PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media di Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat,
baik dari sisi teknologi media maupun konten medianya itu sendiri. Media
yang dimaksud mencakup berbagai macam jenis media, baik televisi, radio,
surat kabar, majalah, buku, rekaman, film, dan internet. Saat ini para siswa
dituntut untuk lebih cerdas dalam menggunakan media. Siswa tidak hanya
dituntut untuk mampu mengoperasikan media, namun juga kritis terhadap konten-
konten yang ada didalamnya. Dalam penggunaan media tidak serta merta
seorang pendidik langsung mempraktekan di kelasnya, namun dibutuhkan
model pembelajaran yang mendukung terhadap keberhasilan belajar.
Perkembangan teknologi di era globalisasi dan modernisasi tumbuh sangat
cepat. Berbagai produk teknologi seperti smartphone di setiap waktunya
terus mengeluarkan inovasi terbaru untuk menunjang keefesienan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Smartphone merupakan bukti nyata bahwa
perkembangan teknologi tumbuh dengan cepat. Melalui aplikasi media sosial
yang berada di dalam smartphone atau teknologi yang lainnya, memudahkan
penggunannya untuk mencari informasi, berinteraksi, bisnis dan lain
sebagainya. Menurut Littlejhon (2008:684)
Pendidikan saat ini sudah terkena dampak dari adanya perkembangan
teknologi. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan juga terjadi pada
pola penyampaian informasi dunia pendidikan. Konsep lama guru berperan
sebagai ahli yang menyampaikan informasi kepada siswa dengan kata lain,
tanpa guru siswa tidak dapat belajar di lingkungan sekolah. Paradigma tersebut
mulai bergeser menjadi siswa sebagai pusat pembelajaran, dengan demikian
siswa dituntut untuk dapat aktif dan mandiri. Perkembangan jaman yang diikuti
dengan perkembangan teknologi juga mempengaruhi paradigma pembelajaran,
dari yang konvensial menjadi modern, dari siswa tidak dapat belajar tanpa
1
bantuan guru menjadi siswa siswa dapat belajar mandiri dimanapun dan kapanpu
tanpa harus ada guru yang mendampingi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Lima guru dan Tiga Kurikulum?
2. Apa yang dimaksud dengan Buku sebagai Media Cetak Tertua?
3. Apa yang dimaksud dengan Surat Kabar?
4. Apa yang dimaksud dengan Majalah: Memuat Berita Analisis?
5. Apa yang dimaksud dengan Film: Pengalihan Homo Faber ke Homo Lundes?
6. Apa yang dimaksud dengan Radio: Media Penebar Pesan Melalui Udara?
7. Apa yang dimaksud dengan TV: Kotak Ajaib sebagai Jendela Dunia?
8. Apa yang dimaksud dengan Internet: Guru Serba Tahu?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Lima guru dan Tiga
Kurikulum.
2. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Buku sebagai Media Cetak
Tertua.
3. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Surat Kabar.
4. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Majalah: Memuat Berita
Analisis.
5. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Film: Pengalihan Homo Faber
ke Homo Lundes.
6. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Radio: Media Penebar Pesan
Melalui Udara.
7. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan TV: Kotak Ajaib sebagai
Jendela Dunia.
8. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Internet: Guru Serba Tahu.
2
BAB II
PEMBAHASAN
McQuail (2012) dan Baran (2011) menunjukkan bahwa surat kabar komersial
muncul pertama kali adalah Corantos, di Belanda pada abad ke-18, memakai
bahasa Inggris. Surat kabar ini terdiri dari satu halaman yang memuat berita
tertentu dan banyak diekspor ke inggris. Surat kabar terus menerus berkembang
ke arah surat kabar modern, muncul pada abad ke-19 di kota New York.
3
Harian Nusa Bali, dan Radar Bali. Harian Bali Post terbit di kota Cenpasar Bali.
Walaupun Harian Bali Post tidak memakai bahasa Bali, namun bisa disebut
dengan pers etnik atau pers lokal, pertama, terbit pada lokalitas etnik Bali,
berpusat di Denpasar. Kedua, berita Harian Bali Post lebih banyak tentang
kejadian lokal Bali. Ketiga, konsumen utama Harian Bali Post adalah orang Bali,
bisa pula orang Bali yang bermukim di luar pulau. Keempat, pemasang iklan pada
Harian Bali Post pengusaha lokal di Bali. Kelima, Harian Bali Post secara khusus
menyediakan ruang bagi kebudayaan Bali, yakni terbitan hari Minggu.
Majalah pertama kali muncul pada tahun 1700-an sebagai media favorit bagi
para elit di Inggris. Penjajahan Inggris atas Amerika mengakibatkan majalah
meluas pula ke Amerika. Pada tahun 1741 ada beberapa majalah di Amerika,
misalnya Andrew Bradford menerbitkan American Magazine or a Mothley View
of the Political State of the British Colonies.
Majalah terus berkembang, tidak lagi hanya megusut masalah politik, tetapi
juga masalah masalah lainnya. Majalah sering menjadi pertanda dari perubahan.
Ketika perubahan sosial besar sosial, ekonomi, atau teknologi mulai membentuk
kembali budaya, majalah sering menjadimedia pertama yang bergerak, dan
4
struktur industri merupakan salah satu alasan. Pendek kata, majalah menjual isu -
isu baru sesuai dengan kondisi masyarakat. Isu - isu itu dikemas agar majalah
terjual. Pengusaha bergairah memasang iklan guna menjual produknya. Majalah
mendapatkan masukan finansial untuk kelangsungan hidup dan laba bagi kegiatan
usahanya.
5
Film terus berkembang kearah kemajuan yang ditandai oleh konvergensi
yang berlanjut pada digitalisasi. Hal ini bermula pada penggabungan film dengan
televisi yang berlanjut sampai CD. Kondisi ini telah memberikan distribusi besar
bagi pemutaran film, tidak lagi hanya di bioskop, tetapi bisa langsung dirumah.
Industri fim terus berkembang kearah kemajuan yang ditandai dengan digitalisasi
dan konvergensi.
Distribusi film tidak lagi hanya disalurkan ke teater, tetapi juga ke jaringan
TV, dll. Hal ini tidak hanya mengakibatkan distribusi yang beragam, tetapi juga
menjadi rumit.
6
penonton harus berkonsentrasi penuh, tanpa kegiatan lain agar memahami pesan
yang disampaikan oleh film.
Film, tidak saja berfungsi hiburan, tetapi bisa pula berfungsi sebagai
sarana propaganda. McQuail menunjukan bahwa penggunaan film untuk
propaganda sangatlah signifikan, tertama diterapkan untuk tujuan nasional atau
kebangsaan. Film propaganda bisa berbentuk film documenter. Film ini sengaja
diciptakan dengan melibatkan orang-orang professional sehingga film sebagai alat
propaganda yang baik.
Pada masa Orde Baru negara mengalami krisis social dalam mewujudkan
kesejahteraanrakyat. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah menerapkan
program transmigrasi. Pelaksanaanya tidaklah mudah karena terkendala
sosiobudaya. Maka dari itu pemerintah membuat film propaganda tentang
transmigrasi yang berjudul Tanah Harapan (1976) karya Sofia WD. Menceritakan
tentang transmigram yang sukses dengan kerja kerasnya. Dengan demikian
diharapkan penduduk berkenan melakukan transmigrasi ke luar Bali dan/atau
keluar Jawa.
7
Film sebagai media pendidikan bisa pula berbentuk film panjang yang
diputar di bioskop. Sebagai contoh film-film sejarah bertemakan pahlawan seperti,
Cut Nyak Dien, Soekarno, Tjokroaminoto, dll. Film ini bertujuan untuk
menumbuhkembangkan nasionalisme kepada siapapun, termasuk anak-anak.
Mereka diharapkan bisa memakai tokoh-tokoh ini sebagai ikon kultural untuk
melanjutkan semangat mereka, yakni rela berkorban untuk nusa bangsa secara
kontekstual, melawan hawa nafsu dan musuh diluar diri yakni kemiskinan dan
kebodohan pada kehidupan bangsa.
Pada tahun 80-an sangat popular film beladiri Cina dan film koboi.
Kepopuleran film beladiri Cinaini mendorong pekerja film Indonesia
memproduksi film silat Indonesia yang salah satunya ialah SI Buta dari Goa
Hantu. Konsumen lebih leluasa menikmati film, pasalnya film tidak hanya diputar
dibioskop, melainkan ada pemutaran bioskop keliling oleh pengusaha bioskop di
kota.
8
mengadopsi gagasan vital dibalik film. Adapun beberapa gagasan vital yaitu
putih:hitam, kanan:kiri, jujur:curang, baik:jahat, dll.
Bertolak dari paparan di atas dapat dikemukakan gagasan vital pada film
beladiri Cina, silat Indonesia dan film koboi adalah dualism kultural atau
binerisme yang berpangkal pada pemilahan antara putih/hitam atau baik/buruk
dan berbagai kategori lainnya secara berdinamika.
Walaupun film silat dan film koboi tidak secara langsung diproduksi bagi
pencapaian kurikulum sekolah, kurikulum kultural dan kurikulum abadi, namun
fungsi pendidikannya amat penting. Tayangan film lewat TV keluarga tentu
dinikmati anak-anak. Pendek kata media pendidikan sangat penting bagi orang tua
dalam keluarga. Kondisi ini menyentuh pula sekolah mengingat keluarga dan
sekolah sebagai lembaga pendidikan berkaitan secra fungsional.
Pemakaian tokoh film silat yang berperan sebagai symbol putih dan tokoh
film sejarah sebagai ikon kultural sangat tepat. Mengingat mereka adalah
bintang, yakni “actor atau aktris yang mencapai status luar biasa Karen peson
atraktif yang diprojeksikannya”(Burton, 2008:125-126).
9
mengaktualisasikannya dalam masyarakat. Gagasan ini diperkuat oleh hakikat
manusia debagai homo education, bisa mendidik dan dididik melalui ujaran
dan permodelan sesuai dengan jargon pendidikan karakter, yakni Verba
movent exampla trunt (kata-kata itu menggerakkan, namun teladan lebih
memikat hati)
Abad ed, (2015) menunjukan radio dikenal di Indonesia pada awal tahun
1900-an. Gubernur Jenderal de Fock, meresmikan pemancar Radio Malabar di
Bandung pada tanggal 5 Mei 1923. Radio berkembang dan menyatu dengan
perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan Belanda. Hal ini tidak saja
tercermin dari tindakan RRI, tetapi juga aneka radio perjuangan. Radio terus
berkembang, selain dikelola negara, juga dikelola pihak swasta. Radio
Berjaya, tidak semata-mata karena fungsi hiburannya, tetapi terkait pula
dengan gaya hidup.
10
4. Potesial untuk parsitipasi dua arah, siaran interaktif
5. Penggunaanya yang akrab dan personal
Radio memiliki pula ciri kelembagaan, yakni kebebasan relative, local dan
tersebar, danproduksinya murah.
11
jangkauannya. Dengan cara ini terjadi pemahaman isi teks sastra secara luas dan
mendalam.
12
Jangkauan penyebarannya smgat luas.
Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa.
1
Susilana Rudi, Riyana Cepi, Media Pembelajaran, CV Wacana Prima, Bandung. 2009
2
Israwati Suryadi, Kajian Perilaku Menonton Tayangan Televisi dan Pendidikan Literasi Media
Pada Remaja, Jurnal Academica Fisip Untad, Vol 05, 2013
13
Kata televisi berasal dari bahasa Inggris television (tele = jauh + vision
tampak) . Label ini berkaitan dengan sistem penyiaran TV, yakni berbentuk
gambar dan suara dari jarak jauh melalui kabel atau lewat angkasa memakai alat
pengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) -menjadi sesuatu iang bisa dilihat
dan didengar oleh pemirsa. Williams (2009) dalam bukunya berjudul Television:
Technology and Culture, secara apik memaparkan sejarah sosial tentang TV.
