Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN KIMIA

MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

KELOMPOK I :
PETRUS MOAT NONING (1801060035)
HILDEGARDIS SEFFIRA TABOY (1801060051)
DESRIANA SULFIANTI TANEO (1810060041)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Model Pembelajaran
Discovery Learning”.
Makalah ini secara khusus disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Strategi
Pembelajaran Kimia. Makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan kali ini kami menyampaikan terima kasih pada seluruh pihak yang
telah membantu penyusunan makalah ini.
Kami menyadari penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna untuk menyempurnakan
makalah selanjutnya. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................................................i


KATA PENGANTAR .............................................................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................
1.1 Latar Belakang .........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan .....................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN ........................................................................................................
2.1 Pengertian Discovery Learning ...............................................................................
2.2 Kelebihan dan Kekuranga Discovery Learning ......................................................
2.3 Karakteristik Materi ...............................................................................................
2.4 Tahapan atau sintaks Discovery Learning ............................................................
BAB III. PENUTUP ...........................................................................................................
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................
3.2 Saran ......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam proses kehidupan.
Majunya suatu bangsa dipengaruhi oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri karena
pendidikan yang tinggi dapat mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Pendidikan
yang dimaksud disini bukan bersifat nonformal melainkan bersifat formal, meliputi proses
belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa. Peningkatan kualitas pendidikan
dicerminkan oleh prestasi belajar siswa.Sedangkan keberhasilan atau prestasi belajar siswa
dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang bagus. Karena kualitas pendidikan yang bagus akan
membawa siswa untuk meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik.
Pada saat proses belajar–mengajar berlangsung di kelas, akan terjadi hubungan timbal balik
antara guru dan siswa yang beraneka ragam, dan itu akan mengakibatkan terbatasnya waktu
guru untuk mengontrol bagaimana pengaruh tingkah lakunya terhadap motivasi belajar siswa.
Selama pelajaran berlangsung guru sulit menentukan tingkah laku mana yang berpengaruh
positif terhadap motivasi belajar siswa, misalnya gaya mengajar mana yang memberi kesan
positif pada diri siswa selama ini, strategi mana yang dapat membantu kejelasan konsep selama
ini, metode dan model pembelajaran mana yang tepat untuk dipakai dalam menyajikan suatu
pembelajaran sehingga dapat membantu mengaktifkan siswa dalam belajar.
Hal tersebut memperkuat anggapan bahwa guru dituntut untuk lebih kreatif dalam proses
belajar – mengajar, sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan pada diri siswa yang
pada akhirnya meningkatkan motivasi belajar siswa.
Salah satu alternatif untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dipaparkan di atas adalah
model pembelajaran yang tepat bagi siswa serta dapat memecahkan masalah yang dihadapi.
Hudojo (Purmiasa, 2002: 104) mengatakan bahwa model pembelajaran akan menentukan
terjadinya proses belajar mengajar yang selanjutnya menentukan hasil belajar. Berhasil
tidaknya proses belajar mengajar tergantung pada pendekatan, metode, serta teknik mengajar
yang dilakukan oleh guru. Untuk itu, guru diharapkan selektif dalam menentukan dan
menggunakan model pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar guru harus menguasai
prinsip–prinsip belajar mengajar serta mampu menerapkan dalam proses belajar mengajar.
Prinsip – prinsip belajar mengajar dalam hal ini adalah model pembelajaran yang tepat untuk
suatu materi pelajaran tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, maka didapat rumusan maslah sebagai berikut :
1. Apa pengertian discovery learning ?
2. Apa saja kekurangan dan kelebihan dalam penggunaan model discovery learning ?
3. Bagaimana karakteristik metode discovery learning ?
4. Apa saja tahapan atau sintaks discovery learning ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Dapat menjelaskan pengertian discovery learning.
2. Dapat menyebutkan kekurangan dan kelebihan dalam penggunaan model discovery
learning.
3. Dapat menjelaskan karakteristik metode discovery learning.
4. Dapat menyebutkan tahapan atau sintaks discovery learning.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DISCOVERY LEARNING


