Anda di halaman 1dari 18

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii

BAB I

PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1. Latar Belakang ................................................................. 1


2. Rumusan masalah ............................................................. 2
3. Tujuan .................................................................................
4. Manfaat ...............................................................................

BAB II

PEMBAHASAN .....................................................................................
A. Struktur integumen .........................................................................
B. Fungsi Integumen ...........................................................................
C. Gangguan Integumen ......................................................................
D. Gangguan Intergritas .......................................................................

BAB III

KESIMPULAN ........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini. Sholawat serta salam tercurah kepada nabi besar
Muhammad SAW. Nabi akhir zaman yang menjadi suri tauladan sepanjang hayat.
Penulisan makalah ini dapat terwujud berkat bantuan, bimbingan serta
dorongan dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada
kepada Bapak ........... yang telah memberikan tugas ini. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada kedua orang tua, keluarga, dan teman-teman yang yang
tidak mungkin disebutkan satu persatu atas doa dan motivasinya. Semoga amal
baiknya mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa penulisan Makalah ini tentunya tidak
terlepas dari segala kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
bersifat membangun selalu diharapkan demi kebaikan dan kesempurnaan
makalah ini. Meskipun demikian, penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Ungaran,..September 2015
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya Pancasila yang kedudukannya sebagai dasar falsafah
dan pandangan hidup dari negara indonesia serta sumber dari semua
sumber hukum yang berlaku merupakan warisan hukum dimana sebagian
besar digali dari nilai budaya, adat serta kepribadian bangsa.
Dengan salah satu sifat pancasila yaitu fleksibel, pancasila mampu
mengikuti perkembangan IPTEK yang sangat cepat.
Oleh karena hal tersebut di atas, untuk mengetahui lebih banyak
tentang Eksistensi Pancsila pada masa demokrasi orde Reformasi tersebut,
maka kami akan mencoba menggali, mengkaji, dan memaparkan makalah
yang berjudul “Eksistensi Pancsila pada masa demokrasi orde
Reformasi”.
Makalah tentang Eksistensi Pancsila pada masa demokrasi orde
Reformasi bertujuan agar masyarakat memberikan tanggapan dan
masukan tentang Eksistensi Pancsila pada masa demokrasi orde
Reformasi.

B. RUMUSAN MASALAH
Masalah utama dalam penulisan ini adalah tinjauan dari Eksistensi
Pancsila pada masa demokrasi orde Reformasi seperti berikut ini :
1. Bagaimanakah eksistensi pancasila pada masa demokrasi orde
reformasi.
BAB II

