Anda di halaman 1dari 10

“Say No To Be Second-hand Smoker”

Presentasi dan Negosiasi

Disusun oleh:

Pethresia Adhitia 130905051

Mutiara Melsarda 130905140

Intan Larasati 130905089

Martina Elita Sanjaya 140905265

Florentina Astrid T 140905265

Progam Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Atma Jaya Yogyakarta

2016

1
1.1 Fact Finding

Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

Saat ini banyak penyakit yang diderita tidak disebabkan oleh kuman atau bakteri,

tetapi lebih disebabkan oleh kebiasaan atau pola hidup tidak sehat, misalnya

kebiasaan merokok. Seperti yang kita ketahui bahwa merokok adalah kebiasaan atau

pola hidup yang tidak sehat. Menurut data WHO pada tahun 2008, Indonesia

merupakan negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan

India. Peningkatan konsumsi rokok berdampak pada makin tingginya beban penyakit

akibat rokok dan bertambahnya angka kematian akibat rokok. Tahun 2030

diperkirakan angka kematian perokok di dunia akan mencapai 10 juta jiwa, dan 70%

di antaranya berasal dari negara berkembang.

Merokok sendiri terbagi menjadi dua, yaitu:

 Merokok secara aktif

Menghisap asap rokok malalui aliran utama melalui mulut

 Merokok secara pasif

Menghisap asap rokok yang dihembuskan oleh perokok aktif

Menjadi perokok pasif sangatlah berbahaya jika dibandingkan dengan


perokok aktif karena perokok pasif menghirup asap rokok yang tersebar di
sekelilingnya. Perokok pasif menghirup asap rokok aliran samping (sidestream) yang
berasal dari ujung rokok yang terbakar, dan juga dari aliran utama (mainstream) yang
merupakan asap rokok yang telah dihisap kemudian dihembuskan kembali ke udara.
Menurut penelitian ada 4000 senyawa kimia berbahaya yang terdapat pada asap
tembakau ini. Diantaranya adalah nikotin, tar, sianida, benzene, cadmium, metanol,

2
amonia, arsenik. Asap rokok dalam konsentrasi tinggi dapat lebih beracun yaitu
memiliki 2 kali konsentrasi nikotin dan tar, 3 kali jumlah zat karsinogenik, 5 kali
kadar karbonmonoksida dan 50 kali jumlah amonia lebih banyak. Racun rokok
terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang sedang tak
dihisap. Asap tersebut merupakan hasil dari pembakaran tembakau yang tidak
sempurna. Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar,
karena racun yang ia isap lewat hidungnya tidak terfilter, sedangkan racun rokok
dalam tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang diisap. Mantan Menteri
Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH dalam sambutannya ketika meluncurkan
Iklan Layanan Masyarakat Korban Rokok pada 10 Oktober 2014 yang lalu
menyatakan bahwa epidemi tembakau telah membunuh sekitar 6 juta orang per tahun,
di mana 600 ribu orang di antaranya merupakan perokok pasif, data tersebut
merupakan data menurut WHO pada tahun 2014.

Merokok pasif meningkatkan risiko penyakit jantung. Ada bukti yang


konsisten bahwa orang yang tidak merokok satu atap dengan perokok aktif memiliki
risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner. Perokok pasif membuat darah
lebih 'lengket' dan mungkin membeku, sehingga menyebabkan peningkatan risiko
berbagai kondisi kesehatan, termasuk serangan jantung dan stroke. Ada bukti bahwa
merokok pasif dapat menyebabkan kadar vitamin antioksidan dalam darah untuk
mengurangi. Hanya 30 menit terpapar perokok pasif dapat mempengaruhi bagaimana
pembuluh darah mengatur aliran darah, untuk tingkat yang sama dengan yang terlihat
pada orang yang merokok. Eksposur jangka panjang untuk perokok pasif dapat
menyebabkan perkembangan aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah).

Dapat dilihat risiko kesehatan bagi perokok yaitu:

1. Berbagai evidence based menyatakan bahwa mengonsumsi tembakau dapat

menimbulkan penyakit kanker, yaitu:


a. Kanker Paru

3
Diketahui sekitar 90 persen kasus kanker paru diakibatkan oleh rokok.

Hal ini dikarenakan asap rokok masuk secara inhalasi ke dalam paru-

paru. Zat dari asap rokok ini akan merangsang sel di paru-paru

menjadi tumbuh abnormal.


b. Kanker Kandung Kemih
Kanker kandung kemih terjadi pada sekitar 40 persen perokok. Studi

menemukan kadar tinggi dari senyawa 2-naphthylamine dalam rokok

yang menjadi karsinogen yang mengarah pada kanker kandung kemih.


c. Kanker Payudara
Perempuan yang merokok lebih berisiko mengembangkan pada kanker

payudara. Hasil studi menunjukkan perempuan yang mulai merokok

pada usia 20 tahun dan 5 tahun sebelum ia hamil pertama kali berisiko

lebih besar terkena kanker payudara.


d. Kanker Serviks
Sekitar 30% kematian akibat kanker serviks disebabkan oleh merokok.

