Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS MEDIA CETAK

Penjelasan Media Cetak


Media merupakan sarana komunikasi. Kata media berasal dari bahasa latin. Latin
adalah bentuk jamak dari kata media. Media secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara
antara sumber (source) pesan dan penerima (receiver) pesan. Media meliputi film, televisi,
grafik, barang cetakan (printed matter), komputer, dan lainnya. (Dian Indriana, Ragam Alat
Bantu Pengajaran,cet pertama. Jogjakarta: DIVA Press, 2011:13).
Barang cetakan, sebagaimana disebutkan di atas, adalah barang cetakan yang
digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan, dan umumnya merupakan berbagai
jenis barang cetakan. (Suranto Aw, Komunikasi Sosial Budaya , (Yogyakarta: Graha Ilmu
2010), cet pertama, h. 228).
Barang cetakan biasanya media bacaan yang dibuat dengan sesempurna mungkin
mewujudkan bahan bacaan yang dibuat secara ahli, contoh: buku, majalah, dan barang cetak
lainnya. Salinan atau produksi hak milik juga termasuk media cetak. (Ronald H. Anderson
1994, 161).

Media cetak dipakai dalam suatu petunjuk karena media cetak mempunyai beberapa
kapasitas, khususnya didalam tujuan kognitif.  (Ronald Anderson, 1994: 170).

Media adalah perantara segala bentuk yang digunakan orang untuk menyampaikan
atau menyebarkan gagasan,kepada penerima gagasan, atau pendapat yang dimaksud.
(Arsyad,2002: 4).
Media cetak adalah media yang statis dan mengutamakan pesan visual. Media terdiri
atas lembaran dengan rangkaian kata, foto, atau foto pada sisi berwarna putih (Kasali, 2007).
Media cetak sebagai cara untuk membuat atau menyampaikan sebuah materi seperti
buku dan materi visual statis. Penyampaian materi ini dilakukan melalui proses pencetakan
secara mekanis dan fotografis. (Azhar Arsyad‘Media Pembelajaran’ terbitan Rajawali
Press,2013).

Peranan media cetak penting selama ratusan tahun, media cetak telah menjadi satu-
satunya cara untuk bertukar, menyebarkan, memberi dan mendapatkan informasi, ide, dan
hiburan yang disajikan oleh berbagai media komunikasi saat ini. Media cetak bukan hanya
sarana utama pengungkapan publik, tetapi juga sarana utama untuk menghubungkan pembeli
dan penjual. (William L. Rivers, 2003).

Penemuan Mesin Cetak

Tahun 1450 kira-kira tahun inovasi


mesin cetak pada Eropa sang Johann
Gutenberg menurut Mainz yg barangkali
terinspirasi menurut tanah kelahirannya pada
Rhineland yg memakai jenis logam yg bisa
digerakkan. Mulai menurut abad ke-8 Cina &
Jepang telah memakai teknik percetakan,

Gambar 1: Gutenberg pada tahun


1450.
metode ini biasa dikenal sebagai `percetakan blok`, yaitu blok kayu berukir yg dipakai buat
mencetak satu page tunggal menurut suatu teks khusus. (Asa Briggs, Peter Burke,2000 “A
Social History of Media” 18).

Praktek pencetakan tersebar di seluruh Eropa dengan pencetakan buku-buku Jerman.


Pada tahun 1500, lebih dari 250 toko percetakan di Eropa, 80 di Italia, 52 di Jerman dan 43
di Prancis telah didirikan. Sebaliknya, pencetakan tertunda di dunia Rusia dan Ortodoks.
Pada tahun 1564 Polandia membawa mesin cetak ke Moskow, yang segera dihancurkan oleh
massa tempat dia bekerja. Namun, situasi ini berubah pada awal abad ke-18 berkat upaya
Peter Agung (memerintah 1686-1725). Ia mendirikan percetakan di St. Petersburg pada
tahun 1711, didampingi oleh pers Senat. (1719) Pers Akademi Angkatan Laut (1721) di
Petersburg dan Moskow. ) Dan Akademi Pers Ilmu Pengetahuan (1727). Lokasi semua
cetakan ini menunjukkan bahwa Kaisar tertarik pada penghapusan dan pendidikan buta
huruf, terutama orang-orang Rusia, yang akrab dengan sains dan teknologi modern, terutama
teknologi militer. (Asa Briggs, Peter Burke,2000 “A Social History of Media” 19).