PEMBAHASAN

Eksistensi Pancasila di Era Reformasi


Pancasila yang kedudukannya sebagai dasar falsafah dan pandangan hidup
dari negara indonesia serta sumber dari semua sumber hukum yang berlaku
merupakan warisan hukum dimana sebagian besar digali dari nilai budaya, adat
serta kepribadian bangsa.Sebenarnya tidak ada yang salah dalam pancasila namun
hanya saja penjabaran pelaksanaan pada masa pemerintahan sebelumnya yaitu
pada massa orde lama dan orde baru hanya menjadi topeng dan kedok
pembenaran kekuasaan saja. Seiring dengan semangat reformasi dalam perubahan
menuju tatanan masyarakat yang madani adalah menjadi tonggak sejarah dimana
keberhasilan reformasi justru pada keberhasilan mengembalikan kemurnian dan
keutuhan serta kekuatan pancasilaisme disetiap warga negara indonesia.Oleh
sebab itu pancasila sebagai ideologi tentunya harus mempunyai dimensibilitas
agar substansi-substansi pokok yang terkandung di dalamnya tidak lekang seiring
berjalannya waktu. Pada masa reformasi yang dimulai dari tahun 1998 hingga
masa sekarang, orang-orang mulai menanyakan revelansi dari pancasila untuk
menjawab segala tantangan zaman terlebih lagi di era globalisasi seperti sekarang
ini. Maka Pancaila menurut saya mutlak masih diperlukan.
Makna Reformasi sendiri bilai dilihat secara etimologis berasal dari kata
reformation dari akar kata reform, sedangkan secara harafiah reformasi
mempunyai pengertian suatu gerakan yang berarti memformat ulang, menata
ulang,serta menata kembali hal-hal yang dirasa menyimpang,yang tujuannya
untuk menmgembalikan pada format atau bentuk semula yang sesuai dengan
nilai-nilai ideal yang dicitacitakan rakyat. Selain itu, reformasi juga diartikan
pembaharuan dari paradigma, pola lama ke paradigma, pola baru untuk memenuju
ke kondisi yang lebih baik sesuai dengan harapan.
Dalam perspektif Pancasila, reformasi pada hakikatnya harus berdasarkan
pada nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, Berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Pancasila dalam kedudukannya sebagai sumber nilai memiliki sifat yang
reformatif yang artinya memiliki aspek pelaksanaan yang senantiasa diharapkan
mampu menyesuaikan dengan dinamika aspirasi rakyat. Dalam mengantisipasi
perkembangan jaman yaitu dengan jalan menata kembali kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat sehingga bangsa indonesia
mampu menyesuaikan perkembangan zaman yang terjadi sangat pesat terutama di
era reformasi ini.
Pada era reformasi sekarang ini, pemahaman tentang pancasila dan
peranannya sangatlah penting.Memahami pancasila pada era reformasi,khususnya
dalam konteks pancasila berkedudukan sebagai dasar negara Indonesia yang
sekaligus menjadi ideologi dari negara Indonesia merupakan sebuah tuntutan
yang hakiki karena sebagai bangsa Indonesia kita diharapkan memiliki
pemahaman yang sama terhadap peranan, kedudukan dan fungsi pancasila dalam
kehoidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Apabila dilihat dari
perkembangannya secara konstitusional di era reformasi ini pancasila dihadapkan
pada situasi yang kurang konsudifsehingga kredibilitasnya menjadi diragukan dan
diperdebatkan baik dalam bidang politik maupun akademik.Semenjak ditetapkan
sebagai dasar negara , pancasila mengalami pancasila mengalami perkembangan
penafsiran seiring dengan kemajuan zaman sampai pada era reformasi saat ini.
Era Reformasi di Indonesia dimulai pada pertengahan 1998 dimana pada
saat itu Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan
wakil presiden BJ Habibie. Pengunduran diri ini merupakan dampak dari
ketidakpuasan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto
saat itu yang juga disusul dengan krisis finansial Asia yang menyebabkan
ekonomi Indonesia melemah. Ketidakpuasan masyarakat ini dituangkan melalui
demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh berbagai organisasi aksi
mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia.
Pancasila seharusnya dapat dipahami bukan hanya dengan membaca
teksnya, namun dengan mempelajari terjadinya teks itu.Selain itu juga yang
terpenting adalah realisasi nilai nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari
Fleksibilitas Pancasila yang akan mampu membingkai nasionalisme menjadi aset
penting bagi kehidupan era reformasi pada saat ini, sebab beraneka keragam sosial
dan kemajemukan budaya (agama, suku, geografis, pengalaman sejarah) dan
kehidupan paradoks butuh ''kesadaran bersama yang baru secara rohaniah'' sebagai
bangsa
Pancasila akan menjadi penentu dalam orientasi tujuan sistem sosial –
politik yang diharapkan oleh suatu bangsa, kelembagaan dan kaidah-kaidah pola
