia, jadi
sekarang ini intinya adalah Hop-Hop itu bukan budaya di negara Amerika saja tetapi sudah
menjadi budaya di seluruh negara-negara yang ada di dunia. Jadi yang harus kalian ketahui
juga sebelum tahun 1970'an yaitu tahun 1520 kawasan Sedwick Avenue di New York banyak
yang mengklaim bahwa kawasan ini adalah tempat lahirnya komunitas Hip-Hop, di kawasan
itu pula ada seorang yang bernama Clive Campbell, siapakah Clive Campbell itu? Clive
Campbell adalah seorang yang menjadikan tempat tinggal atau rumahnya di jadikan tempat
berkumpulnya pemuda-pemuda yang menjalani komunitas Hip-Hop. Disana pula terdapat DJ
Kool Herc yang memperkenalkan turntable pada tahun 1973. DJ Kool Herc selalu
membawakan lagu-lagu dari James Brown, Jimmy castor, dan Bebe Rooth.
Kata Hip-Hop itu sendiri berasal dari kosakata Afro-Amerika, Hip itu adalah "memberi tahu"
atau "sekarang" dengan akhiranya Hep, dan ada juga pendapat lain yang memberi tahu bahwa
kata Hip-Hop itu sendiri Bebop. Lain hal menurut Keith "Cowboy" Wiggins dari anggota
Grandmaster Flash dan The Furious Five, istilah "Hip-Hop" itu sendiri adalah kata atau
kalimat waktu becanda kepada temannya yang baru bergabung di Angkatan Bersenjata, dan
bercerita bahwa suara kaki-kaki tentara itu tersebut bergerak seirama dengan kata Hip-Hop,
jadi setiap kali pementasan, seorang Rapper "Cowboy" menjadikan kata Hip-Hop tersebut
sebagai gerak dan kata-kata dalam pementasan Rapping di atas pertunjukannya.

1.3 Sejarah Musik Hip Hop di Indonesia

Kini perkembangan music di indonesia begitu pesat. Tapi music hiphop juga masih tetap
terdengar walaupun industri musik indonesia kini begitu bersaing. bermula dari IWA K yang
terinspirasi dari Almarhum Farid Hardja & Benyamin.S dengan lagunya yang berrima dan di baca
sedikit cepat lalu IWA K memperkenalkan hiphop di indonesia yang kemudian disusul oleh DENADA
namun kini DENADA sudah beralih ke dangdut, walaupun demikian perjalanan hiphop di indonesia
masih belum berhenti. Munculah SINDICAT yang lagunya menjadi soundtrack serial sun go kong di
televisi. Belanjut ke tahun berikutnya lahirlah NEO yang terkenal dengan singgelnya BORJU.
Kemudian group-group music hiphop mulai semakin berkembang mulai dari SAYKOJI yang dulu
bukan apa-apa namun kini karyanya menjadi top di tahun 2009-2010, dan masih banyak lagi raper2
yang mewarnai tanah air dari tahun ke tahun.

Musik hip hop mulai diproduksi di Indonesia pada awal tahun 1990-an, dan artis Indonesia
pertama yang merilis full-lenght hiphop album adalah iwa.k, yang telah merilis lima album hingga saat
ini ( kuingin kembali, topeng, kramotak,mesin imajinasi, Vinividivunky ). sebelum merilis album solo
diapun sempat berkolaborasi denganMeliyana manuhutu dalam album beatify yang dirilis di jepang.
selain Iwa.k rapper yang bisa dibilang eksis pada era itu adalah Boys got no brain dan NEO.

rapper-rapper indonesia mencoba mengkombinasikan bahasa slank, serta simbol-simbol anak


muda, serta bahasa pergaulan pada saat itu dan juga mengangkat bahasa regional atau daerah setempat
( sunda, jawa, betawi).

satu kunci yang mendasari perbedaan antara indonesian hiphopdengan american hiphop adalah
dari segi bahasa, kebanyakan rapper indonesia menggunakan kata-kata yang sopan dan tidak terlalu
vulgar, dan jarang sekali mengangkat tema-tema tentang kekerasan dan sex bebas. jika american rapper
pada waktu itu lebih banyak mengangkat tema tentang ketidakpuasaan rasial (african-american), rapper
indonesia lebih banyak mengangkat tentang ketidakpuasan pemerintahan pada masa itu (orde baru).

tema yang biasa diangkat untuklagu-lagu di Hiphop indonesia ditujukan untuk kaum muda yang
cenderung mengarah ke arah Boredom (Blake “Bosan), dan tema-tema kesenjangan sosial seperti (
Sound da clan “anak gedongan”, Black skin “cewek matre) dan tentang degradasi moral dalam
pemerintahan (NEO “KKN”.).

Pada perkembangannya hiphop mulai menunjukkan taringnya di Indonesia di pertengahan


tahun 90an.

