OLEH
Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Merokok sudah menjadi
kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat. Hampir di setiap kegiatannya, setiap
orang pasti dalam keadaan merokok. Dari anak-anak hingga orang dewasa, dari si kaya
sampai si miskin. Banyak orang yang menjadi seorang perokok aktif.
Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan banyak orang.
Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak
penelitian membuktikan kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai
penyakit seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker
rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi
serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.
Memang pada kenyataannya kebiasaan merokok ini sulit dihilangkan dan jarang
diakui orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Apalagi orang yang merokok untuk mengalihkan
diri dari stress dan tekanan emosi, lebih sulit melepaskan diri dari kebiasaan ini dibandingkan
perokok yang tidak memiliki latar belakang depresi.
Perokok Pasif Mempunyai Risiko Lebih Besar Dibandingkan Perokok Aktif. Asap
rokok mengandung ribuan bahan kimia beracun dan bahan-bahan yang dapat menimbulkan
kanker (karsinogen). Bahkan bahan berbahaya dan racun dalam rokok tidak hanya
mengakibatkan gangguan kesehatan pada orang yang merokok, namun juga kepada orang-
orang di sekitarnya yang tidak merokok yang sebagian besar adalah bayi, anak-anak dan ibu-
ibu yang terpaksa menjadi perokok pasif oleh karena ayah atau suami mereka merokok di
rumah. Padahal perokok pasif mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita kanker paru-
paru dan penyakit jantung.Sedangkan pada janin, bayi dan anak-anak mempunyai risiko yang
lebih besar untuk menderita kejadian berat badan lahir rendah, bronchitis dan pneumonia,
infeksi rongga telinga dan asma.
Fakta ironis yang diberikan oleh World Health Organization (WHO). Berdasarkan Dr
Ullas Batra dari New Delhi, sekitar 66% asap dari rokok tidak dihirup oleh perokok,
melainkan masuk ke udara dan terhirup oleh orang lain di sekitarnya yang tidak merokok.
Merokok atau tidak merokok itu adalah hak. Di sini yang harus diperbaiki adalah
bagaimana kita sebagai sesama manusia saling menghargai hak orang lain. Kita harus
menghargai hak orang lain. Kita harus memandang manusia sebagai manusia, agar bisa
sepenuhnya juga menghargai haknya.