kehidupan, yang bukan hanya menjadi faktor determinan, juga sebagai payung
ideologis bagi pelbagai unsur dalam masyarakat yang majemuk di era reformasi
ini.
Pancasila sebagai asas kerohanian dibutuhkan era reformasi ini yang
karakternya memperlihatkan euforia keanekaragaman dan kejamemukan dengan
corak paradoks ataunilai-nilai budaya yang mengontrol serta ketegangan antara
kesadaran individualisme dan kolektivisme dalam penyesuaian.
Fleksibilitas Pancasila pada masa reformasi ini yang akan mampu
membingkai nasionalisme menjadi sebagai aset penting bagi kehidupan era ini,
karna kita ketahui bahwa indonesia merupakan negara yang majemuk dengans
anekaragam sosial dan kemajemukan budaya (agama, suku, geografis,
pengalaman sejarah) dan kehidupan paradoks butuh ''kesadaran bersama yang
baru secara rohaniah'' sebagai bangsa.
Jika di tinjau dari Fleksibilitasnya yang maknanya bahwa Pancasila
sendiri bukanlah seperti barang jadi yang sudah selesai dan mendeg dalam
kebekuan dogmatis yang artinya pancasila sifatnya tidak kaku,namun pancasila
bersifat terbuka bagi tafsi-tafsir baru untuk memenuhi kebutuhan zaman yang
terus menerus berkembang dengan tanpa kehilangan nilai hakikinya Pancasila
menjadi tetap aktual, relevan serta fungsional yang berkedudukan sebagai tiang-
tiang penyangga bagi kehidupan bangsa dan negara dengan jiwa semangat
Bhinneka Tunggal Ika. Pada era reformasi ini,reposisi pancasila sebagai dasar
negara seharusnya diarahkan pada pembinaan dan pengembangan moral, sehingga
moralitas Pancasila dapat dijadikan dasar dan arah untuk mengatasi krisis dan
disintegrasi. Moralitas Pancasila harus disertai dengan penegakkan hukum atau
supremasi hukum.
Pada era reformasi seperti saat ini, seakan akan kekuatan pancasila dalam
menuntun dan mempengaruhi masyarakat tidak terlalu kuat.Hal ini disebabkan
mulai lunturnya nilai nilai pancasila karena banyaknya budaya barat yang masuk
dan perkembangan teknologi yang semakin membuat bangsa indonesia terlena
sehingga kekuatan dari pancasila itu sendiri mulai menurun dalam mempengaruhi
dan menuntun masyarakat Indonesia. Saat ini, elit politik serta lapisan masyarakat
terkesan acuh tak acuh dalam menginplementasikan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Rezim orde lama dan orde baru yang pada
saat itu menempatkan Pancasila sebagai alat kekuasaan yang bersifat otoriter
menjadikan pancasila kehilangan legitimasi, rujukan dan peran vitalnya. Namun
pancasila harus tetap menjadi dasar penuntasan persoalan kebangsaan seperti
halnya permasalahan yang berkaitan dengan globalisasi, krisis ekonomi yang
sampai saat ini belum terlihat jelas penyelesaiannya dan juga dinamika politik
diindonesia yang semakin panas baik dinamika politik baik di tingkat pusat
maupun di tingkat daerah yang berpotensi menyebabkan disintegrasi.Sebenarnya
untuk saat ini yang diperlukan dalam konteks era reformasi saat ini adalah
melalui pendekatan-pendekatan yang sifatnya lebih konseptual, komprahensif,
integratif dan konsisten serta relevan terhadap perkembangan yang terjadi di era
reformasi dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Sebagai suatu konsepsi politik, pancasila pernah digunakan sebagai
legitimasi ideologis dalam masa orde baru dengan segala sepak terjangnya. Pada
zaman orde baru, pada saat itu terdapat isu bahwa mengkritik pancasila dianggap
sebagai anti pancasila. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pandangan
masyarakat terhadap pancasila pada era reformasi saat ini sehingga sulit untuk
dielakkan jika sekarang ini muncul pendeskreditan pancasila.
Pancasila ikut disalahkan dan menjadi sebab kehancuran. Orang gamang
untuk berbicara Pancasila dan merasa tidak perlu untuk membicarakannya.
Bahkan bisa jadi orang yang berbicara Pancasila dianggap ingin kembali ke masa
lalu. Anak muda menampakkan kealpaan bahkan phobia-nya apabila berhubungan
dengan Pancasila. Salah satunya ditunjukkan dari pernyataan Ketua Umum
Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Indonesia M Danial Nafis pada penutupan
Kongres I GMPI di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Senin, 3 Maret 2008
bahwa kaum muda yang diharapkan menjadi penerus kepemimpinan bangsa
ternyata abai dengan Pancasila. Pernyataan ini didasarkan pada hasil survey yang
dilakukan oleh aktivis gerakan nasionalis tersebut pada 2006 bahwa sebanyak 80
persen mahasiswa memilih syariah sebagai pandangan hidup berbangsa dan
bernegara. Sebanyak 15,5 persen responden memilih aliran sosialisme dengan
berbagai varian sebagai acuan hidup dan hanya 4,5 persen responden yang masih
memandang pancasila tetaplah layak sebagai pandangan hidup dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Pada saat orde baru, setiap saat masyarakat dihadapkan pada kewajiban
untuk mengamalkan nilai nilai pancasila misalnya saja pada pelaksanaan ujian
sekolah, tes CPNS dan lain sebagainya. Namun jika kita lihat dalam kehidupan
nyata, ternyata penerapan pancasila hanya sebatas pada menghafalkan kalimat
saja, tanpa menjiwai nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.Kita bisa lihat
sekarang di era reformasi ini banyak kasus kasus korupsi, kekerasan pelecehan
dan tindak kejahatan yang tentunya bertentangan dengan nilai nilai pancasila itu
sendiri. Kasus kasus korupsi yang terjadi dilakukan oleh para pejabat baik dari
tingkat pusat sampai ke tingkat daerah menunjukan betapa rusaknya moral para
pejabat dimana seharusnya pejabat yang berkedudukan sebagai motor penggerak
dan sebagai contoh dari masyarakat dalam mengimplementasikan nilai nilai
pancasila menjadi tidak layak untuk di contoh. Hal itu membuat masyarakat
indonesia merasakan kejenuhan dengan doktrin penerapan pancasila sehingga
pasca reformasi, eksistensi pancasila semakin memudar. Dari nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila. Maayarakat sekaranmg sulit untuk menemukan dan
bahkan mempertanyakan manfaat dasar, hal itu menunjukan degradasi pancasila
yang sangat signifikan. Misalnya saja , pada pidato presiden maupun para pejabat
negara, sangat jarang kita mendengarkan presiden
Terlepas dari kelemahan yang terjadi padamasa lalu, sebagai konsensus
dasar dari kedirian bangsa ini, Pancasila tetap harus sebagai ideologi kebangsaan.
Pancasila harus tetap menjadi dasar dari penuntasan persoalan kebangsaan yang
kompleks seperti globalisasi yang selalu mendikte, krisis ekonomi yang belum
terlihat penyelesaiannya, dinamika politik lokal yang berpotensi disintegrasi, dan
segregasi sosial dan konflik komunalisme yang masih rawan.Sebenarnya jika nilai
nilai yang terkandung dalam setiap sila pancasila dijalankan dengan
seksama,maka keadilan sosial dan kemakmuran rakyat akan mudah tercapai.
Kelihatannya, yang diperlukan dalam konteks era reformasi adalah pendekatan-
pendekatan yang lebih konseptual, komprehensif, konsisten, integratif, sederhana
dan relevan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara.
Melihat perilaku sebagaian besar elit politik kita sekarang yang sangat
pragmatis, feodalistik, dan materialis, serta tidak lagi dominan menggunakan
ideologi Pancasila sebagai pendekatan imperatif dalam kerja politik mereka
hampir pada semua level dan kelembagaan politik serta dalam membuat dan
mengawasi produk perundang-undangan, kelihatannya masa depan reformasi dan
demokratisasi, integrasi politik, serta kebangsaan Indonesia seperti yang dicita-
citakan oleh para pendiri bangsa, masih tidak dapat diprediksi.
Untuk dapat menempatkan kembali roh dan semangat pancasilaisme
terutama pada generasi yang sekarang ini membutuhkan waktu dan juga tentunya
membutuhkan sebuah generasi yang solid. Lebih lagi jika kita tengok bahwa
kenyataannya sekarang jumlah materi dan pedoman tentang pancasila sudah
sangat jauh terkurang baik dimasyarakat umum maupun lembaga – lembaga
pendidikan yang sebenarnya jika kita sadari didalamnya mempunyai peranan
penting dan vital dalam menanamkan doktrin ideologi pancasila serta nilai – nilai
yang terkandung untuk dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari – hari.
Hanya saja satu materi dan doktrinisasi yang harus dibuat lagi seperti yang dulu
yang hanya untuk tujuan dan kapentingan penguasa negara dengan single
mayority atau stabilitas nasional dalam arti semu.
Sebenarnya reformasi lahir dengan tujuan untuk memperbaiki krisis yang
berkepanjangan serta menata lke arah Indonesia yang lebih baik. Telah kita
ketahui bersama bahwa pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 pada masa orde
lama dan masa orde baru telah terjadi deviasi yang dilakukan oleh oknum-oknum
penyelenggara negara dan pemerintahan hal itulah yang mendorong adanya
reformasi di segala bidang kehidupan yang dimotori oleh mahasiswa dan tokoh-
tokoh bangsa. Pada saat itu mereka mengganggap bahwa Indonesia pada saat itu
mengalami krisis di segala bidang kehidupan baik di bidang ekonomi,
hukum,politik maupun kepemimpinan.
Realitas kontemporer menunjukan bahwa tantangan terhadap ideologi
pancasila, baik kini maupun nanti, beberapa di antaranya telah tampak di
permukaan. Tantangan dari dalam di antaranya berupa berbagai gerakan separatis
yang hendak memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI).
