Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MUSIK KONTEMPORER
INDONESIA DAN LUAR NEGERI” dengan baik dan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan untuk memperbaiki makalah kami.
Selain itu, agar ke depan nya kami dapat membuat makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semuanya.
Kelompok 5
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
1. Kesimpulan ......................................................................................................... 14
2. Saran ................................................................................................................... 14
3. Daftar Pustaka .................................................................................................... 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam proses perjalanan seni musik, sejarah menguak beberapa perkembangan yang
dialami oleh seni musik itu sendiri. Dimulai dari musik Renaissance (1350-1600), musik
Barok (1600-1750) dan kemudian pada 1750-1820 berganti menjadi musik klasik.
Setelah itu masih banyak lagi jenis musik yang berubah mengikuti perkembangan
zaman pada waktu itu. Perkembangan ini, menunjukkan keberadaan musik sebagai satu
kesatuan yang ikut berkembang seiring jaman.
Sekitar zaman Renaissance, abad ke-15 ke atas, muncul satu fenomena, yakni
pemahaman “karya musik otonom” yang kemudian disebut “karya seni”. Sejak itulah
pengertian seni musik Barat sepenuhnya menuju ke karya seni otonom. Dari
perkembangan ini, akhirnya muncullah “musik kontemporer” (Neue Musik). Sejajar
dengan perkembangan ini pada abad ke-20 muncul sesuatu yang sangat baru lagi, yaitu
musik populer. Musik populer ini tidak dapat disamakan dengan musik rakyat, seperti
misalnya dalam tradisi etnik-etnik di Indonesia.
Sementara dalam proses perdebatan tentang seni yang aktual di Indonesia, seni musik
paling sering dipermasalahkan. Untuk pemahaman permasalahan seni musik
kontemporer, kita harus menyinggung situasi tersebut terlebih dahulu, fenomena
perbedaan persepsi antara jenis-jenis seni kontemporer tidak hanya terjadi di Indonesia
saja, di Barat sendiri sering terdapat hal yang sama. Persepsi dan pendapat yang terjadi
didasarkan oleh kesalahpahaman yang fatal. Kenyataan ini harus kita maklumi,
siapapun bisa memilih yang diinginkan. Ini dapat memperkuat bahwa perkembangan
musik kontemporer di Indonesia jangan dianggap sebagai “Penjajahan baru” melainkan
sebagai sebuah tawaran pemikiran lain.
Adapun proses perselisihan atau dialog antarbudaya merupakan kenyataan yang
sekaligus global dan alami. Segala perbedaan pendapat yang muncul dari para pengamat
seni ini dapat menimbulkan kesalahpahaman. Hal inilah yang menjadi masalah pokok
dan menghambat perkembangan musik kontemporer di Indonesia. Namun dalam hal ini,
berbagai hambatan yang amat mendalam tersebut mampu diatasi, apabila hanya ada satu
pandangan yang tegas dan bisa menghasilkan berbagai daya tarik yang efektif.
3
2. Ruang Lingkup Penulisan
Definisi dan sejarah serta perkembangan musik kontemporer luar negeri dan
Indonesia
Fungsi dan peranan musik kontemporer luar negeri dan Indonesia
4
BAB II
ISI
5
Kontroversi Musik Kontemporer
Sejak munculnya Musik Kristen Kontemporer tahun 1970an, musik kristen seolah
terbagi menjadi dua: Hymne (tradisional) dan kontemporer. Hymne cenderung terkesan
dengan suasana yang tenang (tidak bersemangat) dan khidmat (terkesan kolot). Hymne
juga sangat didekatkan pada musik yang berat, notasinya cukup sulit dan kadang sulit
dimengerti apalagi dinikmati, sehingga membentuk image bahwa hymne adalah lagu
yang ‘jadul’ (kuno). Sedangkan musik kristen kontemporer cenderung terkesan dinamis,
penuh semangat dan “ringan”. Musiknya mudah dimengerti dan dinikmati. Ini hanyalah
beberapa poin kontroversi seputar merebaknya musik kristen kontemporer, sehingga pro
dan kontra sudah menjadi bagian sejarah musik gereja saat ini.
