Asal:
Pekerjaan : Dosen
Institusi
Sekolah Tinggi Pastoral Tahasak Danum Pambelum Keuskupan Palangkaraya (Sejak 2014)
Jabatan :
Alamat
NO. HP : 082143634849
Email : frlouismario@gmail.com
2006-2010 : S1 Filsaat Teologi (Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sanana Malang)
2010-2011
2011-2013
Bab I Manusia
Secara fisik, keseluruhan manusia unggul dari makhluk lain. Keunggulan ini terutama karena manusia
memiliki daya spiritual/Rohani.
Dengan daya spiritualnya, manusia memiliki kemampuan berabstraksi (cth: menggunakan lambang,
berefleksi utk berubah dll), memiliki kebebasan, Hati nurani dan terbuka terhadap yang transenden.
Sifat spiritual manusia paling tampak pada segi transendensinya. Transenden berarti mengatasi
atau melampaui, hal baru atau tinggi sehingga ada di luar segala hal yang pernah dijumpai
dalam hidup sampai saat ini.
Dengan sifat transendensinya, manusia memiliki kemungkinan, dorongan dan kemampuan utk
mengerti, menerima dan mencapai hal yang melampui diri dan dunianya.
Dengan kata lain, sifat transendensi manusia membuat dia memahami Realitas Tertinggi,
Terbaik, Teradil, Terbenar, yakni ALLAH SENDIRI.
Kemampuannya utk memahami dan menerima realitas Tertinggi tersebut membuat semua
manusia berusaha untuk MenggapaiNya.
Bab I: Manusia
Dalam kisah penciptaan manusia diciptakan seturut Citra Allah. Manusia diciptakan sangat
istimewa oleh Allah, yaitu menurut gambar Allah sendiri.
Dengan demikian, manusia adalah makluk ciptaan termulia, paling sempurna dan paling
berharga dibandingkan dengan ciptaan-ciptaan Tuhan lainnya.
“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-
Nya dia; laki-laki dan perempuan dicptakan-Nya mereka.” (Kejadian 1: 27).
Dari segala ciptaan yang ada, hanya manusia yang “mampu mengenal dan mencintai
PenciptaNya” (Gaudium Et Spes art. 24)”
Allah menciptakan manusia dengan Tujuan agar tetap berada dalam relasi dengan Allah.
Relasi itu akan nampak dalam sikap manusia yang senantiasa Memuji, Menyembah dan Memuliakan
Allah.
Hanya dalam Allah manusia dapat menemukan kebenaran dan kebahagiaan yang dicarinya terus
menerus (Katekismus Gereja Katolik, art 28)
Allah menciptakan manusia dengan Tujuan agar tetap berada dalam relasi dengan Allah.
Maka, makna paling luhur martabat manusia terletak pada panggilannya untuk memasuki
persekutuan dengan Allah.
Manusia : dengan keterbukaan akan keindahan dunia dan kenyataan pada alam semesta,
manusia menemukan tanda-tanda jiwa rohani. Manusia dapat sampai pada Causa Prima (sebab
pertama) dan Causa Finita (Tujuan Akhir) dari segala-galanya dan realitas itu dinamakan Allah.
Pandangan Aristoles (filosuf Yunani)mengatakan “Manusia itu bukanlah makhluk yang paling mulia di
dunia ini. Ia percaya, makhluk yang paling mulia adalah makhluk-makhluk surgawi.
Sedangkan ajaran Yudaisme, mengatakan manusia itu diciptakan secitra dengan Allah (Kej.
1:27). Siapa yang menumpahkan darah manusia,darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab
Allah membuat manusia itu menurut gambarNya sendiri (Kej. 9:6)
Dalam pandangan Kristiani, Manusia itu bukan hanya puncak karya penciptaan dan diciptakan
menurut Gambar Allah sendiri, tetapi manusia itu dijunjung lebih tinggi lagi dengan inkarnasi
dan Penebusan Kristus.