Sebagai contoh yang terjadi di Aceh, Maluku, dan Papua merupakan beberapa
contoh di dalamya. Penanganan yang kurang tepat dan kurang tegas dalam
menghadapi gerakan-gerakan tersebut tentunya akan menjadi ancaman yang
serius bagi tetap eksisnya Pancasila di bumi Indonesia. Bahkan,hal itu dapat
menyebabkan bisa jadi akan mengakibatkan Indonesia tinggal sebuah nama
sebagaimana halnyaYugoslavia dan Uni Soviet.Hal itu akan benar benar tetrjadi
jika pancasila yang fungsinya sebagai pemersatu bangsa tidak lagi di
implementasikan dan tidak lagi dijunjung tinggi. Maka bukan tidak mungkin
pergerakan separatis yang sekarang di era reformasi ini marak terjadi bisa
menyebabkan perpecahan.
Selain isu tentang gerakan separatisme,isu lain yang tidak kalah seriusnya
adalah pancasila juga kini tengah di hadapkan pada pengaruh eksternal berskala
besar yang berupa mondialisasi atau globalisasi.Globalisasi yang desertai dengan
perkembangan tekhnologi informasi, komunikasi, dan transportasi, secara pesat
telah mentransendensi batas-batas etnis bahkan bangsa.Jadilah Indonesia sekarang
menjadi bagian dari arus besar berbagai perubahan yang terjadi di dunia.
Perubahan perubahan yang terjadi di dunia akan langsung di ketahui atau bahkan
di rasakan oleh Indonesia walaupun skalanya kecil. Sebaliknya sekecil apapun
peristiwa yang terjadi di Indonesia secara cepat akan menjadi bagian dari
konsumsi informasimasayarakat dunia. Pengaruh globalisasi ini dengan demikian
begitu cepat dan mendalam.Hal itu menjadi ytantangan yang serius bagi eksistensi
pancasila di era reformasi ini, tanpa peran serta dari berbagai lapisan masyarakat
dan pemerintahan akan kesadaran penanaman nilai nilai pancasila, maka bukan
tidak mungkin nilai-nilai pancasila di era reformasi ini akan semakin pudar.
Kenyataan menunjukan bahwa dalam batas-batas tertentu telah terjadi
proses pemudaran kesadaran tentang keberadaan Pancasila sebagai ideologi
bangsa..Salah satu langkah terbaik yang dapat dilakukan untuk mendekatkan
kembali atau membumikan Pancasila ke tengah rakyat Indonesia diantaranya
dapat dilakukan melalui pembangunan kesadaran sejarah.Penanaman kesadaran
tentang keberadaan Pancasila sebagai ideology bangsa mengandung pemahaman
tentang adanya suatu proses pembangunan kembali kesadaran akan Pancasila
sebagai identitas nasional. Upaya ini akan menjadi makna strategi.
Secara tegas pancasila dapat didekatkan kembali dengan beberapa cara
misalnya saja dengan cara menguraikanya sebagai bagian yang tak terpisahkan
dari perjuangan rakyat Indonesia, termasuk menjelaskanya bahwa secara
subtansial Pancasila adalah merupakan jawaban yang tepat dan strategis atas
keberagaman Indonesia,Dimana kita ketahui bahwa indonesia terdiri dari berbagai
macam suku, ras , agama ,bahasa ,dan budaya serta adat istiadat.Kesadaran bahwa
secara substansial baik pada masa lalu, masa kini maupun masa yang akan datang
Dalam kondisi era reformasi seperti sekarang ini sekali lagi peran
Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara memegang peranan yang
sangat penting. Pancasila dapat menilai nilai-nilai mana saja yang patut untuk
diserap sehingga dapat disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila itu sendiri.
Dengan begitu, nilai-nilai baru yang berkembang akan tetap berada di atas
kepribadian bangsa Indonesia. Karena setiap bangsa di dunia sangat memerlukan
pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas arah
dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa
mempunyai pedoman dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi serta
mencari solusi dari persoalan tersebut
Di era reformasi ini,ada banyak sekali peristiwa-peristiwa yang
mengindikasikan bahwa pemerintah belum sepenuhnya mampu membawa bangsa
pada taraf demokratisasi seperti halnya yang menjadi tuntutan di era reformasi.
Sampai saat ini masih banyak terjadi korupsi yang justru dilakukan oleh para
pejabat negara, padahal mereka adalah wakil-wakil rakyat yang diharapkan
mampu dan kompeten untuk menyalurkan aspirasi-aspirasi rakyat dan membawa
kepada kesejahteraan. Selain masalah korupsi, masalah lain yang timbul di era
reformasi yang sampai sekarang masih serius untuk diperbincangkan adalah
masalah kemiskinan, kekerasan atas nama agama dan kebebasan beraspirasi pun
masih marak terjadi di zaman ini. Akar dari permasalahan kesejahteraan rakyat,
kekerasan atas nama agama, dan sikap kurang demokratis adalah perilaku korupsi
yang semakin hari semakin menggerogoti bangsa ini. Korupsi itu merusak
kejujuran bangsa, sehingga demokrasi dan kesediaan mengakui perbedaan tidak
bisa tercapai. Keadaan seperti