John Styll, presiden dari Nashville-based CCM Communications dan ketua Gospel
Music Association di Amerika misalnya, menyatakan, trend ke depannya, gereja-gereja
akan lebih terbuka terhadap musik kontemporer. la menyebutkan total penjualan album
rohani kontemporer di Amerika bertumbuh pesat dari USD 83 juta di tahun 80-an
menjadi USD 700 juta di tahun 2004. Memang di sebagian gereja, sepertinya menuai
konsekuensi kalau tidak mengikuti zaman. Yaitu, secara otomatis jumlah jemaat yang
muda akan berkurang. Karena muda-mudi yang hidup saat ini (khususnya di perkotaan)
bisa dipastikan lebih tertarik dengan kebaktian yang lebih variatif dan lebih tertarik
dengan kemajuan zaman. Hal itu dapat dilihat dari kegiatan musikal yang berbau band
dan ramai ditonton oleh orang-orang muda sedangkan pada musik klasik dan tradisional,
kita lihat saja sendiri.
Sehingga kebanyakan alasan yang dilontarkan adalah satu-satunya cara untuk meraih
orang-orang yang mencintai musik (khususnya kaum muda) adalah melalui bahasa
mereka sendiri. Namun demikian setidaknya ada beberapa hal yang menjadi catatan
negatif tentang musik Kristen kontemporer ini antara lain, pertama isinya ada banyak
kemasukan teologia kemakmuran, sehingga memanjakan jemaat; kedua, dalam liriknya
kebanyakan memakai kata “aku”, terkesan egois, Ini disebabkan lagu kristen
kontemporer banyak dibuat berdasarkan pengalaman pribadi sang pembuat lagu
sifatnya subyektif.
6
hubungan cinta yang sehat, nilai-nilai persahabatan, yang seringkali menyelamatkan
kita dari jurang kehancuran. Puji Tuhan pada abad modern ini, banyak lagu-lagu Hymne
sudah diaransemen ulang oleh beberapa kelompok penyanyi dan grup band, dengan
berbagai gaya musik seperti Rock, Jazz, Rock & Roll sehingga lagu ‘stok lama’
dengan packaging ‘baru’ dapat dinikmati kawula muda.
7
Karya-karya mereka selain memiliki keunikan tersendiri, juga cukup bervariasi
sehingga dari waktu ke waktu konsep-konsep musik mereka bisa berubah-ubah
tergantung pada semangat serta kapasitas masing-masing dalam mengembangkan
kreatifitasnya. Pada puncaknya, karya-karya musik kontemporer tidak lagi menjelaskan
ciri-ciri latar belakang tradisi budayanya walaupun sumber-sumber tradisi itu masih
terasa lekat. Akan tetapi sikap serta pemikiran individual-lah yang paling penting,
sebagai landasan dalam proses kreatifitas musik kontemporer.
8
Dedy Hernawan, Ayo Sutarma yang karya-karyanya cukup variatif dan memiliki
orsinalitas dilihat dari aspek kompositorisnya.
Dari beberapa komponis Sunda seperti yang telah disebutkan di atas, secara
kompositoris karakteristik karyanya dapat dipetakan menjadi tiga kategori.
Pertama adalah karya musik yang bersifat “musik iringan”. Konsep komposisi
dalam karya seperti ini berdasar pada penciptaan suatu melodi (bentuk
lagu/intrumental), kemudian elemen-elemen lainnya berfungsi mengiringi melodi
tersebut.
Kedua adalah karya musik yang bersifat “illustratif”. Konsep komposisinya
berusaha menggambarkan sesuatu dari naskah cerita, puisi dan lain-lain. Dengan
demikian orientasi musiknya lebih tertuju pada penciptaan suasana-suasana yang
berdasar pada interpretasi komponisnya.
Ketiga adalah karya musik yang bersifat otonom. Karya musik seperti ini biasanya
sangat sulit dipahami oleh orang awam. Selain bentuknya yang tidak baku, aspek
gramatika musiknya pun sangat berbeda jika dibandingkan dengan karya-karya
tradisi.
