DOI: https://doi.org/10.15548/khazanah.v0i0.186://doi.org/10.15548/khazanah.v0i0.70
Abstract
The rise of the Indonesian national consciousness at the beginning of the 20th century
coincided with the emergence and development of the press media of the bumiputera.
At that time the bumiputera press had a very significant and strategic role in raising the
spirit of nationalism (read: nationalism) Indonesia. The decisive role for the struggle for
independence can at least be observed from the functioning of the media as a means of
channeling the ideas of the movement of the movement. In addition, the bumiputera
media is also a very effective and effective social agent.
Abstrak
Bangkitnya kesadaran nasional bangsa Indonesia pada awal abad ke-20 beriringan
dengan muncul dan berkembangnya media pers kaum bumiputera. Pada masa itu pers
bumiputera mempunyai peranan yang sangat signifikan dan strategis dalam membangkitkan
semangat kebangsaan (baca: nasionalisme) Indonesia. Peranan yang sangat menentukan bagi
perjuangan kemerdekaan itu setidaknya dapat dicermati dari berfungsinya media tersebut
sebagai sarana menyalurkan ide-ide perjuangan kaum pergerakan. Selain itu, media kaum
bumiputera ini juga menjadi social agent yang sangat ampuh dan efektif.
Kata Kunci: Pers, Perubahan Sosial, Sumatera Barat, Awal Abad ke-20
14
Danil Mahmud Chaniago dan Umi Rusmiani Umairah 15
atau elektronik. 5 Pers atau media massa dikemukakan Mc.Quail, 8 media massa
sebagai salah satu instrument politik bukan saja sanggup membentuk dependensi
mempunyai pengaruh yang sangat kuat bagi warga masyarakat terhadap media dalam
khalayak terutama dalam membentuk opini hal penciptaan opini, tetapi juga dalam hal
publik. Sejatinya, dalam komunikasi politik penciptaan identitas dan kesadaran. Dalam
media massa merupakan penggerak utama konteks ini benar apa yang dikemukakan
dalam upaya mempengaruhi perilaku oleh Cutlip bahwa peristiwa-peristiwa yang
individu terhadap berita yang diterimanya. bersifat luar biasa dapat menggeser opini
Menurut Hasrullah, 6 digunakannya media publik seketika dari satu titik ekstrim ke
massa dalam proses politik tentu memiliki titik ekstrim lainnya. 9 Dengan demikian
arti yang sangat penting. Bahkan dampak dapat dipahami bahwa opini publik yang
atau akibat dari penyebaran pesan terhadap selalu diasumsikan sebagai pertukaran
khalayak akan sangat kuat apabila dilihat pikiran secara luas dan bebas di media
dari dampak penyebaran pesan tidak hanya massa akan mampu melahirkan pikiran-
sampai pada tahap kognitif dan afektif saja pikiran yang jernih, demokratis, dan
tetapi juga sampai pada tahap psikomotorik. mengandung nilai-nilai kebenaran. Oleh
Dengan kata lain, komunikasi politik karenanya dapat dimaklumi jika media
melalui media massa merupakan salah satu massa selalu menjadi rebutan dan
aspek penting dalam melibatkan rakyat cenderung untuk digunakan oleh interest
untuk turut serta berpartisipasi politik group, pressure group, partai politik, dan
dalam suatu bangsa. Dengan adanya potensi institusi-institusi politik lainnya. Dalam
media maka rakyat merasakan manfaat konteks ini benar apa yang dikemukakan
untuk mengontrol jalannya pemerintahan. oleh Eugene, 10 bahwa media massa
Pakar komunuikasi massa, merupakan alat yang sangat efektif untuk
Jalaluddin Rahmat 7 menyebutkan bahwa mengontrol sistem politik terutama lagi
setidaknya ada 3 (tiga) karakteristik dalam mengontrol jalannya roda pemerintahan.
peranan media massa. Ketiga hal tersebut Sebagai media komunikasi pers
adalah: Pertama, media massa mampu merupakan alat komunikasi yang
mendominasi lingkungan informasi dan mempunyai pengaruh cukup besar terhadap
berada di mana-mana. Kedua, komulasi pembentukan persepsi masyarakat tentang
pesan, perulangan pesan yang berkali-kali realitas sosial. 11 Pengaruh pemberitaan
dapat memperkokoh dampak media massa. media tentang isu-isu rasial atau konflik
Ketiga, keseragaman wartawan, siaran sosial terhadap pembentukan persepsi
berita mempunyai kecenderungan yang khalayak cenderung lebih kuat pada isu-isu
sama sehingga khalayak tidak mempunyai yang tergolong jauh dari pengalaman
alternatif lain untuk memilih dan langsung seseorang. Sementara untuk isu-
mengakibatkan terbentuk persepsi yang isu yang dekat dengan pengalaman pribadi
sama pula. seseorang pengaruh media tidak begitu
Dari perspektif teori masyarakat kuat. Jadi, peranan dan pengaruh media
dan kekuasaan sebagaimana yang
8
Dennis McQuail, Mass
Communication Theory (Beverly Hills: Sage
Publication, 1987), h. 82.
