Untuk menjelaskan teori konsumsi Keynes, pertama-tama kita harus selalu mengingat
persamaan agregate output (Z) atau national income (Y), dimana Z ≡ Y, dan Y ≡ C + I +
G +NX; harus dicatat juga bila persamaan tersebut tidak memasukkan faktor depresiasi
dan transfer payment.
Persamaannya sebagai berikut:
Gambaran sederhananya:
jika MPC = 0.5, maka setiap tambahan $ 1 disposable income akan meningkatkan
konsumsi sebesar: 0.5 x $ 1 = $ 0.5.
keterangan:
ketika income mengalami peningkatan, maka MPC akan turun dengan laju yang
lebih besar daripada penurunan APC; sebaliknya jika income mengalami penurunan,
maka MPC akan naik dengan laju yang lebih tinggi daripada kenaikan APC.
Catatan tambahan: untuk analisa perilaku konsumsi dalam jangka pendek, MPC lebih
sering digunakan. Sementara APC banyak diterapkan untuk analisa jangka panjang.
Gambaran sederhananya:
saat individu memperoleh gaji $ 200/bulan, konsumsinya mencapai $ 80/bulan;
ketika gajinya meningkat menjadi $ 400, maka konsumsinya akan ikut meningkat (lebih
dari $80), namun tidak sampai $ 160/bulan.
inilah mengapa besaran MPC ada diantara 0 – 1, atau (0 < MPC < 1).
Hal ini sekaligus membantah pandangan J.B. Say (Say’s Law atau the Law of Markets),
yang menyatakan bahwa penawaran akan menciptakan permintaan dalam proporsi yang
sama (supply creates its own demand); sebab dengan adanya peningkatan tabungan,
maka supply bisa melebihi demand.
keterangan:
titik X menunjukkan persinggungan antara kurva Z dengan kurva C (dimana
Y = C). Ini adalah titik saat besaran konsumsi setara dengan besaran income.
C0 mengindikasikan bahwa konsumsi akan tetap dilakukan
walaupun income sebesar nol.
ingat bahwa proporsi tambahan konsumsi lebih rendah dari pada proporsi
tambahan income, sehingga menimbulkan ruang dimana kurva C menjadi lebih
landai daripada kurva Z. Ruang inilah yang menjadi proporsi untuk tabungan (S).
ruang sebelum titik X menunjukkan konsumsi > income; untuk memenuhi hal
tersebut bisa diambil dari tabungan terdahulu atau melakukan pinjaman.
Pada bagian ini kita akan mempelajari terbentuknya fungsi tabungan dan marginal
propensity to save (MPS).
Persamaannya seperti berikut:
Dari fungsi tabungan diatas, kita juga bisa mengetahui konstruksi MPS.
Ingat! pada materi tentang komposisi GDP, kita menggunakan asumsi bahwa besarnya
tabungan (S) setara dengan investasi (I), atau S ≡ I; sementara untuk income,
kita menggunakan YD (disposable income).
Dengan demikian, YD = C + S.
Persamaannya adalah:
Untuk membuktikan bahwa MPC + MPS = 1, kita bisa melihat konstruksi berikut:
5. KEYNESIAN MULTIPLIER.
Adapun persamaan multiplier adalah:
Multiplier ini menggambarkan kondisi ekonomi agregat yang mengalami
peningkatan melebihi peningkatan konsumsi (C), investasi (I), atau government
spending (G).
Dalam hal ini, penambahan 1 unit moneter dari salah satu komponen tersebut (C, I,
atau G), akan menghasilkan lebih banyak unit moneter secara agregat (tercermin
pada peningkatan GDP), tergantung pada MPC dan MPS'nya.
Gambaran sederhananya:
misal pemerintah mengeluarkan kebijakan stimulus fiskal untuk meningkatkan
GDP, melalui penambahan government spending (∆G) sebesar $ 10,000.
jika MPC diketahui sebesar 0.5, maka multiplier'nya adalah: 1 / (1 – 0.5) = 2
dari sini bisa kita proyeksikan dampak kebijakan tersebut pada peningkatan GDP,
dengan penghitungan: ∆GDP = ∆G x multiplier = $ 10,000 x 2 = $ 20,000.
Demikian pembahasan terkait teori konsumsi Keynes, pengertian MPC dan MPS, fungsi
konsumsi dan tabungan, kurva fungsi konsumsi, dan Keynesian Multiplier. *
Referensi:
1. Blanchard, Olivier, and David R. Johnson. (2013). Macroeconomics, 6th Edition.
Pearson Education, Inc.
2. Dornbusch, Rudiger, Stanley Fischer, and Richard Startz.
(2011). Macroeconomics, 11th Edition, McGraw-Hill.
3. Mankiw, N. Gregory. (2010). Macroeconomics, 7th Edition, Worth Publishing.
Materi sebelumnya:
Indeks Harga Konsumen, Indeks Harga Produsen, dan Penentuan Tingkat Inflasi
Komposisi GDP pada Sistem Perekonomian Sederhana, Perekonomian Tertutup, dan
Perekonomian Terbuka
Materi selanjutnya:
Mengenal Pendekatan Investment (I) dan Saving (S) dalam Konsep Pasar Barang (Goods
Market)
Konsep Keynesian Cross dan Tercapainya Ekuilibrium
Share61