Anda di halaman 1dari 19

Sindroma Kompartemen

Definisi
Tekanan jaringan yang tinggi di dalam ruangan osteo
facial yang tertutup.

Perfusi jaringan

Kematian jaringan = necrosis


Klasifikasi:
Akut : fraktur, trauma jaringan lunak, kerusakan
arteri, luka bakar.
Kronis: melakunan aktivitas berulang seperti pelari
marathon, sepak bola dan militer.
Anatomi
► Kompartemen adalah daerah tertutup yang
dibatasi oleh tulang, interosseus membran, dan
fascia, yang melibatkan jaringan otot, syaraf dan
pembuluh darah.
► Berdasarkan letaknya:
 Anggota gerak atas:
► Lengan atas: kompartemen volar, kompartemen dorsal.
► Lengan bawah: kompartemen volar, kompartemen dorsal, dan
kompartemen mobile wad of henry.
Etiologi
Sindroma kompartemen

Volume Tekanan eksternal :


kompartemen : • Balutan yang terlalu
• Penutupan defek fasia ketat
• Berbaring di atas Tekanan internal pada
• Traksi internal yang struktur kompartemen :
belebihan pada fraktur lengan
ekstremitas • Gips • Pendarahan atau
Trauma vaskuler
• Peningkatan
permeabilitas kapiler
• Penggunaan otot yang
berlebihan
• Luka bakar
• Operasi
• Gigitan ular
• Obstruksi vena
Patofisiologi
Peningkatan tekanan yang berkelanjutan intra
sampai melebihi tekanan arteri
kompartemen
intramuskular >30 mmHg sehingga darah tidak
dapat mencapai pembuluh darah kapiler.

Ischemic Injury

Necrosis
Patofisiologi
► Kompensasi tubuh terhadap keadaan ini:
 Mekanisme autoregulasi ( cascade of injury)
►Penurunan resistensi pembuluh darah kapiler.
►Peningkatan ekstraksi oksigen.

► Keadaanini masih berkelanjutan  tubuh


kewalahan:
Keadaan kritis berupa tekanan yang tinggi
Perfusi jaringan ≠,  kematian jaringan
Gejala Klinis

5 P:
► Pain (Nyeri)
► Pallor (pucat)
► Pulselesness(berkurangnya atau hilangnya
denyut nadi)
► Paresthesia (rasa baal/ kesemutan)
► Paralysis (kelumpuhan)
Diagnosis
► Anamnesa:
 Kecurigaan terhadap sindrom kompartemen
►Riwayatnyeri yang berlebihan, kesemutan dan
kelemahan otot

► Pemeriksaan fisik  5P
► Peningkatan tekanan intrakompartemen
dengan menggunakan alat pengukur
tekanan kompartemen.
► Pulse exymetry
Pemeriksaan penunjang
► Pemeriksaan lainnya
 Pengukuran tekanan intrakompartemen
(manometer)

 Pulse oxymetry
Pemeriksaan penunjang
► Imaging
 Rontgen: pada ektremitas yang terkena.
 USG, membantu untuk mengevaluasi aliran
arteri dalam memvisualisasi Deep Vein
Thromosis (DVT).(9)
Diagnosis
► Patut di ingat!!!
 Nadi ”masih teraba” pada sindroma
kompartemen akut.
 Perubahan sensory dan paralysis
masih belum tampak hingga terjadi iskemia
pada jaringan saraf yang terkena, ± 1 jam.
Diagnosis
► Gejalayang paling
penting pada impending
compartment syndrome
adalah Nyeri yang tak
sebanding dengan cedera
yang tampak.
Komplikasi
► Nekrosis pada syaraf dan otot dalam
kompartemen
► Kontraktur volkman
► Trauma vascular
► Gagal ginjal akut
► Sepsis
► Acute respiratory distress syndrome
(ARDS).
Penatalaksanaan
► Non operatif:
 Menempatkan kompartemen yang terkena
setinggi jantung untuk mempertahankan
ketinggian kompartemen yang minimal.
 Pembukaan gips
 Pemberian anti racun pada kasus gigitan ular
 Mengoreksi hipoperfusi  cairan kristaloid
dan produk darah
 Pemberian obat diuretik dan manitol untuk
mereduksi udema
 HBO (hyperbaric oxygen)
Penatalaksanaan
► Operatif:
 Fasciotomy
PENGKAJIAN GAWATDARURAT
► AIRWAY : perlu dilakukan pengkajian pada
airway apakah ada sumbatan jalan nafas
► BREATHING : perlu dikaji apakah ada
masalah dengan kemampuan ventilasi
► CIRCULATION : adanya pendarahan internal
akibat fraktur
► Disability : perlu dilakukan pengkajian
kesadaran pasien, dan 5 P
► Exposure : perlu diperhatikan bagian yang
mengalami trauma (fraktur)
Diagnosa keperawatan prioritas
► Nyeri
► Gangguan perfusi jaringan
Sekian
Dan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai