Anda di halaman 1dari 17

Ave at:

Available online at: https://ejournal.fah.uinib.ac.id/index.php/khazanah


Khazanah: Jurnal Sejarah dan
Kebudayaan Islam
ISSN: 2339-207X (print) ISSN: 2614-3798 (online) Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam

DOI: https://doi.org/10.15548/khazanah.v0i0.186://doi.org/10.15548/khazanah.v0i0.70

PERS DAN PERUBAHAN SOSIAL DI SUMATERA BARAT


AWAL ABAD KE-XX

Danil Mahmud Chaniago


Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
email: arsipku09@yahoo.co.id

Umi Rusmiani Humairah


Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
email: kabarumi@gmail.com

Abstract

The rise of the Indonesian national consciousness at the beginning of the 20th century
coincided with the emergence and development of the press media of the bumiputera.
At that time the bumiputera press had a very significant and strategic role in raising the
spirit of nationalism (read: nationalism) Indonesia. The decisive role for the struggle for
independence can at least be observed from the functioning of the media as a means of
channeling the ideas of the movement of the movement. In addition, the bumiputera
media is also a very effective and effective social agent.

Keywords: Press, Social Change, West Sumatra, Early 20th Century

Abstrak

Bangkitnya kesadaran nasional bangsa Indonesia pada awal abad ke-20 beriringan
dengan muncul dan berkembangnya media pers kaum bumiputera. Pada masa itu pers
bumiputera mempunyai peranan yang sangat signifikan dan strategis dalam membangkitkan
semangat kebangsaan (baca: nasionalisme) Indonesia. Peranan yang sangat menentukan bagi
perjuangan kemerdekaan itu setidaknya dapat dicermati dari berfungsinya media tersebut
sebagai sarana menyalurkan ide-ide perjuangan kaum pergerakan. Selain itu, media kaum
bumiputera ini juga menjadi social agent yang sangat ampuh dan efektif.

Kata Kunci: Pers, Perubahan Sosial, Sumatera Barat, Awal Abad ke-20

14
Danil Mahmud Chaniago dan Umi Rusmiani Umairah 15

PENDAHULUAN bumiputera dan pergerakan nasional


Bangkitnya kesadaran kebangsan merupakan dua bidang kegiatan Bangsa
Indonesia yang tergambar dari munculnya Indonesia yang hidup berdampingan secara
berbagai macam organisasi pergerakan simbiotik; yang satu sukar mempertahankan
nasional merupakan wujud nyata terjadinya eksistensinya tanpa yang lain.
perubahan sosial bangsa Indonesia pada Keterkaitan antara pers dengan
awal abad ke duapuluh. Dalam sejarah bangkitnya rasa kebangsaan (nationalisme)
Indonesia, bangkitnya kesadaran juga dilontarkan oleh Benedict Anderson
kebangsaan itu dikenal sebagai era dalam bukunya Imagine Communities:
Pergerakan Nasional. 1 Penting dicatat Reflections on the Origin and Spread of
bahwa, media pers bumiputera tumbuh dan Nationalism. 4 Dalam bukunya itu Ben
berkembang pada saat perjuangan melontarkan sebuah teori tentang asal-usul
kemerdekaan Indonesia tengah menggelora terbentuknya sebuah ikatan sosial bernama
dan menjalalr hingga ke seluruh pelosok nation, yakni sebuah komunitas yang
Nusantara. Pada saat itu, media kaum diangankan. Menurut Ben meski antar
bumiputera sangat diharapkan dapat anggota bangsa tidak saling mengenal tapi
menjadi tunas yang unggul dan mampu mereka diikat oleh satu identitas yang
serta berani menjadi pembela kaum pribumi terbayang. Jadi, kebangsaan dalam definisi
Indonesia. Anderson adalah rasa kebersamaan atas
Dengan demikian dapat pengorbanan. Monopoli penggunaan bahasa
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang yang pada mulanya hanya terbatas pada
sangat erat antara muncul dan komunitas elit menjadi runtuh ketika
berkembangnya pers bumipuetra dengan ditemukan alat cetak untuk menggandakan
bangkitnya kesadaran kebangsaan pesan-pesan tertulis. Suratkabar sebagai
Indonesia, khususnya di Sumatera Barat. hasil dari teknologi penggandaan pesan
Karena itu, benar apa yang dikemukakan dilihat Ben sebagai media yang dapat
Edward Cecil Smith2 bahwa ada dukungan menumbuhkan kesadaran atas dunia
timbal balik dan perkembangan yang imajinatif. Singkatnya, bagi Ben kesadaran
beriringan antara pers bumiputera dan kebangsaan diperluas dengan adanya
bangkitnya nasionalisme Indonesia. Hal suratkabar yang menjangkau berbagai
senada dilontarkan oleh Sartono komunitas masyarakat. Kapitalisme cetak
Kartodirdjo. Menurut Sartono, 3 pers pada gilirannya mampu menyeragamkan
bahasa sebagai alas dasar bagi tumbuhnya
nasionalisme.
1
Pergerakan nasional merupakan
suatu fenomena baru dalam sejarah Indonesia. PEMBAHASAN
Munculnya pergerakan nasional terkait erat Pers: Tinjauan Teoritis
dengan diterapkannya kebijakan baru oleh Dalam perspektif ilmu
pemerintah kolonial Hindia Belanda pada awal komunikasi media pers merupakan bagian
abad ke duapuluh. Dalam sejarah Indonesia
dari komunikasi khususnya komunikasi
kebijakan tersebut dikenal sebagai Politik Etis
yaitu suatu kebijaksanaan politik Kolonial massa. Menurut Jalaludin Rahmat
Belanda yang lebih memperhatikan komunikasi massa diartikan sebagai jenis
"kepentingan Indonesia" dibanding masa-masa komunikasi yang ditujukan kepada
sebelumnya yang hanya mementingkan tuntutan sejumlah khalayak yang tersebar,
ekonomi tanpa memperhitungkan kepentingan heterogen, dan anonim melalui media cetak
penduduk bumiputera. Lebih jauh mengenai
Politik Etis, lihat dalam Robert Van Niel,
Munculnya Elit Moderen Indonesia, terj.Zahara
D.Noer, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1984) h. 50-69.
2
Edwar Cecil Smith, Sejarah Nasionalisme, (Jakarta: Gramedia, 1999), h.
Pembreidelan Pers di Indonesia, terj. 116.
Atmakusumah, (Jakarta: Grafiti Pers, 1983). 4
Benedict Anderson, Imagine
3
Sartono Kartodirdjo, Pengantar Communities: Reflection on the Origin and
Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Spread of Nationalism, (New York-London:
Nasional dari Kolonialisme Sampai Verso, 1983),

Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2019


16 Pers dan Perubahan Sosial...

atau elektronik. 5 Pers atau media massa dikemukakan Mc.Quail, 8 media massa
sebagai salah satu instrument politik bukan saja sanggup membentuk dependensi
mempunyai pengaruh yang sangat kuat bagi warga masyarakat terhadap media dalam
khalayak terutama dalam membentuk opini hal penciptaan opini, tetapi juga dalam hal
publik. Sejatinya, dalam komunikasi politik penciptaan identitas dan kesadaran. Dalam
media massa merupakan penggerak utama konteks ini benar apa yang dikemukakan
dalam upaya mempengaruhi perilaku oleh Cutlip bahwa peristiwa-peristiwa yang
individu terhadap berita yang diterimanya. bersifat luar biasa dapat menggeser opini
Menurut Hasrullah, 6 digunakannya media publik seketika dari satu titik ekstrim ke
massa dalam proses politik tentu memiliki titik ekstrim lainnya. 9 Dengan demikian
arti yang sangat penting. Bahkan dampak dapat dipahami bahwa opini publik yang
atau akibat dari penyebaran pesan terhadap selalu diasumsikan sebagai pertukaran
khalayak akan sangat kuat apabila dilihat pikiran secara luas dan bebas di media
dari dampak penyebaran pesan tidak hanya massa akan mampu melahirkan pikiran-
sampai pada tahap kognitif dan afektif saja pikiran yang jernih, demokratis, dan
tetapi juga sampai pada tahap psikomotorik. mengandung nilai-nilai kebenaran. Oleh
Dengan kata lain, komunikasi politik karenanya dapat dimaklumi jika media
melalui media massa merupakan salah satu massa selalu menjadi rebutan dan
aspek penting dalam melibatkan rakyat cenderung untuk digunakan oleh interest
untuk turut serta berpartisipasi politik group, pressure group, partai politik, dan
dalam suatu bangsa. Dengan adanya potensi institusi-institusi politik lainnya. Dalam
media maka rakyat merasakan manfaat konteks ini benar apa yang dikemukakan
untuk mengontrol jalannya pemerintahan. oleh Eugene, 10 bahwa media massa
Pakar komunuikasi massa, merupakan alat yang sangat efektif untuk
Jalaluddin Rahmat 7 menyebutkan bahwa mengontrol sistem politik terutama lagi
setidaknya ada 3 (tiga) karakteristik dalam mengontrol jalannya roda pemerintahan.
peranan media massa. Ketiga hal tersebut Sebagai media komunikasi pers
adalah: Pertama, media massa mampu merupakan alat komunikasi yang
mendominasi lingkungan informasi dan mempunyai pengaruh cukup besar terhadap
berada di mana-mana. Kedua, komulasi pembentukan persepsi masyarakat tentang
pesan, perulangan pesan yang berkali-kali realitas sosial. 11 Pengaruh pemberitaan
dapat memperkokoh dampak media massa. media tentang isu-isu rasial atau konflik
Ketiga, keseragaman wartawan, siaran sosial terhadap pembentukan persepsi
berita mempunyai kecenderungan yang khalayak cenderung lebih kuat pada isu-isu
sama sehingga khalayak tidak mempunyai yang tergolong jauh dari pengalaman
alternatif lain untuk memilih dan langsung seseorang. Sementara untuk isu-
mengakibatkan terbentuk persepsi yang isu yang dekat dengan pengalaman pribadi
sama pula. seseorang pengaruh media tidak begitu
Dari perspektif teori masyarakat kuat. Jadi, peranan dan pengaruh media
dan kekuasaan sebagaimana yang
8
Dennis McQuail, Mass
Communication Theory (Beverly Hills: Sage
Publication, 1987), h. 82.
5 9
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Cutlip, Effective Public Relation,
Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, (Prentice Hall: New Jersey, 1971), h. 150-
2000), h. 189. 151.
6
Hasrullah, “Pemberitaan Surat 10
Kolb J.Eugene, A Framework for
Kabar tentang Konflik Internal PDI dan Political Analysis (New Jersey: Pretice Hall,
Terpilihnya Megawati: Studi Komunikasi 1978), h. 154-164.
11
Politik terhadap Liputan Berita di Harian Hanna Adoni dan Sheril Mane,
Kompas, Republika, dan Suara Karya”, Thesis “Media and The Social Construction of Reality:
(Jakarta: Program Pascasrajana Universitas Toward and Integration of Theory of
Indonesia, 1996), h. 16. Research”, Communication Research, vol.II,
7
Jalaluddin, Psikologi......, h. 191- Beverly Hill: Sage Pulications Inc., 1984, h.
193. 326.

