Anda di halaman 1dari 54

guru selalu mendominasi dalam pembelajaran, pola

pembelajaran yang diterapkan masih berpusat pada


guru, pemilihan metode belum tepat

ANALISIS PROFILETDAN IKA DAN


PETA Bagaimana
MUTU PENDIDIKAN MORAL DALAM
Pemecahannya?
P E M B E L A J A R A
Pendekatan kontekstual merupakan suatu konsep belajar
N
Pelatihan Pedagogik Lanjut (AA), 20-24 Oktober 2014
yang menuntut guru mampu menghadirkan situasi
dunia nyata baik di kelas maupun di luar kelas. Metode
pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa
yang tidak hanya terbatas pada aktivitas fisik, tetapi
bersifat psikis seperti aktivitas mental.

Dafik 1
MOTIVASI

KONSEP DASAR

SOFT SKILL YANG


DIHARAPKAN

SIMULASI
CAPAIAN

PEMBELA KEMAMPU
JARAN & AN AKHIR
DASAR HUKUM (1)

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999
tentang Pendidikan Tinggi
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009
tentang Dosen
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009
tentang Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus
Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor
DASAR HUKUM (2)

7. Peraturan Mendiknas Republik Indonesia Nomor 47 Tahun


2009 tentang Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen
8. Surat Keputusan Menkowasbangpan Nomor 38 Tahun 1999
tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Nilai Angka Kreditnya
9. Peraturan Mendiknas Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2008
tentang Perpanjangan Batas Usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil
yang Menduduki Jabatan Guru Besar/Profesor dan
Pengangkatan Guru Besar Emeritus
10. Peraturan Mendiknas Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di
Perguruan Tinggi
DASAR HUKUM (3)

11. Peraturan Pemerintah No 17 Tahun 2010 Tentang


Penyelenggaran Pendidikan Tinggi
12. Peraturan President RI No. 8 Tahun 2012 tentang KKNI
13. Undang Undang RI No 12 Tahun 2012 Tentang Perguruan
Tinggi
14. PermenPan No 17 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional
dan Angka Kreditnya
15. PermenDikbud No 78 Tahun 2013 Tentang Tunjangan
Kehormatan Profesor
16. Peraturan Menteri Pendidikan No 49 2014 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi
TANTANGAN PENDIDIKAN MASA DEPAN

Kurikulum yang dapat


menghasilkan insan
indonesia yang:
Produktif,
Kreatif,
Produktif Inovatif,
Kreatif
Inovatif
Afektif
Afektif melalui penguatan
Sikap,
Keterampilan,
dan
Pengetahuan
yang terintegrasi
The International Bureau of Education UNESCO
( The International Comission on Education for the 21 st Century )

EMPAT PILAR PENDIDIKAN

Lear ning to know

Lear ning to do

Lear ning to be

Lear ning to live together

Life long lear ning


LIMA PILAR BELAJAR
(UNESCO-SISDIKNAS INDONESIA)

1. Learning to believe and to convince the


almighty God
(Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa)
2. Learning to know
(Belajar untuk memahami dan menghayati)
3. Learning to do
(Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif)
4. Learning to live together
(Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain)
5. Learning to be
(Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri)
Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan dan
Pengetahuan untuk Membangun
Soft Skills dan Hard Skills

PT

SMA/SMK

SMP

SD

Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960)


UNDANG-UNDANG RI NO.14 TH 2005
BAB I Ketentuan Umum
Pasal 1
MOTIVATION
POLA PEMBINAAN DOSEN

1. Kualifikasi Akademik Peningkatan Mutu


dan Unjuk Kerja
2. Kompetensi Profesionalisme Sertifikasi Pelaksanaan
3. Kontribusi Tridharma
APA ?

MENGAPA?