9
yang ditawarkan oleh musik kontemporer, sehingga dalam karya-karya yang lahir
banyak terjadi vokabuler teknik garapan dan aturan tradisi yang telah mapan ke dalam
wujud yang baru, terkesan aneh, nakal, bahkan urakan.
Pada tahun 1987 serangkain dengan tugas kelas mata kuliah Komposisi VI,
mahasiswa jurusan karawitan ASTI Denpasar semester VIII untuk pertama kalinya
menggarap sebuah musik kontemporer dengan judul ”Apang Sing Keto”. Karya yang
berbentuk drama musik ini menggunakan instrumen pokok Gamelan Gong Gede dipadu
olahan vokal dan penggunaan lagu ”Goak Maling Taluh” sebagai lagu pokok. Karya ini
kemudian ditampilkan pada Pesta Kesenian Bali tahun 1987 dan mendapat sambutan
meriah dari penonton.
Peranan
a. Sarana Komunikasi Beragama
Syair lagu yang digunakan untuk sarana komunikasi beragama berisi tentang
ajakan berbuat baik dan meninggalkan perbuatan jahat, serta berisi pujian kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
10
b. Sarana Ekonomi
Dalam hal ini, musik dapat digunakan sebagai sumber penghasil uang bagi
seniman musik maupun orang-orang yang bergerak di lingkungan musik.
c. Sarana Komunikasi dan Sosial
Komunikasi merupakan faktor penting dalam kehidupan masyarakat. Lagu-
lagu ciptaan Ebiet G. Ade dan Ully siregar yang syairnya syarat akan kepedulian
lingkungan, dapat mendorong masyarakat untuk menumbuhkan rasa peduli
lingkungan.
2. Pop Contemporary
The Kinks – Low Budget
Bob Dylan – Most of The Time
Madonna – True Blue
3. Funk Contemporary
The Funk Revolution – Izzy Come, Izzy Go
The Qualitons – One Man Song
Mauri Bailey – Soul Pop
4. Classical Contemporary
Alexander Scriabin – Mysterium
Harry Partch - The Bewitched
Yves Klein - Monotone Symphony
11
7. CONTOH MUSIK KONTEMPORER INDONESIA
Berikut ini beberapa contoh musik kontemporer Indonesia.
a. Tetabuhan Sungut
Karya Tetabuhan Sungut dari Slamet Abdul Syukur merupakan satu karya
yang dimainkan oleh sekelompok paduan suara laki-laki dan perempuan. Ide utama
karya ini, yaitu mentransfer bunyi-bunyi gamelan, vokal, dan alat perkusi tradisi,
seperti suara saron, kendang, dan lain-lain melalui vokal manusia. Ibarat bermain
gamelan, namun menggunakan mulut. Bunyi-bunyi tersebut dikemas menjadi satu
kesatuan bunyi yang otonom. Bukan mengimitasi satu gending dan dimainkan oleh
suara manusia, namun bunyi-bunyi tersebut disusun kembali hingga menajdi sebuah
komposisi mandiri, musiknya terdiri atas beberapa bagian, yaitu satu bagian yang
menekankan pada aspek bunyi-bunyi perkusi, saron, dan senggakan.
b. Jalinan Kita
Karya Jalinan Kita merupakan salah satu karya dari Dody Satya
Ekagustdiman yang dimainkan secara quatrophoni. Dalam teknik pementasannya,
karya ini dimainkan oleh empat kelompok yang saling berhadapan secara simetris.
Setiap kelompok menggunakan instrument kecapi, gelas plasik, suling, dan
digunakan vokal. Cara memainkan kecapinya sendiri sangat berbeda dengan cara
dalam mengiringi kawih tradisi. Cara memainkannya adalah dengan dipetik,
kemudian bagian bawahnya ditekan hingga menghasilkan suara baru, atau
keseluruhan kawat dibunyikan secra bersamaan (dari atas ke bawah atau sebaliknya)
dengan menggunakan klaber, atau kawat-kawat kecapi itu dipukul dengan pemukul
karet.
Bunyi gelas plastik yang dipukulkan satu sama lain dengan sesekali menutup
bagian mulut gelasnya bisa menghasilkan perbedaaan bunyi yang diproduksi gelas
tersebut. Sementara itu, suling tidak digunakan sebagai alat melodis, namun
komponis memanfaatkan bunyi-bunyinya sebagai bunyi perkusi atau ritmis dan
berbagai aksentuasi. Alat vokal diproduksi menjadi warna-warna suara yang
cenderung aneh, seperti mengaum dan mendesis. Serta teknik komposisinya sendiri
menggunakan berbagai perbedaan birama.
12
c. Badingkut
Oya Yukarya menciptakan karya Badingkut. Dalam satu bagian tertentu,
idenya bertolak dari eksplorasi warna-warna suara vokal manusia, seperti gaya
melodi bicara dengan menggunakan suatu kalimat yang bunyi huruf vokalnya
diganti dengan hanya menggunakan vokal yang sama a, i, u, e, atau o. kesan lucu
dan akrab terasa pada bagian ini sehingga terkadang penonton mampu larut dalam
karyanya. Tentu saja kekayaan karyanya terletak pada kemampuan menyusun
bunyi-bunyi yang satu sama lain tidak selalu sama dengan menggunakan berbagai
teknik komposisi yang khas.
d. OAEO
Komposisi yang dicipta oleh Wayan Sadra yang berjudul O A E O ini terdapat
kesan menarik karena dengan menggunakan vocal ini saja mampu menjadi satu
karya baru. Dia memadukan vocal tersebut dengan beberapa alat perkusi dan
menggunakan berbagai rangkaian melodi sebagai bahan musical tradisi dengan
teknik pengulangan dan berbagai variasi di setiap bagiannya. Warna suara vocal
laki-laki dan perempuan menjadi satu kesatuan warna yang khas apalagi dalam
karya ini terdapat solois-solois, namun tidak dominan.
13
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Musik kontemporer adalah musik baru di Indonesia yang tidak berkaitan dengan
tradisi sama sekali
Seni Kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan zaman dulu, tetapi
berkembang sesuai zaman sekarang
perkembangan musik kontemporer di Indonesia baru mulai dirasakan sejak
diselenggarakannya acara Pekan Komponis Muda tahun 1979 di Taman Ismail
Marzuki
Jenisbirama musik kontemporer tidak terpaku dalam satu birama saja
Fungsi musik kontemporer dibagi menjadi dua yaitu : Fungsi fisik dan fungsi sosial
2. Saran
Saran kami untuk penyajian makalah yang mencakup seni rupa Kontemporer dimana
seharusnya materi yang disajikan lebih lengkap. Namun hal tersebut dikarenakan
kurangnya materi yang ada di media-media dan semoga dengan adanya makalah ini kita
dapat mengetahui segala sesuatu yang ada dalam makalah ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Seni_kontemporer
http://hypernet-arie.blogspot.co.id/2013/05/musik-kontemporer.html
http://rianafp.blogspot.co.id/2016/03/sejarah-musik-kontemporer_4.html
http://lets-sekolah.blogspot.co.id/2015/09/beberapa-contoh-musik-kontemporer.html
http://handokoagusbudi.blogspot.co.id/2011/12/pembentukan-dan-perkembangan-
musik.html?m=1
http://putekputrieka.blogspot.co.id/2011/12/nilai-nilai-musikal-dari-hasil.html
http://endentriyanti44.blogspot.co.id/
http://hiburan.kompasiana.com/musik/2011/01/19/sekilas-musik-kontemporer-di-
indonesia-334480.html
http://linopadeihina.blogspot.com/2012/02/musik-kontemporer-modern-vs-tradisi.html
http://littlethinkgiet.blogspot.co.id/2011/02/musik-kontemporer.html
http://imajiner07.blogspot.co.id/2013/08/sekilas-musik-kontemporer-di-indonesia.html
putekputrieka.blogspot.com
15