Peletak dasar teknologi per-TV-an adalah Paul Nipkow dari Jerman pada tahun
1884. Dia menemukan Jantra Nipkow yang melahirkan televisi elektris.
Penemuan TV tidak bisa dilepaskan dari temuan yang mendahuluinya, yakni radio
dan fllm. TV berkembang pesat sesudah Perang Dunia II (1945).
2. Pengelompokan Acara TV
14
Dokumenter misalnya, majalah berita dan diskusi-diskusi masalah publik.
3. Pendidikan Kategori ini dibagi lagi menjadi program pengajaran untuk
sekolah, akademi, dan universitas; program-program
pelatihan, sering kali berhubungan dengan kursus-kursus
eksternal, seperti kursus kerajinan, hobi, dan sebagainya.
4. Seni dan Kategori ini sulit untuk dipisahkan karena bergantung pada
Musik definisi apa yang dipakai terhadap ’seni’ seperti seni lukis,
seni pahat, seni arsitektur, seni sastra-dan terhadap ’musik’.
5. Program- Kategori ini didefinisikan sebagai program-program yang
program secara khusus dibuat dan ditayangkan untuk anak-anak pada
untuk anak- waktu waktu tertentu. Kategori ini dibagi menjadi program-
anak program acara film-film kartun dan pertunjukan boneka;
6. Drama Kategori ini meliputi segala jenis karya drama Kategori ini
dibagi lagi menjadi “drama tunggal” meskipun kadang
dengan menggunakan judul yang bersifat umum, “drama
seri” yang berupa drama-drama tunggal yang masing-masing
memiliki ceritanya sendiri-sendiri.
7. Film Kategori ini didefinisikan sebagai film yang dibuat untuk
didistibusikan di movie theatre dan sinema-sinema
8. Hiburan Kategori ini dibagi menjadi perfunjukan music para
Umum penyanyi tampil dengan sesekali diiringi oleh berbagai item
pendukung “variety show” penekanannya pada komedi, yang
sering kali diiringi dengan music “gameshow” dan “quiz
show” di dalamnya ditayangkan permainan atau kompetisi.
9. Olahraga Berupa liputan olahraga dan diskusi-diskusi keolahragaan.
10. Agama Aktivitas-aktivitas keagamaan, diskusi-diskusi dan feature-
feature keagamaan, yang ditanyangkan pada saat tertentu.
11. Publisitas Tayangan saluran televisi mengenai program-program acara
(internal) yang berupa cuplikan-cuplikan, iklan pemberitahuan acara,
dsb.
15
12. Iklan-iklan Program-program iklan dalam berbagai bentuknya yang
Komersial tidak termasuk dalam publisitas internal.
Tabel diatas menunjukkan bahwa acara TV bisa digolongkan menjadi
beberapa jenis tergantung pada konten atau konsumennya.
Jika dilihat di atas TV, berfungsi sebagai media pendidikan. Artinya, acara
TV baik secara langsung maupun tidak langsung bcrkontribusi bagi pencapaian
suatu kurikulum. Misalnya, pada masa Orde Baru dikenal TV swasta, PT Televisi
Pendidikan Indonesia (TPl) milik Siti Hardiyanti Rukmana-izin siaran sejak 1
Agustus 1990. TPI sebagai stasiun Televisi Pendidikan harus bersiaran nasional.
Tujuan awal pendirian TPI adalah “membantu program-progam pendidikan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud)" (Utomo, 2015: 218).
Namun, dalam perkembangan selanjutnya, TPI tidak saja menjadi televisi
pendidikan, tapi terjun pula ke bidang bisnis-menayangkan iklan (Ishadi, 2014).