Di dunia Islam, perlawanan terhadap tekanan tetap kuat di awal zaman modern.
Negara-negara Islam dipandang sebagai penghambat transfer teknologi percetakan dari Cina
ke Barat. Menurut Duta Besar Kekaisaran Istanbul pada pertengahan abad ke-16, ketika
orang Turki mencetak buku itu, mereka menganggapnya sebagai sebuah doa. Anda telah
mengganggu kedamaian umat manusia! Pada 1672 ia menulis penyair Inggris Andrew
Marvell (1621-1678). (Asa Briggs, Peter Burke,2000 “A Social History of Media” 22).

Bagian-Bagian dari Media Cetak


1. Koran
Koran adalah media yang diciptakan pertma. Dimulainya surat kabar ini dikarenakan
munculnya penemuan mesin cetak oleh Gutenberg yang berasal dari Jerman
(Ardianto,2005).
Koran adalah rekaman peristiwa yang diambil oleh jurnalis lalu diubah menjadi kata-kata,
gambar, foto, dll., Sebuah dokumen atau sesuatu yang dikatakan orang lain. (Renald
Kasali,1992:99).

Koran adalah lembaran cetak nan berisi laporan-laporan yang tercipta di masyarakat,
dicetak secara teratur dan umum, dan berisi topik. termasuk nilai yang harus dimiliki
pembaca di seluruh dunia. (Onong Uchjana Effendy ,2003:241).

Koran adalah media utama bagi seseorang untuk mengirim dan menerima berita. Di
sebagian besar kota, tidak ada sumber berita yang sebanding dengan luas dan dalamnya
liputan surat kabar. Ini meningkatkan popularitas dan pengaruh surat kabar.(Vivian,2008).

Secara mutakhir surat kabar atau koran memiliki fungsi utama/primer. Fungsi utama dari
media antara lain,
 To inform, menyampaikan informasi kepada khalayak pembaca secara ilmiah
tentang apa saja yang sedang terjadi didalam baik suatu komunitas maupun
dunia.
 To comment, memberi komentar atau memberi suatu kritikan dari berita
disampaikan kemudian kembangkan menjadi fokus berita.
 To provide, mempersiapkan kebutuhan informasi untuk para pembaca yang
membutuhkan jasa maupun barang melewati pemasangan iklan di suatu
media. (agee,et.al).
Surat kabar bisa memberitakan apa saja asalkan penerbitnya menghormati aturan dan
undang-undang yang sudah tertera. Misalnya, jika sebuah surat kabar tidak menyukai calon
presiden dari partai politik mana pun, surat kabar dapat mengatakannya dengan terus terang.
Jika surat kabar memiliki foto lucu dan pembaca memprotes, ia dapat menemukan alasan
untuk menenangkan protes. Kritik dari politisi, artis, dan surat kabar yang bersaing relatif
mudah ditangani. (William L. Rivers, 2003).
Dari keempat fungsi media massa (informasi, pendidikan, hiburan, dan persuasi),
fungsi terpenting surat kabar adalah informasi. Hal ini sejalan dengan keingintahuan semua
peristiwa yang terjadi di sekitar surat kabar, yang merupakan tujuan utama khalayak pembaca
surat kabar. Oleh karena itu, kolom surat kabar sebagian besar memiliki berbagai macam
berita. Akan tetapi, sifat hiburan surat kabar juga tidak diabaikan. Bagian artikel ringan, fitur
(catatan perjalanan, laporan profil pribadi), cerita bergambar atau bagian komik, dan cerita
berkelanjutan tersedia. Demikian pula, fitur-fiturnya yang mencerahkan dan berpengaruh
dapat ditemukan di makalah ilmiah, editorial atau editorial, dan bagian Opini. Fungsi surat
kabar, khususnya dalam perkembangan surat kabar, semakin meningkat sebagai sarana
kontrol sosial yang konstruktif. (Ardianto, 2005).
“Surat kabar di edarkan tanpa mengunaka penutup (cover), yang diikat secara
bersama yang berukuran kira-kira 297 mm x 420 mm. oleh karena surat kabar memuat berita-
berita mutakhir, maka sering dijadikan sebagai salah satu bahan ajar baik dalam bentuk
kliping maupun dalam bentuk lembaranlembaran yang di potong sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran.” (Yaumi, Media Dan Teknologi Pembelajaran. h. 122).
Gambar utama yang terdapat dihalaman pertama surat kabar disebut dengan foto
headline atau HL. Foto headline biasanya yang terbesar dan paling dominan karena lebih
penting dari foto lainnya. Foto utama merupakan foto terpenting yang dimaksud, karena
sudah dipilah dan dipilih dari berbagai foto yang terletak dimeja editor tepat sehari
sebelumnya. Judul Toto adalah yang terbaik dari semua foto dalam edisi ini. (Wijaya, 2014).