5 9
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Cutlip, Effective Public Relation,
Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, (Prentice Hall: New Jersey, 1971), h. 150-
2000), h. 189. 151.
6
Hasrullah, “Pemberitaan Surat 10
Kolb J.Eugene, A Framework for
Kabar tentang Konflik Internal PDI dan Political Analysis (New Jersey: Pretice Hall,
Terpilihnya Megawati: Studi Komunikasi 1978), h. 154-164.
11
Politik terhadap Liputan Berita di Harian Hanna Adoni dan Sheril Mane,
Kompas, Republika, dan Suara Karya”, Thesis “Media and The Social Construction of Reality:
(Jakarta: Program Pascasrajana Universitas Toward and Integration of Theory of
Indonesia, 1996), h. 16. Research”, Communication Research, vol.II,
7
Jalaluddin, Psikologi......, h. 191- Beverly Hill: Sage Pulications Inc., 1984, h.
193. 326.
yang mengalami perubahan lebih cepat bila atau pada masyarakat yang sudah tergolong
dibandingkan dengan masyarakat lainnya. maju. Perubahan-perubahan di luar bidang
Sebaliknya, tidak sedikit masyarakat yang ekonomi pun tidak dapat dihindarkan oleh
mengalami keterlambatan dalam karena setiap perubahan dalam suatu
perobahan.15 lembaga kemasyarakatan akan
16
mengakibatkan pula perubahan-perubahan
Menurut Abdulsyani,
di dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan
perubahan-perubahan yang terjadi bisa
lainnya, sebab antara lembaga-lembaga
merupakan kemajuan atau justru merupakan
kemasyarakatan tersebut selalu ada proses
suatu kemunduran. Unsur-unsur
saling mempengaruhi secara timbal balik.18
kemasyarakatan yang mengalami
Dengan kata lain, perubahan satu aspek
perubahan biasanya adalah mengenai nilai-
langsung atau tidak langsung
nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola
mempengaruhi aspek lain.19
kelakuan, organisasi sosial, lembaga-
Pada dasarnya perubahan sosial
lembaga kemasyarakatan, stratifikasi sosial,
dapat terjadi karena anggota masyarakat
kekuasan, tanggungjawab, kepemimpinan,
pada waktu tertentu merasa tidak puas lagi
dan sebagainya. Bagi Selo Soemardjan
terhadap keadaan lingkungan yang lama.
perubahan-perubahan sosial adalah segala
Norma-norma dan lembaga-lembaga sosial
perubahan pada lembaga-lembaga
atau sarana kehidupan yang lama dianggap
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat
tidak memadai lagi untuk memenuhi
yang mempengaruhi sistem sosialnya,
kebutuhan hidup yang baru sehingga
termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap–
menjadi faktor-faktor penyebab terjadinya
sikap dan pola-pola perikelakuan di antara
perubahan sosial. Ada tiga faktor penyebab
kelompok dalam masyarakat.17
utama dalam perubahan sosial yaitu
Dinamika masyarakat atau
penimbunan atau akumulasi sehingga
perubahan masyarakat terjadi karena
melahirkan penemuan baru, laju
adanya beberapa unsur yang berinteraksi
pertambahan penduduk dan munculnya
satu sama lain. Unsur-unsur itu di antaranya
pertentangan. Tidak ada perubahan sosial
adalah: orientasi manusia terhadap situasi,
yang berdiri sendiri sebab perubahan pada
prilaku yang mengadakan kegiatan dalam
suatu aspek biasanya diikuti oleh atau
masyarakat, lambang dan sistem
sejalan dengan perubahan-perubahan aspek
perlambangan yang mewujudkan
lainnya yang berhubungan.20
komunikasi tentang bagaimana manusia
Perubahan sosial dikehendaki
ingin mencapai tujuannya. Selain itu juga
atau diharapkan apabila bersumber dari
terdapat unsur kegiatan sebagai hasil
individu atau kelompok yang mempunyai
orientasi dan pengelolaan atau pemikiran
kehendak atau tujuan tertentu.21 Inilah yang
prilaku tentang bagaimana mencapai cita-
terjadi pada bangsa Indonesia pada masa
citanya. Dengan demikian suatu kegiatan
Pergerakan Nasional. Pergerakan nasional
merupakan realisasi dari motivasi dan
adalah alasan untuk dapat terbebas dari
karenanya selalu bersifat fungsional karena
belenggu kolonialisme. Karena para elit
bertujuan mewujudkan kebutuhan.