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Danil Mahmud Chaniago dan Umi Rusmiani Umairah 17

terhadap pembentukan persepsi publik pandangan.dan mengartikulasikan berbagai


tentang sesuatu realitas sosial tertentu lebih kepentingannya. Disertasi ini menunjukkan
ditentukan juga oleh adanya dimensi jarak bahwa meskipun pers bumiputera sering
dari pengalaman seseorang. Dengan dihadapi oleh berbagai tindakan-tindakan
demikian dapat dipahami bahwa dengan represif pemerintah kolonial terhadap pers,
menyebarkan pesan-pesan kepada khalayak, seperti haatzai artikelen dan persbreidel
maka pers telah membentuk dirinya sebagai ordonansi namun pada masa itu pers
salah satu sistem sosial yang berpengaruh. bumiputera sebagai corong kaum
Melalui media massa sebagian masyarakat pergerakan tetap leluasa dalam
mengetahui dan mengerti tentang kejadian mengekspresikan dan mengartikulasikan
sekitarnya.12 kepentingan para redakturnya yang
Pandangan pers terhadap merupakan tokoh-tokoh pergerakan. Hal ini
peristiwa-peristiwa atau persoalan pada ditujukan terutama kepada pemerintah
zamannya dalam kajian Ilmu sejarah kolonial Hindia Belanda. Kedua, teori state
digolongkan kepada mentifact.13 Mentifact Centerd. Dalam teori ini negara dipandang
adalah fakta yang bersifat mental karena sebagai institusi yang memiliki otoritas
merupakan pandangan, sikap, dan pendirian kekuasaan yang besar, tampaknya
individu atu kelompok dalam menanggapi berkewajiban untuk mengatur kehidupan
realitas sosialnya. Dalam hal ini mentifact masyarakat termasuk pers sebagai instutusi
perlu dibedakan dengan fakta an sich sosial. Hal ini terjadi tatkala posisi negara
karena yang pertama itu merupakan semakin menguat pasca konsolidasi
gambaran, penilaian, dan pandangan yang kekuasaannya. Dalam hal ini yang muncul
bersifat konstruksi mental terhadap realitas kemudian adalah kecenderungan yang
sosial, sedangkan yang kedua merupakan bersifat seragam dan control dari
bukti-bukti dan kenyataan sosial itu sendiri. pemerintah kepada pers agar tujuan dan
Paling tidak ada dua teori yang fungsinya terpusat pada lembaga kekuasaan
relevan dengan peranan pers bumiputera yang telah ada.14
pada masa pergerakan nasional. Pertama,
teori media centerd yang menyebutkan Perubahan Sosial
bahwa pers atau media merupakan institusi Perubahan-perubahan pada
sosial yang memiliki kebebasan dan kehidupan masyarakat merupakan
peluang yang besar untuk fenomena yang lazim karena manusia
mengartikulasikan urgensi dan fungsi sebagai warga masyarakat mempunyai
control sosialnya di tengah-tengah kepentingan yang tidak terbatas.
kehidupan masyarakat sekitarnya. Hal Perubahan-perubahan akan tampak setelah
tersebut dapat terwujud tatkala posisi dan tatanan sosial dan kehidupan masyarakat
peranan pemerintah masih lemah, termasuk yang lama dapat dibandingkan dengan tata
dalam mengintervensi pers. Dalam kondisi kehidupan yang baru. Kehidupan suatu
seperti itu sering muncul kecenderungan- masyarakat sebelum momen tertentu dapat
kecenderungan yang bersifat majemuk, dibandingkan dengan kehidupan
bebas, dan fragmentatif dari suatu media masyarakat sesudahnya. Perubahan itu
pers dalam hal mengekspresikan sendiri pada prinsipnya merupakan suatu
proses yang kontinyu. Artinya, bahwa
setiap masyarakat pada kenyataan akan
12
Lihat dalam Alex Ibnu Muridjal,
mengalami perubahan, tetapi perubahan
“Agenda Media dan Agenda Publik: Studi
tentang Agenda Tiga Suratkabar dan Agenda antara masyarakat yang satu dengan yang
Publik Mahasiswa di Surakarta”, Tesis (Jakarta: lain tidak selalu sama. Ada masyarakat
Program Pascasarjana Universitas Indonesia,
1995), h. 28-29.
14
Dikutip dari Andi Suwirta, Suara
13
Sartono Kartodirdjo, Pemikiran dari dua Kota: Revolusi Indonesia dalam
dan Perkembangan Historiografi Indonesia: Pandangan Surat Kabar Merdeka (Jakarta) dan
Suatu Alternatif (Jakarta: Gramedia, 1992), h. Kedaulatan Rakyat (Yogyakarta) 1945-1947,
115-116. (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), h. 14-15.

Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2019


18 Pers dan Perubahan Sosial...

yang mengalami perubahan lebih cepat bila atau pada masyarakat yang sudah tergolong
dibandingkan dengan masyarakat lainnya. maju. Perubahan-perubahan di luar bidang
Sebaliknya, tidak sedikit masyarakat yang ekonomi pun tidak dapat dihindarkan oleh
mengalami keterlambatan dalam karena setiap perubahan dalam suatu
perobahan.15 lembaga kemasyarakatan akan
16
mengakibatkan pula perubahan-perubahan
Menurut Abdulsyani,
di dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan
perubahan-perubahan yang terjadi bisa
lainnya, sebab antara lembaga-lembaga
merupakan kemajuan atau justru merupakan
kemasyarakatan tersebut selalu ada proses
suatu kemunduran. Unsur-unsur
saling mempengaruhi secara timbal balik.18
kemasyarakatan yang mengalami
Dengan kata lain, perubahan satu aspek
perubahan biasanya adalah mengenai nilai-
langsung atau tidak langsung
nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola
mempengaruhi aspek lain.19
kelakuan, organisasi sosial, lembaga-
Pada dasarnya perubahan sosial
lembaga kemasyarakatan, stratifikasi sosial,
dapat terjadi karena anggota masyarakat
kekuasan, tanggungjawab, kepemimpinan,
pada waktu tertentu merasa tidak puas lagi
dan sebagainya. Bagi Selo Soemardjan
terhadap keadaan lingkungan yang lama.
perubahan-perubahan sosial adalah segala
Norma-norma dan lembaga-lembaga sosial
perubahan pada lembaga-lembaga
atau sarana kehidupan yang lama dianggap
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat
tidak memadai lagi untuk memenuhi
yang mempengaruhi sistem sosialnya,
kebutuhan hidup yang baru sehingga
termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap–
menjadi faktor-faktor penyebab terjadinya
sikap dan pola-pola perikelakuan di antara
perubahan sosial. Ada tiga faktor penyebab
kelompok dalam masyarakat.17
utama dalam perubahan sosial yaitu
Dinamika masyarakat atau
penimbunan atau akumulasi sehingga
perubahan masyarakat terjadi karena
melahirkan penemuan baru, laju
adanya beberapa unsur yang berinteraksi
pertambahan penduduk dan munculnya
satu sama lain. Unsur-unsur itu di antaranya
pertentangan. Tidak ada perubahan sosial
adalah: orientasi manusia terhadap situasi,
yang berdiri sendiri sebab perubahan pada
prilaku yang mengadakan kegiatan dalam
suatu aspek biasanya diikuti oleh atau
masyarakat, lambang dan sistem
sejalan dengan perubahan-perubahan aspek
perlambangan yang mewujudkan
lainnya yang berhubungan.20
komunikasi tentang bagaimana manusia
Perubahan sosial dikehendaki
ingin mencapai tujuannya. Selain itu juga
atau diharapkan apabila bersumber dari
terdapat unsur kegiatan sebagai hasil
individu atau kelompok yang mempunyai
orientasi dan pengelolaan atau pemikiran
kehendak atau tujuan tertentu.21 Inilah yang
prilaku tentang bagaimana mencapai cita-
terjadi pada bangsa Indonesia pada masa
citanya. Dengan demikian suatu kegiatan
Pergerakan Nasional. Pergerakan nasional
merupakan realisasi dari motivasi dan
adalah alasan untuk dapat terbebas dari
karenanya selalu bersifat fungsional karena
belenggu kolonialisme. Karena para elit
bertujuan mewujudkan kebutuhan.
politik bumiputera berjuang secara bersama
Perubahan sosial selalu terkait
dengan pertumbuhan ekonomi terutama 18
Selo Soemardjan dan Soelaiman
dalam masyarakat yang sedang berkembang Soemardi, Setangkai Bunga Sosiologi (Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1964),
h. 34.
15 19
Soleman B. Taneko, Struktur dan Wilbert E. Moore, Social Change
Proses Sosial suatu Pengantar Sosiologi (New York: Prentice Hall, 1963), h. 22.
20
Pembangunan (Jakarta: Rajawali, 1984), h. 133. R.M. Mac Iver dan Ch.H.Page,
16
Abdulsyani, Sosiologi Skematika: Society: An Introductory Analysis (New York:
Teori dan Terapan (Jakarta: Bumi Aksara, Renhart, 1959), h. 49.
21
1994), h. 162-164. Amitai Etziony dan Eva Etzioni,
17
Dikutip dari Soerjono Soekanto, Social Change: Source, Patterns, and
Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial Consenquences (New York: Basic Books,
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), h. 285. 1964), h. 358.