1.4 Akulturasi musik Hip Hop dengan musik Tradisional

Salah satu bentuk akulturasi sebagai akibat dari kemajuan teknologi dewasa
ini dapat terlihat dengan adanya Jogja Hip Hop Foundation. Jogja Hip Hop
Foundation adalah sebuah grup hip hop kolektif di Jogjakarta. Grup tersebut
memadukan unsur kebudayaan hip hop dengan kebudayaan Jawa.
Salah satu penyebab kepopuleran hip hop adalah
musiknya, yakni rap. Musik rap tersebut menyebar, dikenal luas, dan mendunia

melalui media massa seperti televisi dan radio. Tidak hanya Jogja Hip Hop Foundation saja
yang menggabungkan musik traditional Indonesia dengan music Hip Hop, Rapper Rich Brian
juga pernah menggunakan instrument gamelan pada lagunya sebagai bentuk akulturasi
budaya antara music Hip Hop dengan music tradisional Indonesia. tak hanya Jogja saja yang
melakukan hal seperti ini. Di bumi Parahyangan, terdapat grup hip hop
bernama Sundanis yang mengombinasikan dengan musik serta bahasa daerah, Sunda. Alat
musik seperti kecapi, angklung dan berbagai tetabuhan diusung ke dalam aransemennya dan
dicampur dengan beat-beat modern. Bahkan mereka menggunakan seorang sinden dalam
salah satu lagunya.

Di Jakarta juga memiliki grup hip hop yang sering bernyanyi dengan bahasa Betawi
bernama Kojek. Tak hanya musiknya saja yang kental dengan budaya Betawi, namun dari
segi dandanan juga. Sarung yang diselempangkan di leher dan celana ala Betawi dan kopiah
pun menjadi ciri khas dreescode mereka.

Tak hanya ketiga kota ini saja, di Surabaya, Semarang, Medan, dan kota lainnya jika
ditelusuri lebih jauh akan menemukan grup hip hop yang unik dan memiliki ciri tersendiri.

Namun sayangnya masih banyak anak muda yang merasa malu untuk mengangkat
kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam ini. Mereka menganggap mempelajari budaya
serta musik daerah sangat kuno dan tidak keren.
Acungan jempol patut diberikan pada para rapper yang berani mengusung musik hip hop
dengan budaya Indonesia. Akulturasi ini menjadikan ciri khas tersendiri bagi para komunitas
rapper Indonesia dibandingkan rapper lainnya, sehingga apa yang mereka lakukan terlihat
orisinil.

Keunikan inilah yang membuat komunitas hip hop di luar negeri memperhitungkan Indonesia
dalam kancah musik rap. Jadi jangan malu untuk mempelajari kebudayaan kita. Karena hal
tersebut bisa digabungkan dengan kebudayaan modern.

1.5 Contoh Musik Hip Hop Tradisional

Banyak sekali artis-artis Hip Hop nasional yang menggunakan musik Tradisional pada
lagunya. Seperti Jogja Hip Hop Foundation yang menggunakan gamelan pada musik-
musik mereka, Rich Brian menggunakan gamelan pada musiknya, Kojek dengan musik
tradisional betawinya, NDX A.K.A Familia dengan mengkombinasikan musik campursari
pada music Hip Hopnya.
KESIMPULAN

Bentuk pandangan kritis terhadap perkembangan globalisasi yang semakin memuncak bukan berarti
mengartikan bahwa budaya global mampu menghegemoni nilai dan norma serta menyingkirkan budaya
lokal yang ada di dalam masyarakat. Ketika budaya global dan budaya lokal dapat berjalan bersamaan
akan membuat keuntunggan bagi institusi yang semakin dinamis. Ketika ada proses timbal balik antara
budaya lokal dan budaya global, berarti juga akan adanya penambahan kekayaan dalam merekonstruksi
nila dan norma.

JHF salah satu contoh glokalisasi musik rap dalam budaya jawa. Menantang arus mainstream genre rap
dengan menggunakan usnsur lokal jawa yang sangat kental dan mengabungkan dengan budaya hip-
hop. Keknatalan dari budaya jawa ini mereka pakai dalam bentuk bahasa jawa Yogya, kebijaksanaan
lokal yang berlaku hingga gaya berpakaian batik. Beat dan flow musik rap mereka kombinasikan
dengan gamelan dan shalawatan disertai dialek bahasa walikan yang unik. JHF mampu menggunakan
beat techno, rhyme dan keseluruhan music rap serta dukungan fasilitas media dan teknologi untuk
mengajak kaum muda agar kembali memahami budaya lokal dan mengangkat budaya lokal yang
semakin merosot.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia Vindy. 2018. Perkembangan Substansi dalam Musik Hip Hop Indonesia;
Whiteboard Journal

Andi Baso Djaya. 2016. Gairah Hip Hop di Indonesia; Beritaagar.id

Fajar Adhityo. 2012. Hip Hop Indonesia, Akulturasi musik modern dengan
tradisional;music.kapanlagi.com

Anda mungkin juga menyukai