politik bumiputera berjuang secara bersama
Perubahan sosial selalu terkait
dengan pertumbuhan ekonomi terutama 18
Selo Soemardjan dan Soelaiman
dalam masyarakat yang sedang berkembang Soemardi, Setangkai Bunga Sosiologi (Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1964),
h. 34.
15 19
Soleman B. Taneko, Struktur dan Wilbert E. Moore, Social Change
Proses Sosial suatu Pengantar Sosiologi (New York: Prentice Hall, 1963), h. 22.
20
Pembangunan (Jakarta: Rajawali, 1984), h. 133. R.M. Mac Iver dan Ch.H.Page,
16
Abdulsyani, Sosiologi Skematika: Society: An Introductory Analysis (New York:
Teori dan Terapan (Jakarta: Bumi Aksara, Renhart, 1959), h. 49.
21
1994), h. 162-164. Amitai Etziony dan Eva Etzioni,
17
Dikutip dari Soerjono Soekanto, Social Change: Source, Patterns, and
Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial Consenquences (New York: Basic Books,
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), h. 285. 1964), h. 358.
untuk dapat membebaskan rakyat Indonesia ditandai dengan dijadikannya kereta api
dari penjajahan. Dengan demikian sebagai alat transpormasi umum pada
perubahan masyarakat Indonesia yang pertengahan abad ke-19. Berita-berita
terjadi adalah atas kehendak kaum elit mengenai kemajuan-kemajuan yang telah
politik atau yang dikenal dengan sebutan dicapai oleh bangsa lain yang didapat dari
tokoh pergerakan. Oleh karena individu- suratkabar telah menyadarkan penduduk
individu yang menghendaki perubahan itu Hindia Belanda khususnya kalangan
adalah para elit politik atau tokoh-tokoh bumiputera akan arti penting kemajuan.
pergerakan. Artinya perubahan sosial di Berita-berita tentang perkembangan-
Indonesia pada masa kolonial adalah perkembangan dunia luar yang kemudian
berasal dari tokoh-tokoh pergerakan. dijadikan sebagai pelajaran untuk mencapai
Dalam pengertian sederhana kemajuan.
perubahan sosial selalu dikaitkan dengan Perubahan sosial dapat
faktor-faktor sebelum dan sesudah. 22 digolongkan kepada dua bagian yakni
Perubahan ini menurut Lauer, 23 merupakan perubahan yang disengaja (cantact
perubahan penting dari struktur sosial yakni cange/intended change) dan perubahan
pola-pola perilaku dan interaksi sosial. yang tidak disengaja (unintended
Dengan demikian, perubahan sosial adalah change/imanen change). Perubahan yang
perubahan pada pola-pola perilaku dan pertama merupakan perubahan yang
interaksi sosial dan variasi atau modifikasi bersumber dari luar masyarakat baik yang
dalam setiap aspek proses sosial, pola disengaja melalui agent of change
sosial, dan bentuk-bentuk sosial serta mamupun secara spontan di komunikasi
modifikasi pola antar hubungan yang oleh pihak-pihak dari luar masyarakat.
mapan dan standar perilaku. Sementara itu, perubahan yang tidak
Menurut Smelser, 24 ada dua disengaja merupakan perubahan sosial yang
faktor pendorong percepatan perubahan terjadi karena kehendak atau dinamika
sosial yakni potensi sumber daya manusia masyarakat yang bersangkutan sendiri tanpa
yaitu para pengusaha besar khususnya pengaruh dari luar.
