SKRIPSI
Oleh
ANNISA MAULIDYA RAHMA
NIM 15041184057
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama tahun 1980-an, musik kampus, yang mana adalah awal mula
kampus mulai memasuki kancah nasional dan internasional. Musik ini pun
sejumlah acara tahunan. Munculnya radio kampus dan charts (tangga lagu)
pada era musik punk tahun 1970-an di Inggris. Pada era itu, sistem seolah
musik indie yang kita kenal sekarang (Naldo, 2012). Pergerakan musik
1
dapat dilacak melalui beberapa band seperti Pure Saturday, Pas Band, The
lagu lagu mereka secara independen pada tahun 1995, tanpa ada bantuan
Salah satu media yang fenomenal dalam sejarah musik Indonesia adalah
pencinta musik Tanah Air. Namun, majalah Aktuil resmi berhenti pada
Rolling Stone pertama kali terbit di Indonesia pada Mei 2005 dengan
2
yang menjadi panduan dalam mengarungi industri musik. Pada Desember
menjelaskan bahwa eksistensi media cetak belum begitu pudar. Hal ini
katalog, dan zine yang unik dari segi kemasan dan sangat spesifik
media musik memang tidak dilepaskan dari posisi musik sebagai industri
promosi sekaligus apresiasi karya musisi. Selain itu, informasi musik juga
3
komunitas mereka, dengan bantuan artis yang membuat rekaman dan
Dikutip dari artikel pada portal online Vice, Zine sendiri bukanlah
bagian dari media mainstream dan tidak akan pernah menuju ke arah sana.
lembaran hasil fotokopian yang dijilid staples; judul yang kadang absurd,
topik yang bikin dahi menekuk, dan layout yang seolah-olah dikerjakan ala
media arus utama karena batas halaman, sistem kurasi, dan gaya
4
tanpa harus bergantung pada media massa mainstream (Idhar Resmadi,
orang per orang menyuarakan ide-ide besar atau sekedar isu remeh-temeh.
ras, budaya, gender, dan bahkan kelas sosial (dikutip dari portal online
Vice, 2016). Zine tidak lagi hanya membahas seputar musik saja, tetapi juga
mulai membahas hal-hal yang bersifat politis, personal, sports, art dan
Irwan Bajang (2011) mengatakan bahwa pada era ini, zine makin
era ini lebih memiliki banyak bentuk. Banyak zine yang kini hadir dengan
kemasan yang dibuat seperti mini majalah dan terkesan lebih personal.
Banyak juga yang beredar lebih luas dan mulai dikelola dengan sentuhan
5
Perkembangan teknologi komunikasi melahirkan fenomena yang disebut
yang terhubung dalam jaringan glokal (global dan lokal), serta dominan
bahwa Media Baru atau New Media adalah berbagai perangkat teknologi
kegunaan yang beragam sebagai karakter yang terbuka, dan sifatnya yang
ada di mana-mana.
kelompok masyarakat yang merasa miris dengan media massa hari ini
untuk menciptakan alternatif dan membuat arus baru melalui situs web
atau blog, bahkan media sosial. Belum lagi tren media baru terus menanjak
6
akibat turunnya antusias publik terhadap media-media konvensional
seperti koran, radio, dan televise (dikutip dari portal online Remotivi, 2016).
Para pelaku dan penikmat musik indie lebih memilih media baru seperti
label sebagai salah satu bentuk produksi media baru dalam industri musik
yang juga merupakan suatu usaha untuk menawarkan sesuatu yang lain.
Semakin lama, dukungan terhadap musik band indie pun semakin besar.
Terbukti dengan banyaknya grup band yang memilih jalur ini (dikutip dari
Kota Surabaya menjadi satu dari sekian kota yang memiliki berbagai
Ronascent adalah satu di antara banyak webzine (web magazine atau majalah
7
elektronik) yang bermunculan di era mutakhir saat ini. "Mendengarkan,
merangkum dan menuliskan gambaran musik di skena indie tanah air yang
tidak/belum dimotori label industri besar. Dengan 3-4 post per minggu,
informasi gigs dan acara, ulasan dan profil band indie, info rilisan musik
perhatian khusus pada kota asalnya, Surabaya (dikutip dari portal online
8
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
9
2. Manfaat Praktis
musik indie.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Band indie bermula dari kesulitan dari beberapa group musik yang
idealisme dalam bermusik dari group band itu sendiri. Beberapa dari
musik yang ada sekarang. Salah satunya aliran musik pop punk yang lebih
memilih jalur indie karena musik yang mereka bawakan mempunyai pasar
mengenai band indie yang kini tumbuh subur di Tanah Air. Pengertian
pertama yang bisa diberikan pada band indie adalah karya-karya mereka
berbeda dari yang ada di pasar, atau dalam kata lain tidak komersial dan
11
indie adalah band itu merekam dan memasarkan sendiri lagu-lagu mereka.
berbagai band yang dibesarkan secara indie dan mulai menjadi besar dan
kian mapan, seperti PAS Band, Naif, Superman Is Dead, Maliq &
bertema cinta dan patah hati yang dibuat dengan pengulangan chord
musiknya. Musik indie kemudian hadir sebagai alternatif yang lebih baik
akan berkembangnya indie label yang didukung oleh major label. Label
12
Dikutip dari Katharine McGwin (2013), Hebdige adalah orang pertama
"konfigurasi budaya" tertentu seperti jenis kelamin, etnis, dan usia, dengan
sebagai cara bagi anggotanya untuk melawan melalui ritual dan gaya.
orang pertama yang menerapkan istilah ini pada subkultur musik. Seperti
yang mereka lakukan melalui ritual dan gaya. Dalam pendekatan ini, gaya
adalah dasar utama untuk budaya, di mana objek dan praktik budaya dapat
Bagi anggota subkultur, identitas sosial adalah hal yang berharga, dan
13
membiasakan diri dengan simbol, nilai, dan perilaku yang ada dalam
Ia menemukan empat nilai spesifik yang menjadi ciri subkultur indie, yaitu
lama dan muali mempelajari tentang latar belakang band yang terkait
tersebut; dan (4) partisipasi aktif dari non-musisi atau anggota komunitas,
mereka lihat. Dan faktanya, dalam beberapa subkultur, ada partisipasi aktif
14
B. Zine sebagai Media Alternatif
Resmadi, 2018:162).
ditinjau dari beberapa aspek, yakni (1) memiliki susunan organisasi yang
relatif kecil, biasanya berupa komunitas, (2) memiliki konten yang berbeda
15
Media komunitas dapat dikategorikan sebagai media alternatif karena
alternatif, yakni:
they frequently represent groups who feel that their viewpoints and
national media”.
John Fiske (Idhar Resmadi, 2018:158) membagi pers dalam tiga jenis yang
berbeda, yaitu quality press, popular press, dan alternative press. Quality press
16
kontennya melalui proses yang objektif, terstruktur, dan memiliki kemasan
praktik budaya dominan. Salah satu contoh media alternatif yaitu zine.
Zine yang dibuat pertama kali, yang konon dianggap sebagai perintis,
adalah The Comet yang terbit di Amerika Serikat pada 1930. Zine ini dibuat
oleh dua creator tokoh Superman, Raymond Palmer dan Walter Dennis.
Singkat cerita, saat itu cukup banyak publikasi karya fiksi ilmiah yang
beredar dan zine hadir sebagai wadah bagi para penggemar untuk
ide dan gagasan mereka pada tahun 1970-an. Zine yang terbit pada saat itu
hanya berisi tentang musik, kultur musik, dan skena musiknya. Hal-hal
17
Zinesters (kelompok yang pembuat zine) menerbitkan zine dengan
resistensi budaya dan aspirasi kritik sosial dan politik (Schilt and Zobi,
2018: 160) mendefinisikan zine sebagai sebuah media yang dikelola secara
ini muncul dan digunakan oleh komunitas untuk berbagi informasi seputar
Alasannya sangat beragam, mulai dari manajemen yang belum solid dan
media sosial. Dalam hasil skripsi Soleh Solihun (Idha Resmadi, 2018:168)
bertahan lama. Geliat zinesters pada era digital terasa sangat berkurang
dengan siginifikan karena adanya terpaan dari internet dan media baru.
18
C. Keintiman Zine dengan Anggota Komunitas
pola relasi yang terbentuk melalui zine dapat sangat kuat. Relasi yang
“Zinesters value the bands between the zines artist and zines writers,
what he or she is drawing, and the person reading the zine. Instead of
in zines are more reminiscent of the doodles and sketches in the margins
19
marketplace, the zine positions them as a friend, equals, members of an
Keintiman zine itu sendiri tidak dapat digantikan oleh media cetak
atau ekspresi sang pembuat zine. Membaca zine memang lebih seperti
distribusi massal, sampai pada efek yang berbeda dengan apa yang ada di
media yang tidak hanya berfokus pada pesan semata, tetapi mulai
20
melibatkan teknologi komunikasi itu sendiri yang secara langsung maupun
merupakan salah satu bentuk dari lingkungan sosial. Tidak hanya dapat
dilihat sebagai media dalam makna teknologi semata, tetapi media baru
memiliki makna lain yang muncul seperti budaya, politik, dan ekonomi.
Pada awal tahun 2000, media internet memberikan dampak yang cukup
dunia maya. Pergeseran bentuk media ini memberi dampak pada bentuk
fisik media seperti zine dan majalah yang aktualisasinya telah digantikan
saja, seperti webzine dan e-zine. Zine-zine ini tidak lagi membutuhkan
kertas, gunting, koran bekas, lem dan tinta dalam pembuatannya. Zine ini
orang tanpa batas. Hal yang membedakan antara webzine dan e-zine
21
E. Penelitian Terdahulu
mana ada beberapa kelompok yang membuat label rekaman mereka dan
yang dianut oleh anggota subkultur musik indie dan label mainstream.
22
Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu
Metode
No. Penulis Judul Tujuan Penelitian
Penelitian
Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi
subkultur musik
independen yang berkaitan
Music dengan genre musik indie,
Subcultures karena ini adalah genre
Online: The Indie populer dalam bidang yang
Katharine Folk Scene and diminati di lingkungan
1. Kualitatif
McGwin How Facebook Providance, Rhode Island.
Influences Tujuan lainnya adalah
Participation untuk mengidentifikasi
(2013) bagaimana situs jejaring
sosial, Facebook, dapat
berperan dalam subkultur
rakyat indie yang
diidentifikasi.
Pada penelitian ini, peneliti
menarik kesimpulan dari
perbandingan konsep
Gerakan Sosial Baru (GSB)
yang dipaparkan oleh
Gerakan Sosial Singh, Touraine dan Jasper
Gunawan Baru pada Musik: sebagai unit analisis yang
Wibisono, Studi Etnografi disesuaikan dengan praktik
2. Kualitatif
Drajat Tri pada Band sosial Navicula. Unit
Kartono Navicula analisis GSB itu di
(2016) antaranya pesan yang
disampaikan, paradigma
baru aksi kolektif, refleksi
pemberontakan kultural
dan efek gerakan.
23
Penelitian ini bertujuan
Musik Indie
untuk mengetahui bentuk
Sebagai
dan warna musik atau
Perlawanan
genre dari grup Mocca
Terhadap Industri
ketika ikut meragamkan
Musik
industri musik Indonesia
Mainstream
dan mengetahui bentuk
3. Naldo Indonesia (Studi Kualitatif
resistensi band Mocca
Kasus Resistensi
dalam perjuangannya
Band Mocca
dengan warna musik yang
Dalam Menyikapi
bertolak-belakang dengan
Industri Musik
industri musik pop
Indonesia)
Indonesia yang bisa
(2012)
diterima oleh masyarakat.
24
F. Kerangka Berpikir
Musik Indie
Media Baru
Webzine
Ronascent
25
BAB III
METODE PENELITIAN
tentang apa itu realitas dan bagaimana kedudukan manusia dalam realitas
tersebut.
26
Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini menggunakan
suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti
kualitatif berangkat dari teori menuju data, memanfaatkan teori yang ada
interview), studi kasus, dan observasi. Selain itu, ada juga metode analisis
27
berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau
penelitian ini adalah studi kasus. Jenis penelitian ini memungkinkan untuk
Objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah media komunitas online
Namun, agar penelitian ini memiliki sumber yang berlimpah, akan ada
musik indie yang juga akan menjadi narasumber. Dengan memiliki banyak
28
sudut pandang yang berbeda, diharapkan akan mendapatkan data yang
mendapatkan data yang kaya dari sumber data yang sama secara
menjadi narasumber, maka akan diperoleh data yang kaya dan mendalam
perihal peran Ronascent sebagai ruang eksistensi bagi pelaku musik indie
29
3.5 Sumber Data
kegiatan objek yang dikaji, dalam hal ini adalah kantor Redaksi
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
30
Dalam wawancara diperlukannya daftar pertanyaan maka peneliti
3.5.3 Dokumentasi
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tekhnik analisis model
interaktif milik Miles dan Huberman, di mana aktivitas dalam analisis data
31
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-
informasi baru. Teknik analisis data model interaktif menurut Miles dan
a. Reduksi Data
ditentukan sebelumnya.
32
3. Peneliti menyusun konsep-konsep serta penjelasan
penelitian.
b. Penyajian Data
Penelitian ini akan menyajikan data dalam bentuk teks uraian yang
(Sugiyono, 2011).
2011).
33
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Antonius, Mario. dkk. 2016. Pergulatan Media Komunitas di Tengah Arus
Media Baru. Yogyakarta: Combine Resource Institution.
Castells, M. 2010. The rise of the network Society (2nd edition.). London,
UK: Wiley-Blackwell Publishing Ltd.
Hebdige, D. 1979. Subculture: The meaning of style. Padstow, ENG: TJ
International Ltd.
Hess, Kristy & Lisa Waller. 2016. Local Journalism in a Digital World.
London: Red Globe Press.
Jenkins, H. 2006. Convergence culture: Where old and new media collide.
New York, US: University Press.
John, Vivian. 2008. Teori Komunikasi Edisi Kedelapan. Jakarta: Prenanda
Media Grup.
Kertajaya, Hermawan. 2008. Arti Komunitas. Bandung: Gramedia Pustaka.
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:
Kencana, Prenamedia Group.
Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Isi Media
Televisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Kruse, Holly. 1993. Popular Music: Subcultural Identify in Alternative
Music Culture. UK: Cambridge University Press.
L. Rivers, William. et.al. 2004. Media Massa & Masyarakat Modern,
terjemahan Haris Munandar & Dudy Priatna. Jakarta: Prenada
Media.
McLuhan, M. 2002. Understanding media - The extensions of man. London,
UK: Roudledge.
McLuhan, M. 2011. The Gutenberg galaxy - The making of typographic
man. Toronto, Canada: University of Toronto Press.
McQuail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa McQuail, Edisi 6 Buku 1.
Jakarta: Salemba Humanika.
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi &
Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana, Prenamedia Group.
Pawito. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : PT. LKiS Pelangi
Aksara.
Resmadi, Idhar. 2008. Music Records Indie Label. Jakarta: Dar Mizan.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif R&D.
Bandung: Alfabeta.
van Dijk, J. 2005. The network society: Social aspects of new media. London,
UK: Sage Publications Ltd.
Jurnal
Effendy, Rochmad. 2012. Jurnal Komunikator Vol 4. (1): Peran Radio
Komunitas dalam Menumbuhkembangkan Civic Community.
Universitas Merdeka Malang.
Kruse, Holly. 2010. Popular Music and Society Vol. 33(5): Local Identity and
Independent Music Scenes, Online and Off. UK: Routledge.
Maryani, Eni dan Justito Adiprasetio. 2018. Jurnal Kajian Komunikasi, Vol.
6 (2): Literasi.co sebagai Media Alternatif dan Kooperasi Akar
Rumput. Universitas Padjajaran.
McGwin, Katharine. 2013. Music Subcultures Online: The Indie Folk Scene
and How Facebook Influences Participation. University of Rhode
Island.
Neely, Jeffrey C. 2015. International Journal of Communication 9: Building
Voices: Teens Connect to Their Communities Through Youth
Journalism Websites. USA: University of Tampa.
Pawito. 2007. Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 4(2): Media Komunitas dan
Media Literacy. diterbitkan melalui situs online, Universitas Atma
Jaya Yogyakarta.
Piepmeier, Alison. 2008. American Periodicals Vol. 18(2): Why Zines
Matter: Materiality and the Creation of Embodied Community. Ohio
State University Press.
Puspita, Yesi. 2015. “Pemanfaatan New Media dalam Memudahkan
Komunikasi dan Transaksi Pelacur Gay”. Jurnal Pekommas. Vol. 18
(3): hal. 204.
Ross, Tara. 2017. Journal of Alternative and Community Media, vol. 2:
Talking about identity, community and belonging: The locative
practices of Pacific news media in Aotearoa New Zealand. New
Zealand: University of Canterbury.
Wibisono, Gunawan & Drajat Tri Kartono. 2016. Jurnal Analisa Sosiologi:
Gerakan Sosial Baru pada Musik: Studi Etnografi pada Band
Navicula. Universitas Sebelas Maret.
Williams, J.P. 2006. Authentic identities: Straightedge subculture, music,
and the Internet. Journal of Contemporary Ethnography, 35(2).
Yuliaty, Kinkin. 2018. Literasi Media Baru Dan Budaya Baru di Masyarakat
Indonesia. Universitas Negeri Jakarta.
Skripsi/Tesis
Adam, Sigit Triputra. 2018. Strategi Komunikasi Pemasaran Band Indie
Scarhead Barricade. Universitas Tadulako.
Naldo. 2012. Musik Indie Sebagai Perlawanan Terhadap Industri Musik
Mainstream Indonesia. Universitas Indonesia.
Sari, Yofi Aprillia. 2015. Budaya Dan Pola Hidup Group Band Indie (Studi
Etnografi Komunikasi Pada Group Band Indie Goodbye High
School). Universitas Telkom.