Definisi Dscovery Learning Menurut Beberapa Ahli
 Menurut Bruner (Lefancois dalam Emetembun, 1986:103) “Model Discovery Learning
didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dalm
bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri”.
 Menurut Budiningsih (2005:43), “Model Discovery Learning adalah cara belajar
memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai
kepada suatu kesimpulan”. Penemuan adalah terjemahan dari discovery.
 Menurut Sund ”discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan
sesuatu konsep atau prinsip”. Proses mental tersebut ialah mengamati, mencerna, mengerti,
mengolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan
dan sebagainya (Roestiyah, 2001:20),
 sedangkan menurut Bruner, “penemuan adalah suatu proses, suatu jalan/cara dalam
mendekati permasalahan bukannya suatu produk atau item pengetahuan tertentu”. Dengan
demikian di dalam pandangan Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar untuk
menemukan, dimana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang
tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan (Markaban, 2006:9).
Model penemuan terbimbing menempatkan guru sebagai fasilitator. Guru membimbing
siswa dimana ia diperlukan. Dalam model ini, siswa didorong untuk berpikir sendiri,
menganalisis sendiri sehingga dapat ”menemukan” prinsip umum berdasarkan bahan atau
data yang telah disediakan guru (PPPG, 2004:4)
Model penemuan terbimbing atau terpimpin adalah model pembelajaran penemuan yang
dalam pelaksanaanya dilakukan oleh siswa berdasarkan petunjukpetunjuk guru. Petunjuk
diberikan pada umumnya berbentuk pertanyaan membimbing (Ali, 2004:87). Dari
pengertian yang telah dijabarkan tersebut dapat disimpulkan bahwa Discovery Learning
merupakan model pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk menemukan secara mandiri
pemahaman yang harus dicapai dengan bimbingan dan pengawasan guru.

2.2. KARAKTERISTIK DARI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING


a) Peran guru sebagai pembimbing;
b) Peserta didik belajar secara aktif sebagai seorang ilmuwan;
c) Bahan ajar disajikan dalam bentuk informasi dan peserta didik melakukan kegiatan
menghimpun, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, serta membuat kesimpulan.

KARAKTERISTIK MATERI :
 teori atom bhor
 hidrolisis
 kesetimbangan kimia
C. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
1. Kelebihan Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning atau Penemuan
a. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan- keterampilan dan
proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang
tergantung bagaimana cara belajarnya.
b. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karenamenguatkan
pengertian, ingatan dan transfer.
c. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
d. Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
kecepatannya sendiri.
e. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkanakalnya dan
motivasi sendiri.
f. Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, Karena memperoleh
kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
g. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-
gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi
diskusi.
h. Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran
yang final dan tertentuatau pasti.
i. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
j. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajaryang baru.
k. Mendorong siswa berpikir danbekerja atas inisiatif sendiri.
l. Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.
m. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsic.
n. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
o. Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia
seutuhnya.
p. Meningkatkan tingkat penghargaanpadasiswa.
q. Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
r. Dapat mengembangkan bakat dankecakapan individu.

2. Kelemahan Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning atau penemuan


a. Metode ini menimbulkan
asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan
mengalami kesulitan abstrak atau berpikiratau mengungkapkan hubungan
antara konsepkonsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbul
kan frustasi.
b. Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkanwaktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau
pemecahan masalah lainnya.
c. Harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapandengan siswa dan
guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
d. Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan
mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang
mendapat perhatian.
e. Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan
yang dikemukakan oleh para siswa
f. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatanuntukberpikiryang akan ditemukanoleh siswa
karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru
D. LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
DISCOVERY LEARNING ATAU PENEMUAN

Berikut ini langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas.


Langkah Persiapan Metode Discovery Learning :
1. Menentukan tujuan pembelajaran.
2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa peserta didik (kemampuan awal, minat, gaya belajar,
dan sebagainya).
3. Memilih materi pelajaran
4. Menentukan topik-topik yang harus dipelajarisiswapeserta didiksecara induktif (dari contoh-
contoh generalisasi)
5. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan
sebagainya untuk dipelajarisiswapeserta didik
6. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak,
atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.
7. Melakukan penilaian proses dan hasil belajarsiswapeserta didik.

Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas, ada
beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum
sebagai berikut:

Pemberian Stimulasi dalam model Pembelajaran Discovery Learning atau Penemuan bisa
dengan cara membaca
1. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul
keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM
dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang
mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat
mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan. Dalam hal ini Bruner
memberikan stimulation dengan menggunakan teknik bertanya yaitu dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa pada kondisi internal yang
mendorong eksplorasi. Dengan demikian seorang Guru harus menguasai teknik-teknik
dalam memberi stimulus kepada siswa agar tujuan mengaktifkan siswa untuk mengeksplorasi
dapat tercapai.