itulah yang mencoreng nilai-nilai dan asas dasar Pancasila. Keberadaan


dan kedudukan Pancasila di zaman ini seakan disepelekan dan tak punya arti lagi.
Kesucian dan kesaktian Pancasila pun semakin tercemar. Tuntutan era reformasi
pada akhirnya tidak terwujud.

Relevansi Pancasila masih sangat diperlukan pada zaman ini karena


Pancasila adalah dasar negara dan yang menyatukan, seperti yang dimaksudkan
pada semboyan Bhineka Tunggal Ika. Harapanya nilai-nilai dan asas dasar
Pancasila bisa dihidupi, dihayati dan diamalkan dalam hidup berbangsa dan
bernegara. Oleh karena itu, ”kembali pada Pancasila” sangat penting. ‘Kembali
pada Pancasila’ dalam artian bahwa kembali memurnikan jiwa bernegara sehingga
nantinya dapat membawa rakyat pada kesejahteraan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.

Terkait dengan fungsi pancasila , dimana pancasila mempunyai kedudukan


di berbagai bidang kehidupan misalnya saja kedudukan sebagai paradigma
ketatanegaraan,pancasila sebagai paradigma di bidang politik,pancasila di bidang
paradigma ekonomi,pancasila dibidang ilmu pengetahuan.
Pancasila yang berkedudukan juga sebagai paradigma ketatanegaraan
mengandung arti bahwa pancasila sebenarnya dasar negara yang digunakan
sebagai dasar dari kerangka berfikir dalam melaksanakan kehidupan berbangsa
dan bernegara di era reformasi ini Pancasila tercantum dalam alenia ke empat dari
pembukaan UUD 1945 yang berfungsi juga sebagai landasan yuridisbagi
konstitusional yang juga bisa disebut sebagai Ideologi negara Indonesia.Arti tata
negara menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan tata negara
adalahseperaangkat prinsip dasar yang didalamnya mencakup peraturan susunan
pemerintah, bentuk negara dan lain sebagainya yang digunakan sebagai dasar
untuk peraturan ssuatu negara.Ketatanegaraan adalah segala sesuatu mengenai tata
negara. Dari segi hukumnya,tata negara merupakan suatu kekuasaan sentral yang
mengaturkehidupan dalam bernegara yang didalamnya menyangkut sifat,bentuk,
tugas negara serta pemerintahannya dan juga hak serta kewajiban dariwarga
negara terhadap pemerintahannya ataupun sebaliknya.
. Pancasila yang juga sebagai paradigma pada bidang politik memiliki
pengertian bahwasannya segala sesuatu kegiatan politik negara atau dalam
pelaksanaan kehidupan politik harus berlandaskan pada pancasila.Hal itu
dikarenakan bahwa pancasila berfungsi sebagai landasan dan juga tujuan dalam
kehidupan politik di Indonesia.Program-program ddan juga aturan aturan-
aturdalam proses mewujudkan dan mengembangkan jati diri dari bangsa
Indonesia sebagai sistem politik demokrasi pancasila. Arus reformasi yang terjadi
di Indonesia yang sudah kurang lebih 16 tahun bergulir telah membawa cakrawala
baru dalam sistem kehidupan politik dan pemerintahan di Indonesia yang sifatnya
cenderung dapat dikatakan bersifat stagnan. Jika ditinjau secara internal, tuntutan
reformasi muncul akibat terjadinya peningkatan berbagai aspek kehidupan
masyarakat yang ditandai oleh meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat,
terbukanya berbagai isolasi serta akses informasi yang semakin mudah diperoleh.
Kondisi ini tentunya telah menyebabkan masyarakat semakin kritis dalam
mencermati pengelolaan kekuasaan Negara yang dianggap telah menyimpang.
Apabila kita dikaitkan pancasila dengan makna alinea II tentang cita-cita
negara dan kemerdekaan yaitu demokrasi (bebas, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur). Dasar politik ini menunjukkan kepada kita bahwa bentuk dan bangunan
kehidupan masyarakat yang bersatu yang tertuang pada sila III, demokrasi yang