Hal ini karena perempuan yang merokok lebih rentan terkena infeksi

oleh virus menular seksual.


e. Kanker Kerongkongan
Studi menemukan bahwa asap rokok merusak DNA dari sel-sel

esofagus sehingga menyebabkan kanker kerongkongan. Sekitar 80

persen kasus kanker esofagus telah dikaitkan dengan merokok.

f. Kanker Pencernaan
Meskipun asap rokok masuk ke dalam paru-paru, tapi beberapa asap

yang tertelan sehingga meningkat resiko kanker gastrointestinal

(pencernaan).
g. Kanker Ginjal
Ketika seseorang merokok, maka asap yang mengandung nikotin dan

tembakau akan masuk kedalam tubuh. Nikotin bersama dengan bahan

4
kimia berbahaya lainnya seperti karbonmonoksida dan tar

menyebabkan perubahan denyut jantung, pernapasan sirkulasi dan

tekanan darah. Karsinogen yang disaring keluar dari tubuh melalui

ginjal juga mengubah sel DNA dan merusak sel-sel ginjal. Perubahan

ini mempengaruhi fungsi ginjal dan memicu kanker.


h. Kanker Mulut
Tembakau adalah penyebab utama kanker mulut. Diketahui peroko 6

kali lebih besar mengalami kanker mulut dibandingkan dengan orang

yang tidak merokok, dan orang yang merokok tembakau tanpa asap

berisiko 50 kali lipat lebih besar.


i. Kanker Tenggorokan
Asap rokok yang terhirup sebelum masuk ke paru-paru akan melewati

tenggorokan, karenanya kanker ini akan berkaitan dengan rokok.


j. Serangan Jantung
Nikotin dalam asap rokok menyebabkan jantung bekerja lebih cepat

dan meningkatkan tekanan darah. Sedangkan karbon monoksida

mengambil oksigen dalam darah lebih banyak yang membuat jantung

memompa darah lebih banyak. Jika jantung bekerja terlalu keras

ditambahkan tekanan darah tinggi, maka bisa menyebabkan serangan

jantung.
k. Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Sebagaian besar penyakit jantung coroner disebabkan oleh rokok dan

akan memburuk jika memiliki penyakit lain seperti diabetes mellitus.


2. Lebih dari 40,3 juta anak di Indonesia berusia 0-14 tahun tinggal dengan perokok

dan terpapar asap rokok dilingkungannya. Anak yang terpapar asap rokok di

lingkungannya mengalami pertumbuhan paru yang lambat, dan lebih mudah

terkena infeksi saluran pernapasan, infeksi telinga, dan asma.

5
3. Rokok merupakan penyebab dari sekitar 5% kasus stroke di Indonesia

(www.depkes.go.id/resources/download/promosi-kesehatan/pedoman-ktr.pdf). .

Semakin banyaknya perokok aktif yang tidak mentaati aturan dan merokok di

sembarang tempat, semakin banyak menambah jumlah para perokok pasif. Di sini

peran perokok aktif sangat diperhitungkan. Hal ini bisa ditekan jika para perokok

aktif benar-benar mentaati aturan yang telah dibuat. Seperti hanya merokok di tempat

yang telah disediakan dan tidak merokok di sembarang tempat. Karena dengan

merokok di sembarang tempat, di situlah orang-orang yang tidak merokok dengan

terpaksa harus menghirup asap rokok dan seketika menjadi perokok pasif yang sangat

memiliki dampak buruk bagi kesehatan dan sangat merugikan.

Perokok aktif di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat sebagai yang

tertinggi di Indonesia dengan rata-rata 18,3 batang rokok per hari, sementara angka

nasionalnya hanya 12 batang per hari (dalam www.nasional.rimanews.com)

Tingginya tingkat perokok aktif di Provinsi tersebut, dapat memberikan dampak dan

pengaruh kepada masyarakat di sekitarnya terutama bagi perokok pasif. Prevalensi

merokok di Indonesia sangat tinggi di berbagai lapisan masyarakat, terutama pada

laki-laki mulai dari anak-anak, remaja, dan dewasa. Kecenderungan merokok terus

meningkat dari tahun ke tahun baik pada laki-laki dan perempuan. Berdasarkan data

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan data Riskesdas pada tahun 2007 dan

2013 menunjukkan prevalensi perokok lebih tinggi pada laki-laki (66%)

dibandingkan perempuan (6.7%). Dapat dilihat berdasarkan grafik dibawah ini:

6
Berdasarkan grafik diatas bahwa trend usia merokok meningkat pada usia

remaja, yaitu pada kelompok umur 10-14 tahun dan usia 15-19 tahun. Menurut hasil

Riskesdas pada tahun 2007- 2013 menunjukkan bahwa usia merokok pertama kali

paling tinggi kelompok umur 15-19 tahun.