swasta asing, dan transportasi kereta api. Di Perubahan sosial yang terjadi
antara kedua faktor itu transportasi kereta pada masyarakat bumiputera di pada masa
api yang syarat dengan unsur teknologi kolonial yang ditandai dengan bangkitnya
merupakan faktor penting pendorong kesadaran kebangsaan Indonesia (baca:
percepatan perubahan. Teori ini relevan PergerakanNasional) awal abad ke-20,
dengan yang terjadi di Indonesia pada masa merupakan perubahan yang bersifat
kolonial. Perubahan sosial masyarakat intended change yang bertujuan untuk
Indonesia pada masa kolonial merupakan mencapai kemajuan dan terbebas dari
dampak tidak langsung dari belenggu penjajahan. Perubahan tersebut
diperkenalkannya alat cetak pada awal abad merupakan akibat tidak langsung dari
ke-17 oleh para pengusaha dan misionaris diterapkannya politik etis oleh pemerintah
Eropa. Dari industri percetakan ini kolonial. Di antara pokok-pokok pikiran
kemudian lahir berbagai suratkabar baik dalam kebijakan yang disebut sebagai
yang diterbitkan oleh orang-orang Eropa, hutang budi pemerintah kolonial kepada
Tionghoa Peranakan maupun Bumiputera. bangsa Indonesia itu adalah memberi
Penyebaran suratkabar semakin cepat dan kesempatan yang lebih luas kepada rakyat
menjangkau banyak tempat sejak adanya bumiputera untuk menikmati pendidikan.
modernisasi di bidang transportasi yang Konsekuansi logisnya adalah dalam waktu
yang tidak begitu lama muncul kalangan
22 elit berpendidikan Barat yang kemudian
Wilbert E. Moore, Social...., h. 22.
23
Robert H. Lauer, Perspektif menjadi tokoh-tokoh pergerakan nasional.
tentang Perubhan Sosial , terj. Alimandan Mereka inilah yang memelopori perjuangan
(Jakarta: Bina Aksara, 1994), h. 4.
24
Niel J. Smelser, Sociology
kemerdekaan Indonesia tidak dengan
(Englewood Cliff, New York: Prentice Hall, senjata atau aksi-aksi perlawanan pisik
1986), h. 31.
manfaat perubahan itu dirasakan oleh memproduksi kapal-kapal mesin baik yang
hampir seluruh rakyat bumiputera. didisain oleh perusahaan tersebut maupun
Perubahan-perubahan itu ditandai dengan untuk memenuhi permintaan pemesan.
adanya berbagai inovasi teknologi antara Kapal-kapal produk Djoewana itu bukan
lain diperkenalkannya perangkat saja kapal untuk keperluan perdagangan
komunikasi yang lebih dikembangkan, tetapi juga untuk keperluan transportasi
pertumbuhan pusat-pusat kota 33 perluasan umum. Berkat adanya kapal laut maka
kawasan industri, perbankan, dan toko-toko penduduk Hindia Belanda dapat bepergian
yang menyediakan barang impor dari Eropa lebih cepat dan lebih jauh lagi. Kemajuan di
maupun negri lainnya. 34 Inovasi tersebut bidang tarnsportasi laut ini juga ditandai
merupakan isyarat bagi hadirnya sebuah dengan didirikannya suatu perusahaan
dunia baru di Hindia Belanda. Inovasi- pelayaran negara yang menyelenggarakan
inovasi itu pada gilirannya mengarah rute pelayaran di wilayah Hindia Belanda
kepada suatu proses transformasi hingga Singapura yang meliputi kota-kota
kebudayaan. 35 pelabuhan seperti Batavia, Palembang,
Inovasi-inovasi yang disebut tadi Semarang, Surabaya, Makassar,
terjadi pada berbagai bidang. Pada bidang Banjarmasin, Maluku, dan Singapura.
transportasi terlihat dari industri galangan Modernisasi dalam jasa transportasi laut
kapal Djoewana di Semarang yang berhasil dengan penggunaan kapal-kapal mesin uap
moderen, menurut Bedjo 36 tidak hanya
mempercepat arus perdagangan
33
Menurut Sjoberg kehadiran suatu internasional, industrialisasi, serta arus
kehidupan masyarakat moderen ditandai dengan imigrasi penduduk dalam skala
banyaknya penduduk yang menggunakan
internasional, melainkan juga
peralatan yang kompleks dan memanfaatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta mempengaruhi transformasi dalam nilai-
mempunyai keterampilan profesional untuk nilai spiritual atau keagamaan.