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Danil Mahmud Chaniago dan Umi Rusmiani Umairah 19

untuk dapat membebaskan rakyat Indonesia ditandai dengan dijadikannya kereta api
dari penjajahan. Dengan demikian sebagai alat transpormasi umum pada
perubahan masyarakat Indonesia yang pertengahan abad ke-19. Berita-berita
terjadi adalah atas kehendak kaum elit mengenai kemajuan-kemajuan yang telah
politik atau yang dikenal dengan sebutan dicapai oleh bangsa lain yang didapat dari
tokoh pergerakan. Oleh karena individu- suratkabar telah menyadarkan penduduk
individu yang menghendaki perubahan itu Hindia Belanda khususnya kalangan
adalah para elit politik atau tokoh-tokoh bumiputera akan arti penting kemajuan.
pergerakan. Artinya perubahan sosial di Berita-berita tentang perkembangan-
Indonesia pada masa kolonial adalah perkembangan dunia luar yang kemudian
berasal dari tokoh-tokoh pergerakan. dijadikan sebagai pelajaran untuk mencapai
Dalam pengertian sederhana kemajuan.
perubahan sosial selalu dikaitkan dengan Perubahan sosial dapat
faktor-faktor sebelum dan sesudah. 22 digolongkan kepada dua bagian yakni
Perubahan ini menurut Lauer, 23 merupakan perubahan yang disengaja (cantact
perubahan penting dari struktur sosial yakni cange/intended change) dan perubahan
pola-pola perilaku dan interaksi sosial. yang tidak disengaja (unintended
Dengan demikian, perubahan sosial adalah change/imanen change). Perubahan yang
perubahan pada pola-pola perilaku dan pertama merupakan perubahan yang
interaksi sosial dan variasi atau modifikasi bersumber dari luar masyarakat baik yang
dalam setiap aspek proses sosial, pola disengaja melalui agent of change
sosial, dan bentuk-bentuk sosial serta mamupun secara spontan di komunikasi
modifikasi pola antar hubungan yang oleh pihak-pihak dari luar masyarakat.
mapan dan standar perilaku. Sementara itu, perubahan yang tidak
Menurut Smelser, 24 ada dua disengaja merupakan perubahan sosial yang
faktor pendorong percepatan perubahan terjadi karena kehendak atau dinamika
sosial yakni potensi sumber daya manusia masyarakat yang bersangkutan sendiri tanpa
yaitu para pengusaha besar khususnya pengaruh dari luar.
swasta asing, dan transportasi kereta api. Di Perubahan sosial yang terjadi
antara kedua faktor itu transportasi kereta pada masyarakat bumiputera di pada masa
api yang syarat dengan unsur teknologi kolonial yang ditandai dengan bangkitnya
merupakan faktor penting pendorong kesadaran kebangsaan Indonesia (baca:
percepatan perubahan. Teori ini relevan PergerakanNasional) awal abad ke-20,
dengan yang terjadi di Indonesia pada masa merupakan perubahan yang bersifat
kolonial. Perubahan sosial masyarakat intended change yang bertujuan untuk
Indonesia pada masa kolonial merupakan mencapai kemajuan dan terbebas dari
dampak tidak langsung dari belenggu penjajahan. Perubahan tersebut
diperkenalkannya alat cetak pada awal abad merupakan akibat tidak langsung dari
ke-17 oleh para pengusaha dan misionaris diterapkannya politik etis oleh pemerintah
Eropa. Dari industri percetakan ini kolonial. Di antara pokok-pokok pikiran
kemudian lahir berbagai suratkabar baik dalam kebijakan yang disebut sebagai
yang diterbitkan oleh orang-orang Eropa, hutang budi pemerintah kolonial kepada
Tionghoa Peranakan maupun Bumiputera. bangsa Indonesia itu adalah memberi
Penyebaran suratkabar semakin cepat dan kesempatan yang lebih luas kepada rakyat
menjangkau banyak tempat sejak adanya bumiputera untuk menikmati pendidikan.
modernisasi di bidang transportasi yang Konsekuansi logisnya adalah dalam waktu
yang tidak begitu lama muncul kalangan
22 elit berpendidikan Barat yang kemudian
Wilbert E. Moore, Social...., h. 22.
23
Robert H. Lauer, Perspektif menjadi tokoh-tokoh pergerakan nasional.
tentang Perubhan Sosial , terj. Alimandan Mereka inilah yang memelopori perjuangan
(Jakarta: Bina Aksara, 1994), h. 4.
24
Niel J. Smelser, Sociology
kemerdekaan Indonesia tidak dengan
(Englewood Cliff, New York: Prentice Hall, senjata atau aksi-aksi perlawanan pisik
1986), h. 31.

Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2019


20 Pers dan Perubahan Sosial...

lainnya, tetapi dengan kemampuan tradisional melawan universalisme dalam


intelektual. masyarakat moderen.27
Masyarakat menurut Durkheim Jika teori Parsons tadi dikaitkan
dapat digolongkan kepada solidaritas dengan perubahan sosial suatu komunitas
mekanik dan solidaritas organik. Golongan Indonesia, maka yang menyebabkan
yang pertama mementingkan kesadaran perubahan sosial adalah adanya pertukaran
sosial di antara individu. Kesadaran informasi atau enerji antara individu atau
kemiripan dan keterpaduan, nilai yang antara komunitas dalam suatu sistem.
dianut adalah nilai kolektif. Tindakan Adanya migrasi penduduk asing pada masa
masyarakat membaur yang bertujuan Kolonial di Hindia Belanda maka terjadi
mempertahankan kepaduan sosial, pertukaran informasi antara penduduk asli
sedangkan dalam masyarakat solidaritas dan para migran itu. Pertukaran ini pada
organik mementingkan kebebasan dan gilirannya menuntut rakyat bumiputera
kemerdekaan individu, pembagian kerja untuk selalu menyesuaikan diri terhadap
dan spesialisasi nilai yang dianut adalah sistem-sistem yang baru. Dengan kata lain,
nilai pribadi, tindakan masyarakat diferensiasi sosial dapat memicu munculnya
menyebar, yang bertujuan mempertahankan pergeseran nilai, dan perubahan
kemerdekaan individu.25 independensi yang semuanya akan
Pengamatan Parson menujukkan meningkatkan kemampuan menyesuaikan
bahwa perobahan sosial dimulai dengan diri yang pada gilirannya menuju integrasi
terjadinya diferensiasi sosial yang baru. Baik bangsa Indonesia maupun
meningkat dari unit-unit sistem ke dalam bangsa asing lainnya tentu berusaha untuk
pola ketergantungan fungsional. Kemudian bertahan dalam sistem yang baru tadi, yakni
diikuti dengan pembentukan mekanisme sistem hidup perkotaan.
dan prinsip yang baru dan berakhir dengan Perubahan suatu komunitas
terjadinya peningkatan adaptif dari masing- masyarakat dapat ditelusuri melalui
masing sistem terhadap lingkungan yang perubahan masyarakat dari masyarakat
mereka hadapi. Dengan kata lain perubahan tradisional ke masyarakat moderen. Dalam
dimulai dengan terjadinya perbedaan- proses perubahannya menjadi masyarakat
perbedaan pekerjaan, kepemilikan, moderen maka di dalam masyarakat sendiri
pandangan, hubungan sosial dan lain-lain. mengalami beberapa hal. Pertama,
Kemudian diikuti oleh mekanisme aturan ketegangan-ketegangan antara nilai-nilai
baru yang mengikatkan mereka. Pada lama Dengan nilai-nilai moderen. Kedua,
akhirnya tiap orang atau kelompok terjadi anomi dalam masyarakat. Ketiga,
mempunyai kapasitas penyesuaian masing- terjadi disorganisasi di mana organisasi atau
masing terhadap lingkungannya. 26 Selain lembaga-lembaga yang ada dalam
itu, Parsons juga membuat karakteristik masyarakat terdahulu mulai retak atau
perobahan masyarakat dari masyarakat bubar. Dengan kata lain terjadi konflik yang
tradisional ke masyarakat modern sebagai nyata. Konflik tersebut sesungguhnya
suatu dikotomi. Ini berdasarkan atas berfungsi bagi integrasi baru. Dengan kata
karakteristik-karakteristik yang tampak di lain dalam tahap perobahan masyarakat dari
masyarakat, yakni difusi dalam masyarakat tradisional ke masyarakat moderen terjadi
tradisional melawan spesifikasi dalam diferensiasi dan kemudian terjadi
masyarakat moderen; sifat kolektif dalam reintegrasi yang baru. Diferensisai terjadi
masyarakat tradisional melawan antara lain pada pandangan hidup dan
individualisme dalam masyarakat moderen; hubungan sosial. Selain itu terjadi pula
partikularisme dalam masyarakat perubahan dalam struktur pekerjaan yang
menimbulkan elit-elit baru dalam
25
Satjipto Rahardjo, Hukum dan masyarakat tersebut. Elit baru tersebut
Perubahan Sosial (Bandung: Alumni, 1979), h.
35.
26 27
Dikutip dari Jonathan H. Turner, Eva Etzioni dan Halevy, Social
The Structure of Sociological Theory (Belmont, Change (London-New York: Routledge &
Calif: Wadsworth Publishing Co, 1991), h. 67. Kegan Paul, 1987), h. 37.

