Ada beberapa karakteristik media cetak yang membedakannya dari media lainnya, diantaranya :
A. Printed media is a cool media. Cool media disini artinya media membutuhkan partisipasi
tinggi dari pengguna.
B. Jumlah informasi yang diberikan lebih bedar disbanding radio/televisi.
C. Informasinya dapat dibaca kapan saja, tidak dibatasi oleh prime-time.
D. Mudah disimpan sebagai bahan referensi.
A. Surat kabar
bentuk awal kegiatan jurnalistik dan organisasi pers. Dibagi kedalam 3 masa, masa kebangkitan-
masa kejayaan-masa kejatuhan.
B. Majalah
media cetak dengan tampilan yang lebih menarik dan membidik khalayak yang lebih
tersegmentasi.
C. Tabloid
kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran
broadsheet (lebih kecil dari plano) dan dilipat seperti surat kabar.
D. Buku
Perkembangan media cetak ditandai dengan mulai munculnya bibit Era Komunikasi Cetak yang
berkembang setelah akhir dari zaman tulisan. Sebelum abad ke-15, orang eropa memproduksi
buku-buku dengan menyiapkan manuskrip berupa salinan yang dicetak dengan menggunakan
tangan. Hal tersebut merupakan perkembangan yang bagus dalam dunia tulisan, namun dalam
proses tersebut juga terdapat kesalahan. Cetakan membawa dampak yang besar dalam membantu
ratusan bahkan ribuan buku tertentu untuk diproduksi secara cepat dan tepat.
Johannes Gutenberg (1389-1468) merupakan orang pertama yang menggunakan mesin cetak
dengan model baja yang dapat bergerak, sudah menggunakan huruf-huruf individual bukan lagi
dengan sebuah plat yang berisi huruf-huruf yang komplit yang dapat digunakan lagi pada
kombinasi huruf yang berbeda. Sejak saat itu, ribuan kopi hasil cetakan dapat dicetak dengan
biaya yang relatif murah. Lalu muncul berbagai hasil cetakan Alkitab dan karya religius lainnya
yang beredar dan berperan penting pada penyebaran Reformasi Protestan pada abad ke-16.
Sehingga memberikan dampak kepada masyarakat luas, yaitu membuat semakin banyak orang
atau masyarakat menjadi melek huruf.
Akibat dari produksi masal hasil cetakan ini membuat permintaan akan lembaran berita dalam
bentuk cetakan semakin meningkat pada kalangan masyarakat saat itu. Hal ini yang akhirnya
menjadi pemicu dalam munculnya pencetakan koran. Pada tahun 1690, Benjamin Harris menjadi
orang pertama di Amerika yang menerbitkan koran bernama “Public Occurences”. Lalu, pada
tahun 1839, Daguerre menggunakan mesin cetak untuk fotografi yang diaplikasikan di dalam
cetakan sebuah Koran atau surat kabar.
Media cetak berkembang sangat pesat di Amerika dan merembet ke China, Jepang, dan Korea.
Di Cina dan Jepang teknik percetakan sebenarnya sudah dimulai dari abad ke-8 dengan memakai
metode yang sangat sederhana dan dikenal sebagai percetakan balok. Percetakan balok
menggunakan balok kayu berukir yang bisa digunakan untuk mencetak satu halaman tunggal
dari suatu teks khusus. Pada permulaan abad ke-15 orang Korea telah menciptakan satu bentuk
yang dapat digerakkan dengan apa yang telah dijelaskan oleh ilmuwan Prancis Henry Jean
Martin sebagai suatu kemiripan yang hampir bersifat khayal dengan apa yang dibuat Guttenberg.
Awalnya Guttenberg sendiri heran bahwa percobaannya bisa melipatgandakan jumlah cetakan.
Akan tetapi dia khawatir penemuannya akan dianggap orang lain sebagai tiruan murah dari
tulisan tangan. Kemudian dia melakukan proyek pertaman kali dengan mencetak Injil dan
ternyata percobaannya sungguh luar biasa.
Praktik mencetak kemudian mulai menyebar di seluruh Eropa melalui penyebaran para pencetak
orang Jerman. Pada tahun 1500, percetakan telah dididirikan lebih dari 250 tempat di Eropa, 80
di Itali, 52 di Jerman dan 43 di Prancis. Awal abad ke-16 baru saja dimulai namun mesin cetak
Guttenberg telah mampu mencetak dan melipatgandakan cetakan yang dapat dipindah dan
mampu mencetak ribuan salinan buku cetak diatas kertas. Mereka kemudian menerbitkannya
kedalam bahasa Eropa dan bahasa lain.
Pada akhir abad ke-19 mulailah muncul beberapa media cetak seperti surat kabar, buku, dan
majalah yang digunakan secara luas oleh masyarakat. Menurut ahli Sosiologi Amerika Charles
Horton Cooley menyatakan ada beberapa faktor yang membuat media baru lebih efisien daripada
proses-proses komunikasi pada masyarakat sebelumnya.
Qohar (2012), dalam tulisannya mengenai Sejarah Komunikasi Cetak, mengatakan bahwa
“Media baru tersebut lebih efektif sebagaimana yang dikatakan Charles Horton Cooley sebagai:
Pertama, membawa perluasan gagasan dan perasaan. Kedua, mengatasi waktu. Ketiga, mengatasi
ruang dan Keempat, jalan masuk ke kelas-kelas yang ada dalam masyarakat”.
Sejarah perkembangan surat kabar ini sendiri dimulai dengan penemuan mesin cetak tadi yang
mengubah cara manusia menyebarkan informasi. Produk jurnalistik pertama sekaligus pers,
media massa, atau surat kabar/koran pertama di dunia adalah Acta Diurna yang berisi catatan
harian pada zaman Romawi. Kemudian pada abad ke-17 di Eropa ada surat kabar yang disebut
dengan Corantos yang hingga saat ini kita kenal. Corantos adalah lembaran berita satu halaman
yang berisi tentang kejadian khusus dan diimpor ke Inggris oleh para penjual buku untuk
memuaskan tuntutan publik mengenai informasi apa saja yang terjadi di Eropa. Disusul
munculnya diurnal, oxford gazette, hingga munculnya berbagai surat kabar di penjuru dunia.
Tahun 1920, surat kabar menjadi satu -satunya media yang memberikan berita kepada sejumlah
besar orang secara bersamaan. Meskipun dunia penyiaran berkembang, surat kabar masih terus
menjadi sumber informasi dan berita yang signifikan hingga awal abad ke -21. Industri surat
kabar juga memainkan peran penting dalam berkembangkan pers independen.
Ada beberapa karakteristik dari surat kabar, yaitu :
A. Publisitas
surat kabar menyebarkan informasi kepada publik atau khalayak atau pembaca.
B. Periodesitas
C. Universalitas
mencangkup informasi yang luas dan beraneka ragam yang menyangkut aspek kehidupan
manusia.
D. Aktualitas
E. Terdokumentasi
Surat kabar menjadi bisnis besar setelah perang saudara di USA. Pada tahun 1900-1920,
konsolidasi menjadi karakter bisnis surat kabar di USA. Kemudian pada tahun 1945-1970,
jumlah oplah dan iklan surat kabar meningkat dengan pesat. Sehinga pada tahun 1980-1990,
dianggap sebagai masa-masa kejayaan industri surat kabar di seluruh dunia. Pada masa kini,
surat kabar berusaha untuk tetap bertahan meskipun jumlah surat kabar telah menurun drastis.
Pada era digital, banyak industri surat kabar yang mencoba menghasilkan keuntungan di era
transisi ini.
Lalu bagaimana agar surat kabar dapat terus bertahan? Surat kabar telah melakukan beberapa
percobaan untuk tetap bertahan di era digital, yaitu dengan cara memotong biaya produksi dan
meningkatkan pemasukan. Disaat yang bersamaan, penerbit surat kabar mencari cara baru untuk
tetap dapat menghasilkan uang, antara lain dengan micropayment, mobile ads/advertising, dan
news aggregators.
A. Interactive
Surat kabar online lebih interaktif dengan hadirnya fitur komentar, dan lain-lain.
Surat kabar mencoba lebih dekat dengan pembaca melalui konten yang lebih disesuaikan bagi
target khalayak.
Surat Kabat Online dapat dibaca dimana saja dan dibantu penyebarannya melalui sosial media.
D. Attractive interface
Tampilan Surat Kabar Online bisa lebih interaktif dengan adanya foto, gambar, video, hingga
link antar web sehingga tampilannya tidak monoton dan mengundang minat khalayak untuk
membaca.
E. No Edition Deadlines
https://storymass.wordpress.com/2017/03/07/perkembangan-media-massa-koran-dan-majalah/