Anda di halaman 1dari 12

BUDAYA AKADEMIK DAN ETOS

KERJA
ANNEKE PUTRI CAHYANI (18D10116)
EXCEL DEOSANY GUMANSALANGI (18D10122)
MADE BUDIARTE (18D10137)
MITHA ANGELINA RAMBU PIRAS (18D10139)
NOVITA DWI HARSRIKRISTUTI PRABAWATI (18D10157)
OKIX FRIDAFAUZI SUSILA (18D10159)
RAYNALDI RIZKI RAMADHAN (18D10163)
PENGERTIAN BUDAYA AKADEMIK
• Cara hidup masyarakat ilmiah yang majemuk, multikultural yang bernaung dalam sebuah institusi yang
mendasarkan diri pada nilai-nilai kebenaran ilmiah dan objektifitas. Budaya Akademik dapat dipahami
sebagai suatu totalitas dari kehidupan dan kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan diamalkan
oleh warga masyarakat akademik, di lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian. Kehidupan dan
kegiatan akademik diharapkan selalu berkembang, bergerak maju bersama dinamika perubahan dan
pembaharuan sesuai tuntutan zaman. Perubahan dan pembaharuan dalam kehidupan dan kegiatan
akademik menuju kondisi yang ideal senantiasa menjadi harapan dan dambaan setiap insan yang
mengabdikan dan mengaktualisasikan diri melalui dunia pendidikan tinggi dan penelitian, terutama mereka
yang menggenggam idealisme dan gagasan tentang kemajuan. Perubahan dan pembaharuan ini hanya
dapat terjadi apabila digerakkan dan didukung oleh pihak-pihak yang saling terkait, memiliki komitmen dan
rasa tanggung-jawab yang tinggi terhadap perkembangan dan kemajuan budaya akademik.
Budaya akademik sebenarnya adalah budaya universal. Artinya, dimiliki oleh setiap orang yang melibatkan
dirinya dalam aktivitas akademik. Membangun budaya akademik bukan perkara yang mudah. Diperlukan
upaya sosialisasi terhadap kegiatan akademik, sehingga terjadi kebiasaan di kalangan akademisi untuk
melakukan norma-norma kegiatan akademik tersebut.
PENGERTIAN ETOS KERJA