tertuang dalam sila IV, berkeadilan dan berkemakmuran yang tertuang pada sila V
serta negara yang memiliki dasar-dasar moral ketuhanan dan kemanusiaan. Nilai
demokrasi politik sebagaimana terkandung dalam Pancasila sebagai fondasi
bangunan negara yang dikehendaki oleh para pendiri negara kita dalam
kenyataannya tidak dilaksanakan berdasarkan suasana kerokhanian berdasarkan
nilai-nilai tersebut. Prinsip-prinsip demokrasi tersebut bilamana kita kembalikan
pada nilai esensial yang terkandung dalam Pancasila maka kedaulatan tertinggi
Negara adalah di tangan rakyat. Rakyat adalah asal mula kekuasaan negara, oleh
karena itu paradigma ini harus merupakan dasar pijakan dalam reformasiAtas
dasar inilah maka pertimbangan realistik sebagai unsur yang sangat penting yaitu
dinamika kehidupan masyarakat, aspirasi serta tuntutan masyarakat yang
senantiasa berkembang untuk menjamin tumbuh berkembangnya demokrasi di
Negara Indonesia. Dengan sendirinya kesemuanya ini harus diletakkan dalam
kerangka nilai- nilai yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri sebagai filsafat
hidupnya yaitu nilai-nilai Pancasila.
Pancasila sebagai paradigma pada bidang ekonomi yang berkembang di
Indonesia mengandung pengertian bagaimana falsafah pancasila itu
diimplementasikan secara nyata bukan hanya gagasan semata atau dengan kata
lain dalam pelaksanaan kehidupan ekonomi di indonesia harus berlandaskan pada
sila sila yang ada pada pancasila.Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
pemerintah selama ini diterapkan berdasar pada pertumbuhan dan mengabaikan
prinsip dari nilai kesejahteraan bersama seluruh bangsa Indonesia.Namun jika kita
llihat kenyataan sekarang,kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah hanya
mendasarkan pada pertumbuhan semata tanpa memperhatikan prinsip nilai
kesejahteraan bersama. Kita lihat kenyataan bahwa kebijakan itu hanyamenyentuh
kesejahteraan dari kelomok kecil bahkan penguasa ttanpa mementingkah
kesejahteraan masyarakat luas. Kebijaksanaan yang selama ini diterapkan hanya
mendasarkan pada pertumbuhan dan mengabaikan prinsip nilai kesejahteraan
bersama seluruh bangsa, dalam kenyataannya hanya menyentuh kesejahteraan
sekelompok kecil orang bahkan penguasa. Pada era ekonomi global yang
berkembang di era reformasi ini dalam kenyataannya tidak mampu bertahan.
Krisis ekonomi yang terjadi di dunia dan melanda Indonesia mengakibatkan
ekonomi Indonesia terpuruk, sehingga kepailitan yang diderita oleh para
pengusaha harus ditanggung oleh rakyat. Dalam kenyataannya sektor ekonomi
yang justru mampu bertahan pada masa krisis yang terjadi seperti saat ini adalah
ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang berbasis pada usaha rakyat. Oleh karena
itu subsidi yang luar biasa banyaknya pada kebijaksanaan masa orde baru hanya
dinikmati oleh sebagian kecil orang yaitu sekelompok konglomerat, sedangkan
apabila sekelompok konglomerat itu mengalami kebangkrutan seperti saat ini
rakyatlah yang banyak dirugikan. Sementara untuk mengembalikan kepercayaan
rakyat terhadap pemerintah, maka pemerintah harus secara konsisten
menghapuskan KKN, serta mengadili bagi oknum pemerintah masa orde baru
yang melakukan pelanggaran
Pancasila yang berkedudukan sebagai ideologi dari bangsa Indonesia tidak
bersifat kaku atau tertutup. Namun pancasila bersifat fleksibel dan
terbuka.Sebagai paradigma di bidang pendidikanatau ilmu pengetahuan,
khususnya di era reformasi ini bahwa pemanfaatan dan pengembangan dari ilmu