Identifikasi Masalah dalam model Pembelajaran Discovery Learning atau Penemuan bisa
dengan cara diskusi
2. Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk
hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) (Syah 2004:244), sedangkan menurut
permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara
atas pertanyaan yang diajukan.
Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasasalahan
yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam membangun siswa agar mereka
terbiasa untuk menemukan suatu masalah.

Pengumpulan Data dalam model Pembelajaran Discovery Learning atau Penemuan bisa
dengan cara wawancara, Studi Pustaka, dll.
3. Data Collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada parasiswa untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab
pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis.
Dengan demikian anak didikdiberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai
informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara
sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa
belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan
yang dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa menghubungkan masalah
dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
4. Data Processing (Pengolahan Data)
Menurut Syah (2004:244)pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan
informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan
sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan
sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung
dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002:22).
Dataprocessing disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi yang berfungsi
sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan
mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat
pembuktian secara logis

Ini contoh verifikasi data dalam model Pembelajaran Discovery Learning atau Penemuan
5. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil
data processing (Syah, 2004:244).Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses
belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh
yang ia jumpai dalam kehidupannya.
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis
yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti
atau tidak.

Contoh Proses Menarik Simpulan dalam model Pembelajaran Discovery Learning


6. Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang
dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama,
dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka
dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa
harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran
atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman
seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman
itu.

Berdasarkan uraian di atas, Langkah-langkah Discovery Learning secara singkat adalah sebagai
berikut:

Tahap Deskripsi
Tahap 1 Guru Menentukan tujuan pembelajaran,
Persiapan identifikasi karakteristik peserta didik
(kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan
sebagainya)

Guru dapat memulai kegiatan PBM dengan


Tahap 2 menga-jukan pertanyaan, anjuran membaca
Stimulasi/pemberian buku, dan aktivitas belajar lainnya yang
rangsangan mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk
menyediakan kondisi interaksi belajar yang
dapat mengembangkan dan membantu peserta
didik dalam mengeksplorasi bahan
Tahap 3 Guru Mengidentifikasi sumber belajardan
Identifikasi masalah memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengiden-tifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan
bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih
dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis
(jawaban sementara atas pertanyaan masalah)

Tahap 4 Guru Membantu peserta


Mengumpulkan data didik mengumpulan dan mengeksplorasi data.
Tahap 5 Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan
Pengolahan data mengolah data dan informasi yang telah
diperoleh para peserta didik baik melalui
wawancara, observasi, dan sebagainya
Tahap 6 Guru membimbing peserta didik melakukan
Pembuktian pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan
dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan
hasil
Tahap 7 Guru membimbing peserta didik merumuskan
Menarik kesimpulan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya,
tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Sintaks Model Discovery Learning terdiri dari tahap
langkah persiapan dan pelaksanaan keunggulan model discovery learning, yaitu mendorong siswa
berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri , mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan
hipotesis sendiri , memberikan keputusan yang bersifat intrinsic sedangkan kelemahannya, yaitu
metode ini berdasarkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar , metode ini tidak efisien
untuk mengajar jumlah siswa yang banyak

Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah sebuah model
pembelajaran yang menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini,
siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan sintesis informasi untuk memperoleh
berbagai hasil belajar (pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Adapun Sintaks dari project based
learning ,yaitu Menentukan Pertanyaan Dasar , Membuat Desain Proyek , Menyusun Penjadwalan ,
Memonitor Kemajuan Proyek, Penilaian Hasil, Evaluasi Pengalaman.

B. SARAN
Untuk memahami materi mengenai model pembelajaran akan lebih efektif jika selain
mempelajari teorinya , kita juga bisa melihat langsung pelaksanaannya dengan cara turun langsung
ke sekolah-sekolah untuk melihat bagaimana model-model itu diterapkan. Selain itu , memiliki
banyak jumlah referensi juga akan sangat membatu pada proses pemahaman model-model
pembelajran ini.
DAFTAR PUSTAKA
Santro Jhon W. 2008. Edisi Kedua Discovery Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Salmeto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Trineka cipta
Docstoc. 2009. Strategi Pembelajaran (http://www.wordpress.com) diakses pada tanggal 1 oktober
2019
Junaidi. 2011. Model Pembelajaran Discovery Learning (http://www.wordpress.com) diakses pada
tanggal 1 oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai