Anda di halaman 1dari 19

TENTANG ROKOK

Seseorang berhak untuk hidup sehat, berhak untuk bebas dari rasa takut, pernyataan ini
disebutkan dalam Piagam PBB mengenai Hak asasi Manusia. Hak untuk hidup sehat,
artinya setiap orang berhak untuk berada dalam lingkungan yang sehat, bebas dari
pencemaran atau polusi alam, termasuk dari polusi asap rokok. Hak bebas dari rasa
takut, berarti dengan pemahaman dan kesadaran akan bahaya rokok akan menimbulkan
rasa takut terjadinya penyakit akibat asap rokok.
Saatnya masyarakat bukan perokok untuk menyerukan suara HAK ASASI MANUSIA
untuk BEBAS ASAP ROKOK.
Mereka yang bukan perokok tetapi "perokok pasif" dengan terpaksa menghisap asap
rokok yang ada di udara sekitarnya yang merupakan produksi perokok. Tidak mustahil
bila bukan perokok "terpaksa" menjadi sakit karena terpapar bahan asap rokok yang
penuh bahaya, dengan kandungan kurang lebih 4000 macam racun. Penelitian
menunjukkan Masyarakat bukan perokok mempunyai resiko kanker paru 30% lebih
tinggi daripada mereka yang tidak terpapar asap rokok.
Analisis WHO (World Health Organization), badan organisasi kesehatan dunia
menunjukkan bahwa efek buruk asap rokok lebih besar bagi perokok pasif
dibandingkan perokok aktif. Ketika perokok membakar sebatang rokok dan
menghisapnya, asap yang diisap oleh perokok disebut asap utama (mainstream), dan
asap yang keluar dari ujung rokok (bagian yang terbakar) dinamakan sidestream smoke
atau asap samping. Asap samping ini terbukti mengandung lebih banyak hasil
pembakaran tembakau dibanding asap utama. Asap ini mengandung karbonmonoksida
5 kali lebih besar, tar dan nikotin 3 kali lipat, amonia 46 kali lipat, nikel 3 kali lipat,
nitrosamina yang
adalah penimbul kanker kadarnya mencapai 50 kali lebih besar pada asap sampingan
dibanding dengan kadar pada asap utama. Demikian juga zat-zat racun lainnya dengan
kadar yang lebih tinggi terdapat pada asap sampingan.
Seorang bukan perokok "perokok pasif" bila berada dalam satu ruangan yang penuh
dengan asap rokok selama satu jam saja maka ia akan menghisap nitrosamina sama
banyaknya dengan menghisap 35 batang rokok dan menghisap benzpirin yang sama
banyaknya dengan menghisap 4 batang rokok. Satu batang rokok mengandung 130 ng
benzpirin, 100 ng dari jumlah itu keluar melalui asap sampingan.
Kandungan nikotin rokok yang dibakar, sekitar seperempat keluar melalui asap
sampingan ke udara bebas. Kadar inilah yang kemudian terhirup oleh bukan perokok.
Hal ini telah terbukti dari penelitian di Inggris yang menunjukkan bahwa sebagian
warga yang sama sekali tidak merokok ternyata ditemukan kadar nikotin dalam darah.
Ditemukan juga bahwa keterpaparan asap rokok terhadap bukan perokok secara terus
menerus di tempat kerja terbukti menyebabkan gangguan pernafasan cukup berat, kirakira sama halnya dengan gangguan yang didapatkan oleh perokok yang menghabiskan
10 batang rokok perharinya.
Penelitian di berbagai negara membuktikan banyaknya kasus penyakit akibat asap
rokok terjadi pada bukan perokok. Di Amerika Serikat bukan perokok "perokok pasif"
menduduki peringkat ketiga penyebab kematian yang sebenarnya dapat dicegah. Di
Swedia beberapa ratus kematian penduduknya dalam setahun diperkirakan penyebabnya
adalah asap rokok yang terdapat di udara bebas, sementara di Selandia Baru setiap
tahunnya terjadi kematian sekitar 300 orang akibat merokok pasif.
Sekitar 20 % sampai 80 % kejadian kanker paru pada bukan perokok disebabkan karena
merokok pasif. Menurut penelitian di Jepang, para istri perokok mempunyai

kemungkinan terjadi kanker paru 20 % sampai 55 % lebih tinggi dibandingkan dengan


istri bukan perokok.
Saatnya dan sewajarnya bila Hak asasi orang yang bukan perokok tetapi "merokok
pasif" dihormati. Memberdayakan kawasan atau tempat-tempat umum bebas asap
rokok, seperti angkutan umum, temapat kerja, sekolah, kampus, Rumah Sakit, Panti
Asuhan, Tempat hiburan, dan lainnya merupakan langkah yang tepat untuk itu.

Kopenhagen (ANTARA News) - Para ibu yang merokok saat hamil tampaknya
melahirkan anak yang ber-IQ lebih rendah sat dewasa, kata suatu studi Denmark.
Para periset Denmark mempelajari IQ 3.044 pemuda yang lahir antara tahun 1959
hingga 1961 dan meneliti kebiasaan merokok ibu mereka sat hamil. Hasilnya
mengisyaratkan bahwa pria yang lahir dari ibu yang merokok saat hamil mempunyai IQ
lebih rendah dibanding mereka yang lahir dari ibu yang tidak merokok, kata studi itu
seperti dikutip DPA.
Para periset yakin bahwa kandungan rokok mempengaruhi perkembangan sistem urat
syaraf pusat, karenanya mempengaruhi intelektual janin.
"Selama empat tahun belakangan ini sudah diketahui bahwa merokok saat hamil
membahayakan dan para perokok mempunyai anak yang lebih kecil. Tetapi, yang
menakutkan adalah pengaruhnya dapat diukur pada kecerdasan pria dewasa," kata
Dokter Inge Haunstrup Clemmensen dari Masyarakat Kanker Denmark.
Satu dari lima ibu di Denmark diduga merokok.
"Kita harus mampu dengan berani mengatakan kepada para ibu bahwa mereka
hendaklnya tidak merokok karena merokok membahayakan bayi," katanya.
Studi tersebut dilakukan oleh Erik Lyke Mortensen dan periset lainnya dari Lembaga
Kesehatan Masyarakat Universitas Copenhagen.
(*)

Rokok Mengandung 4000 Jenis Bahan Kimia Berbahaya


24 September 2004 14:51:13
Berdasarkan penelitian medis selama 46 tahun, rokok ternyata mengandung 4000 jenis
bahan kimia yang berbahaya dan bisa menimbulkan berbagai penyakit.
Dalam penelitian dengan metode kohor atau meneliti kehidupan masyarakat yang
merokok dan tidak merokok secara langsung sejak tahun 1958 hingga kini, diketahui
kebiasaan rokok dapat menimbulkan puluhan jenis penyakit dan membahayakan
masyarakat.
Penyakit ini dapat terjadi mulai dari kepala hingga ke kaki manusia. Menurut Dokter
Spesialis Paru, Candra Yoga Aditama, puluhan penyakit yang ditimbulkan oleh rokok
ini disebabkan karena rokok mengandung 4000 jenis bahan kimia yang berbahaya.
Bahkan asap rokok mengandung zat yang dapat memicu timbulnya penyakit kanker.
Melihat banyaknya penyakit yang dapat ditimbulkan oleh rokok, Menteri Kesehatan
mengharapkan masyarakat untuk menghentikan kebiasaan buruknya tersebut.

Karena dengan berhenti merokok selama 6 jam, denyut nadi dan tekanan darah kembali
normal. Bahkan setelah 15 tahun, resiko serangan jantung akan menurun.
Sumber : Indosiar

MEROKOK DAN KESEHATAN


Kompas, Senin, 30 Juni 2003
Hans Tandra
MEROKOK mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita mungkiri. Banyak
penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi
orang di sekitarnya.
ASAP rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Bukan hanya
bagi kesehatan, merokok menimbulkan pula problem di bidang ekonomi. Di negara
industri maju, kini terdapat kecenderungan berhenti merokok, sedangkan di negara
berkembang, khususnya Indonesia, malah cenderung timbul peningkatan kebiasaan
merokok.
Melalui resolusi tahun 1983, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan
tanggal 31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia setiap tahun.
Laporan WHO tahun 1983 menyebutkan, jumlah perokok meningkat 2,1 persen per
tahun di negara berkembang, sedangkan di negara maju angka ini menurun sekitar 1,1
persen per tahun.
Penelitian di Jakarta menunjukkan bahwa 64,8 persen pria dan 9,8 persen wanita
dengan usia di atas 13 tahun adalah perokok. Bahkan, pada kelompok remaja, 49 persen
pelajar pria dan 8,8 persen pelajar wanita di Jakarta sudah merokok.
Studi di Semarang tahun 1973 oleh Prof Boedi Darmojo mendapatkan prevalensi
merokok pada 96,1 persen tukang becak, 79,8 persen paramedis, 51,9 persen pegawai
negeri, dan 36,8 persen dokter.
Dalam penelitian yang dilakukan Prof Soesmalijah Soewondo dari Fakultas Psikologi
UI-yang bertanya kepada sejumlah orang yang tidak berhenti merokok-diperoleh
jawaban bahwa bila tidak merokok, akan susah berkonsentrasi, gelisah, bahkan bisa jadi
gemuk; sedangkan bila merokok, akan merasa lebih dewasa dan bisa timbul ide-ide atau
inspirasi.
Faktor-faktor psikologis dan fisiologis inilah yang banyak mempengaruhi kebiasaan
merokok di masyarakat.
Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas dan partikel.
Partikel yang dibebaskan selama merokok sebanyak 5 x 109 pp. Komponen gas terdiri
dari karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sianida, amoniak, oksida dari
nitrogen dan senyawa hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri dari tar, nikotin,
benzopiren, fenol, dan kadmium.

Dampak paru-paru
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan
paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar
mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan
hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan
paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.
Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada
fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama
terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM).
Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema
paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.
Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir
ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan
timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok
sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru.
Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan
karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan
dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai
10-30 kali lebih sering.
Dampak terhadap jantung
Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit
jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO
melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana
2,5 juta adalah
penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan
1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen
(peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama).
Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung tersebut.
Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk
bagi pembuluh darah otak dan perifer.
Asap yang diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke)
dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau yang
dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau
yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif.
Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya
bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih
banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat
lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan
amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam
ruang setelah rokok berhenti.
Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan CO. Kedua bahan ini,
selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot
jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard.
Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan
oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang
4

pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan


oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu
kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya.
Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit
(penggumpalan) ke dinding pembuluh darah.
Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung
persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. CO menggantikan
tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat
aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah). Dengan demikian, CO
menurunkan kapasitas latihan fisik, meningkatkan viskositas darah, sehingga
mempermudah penggumpalan
darah.
Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding
dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah.
Di samping itu, asap rokok mempengaruhi profil lemak. Dibandingkan dengan bukan
perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida darah perokok lebih
tinggi, sedangkan kolesterol HDL lebih rendah.
Penyakit Jantung Koroner
Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak. Risiko
terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan
dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah
rokok yang diisap. Penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko merokok bekerja
sinergis dengan faktor-faktor
lain, seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi, terhadap tercetusnya
PJK.
Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang
dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan.
Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding pembuluh
darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer.
PPDP yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan
sering ditemukan pada dewasa muda perokok berat, sering akan berakhir dengan
amputasi.
Penyakit (stroke)
Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke banyak
dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok
dibandingkan dengan bukan perokok.
Dalam penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan kebiasaan
merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada
kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8,17 bulan, sedangkan pada kelompok
bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan. Penurunan kekebalan tubuh pada perokok
menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS sehingga berhenti merokok penting
sekali dalam langkah pertahanan melawan AIDS.

Kini makin banyak diteliti dan dilaporkan pengaruh buruk merokok pada ibu hamil,
impotensi, menurunnya kekebalan individu, termasuk pada pengidap virus hepatitis,
kanker saluran cerna, dan lain-lain.
Dari sudut ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan
menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu, keluarga, perusahaan, bahkan
negara.
Penyakit-penyakit yang timbul akibat merokok mempengaruhi penyediaan tenaga kerja,
terutama tenaga terampil atau tenaga eksekutif, dengan kematian mendadak atau
kelumpuhan yang timbul jelas menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan.
Penurunan produktivitas tenaga kerja menimbulkan penurunan pendapatan perusahaan,
juga beban ekonomi yang tidak sedikit bagi individu dan keluarga. Pengeluaran untuk
biaya kesehatan meningkat, bagi keluarga, perusahaan, maupun pemerintah.
Kebiasaan merokok
Sudah seharusnya upaya menghentikan kebiasaan merokok menjadi tugas dan tanggung
jawab dari segenap lapisan masyarakat. Usaha penerangan dan penyuluhan, khususnya
di kalangan generasi muda, dapat pula dikaitkan dengan usaha penanggulangan bahaya
narkotika, usaha kesehatan sekolah, dan penyuluhan kesehatan masyarakat pada
umumnya.
Tokoh-tokoh panutan masyarakat, termasuk para pejabat, pemimpin agama, guru,
petugas kesehatan, artis, dan olahragawan, sudah sepatutnya menjadi teladan dengan
tidak merokok.
Profesi kesehatan, terutama para dokter, berperan sangat penting dalam penyuluhan dan
menjadi contoh bagi masyarakat. Kebiasaan merokok pada dokter harus segera
dihentikan. They are important exemplars: they do practise what they preach.
Perlu pula pembatasan kesempatan merokok di tempat-tempat umum, sekolah,
kendaraan umum, dan tempat kerja; pengaturan dan penertiban iklan promosi rokok;
memasang peringatan kesehatan pada bungkus rokok dan iklan rokok.
Iklim tidak merokok harus diciptakan. Ini harus dilaksanakan serempak oleh kita semua,
yang menginginkan tercapainya negara dan bangsa Indonesia yang sehat dan makmur.
Hans Tandra Dokter Spesialis Penyakit Dalam,
tinggal di Surabaya

Risiko Kesehatan Bagi Perokok Pasif


Tanya
Pengasuh yang terhormat.
Sudah lama saya ingin menyampaikan masalah mengenai kebiasaan merokok di
lingkungan keluarga saya, yang menurut saya sudah sangat mengganggu kenyamanan
saya sehari-hari. Saya mahasiswi semester dua, ayah saya seorang peneliti, jika ada di
rumah beliau sangat sibuk menulis, di samping juga rajin menulis untuk beberapa
majalah dan koran. Tampaknya untuk berkonsentrasi ayah perlu merokok. Jika sedang
menulis, dapat menghabiskan beberapa bungkus rokok.
Kebiasaan merokok ini telah bertahun-tahun berlangsung, dan menurut pengamatan
saya, ayah sudah termasuk perokok berat. Mungkin karena melihat kebiasaan ayah
6

seperti itu, dua kakak laki-laki saya ikut-ikutan menjadi perokok. Anehnya hal tersebut
dibiarkan saja oleh ayah maupun ibu, seolah-olah merokok itu merupakan hal biasa.
Masalahnya ada pada diri saya, yaitu saya sangat benci dengan kondisi lingkungan di
rumah saya, rumah menjadi pengap, bau rokok di mana-mana, abu rokok kadangkadang berserakan, baju bau rokok, kamar mandi bau rokok, hampir semuanya bau
rokok. Walaupun saya sendiri tidak merokok, namun dapat dipastikan setiap hari saya
mengisap asap rokok yang tidak saya kehendaki tersebut.
Di samping saya tidak suka bau rokok, saya juga banyak membaca tentang bahaya
rokok, baik bagi pengisapnya maupun bagi orang yang tidak merokok tetapi ikut
menghirup asap rokok tersebut. Mohon bantuan pengasuh untuk menjelaskan
bagaimana sebenarnya hubungan antara merokok atau asap rokok dengan kesehatan,
dan apa yang harus saya lakukan menghadapi kondisi tersebut. Mohon jawabannya dan
terima kasih.
Erni Destriyanti, Jakarta

Jawab
Adik Erni yang baik.
Kebiasaan merokok telah lama dikenal di muka bumi ini, dan juga telah diketahui dapat
mengganggu kesehatan. Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa sebenarnya masih
banyak pihak yang belum mengetahui secara jelas apa dan bagaimana gangguan
kesehatan yang terjadi akibat asap rokok.
Hari bebas tembakau sedunia yang diperingati setiap tanggal 31 Mei bertujuan untuk
menggugah para perokok untuk membatasi rokoknya, serta menyadarkan semua pihak
agar lebih waspada pada masalah rokok ini dan melakukan tindakan yang semestinya.
Survei yang pernah dilakukan Depkes beberapa tahun lalu menyebutkan bahwa angka
pria perokok jauh melampaui angka wanita perokok. Dan yang memprihatinkan, jumlah
perokok usia remaja antara 15-19 tahun ternyata cukup tinggi.
Pepatah klasik mengatakan bahwa rokok pada dasarnya merupakan pabrik bahan kimia.
Setiap satu batang rokok dibakar, akan mengeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia, seperti
nikotin, gas karbon monoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein,
asetilen, bensen, metanol, uretan, bensaldehida, dan lain-lain.
Secara umum bahan-bahan ini dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu komponen gas
dan komponen padat/partikel. Dalam bentuk gas sedikitnya ada 15 macam zat toksik
(beracun), sedangkan komponen padat umumnya berupa nikotin dan tar. Jika seseorang
mengisap rokok, orang tersebut sekaligus menghisap bahan-bahan kimia yang
disebutkan tadi. Asap juga akan menyebar ke lingkungan sekitarnya.
Orang yang tidak merokok tetapi berada di lingkungan yang tercemar asap rokok tentu
akan ikut mengisapnya, apalagi jika ruang tersebut kurang ventilasinya. Orang tersebut
disebut perokok pasif. Demikian pula Anda, tampaknya sudah termasuk perokok pasif.
Asap rokok yang diisap oleh si perokok disebut sebagai mainstream smoke (asap
utama), sedangkan yang terus-menerus keluar dari ujung rokok disebut sidestream
smoke (asap samping).

Asap samping sangat besar pengaruhnya bagi kesehatan perokok pasif, karena
jumlahnya cukup banyak dan kadar bahan berbahaya yang dikandungnya cukup tinggi.
Dari sebatang rokok yang terbakar akan dihasilkan asap samping dua kali lebih banyak
daripada asap utama, karena asap samping terus-menerus dikeluarkan, sedangkan asap
utama keluar jika sedang diisap. Jadi risiko kesehatan yang dihadapi perokok pasif
hampir tidak ada bedanya dengan perokok aktif.
Masing-masing senyawa toksik di dalam asap rokok menimbulkan akibat yang berbeda.
Tiga komponen toksik utama dalam asap rokok adalah karbonmonoksida, nikotin, dan
tar. Kira-kira 3-5% asap rokok terdiri atas karbonmonoksida, yaitu suatu gas racun yang
tidak berwarna dan tidak berbau. Hemoglobin yang fungsinya mengikat oksigen untuk
keperluan tubuh memiliki kemampuan mengikat karbonmonoksida jauh lebih besar
dibandingkan dengan kemampuannya mengikat oksigen. Itulah sebabnya sangat
berbahaya jika kita berada pada ruangan yang mengandung karbonmonoksida.
Nikotin adalah suatu alkaloid yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan
merupakan racun bagi saraf. Kadar nikotin yang tinggi dapat menghambat informasi
rangsang saraf sehingga mengakibatkan menurunnya aktivitas refleks tubuh. Nikotin
dapat menimbulkan ketergantungan fisik maupun psikis, meningkatkan produksi
bermacam-macam mediator saraf, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan
metabolisme.
Absorbsi nikotin berlangsung sangat cepat dan secara cepat pula didistribusikan ke otak,
yang selanjutnya menimbulkan efek pada sistem saraf pusat yang manifestasinya dapat
timbul dengan segera, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi berbagai sistem di
dalam tubuh.
Zat-zat toksik, nikotin maupun tar, dapat melumpuhkan silia, yaitu rambut-rambut halus
yang ada di permukaan dalam saluran pernapasan yang berfungsi sebagai penyaring
benda-benda asing yang masuk bersama udara pernapasan, serta mengendap di
sepanjang saluran pernapasan maupun pembuluh-pembuluh yang lain.
Selain itu zat-zat toksik tersebut ada yang bersifat karsinogenik (dapat menimbulkan
kanker) walaupun dalam kadar yang rendah. Meskipun kadarnya rendah, namun jika
mengisap rokok ini berlangsung bertahun-tahun, ditambah lagi dengan mudah lolosnya
benda-benda asing yang ikut masuk bersama udara pernapasan, maka kondisi ini
menjadikan perokok aktif maupun pasif rentan terhadap gangguan sistem pernapasan,
termasuk rentan terhadap timbulnya kanker paru.
Hasil penelitian membuktikan, terdapat hubungan yang erat antara kebiasaan merokok
dengan timbulnya penyakit jantung koroner dan pembuluh darah. Efek jangka pendek
yang dirasakan ialah jantung berdebar-debar. Ini membuktikan bahwa merokok sangat
mempengaruhi fisiologi jantung. Penelitian lain membuktikan bahwa perokok berat
sering menjadi mandul (infertil).
Hal ini disebabkan nikotin dapat menghambat proliferasi sel-sel spermatogenik (sel
bakal spermatozoa) maupun sel-sel oogenik (sel bakal sel telur). Pada wanita, salah satu
efek kerugian akibat nikotin ialah menghambat pembentukan estrogen. Seperti
diketahui estrogen ialah hormon wanita yang sangat esensial bagi fungsi-fungsi
fisiologis wanita, termasuk fungsi-fungsi yang berkaitan dengan reproduksi.
Risiko Anda sebagai perokok pasif dapat dikurangi dengan mengusahakan ventilasi
ruangan yang cukup, dan usahakan menghindari asap rokok semaksimal mungkin.
Selain itu usahakan makan zat bergizi sehingga daya tahan tubuh selalu terjaga.
Demikian penjelasan kami, semoga bermanfaat.

Dra Noortiningsih MBiomed


peneliti masalah-masalah fisiologi biomedik

Waspada Online

29 Jan 04 15:02 WIB


Rokok Dan Kesehatan Rongga Mulut
WASPADA Online

Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Merokok sudah
menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat. Bahaya merokok
terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan banyak orang. Efek-efek
yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak
penelitian membuktikan kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya
berbagai penyakit seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker
paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis,
tekanan darah tinggi, impotensi serta gangguan kehamilan dan cacat pada janian.
Pasioen-pasien perokok juga berisiko tinggi mengalami komplikasi atau sukarnya
penyembuhan luka setelah pembedahan termasuk bedah plastik dan rekonstruksi,
operasi plastik pembentukan payudara dan operai yang menyangkut anggota tubuh,
bagian bawah.
Pada kenyataannya kebiasaan merokok ini sulit dihilangkan dan jarang diakui
orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Apalagi orang yang merokok untuk
mengalihkan diri dari stress dan tekanan emosi, lebih sulit melepaskan diri dari
kebiasaan ini dibandingkan perokok yang tidak memiliki latar belakang depresi.
Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari seconhandsmoke yaitu
asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar
perokok atau bisa disebut juga dengan perokok pasif. Rokok tidak dapat dipisahkan
dari bahan baku pembuatannya yakni tembakau. Di Indonesia tembakau ditambah
cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek
tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok
pipa dan tambakau tanpa asap (tembakau kunyah).
Sebetulnya apa saja yang terkandung dalam asap sebatang rokok yang dihisap ?
Tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri
dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida,
nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid,
urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol, ortokresol dan perylene adalah
sebagian dari beribu-ribu zat di dalam rokok.
Komponen gas asap rokok adalah karbonmonoksida, amoniak, asam hidrosianat,
nitrogen oksida dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol
dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi dan menimbulkan kanker (karsinogen).
Sebetulnya apa sih zat-zat tersebut dan bagaimana mereka membahayakan tubuh ?

(1) Nikotin. Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf
tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah
tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar
nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat
seseorang ketagihan.
(2) Timah hitam (Pb) yang dihasilkan sebatang rokok sebanyak 0,5 ug.
Sebungkung rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari menghasilkan
10 ug. Sementara ambang batas timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20
ug per hari. Bisa dibayakangkan bila seorang perkok berat menghisap rata-rata 2
bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh. (3)
Gas karbonmonoksida (CO) memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan
dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya hemoglobin ini
berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernasapan sel-sel tubuh, tapi
karena gas CO lebih kuat daripada oksigen maka gas CO ini merebut tempatnya "di
sisi" hemoglobin. Jadilah hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO
dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen. Sementara dalam darah perokok
mencapai 4-15 persen. (4) Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam
komponen padat asap rokok dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar
masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin akan menjadi
padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran
pernafasan dan paru-paru. Pengedapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang
rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24-45 mg.
----Antibodi Menurun
Rongga mulut sangat mudah terpapar efek yang merugikan akibat merokok.
Tejadinya perubahan dalam rongga mulut sangat masuk diakal karena mulut
merupakan awal terjadinya penyerapan zat-zat hasil pembakaran rokok. Temperatur
rokok pada bibir adalah 30 derajat C, sedangkan ujung rokok yang terbakar bersuhu
900 derajat C.
Asap panas yang berhembus terus menerus ke dalam rongga mulut merupakan
rangsangan panas yang menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi
pengeluaran ludan. Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan lebih an-aerob
(suasana bebas zar asam) sehingga memberikan lingkungan yang sesuai untuk
tumbuhnya bakteri an-aerob dalam plak. Dengan sendirinya perokok berisiko lebih
besar terinfeksi bakteri penyebab penyakit jaringan pendukung gigi dibandingkan
mereka yang perokok.
Pengaruh asap rokok secara langsung adalah iritasi terhadap gusi dan secara tidak
langsung melalui produk-produk rokok seperti nikotin yang sudah masuk melalui
aliran darah dan ludah, jaringan pendukung gigi yang sehat seperti gusi, selaput
gigi, semen gigi dan tulang tempat tertanamnya gigi menjadi rusak karena
terganggunya fungsi normal mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan
dapat merangsang tubuh untuk menghancurkan jaringan sehat di sekitarnya.
Pada perokok terdapat penurunan zat kekebalan tubuh (antibodi) yang terdapat di
dalam ludah yang berguna untuk menetralisir bakteri dalam rongga mulut dan
terjadi gangguan fungsi sel-sel pertahanan tubuh. Sel pertahanan tubuh tidak dapat
mendekati dan memakan bakteri-bakteri penyerang tubuh sehinggal sel pertahanan
tubuh tidak peka lagi terhadap perubahan di sekitarnya juga terhadap infeksi.
Gusi seorang perokok juga cenderung mengalami penebalan lapisan tanduk. Daerah
yang mengalami penebalan ini terlihat lebih kasar dibandingkan jaringan di

10

sekitarnya dan berkurang kekenyalannya. Penyempitan pembuluh darah yang


disebabkan nikotin mengakibatkan berkurangnya aliran darah di gusi sehingga
meningkatkan kecenderungan timbulnya penyakit gusi.
Tar dalam asap rokok juga memperbesar peluang terjadinya radang gusi, yaitu
penyakit gusi yang paling sering tejadi yang disebabkan oleh plak bakteri dan
faktor lain yang dapat menyebabkan bertumpuknya plak di sekitar gusi. Tar dapat
diendapkan pada permukaan gigi dan akar gigi sehingga permukaan ini menjadi
kasar dan mempermudah perlekatan plak. Dari beberapa penelitian yang telah
dilakukan plak dan karang gigi lebih banyak terbentuk pada rongga mulut perokok
dibandingkan bukan perokok. Penyakit jaringan pendukung gigi yang parah,
kerusakan tulang penyokong gigi dan tanggalnya gigi lebih banyak terjadi pada
perokok daripada bukan perkok. Pada perawatan penyakit jaringan pendukung gigi
pasien perokok memerlukan perawatan yang lebih luas dan lebih lanjut. Padahal
pada pasien bukan perokok dan pada keadaan yang sama cukup hanya dilakukan
perawatan standar seperti pembersihan plak dan karang gigi.
Keparahan penyakit yang timbul dari tingkat sedang hingga lanjut berhubungan
langsung dengan banyaknya rokok yang diisap setiap hari berapa lama atau berapa
tahun seseorang menjadi perokok dan status merokok itu sendiri, apakah masih
merokok hingga sekarang atau sudah berhenti.
Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi
karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi
melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar. Nikotin
dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin
dapat ditemukan pada cairan gusi.
Perlekatan jaringan ikat dan serat-serat kolagen terhambat, sehingga proses
penyembuhan dan regenerasi jaringan setelah perawatan terganggu.
Tembakau kunyah sering disebut juga tembakau tanpa asap, tampaknya juga telah
menjadi tren dan produknya banyak dimanfaatkan oleh kalangan muda, atletik dan
wanita usia lanjut di Amerika. Di Indonesia mengunyah tembakau telah menjadi
kebiasan sejak dulu. Walaupun tanpa asap kebiasaan mengunyah tembakau ini
diduga sebagai penyebab terjadinya 'bercak putih' (leukoplakia) dan terjadinya
kanker rongga mulut. Kelainan biasanya terjadi di daerah pipi, tempat tembakau
tanpa asap ini biasa disisipkan. * drg Amalia (sh)

Merokok & Dampak pada Sistem Kardiovaskuler & Kehamilan


Dr. M.Ermadji Prajitno, SpJp.

Merokok merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh


darah),
seperti: infark miokard (kematian otot jantung), kematian mendadak, stroke, angina
pektoris (nyeri dada karena penyempitan pembuluh darah koroner jantung) baik
yang stabil, maupun tidak stabil, irama jantung tidak teratur dan penyakit pembuluh
darah tepi.

11

Merokok dapat berinteraksi dengan faktor resiko lain, juga faktor predisposisi dari
penyakit hipertensi. Selain itu problem lainnya seperti kanker paru-paru, keganasan
lain, bronkhitis kronis, emfisema paru, sakit maag (ulkus peptikum), kematian bayi
sesudah lahir dan lainnya.
Terjadinya aterosklerosis (kekakuan pembuluh darah) pada pembuluh darah koroner
jantung, pembuluh darah otak dan pembuluh darah tepi dapat dimulai sejak kanakkanak, yang terus mengalami proses perkembangan dan gejalanya baru tampak
setelah usia 40 tahun lebih. Proses ini bisa terjadi lebih cepat dan lebih awal karena
kebiasaan merokok.
Merokok dapat menurunkan kadar HDL darah, mempermudah proses pembekuan
darah, meningkatkan kadar LDL darah dan meningkatkan tekanan darah, selain
mempercepat terjadinya trombosis atau sumbatan di dalam pembuluh darah.
Dalam rokok terdapat zat yang iritan, menyebabkan batuk, mata rasa pedas. Lalu Tar,
mengandung zat kankerogenik (bahan penyebab kanker) dan Karbon monoksida
(CO) yang mempermudah terjadi aterosklerosis.
Lamanya pengaruh CO, rendahnya kadar HDL serta tingginya kadar LDL akan
mempercepat terjadinya proses aterosklerosis. CO juga mengikat HB (Hemoglobin)
sehingga terbentuk karboksihemoglobin, yang kadarnya mengikat dalam darah dan
mengakibatkan transport O2 (Oksigen) berkurang dalam darah. CO juga menekan
fungsi otot jantung, sehingga mengurangi daya pompa jantung.
Selain itu, Nikotin, yang mempermudah pelepasan hormon adrenalin dan
noradrenalin sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah (vasokonstiksi), kenaikan
debar jantung, kenaikan tekanan darah dan lain-lain. Nikotin penyebab gangguan
irama jantung dan meningkatkan kadar hormon cortisol, ACTH, vasopressin dan
aldosteron yang bisa menambah beban kerja jantung. Nikotin turut meningkatkan
mobilisasi asam lemak bebas, guladarah, terganggunya fungsi platelet (sel darah
beku), sehingga memudahkan terjadinya trombosis.
Cadmium, telah dibuktikan oleh sarjana Schroeder, bila didapatkan kadar 0,10,2
mcg per sigaret, mampu menyebabkan hipertensi pada tikus. Kesimpulan penelitian
pada manusia, konsentrasi Cadmium pada ginjal perokok lebih tinggi daripada bukan
perokok. Juga ditemukan korelasi positif antara angka kematian penderita hipertensi
dan tingginya kadar cadmium pada penderita tersebut.
BILA ANDA SEDANG HAMIL
Bayi dalam kandungan tidaklah bernafas. Gerakan bayi menjadi pelan, sesudah anda
merokok walau hanya dua batang. Sebagian gas berbahaya dan substansi beracun
akan melewati darah menuju ari-ari, masuk ke darah bayi dan CO yang merupakan
salah satu gas, akan memaksa oksigen keluar dari sel darah merah, ibu maupun bayi.
Nikotin akan menambah parah dengan penyempitan pembuluh darah, termasuk
pembuluh darah dalam plasenta. Ini berarti akan tidak cukup darah dan makanan
yang di alirkan ke pertumbuhan bayi.Makin banyak merorok, makin besar
pengaruhnya pada persiapan hidup si bayi.
Bila bayi telah lahir, sebaiknya tetap dijaga agar keduanya terhindar asap rokok.
Udara pernapasan yang mengandung asap rokok akan menyebabkan jalan nafas
menyempit dan menimbulkan gangguan pernapasan. Karena bayi dan anak kecil

12

bernafas lebih cepat, maka nafas yang ditarik lebih banyak udara termasuk polusinya.
Bayi lebih mudah terserang radang paru (pneumonia) dan radang jalan nafas
(bronkhitis) bila orang tuanya merokok di rumah.
Sesudah melahirkan, sang ibu harus berhati-hati dengan rokok, terutama bila
menggunakan kontrasepsi oral dan berumur diatas 35 tahun karena merokok akan
meningkatkan dampak serius pada jantung dan pembuluh darah. Bila sayang pada
bayi anda, janganlah merokok

DAMPAK DAN UPAYA PENANGGULANGAN PENCEMARAN UDARA


Oleh : Indah Kastiyowati, ST. Staf Puslitbang Tek Balitbang Dephan.
PENDAHULUAN
Udara dimana di dalamnya terkandung sejumlah oksigen, merupakan komponen
esensial bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara
merupakan campuran dari gas, yang terdiri dari sekitar 78 % Nitrogen, 20 % Oksigen;
0,93 % Argon; 0,03 % Karbon Dioksida (CO2) dan sisanya terdiri dari Neon (Ne),
Helium (He), Metan (CH4) dan Hidrogen (H2). Udara dikatakan "Normal" dan dapat
mendukung kehidupan manusia apabila komposisinya seperti tersebut diatas.
Sedangkan apabila terjadi penambahan gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta
perubahan komposisi tersebut, maka dikatakan udara sudah tercemar/terpolusi.
Akibat aktifitas perubahan manusia udara seringkali menurun kualitasnya. Perubahan
kualitas ini dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimiawi.
Perubahan kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu
komponen kimia yang terkandung dalam udara, yang lazim dikenal sebagai pencemaran
udara. Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari
lingkungannya. Kemungkinan disuatu tempat dijumpai debu yang bertebaran dimanamana dan berbahaya bagi kesehatan. Demikian juga suatu kota yang terpolusi oleh asap
kendaraan bermotor atau angkutan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Penulisan ini kami susun sebagai berikut :

Pencemaran udara

Dampak pencemaran udara

Penanggulangan pencemaran udara

PENCEMARAN UDARA
Pencemaran Udara adalah kondisi udara yang tercemar de-ngan adanya bahan, zat-zat
asing atau komponen lain di udara yang menyebabkan berubahnya tatanan udara oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas udara menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran udara
mempengaruhi sistem kehidupan makhluk hidup seperti gangguan kesehatan, ekosistem
yang berkaitan dengan manusia
Jenis-jenis pencemaran udara

Menurut bentuk : Gas, Pertikel

13

Menurut tempat : Ruangan (indoor), udara bebas (outdoor)

Gangguan kesehatan : Iritansia, asfiksia, anetesia, toksis

Menurut asal : Primer, sekunder

Bahan atau Zat pencemaran udara dapat berbentuk gas dan partikel :
Pencemaran udara berbentuk gas dapat dibedakan menjadi :

Golongan belerang terdiri dari Sulfur Dioksida (SO2), Hidrogen Sulfida (H2S)
dan Sulfat Aerosol.

Golongan Nitrogen terdiri dari Nitrogen Oksida (N2O), Nitrogen Monoksida


(NO), Amoniak (NH3) dan Nitrogen Dioksida (NO2).

Golongan Karbon terdiri dari Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO),
Hidrokarbon .

Golongan gas yang berbahaya terdiri dari Benzen, Vinyl Klorida, air raksa uap.

Pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi :

Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah.

Bahan organik terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, Benzen.

Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing.

Pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya dibedakan menjadi dua :


Pencemaran udara bebas (Out door air pollution), Sumber Pen-cemaran udara bebas :

Alamiah, berasal dari letusan gunung berapi, pembusukan, dll.

Kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, asap
kendaraan, dll.

Pencemaran udara ruangan (In door air pollution), berupa pencemaran udara didalam
ru-a-ngan yang berasal dari pemukiman, perkantoran ataupun gedung tinggi.
Pencemaran udara berdasarkan pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan
dibedakan menjadi 3 jenis :
Irintasia. Biasanya polutan ini bersifat korosif. Merangsang proses peradangan hanya
pada saluran pernapasan bagian atas, yaitu saluran pernapasan mulai
dari hidung hingga tenggorokkan. Misalnya Sulfur Dioksida, Sulfur Trioksida, Amoniak,
debu. Iritasi terjadi pada saluran pernapasan bagian atas dan juga dapat mengenai paruparu sendiri.
Asfiksia. Disebabkan oleh ber-kurangnya kemampuan tubuh dalam menangkap oksigen
atau mengakibatkan kadar O2 menjadi berkurang. Keracunan gas Karbon Monoksida
mengakibatkan CO akan mengikat hemoglobin sehingga kemampuan hemoglobin
mengikat O2 berkurang terjadilah Asfiksia. Yang termasuk golongan ini adalah gas
Nitrogen, Oksida, Metan, Gas Hidrogen dan Helium.
Anestesia. Bersifat menekan susunan syaraf pusat sehingga kehilangan kesadaran,
misalnya aeter, aetilene, propane dan alkohol alifatis.
Toksis. Titik tangkap terjadinya berbagai jenis, yaitu :

Menimbulkan gangguan pada sistem pembuatan darah, mi-salnya benzene,


fenol, toluen dan xylene.

Keracunan terhadap susunan syaraf, misalnya karbon disulfid, metil alkohol.

14

Pencemaran udara dapat pula dikelompokkan kedalam :


Pencemar primer. Polutan yang bentuk dan komposisinya sama dengan ketika
dipancarkan, lazim disebut sebagai pencemar primer, antara lain CO, CO2, hidrokarbon,
SO, Nitrogen Oksida, Ozon serta berbagai partikel.
Pencemar Sekunder. Berbagai bahan pencemar kadangkala bereaksi satu sama lain
menghasilkan jenis pencemar baru, yang justru lebih membahayakan kehidupan. Reaksi
ini dapat terjadi secara otomatis ataupun dengan cara bantuan katalisator, seperti sinar
matahari. Pencemar hasil reaksi disebut sebagai pencemar sekunder. Contoh pencemar
sekunder adalah Ozon, formal dehida, dan Peroxy Acyl Nitrate (PAN).
DAMPAK/PENGARUH PEN-CEMARAN UDARA
Dampak/pengaruh pencemaran udara bisa mempengaruhi terhadap makhluk hidup baik
secara langsung maupun tidak langsung
dapat di ihat Tabel 1 dan Tabel 2
Dampak pencemaran udara terhadap kesehatan secara tidak langsung.
Pencemaran udara disamping berdampak langsung bagi kesehatan manusia/individu,
juga berdampak tidak langsung bagi kesehatan. Efek SO2 terhadap vegetasi dikenal
dapat menimbulkan pemucatan pada bagian antara tulang atau tepi daun. Emisi oleh
Fluor (F), Sulfur Dioksida (SO2) dan Ozon (O3) mengakibatkan gangguan proses
asimilasi pada tumbuhan. Pada tanaman sayuran yang terkena/mengandung pencemar
Pb yang pada akhirnya me-miliki potensi bahaya kesehatan masyarakat apabila tanaman
sa-yuran tersebut di konsumsi oleh manusia.
PENANGGULANGAN PEN-CEMARAN UDARA
Penanggulangan pencemaran udara dapat dilakukan dengan cara mengurangi polutan
dengan alat-alat, mengubah polutan, melarutkan polutan dan mendispersikan polutan,
Penang-gulangan pencemaran udara berbentuk gas di lihat pada tabel 3
Penanggulangan Polusi udara dari ruangan
Sumber dari pencemaran udara ruangan berasal dari asap rokok, pembakaran asap
dapur, bahan baku ruangan, kendaraan bermotor dan lain-lain yang dibatasi oleh
ruangan. Pencegahan pen-cemaran udara yang berasal dari ruangan bisa dipergunakan :
Ventilasi yang sesuai, yaitu :

Usahakan polutan yang masuk ruangan seminimum mungkin.

Tempatkan alat pengeluaran udara dekat dengan sumber pencemaran.

Usahakan menggantikan udara yang keluar dari ruangan sehingga udara yang
masuk ke-ruangan sesuai dengan kebutuhan.

Filtrasi. Memasang filter dipergunakan dalam ruangan dimaksudkan untuk menangkap


polutan dari sumbernya dan polutan dari udara luar ruangan.
Pembersihan udara secara elektronik. Udara yang mengan-dung polutan dilewatkan
melalui alat ini sehingga udara dalam ruangan sudah berkurang polutan-nya atau
disebut bebas polutan.
PENUTUP
Upaya penanggulangan terhadap pencemaran udara diberitahukan tentang berbagai cara
untuk penanggulangan dan pencegahan Pencemaraan udara yang tergantung pada sifat
dan sumber polutan udara, seperti mengurangi polutan, mengubah polutan, melarutkan
polutan dan mendisfersikan polutan. Diharapkan agar keadaan lingkungan tetap sehat
dan bersih dari pencemaran udara.
15

DAFTAR PUSTAKA

Fuad Amsyari.
Prinsip-prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan.
Fardiaz, S. 1992.
Polusi Air & Udara. Yogyakarta : Kanisius.
Ryadi, A.S.1982.
Pencemaran Udara. Penerbit Usaha Nasional Surabaya Indonesia.
Tabel 1 Dampak pencemaran udara berupa gas

NO

BAHAN
PENCEMAR
1. Sulfur Dioksida
(SO2)

SUMBER

DAMPAK/AKIBAT PADA
INDIVIDU/MASYARAKAT
Batu bara atau bahan Menimbulkan efek iritasi pada saluran
bakar minyak yang nafas sehingga menimbulkan gejala
mengandung Sulfur. batuk dan sesak nafas.
Pembakaran limbah
pertanah.