Dengan peristiwa inkarnasi, Kristus merendahkan diri dan mengambil rupa manusia, dengan
demikian mengangkat kodrat manusia dan menawarkan pengharapkan akan keselamatan
kepada umat manusia.
Oleh karena penebusan Kristus, maka manusia diangkat menjadi anak-anak Allah.
Allah menciptakan manusia menurut citraNya, menurut citra Allah diciptakanNya dia: laki-laki dan
perempuan diciptakanNya mereka.
Manusia menduduki tempat yang khusus dalam ciptaan, ia diciptakan menurut citra Allah.
Dalam kodratnya bersatulah dunia rohani dan jasmani. Ia memiliki martabat sebagai pribadi; ia bukan
sesuatu melainkan seseorang.
Martabat yang luhur ini diberikan Allah kepada manusia dengan tujuan supaya manusia
berkuasa di bumi atas segala ciptaan lainnya, supaya manusia sanggup merasakan dan mengabdikan
dirinya kepada Allah.
Kekuasaan yang dimiliki manusia untuk menguasai alam semesta berasal dari Allah. Dengan demikian,
manusia berpartisipasi dalam kemahakuasaan Allah. Maka martabat manusia adalah semata-mata
dari kemahakuasaan Allah sendiri.
Allah menciptakan manusia dengan menempatkannya lebih tinggi dari ciptaan lainnya dan
memiliki akal budi yang dapat membantunya mencapai kemajuan dalam ilmu pengetahuan empiris,
dalam keterampilan teknis dan dalam ilmu-ilmu kerohanian.
Hati nurani adalah inti manusia yang paling rahasia, sanggar sucinya, di situ ia seorang diri bersama Allah
yang sapaannya menggema dalam batinnya (GS art. 16)
Allah menciptakan manusia sesuai gambar dan rupaNya. Manusia adalah makhluk ciptaan yang
dianugerahi rahmat kebebasan. Kebebasan sejati merupakan tanda yang mulia gambar dalam diri
manusia(GS art.17).
Dengan anugerah kebebasan itu, Allah menghendaki supaya manusia tetap mengabdi kepada Allah
secara bebas dan dorongan terdalam dari dirinya sendiri.
Aborsi : pengguguran kandungan yang merupakan tindakan kriminal dan termasuk kategori dosa
berat karena secara instrinsik mengandung unsur aktif melenyapkan hidup manusia.
Bunuh diri: Kitab Suci mengatakan bahwa hidup manusia sangat istimewa karena bersumber
dari Allah.
d. Rasisme atau rasialisme : prasangka dan perlakuan negatif terhadap orang dari ras atau
kelompok etnis lain.
g. Perang
h. Kloning Manusia
a. Mencintai Kehidupan
Allah menciptakan manusia secitra denganNya maka manusia memiliki martabat yang luhur
sebagai pribadi. Jiwa dan raga manusia menjadi bait yang kudus bagi Allah. Sebagaimana Allah
mencintai dan menghargai ciptaanNya sendiri demikian pulalah hendaknya manusia mencintai dan
menghormati ciptaan yang lain.
Manusia tidak boleh bertindak sewenang-wenang atas hidup manusia. Berkat anugerah Allah
manusia sanggup bertransendensi terhadap segala sesuatu dan segala peristiwa dalam hidup sehari-hari
hingga sampai kepada Allah.
Personalitas dan kebebasan manusia terarah pada tujuan, sasaran, dan nilai-nilai tertentu.
personalitas manusia dimengerti dalam kesatuan dengan total tubuh dan roh.
Kehadiran Kristus ke dunia memberi makna baru pada tubuh manusia sebagai tempat yang
kudus bagi Roh Kudus. Hidup manusia terarah kepada tujuan yaitu hidup kekal sesudah kematian.
Terima Kasih
Tema Diskusi:
1. ABORSI
2. FREE SEX/MASTURBASI
3. EUTHANASIA
4. BAYI TABUNG
5. KELUARGA BERENCANA
6. TRANSPLANTASI ORGAN
7. PERKAWINAN
8. MERAWAT JENAZAH