BAGAIMANA?
Moral dan Etika Dosen
Adopsi dari Dasadharma Pramuka (ke-10):

Suci dalam Pikiran

DOSEN Suci dalam Perkataan

Suci dalam Perbuatan


Nilai, Norma, Etika, dan Moral

Nilai, Norma, Etika, dan Norma


saling berkaitan, sebab semuanya
berusaha mengarahkan manusia
agar memiliki pola pikir, sikap, dan
perilaku yang baik dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
APA?
Etika dan Moral mempunyai pengertian
yang hampir bersamaan/berkaitan, karena
keduanya mengandung nilai dan norma
untuk mengatur tingkah laku manusia,
yang mengacu pada kebiasaan yang
berlaku dalam masyarakat
Mengapa Dosen perlu Etika dan Moral?
Karena :
1. Dosen merupakan panutan bagi
mahasiswa/orang lain dalam segala
pemikiran dan tingkah lakunya
2. Dosen sebagai Pengajar dan Pendidik
3. Dosen sebagai Profesi (perlu Etika
Profesi Dosen)
BAGAIMANA CARA DOSEN MENERAPKAN
ETIKA DAN MORAL?
1. Dosen harus memiliki dan mampu menerapkan
nilai-nilai dan norma dalam pembelajaran
2. Dosen harus dapat menerima perbedaan nilai
dan norma yang dianut oleh mahasiswa / orang
lain
3. Dosen harus menyadari bahwa masalah
pembelajaran merupakan kegiatan yang
berkaitan dengan aspek etika dan moral
Lanjutan

4. Dosen harus dapat menjawab secara jujur


pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan aspek etika dan moral secara umum.
5. Dosen harus dapat menerapkan 4 (empat)
kompetensi dosen: (kepribadian/personal,
profesional/keahlian, pedagogik, dan
sosial/kemasyarakatan).
PENGERTIAN NILAI
 NILAI ialah sesuatu yang memberi makna
hidup yang dijunjung tinggi, yang
mewarnai dan menjiwai tindakan atau
perilaku seseorang (Steeman, dalam Eka
Darma Putra, 1999)
 NILAI adalah penghargaan, penghormatan
atau kualitas terhadap sesuatu, yang dapat
bermanfaat, menyenangkan, memuaskan,
menarik, atau sebagai sistem keyakinan
(Lamijan, 1995)
SIFAT DAN JENIS NILAI
1. bersifat relatif, artinya nilai bergantung
oleh tempat dan waktu
2. Lebih bersifat subjektif, nilai berbeda-
beda bagi setiap orang
PROF. DR. NOTONAGORO membagi nilai:
1. Nilai Material
2. Nilai Vitalitas/Kehidupan
3. Nilai Kerohanian :
a. Nilai Kebenaran
b. Nilai Keindahan
c. Nilai Moralitas/Kesusilaan
d. Nilai Religius
PENGERTIAN NORMA
NORMA adalah pedoman, ukuran,
kriteria, atau ketentuan yang mengatur
tingkah laku manusia dalam masyarakat
berdasarkan nilai-nilai tertentu.
NORMA adalah ukuran, pedoman, aturan atau
kaidah yang menjadi dasar pertimbang-an dan
penilaian yang mengandung sanksi dan
penguatan terhadap tingkah laku manusia.
EMPAT MACAM NORMA
1. Norma Kesopanan
2. Norma Kesusilaan
3. Norma Agama
4. Norma Hukum

Norma Hukum, punya karakteristik


tersendiri, yakni berupa sanksi yang
tegas dan imperatif, jika dibanding
dengan norma-norma yang lain
PENGERTIAN ETIKA
BERTEN (1993)
1. Etika adalah nilai, norma, dan ajaran yg dijadikan
pegangan orang atau sekelompok orang
2. Etika adalah kumpulan azas-azas/nilai-nilai dan
kode etik dalam aktivitas/profesi tertentu
3. Etika adalah cabang ilmu tentang perbedaan ting-
kah laku yang baik dan buruk dalam kehidupan
manusia

ALGERMON D BLACK (1993)


Etika adalah cara manusia memperlakukan sesama
dan menjalani hidup dan kehidupan dengan baik,
sesuai aturan yang berlaku di masyarakat
ETIKA SEBAGAI CABANG FILSAFAT

ETIKA adalah Cabang Filsafat, yakni


Filsafat Moral atau Filsafat Kesusilaan

Tiga Macam Filsafat Moral (Etika):


1. Etika Deskriptif
2. Etika Normatif
3. Etika Kefilsafatan (Hakikat)
MORAL DLM BERBAGAI BAHASA
• Bhs Yunani: Moral disebut Ethos, Ethikos
(adat istiadat, kebiasaan, tingkah-laku,
tabiat, watak)
• Bhs Latin: Moral disebut Mos, Mores,
Moris (adat istiadat, kebiasaan, tingkah-
laku, tabiat, watak)
• Bhs Arab: Moral disebut Akhlaq (perilaku
yang baik, adab yang sopan)
• Bhs Indonesia: Moral/moralitas disebut
juga Kesusilaan (budi pekerti dan perilaku
yang mulia)
PENGERTIAN MORAL

1. Moral adalah hal-hal yang dapat mendorong


manusia untuk melakukan tindakan yang
baik sebagai kewajiban atau keharusan
2. Moral adalah sarana untuk mengukur benar
atau tidaknya sikap dan tindakan manusia
3. Moral adalah kepekaan dalam pikiran,
perasaan dan tindakan terhadap prinsip-
prinsip dan aturan-aturan (Helden,1997 &
Richard, 1971)
Lanjutan
4. Moral adalah pandangan tentang baik
dan buruk, benar dan salah, apa yang
dapat dan tidak dapat dilakukan oleh
manusia (Atkinson, 1969)
5. MORAL adalah ajaran yang berisi nilai
dan norma untuk mengatur sikap dan
tingkah laku manusia agar dapat
melaksanakan perbuatan baik
(Lamijan, 1995)
PEMBAGIAN MORAL:
1. MORAL UMUM
2. MORAL KHUSUS
MORAL KHUSUS = ETIKA PROFESI
Contoh:
• ETIKA PROFESI PERAWAT
• ETIKA PROFESI DOKTER
• ETIKA PROFESI WARTAWAN
• ETIKA PROFESI ADVOKAT
• ETIKA PROFESI GURU/DOSEN
HUBUNGAN NILAI, NORMA, MORAL, ETIKA,
SIKAP DAN TINGKAH LAKU

NILAI NORMA MORAL ETIKA

SIKAP DAN PERILAKU MANUSIA


MANFAAT Kita Mempelajari
Nilai, Norma, Etika, dan Moral

• Kita dapat menjunjung dan menghargai


nilai-nilai kemanusiaan
• Kita lebih toleran, etis/santun, dan adil
dalam bersikap dan bertindak
• Kita lebih dapat menghargai kemampuan
dan karya orang lain
• Kita lebih bertanggung jawab terhadap
bidang ilmu yang diampunya
• Kita dapat meningkatkan profesionalitas
CARA DOSEN MELAKSANAKAN ETIKA
DAN MORAL DALAM PEMBELAJARAN
Lima Unjuk Kerja Kualitas Dosen Profesional (C.E.
Vandzandt (1990):
1. Selalu menampilkan sikap dan perilaku yang
mendekati standar ideal
2. Selalu mencari kesempatan untuk meningkatkan
dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan
keterampilan atau keahlian profesinya
3. Memelihara dan meningkatkan citra profesi
4. Meningkatkan kualitas layanan profesi dosen
5. Memiliki kebanggaan terhadap profesi dosen
RANAH YANG MENDASARI ETIKA DAN MORAL
DOSEN DLM PEMBELAJARAN

• Ranah Kognitif adalah kawasan atau bidang


kemampuan manusia/dosen dalam berpikir
• Ranah Afektif adalah kawasan atau bidang
kamampuan manusia/dosen dalam bersikap
• Ranah Psikomatorik adalah kawasan atau
bidang kemampuan manusia/dosen dalam
melakukan gerakan fisik (keterampilan)
• Ranah Manajerial adalah kawasan atau bidang
kemampuan manusia/dosen dalam melakukan
melakukan POAC
Unsur-Unsur Kognisi yang Mendasari
Etika dan Moral dalam Pembelajaran
1. Yakin bahwa mahasiswa adalah makhluk sosial
yang etika dan moralnya sedang berkembang
2. Memahami bahwa mahasiswa dapat belajar
etika dan moral dari berbagai sumber
3. Memahami bahwa pembelajaran dari dosen
akan lebih bermanfaat bagi mahasiswa bila
didasarkan pada etika dan moral
4. Sikap dan pikiran yang jernih, cermat, teliti, dan
tanggungjawab yang dilandasi etika dan moral
mampu membelajarkan mahasiswa mencapai
tujuannya
Unsur-Unsur Afektif yang Mendasari
Etika dan Moral dalam Pembelajaran

1. Penghormatan dan penghargaan tinggi terhadap


kehidupan manusia yang penuh muatan etika dan
moral
2. Berkomitmen tinggi untuk menerapkan etika dan
moral dalam pembelajaran
3. Berusaha mengembangkan etika dan moral dalam
pembelajaran pada bidang ilmunya
4. Berusaha mengembangkan keahlian yang dimiliki
untuk pembelajaran mahasiswa yang dilandasi etika
dan moral yang tepat dan akurat
Unsur-unsur Psikomotorik yg Mendasari
Etika dan Moral dalam Pembelajaran

1. Membelajarkan mahasiswa dengan penuh rasa


tanggungjawab yang dilandasi etika dan moral
2. Berperilaku yang sesuai dengan pengembangan
wawasan etika dan moral dalam pembelajaran
3. Mengembangkan dan menerapkan strategi dan
teknik pembelajaran yang tepat dan dilandasi etika
dan moral untuk mengatasi masalah mahasiswa
4. Melaksanakan penelitian tindakan dalam upaya
pelaksanaan pembelajaran yang dilandasi oleh
etika dan moral
SUPLEMEN:
EMPAT KOMPETENSI DOSEN

1. Kompetensi Kepribadian
2. Kompetensi Profesional
(Keilmuan dan Keterampilan)
3. Kompetensi Pedagogik
4. Kompetensi Sosial
1. Kompetensi Kepribadian Dosen

1. Tampil sebagai pribadi yang jujur, berakhlak


mulia, dan teladan bagi mahasiswa dan
masyarakat
2. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum,
dan sosial-budaya masyarakat Indonesia
3. Tampil sebagai pribadi yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa
4. Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang
tinggi, rasa percaya diri, dan rasa bangga sebagai
pendidik
5. Menjunjung tinggi kode etik profesi dosen
2. Kompetensi Profesional Dosen
1. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir
keilmuan yang mendukung pengembangan mata
kuliah yang diampu
2. Melakukan penelitian multi dan interdisipliner dan
menggunakan hasil-hasil penelitian untuk
pengembangan sain dan teknologi serta
memanfatkannya dalam pembelajaran
3. Menguasai Capaian Pembelajaran dan kemampuan
akhir yang diharapkan matakuliah yg diampu
4. Mengembangkan materi pembelajaran matakuliah
yang diampu secara kreatif dan terus menerus
5. Mengembangkan keprofesionalan secara berke-
lanjutan dengan melakukan tindakan refleksi
6. Memanfaatkan teknologi informasi dan komuni-kasi
untuk mengembangkan potensi diri
3. Kompetensi Pedagogik Dosen
1. Menguasai karakteristik mahasiswa dari aspek
fisik, spiritual, sosial-kultural, emosional, moral
dan intelektual
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan
matakuliah yang diampu
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang kreatif,
edukatif, dan menyenangkan
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk kepentingan pembelajaran
3. Kompetensi Pedagogik Dosen
(Lanjutan)

6. Memfasilitasi pengembangan potensi mahasiswa


agar dapat mengaktualisasi berbagai potensi yang
dimiliki
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
dengan mahasiswa
8. Menyelenggarakan penilaian atau evaluasi proses
dan hasil pembelajaran
9. Memanfaatkan hasil penilaian atau evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran
10.Melakukan tindakan reflektif guna peningkatan
kualitas pembelajaran
4. Kompetensi Sosial Dosen
1. Bersikap inklusif dan bertindak secara objektif dalam
berbagai aspek kehidupan
2. Tidak bersikap diskriminatif karena pertimbangan
jenis kelamin, agama, ras/etnis, kondisi fisik, latar
belakang keluarga, dan status sosial ekonomi
3. Berkomunikasi secara efektif, simpatik-empatik, dan
santun dengan sesama dosen, tenaga kependidikan,
pemangku kepentingan, dan masyarakat
4. Beradaptasi di tempat/lingkungan bertugas yang
memiliki keragaman sosial budaya
5. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri
(terutama dengan team teachingnya) dan profesi
lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain
 mengajar dalam tim

 satu mata kuliah diajar oleh lebih dari satu orang


dosen secara terpisah berdasarkan pembagian
tugas

 dua orang dosen atau lebih mengajar bersama


dalam kelas dan waktu yang sama

PAU-PPAI-UT 45
Pengertian
Pembuatan Rencana bersama, mengajar
sendiri- sendiri

Variasi 1:

Mata Kuliah Matematika

Kelas Kelas Kelas


A B C
Dosen 1 Dosen 2 Dosen 3
Variasi 2:

Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan

Kelas A

Kelompok Kelompok Kelompok


1 2 3
Dosen 1 Dosen 2 Dosen 3
Variasi 3:

Mata Kuliah Pengantar Sosiologi

Kelas A

Topik a Topik b Topik c


(dosen 1) (dosen 2) (dosen 3)
Pelaksanaan

 rencana dibuat sebelum perkuliahan


 substansi perencanaan:
m RPS/Kontrak Perkuliahan
m pembagian tugas
m teknik pengamatan/pemberian balikan
m teknik evaluasi/bobot nilai
 perlu evaluasi perencanaan
 pertemuan tim secara periodik
Pengertian

 Satu tim mengajar di satu kelas dalam waktu


yang sama

Prinsip Pelaksanaan, perlu :

• Penilaian berkesinambungan
• Kesepakatan
• Komitmen
 Variasi 1:

Mata Kuliah Pengantar Sosiologi

KELAS
A
Dosen 1 Dosen 2
(presentasi) (peragaan/contoh)
 Variasi 2:

Mata Kuliah Matematika Lanjut

KELAS B
Topik 1 Topik 2 Topik 3
Dosen 1 Dosen 2 Dosen 3
 Variasi 3:

Mata Kuliah Fisika Dasar 1

KELAS C
Dosen 1
(presentasi)

Pendalaman materi/praktikum

Klp. 1 Klp. 2 Klp. 3


Dosen 1 Dosen 2 Dosen 3
PAU-PPAI-UT 53
m model kerja sama m persiapan/waktu ekstra
m perhatian & interaksi m tidak mudah menjadi
dengan mahasiswa anggota tim yang
meningkat kompak
m dosen lebih aman m dana/fasilitas ekstra
m dosen menampilkan
yang terbaik
m balikan bagi mahasiswa
banyak & komprehensif
m variasi yang menantang
01010100 01000101 01010010 01001001
T E R I

01001001 01001101 01001011 01000001


M A K A

01010011 01001001 01001000


S I H

Anda mungkin juga menyukai