Anda di halaman 1dari 8

PAPER KOMUNIKASI MASSA

MEDIA MASSA ”CETAK”

NAMA : CHRISTIANO ALEXANDRO

NIM : 1603050102

KELAS : ILMU KOMUKASI C

SEMESTER : VII

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG
2019

1. SEJARAH MEDIA CETAK


Media cetak adalah media massa yang berbentuk printing dimana dinikmati
dengan membaca dan bentuk medianya statis. Artinya, media ini dengan bentuk
tercetak dimana Umumnya, terbit paling cepat sehari sekali (di beberapa negara, ada
media cetak yang terbit sehari dua kali). Dengan sistem penulisan secara in dept (lebih
mendalam dan lengkap).Kedua bentuk media massa tersebut memiliki perbedaan yang
sangat jelas serta memiliki kekurangan dan kelebihan pada masing-masing karya
jurnalistik. Surat kabar adalah contoh media cetak, merupakan media massa pertama kali
yang muncul di dunia pada tahun 1920 an. Pada awalnya media massa digunakan
pemerintah untuk mendoktrin masayarakat, sehingga masyarakat pembaca dapat
mengetahui sesuatu dengan tujuan tertentu pula. Namun saat ini kebebasan pers sudah
sangat dijunjung, sehingga ada timbal balik kebutuhan antara surat kabar dengan audiens.
Contoh-contoh media cetak: surat kabar, majalah dan tabloid.
Penemu pertama Media Cetak adalah Johannes Guten berg pada tahun 1455
terutama di Negara Eropa. Perkembangan awal terlihat dari penggunaan daun atau tanah
liat sebagai medium bentuk media sampai percetakan. Guten berg mulai mencetak Bible
melalui teknologi cetak yang telah ditemukannya. Teknologi mesin cetak Guten berg
mendorong juga peningkatan produksi buku menjadi hitungan yang tidak sedikit.
Teknologi percetakan sendiri menciptakan momentum yang justru menjadikan tknologi
ini semakin mendorong dirinya untuk berkembang lebih jauh. Lanjutan dari
perkembangan awal media cetak adalah dimana perkembangan teknologi yang belum
berkembang, yaitu media cetak dibuat memakai mesin tik untuk membuat suatu iklan
produk sedangkan gambar-gambar atau animasI yang memperbagus iklan produk itu
dibuat secara manual dengan menggunakan pena. Tanda-tanda perkembangan media
cetak adalah melek huruf (kemampuan untuk baca-tulis). Memang melek huruf adalah
kondisi yang dipunyai oleh kaum elite. Bahasa yang berkembang pun hanya beberapa
bahasa pokok, bahasa latin–misalnya.
Perkembangan pendidikan pada abad 14 juga mendorong perkembangan orang
yang melek huruf. Perkembangan media cetak sekarang yaitu didukungnya
perkembangan teknologi yang sudah berkembang, sehingga dapat memudahkan orang
untuk membuat suatu iklan yang lebih kreatif dan atraktif. Dapat dijelaskan bahwa
perubahan perkembangan awal media cetak dan perkembangan sekarang media cetak
adalah didukung perkembangan teknologi yang semakin canggih. Sehingga membawa
perubahan pada bagian bentuk, format, struktur, tekstur dan model dari iklan tersebut,
akan tetapi perkembangan teknologi tidak mempengaruhi atau mengubah isi dari suatu
iklan yang muncul dimedia. Pembuatan media cetak sekarang dengan teknologi yang
canggih adalah dengan menggunakan computer untuk mendesain iklan suatu produk
dengan menggunakan grafis dan dicetak dengan printer.
Perkembangan teknologi media cetak yang berkaitan dengan perkembangan
media cetak itu sendiri seperti munculnya majalah, Koran, surat-surat kabar yang isinya
tentang artikel yang bertemakan politik, kesenian, kebudayaan, kesustraan, opini-opini
public dan informasi tentang kesehatan dapat mewarnai kehidupan masyarakat. Misalnya
dalam artikel yang bertemakan politik, bahwa politik yang semakin menjamu dalam
Negara. Kemudian peristiwa-peristiwa penting yang mempengaruhi sejarah kehidupan
masyarakat.
Surat kabar atau yang biasa disebut Koran adalah salah satu media cetak
jurnalisme dimana isinya memuat artikel-artikel tentang seputar informasi-informasi atau
berita tentang seputar kehidupan manusia, mulai dari yang bertemakan politik, kesehatan,
hukum, sosial, ekonomi sampai periklanan. Adapun majalah yang terbit zaman dulu, dan
masih tetap sama isinya dengan majalah sekarang, itu karena kepercayaan masyarakat
terhadap media cetak tersebut. Biasanya dari artikel-artikel yang termuat dimedia cetak
tersebut, yang memuat kritikan yang dapat membuka mata masyarakat sehingga terjadi
revolusi. Selain kritikan, surat kabar juga memuat tulisan-tulisan dan dokumen-dokumen
penting yang merupakan kinerja pemerintah yang dapat menjadi skandal dan korupsi
pemerintah.

2. PERKEMBANGAN MEDIA MASSA CETAK


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini sangat
berkembang pesat dan secara otomatis karya jurnalistik baik cetak ataupun elektronik
akan ikut berkembang dan berubah kearah yang lebih baik. Namun tidak bisa di pungkiri
bahwa kedua karya jurnalistik tersebut sama-sama memiliki kelemahan dan kekurangan.
Namun apapun itu, Seperti yang kita cermati bersama bahwa kedua jenis karya jurnalistik
masih ada dan dipergunakan sampai sekarang, bahkan terus berkembang dan terus
berkembang. Karena yang di perlukan adalah informasinya dan. Cetak dan elektronik
hanyalah media untuk membungkus informasi berita, dengan kata lain, selama masih ada
berita dan informasi, maka kedua bentuk karya jurnalistik tersebut tidak akan mati dan
bahkan bisa jadi bertambah seperti penggunaan internet dll.
Ide surat kabar sendiri sudah setua zaman Romawi kuno dimana setiap harinya,
kejadian sehari-hari diterbitkan dalam bentuk gulungan yang disebut dengan “Acra
Diurna”, yang terjemahan bebesnya adalah “Kegiatan hari”. Kemudian Setelah
Gutenberg menemukan mesin cetak di abad kelimabelas, maka buku-buku pun mulai
diterbitkan di Perancis dan Inggris, begitu pula halnya dengan surat kabar.
Surat kabar pertama kali dibuat di Amerika Serikat, dengan nama “Public Occurrenses
Both Foreign and Domestick” di tahun 1690. Surat kabar tersebut diusahakan oleh
Benjamin Harris, seorang berkebangsaan Inggris. Akan tetapi baru saja terbit sekali,
sudah dibredel. Bukan karena beritanya menentang pemerintah, tetapi Cuma gara-gara
dia tidak mempunyai izin terbit. Pihak kerajaan Inggris membuat peraturan bahwa usaha
penerbitan harus mempunyai izin terbit, di mana hal ini didukung oleh pemerintah
kolonial dan para pejabat agama. Mereka takut mesin-mesin cetak tersebut akan
menyebarkan berita-berita yang dapat menggeser kekuasaan mereka kecuali bila usaha
itu dikontrol ketat.
Kemudian surat kabar mulai bermunculan setelah negara Amerika Serikat berdiri.
Saat itu, surat kabar itupun tidak sama seperti surat kabar yang kita miliki sekarang. Saat
itu surat kabar dikelola dalam abad kegelapan dalam jurnalisme. Sebab surat kabar telah
jatuh ke tangan partai politik yang saling bertentangan. Tidak ada usaha sedikitpun untuk
membuat berita secara objektif., kecuali untuk menjatuhkan terhadap satu sama lainnya.
Washington dan Jefferson dituduh sebagai penjahat terbesar oleh koran-koran dari lawan
partainya. Apapun situasinya, rakyat hanya menginginkan Amandemen dalam konstitusi
yang akan menjamin hak koran-koran ini untuk mengungkapkan kebohongan yang
terburuk sekalipun tanpa takut dibrendel oleh pemerintah. Presiden John Adams
membreidel koran ”The New Republik”. Akibatnya partai Federal pecah dan sebaliknya
menguatkan posisi Jefferson. Aksi breidel-membreidel ini sampai membuat keheranan
seorang menteri bangsa Prusia yang berkunjung ke Kantor Jefferson. Secara kebetulan, ia
membaca koran dari partai Federalis yang isinya meyerang Jefferson habis-habisan.
Kritik-kritik keras tidak hanya menyerang Washington, Jefferson, John Adams
ataupun James Medison, pokoknya semua kena. Dan selama koran tetap dikuasai oleh
para anggota partai politik saja, maka tidak banyak yang bisa diharapkan.
Kemudian kecerahan tampaknya mulai menjelang dunia persurat kabaran. James Gordon
Bennet, seorang berkebangsaan Skotlandia melakukan revolusinisasi terhadap bisnis
surat kabar pada 1835. Setelah bekerja di beberapa surat kabar dari Boston sampai
Savannah akhirnya dia pun mendirikan surat kabar sendiri. Namanya ”New York Herald”
dengan modal pinjaman sebesar 500 dollar.
Percetakannya dikerjakan di ruang bawah tanah di Wall Street dengan mesin cetak yang
sudah tuam dan semua pekerjaan reportase dilakukannya sendiri.
”The Herald” dan Bennet memperlihatkan kepada Amerika dan dunia tentang bagaimana
cara mendapatkan berita. Tidak lama kemudian Bennet pun berhasil meraih kesuksesan
dan membangun kantor beritanya sama seperti kantor-kantor perusahaan surat kabar yang
banyak kita jumpai sekarang. Dia juga sudah menempatkan koresponden-
korespondennya di luar negeri di mana beritanya dikirim dengan usaha paket milik
Bennet sendiri, dari pelabuhan New York ke kantornya di kota. Dia juga yang pertama-
tama mendirikan biro di Washington, dan memanfaatkan jasa telegraf yang baru saja
ditemukan. Sejak itulah berita sudah mulai dipilah-pilahkan menurut tingkat
kepentingannya, tapi tidak berdasarkan kepentingan politik. Bennet menempatkan politik
di halaman editorial. Isi korannya yang meliputi soal bisnis, pengadilan, dan kehidupan
sosial masyarakat New York memang tidak bisa dijamin keobyektifatnya, tetapi
setidaknya sudah jauh berubah lebih baik dibandingkan koran-koran sebelumnya.
Enam tahun setelah ”Herald” beredar, saingannya mulai muncul. Horace Greely
mengeluarkan koran “The New York Tribune”.
Tribune pun dibaca di seluruh Amerika. Pembacanya yang dominan adalah
petani, yang tidak peduli apakah mereka baru sempat membaca korannya setelah
berminggu-minggu kemudian. Bagi orang awam, koran ini dianggap membawa
perbaikan bagi negara yang saat itu kurang terkontrol dan penuh bisnis yang tidak teratur.
Koran besar yang ketiga pun muncul di New York di tahun 1851, ketika Henry J.
Raymond mendirikan koran dengan nama “The New York Times”, atas bantuan mitra
usahanya, George Jones. Raymond-lah yang mempunyai gagasan untuk menerbitkan
koran yang non partisan kepada pemerintah maupun perusahaan bisnis. Beruntung, saat
itu Presiden Lincoln tidak pernah melakukan pembreidelan terhadap koran-koran yang
menyerangnya. Setelah serentetan perang saudara di Amerika usai, bisnis
persuratkabaran pun berkembang luar biasa. Koran-koran pun mulai muncul di bagian
negara-negara selain New York dan Chicago.
Di selatan, Henry W. Grady dengan koran “Konstitusi Atlanta”. Lalu, muncul
koran “Daily News” dan “Kansas City Star” yang mempunyai konsep pelayanan
masyarakat sebagai fungsi dari sebuah sebuah surat koran. Bahkan pemilik Star, Rockhill
Nelson bersumpah untuk mengangkat kota Kansas dari “kubangan lumpur” dan berhasil.
Di barat, Jurnalisme Flamboyan diwakili oleh “Denver Post” dan koran-koran San
Fransisco. Di New York, surat kabar dianggap sebuah bisnis yang bakal menjanjikan.
Charles Dana membeli surat kabar ”Sun” dan menyempurnakannya. Editornya, John
Bogart punya cerita sendiri tentang berita. Menurutnya ”kalau anjing menggigit manusai,
itu bukan berita. Tapi kalau manusia menggigit anjing, itu baru namanya berita”.
James Gordon Bennet Junior (anak Bennet) dan Joseph Pulitzer merupakan rival-rival
utama Dana. Bennet Jr. Memperlihatkan cara membuat berita yang baik. Prestasinya
yang paling terkenal adalah ketika dia mengirimkan Henry Stanley, seorang wartawan
London, untuk mencari David Livingstone, seorang misionaris yang hilang di hutan.
Sedangkan Pulitzer mempunyai koran yang bernama ”New York World” dan terkenal
sejak jaman perang saudara sampai akhir abad itu. Pulitzer melakukan taktik yang lebih
baik dibanding para pendahulunya.
Editorialnya yang bersifat perjuangan ke arah perbaikan dan liberal, liputan
beritanya yang serba menarik, dan taktik diversifikasinya mengundang decak kagum
seperti yang pernah dilakukan oleh Herald. Pulitzer adalah yang pertama kali
menerbitkan koran mingguan, di mana isinya ditulis oleh para penulis terbaik yang
pernah ada. Pada tahun 1892 supremasi Pulitzer ditantang oleh William Randolp Hearst
lewat koran ”World”. Dalam hal inovasi dan keberanian, ”World”-nya Hearst lebih dari
”World”-nya Pulitzer. Bukan itu saja, koran Hearst isi beritanya jauh lebih flamboyan
daripada koran Pulitzer. Hearst banyak mempekerjakan orang-orang terbaiknya Pulitzer.
Dia mempekerjakan Richard Outcault, kartunis Pulitzer dan mendorongnya untuk
menciptakan sebuah featuer bernama ”The Yellow Kid”, yang menandai lahirnya cergam
komik di Amerika. Pada masa perang antara Amerika dan Spanyol, kedua koran ini
berteriak paling keras mendukung Amerika Serikat untuk terjun perang, memimpin suara
rakyat dengan padan suara jurnalisme dalam skala nasional, dan memojokkan ke dalam
konflik yang tidak terhindarkan. Selanjutnya di perang Amerika-Kuba, keduanya
mengalihkan kompetisinya dalam usaha meliput perang.
Setelah Pulitzer meninggal, ”New York World” malah menjadi yang terbesar di
dunia. Orang menyebut Pulitzer sebagai ”wartawannya surat kabar”. Sebaliknya, Hearst
bersama koran-koran lainnya terpukul keras ketika depresi besar terjadi. Tetapi usaha
majalahnya yang paling terkemuka, yakni ”Good Housekeeping” dan ”cosmopolitan”
tetap terus berkembang pesat. Dalam perkembangannya, surat kabar berangkat sebagai
alat propaganda politik, lalu menjadi perusahaan perorangan yang disertai keterkenalan
dan kebesaran nama penerbitnya, dan sekarang menjadi bisnis yang tidak segemerlap
dulu lagi, bahkan dengan nama penerbit yang semakin tidak dikenal.
Perubahan ini memberikan dampak baru. Ketika iklan mulai menggantikan sirkulasi
(penjualan langsung) sebagai sumber dana utama bagi sebuah surat kabar, maka minat
para penerbit jadi lebih identik dengan minat para masyarakat bisnis. Ambisi persaingan
untuk mendapatkan berita paling aeal tidaklah sebesar ketika peloporan. Walaupun
begitu, perang sirkulasi masih terjadi pada tahun 1920-an, tetapi tujuan jangka panjang
mereka adalah untuk mencapai perkembnagn penghasilan dari sektor iklan. Sebagai
badan usaha, yang semakin banyak ditangani oleh para pengusaha, maka surat kabar
semakin kehilangna pamornya seperti yang dimilikinya pada abad ke-19.
Namun, surat kabar kini mendapatkan sesuatu yang lain yang lebih penting.
Surat kabar yang mapan kini tidak lagi diperalat sebagai senjata perang politik
yang saling menjatuhkan ataupun bisnis yang individualis, melainkan menjadi media
berita yang semakin obyektif, yang lebih mengutamakan kepentingan umum daripada
kepentingan pihak-pihak tertentu saja. Kenaikan koran-koran ukuran tabloid di tahun
1920-an yang dimulai oleh ”The New York Daily News”, memberikan suatu dimensi
baru terhadap jurnalisme. Akhirnya memang menjadi kegembiraan besar bagi kehidupan
surat kabar, terutama dalam meliput berita-berita keras. Perubahan lain yang layak
mendapat perhatian adalah timbulnya sindikasi. Berkat adanya sindikat-sindikat, maka
koran-koran kecil bisa memanjakan p[embacanya dengan materi editorial, informasi, dan
hiburan.
Sebab kalau tidak, koran-koran kecil itu tentu tidak dapat mengusahakan materi-
materi tersebut, lantaran biaya untuk itu tidaklah sedikit. Sindikat adalah perusahaan yang
berhubungan dengan pers yang memperjualbelikan bahan berita, tulisan atau bahan-
bahan lainuntuk digunakan dalam penerbitan pers. Tahun 1950, industri televisi mulai
mengancam dominasi media cetak. Namun, sampai sekarang, koran masih bertahan.
Kenyataan menunjukkan bahwa koran telah menjadi bagian dari kehidupan manusia pada
umumnya. Dengan karakter khususnya ia mampu membedakan dirinya dari media
lainnya seperti televisi dan radio.

Anda mungkin juga menyukai