Anda di halaman 1dari 3

KEBIASAAN MEROKOK

OLEH

PUSPA SIWI WULANDARI

Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Merokok sudah menjadi
kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat. Hampir di setiap kegiatannya, setiap
orang pasti dalam keadaan merokok. Dari anak-anak hingga orang dewasa, dari si kaya
sampai si miskin. Banyak orang yang menjadi seorang perokok aktif.

Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan banyak orang.
Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak
penelitian membuktikan kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai
penyakit seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker
rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi
serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.

Memang pada kenyataannya kebiasaan merokok ini sulit dihilangkan dan jarang
diakui orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Apalagi orang yang merokok untuk mengalihkan
diri dari stress dan tekanan emosi, lebih sulit melepaskan diri dari kebiasaan ini dibandingkan
perokok yang tidak memiliki latar belakang depresi.

Bahaya Bagi Perokok Pasif

Perokok Pasif Mempunyai Risiko Lebih Besar Dibandingkan Perokok Aktif. Asap
rokok mengandung ribuan bahan kimia beracun dan bahan-bahan yang dapat menimbulkan
kanker (karsinogen). Bahkan bahan berbahaya dan racun dalam rokok tidak hanya
mengakibatkan gangguan kesehatan pada orang yang merokok, namun juga kepada orang-
orang di sekitarnya yang tidak merokok yang sebagian besar adalah bayi, anak-anak dan ibu-
ibu yang terpaksa menjadi perokok pasif oleh karena ayah atau suami mereka merokok di
rumah. Padahal perokok pasif mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita kanker paru-
paru dan penyakit jantung.Sedangkan pada janin, bayi dan anak-anak mempunyai risiko yang
lebih besar untuk menderita kejadian berat badan lahir rendah, bronchitis dan pneumonia,
infeksi rongga telinga dan asma.

Fakta ironis yang diberikan oleh World Health Organization (WHO). Berdasarkan Dr
Ullas Batra dari New Delhi, sekitar 66% asap dari rokok tidak dihirup oleh perokok,
melainkan masuk ke udara dan terhirup oleh orang lain di sekitarnya yang tidak merokok.

Menjadi perokok pasif lebih berbahaya dan mematikan dibandingkan menjadi


perokok aktif. Hal ini karena perokok pasif menghirup lebih banyak nikotin, karbon
monoksida, dan tar yang dikeluarkan oleh perokok aktif.

Kebijakan Tentang Bayaha Merokok

Mengingat besarnya masalah rokok, Menkes mengajak seluruh masyarakat bersama


pemerintah untuk menjalankan cara-cara penanggulangan rokok secara sistematis dan terus
menerus yaitu meningkatkan penyuluhan dan pemberian informasi kepada masyarakat,
memperluas dan mengefektifkan kawasan bebas rokok, secara bertahap mengurangi iklan dan
promosi rokok, mengefektifkan fungsi label, menggunakan mekanisme harga dan cukai untuk
menurunkan demam merokok dan memperbaiki hukum dan perundang-undangan tentang
penanggulangan masalah rokok.

Saya pernah membaca berita bahwa kebiasaan merokok di Indonesia cenderung


meningkat. Berdasarkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) penduduk Indonesia
usia dewasa yang mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 31,6%. Dengan besarnya jumlah
dan tingginya presentase penduduk yang mempunyai kebiasaan merokok, Indonesia
merupakan konsumen rokok tertinggi kelima di dunia dengan jumlah rokok yang dikonsumsi
(dibakar) pada tahun 2002 sebanyak 182 milyar batang rokok setiap tahunnya setelah
Republik Rakyat China (1.697.291milyar), Amerika Serikat (463,504 milyar), Rusia
(375.000 milyar) dan Jepang (299.085 milyar).
Rokok membunuh sekitar enam juta orang setiap tahun. Ironisnya, lebih dari 600.000
orang yang meninggal akibat rokok setiap tahunnya ditemukan tak pernah merokok. Mereka
meninggal akibat menjadi perokok pasif dan terus menghirup asap rokok orang lain. Jadi asap
rokok lebih berbahaya dari pada rokok tersebut.

Merokok atau tidak merokok itu adalah hak. Di sini yang harus diperbaiki adalah
bagaimana kita sebagai sesama manusia saling menghargai hak orang lain. Kita harus
menghargai hak orang lain. Kita harus memandang manusia sebagai manusia, agar bisa
sepenuhnya juga menghargai haknya.

Anda mungkin juga menyukai