Surat kabar memiliki beberapa karakteristik antara lain:


 Publisitas, yaitu penyebaran kepada masyarakat umum atau khalayak. Karena
berita penting untuk diketahui masyarakat umum atau untuk menarik perhatian
masyarakat umum, banyak pendengar yang tersebar di berbagai tempat dapat
menerima berita tersebut.
 Periodisitas. Keteraturan penerbitan, yaitu harian, mingguan, atau dua mingguan.
Periodisitas sangat penting bagi media massa, khususnya surat kabar. Kebutuhan
manusia akan informasi sama dengan kebutuhan makan dan minum. Setiap hari
masyarakat membutuhkan informasi tentang berbagai tindakan dan peristiwa
yang dapat dijadikan berita atau dimuat di surat kabar.Universalitas, isi berita
yang beraneka ragam dan dari seluruh dunia. Dengan demikin surat kabar
meliputi segala aspek kehidupan manusia baik itu dalam masalah ekonomi,
sosial, budaya, agama, pendidikan, keamanan dan lain-lain. Selain itu lingkup
kegiatan bersifat lokal, regional, nasional bahkan internasional.
 Aktualitas,tepat waktu, tercepat, terkini, dan tetap hangat. Fakta dan peristiwa
penting atau menarik berubah setiap hari dan audiens membutuhkan informasi
terbaru dan perlu dilaporkan..
 Terdokumentasikan,dari berbagai fakta yang disajikan surat kabar baik berupa
berita maupun artikel, terdokumentasikan bahwa dapat dipastikan pihak-pihak
tertentu menganggap penting untuk diarsipkan atau digunting. (28Ardianto,
Komunikasi Massa. h. 112).

2. Majalah
Bentuk media massa yang sudah lama berdiri adalah majalah, yang kehadirannya tidak
hanya melayani kebutuhan masyarakat, tetapi juga untuk pemirsa yang lebih beragam,
terlepas dari gaya hidup atau perbedaan vital.(Alo Liliweri, Memahami Komunikasi Massa
dalam Masyarakat,Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1991, h.11.).
Diluncurkan di Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1930-an, edisi pertama majalah
ini sukses besar. Majalah telah menciptakan segmentasi pasarnya sendiri dan menciptakan
fenomena baru di dunia media massa cetak Amerika.(Elvinaro Ardianto,dkk, Komunikasi
Massa Suatu Pengantar, Bandung: Simibiosa Rekatama Media,2007, h.114.).
Jenis dan kategori majalah ditentukan oleh target audiens. Artinya, penerbit sudah
memutuskan dari awal apakah pembacanya anak-anak, remaja, wanita dewasa, pria dewasa,
atau pembaca umum dari remaja hingga remaja. dewasa. Anda juga dapat menargetkan
pembaca dengan profesi tertentu, seperti pengusaha, atau hobi tertentu, seperti pertanian,
peternakan, atau memasak. (bid, h.119).
Sebagai terbitan berkala, majalah juga berfungsi sebagai forum diskusi terus-menerus.
Ketika membahas isu, jurnal bisa melakukannya untuk waktu yang lama, bahkan hampir
tanpa batas, selama mereka tertarik. Dibandingkan dengan surat kabar, majalah lebih
mengingatkan emosi pembaca. Majalah ini juga dikenal mempraktikkan interpretasi terpuji
yang oleh mantan editor Harper's Magazine, John Fischer, menyebut majalah itu "media
bacaan utama dari generasi ke generasi". (William L. Rivers, Theodore Peterson, and Jay W.
Jensen, Media Massa dan Masyarakat Modern, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Edisi
Kedua , h. 194).
Namun, menurut kritikus, majalah tersebut memiliki banyak kelemahan yang
melemahkan kualitasnya sebagai penafsir berita. Misalnya, kebanyakan majalah bersifat
konservatif, sehingga apa yang mereka sampaikan tidak bisa dilepaskan dari perspektif
tersebut. Selain itu, banyak majalah hanya menganalisis berita dari sumber lain dan jarang
mencari berita itu sendiri. Majalah juga cenderung menyalin artikel populer. Tapi yang
paling serius adalah majalah itu dituduh membantu menciptakan "dunia semu" dengan
menghadirkan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan. (William L. Rivers, Theodore
Peterson, and Jay W. Jensen, Media Massa dan Masyarakat Modern, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, Edisi Kedua , h. 212).
Ada beberapa kategori untuk majalah-majalah yang sudah diterbitkan antara lain:

- Majalah Berita: Tempo, Gatra, Sinar, Tiras


- Majalah Keluarga: Ayah dan Ibu, Hubungan Orangtua-Anak, Rumah Tangga yang
Baik
- Majalah wanita: Femina, Cartini, Cosmopolitan, Harworld, Women, Citashinta, Chic
- Majalah Gadis: Gadis Cosmo, Tujuh Belas
- Majalah pria: Halo g. Majalah anak-anak: Bobo, Ganesha, Gadis Fantasi
- Jurnal ilmiah populer: Prisma, National Geographic
- Jurnal Umum: Intisari, Warnasari, Reader's Digest
- Jurnal Hukum: Forum Hukum
- Majalah Pertanian: Majalah Humor Trubus
- Majalah Olahraga: Humor Balavagansa, 442, Golf Digest
- Majalah agama : Amanah, Ummat
- Majalah bahasa daerah : Mangle (Sunda, Bandung)
- Majalah hobi: Fotoplus, Snap (majalah foto), Mobimotor, Motoplus (majalah mobil),
Cinemagz, Movie Monthly (majalah film)
- Majalah musik: Trax, Rolling Stones, Ripple
- Majalah Industri: Majalah dari asosiasi 27 konten khusus profesi dan pekerjaan.
(34Ardianto, Komunikasi Massa. h. 119).

3. Tabloid

Tabloid adalah kumpulan berita, artikel, cerita, iklan, dll yang dicetak pada kertas format besar
(lebih kecil dari flip chart) dan dilipat seperti koran. 2 Tabloid biasanya terbit secara berkala,
mingguan, dua mingguan, atau bulanan. (Toto Djuroto. Manajemen Penerbitan Pers. PT Remaja
Rosdakarya. 2004. hal 10).

Media juga dapat memiliki beberapa fungsi tambahan sebagaimana yang dijelaskan di bawah ini,
yaitu:

a. Sebagai media informasi yang mencerahkan

b. Sebagai media pendidikan yang mencerdaskan

c. Meningkatkan intelktual kehidupan masyarakat

d. Membantu memperkuat kesatuan nasional.

(Ahmad Warson Munawir. Kamus al-Munawir.Surabaya: Pustaka Progresif,1997,hlm.1).

Dunia digital mulai berkembang 10 tahun yang lalu, dan pada saat yang sama, penerima
komunikasi yang semakin canggih tumbuh. Sarana komunikasi yang kita miliki saat ini
memungkinkan untuk berkomunikasi tidak hanya secara verbal, tetapi juga melalui
pertukaran data dan transmisi berbagai pesan tertulis. (Haryanto, 2014:170).

Kehadiran media online atau new media memberikan kecepatan dan ruang bagi media
baru untuk membuka peluang hadirnya informasi yang tidak terdapat pada media kertas
tradisional. Format multimedia yang ditawarkan juga lebih inovatif dan menarik. (Fonton,
2010:7).
Fitur utama dari media baru adalah konektivitas mereka, akses ke kelompok sasaran
individu sebagai penerima dan pengirim pesan, interaktivitas mereka, dan berbagai kegunaan
yang diperlukan untuk membangun interaksi manusia. (McQuail, 2011:43).