memproduksi barang-barang atau pelayanan Keberadaan kapal laut semakin
jasa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. mempermudah, mempercepat, dan semakin
Lihat Gideon Sjoberg, Pre Industrial City Past mempermurah biaya perjalanan ibadah haji
and Present (New York: The Free Press, 1966), ke Mekkah. Pada gilirannya keberadaan
h. 1-180. kapal laut semakin memperbanyak jumlah
34
Pada tahun 1878 di Surabaya, salah haji di kalangan penduduk bumiputera;
satu kota pelabuhan dan pusat industri suatu hal yang sangat dicemaskan oleh
perdagangan di Jawa, sudah dipasarkan mesin- pemerintah kolonial. Karena itu, pemerintah
mesin pompa yang diimpor dari Inggris yang selalu berusaha menghambat laju kenaikan
digunakan dalam instalasi mesin-mesin pabrik- jumlah haji dengan berbagai macam aturan
pabrik gula di Jawa. Importirnya adalah
perusahan-perusahaan milik Bangsa Eropa di
yang memberatkan. Akan tetapi, usaha itu
Surabaya. Lebih lanjut tentang hal ini lihat tidak pernah berhasil. Catatan Deliar Noer37
umpamanya dalam Bedjo Riyanto, Iklan Surat menunjukkan dari tahun ke tahun jumlah
Kabar dan Perubahan Masyarakat di Jawa jemaah haji justru semakin bertambah.
Masa Kolonial1870-1915 (Yogyakarta: Bahkan menjelang pergantian abad silam,
Tarawang, 2000), h, 170-171.
35 terjadi pelonjakan yang sangat drastis. Jika
Sartono menyebut proses
perubahan kebudayaan sebagai proses pada tahun 1890 jumlah orang bumiputera
modernisasi. Faktor pemicu terjadinya proses yang naik haji hanya sekitar 7000 orang
tersebut antara lain pertumbuhan penduduk maka enam tahun kemudian jumlahnya
yang sangat pesat, perkembangan lembaga mencapai tidak kurang dari 11.700 orang.
pendidikan model Barat, pesatnya Tentu saja bagi saudagar-saudagar Eropa
industrialisasi, pesatnya pembangunan sistem
komunikasi moderen dan lain-lain. Lihat dalam 36
Bedjo, Iklan Surat Kabar......, h.
Sartono Kartodirdjo, Perkembangan Peradaban 173.
37
Priyayi (Yogyakarta: Gadjah Mada University Deliar Noer, Gerakan Moderen
Press, 1987), h. 166; juga dalam Bedjo, Iklan Islam di Indonesia 1900-1942 (Jakarta: LP3ES,
Surat Kabar...., h. 161-162. 1996), h. 30, lihat juga dalam Bedjo, Iklan Surat
Kabar....., h. 175.
Tekad kaum pelajar bumiputera keagamaan itu sangat jarang disebut dalam
untuk membawa Bangsa Indonesia ke media pers.
gerbang kemajuan mendominasi isi tulisan Tumbuhnya perhatian terhadap
dalam media pers menjelang akhir abad ke pendidikan kaum bumiputera sebagaimana
sembilanbelas. Dalam konteks ini artikel- telah disebutkan pada gilirannya
ertikel yang bertemakan pendidikan sebagai mendorong munculnya beberbagai jurnal
kunci kemajuan terlihat sangat menonjol. pendidikan. Upaya pertama menerbitkan
Tumbuhnya kesadaran bahwa jika kaum jurnal untuk pendidikan untuk guru dan
bumiputera ingin meraih kemajuan harus siswa dipelopori oleh Schuitemaker, kepala
bersaing dengan bangsa lain, menyebabkan sekolah pada sekolah guru di Probolinggo
pendidikan menjadi topik diskusi yang yang menerbitkan jurnal Soeloeh Pengadjar
sangat penting dalam setiap penerbitan pada awal tahun 1887. Guru-guru dari
media pers. Karena itu, wajar jika semangat kalangan bumiputera di Semarang pada
untuk mendapat pendidikan model Barat akhir abad ke sembilanbelas menerbitkan
sangat menggelora di kalangan penduduk jurnal yang diberinama “Taman Pengajar”.
