Anda di halaman 1dari 8

TINJAUAN KASUS

A. Biodata
Nama : An.W
Umur : 13 tahun
Alamat : Kedaleman kulon puring
Ruang : Teratai
Dx medis : Fraktur femu tertutup dextra
B. Pengkajian tgl 14/11/2011
1. Keluhan utama :
Pasien mengatakan nyeri pada kaki kanan dan tidak bisa digerakan.
2. Riwayat kesehatan sekarang :
Pasien dengan post jatuh dari olahraga (volley). Ps sadar, mengeluh sakit pada kaki kanan,
sakit sekali dan tidak bisa digerakan,Dalam pemeriksaaan ada tanda fungsiolesa, deformasi,
bengkak dan terbalut spalk. Pernah dipijat 1 bln yang lalu ditempat yang sama
3. Riwayat kesehatan dahulu :
Pasien blm pernah mengalami patah tulang(fraktur) sebelumnya, tidak mempunyai riwayat
hipertensi ataupun DM
4. Riwayat kesehatan keluarga :
Keluarga pasien tidak ada yg mempunyai penyakit hipertensi ataupun DM
5. Pemeriksaan fisik
KU : Cukup
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
TD : 132/92 mmHg
S : 37 0 C
N : 102 x/mnt
R : 22 x/mnt
Head to toe:
Kepala : Bentuk mesochepal
Rambut : Rambut agak kotor
Mata : Anemis, sklera tak ikterik
Telinga : Tidak ada discharge
Hidung : Hidung tidak ada discharge,
Gigi dan mulut : Mukosa bibir kering, gigi agak kotor
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada :Dinding dada simetris, tidak menggunakan otot bantu
pernafasan
Paru : Suara paru vesikuler, wheezing, sonor diseluruh lapang paru
Jantung : Cor: reguler, gallop dan murmur tdk ada
Abdomen : Dinding perut datar, supel, tympani, bising usus 5x/mnt
Punggung : Tidak ada luka dekubitus atau yang lain
Genitalia : Jenis kelamin laki-laki
Anggota gerak atas : Tidak ada fraktur, kedua tangan mampu digerakkan
Anggota gerak bawah : Tidak dapat digerakan,hasil radiologi terdapat fraktur femur
Turgor kulit : Baik
6. Data Penunjang
a. Diagnosa medis : Fraktur femur tertutup dextra
b. Hasil pemeriksaan radiologi
- Rontgen terdapat fraktur femur tertutup dextra
c. Hasil Laboratorium (14-11-2011)
Pemeriksaan Hasil Normal
Hb 10 g/dL 11.7 – 17.3
RBC 3.46 x 106 /uL 3.80 – 5.90
HCT 28.6 % 35.0 – 52.0
1. PRE OPERASI
Analisa Data
NO Data Pathway Etiologi Masalah
1 DS : Klien mengatakan kaki cedera jaringan Diskontinuitas Nyeri akut
kanan nya sakit sekali, P: kulit dan tulang tulang
Nyeri bertambah ketika kaki
digerakan ,nyeri berkurang diskontinuitas
saat diimobilisasi, Q: Nyeri tulang
seperti diiris, R: area femur,
S: 8 , T: Saat digerakan proses inflamasi
sampai selesai diimobilisasi
DO: - ps terlihat meringis menekan ujung
menahan nyeri, merintih, syaraf bebas
bengkak, px. rontgen fraktur
femur dextra, RR: 22 x/mnt , nosiseptor
132
TD: /92 mmHg, S: 37o C
,N: 102 x/mnt Nyeri akut

2. DS: Pasien mengatakan kaki Kerusakan Kerusakan Kelemahan


kanan tidak bisa digerakan . musculoskeletal musculo fisik
DO: dalam pemeriksaan skeletal
didapatkan hasil adanya Mempersempit
fungsialesa, deformitas, Px. ruang gerak
Radiologi diperoleh hasil
fraktur femur dextra, sudah Fungsialesa
terpasang spalk.
Kelemahan fisik
Intervensi Keperawatan
NO Diagnosa Tujuan Planing
1. Nyeri akut b.d. NOC: Pengkajian
Diskontinuitas - Tingkt kenyamanan - Minta pasien untuk menilai
tulang - perilaku mengendalikn nyeri nyeri/ketidaknyamanan pada
- Tingkt nyeri;jmlh nyeri yg skala 0-10 (0=tdk ada nyeri,
dilaporkan atau ditunjukkn 10= sangat nyeri)
- Nyeri: efekmerusak: perilaku - Kaji dampak agama, budaya,
yg diamati/dilaporkan kepercayaan dn lingkungan
Tujuan/Kriteria evaluasi: terhadap nyeri dan respon
- Setelah dilakukan tindakan pasien
keperawatan selama 1x 24 - Lakukan pengkajian nyeri yg
pasien mampu mempertahankn komprehensif meliputi lokasi,
tingkt nyeri pd skala 3 karakteristik, durasi, frek,
- Setelah dilakukan tindakan kualitas, intenistas/keprhn
keperawatan selama 2x 24 nyeri,faktor presipitasi
pasien menunjukkn nyeri: efek - Observasi isyarat
merusak dibuktikan dg ktdknyamanan nonverbal,
indikator nilai 5 yaitu tidak ada khususnya ps yg tdk mampu
gangguan ditunjukkn dari berkomunikasi scr verbal
ekspresi nyeri lisan atau pada - Hadir di dpn ps dn klg untk
wajah,kegelisahan atau memenuhi keb.rasa nyamn &
gangguan otot aktivitas lain untuk membantu
relaksasi
2. Kelemahan Setelah dilakukan asuhan Terapi ambulasi
fisik keperawatan selama 2x24 jam
berhubungan kelemahan fisik dapat teratasi
dengan dengan criteria hasil:
kerusakan - kelemahan fisik tidak terjadi
muskulokeletal
1. Persiapan pasien
Posisi pasien : Supinasi
Anestesi : General anestesi
TD : 132/92 mmHg
Nadi : 102x/menit
RR : 22x/menit
Pemasangan : Bed side monitor
Waktu :-
Operator : Dr. Eko
Asisten : Rini
Instrumen : Fauzi
2. Persiapan alat
Basic set Jmlh Alat tambahan Jmlh
o Gunting kassa 1 o Jas operasi 4
o Gunting jaringan 1 o Handscoon 4
o Klem 10 o Duk besar 3

o Pinset anatomis 2 o Duk sedang/sarung kaki 1

(besar/kecil) o Canul suction 1

o Pinset cirugis 2 o Selang suction 1


4 5
(besar/kecil) o Kassa
o Kocher 5 1
o Pisturi no. 22
2 1
o Dukklem o Cutter
2 1
o Nail fuder o Benang: crumic 2/0, side 2/0, plain 2/0
2
o Scuple (no 4) o Jarum: taper no: 24, cutting no 30
2 1
o Kom o Set ORIF:
o Bengkok Bone klem
2
Reduction
2
Raspatorium
1
Kuret
1
Mata bor
1
Screw driver 3,5
1
Plate 1/3 tubuler 6 whole
1 set
3. Penatalakasanaan/instrumen
No Tindakan Peralatan
1 Desinfeksi Kom,betadin,alcohol,klempanjang,
kassa
2 Drapping Duk besar, duk lubang, duk klem
3 Menandai daerah sayatan Pisau, klem, kassa
4 Melakukan sayatan pada kulit sampai Pisau, kassa, klem arteri,
otot Pinset cirugis, gunting
5 Mempertahankan hemostatis Kassa klem cutter, suction
6 Membersihkan area fraktur Kuret
7 Reposisi fraktur menahan area fraktur Raspatorium
8 Fiksasi fraktur Bone klem, Raspatorium
9 Bor 6 whole area fraktur Bor, mata bor
10 Memasang plate Plate, screw driver
11 Mencuci daerah operasi NaCL
12 Hecting otot Plain 2/0, taper no 30
13 Hecting sub cutis Chromic 2/0, taper no 24
14 Hecting kulit Side 2/0, cuting no 30
15 Desinfeksi Kassa betadin
16 Balut luka Kassa steril, kassa betadin dan
hipafix

2. INTRA OPERASI
ANALISA DATA
No Waktu Data Fokus Etiologi Masalah
1. 14.20 Subjektif : - Perdarahan Resiko syok
Objektif : akibat hipovolemik
- Insisi ± 20 cm pembedahan
- Perdarahan ± 750 cc
- TD : 128/90 mmHg
- Nadi : 78x/menit
- RR : 18x/menit
MASALAH KEPERAWATAN
Resiko syock hipovolomic b.d Perdarahan akibat pembedahan

RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi

1. Resiko syok Setelah dilakukan tindakan- Monitor perdarahan pada


hipovolomik keperawatan selama operasi daerah pembedahan setelah
b.d perdarahan 1x2 jam diharapkan syock dilakukan insisi.
akibat hipovolomic tidak terjadi- Ingatkan operator dan asiasten
pembedahan dengan kriteria hasil: bila terjadi perdarahan hebat
- Tidak ada tanda – tanda- Monitor vital sign tiap 5 menit
syock hipovolemik- Monitor cairan yang melewati
(cyanosis) DC katheter
- TTV dalam batas normal- Memberikan cairan RL untuk
(TD: 120/80-140/100, Nadi resusitasi cairan
60-90). - Memonitor tanda-tanda syock
hipovolemic.

3. POST OPERASI
ANALISA DATA
No Waktu Data Etiologi Masalah

1. Subjektif: - Proses Resiko tinggi


Objektif: pemindahan cedera
Pasien hanya tiduran saat dipindahkan, brankar
kaki belum dapat digerakan, kaki
kanan terdapat luka post operasi
pasien dipindahkan ke ruang RR
dengan brankar.

MASALAH KEPERAWATAN
Resiko tinggi cedera b.d Proses pemindahan brankar
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intevensi
1. Resiko tinggi Setelah dilakukan asuhan- Perhatikan posisi pasien
cedera b.d keperawatan diharapkan resiko- Mendekatkan bed di samping
Proses cedera tidak terjadi. pasien
pemindahan Dengan kriteria hasil: - Melindungi organ vital pasien
brankar. - Tidak terjadi abserasi kulit- Kolaborasi dengan 2-3
karena pemindahan pasien. perawat yang ada
Pasien dapat dipindahkan- Mengakat pasien secara
dengan aman dan nyaman. bersamaan
- Memberikan penyangga di
tempat tidur pasien.

Anda mungkin juga menyukai