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Danil Mahmud Chaniago dan Umi Rusmiani Umairah 21

muncul karena pendidikan, prestasi, norma yang dianut masyarakat


keuletan, dan perjuangan membebaskan diri bersangkutan. Perubahan pada tataran
dari keterbelakangan. 28 ideasional akan membawa pada perubahan
Selain terjadi diferensiasi sosial pola-pola perilaku, interaksi sosial,
dalam bentuk masyarakat bipolar tindakan-tindakan, dan perubahan-
(tradisional vs Moderen), maka perubahan perubahan itu akan menimbulkan
sosial dalam bentuk pembangunan perubahan sosial. Karena itu, mempelajari
masyarakat juga sebagai usaha menciptakan perubahan kebudayaan suatu masyarakat
nilai-nilai baru dalam bentuk nilai-nilai dapat dilakukan dengan mempelajari
moderen dan independensi sosial. Lalu apa perubahan sosial yakni perubahan pada
ciri-ciri masyarakat moderen dan tradisional pola-pola perilaku dan interaksi sosial
? Menurut Mc Clelland dan Alex Inkeles,29 anggota msyarakat bersangkutan, karena
manusia moderen mempunyai beberapa ciri perilaku dan tindakan merupakan bagian
yakni mempunyai motivasi yang tinggi integral yang tidak dapat dipisahkan dengan
untuk berprestasi dan terbuka terhadap sistem kognitif; perilaku dan tindakan
pengalaman baru serta memiliki sikap adalah konsekuensi logis dari sistem
semakin independent terhadap ikatan gagasan sebagai pedoman hidup yang
keluarga, ikatan suku, serta percaya terdiri dari sistem pengetahuan,
terhadap ilmu pengetahuan dan kemampuan kepercayaan, dan nilai-nilai itu. Perubahan
untuk menundukkan alam semesta. kebudayaan dapat terjadi melalui proses
Manusia moderen mempunyai pandangan akulturasi, asimilisai, dan inovasi.
mobilitas dan ambisi pekerjaan yang tinggi Akulturasi merupakan proses yang timbul
dan aktif dalam percaturan politik. apabila suatu kelompok masyarakat dengan
Untuk menganalisis perubahan kebudayaan tertentu dihadapkan pada
sosial digunakan juga teori kebudayaan. unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian
Pengertian kebudayaan dalam konteks ini rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan
mengacu kepada pengertian kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke
menurut antropolog aliran idealisme seperti dalam kebudayaan sendiri tanpa
yang dikemukakan oleh Goodenough. menyebabkan hilangnya kepribadian
Menurut Goodenough kebudayaan adalah kebudayaan asli.31
sistem gagasan atau sistem kognitif dari
suatu kelompok masyarakat yaitu suatu Pers dan Bangkitnya Kesadaran
sistem yang terdiri dari pengetahuan, nilai- Kebangsaan
nilai, dan norma-norma yang berada dalam Menjelang abad ke duapuluh
pikiran individu, anggota masyarakat, yang banyak perubahan-perubahan yang terjadi
disusun sebagai pedoman dalam mengatur di Indonesia yang ketika itu masih bernama
pengalaman dan persepsi mereka, Hindia Belanda. Perubahan-perubahan itu
menentukan tindakan dan memilih menurut catatan Adam 32 umumnya lebih
alternatif yang ada.30 diketahui oleh sebagian kecil rakyat
Mengacu pada pengertian tadi, bumiputera yakni kalangan elit tradisional
maka perubahan kebudayaan suatu yang melek huruf. Namun demikian
masyarakat dipahami sebagai perubahan
pada tataran ideasional, pada sistem
gagasan atau sistem kognitif yakni pada
31
Dikutip dari Gitrif Yunus, “Dari
Uang Japutan ke Uang Dapua: Suatu Kajian
aspek pengetahuan, nilai-nilai dan norma-
tentang Perkawinan dan Perubahan Sosial di
Pariaman Sumatera Barat”, Tesis, (Jakarta:
28
Eva Etzioni dan Halevy, Social...., Program Pascasarjana Universitas Indonesia,
h. 38. 1999) h. 24-36.
29
Dikutip dari Suwarsono dan Alvin
32
Y. So, Perubahan Sosial dan Pembangunan Ahmat Adam, The Vernacular
(Jakarta: LP3ES, 1994), h. 26-32. Press and the Emergence of Modern Indonesia
30
Robert H. Keesing, Antropologi Counsciousness 1855-1913 (Ithaca,New York:
Budaya suatu Perspektif Kontemporer, terj. Southeast Asia Program Cornell University,
Gunawan, (Jakarta: Erlangga, 1992), h. 68. 1995), h. 79.

Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2019


22 Pers dan Perubahan Sosial...

manfaat perubahan itu dirasakan oleh memproduksi kapal-kapal mesin baik yang
hampir seluruh rakyat bumiputera. didisain oleh perusahaan tersebut maupun
Perubahan-perubahan itu ditandai dengan untuk memenuhi permintaan pemesan.
adanya berbagai inovasi teknologi antara Kapal-kapal produk Djoewana itu bukan
lain diperkenalkannya perangkat saja kapal untuk keperluan perdagangan
komunikasi yang lebih dikembangkan, tetapi juga untuk keperluan transportasi
pertumbuhan pusat-pusat kota 33 perluasan umum. Berkat adanya kapal laut maka
kawasan industri, perbankan, dan toko-toko penduduk Hindia Belanda dapat bepergian
yang menyediakan barang impor dari Eropa lebih cepat dan lebih jauh lagi. Kemajuan di
maupun negri lainnya. 34 Inovasi tersebut bidang tarnsportasi laut ini juga ditandai
merupakan isyarat bagi hadirnya sebuah dengan didirikannya suatu perusahaan
dunia baru di Hindia Belanda. Inovasi- pelayaran negara yang menyelenggarakan
inovasi itu pada gilirannya mengarah rute pelayaran di wilayah Hindia Belanda
kepada suatu proses transformasi hingga Singapura yang meliputi kota-kota
kebudayaan. 35 pelabuhan seperti Batavia, Palembang,
Inovasi-inovasi yang disebut tadi Semarang, Surabaya, Makassar,
terjadi pada berbagai bidang. Pada bidang Banjarmasin, Maluku, dan Singapura.
transportasi terlihat dari industri galangan Modernisasi dalam jasa transportasi laut
kapal Djoewana di Semarang yang berhasil dengan penggunaan kapal-kapal mesin uap
moderen, menurut Bedjo 36 tidak hanya
mempercepat arus perdagangan
33
Menurut Sjoberg kehadiran suatu internasional, industrialisasi, serta arus
kehidupan masyarakat moderen ditandai dengan imigrasi penduduk dalam skala
banyaknya penduduk yang menggunakan
internasional, melainkan juga
peralatan yang kompleks dan memanfaatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta mempengaruhi transformasi dalam nilai-
mempunyai keterampilan profesional untuk nilai spiritual atau keagamaan.
memproduksi barang-barang atau pelayanan Keberadaan kapal laut semakin
jasa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. mempermudah, mempercepat, dan semakin
Lihat Gideon Sjoberg, Pre Industrial City Past mempermurah biaya perjalanan ibadah haji
and Present (New York: The Free Press, 1966), ke Mekkah. Pada gilirannya keberadaan
h. 1-180. kapal laut semakin memperbanyak jumlah
34
Pada tahun 1878 di Surabaya, salah haji di kalangan penduduk bumiputera;
satu kota pelabuhan dan pusat industri suatu hal yang sangat dicemaskan oleh
perdagangan di Jawa, sudah dipasarkan mesin- pemerintah kolonial. Karena itu, pemerintah
mesin pompa yang diimpor dari Inggris yang selalu berusaha menghambat laju kenaikan
digunakan dalam instalasi mesin-mesin pabrik- jumlah haji dengan berbagai macam aturan
pabrik gula di Jawa. Importirnya adalah
perusahan-perusahaan milik Bangsa Eropa di
yang memberatkan. Akan tetapi, usaha itu
Surabaya. Lebih lanjut tentang hal ini lihat tidak pernah berhasil. Catatan Deliar Noer37
umpamanya dalam Bedjo Riyanto, Iklan Surat menunjukkan dari tahun ke tahun jumlah
Kabar dan Perubahan Masyarakat di Jawa jemaah haji justru semakin bertambah.
Masa Kolonial1870-1915 (Yogyakarta: Bahkan menjelang pergantian abad silam,
Tarawang, 2000), h, 170-171.
35 terjadi pelonjakan yang sangat drastis. Jika
Sartono menyebut proses
perubahan kebudayaan sebagai proses pada tahun 1890 jumlah orang bumiputera
modernisasi. Faktor pemicu terjadinya proses yang naik haji hanya sekitar 7000 orang
tersebut antara lain pertumbuhan penduduk maka enam tahun kemudian jumlahnya
yang sangat pesat, perkembangan lembaga mencapai tidak kurang dari 11.700 orang.
pendidikan model Barat, pesatnya Tentu saja bagi saudagar-saudagar Eropa
industrialisasi, pesatnya pembangunan sistem
komunikasi moderen dan lain-lain. Lihat dalam 36
Bedjo, Iklan Surat Kabar......, h.
Sartono Kartodirdjo, Perkembangan Peradaban 173.
37
Priyayi (Yogyakarta: Gadjah Mada University Deliar Noer, Gerakan Moderen
Press, 1987), h. 166; juga dalam Bedjo, Iklan Islam di Indonesia 1900-1942 (Jakarta: LP3ES,
Surat Kabar...., h. 161-162. 1996), h. 30, lihat juga dalam Bedjo, Iklan Surat
Kabar....., h. 175.