bumiputera. Bahkan dalam jangka panjang Penerbitan jurnal ini dipimpin oleh
seluruh pegawai yang ingin naik pangkat Vermeulen seorang guru Bantu pada
dalam birokrasi pribumi tidak hanya dilihat sekolah guru di Yogyakarta. Melalui media
kemampuannya melainkan juga latar ini secara intens guru-guru bumiputera
belakang pendidikannya. 45 mendiskusikan berbagai macam persoalan
Oleh karena terjadi krisis seperti pendidikan bagi kaum bumiputera,
ekonomi pada akhir tahun 1880-an maka pelajaran Bahasa Belanda bagi rakyat
tingginya minat kaum bumiputera pada bumiputera dan pentingnya pendidikan bagi
pendidikan tidak mendapat perhatian serius anak perempuan. Kecuali itu, sering juga
dari pemerintah. Bahkan krisis yang baru didiskusikan hal-hal yang lebih umum lagi
pulih kembali pada awal tahun 1890-an, seperti perubahan zaman dan modernisasi
mendorong pemerintah untuk melakukan di antara kaum bumiputera.46
pemotongan anggaran untuk sekolah anak- Sementara itu, praktek
anak bumiputera. Akibatnya jumlah sekolah cultuurstelsel yang mulai diterapkan
yang disediakan pemerintah tidak pemerintah kolonial Hindia Belanda pada
sebanding dengan banyaknya jumlah anak- 1830 mengguncangkan publik di negeri
anak bumiputera yang ingin mendapat induk (baca: Belanda). Sebab praktek
pendidikan. Kondisi ini menimbulkan tersebut telah menyebabkan merosotnya
banyak protes dari kalangan bumiputera kesejahteraan penduduk bumiputera
sebagaimana terlihat dari surat pembaca khususnya di Jawa. Menjelang pergantian
pada berbagai suratkabar. abad, Majelis Rendah Belanda disibukkan
Minimnya fasilitas pendidikan dengan perdebatan mengenai kemerosotan
yang disediakan pemerintah tidak itu. Munculnya artikel yang berjudul “Een
menghalangi penduduk bumiputera untuk Eereschuld” di suratkabar De Gids pada
mendapat pendidikan. Sebab lembaga Agustus 1899 semakin menghangatkan
pendidikan tradisional yang lebih dulu eksis perdebatan. Artikel yang ditulis oleh van
seperti pesantren di Jawa, surau di Deventer juga mengejutkan publik Belanda
Minangkabau, dan meunasah di Aceh tidak karena menyatakan bahwa Belanda
pernah absen memberi pelajaran membaca mempunyai hutang yang cukup besar pada
aksara Arab maupun ilmu-ilmu agama. penduduk bumiputera di Hindia Belanda.
Jadi, keberadaan institusi-institusi Artikel itu juga membuktikan kemerosotan
pendidikan tradisional itu sangat penting penduduk bumiputera akibat eksploitasi
terutama untuk mengisi kekurangan sekolah ekonomi pemerintah Hindia Belanda.
pemerintah. Akan tetapi, institusi-institusi Karena itu, van Deventer ini meminta agar
pemerintah Belanda segera membayar
45 46
Adam, The Vernacular Press...., h. Adam, The Vernacular Press...., h.
80. 88.
hutang tersebut dengan cara meningkatkan dari kebijakan baru itu adalah, bahwa dalam
kesejahteraan sosial dan ekonomi penduduk waktu yang tidak begitu lama dari kalangan
bumiputera melalui cara langkah baru penduduk bumiputera muncul elit baru
dibidang ekonomi dan pendidikan. Selain berpendidikan barat yang sadar akan harga
itu, tulisan tokoh kaum Liberal di Majlis dirinya dan merasa kecewa atas realitas
Rendah Belanda ini juga menyarankan agar yang sedang dihadapi dari situasi kolonial.49
pemerintah membuat sebuah kebijakan Para elit baru ini senantiasa
yang bisa melindungi hak-hak kaum berjuang untuk melenyapkan diskriminasi,
bumiputera dan menyokong pembangunan ras, kesenjangan sosial, ekonomi dan
moral dan material. Dengan kata lain, van politik. Sejak itu muncullah slogan "Hindia
Deventer menginginkan pemerintah Maju" dan "Kemajuan". Slogan-slogan itu
Belanda di bawah pimpinan Ratu sering dimuat dalam majalah Bintang
Wilhelmina, segera menerapkan kebijakan Hindia yang terbit di Belanda. 50 Kecuali
politik di Hindia Belanda yang lebih itu, kaum elit yang kelak dikenal sebagai
memperhatikan kepentingan penduduk pelopor-pelopor pergerakan nasional ini
bumiputera dibanding masa sebelumnya semakin menyadari tanggungjawabnya
yang hanya mementingkan tuntutan guna mengangkat harkat dan martabat
ekonomi tanpa memperhitungkan rakyat. Untuk itu mereka melakukan
kepentingan penduduk bumiputera.47 langkah-langkah pembaharuan yang
Tuntutan untuk perubahan bagi ditujukan untuk melepaskan diri dari
penduduk bumiputera itu akhirnya terwujud
dengan munculnya suatu kebijakan baru anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk
pemerintah kolonial Hindia Belanda pada menjalankannya. Sejak itu pemerintah
memperluas dan memperbanyak bangunan-
permulaan abad ke duapuluh. Dengan
bangunan irigasi dan untuk mengurangi
kebijakan baru ini pemerintah berusaha kepadatan penduduk di Jawa dilakukan
untuk merobah kebijakan politik mereka transmigrasi. Banyak penduduk Jawa yang
yang dipandang tidak konstruktif. ditransmigrasikan ke Sumatera khususnya
Pemerintah menyebut kebijakan baru itu Lampung. Dalam bidang eduksai pemerintah
sebagai “hutang budi” kepada Bangsa memberi kesempatan yang lebih luas kepada
rakyat bumiputera untuk menikmati pendidikan.
Indonesia khususnya penduduk Jawa yang Lebih jauh mengenai hal ini lihat umpamanya
hidup dalam kemiskinan akibat dalam Aqib Suminto, Politik Islam Hindia
cultuurstelsel. Statement Ratu Belanda, Belanda: Kantoor Voor Inlandsche Zaken,
Wilhelmina yang disampaikan dalam pidato (Jakarta: LP3S, 1985), h. 100; M.D. Mansoer
kenegaraan pada Bulan September tahun (dkk.), Sedjarah Minangkabau, (Jakarta;
Bhratara, 1970) h. 174, Ahmaddani G. Martha
1901 dijadikan sebagai pijakan bagi (et.al), Pemuda Indonesia dalam Dimensi
berlakunya kebijakan baru itu. Pidato itu Sejarah Perjuangan Bangsa, (Jakarta: Kurnia
antara lain memuat pokok-pokok pikiran de Esa, 1985), h. 2-3., dan Van Niel, Munculnya
nieuwe koers (arah baru) yang akan Elit Moderen….., h. 51.
49
ditempuh oleh de koloniale politiek (politik R.Z.Leirissa, Terwujudnya suatu
Gagasan Sejarah Masyarakat Indonesia 1900-
jajahan) melalui kebijakan yang
1950 (Jakarta: Akademika Pressindo, 1985) h.
kemudian dikenal sebagai Etische 21.
Politiek (Politik Etis).48 Konsekuensi logis 50
Edisi perdana majalah yang
diterbitkan oleh Brousson dan Abdul Riva’i ini
terbit pada Juli 1902 oleh percetakan N.J. Boom
47
Kajian mendalam tentang hal ini di Amsterdam. Pimpinan majalah ini
lihat umpamanya dalam Robert van Niel, sebenarnya Brousson yang tetapi sebagian besar
Munculmnya Elit Moderen...., h. 50-69. Adam, pekerjaan keredaksian dilakukan oleh Riva’i.
The Vernacular Press, ...., h. 90, dan Lihat juga, Akan tetapi semua isi suratkabar ini dibawah
dalam Marwati Djoened Poesponegoro dan wewenang Brousson. Dalam edisi perdana,
Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Riva’i menulis bahwa majalah dwimingguan ini
Indonesia, Jilid V, (Jakarta: Balai Pustaka, mempunai tujuan yang mulia yakni memajukan
1990), h. 32-36. pengetahuan rakyat bumiputera. Edisi terakhir
48
Sasaran utama politik etis adalah Bintang Hindia terbit pada 15 Juni 1907. Lebih
irigasi, transmigrasi dan edukasi. Ketiga sasaran jauh mengenai media ini lihat Adam, The
ini dijalankan secara serempak dan tidak sedikit Vernacular Press...., h. 98-106.
51
Badri Yatim, Soekarno, Islam dan
53
Nasionalisme (Jakarta: Logos, 1999), h. 18. Benedict Anderson, Imagined
52
Leo Suryadinata, "Tjiri-Tjiri Chas Communities: Reflection on the Origin and
Pergerakan Nasional Indonesia sebelum Spread of Nationalism (London, New York:
Perang", Makalah Seminar Nasional II 26-29 Verso, 1983), 37-46, lihat juga
Agustus 1970 di Yogyakarta, h. 1. www.wikimu.com dan www.melayuonline.com,
diakses 23 Juni 2008.