7
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa terdapat beberapa provinsi yang

mendukung lingkungan bebas asap rokok atau kawasan tanpa rokok (KTR). Tujuan

dari kawasan tanpa rokok ini sebenarnya adalah:


1. menurunkan angka kesakitan dan angka kematian dengan cara

mengubah perilaku masyarakat untuk hidup sehat


2. meningkatkan produktivitas kerja optimal
3. mewujudkan kualitas udara yang sehat dan bersih, bebas dari asap

rokok
4. menurunkan angka perokok dan mencegah perokok pemula dan

mewujudkan generasi muda yang sehat


1.2 Problem
Masih kurangnya kesadaran perokok pasif akan bahaya menghirup asap rokok

dari perokok aktif


1.3 Taget Audience
• Masyarakat di provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan batasan usia 17-

40 tahun sebagai sasaran utama yang akan diubah perilakunya


• Pengguna media sosial (youtube, instagram, facebook, path, dan twitter)

untuk memaksimalkan keberhasilan program yang dijalankan


• Pemerintah
Dinas kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
1.4 Objective
• Jangka pendek
menjalin dan meningkatkan kerja sama yang sinergis dengan pemerintah

8
• Jangka menengah
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat di provinsi Kepulauan

Bangka Belitung mengenai bahanya dari menghirup asapa rokok dari perokok

aktif
• Jangka panjang
mengubah sikap masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi

anti terhadap asap rokok


1.5 Strategy
• Membuat kegiatan untuk meningkatkan kerja sama dengan pihak pemerintah
• Membuat kegiatan untuk mengubah dan meningkatkan kesadaran masyarkat

usia 17-40 tahun di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung


• Menciptakan berbagai inovasi dalam strategi pesan melalui media sosial agar

dapat bermanfaat
1.6 Program
 Membuat kegiatan untuk meningkatkan kerja sama dengan pihak pemerintah.
“Sehat Tanpa Asap Rokok”
Penyuluhan dari dinas kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kepada

masyarakat 17-40 tahun

 Membuat kegiatan untuk mengubah dan meningkatkan kesadaran masyarkat

usia 17-40 tahun di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung


“Be Healthy Be Alive”
Membagikan masker dan brosur (bahaya menghirup asap rokok) di

daerah dimana terdapat banyak perokok aktif

 Menciptakan berbagai inovasi dalam strategi pesan melalui media sosial agar

dapat bermanfaat
“LEMBUR”
LEMBUR adalah Lomba Membuat Brosur mengenai bahaya asap

rokok dan cara pencegahan

 Melakukan kampanye melalui media sosial mengenai bahaya asap rokok dan

ajakan untuk anti asap rokok

9
“Kampanye Anti Asap Rokok”

Daftar Pustaka
Dinas Kesehatan. (n.d). Mari kenali perokok pasif. Diunduh dari
http://dinkes.anambaskab.go.id/berita-201-mari-kenali-perokok-pasif.html.
Diunduh pada 20 Mei 2016
Dream. (n.d). Aktivis anti rokok gelar diskusi bahaya asap rokok. Diunduh dari
http://www.dream.co.id/news/aktivis-anti-rokok-gelar-diskusi-ba-bahaya-asap-
rokok-1511062.html. Diunduh pada 20 Mei 2016

Liputan 6. (31 Mei 2013). Kesehatan perokok pasif lebih buruk dari pada perokok
aktif. Diunduh dari http://health.liputan6.com/read/600607/kesehatan-perokok-
pasif-lebih-buruk-dari-pada-perokok-aktif. Diunduh pada 20 Mei 2016
Departemen Kesehatan. (n.d). Promosi kesehatan pedoman ktr. Diunduh dari
www.depkes.go.id/resources/download/promosi-kesehatan/pedoman-ktr.pdf.
Diunduh pada 20 Mei 2016
Rima News. (n.d). Jumlah perokok aktif fi faerah ini tertinggi di dunia. Diunduh dari
nasional.rimanews.com/peristiwa/read/20151210/249947/Jumlah-Perokok-
Aktif-di-Daerah-Ini-Tertinggi-di-Indonesia. Diunduh pada 20 Mei 2016
Okezone. (31 Mei 2015). Perokok di indonesia peringkat lima dunia. Diunduh dari
http://news.okezone.com/read/2015/05/31/337/1157953/perokok-di-indonesia-
peringkat-lima-dunia. Diunduh pada 20 Mei 2016

10

Anda mungkin juga menyukai