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Danil Mahmud Chaniago dan Umi Rusmiani Umairah 23

khususnya pengusaha jasa transportasi laut, trayek Batavia-Cirebon-Kroya-Yogyakarta-


besarnya jumlah umat Islam yang dan Surabaya.39
mempunyai penghasilan cukup baik Kereta api sebagai simbol
merupakan pangsa pasar yang sangat kehidupan moderen juga diterima oleh
potensial untuk meraih laba lebih banyak kalangan elit bangsawan di Jawa. Upacara
lagi. pembukaan stasiun kereta api pertama di
Simbol transportasi moderen Surakarta yang diberi nama Stasiun
lainnya bagi masyarakat di Hindia Belanda Balapan pada tahun 1866 dihadiri oleh
adalah dimulainya penggunaan kereta api berbagai kalangan elit tradisional, bahkan
sebagai sarana transportasi umum pada Susuhunan Paku Buwana IX ikut
tahun 1863. Penggunaan kereta api sebagai membukanya bersama Gubernur Jendral.
transportasi umum didasarkan pada Prosesi pernikahan keluarga Keraton
pertimbangan pemerintah bahwa Surakarta dengan keluarga Kesultanan
transportasi darat yang dibangun sejak Yogyakarta juga menggunakan kereta api
jaman Gubernur Jendral Deandels sudah sebagai sarana transportasi untuk
tidak memadai lagi. Padahal sejak mengangkut rombongan mempelai pria dari
diterapkannya tanam paksa (cultuurstelseel) Surakarta ke Yogyakarta. Digunakannya
pada tahun 1830 percepatan arus kereta api pada prosesi pernikahan itu
perdagangan hasil industri perkebunan menunjukkan bahwa kalangan elit
sangat membutuhkan sarana transportasi bangsawan di kedua kerajaan itu telah
darat yang lebih memadai lagi. Karena menyerap unsur-unsur kebudayaan Barat
itulah, pada tahun 1863 pemerintah dalam rangka penyamaan status sosial
memberi lisensi kepada Poolman seorang mereka dengan golongan penguasa.40
pengusaha bidang transportasi, membuka Berkat adanya kapal laut dan
trayek kereta api pertama yang kereta api sebagai sarana transportasi umum
menghubungkan kota Semarang dan maka penyebaran atau sirkulasi suratkabar
Yogyakarta. 38 Keberhasilan transportasi semakin mudah dan menjangkau ke
yang dirintis Poolman itu pada gilirannya berbagai tempat. 41 Sejak itu penduduk
mendorong pemerintah memberikan Hindia Belanda semakin mudah
kesempatan pada perusahaan swasta lainnya mendapatkan informasi dan itu juga berarti
untuk membuka trayek kedua yang proses perubahan sosial yang sedang terjadi
menghubungkan antara kota Batavia dan dengan mudah dapat diikuti dan dirasakan
Bogor (Buitenzorg). Ternyata usaha oleh penduduk. Keberadaan kedua
transportasi pihak swasta itu mengalami transportasi umum itu telah membuat
kerugian sehingga pemerintah tidak mampu penyebaran berita dan ide-ide baru melalui
lagi membuka trayek-trayek baru. suratkabar menjadi lebih efisien. Sejak itu
Akibatnya, usaha transportasi tersebut pertumbuhan suratkabar semakin meluas,
diambil alih pemerintah yang kemudian tidak hanya di kalangan bangsa Eropa, dan
mendirikan perusahaan kereta api yang Tionghoa Peranakan saja melainkan juga
diberi nama Staatspoor Wegen pada tahun kalangan bumiputera.
1894. Pada tahun itu juga pemerintah
membuka trayek untuk menghubungkan
39
kota Batavia-Bogor-Yogyakarta-Surakarta- Sartono Kartodirdjo, Pengantar
Sejarah Indonesia....., h. 360-362; lihat juga
dan Surabaya. Pada tahun 1912 dibuka dalam Bedjo, Iklan Surat Kabar...., h. 176.
trayek dari Batavia-Cirebon-Semarang-dan 40
Lihat dalam Bedjo, Iklan Surat
Surabaya. Lima tahun kemudian dibuka lagi Kabar...., h. 176.
41
Catatan Elliot menunjukkan bahwa
sampai pertengahan abad ke-19 Hindia Belanda
diramaikan oleh terbitnya sekitar 30 suratkabar
yang sebagian besarnya adalah pers kolonial.
Elliot Parker, “Indonesia”, dalam Kurian, Wordl
38
Sartono Kartodirdjo, Pengantar Press Encyclopaedia (London: Mansell, 1982),
Sejarah Indonesia Baru 1500-1900 (Jakarta: h. 498.
Gramedia, 1992), h. 360-362.

Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2019


24 Pers dan Perubahan Sosial...

Selain itu, sejumlah inovasi baru pada masyarakat bumiputera di


teknik juga telah memungkinkan Nusantara. Bagi penduduk bumiputera
dilaksanakannya pemberitaan yang lebih pertumbuhan alat cetak itu telah mendorong
akurat dan cepat. Hal tersebut ditandai munculnya kesadaran ke-Indonesiaan.
dengan digunakannya telegraf pada tahun Dengan kata lain industri percetakan yang
1856 dan diperkenalkannya dinas post kemudian melahirkan berbagai media pers
moderen antara Eropa dan Hindia bumiputera telah membangkitkan kesadaran
Belanda.42 Inovasi di bidang informasi dan kebangsaan di kalangan rakyat Indonesia.
transformasi telah membuat dunia ini Berbagai inovasi dan
semakin kecil. Sejak itu dengan mudah perkembangan sebagai yang disebut tadi
penduduk Hindia Belanda dapat mengikuti mendapat perhatian besar dari kaum
perkembangan dunia luar berkat mudahnya terpelajar bumiputera. Bagi para elit yang
orang mendapatkan suratkabar. Itu berarti mendapat pendidikan Barat itu fenomena
semakin mendekatkan penduduk dengan yang disebut tadi merupakan barometer
kemajuan seperti yang sedang dialami perobahan atau apa yang kemudian dikenal
masyarakat dunia lainnya. sebagai kemajuan. Selain itu, kaum
Perubahan-perubahan yang terpelajar bumiputera itu juga memandang
disebabkan oleh munculnya berbagai bangsa Eropa di Hindia Belanda terutama
suratkabar dan media cetak lainnya orang-orang yang sukses dalam bidang
merupakan buah dari tumbuhnya industri ekonomi dan sosial adalah contoh nyata
percetakan yang telah diperkenalkan oleh sukses material yang dibawa oleh
misionaris pada abad ke-17. Sejak kemajuan. Bahkan orang-orang Tionghoa
berkenalan dengan alat cetak, Hindia Peranakan yang umumnya juga telah
Belanda dibanjiri oleh berbagai macam menikmati kesuksesan terutama di bidang
media pers baik yang diterbitkan oleh orang ekonomi di pandang dengan rasa cemburu
Eropa (Belanda), Tionghoa Peranakan, bercampur kagum. Apalagi menjelang
maupun bangsa Indonesia sendiri. Menurut tahun 1880-an, warga keturunan itu telah
Ignatius Haryanto, 43 pendiri dan direktur membuktikan keberhasilan mereka dalam
Lembaga Studi Pers dan Pembangunan bisnis persuratkabaran yang berguna untuk
(LSPP), pertumbuhan dan perkembangan melayani kepentingan komunitas mereka.
industri percetakan sebagai salah satu Kesuksesan yang diraih oleh bangsa
dampak dari adanya modernisasi Tionghoa Peranakan itu dipandang oleh
transportasi sebenarnya agak terbalik kaum bumiputra sebagai keberhasilan
dengan apa yang terjadi di negri asalnya, warga keturunan itu dalam mencapai
daratan Eropa. Di sana selama ratusan kemajuan. Pandangan-pandangan inilah
tahun Gereja memiliki kuasa atas proses yang kemudian menyadarkan kaum
cetak-mencetak dan ketika mesin cetak terpelajar bumiputera bahwa kemajuan
ditemukan oleh Gutenberg (Jerman) telah dicapai apabila tidak lagi dipandang
kalangan gereja menjadi kehilangan pamor inferior terutama oleh kalangan bangsa
dan kuasanya atas teks-teks. Sebaliknya di Asing. Karena itu para intelektual
Nusantara kekusaan para misionaris yang bumiputera bertekad untuk mengejar
membawa dan memperkenalkan alat cetak kemajuan bagi Bangsa Indonesia supaya
menyebabkan kekuasaan VOC bisa dipandang sebagai bangsa yang
tertandingi. Pada gilirannya pertumbuhan bermartabat. Untuk mencapainya, menurut
dan perkembangan alat cetak di Hindia kaum pelajar bumiputera itu, maka Bangsa
Belanda ikut memicu munculnya kesadaran Indonesia harus mendapat pengetahuan
seluas mungkin melalui pendidikan model
42
Mirjam Maters, Dari Perintah Barat. 44
Halus ke Tindakan Kasar: Pers Zaman Kolonial
1906-1942, terj.Mien Joebhaar, (Jakarta: Hasta
44
Mitra-KITLV, 2003), h. 39. Ahmat Adam, The Vernacular
43
Ignatius Haryanto, “Jejak Langkah Press and the Emergence of Modern Indonesian
Pers Indonesia”, dalam Kompas, 4 Agustus Counciousness 1855-1913. (Ithaca,New York:
1996. Cornell University, 1995).h. 79-80.

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Danil Mahmud Chaniago dan Umi Rusmiani Umairah 25

Tekad kaum pelajar bumiputera keagamaan itu sangat jarang disebut dalam
untuk membawa Bangsa Indonesia ke media pers.
gerbang kemajuan mendominasi isi tulisan Tumbuhnya perhatian terhadap
dalam media pers menjelang akhir abad ke pendidikan kaum bumiputera sebagaimana
sembilanbelas. Dalam konteks ini artikel- telah disebutkan pada gilirannya
ertikel yang bertemakan pendidikan sebagai mendorong munculnya beberbagai jurnal
kunci kemajuan terlihat sangat menonjol. pendidikan. Upaya pertama menerbitkan
Tumbuhnya kesadaran bahwa jika kaum jurnal untuk pendidikan untuk guru dan
bumiputera ingin meraih kemajuan harus siswa dipelopori oleh Schuitemaker, kepala
bersaing dengan bangsa lain, menyebabkan sekolah pada sekolah guru di Probolinggo
pendidikan menjadi topik diskusi yang yang menerbitkan jurnal Soeloeh Pengadjar
sangat penting dalam setiap penerbitan pada awal tahun 1887. Guru-guru dari
media pers. Karena itu, wajar jika semangat kalangan bumiputera di Semarang pada
untuk mendapat pendidikan model Barat akhir abad ke sembilanbelas menerbitkan
sangat menggelora di kalangan penduduk jurnal yang diberinama “Taman Pengajar”.
bumiputera. Bahkan dalam jangka panjang Penerbitan jurnal ini dipimpin oleh
seluruh pegawai yang ingin naik pangkat Vermeulen seorang guru Bantu pada
dalam birokrasi pribumi tidak hanya dilihat sekolah guru di Yogyakarta. Melalui media
kemampuannya melainkan juga latar ini secara intens guru-guru bumiputera
belakang pendidikannya. 45 mendiskusikan berbagai macam persoalan
Oleh karena terjadi krisis seperti pendidikan bagi kaum bumiputera,
ekonomi pada akhir tahun 1880-an maka pelajaran Bahasa Belanda bagi rakyat
tingginya minat kaum bumiputera pada bumiputera dan pentingnya pendidikan bagi
pendidikan tidak mendapat perhatian serius anak perempuan. Kecuali itu, sering juga
dari pemerintah. Bahkan krisis yang baru didiskusikan hal-hal yang lebih umum lagi
pulih kembali pada awal tahun 1890-an, seperti perubahan zaman dan modernisasi
mendorong pemerintah untuk melakukan di antara kaum bumiputera.46
pemotongan anggaran untuk sekolah anak- Sementara itu, praktek
anak bumiputera. Akibatnya jumlah sekolah cultuurstelsel yang mulai diterapkan
yang disediakan pemerintah tidak pemerintah kolonial Hindia Belanda pada
sebanding dengan banyaknya jumlah anak- 1830 mengguncangkan publik di negeri
anak bumiputera yang ingin mendapat induk (baca: Belanda). Sebab praktek
pendidikan. Kondisi ini menimbulkan tersebut telah menyebabkan merosotnya
banyak protes dari kalangan bumiputera kesejahteraan penduduk bumiputera
sebagaimana terlihat dari surat pembaca khususnya di Jawa. Menjelang pergantian
pada berbagai suratkabar. abad, Majelis Rendah Belanda disibukkan
Minimnya fasilitas pendidikan dengan perdebatan mengenai kemerosotan
yang disediakan pemerintah tidak itu. Munculnya artikel yang berjudul “Een
menghalangi penduduk bumiputera untuk Eereschuld” di suratkabar De Gids pada
mendapat pendidikan. Sebab lembaga Agustus 1899 semakin menghangatkan
pendidikan tradisional yang lebih dulu eksis perdebatan. Artikel yang ditulis oleh van
seperti pesantren di Jawa, surau di Deventer juga mengejutkan publik Belanda
Minangkabau, dan meunasah di Aceh tidak karena menyatakan bahwa Belanda
pernah absen memberi pelajaran membaca mempunyai hutang yang cukup besar pada
aksara Arab maupun ilmu-ilmu agama. penduduk bumiputera di Hindia Belanda.
Jadi, keberadaan institusi-institusi Artikel itu juga membuktikan kemerosotan
pendidikan tradisional itu sangat penting penduduk bumiputera akibat eksploitasi
terutama untuk mengisi kekurangan sekolah ekonomi pemerintah Hindia Belanda.
pemerintah. Akan tetapi, institusi-institusi Karena itu, van Deventer ini meminta agar
pemerintah Belanda segera membayar

45 46
Adam, The Vernacular Press...., h. Adam, The Vernacular Press...., h.
80. 88.

Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2019


26 Pers dan Perubahan Sosial...

hutang tersebut dengan cara meningkatkan dari kebijakan baru itu adalah, bahwa dalam
kesejahteraan sosial dan ekonomi penduduk waktu yang tidak begitu lama dari kalangan
bumiputera melalui cara langkah baru penduduk bumiputera muncul elit baru
dibidang ekonomi dan pendidikan. Selain berpendidikan barat yang sadar akan harga
itu, tulisan tokoh kaum Liberal di Majlis dirinya dan merasa kecewa atas realitas
Rendah Belanda ini juga menyarankan agar yang sedang dihadapi dari situasi kolonial.49
pemerintah membuat sebuah kebijakan Para elit baru ini senantiasa
yang bisa melindungi hak-hak kaum berjuang untuk melenyapkan diskriminasi,
bumiputera dan menyokong pembangunan ras, kesenjangan sosial, ekonomi dan
moral dan material. Dengan kata lain, van politik. Sejak itu muncullah slogan "Hindia
Deventer menginginkan pemerintah Maju" dan "Kemajuan". Slogan-slogan itu
Belanda di bawah pimpinan Ratu sering dimuat dalam majalah Bintang
Wilhelmina, segera menerapkan kebijakan Hindia yang terbit di Belanda. 50 Kecuali
politik di Hindia Belanda yang lebih itu, kaum elit yang kelak dikenal sebagai
memperhatikan kepentingan penduduk pelopor-pelopor pergerakan nasional ini
bumiputera dibanding masa sebelumnya semakin menyadari tanggungjawabnya
yang hanya mementingkan tuntutan guna mengangkat harkat dan martabat
ekonomi tanpa memperhitungkan rakyat. Untuk itu mereka melakukan
kepentingan penduduk bumiputera.47 langkah-langkah pembaharuan yang
Tuntutan untuk perubahan bagi ditujukan untuk melepaskan diri dari
penduduk bumiputera itu akhirnya terwujud
dengan munculnya suatu kebijakan baru anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk
pemerintah kolonial Hindia Belanda pada menjalankannya. Sejak itu pemerintah
memperluas dan memperbanyak bangunan-
permulaan abad ke duapuluh. Dengan
bangunan irigasi dan untuk mengurangi
kebijakan baru ini pemerintah berusaha kepadatan penduduk di Jawa dilakukan
untuk merobah kebijakan politik mereka transmigrasi. Banyak penduduk Jawa yang
yang dipandang tidak konstruktif. ditransmigrasikan ke Sumatera khususnya
Pemerintah menyebut kebijakan baru itu Lampung. Dalam bidang eduksai pemerintah
sebagai “hutang budi” kepada Bangsa memberi kesempatan yang lebih luas kepada
rakyat bumiputera untuk menikmati pendidikan.
Indonesia khususnya penduduk Jawa yang Lebih jauh mengenai hal ini lihat umpamanya
hidup dalam kemiskinan akibat dalam Aqib Suminto, Politik Islam Hindia
cultuurstelsel. Statement Ratu Belanda, Belanda: Kantoor Voor Inlandsche Zaken,
Wilhelmina yang disampaikan dalam pidato (Jakarta: LP3S, 1985), h. 100; M.D. Mansoer
kenegaraan pada Bulan September tahun (dkk.), Sedjarah Minangkabau, (Jakarta;
Bhratara, 1970) h. 174, Ahmaddani G. Martha
1901 dijadikan sebagai pijakan bagi (et.al), Pemuda Indonesia dalam Dimensi
berlakunya kebijakan baru itu. Pidato itu Sejarah Perjuangan Bangsa, (Jakarta: Kurnia
antara lain memuat pokok-pokok pikiran de Esa, 1985), h. 2-3., dan Van Niel, Munculnya
nieuwe koers (arah baru) yang akan Elit Moderen….., h. 51.
49
ditempuh oleh de koloniale politiek (politik R.Z.Leirissa, Terwujudnya suatu
Gagasan Sejarah Masyarakat Indonesia 1900-
jajahan) melalui kebijakan yang
1950 (Jakarta: Akademika Pressindo, 1985) h.
kemudian dikenal sebagai Etische 21.
Politiek (Politik Etis).48 Konsekuensi logis 50
Edisi perdana majalah yang
diterbitkan oleh Brousson dan Abdul Riva’i ini
terbit pada Juli 1902 oleh percetakan N.J. Boom
47
Kajian mendalam tentang hal ini di Amsterdam. Pimpinan majalah ini
lihat umpamanya dalam Robert van Niel, sebenarnya Brousson yang tetapi sebagian besar
Munculmnya Elit Moderen...., h. 50-69. Adam, pekerjaan keredaksian dilakukan oleh Riva’i.
The Vernacular Press, ...., h. 90, dan Lihat juga, Akan tetapi semua isi suratkabar ini dibawah
dalam Marwati Djoened Poesponegoro dan wewenang Brousson. Dalam edisi perdana,
Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Riva’i menulis bahwa majalah dwimingguan ini
Indonesia, Jilid V, (Jakarta: Balai Pustaka, mempunai tujuan yang mulia yakni memajukan
1990), h. 32-36. pengetahuan rakyat bumiputera. Edisi terakhir
48
Sasaran utama politik etis adalah Bintang Hindia terbit pada 15 Juni 1907. Lebih
irigasi, transmigrasi dan edukasi. Ketiga sasaran jauh mengenai media ini lihat Adam, The
ini dijalankan secara serempak dan tidak sedikit Vernacular Press...., h. 98-106.

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Danil Mahmud Chaniago dan Umi Rusmiani Umairah 27

penjajahan. Pemikiran inilah yang pengorbanan dan kesediaan untuk hidup


kemudian mendorong munculnya berbagai dalam satu jiwa. Karena itu, bangsa dalam
macam organisasi pergerakan seperti Budi pandangan Renan dipupuk melalui
Utomo (1908) dan Sarikat Dagang Islam beberapa propaganda-propoaganda yang
(1911), Muhammadiyah (1912), Indische - serempak. Seperti Renan, kebangsaan
Party (1912), Partai Komunis Indonesia dalam definisi Anderson 53 adalah rasa
(1920), Partai Nasional Indonesia (1927), kebersamaan atas pengorbanan. Selain itu,
dan lain-lain. kebangsaan juga dialasi oleh munculnya
Pada awal kemunculannya kapitalisme cetak yang menggusur bahasa
organisasi-organisasi seperti Budi Utomo sakral menjadi bahasa sekuler. Ikatan
(BU) dan Sarikat Dagang Islam (SDI) keagamaan dengan demikian tergantikan
belum melibatkan diri pada kegiatan- oleh solidaritas kebangsaan nasional.
kegiatan politik. SDI yang didirikan oleh Kapitalisme cetak pada gilirannya juga
Samanhudi menekankan kegiatannya pada mampu menyeragamkan bahasa sebagai
usaha peningkatan ekonomi rakyat alas dasar bagi tumbuhnya nasionalisme.
bumiputera sedangkan BU menegaskan Seiring dengan munculnya
tujuannya untuk meningkatkan kesadaran kebangsaan Indonesia yang
kesejahteraan rakyat melalui bidang berwujud organisasi-organisasi pergerakan,
pendidikan. Bagi Badri Yatim, adanya maka pers bumiputera mulai
kesadaran untuk bangkit memperbaiki nasib mengelompokkan diri sesuai dengan aliran
bangsa sudah merupakan benih politik dan kecenderungan organisasinya.
nasionalisme dalam pengertian moderen. 51 Dalam perkembangan berikutnya dapat
Meskipun bentuk nasionalisme yang disaksikan pers bumiputera menjadi organ
pertama kali muncul di Indonesia tidak pergerakan yang sangat efektif. Melalui
sepenuhnya dalam pengertian politik tetapi media massanya organisasi-organisasi
dalam sosial kemasyarakatan namun pergerakan dengan mudah
lahirnya organisasi-organisasi pergerakan mensosialisasikan ide-ide perjuangannya ke
itu merupakan fenomena nyata kebangkitan pengikut dan simpatisannya. Media pers
kesadaran berbangsa dan bernegara di pun dapat tersebar luas hingga ke berbagai
kalangan bangsa Indonesia. Dalam sejarah daerah melalui jaringan organisasi.
nasional Indonesia fase ini dikenal sebagai Pandangan ini semakin memperjelas bahwa
era Pergerakan Nasional yaitu suatu pers mempunyai konstribusi yang sangat
pergerakan yang bertujuan untuk mengusir besar dalam membangkitkan kesadaran
penjajah dan membangun sebuah nation. kebangsaan Indonesia. Pers dan pergerakan
Biasanya pembentukan sebuah nasional merupakan dua kebutuhan bangsa
nation selalu dihubungkan dengan adanya Indonesia pada masa pergerakan nasional
berbagai persamaan seperti bahasa, yang tidak dapat dipisahkan.
wilayah, sejarah dan, agama. Akan tetapi Bangkitnya kesadaran
nasionalisme Indonesia tidaklah demikian, kebangsaan rakyat Indonesia seperti yang
sebab tidak ada persamaan pada keempat disebut di atas, dalam waktu singkat
unsur tersebut. Nasionalisme Indonesia menjalar ke berbagai pelosok Nusantara,
lebih disebabkan oleh peristiwa sejarah, tidak kecuali Sumatera Barat yang
dalam hal ini penjajahan bangsa asing. 52 masyarakatnya sangat terbuka untuk
Ernast Renan, menggambarkan bangsa menerima ide-ide baru. Karena itu
serupa monumen yang memoratif kaya semangat nasionalisme masyarakat daerah
akan kenangan. Terutama kenangan akan

51
Badri Yatim, Soekarno, Islam dan
53
Nasionalisme (Jakarta: Logos, 1999), h. 18. Benedict Anderson, Imagined
52
Leo Suryadinata, "Tjiri-Tjiri Chas Communities: Reflection on the Origin and
Pergerakan Nasional Indonesia sebelum Spread of Nationalism (London, New York:
Perang", Makalah Seminar Nasional II 26-29 Verso, 1983), 37-46, lihat juga
Agustus 1970 di Yogyakarta, h. 1. www.wikimu.com dan www.melayuonline.com,
diakses 23 Juni 2008.

Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2019


28 Pers dan Perubahan Sosial...

ini berkembang dengan cepat.54 Karena itu, kampung-kampung karena takut akan
ide-ide baru yang disebarkan melalui ancaman pejabat-pejabat pemerintah. Hal
suratkabar, terutama tentang pergerakan itu semakin menguatkan pendapat bahwa
nasional dalam waktu relatif singkat suratkabar ikut memegang peranan dalam
mendapat tempat di hati masyarakat membangkitkan semangat nasionalisme
Sumatera Barat. Dengan mengutip dan Indonesia. Sebaliknya, suratkabar tidak saja
memberitakan aktifitas pergerakan nasional sebagai sumber informasi yang sangat
baik yang terjadi di Sumatera Barat maupun berharga, tetapi juga sebagai juru bicara
daerah lainnya merupakan bukti bahwa kaum pergerakan dalam memperjuangkan
suratkabar memegang peranan penting kemerdekaan Indonesia. Dengan banyaknya
dalam membangkitkan semangat tulisan-tulisan yang menyangkut
kebangsaan orang-orang Minangkabau di perjuangan kemerdekaan dalam berbagai
Sumatera Barat. Dengan adanya berita- media massa telah menjangkau pembaca
berita dan tulisan di media pers mengenai khususnya kalangan bumiputera sehingga
pergerakan kemerdekaan maka masyarat tidak sedikit di antara pembaca itu yang
Sumatera Barat semakin mengerti akan kemudian ikut bergabung menjadi pejuang
pentingnya perjuangan kemerdekaan kemerdekaan. Hal yang demikian terjadi di
Indonesia. Selain dari berita di suratkabar Sumatera Barat.
masyarakat Sumatera Barat memperoleh
suatu pengertian mengenai suatu kejadian KESIMPULAN
Sebagai suatu media massa, pers
dan mereka dapat menyimpulkan sendiri
bumiputera pada masa pergerakan nasional
mengenai berita itu, umpamanya berita
berfungsi sebagai sumber informasi tentang
tentang penangkapan tokoh-tokoh
situasi politik pergerakan menghadapi
pergerakan. Pemerintah kolonial
pemerintah kolonial. Lolosnya suratkabar
menyebutkan bahwa penangkapan itu
sampai ke tangan rakyat berarti
dilakukan karena aktifitas tokoh-tokoh
memberikan informasi yang berguna bagi
pergerakan itu dianggap telah menggangu
rakyat. Begitu berartinya media pers
ketertiban umum. Akan tetapi bagi rakyat
menjadikan banyak orang yang tidak berani
Sumatera Barat, para tokoh pergerakan
membaca secara terbuka terutama di
nasional itu adalah pemimpin-pemimpin
kampung-kampung karena takut akan
yang berjuang untuk memperbaiki nasib
ancaman pejabat-pejabat pemerintah. Hal
bangsanya.
itu semakin menguatkan pendapat bahwa
Sebagai suatu media massa,
suratkabar ikut memegang peranan dalam
suratkabar berfungsi sebagai sumber
membangkitkan semangat nasionalisme
informasi tentang situasi politik pergerakan
Indonesia. Sebaliknya, suratkabar tidak saja
menghadapi pemerintah kolonial. Lolosnya
sebagai sumber informasi yang sangat
suratkabar sampai ke tangan rakyat berarti
berharga, tetapi juga sebagai juru bicara
memberikan informasi yang berguna bagi
kaum pergerakan dalam memperjuangkan
rakyat. Begitu berartinya media pers
kemerdekaan Indonesia. Dengan banyaknya
menjadikan banyak orang yang tidak berani
tulisan-tulisan yang menyangkut
membaca secara terbuka terutama di
perjuangan kemerdekaan dalam berbagai
media massa telah menjangkau pembaca
54
Cepatnya perkembangan khususnya kalangan bumiputera sehingga
kesadaran kebangsaan di Sumatera Barat sesuai tidak sedikit di antara pembaca itu yang
dengan falsafah hidup mereka yang mencintai
kemudian ikut bergabung menjadi pejuang
tanah tumpah darahnya, sebagaimana tercermin
kemerdekaan.
dari salah satu adagium adat masyarakat
setempat yang berbunyi : tagak basuku mamaga Pers bumiputera pada masa
suku, tagak banagari mamaga nagari, tagak pergerakan nasional merupakan cerminan
babangso mamaga bangso. Pepatah adat ini intelektual dan sangat efektif untuk
merupakan implementasi untuk mendukung menyampaikan ide-ide atau gagasan-
gagasan semangat kebangsaan itu. gagasan perjuangan kemerdekaan
Indonesia, khususnya di Sumatera Barat.

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Danil Mahmud Chaniago dan Umi Rusmiani Umairah 29

Pertumbuhan dan perkembangan pers Eugene, Kolb J., A Framework for


bumiputera pada masa pergerakan nasional Political Analysis. New Jersey:
yang kemudian menjadi Pretice Hall, 1978.
perpanjangtanganan kaum pergerakan di
Hasrullah, “Pemberitaan Surat Kabar
Sumatera Barat telah mendorong
tentang Konflik Internal PDI dan
bangkitnya semangat nasionalisme
Terpilihnya Megawati: Studi
Indonesia khususnya di Sumatera Barat.
Dengan kata lain pers bumiputera telah
Komunikasi Politik terhadap
berfungsi sebagai juru bicara kaum
Liputan Berita di Harian Kompas,
pergerakan nasional di Sumatera Barat dan
Republika, dan Suara Karya”,
berperan besar dalam melahirkan sebuah Thesis. Jakarta: Program
kesadaran politik nasional yang baru. Pascasrajana Universitas Indonesia,
Artinya, pers kaum bumiputera juga telah 1996.
berfungsi sebagai sarana yang sangat Iver, R.M. Mac dan Ch.H.Page, Society:
ampuh dan efektif dalam menumbuhkan An Introductory Analysis. New
kesadaran nasional untuk mencapai cita-cita York: Renhart, 1959.
pergerakan nasional yakni terwujudnya
Kartodirdjo, Sartono, Pengantar
sebuah nation Indonesia.
Sejarah Indonesia Baru: Sejarah
DAFTAR KEPUSTAKAAN Pergerakan Nasional dari
Kolonialisme Sampai
Abdulsyani, Sosiologi Skematika: Teori Nasionalisme. Jakarta: Gramedia,
dan Terapan. Jakarta: Bumi 1999.
Aksara, 1994.
Kartodirdjo, Sartono, Perkembangan
Adam, Ahmat, 1995. The Vernacular Peradaban Priyayi. Yogyakarta:
Press and the Emergence of Gadjah Mada University Press, 1987.
Modern Indonesia Counsciousness
1855-1913. Ithaca,New York: Keesing, Robert H., Antropologi
Southeast Asia Program Cornell Budaya suatu Perspektif
University. Kontemporer, terj. Gunawan.
Jakarta: Erlangga, 1992.
Adoni, Hanna dan Sheril Mane, “Media
and The Social Construction of Lauer, Robert H., Perspektif tentang
Reality: Toward and Integration of Perubhan Sosial , terj. Alimandan.
Theory of Research”, Jakarta: Bina Aksara, 1995.
Communication Research, vol.II, Leirissa, R.Z., Terwujudnya suatu
Beverly Hill: Sage Pulications Inc, Gagasan Sejarah Masyarakat
1984. Indonesia 1900-1950. Jakarta:
Anderson, Benedict, Imagined Akademika Pressindo, 1985.
Communities: Reflection on the Mansoer, M.D., (dkk.)., Sedjarah
Origin and Spread of Nationalism. Minangkabau. Jakarta; Bhratara,
London, New York: Verso, 1983. 1970.
Cutlip, Effective Public Relation. Martha, Ahmaddani G., (et.al)., Pemuda
Prentice Hall: New Jersey, 1971. Indonesia dalam Dimensi Sejarah
Etzioni, Eva dan Halevy, Social Perjuangan Bangsa. Jakarta:
Change. London-New York: Kurnia Esa, 1985.
Routledge & Kegan Paul, 1987. Maters, Mirjam, Dari Perintah Halus ke
Etziony, Amitai dan Eva Etzioni, Social Tindakan Kasar: Pers Zaman
Change: Source, Patterns, and Kolonial 1906-1942, terj.Mien
Consenquences. New York: Basic Joebhaar. Jakarta: Hasta Mitra-
Books, 1964. KITLV, 2003.

Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2019


30 Pers dan Perubahan Sosial...

Moore, Wilbert E., Social Change. terj. Atmakusumah. Jakarta: Grafiti


New York: Prentice Hall, 1963. Pers
Muridjal, Alex Ibnu, “Agenda Media dan Soekanto, Soerjono, Teori Sosiologi
Agenda Publik: Studi tentang Agenda tentang Perubahan Sosial. Jakarta:
Tiga Suratkabar dan Agenda Publik Ghalia Indonesia, 1983.
Mahasiswa di Surakarta”, Tesis.
Soemardjan, Selo dan Soelaiman
Jakarta: Program Pascasarjana
Soemardi, Selo Setangkai Bunga
Universitas Indonesia, 1995.
Sosiologi. Jakarta: Fakultas
Niel, Robert Van, Munculnya Elit Ekonomi Universitas Indonesia
Moderen Indonesia, terj.Zahara
Suminto, Aqib, Politik Islam Hindia
D.Noer. Jakarta: Pustaka Jaya,
Belanda: Kantoor Voor Inlandsche
1984.
Zaken. Jakarta: LP3S, 1985.
Noer, Deliar, Gerakan Moderen Islam
Suryadinata, Leo, "Tjiri-Tjiri Chas
di Indonesia 1900-1942. Jakarta: Pergerakan Nasional Indonesia
LP3ES. Sartono Kartodirdjo 1992. sebelum Perang", Makalah Seminar
Pengantar Sejarah Indonesia Baru Nasional II 26-29 Agustus 1970 di
1500-1900. Jakarta: Gramedia, Yogyakarta, 1970.
1996.
Suwarsono dan Alvin Y. So.,
Parker, Elliot, “Indonesia”, dalam Kurian,
Perubahan Sosial dan
Wordl Press Encyclopaedia. London:
Pembangunan. Jakarta: LP3ES,
Mansell, 1982.
1994.
Poesponegoro, Marwati Djoened dan
Suwirta, Andi, Suara dari Dua Kota:
Nugroho Notosusanto, Sejarah
Revolusi Indonesia dalam
Nasional Indonesia, Jilid V.
Pandangan Surat Kabar Merdeka
Jakarta: Balai Pustaka, 1990.
(Jakarta) dan Kedaulatan Rakyat
Rahardjo, Satjipto, Hukum dan (Yogyakarta) 1945-1947. Jakarta:
Perubahan Sosial. Bandung: Balai Pustaka, 2000.
Alumni, 1979.
Taneko, Soleman B., Struktur dan
Rahmat, Jalaluddin, Psikologi Proses Sosial suatu Pengantar
Komunikasi. Bandung: Remaja Sosiologi Pembangunan. Jakarta:
Rosda Karya. Rajawali, 1984.
Riyanto, Bedjo, Iklan Surat Kabar dan Turner, Jonathan H., The Structure of
Perubahan Masyarakat di Jawa Sociological Theory. Belmont,
Masa Kolonial1870-1915. Calif: Wadsworth Publishing Co,
Yogyakarta: Tarawang, 2000. 1991.
Sartono Kartodirdjo. 1992. Pemikiran Yatim, Badri, Soekarno, Islam dan
dan Perkembangan Historiografi Nasionalisme.Jakarta: Logos, 1999.
Indonesia: Suatu Alternatif. Yunus, Gitrif, “Dari Uang Japutan ke Uang
Jakarta: Gramedia Dapua: Suatu Kajian tentang
Sjoberg, Gideon, Pre Industrial City Past Perkawinan dan Perubahan Sosial di
and Present. New York: The Free Pariaman Sumatera Barat”. Tesis.
Press, 1966. Jakarta: Program Pascasarjana
Universitas Indonesia, 1999.
Smelser, Niel J., Sociology. Englewood
Cliff, New York: Prentice Hall,
1986
Smith, Edwar Cecil, Sejarah
Pembreidelan Pers di Indonesia,

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam

Anda mungkin juga menyukai