ini berkembang dengan cepat.54 Karena itu, kampung-kampung karena takut akan
ide-ide baru yang disebarkan melalui ancaman pejabat-pejabat pemerintah. Hal
suratkabar, terutama tentang pergerakan itu semakin menguatkan pendapat bahwa
nasional dalam waktu relatif singkat suratkabar ikut memegang peranan dalam
mendapat tempat di hati masyarakat membangkitkan semangat nasionalisme
Sumatera Barat. Dengan mengutip dan Indonesia. Sebaliknya, suratkabar tidak saja
memberitakan aktifitas pergerakan nasional sebagai sumber informasi yang sangat
baik yang terjadi di Sumatera Barat maupun berharga, tetapi juga sebagai juru bicara
daerah lainnya merupakan bukti bahwa kaum pergerakan dalam memperjuangkan
suratkabar memegang peranan penting kemerdekaan Indonesia. Dengan banyaknya
dalam membangkitkan semangat tulisan-tulisan yang menyangkut
kebangsaan orang-orang Minangkabau di perjuangan kemerdekaan dalam berbagai
Sumatera Barat. Dengan adanya berita- media massa telah menjangkau pembaca
berita dan tulisan di media pers mengenai khususnya kalangan bumiputera sehingga
pergerakan kemerdekaan maka masyarat tidak sedikit di antara pembaca itu yang
Sumatera Barat semakin mengerti akan kemudian ikut bergabung menjadi pejuang
pentingnya perjuangan kemerdekaan kemerdekaan. Hal yang demikian terjadi di
Indonesia. Selain dari berita di suratkabar Sumatera Barat.
masyarakat Sumatera Barat memperoleh
suatu pengertian mengenai suatu kejadian KESIMPULAN
Sebagai suatu media massa, pers
dan mereka dapat menyimpulkan sendiri
bumiputera pada masa pergerakan nasional
mengenai berita itu, umpamanya berita
berfungsi sebagai sumber informasi tentang
tentang penangkapan tokoh-tokoh
situasi politik pergerakan menghadapi
pergerakan. Pemerintah kolonial
pemerintah kolonial. Lolosnya suratkabar
menyebutkan bahwa penangkapan itu
sampai ke tangan rakyat berarti
dilakukan karena aktifitas tokoh-tokoh
memberikan informasi yang berguna bagi
pergerakan itu dianggap telah menggangu
rakyat. Begitu berartinya media pers
ketertiban umum. Akan tetapi bagi rakyat
menjadikan banyak orang yang tidak berani
Sumatera Barat, para tokoh pergerakan
membaca secara terbuka terutama di
nasional itu adalah pemimpin-pemimpin
kampung-kampung karena takut akan
yang berjuang untuk memperbaiki nasib
ancaman pejabat-pejabat pemerintah. Hal
bangsanya.
itu semakin menguatkan pendapat bahwa
Sebagai suatu media massa,
suratkabar ikut memegang peranan dalam
suratkabar berfungsi sebagai sumber
membangkitkan semangat nasionalisme
informasi tentang situasi politik pergerakan
Indonesia. Sebaliknya, suratkabar tidak saja
menghadapi pemerintah kolonial. Lolosnya
sebagai sumber informasi yang sangat
suratkabar sampai ke tangan rakyat berarti
berharga, tetapi juga sebagai juru bicara
memberikan informasi yang berguna bagi
kaum pergerakan dalam memperjuangkan
rakyat. Begitu berartinya media pers
kemerdekaan Indonesia. Dengan banyaknya
menjadikan banyak orang yang tidak berani
tulisan-tulisan yang menyangkut
membaca secara terbuka terutama di
perjuangan kemerdekaan dalam berbagai
media massa telah menjangkau pembaca
54
Cepatnya perkembangan khususnya kalangan bumiputera sehingga
kesadaran kebangsaan di Sumatera Barat sesuai tidak sedikit di antara pembaca itu yang
dengan falsafah hidup mereka yang mencintai
kemudian ikut bergabung menjadi pejuang
tanah tumpah darahnya, sebagaimana tercermin
kemerdekaan.
dari salah satu adagium adat masyarakat
setempat yang berbunyi : tagak basuku mamaga Pers bumiputera pada masa
suku, tagak banagari mamaga nagari, tagak pergerakan nasional merupakan cerminan
babangso mamaga bangso. Pepatah adat ini intelektual dan sangat efektif untuk
merupakan implementasi untuk mendukung menyampaikan ide-ide atau gagasan-
gagasan semangat kebangsaan itu. gagasan perjuangan kemerdekaan
Indonesia, khususnya di Sumatera Barat.