• Etos kerja adalah sikap yang muncul atas kehendak dan kesadaran sendiri
yang didasari oleh sistem orientasi nilai budaya terhadap kerja. Etos berasal
dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang artinya sikap, kepribadian, watak,
karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh
individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Etos dibentuk oleh
berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta sistem nilai yang diyakininya
CIRI-CIRI ETOS KERJA
Seseorang yang memiliki etos kerja, akan terlihat pada sikap dan tingkah lakunya
dalam bekerja. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri etos kerja:
1. Kecanduan terhadap waktu. Salah satu esensi dan hakikat dari etos kerja adalah
cara seseorang menghayati, memahami, dan merasakan betapa berharganya waktu.
Dia sadar waktu adalah netral dan terus merayap dari detik ke detik dan dia pun
sadar bahwa sedetik yang lalu tak akan pernah kembali kepadanya.
2. Memiliki moralitas yang bersih (ikhlas). Salah satu kompetensi moral yang dimiliki
seorang yang berbudaya kerja adalah nilai keihklasan. Karena ikhlas merupakan
bentuk dari cinta, bentuk kasih sayang dan pelayanan tanpa ikatan. Sikap ikhlas
bukan hanya output dari cara dirinya melayani, melainkan juga input atau masukan
yang membentuk kepribadiannya didasarkan pada sikap yang bersih.
3. Memiliki kejujuran. Kejujuran pun tidak datang dari luar, tetapi bisikan kalbu yang
terus menerus mengetuk dan membisikkan nilai moral yang luhur. Kejujuran bukanlah
sebuah keterpaksaan, melainkan sebuah panggilan dari dalam sebuah keterikatan.
4. Memiliki komitmen. Komitmen adalah keyakinan yang mengikat sedemikian
kukuhnya sehingga terbelenggu seluruh hati nuraninya dan kemudian menggerakkan
perilaku menuju arah tertentu yang diyakininya. Dalam komitmen tergantung sebuah
tekad, keyakinan, yang melahirkan bentuk vitalitas yang penuh gairah.
5. Kuat pendirian (konsisten). Konsisten adalah suatu kemampuan untuk bersikap taat
asas, pantang menyerah, dan mampu mempertahankan prinsip walau harus
berhadapan dengan resiko yang membahayakan dirinya. Mereka mampu
mengendalikan diri dan mengelola emosinya secara efektif.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETOS KERJA
Etos kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu
1. Agama. Pada dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai yang akan
mempengaruhi atau menentukan pola hidup para penganutnya. Cara berpikir,
bersikap dan bertindak seseorang tentu diwarnai oleh ajaran agama yang dianut jika
seseorang sungguh-sungguh dalam kehidupan beragama.
2. Budaya. Sikap mental, tekad, disiplin, dan semangat kerja masyarakat juga disebut
sebagai etos budaya dan secara operasional etos budaya ini juga disebut sebagai
etos kerja. Kualitas etos kerja ini ditentukan oleh sistem orientasi nilai budaya
masyarakat yang bersangkutan.
3. Sosial Politik. Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada
atau tidaknya struktur politik yang mendorong masyarakat untuk bekerja keras dan
dapat menikmati hasil kerja keras dengan penuh.
4. Kondisi Lingkungan/Geografis. Lingkungan alam yang mendukung mempengaruhi manusia
yang berada di dalamnya melakukan usaha untuk dapat mengelola dan mengambil manfaat,
dan bahkan dapat mengundang pendatang untuk turut mencari penghidupan di lingkungan
tersebut.
5. Pendidikan. Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya manusia.
Peningkatan sumber daya manusia akan membuat seseorang mempunyai etos kerja keras.
6. Struktur Ekonomi. Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau
tidaknya struktur ekonomi, yang mampu memberikan insentif bagi anggota masyarakat untuk
bekerja keras dan menikmati hasil kerja keras mereka dengan penuh.
7. Motivasi Intrinsik Individu. Individu yang akan memiliki etos kerja yang tinggi adalah
individu yang bermotivasi tinggi. Etos kerja merupakan suatu pandangan dan sikap yang
didasari oleh nilai-nilai yang diyakini seseorang.
ETOS KERJA YANG DIMILIKI PERAWAT ANESTESI
1. Perawat Anestesi dan Masyarakat
a. Tanggung jawab utama perawat anestesi terhadap masyarakat yang
membutuhkanpengobatan dan perawatan anestesi reanimasi dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat Indonesia, yang mana nilai tradisi dan keyakinan spiritual seseorang
sangat dihormati.
b. Perawat anestesi melindungi hak privasi klien dengan menjaga rahasia pribadi klien dari
orang-orang yang tidak berhak mengetahui, kecuali karena sesuatu hal
diperlukan oleh pengadilan.
c. Perawat anestesi menjaga integritas pribadi, bertindak untuk melindungi pasien dari
tindakan yang tidak etis atau illegal dari seseorang, dan perawat anestesi reanimasi
mempunyai kebebasan berbicara pada saat berhubungan dengan klien dan semua
anggota tim dalam perawatan pasien.
2. Perawat Anestesi dan Praktek
a. Perawat Anestesi memberikan pelayanan menurut martabat manusia dan
keunikan klien, yang tidak dibatasi oleh pertumbuhan sosial ekonomi, status,
sifat pribadi dan problem kesehatan yang mendasar.
b. Perawat anestesi secara berkesinambungan menunjukan tingkat kemampuan
yang tinggi. Kemampuan merupakan gabungan penilaian pengetahuan
profesional, kemampuan teknologi dan kemampuan antar pribadi yang dimiliki
seseorang.
c. Perawat anestesi bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan profesi
seseorang dan mendukung hak-hak klien.
3. Perawat Anestesi dan Lembaga Sosial Masyarakat
a. Perawat anestesi memiliki dualisme, kewajiban terhadap lembaga sosial &
masyarakat. Sebagai tenaga profesional yang memiliki izin untuk
memberikan pelayanan perawatan kesehatan khusus dan sebagai anggota
lembaga sosial & masyarakat ditempat tinggalnya.
b. Perawat anestesi berpartisipasi dalam upaya profesi untuk melindungi
masyarakat umum dari kesalahan informasi dan kebohongan serta menjaga
integritas profesi.
c. Perawat anestesi bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan warga
masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf kesehatan nasional
4. Perawat Anestesi dan Mitra Kerja
a. Perawat anestesi membina hubungan kerjasama antar perawat anestesi, dokter
anestesi dan tenaga profesi lain yang terkait.
b. Perawat anestesi melayani rekan dan teman kerja dengan kejujuran, konsisten, saling
percaya, saling asah, saling asuh dan dalam kesederhanaan.
5. Perawat Anestesi dan Profesi
a. Perawat anestesi memainkan peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan
standar yang di inginkan pada praktik dan pendidikan perawat anestesi
b. Perawat anestesi berpartisipasi dalam kegiatan yang mendukung kesinambungan
pengembangan bidang pengetahuan profesi.
c. Perawat anestesi melindungi hak-hak pasien, binatang yang dipakai dalam proyek
penelitian dan melakukan proyek sesuai dengan standar penelitian, etika dan
pelaporan umum.
d. Perawat anestesi berpartisipasi dalam upaya profesi untuk menetapkan dan menjaga
kondisi kerja yang kondusif terhadap perawat anestesi reanimasi yang bermutu.

Anda mungkin juga menyukai