pengetahuan tidak boleh bertentangan dengan pancasila dalam artian harus selaras
nilai nilai yang terkandung dalam pancasila.
Ditinjau dari segi hukum, pada era reformasi sekarang ini Fungsi
regulative dari pancasila lah yang sangat menentukan apakah suatu hukum positif
sebagai produk yang adil ataukah tidak adil. Sebagai staatfundamentalnorm,
Pancasila diartikan sebagai pangkal tolak derivasi (sumber penjabaran) dari tertib
hukum di Indonesia termasuk UUD 1945. Dalam pengertian inilah menurut istilah
ilmu hukum disebut sebagai sumber dari segala peraturan perundang-undangan di
Indonesia. Pelaksanaan hukum pada masa reformasi harus benar-benar dapat
mewujudkan negara demokrasi dengan suatu supremasi hukum.Yang dapat
diartikan bahwa pelaksanaan hukum harus mampu mewujudkan jaminan atas
terwujudnya suatu keadilan (sila V) dalam suatu negara yang benar benar dapat
dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat yaitu keseimbangan antara hak dan
kewajiban bagi setiap warga negara tidak memandang pangkat, jabatan, golongan,
etnisitas maupun agama.Karna kita ketahui bahwa pada pasal 27 UUD 1945
tertuliskan bahwa setiap warga negara bersamaan kedudukannya di muka hukum
dan pemerintah. Jaminan atas terwujudnya keadilan bagi setiap warga negara
dalam hidup bersama dalam suatu negara yang meliputi seluruh unsur keadilan
baik keadilan distributif, keadilan komulatif, serta keadilan legal harus benar
benar terwujud
Dalam era reformasi pelaksanaan hukum harus didasarkan pada suatu nilai
dimana nilai itu harus menjadi landasan dalam operasionalnya. Reformasi pada
hakekatnya untuk mengembalikan hakikat dan fungsi negara pada tujuan semula
yang terkandung dalam alenia pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi seluruh
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.Jadi Negara pada hakikatnya harus
melindungi hak-hak warganya terutama hak kodrat sebagai suatu hak asasi yang
merupakan karunia Tuhan YME. Oleh karena itu apabila kita melihat pelanggaran
pelanggaran terhadap hak asasi manusia adalah sebagai pengingkaran terhadap
dasar filosofis negara .Sebagai contoh pelanggaran-pelanggaran yang dimaksud
misalnya pembungkaman demokrasi, penculikan, pembatasan berpendapat
berserikat, berunjuk rasa dan lain sebagainya. Pelaksanaan hukum yang terjadi di
masa reformasi sepertri sekarang ini seharusnya benar-benar dapat mewujudkan
negara demokrasi dengan suatu supremasi hukum. Yang dapat diartikan bahwa
pelaksanaan hukum harus mampu mewujudkan jaminan atas terwujudnya
keadilan yang sesuai dengan sila ke V, dalam suatu negara dimana seharusnya
keseimbangan antara hak dan kewajiban bagi setiap warga negara tidak pandang
bulu, yang artinya memandang pangkat, jabatan, golongan, etnisitas maupun
agama. Setiap warga negara bersamaan kedudukannya di muka hukum dan
pemerintah sesuai pasal 27 UUD 1945. Jaminan atas terwujudnya keadilan bagi
setiap warga negara dalam hidup bersama dalam suatu negara yang meliputi
seluruh unsur keadilan baik keadilan distributif, keadilan komulatif, serta keadilan
legal.Itu semua menjadi tantangan yang berat bagi eksistensi pancasila di era
reformasi.Dimana sebenarnya jika semua elemen masyarakat maupun lapisan
pemerintahan benar benar mengimplementasikan nilai nilai pancasila,bukan tidak
mungkin bangsa indonesia menjadi bangsa yang besar.Karena sesungguhnya
nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila pancasila memiliki nilai yang tinggi
jika di realisasikan dalam kehidupan nyata.

http://andriwasis.blogspot.com/2015/01/makalah-eksistensi-pancasila-di-era.html

Anda mungkin juga menyukai