2. Hidrogen Sulfa
(H2S)
3. Nitrogen Oksida
(N2O)
Nitrogen
Monoksida (NO)

Proses dalam
industri.
Dari kawah gunung Menimbulkan bau yang tidak sedap,
yang masih aktif.
dapat merusak indera penciuman
(nervus olfactory)
Berbagai jenis
Menggangu sistem pernapasan.
pembakaran.
Melemahkan sistem pernapasan paru
Gas buang kendaran dan saluran nafas sehingga paru
bermotor.
mudah terserang infeksi.

Nitrogen Dioksida Peledak, pabrik


(NO2)
pupuk.
4. Amoniak (NH3)
Proses Industri

Menimbulkan bau yang tidak


sedap/menyengat.

Menyebabkan sistem pernapasan,


Bronchitis, merusak indera
penciuman.
5. Karbon Dioksida Semua hasil
Menimbulkan efek sistematik, karena
(CO2)Karbon
pembakaran.Proses meracuni tubuh dengan cara
Monoksida
Industri
pengikatan hemoglobin yang amat
(CO)Hidrokarbon
vital bagi oksigenasi jaringan tubuh
akaibatnya apabila otak kekurangan
.
oksigen dapat menimbulkan
kematian.
Dalam jumlah kecil dapat
menimbulkan gangguan berfikir,
gerakan otot, gangguan jantung.
Tabel 2 Penanggulangan pencemaran udara benbentuk gas

16

NO

BAHAN
PENCEMAR

PENANGGULANGAN

1. Sulfur Dioksida
Absorbsi
(SO2)
Hidrogen Suldfida
(H2S)
Nitrogen Oksida
(N2O)
Nitrogen
Monoksida (NO)
Nitrogen Dioksida
(NO2)
Amoniak (NH3)
Karbondioksidak
(CO2)Karbon
Monoksida
(CO)Hidrokarbon
Pembakaran

Reaksi Kimia

KETERANGAN
Dalam proses adsorbsi
dipergunakan bahan padat yang
dapat menyerap polutan.
Berbagai tipe adsorben yang
dipergunakan antara lain karbon
aktif dan silikat. Adsorben
mempunyai daya kejenuhan
sehingga selalu diperlukan
pergantian, bersifat disposal
(sekali pakai buang) atau
dibersihkan kemudian dipakai
kembali.

Mempergunakan proses oksidasi


panas untuk menghancurkan gas
hidrokarbon yang terdapat
didalam polutan. Hasil
pembakaran berupa (CO2) dan
(H2O). Alat pembakarannya
adalah Burner dengan berbagai
tipe dan temperaturnya adalah
1200o1400o F
Banyak dipergunakan pada emisi
golongan Nitrogen dan golongan
Be-lerang. Biasanya cara kerja ini
merupakan kombinasi dengan
cara - cara lain, hanya dalam
pembersihan polutan udara
dengan reaksi kimia yang
dominan. Membersihkan gas
golongan nitrogen , caranya
dengan diinjeksikan Amoniak
(NH3) yang akan bereaksi kimia
dengan Nox dan membentuk
bahan padat yang mengendap.
Untuk menjernihkan golongan
belerang dipergunakan Copper
Oksid atau kapur dicampur arang.

Tabel 3 Dampak Pencemaran udara berupa partikel


NO

BAHAN
PENCEMAR
1. Debu - partikel

SUMBER
Debu domestik
maupun dari
industri
Gas buang

DAMPAK/AKIBAT PADA
INDIVIDU/MASYARAKAT
Menimbulkan iritasi mukosa, Bronchitis,
menimbulkan fibrosis paru.
Dampak yang di timbulkan amat
membahayakan, karena dapat meracuni
17

kendaraan
bermotor
Peleburan timah
hitamPabrik
battere

Benzen

Partikel polutan
bersifat biologis
berupa : Bakteri,
jamur, virus, telur
cacing.

sistem pembentukan darah merah .


Menimbulkan gangguan pembentukan sel
darah merahPada anak kecil
menimbulkan penurunan kemampuan
otakPada orang dewasa menimbulkan
anemia dan gangguan tekanan darah
tinggi.
Menimbulkan gangguan syaraf pusat.

Kendaraan
bermotor.Daerah
industri.
Daerah yang
Pada pencemaran udara ruangan yang ber
kurang bersih
AC dijumpai beberapa jenis bakteri yang
lingkungannya
mengakibatkan penyakit pernapasan.

Tabel 4 Penanggulangan pencemaran udara berbentuk partikel


NO

BAHAN
PENANG-GULANGAN
KETERANGAN
PENCEMAR
1. Debu Membersihkan(Scrubbing) Mempergunakan cairan untuk
partikelTimah
Menggunakan filter
memisahkan polutan, dalam
hitam
Mempergunakan Kolektor keadaan alamiah (turun hujan)
(Pb)BenzenPartikel MekanisProgram langit
maka polutan partikel dapat
polutan bersifat
biru Menggalakkan
turut dibawa bersama air hujan.
biologis berupa
penanaman Tumbuhan
Alat scrubbing ada berbagai
:Bakteri, jamur,
jenis, yaitu berbentuk plat,
virus, telur cacing.
masif, fibrous dan spray.
Dengan filtrasi dimaksudkan
menangkap polutan partikel
pada permukaan flter. Filter
yang digunakan berukuran
sekecil mungkin.
Dengan menggunakan tenaga
gravitasi dan tenaga kinetis atau
kombinasi untuk mengendapkan
polutan partikel. Sebagai
kolektor dipergunakan gaya
sentripetal yang memakai
silikon. Semakin besar partikel
secepat mungkin proses
pembersihan
Program langit biru yang
dikumandangkan oleh
pemerintah Indonesia adalah
mengurangi pencemaran udara,
khususnya dari akibat
transportasi. Ada 3 tindakan
yang dilakukan terhadap

18

pencemaran udara akibat


transportasi yaitu mengganti
bahan bakar, mengubah mesin
kendaraan, memasang alat-alat
pembersih polutan pada
kendaraan.
Mempertahankan paru-paru
kota dengan memperluas
pertamanan dan penanaman
berbagai jenis tumbuhtumbuhan sebagai penangkal
pencemaran udara

19

Anda mungkin juga menyukai