Tantangan yang dihadapi perusahaan koran dizaman teknologi modern ini sangat besar,
terutama sesudah lahirnya media internet. Ishwara mengatakan keunggulan teknologi
mempercepat pengiriman berita. Koran dan majalah tidak dapat menyamakan kecepatannya
dengan media elektronik,tv dan juga internet. Ishwara juga mengatakan konflik antara media
cetak dan media internet, juga yang sering dikatakan media baru, semakin diperkeruh.
Didalam perkembangan media baru akan menjadi ancaman dan akan menjadi tantangan bagi
media tradisional.
Dengan mempertimbangkan pertahanan industri surat kabar, bahkan ada tantangan yang
dapat merugikan banyak surat kabar domestik dan asing yang terkenal. Beberapa surat kabar
telah ditutup dan beberapa telah beralih ke versi online. Praktisi dan pengamat media massa
melihat situasi ini dan membuat penjabaran yang berbeda. Ada yang memberi pendapat
bahwa jika teknologi informasi dan komunikasi yang membawa media baru berbasis internet
ini berkembang dengan pesat maka ini adalah penyebab utama runtuhnya sebuah surat kabar .
(Eko Pamuji,Media Cetak VS Media Online, Perspektif Manajemen dan Bisnis,Jawa
Timur,2019:2).

Menurunnya minat masyarakat kepada media cetak mulai dari penjuaan koran, maupun
jasa periklanan merupakan akibat nyata dari adanya pengedaran atau penyebaran media baru.
Ini adalah revolusi dalam teknologi informasi dan komunikasi yang memungkinkan orang
dengan cepat menemukan dan mengirim berita serta berkomunikasi secara efektif. Situasi
seperti ini akan berdampak lebih lanjut kepada perindustrian surat kabar dan akan
mempengaruhi kelanjutan hidup yang ada didunia industri surat kabar. Dari sinilah industri
media massa, yang pastinya media cetak, mulai gelisah atas invasi media baru yang berbasis
internet. Inilah fenomena dan gejala baru yang saat ini diganggu oleh industri surat kabar.
(Eko Pamuji,Media Cetak VS Media Online(Perspektif Manajemen dan Bisnis,Jawa
Timur,2019:3).

Diambil dari Aliansi Jurnalis Independen ketika memo di ujung tahun, banyak saluran
media di Indonesia mulai menurun di dalam negeri pada tahun 2015. Mengutip data Nielsen,
AJI menerbitkan 16 dari 117 surat kabar yang diketahui tutup pada tahun 2015. Di sisi lain,
saat ini ada 132 dari 170 majalah. Media cetak berikut telah dihentikan. Sinar Harapan,
Harian Bola, Jakarta Globe,Quran Tempo Minggu. Bahkan, Sinar Harapan dibubarkan pada 1
Januari 2016. Padahal, bersama kelompok Tempo dan Kompas, surat kabar itu merupakan
salah satu dari tiga kerajaan media besar di era 1980-an. Dalam Memorandum Publikasi Era
Orde Baru karya David Hill (2011), surat kabar Sinar Harapan menjadi distributor terbesar
kedua dan pendapatan iklan terbesar kedua setelah kompas tahun 1970-an. Sinar Harapan
telah berkali-kali dilarang dalam sejarah media berita Indonesia. (Eko Pamuji;Media Cetak
VS Media Online.Perspektif Manajemen dan Bisnis,Jawa Timur,2019:4).