Pendek kata, terlepas dari masalah ini-begitu pula TPI tidak ada lagi, terbukti TV
berperan penting dalam pencapaian pendidikan, khususnya berkontribusi bagi
pencapaian kurikulum di sekolah.
4. Contoh
Dampak Positive
Dalam Media pendidikan, pelajar bisa mengambil manfaat berupa
informasi pendidikan dari acara televisi. Banyak stasiun televisi yang
menyajikan program edukatif seperti film tentang sejarah, sains, flora
fauna dan sebagainya. Contohya saya sendiri banyak mendapatkan
informasi baru dari tayangan televisi yang sedang saya lihat.
Dampak Negative
Kekerasan di SD Bukittinggi Akibat Pengaruh TV. Menurut Yosi,
hasil pemeriksaan mengarah pada fakta bahwa siswa dan siswi SD
Perwari terpapar oleh game online, PlayStation, dan tayangan yang
mengadung kekerasan di televisi. Mereka rata-rata kerap menonton film
16
kartun dan sinetron yang mengumbar adegan kekerasan. "Dampaknya,
anak merasa ingin tahu, ingin mencoba, dan agresif setelah menonton
acara tersebut.". Tim pemeriksa kondisi psikologis korban dan pelaku
kekerasan di Sekolah Dasar (SD) Trisula Perwari Bukittinggi, Sumatera
Barat, mengatakan para siswa pelaku penganiayaan terhadap rekan
mereka bersikap brutal karena terpengaruh tayangan televisi.
3
Ramadhan Arief, Seri Pelajaran Komputer Internet, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. 2005
17
informasi-dikenal dengan istilah gelombang ketiga, revolusi industri kedua atau
masyarakat pascaindustri (Arifm, 201 1: 253). McQuail (2012: 45) menyatakan
bahwa internet sebagai media memiliki ciri-ciri, yakni (1) teknologi berbasis
komputer; (2) karakternya hibrida, tidak berdedikasi dan Heksibel; (3) potensi
interaktif; (4) peraturan yang tidak ketat; (5) kesalingterhubungan; (6) ada d1
mana~mana atau tidak tergantung pada lokasi; (7) dapa: diakses individu sebagai
komunikator; dan (8) media komunikasi massa dan pribadi.
Menurut Yuswohadi dan Gani (2015: 269) “internet telah menjadi bagian
dari gaya hidup kelas menengah Indonesia. Dalam hidup sehari hari, kelas
menengah hampir tidak bisa lepas dari internet”. Internet tidak saja memberikan
ruang bagi pencapaian pengetahuan kurikulum sekolah dan kurikulum kultural,
tetapi juga penting bagi pengetahuan dan praktik keagamaan sebagai berikut.
18
Melihat citra pemimpin agama mereka, menonton video-klip, dan
mendengar musik relgius, khotbah, doa, testimoni, dan wacana
keagamaan.
Berpartisipasi dalam rituai, mediriasi, dan ziarah vitual, dan masih banyak
lagi (Ibrahim dan Akhmad, 2014: 146).
Salah satu hal yang menarik dai intemet adalah kesempatan yang
diberikannya kepada manusia untuk menampilkan diri mereka dajam
berbagai cara. Anda dapat mengubah gaya Anda atau bereksperimen
sesuka hati Anda dengan mengganti usia Anda, sejarah, kepribadian,
penampilan pribadi. bahkan jenis kelamin Anda. ‘Username’ yang Anda
pilih. informasi mengenai diri Anda yang Anda beritahu dan Anda
rahasiakan, informasi yang Anda tampilkan dalam halaman Web pribadi
Anda, persona atau avatar yang Anda gunakan dalam sebuah komunitas
orline-semua aspek penting dari bagaimana orang mengatur identitas
19
mereka dalam dunia maya (Suler dalam Samovar, Porter dan McDaniel,
2010: 193).
Dengan demikian, identitas adalah sesuatu yang cair karena bisa dibentuk,
direkayasa, diubah, bahkan bisa dimanipulasi lewat internet sesuai dengan
kepentingan. Sering terjadi seseorang membentuk identitas lewat penjelajahan
yang dilakukan pada dunia maya dengan mengacu kepada tokoh-tokoh dalam film
fiksi ilmiah, komik atau anime. Mereka menilu gaya penampilannya, seperti
pakaian, penataan rambut dan berbagai atribut lainnya. Kondisi ini mengakibatkan
identitas dunia maya dan identitas khayalan. Kesamaan identitas mengakibatkan
mereka membentuk komunitas maya.(Samovar, Porter dan McDaniel, 2010: 193).
20
prestasi belajarnya kurang. Alasannya, Facebook mengakibatkan waktu belajar
mereka tertanggu lebih banyak ber-Facebook dari pada belajar atau bisa pula
karena mereka kurang bisa berkonsentrasi selalu ingat dengan kenikmatan yang
diberikan oleh Facebook. Kondisi ini diperkuat oleh faktor lain, yakni mereka
kurang mampu mengendalikan diri schingga terjadi pembalikan, yakni bukan
siswa/mahasiswa yang mengendalikan Facebook, melainkan Facebook yang
mengendalikan siswa/ mahasiswa. Walaupun demikian, jejaring sosial yang
berkembang lewat Facebook bisa membentuk modal sosial, tidak sebatas pada
dunia maya, tetapi berlanjut pada dunia nyata. Modal sosial bisa digunakan untuk
berbagai kepentingan, misalnya mendapatkan informasi tentang pekerjaan.
21
perilaku, hingga hobi seperti musik dan olahraga dari negara adidaya Amerika
Serikat, menjadi semakin sulit dibendung oleh negara-negara lain".
6. Contoh
Dampak Positive
22
Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses
untuk kepentingan pendidikan. Contohnya saya sendri jika ingin
mengetahui tentang sesuatu, berita, maupun informasi akan mencari
dari internet.
Dampak Negative
Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk
melakukan tindakan kriminal.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. A
2. B
3. Surat kabar komersial muncul pertama kali adalah Corantos, di Belanda pada
abad ke-18, memakai bahasa Inggris. Surat kabar memiliki beberapa ciri,
yakni pertama,kemunculannya berkala dan sering. Kedua, menggunakan
teknologi percetakan. Ketiga, isi dan rujukan menurut tema tertentu.
Keempat, dibaca individu atau kelompok.
4. Majalah sering menjadi pertanda dari perubahan. Ketika perubahan sosial
besar sosial, ekonomi, atau teknologi mulai membentuk kembali budaya,
majalah sering menjadimedia pertama yang bergerak, dan struktur industri
merupakan salah satu alasan.
5. film pertamakali ditayangkan pada abad ke-19, bersamaan dengan Revolusi
Industri di Eropa. Revolusi Industri. Film terus berkembang kearah kemajuan
yang ditandai oleh konvergensi yang berlanjut pada digitalisasi.
6. Radio adalah adalah perkembangan dari teknologi sebelumnya, yakni telepon,
telegraf, fotograf bergerak atau diam dan rekaman suara.
7. Televisi adaiah media yang dapat menampilkan pesan secara audiovisual den
gerak (sama dengan film) Jenis media televisi diantaranya televisi tarbuka
(open boardcast teievision) televisi siaran terbatas/TVST (Cole Cirwft
Televiriorv CCTV) dan Wdeo-cassette mower (VCR)
8. Internet adalah singkatan dari Interconnected Network. Internet merupakan
sebuah sistem komunikasi yang mampu menmubungkan jaringan-jaringan
komputer di seluruh dunia.
24
Daftar Pustka
Nengah Bawa Atmadja,Luh Putu Sri Ariyani, Sosiologi Media Persprektif Teori
Kritis, PT Raja Grafindo Persada, Depok, 2018.
25