Dengan wadah internet yang melahuirkan media baru dengan TIK memang sudah sangat
berkembang pesat. Banyak perilaku dan juga karakter bisnis media massa yang berubah
dikarenakan perkembanganini berhasil mengubah bisnis media massa, terkhusus koran.
Kecepatan penyaluran informasi dan juga pola untuk mengirim suatu berita yang biasanya
dilakukan secara manual, sekarang sudah bisa dilakukan dengan cepat ketika masuk zaman
digital. (Eko Pamuji,Media Cetak VS Media Online,Perspektif Manajemen dan Bisnis,Jawa
Timur,2019:5).
Kunggulan dan Kelemahan Media Cetak
a. Keunggulan Media Cetak
Dibandingkan dengan media elektronik, media cetak memiliki kesamaan "kegigihan"
informasi. Dari sekian banyak jenis media massa, media cetak memiliki keunggulan
dibandingkan media lainnya. Frasa-frasa ini bersifat abadi dan bisa disimpan hingga pembaca
dapat mengulanginya tanpa biaya tambahan sampai mereka memahami isi pesan yang
disampaikan. Selain itu, menurut Mondry, Anda bisa menambahkan halaman media cetak
sesuai kebutuhan. (Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, Bogor Selatan: Ghalia
Indonesia, 2008, cet pertama, h. 21).
Informasi yg disampaikan surat informasi lebih lengkap dibanding radio & televisi.
Dengan page yg relatif poly, apalagi sekarang poly surat informasi yg terbit menggunakan
32 page atau lebih, warta mengenai suatu insiden bisa diberitakan secara mendalam, menurut
aneka macam sisi, nah sedangkan untuk radio dan juga televisi membutuhkan jam tayang
yang spesifik untuk melakukan hal itu. Tabloid & majalah yg pembagian terbitnya sudah
lama dibanding surat informasi, berusaha menampilkan warta yg lebih lengkap lagi, pula
menggunakan gaya penulisan feature yg lebih memikat sebagai akibatnya permanen disukai
pembaca. (Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, Bogor Selatan: Ghalia
Indonesia,2008, cet pertama, h. 22).

b. Kekurangan Media Cetak


 Lambat dan tidak langsung
Informasi di media cetak tidak bisa cepat dan langsung. Berita media cetak baru secara
teratur diterima oleh pemirsa. Surat kabar harian ini diperhatikan setiap harinya dan
informasi disampaikan kepada pemirsa hanya sekali sehari. Tabloid atau majalah mingguan
berarti informasi disampaikan kepada pemirsa seminggu sekali. Hal ini menyebabkan
penekanan informasi tertentu di kalangan pembaca media cetak. (Mondry, Pemahaman Teori
dan Praktik Jurnalistik, Bogor Selatan: Ghalia Indonesia,2008, cet pertama, h. 22).
 Tidak fleksibel
Membaca informasi media cetak tentu tidak bisa dilakukan sambil memasak atau
mengendarai kendaraan sehingga bisa dikatakan tidak fleksibel, sedangkan dengan radio bisa
mendapatkan informasinya. Perbandingan kelemahan antara surat kabar, tabloid, dan majalah
pada umumnya terkait periode terbit dan banyaknya halaman. (Mondry, Pemahaman Teori
dan Praktik Jurnalistik, Bogor Selatan: Ghalia Indonesia,2008, cet pertama, h. 22).
Pada tahun 2008, istilah "aplikasi" diperkenalkan untuk menggambarkan sebuah aplikasi.
Dengan lonjakan permintaan untuk smartphone, tablet, dan perangkat seluler lainnya di pasar,
hampir setiap aplikasi tersedia, termasuk berita, game, memasak, dan mengemudi. Di era
teknologi ini, media cetak juga memanfaatkan teknologi ini untuk menjangkau konsumen dan
mengikuti perkembangan zaman.
Dengan inovasi smartphone, banyak media cetak berlomba-lomba berinovasi dalam
pembuatan aplikasi media digital. Saat ini, jutaan orang di seluruh dunia mengandalkan
aplikasi untuk berbelanja, bermain, membaca, belajar, berolahraga, memotret, berkencan, dan
menemukan arah. Aplikasi untuk semua kemungkinan kehidupan sehari-hari tersedia saat
ini. (Jurnal Pewarta Indonesia, Media Cetak Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0, Vol 1, No
2,2019).
Gambar 2: Grafik Data Perkembangan Media Massa di Indonesia

Sumber: Kementerian Komunikasi dan


Informatika 2014.

Seiring bertambahnya jumlah media cetak, demikian pula total pembaca. Menurut
data dari Biro Statistik Nasional, 23,0% penduduk di atas usia 10 tahun membaca koran. Pada
tahun 2006, berkurang sebesar 0,3%. Pembaca surat kabar turun menjadi 18,4n pada tahun
2012, dengan penurunan yang signifikan pada tahun 2009, turun lagi 17%. Artinya jangkauan
media cetak dalam konteks pembaca dan pasar semakin menurun, dan tentunya ini berarti
industri surat kabar perlahan-lahan tutup. (Kementerian Komunikasi dan Informatika 2014).
perusahaan media, terutama media cetak, patut diubah jika mereka tidak mau merasa
terasingi. Salah satunya adalah perubahan strategi sehingga media cetak dapat bertahan
hidup. Media cetak perlu dapat mendefinisikan diri dari media. Media cetak bukan hanya
kertas. Kekuatan dan nilai tidak hanya dapat mengontrol konten dan distribusi. Strategi lain
untuk media cetak adalah mengintegrasikan konten surat kabar ke dalam tablet elektronik.
(Jarvis,Sugiya,2012).
Pola strategi bersaing dalam industri media cetak ini merupakan bentuk inovasi dan
adaptasi terhadap kemajuan teknologi. (Wikan dalam Sugiya, 2012). Transisi ke konvergensi
media cetak adalah reaksi dan harapan banyak ahli prediksi tentang masa depan surat kabar.
Komputer tablet banyak digunakan oleh penerbit media cetak di berbagai belahan dunia.
(Trivono dalam Sugiya, 2012).
Hal ini mengancam bisnis industri informasi dan perusahaan media cetak. Hal ini
menyebabkan banyak kebingungan, dan hampir semua media cetak yang populer di tahun
90-an gulung tikar. B. Tabloid Bola, Majalah HAI, Majalah Kawanku, RollingStone
Indonesia, dll. Kebingungan (shock) ini terjadi dua kali. Tepatnya, pada tahun 2008 ketika
Internet pertama kali muncul di Indonesia, era smartphone, dan popularitas media sosial
seperti Youtube, Friendster, Yahoo, dan Google mulai mendunia. Indonesia telah
menggunakan tahun 2017 sejauh ini. (Kusuma,s. Posisi Media Cetak Di Tengah
Perkembangan Media Online Di Indonesia. Jurnal Unika Atma Jaya. 2016. Vol 5(1):56).
Media online tumbuh sangat cepat dan media cetak diperkirakan mengalami
penurunan, namun disituasi Indonesia, kemungkinan media cetak akan masih bisa bertahan.
Ini dibuktikan dengan kehadiran media cetak, dengan peningkatan 4.444 ditahun 2014
daripada tahun sebelumnya. Tren media cetak Indonesia juga dapat beradaptasi dengan
konvergensi media cetak ke media online tanpa meninggalkan keberadaan media cetak. Oleh
karena itu, mengingat gempuran media online, menarik untuk dikritisi dan direnungkan
bagaimana media Indonesia berhubungan dengan masa depan media cetak. (Unika Atma
Jaya,Posisi Media Cetak di Tengah Perkembangan Media Online di Indonesia, Vol.5, No.1,
Hal.56-71. Mei 2016).
Media baru adalah entitas komunikasi publik dan swasta dan diatur dengan benar
(atau tidak diatur). Kinerja mereka tidak se-reguler media massa profesional dan birokratis,
sedikitnya di media baru ini tanpa kendali.Dalam hal ini McQuail merumuskan perubahan
utama yang berkaitan dengan munculnya media baru:
(1) Digitalisasi dan konvergensi semua bidang media.
(2) Peningkatan interaksi dan konektivitas jaringan.
(3) Transmisi/penerimaan mobilitas dan perpindahan.
(4) Penyesuaian terhadap peran publikasi dan khalayak.
(5) Munculnya berbagai bentuk baru media “gateway”.
(6) Pemisahan dan pengaburan institusi media.
(McQuail (2011:153).
Perubahan pola hidup manusia sekarang yang telah bertukar ke teknologi digital
terkini merupakan kemunduran dari media cetak. Masyarakat informasi mencerminkan
orang-orang yang mengandalkan jaringan informasi elektronik dan aktivitas komunikasi yang
kompleks. (Melody, McQuail,2011:114).

Wujud nyata dari apa yang diperoleh Marshall McLuhan yang disebut dengan Global
Village merupakan bagian dari komunitas informasi. Metafora ini terlihat berbeda dari
ratusan tahun yang lalu. Di sini Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang negara dan
budaya asing dan mengaksesnya dengan mudah dan cepat. (Ess, 2001: vii).

Perubahan sosial ini tercermin dalam struktur jaringan masyarakat, yang bertentangan
dengan masyarakat industri abad ke-19 dan ke-20. (McQuail, 2011:115).

Agar tidak kehabisan media cetak, kita kaum muda harus bisa memanfaatkan media
cetak semaksimal mungkin. Baca koran dan majalah setidaknya selama seminggu agar media
cetak tetap tersedia.
DAFTAR PUSTAKA
(Dian Indriana, Ragam Alat Bantu Pengajaran,cet pertama. Jogjakarta: DIVA Press,
2011:13).
(Suranto Aw, Komunikasi Sosial Budaya , (Yogyakarta: Graha Ilmu 2010), cet pertama, h.
228).
(Ronald H. Anderson 1994, 161).
(Ronald Anderson, 1994: 170).

(Arsyad,2002: 4).
(‘Media Pembelajaran’ terbitan Rajawali Press,2013).

Gambar 1: mesin cetak pertama

(William L. Rivers, 2003).

(Asa Briggs, Peter Burke,2000 “A Social History of Media” 18).

(Asa Briggs, Peter Burke,2000 “A Social History of Media” 19).

(Asa Briggs, Peter Burke,2000 “A Social History of Media” 22).

(Ardianto,2005).
(Renald Kasali,1992:99).
(Vivian,2008).
(agee,et.al).
(William L. Rivers, 2003).
(Ardianto, 2005).
(Yaumi, Media Dan Teknologi Pembelajaran. h. 122).
(Wijaya, 2014).
(28Ardianto, Komunikasi Massa. h. 112)
(Alo Liliweri, Memahami Komunikasi Massa dalam Masyarakat,Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 1991, h.11.).
(Elvinaro Ardianto,dkk, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung: Simibiosa Rekatama
Media,2007, h.114.).
(bid, h.119).
(William L. Rivers, Theodore Peterson, and Jay W. Jensen, Media Massa dan Masyarakat
Modern, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Edisi Kedua , h. 194).
William L. Rivers, Theodore Peterson, and Jay W. Jensen, Media Massa dan Masyarakat
Modern, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Edisi Kedua , h. 212).

(34Ardianto, Komunikasi Massa. h. 119)

(Toto Djuroto. Manajemen Penerbitan Pers. PT Remaja Rosdakarya. 2004. hal 10).

(Ahmad Warson Munawir. Kamus al-Munawir. (Surabaya: Pustaka Progresif,1997),hlm.1)

(Haryanto, 2014:170).

(Fonton, 2010:7).

(McQuail, 2011:43).

(Eko Pamuji,Media Cetak VS Media Online(Perspektif Manajemen dan Bisnis,Jawa


Timur,2019:2).

(Eko Pamuji,Media Cetak VS Media Online(Perspektif Manajemen dan Bisnis,Jawa


Timur,2019:3).

(Eko Pamuji,Media Cetak VS Media Online(Perspektif Manajemen dan Bisnis,Jawa


Timur,2019:4).

(Eko Pamuji,Media Cetak VS Media Online(Perspektif Manajemen dan Bisnis,Jawa


Timur,2019:5).
(Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2008,
cet pertama, h. 21).
(Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2008,
cet pertama, h. 22).
(Jurnal Pewarta Indonesia, Media Cetak Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0, Vol 1, No
2,2019).
Gambar2: Kementerian Komunikasi dan Informatika 2014.
(Kementerian Komunikasi dan Informatika 2014).
(Jarvis,Sugiya,2012).
(Wikan dalam Sugiya, 2012).
(Trivono dalam Sugiya, 2012).
(Kusuma,s. Posisi Media Cetak Di Tengah Perkembangan Media Online Di Indonesia. Jurnal
Unika Atma Jaya. 2016. Vol 5(1):56)
(Unika Atma Jaya,Posisi Media Cetak di Tengah Perkembangan Media Online di Indonesia,
Vol.5, No.1, Hal.56-71. Mei 2016).
(McQuail (2011:153)

(Melody dalam McQuail,2011:114).

(Ess, 2001: vii).


(McQuail, 2011:115).

Anda mungkin juga menyukai