.
PARADIGMA JURNALISTIK KONTEMPORER
NAMA KELOMPOK 4
JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HALUOLEO 2023
KATA PENGANTAR
A. LATAR BELAKANG
B.
Latar belakang paradigma jurnalistik kontemporer mencakup perubahan
dalam teknologi, masyarakat, dan dinamika media. Perkembangan
teknologi digital, seperti internet dan media sosial, telah mengubah cara
informasi disajikan dan dikonsumsi. Jurnalisme kontemporer
menekankan kecepatan, aksesibilitas, dan interaktivitas dalam
menyampaikan berita.
C Tujuan masalah
1.Untuk menjelaskan apa yang dimaksud paradigma
2.Untuk mengetahui bentuk media dalam jurnalistik
3.Untuk mengetahui apa fungsi utama dari pres
4.Untuk mengetahui apa yang dimaksud jurnalistik foto
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 1893, untuk pertama kalinya surat kabar dan beberapa
bagian di koran edisi Minggu di Amerika Serikat menggunakan tinta
berwarna untuk komik. Pada tahun 1899, mulai digunakan teknologi
merekam ke dalam pita walaupun pada saat itu belum banyak digunakan
oleh kalangan jurnalis.
Pada tahun 1920-an, dengan maraknya radio siaran, surat kabar dan
majalah mendapatkan pesaing baru dalam pemberitaan. Namun demikian,
media cetak tidak sampai kehilangan pembacanya karena berita yang
disiarkan radio lebih singkat dan sifatnya sekilas. Baru pada tahun 1950-an
perhatian masyarakat sedikit teralihkan dengan munculnya televisi.
Selain itu, pada era ini juga muncul media jurnalistik multimedia.
Perusahaan-perusahaan media raksasa sudah merambah berbagai segmen
pasar dan pembaca berita. Tidak hanya bisnis media cetak, radio, dan
televisi yang mereka jalankan, tetapi juga dunia internet, dengan space
iklan yang tak kalah luasnya.
Pada pasal 3 UU No.40 Tahun 1999 tentang pers, disebutkan bahwa fungsi
pers adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Informasi : menyajikan informasi karena masyarakat
memerlukan
informasi tentang berbagai hal yang terjadi di masyarakat, dan Negara.
2. Fungsi Pendidikan : sebagai sarana pendidikan massa (mass education),
maka pers situ memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan
sehingga masyarakat bertambah pengetahuan dan wawasannya.
3. Fungsi Hiburan : hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat pers
untuk mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel-artikel
yang berbobot. Hiburan dapat berupa cerpen, cerita bergambar, cerita
bersambung, teka-teki silang, pojok, karikatur.
4. Fungsi Kontrol Sosial : adalah siukap pers dalam melaksanakan
fungsinya
yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok dengan maksud
memperbaiki keadaan melalui tulisan. Tulisan yang dimaksud memuat
kritik baik langsung atau tidak langsung terhadap aparatur Negara,
lembaga masyarakat.
5. Fungsi sebagai Lembaga Ekonomi : Pers adalah sebuah berusahaan yang
bergerak di bidang penerbitan. Pers memiliki bahan baku yang diolah
sehingga menghasilkan produk yang namanya “berita” yang diminatai
masyarakat dengan nilai jual tinggi. Semakin berkualitas beritanya maka
semakin tinggi nilai jualnya. Pers juga menyediakan kolom untuk iklan.
Pers membutuhkan biaya untuk kelangsungan hidupnya.
Sedangkan Dalam berbagai literatur komunikasi dan jurnalistik
D. JURNALISTIK FOTO
Agak sulit menjelaskan apa itu foto berita dan foto features. Akan
tetapi, keduanya bisa dibedakan antara lain dari segi bobot dan waktu
penyiarannya. Foto berita umumnya segera disiarkan, sementara foto
features bisa ditunda kapan saja.
Selain itu, tema foto berita pada umumnya adalah politik, kriminal,
olahraga, dan ekonomi, yang selalu ingin diketahui perkembanganya dari
waktu ke waktu oleh pembaca.
Contohnya,
foto Presiden Megawati bertemu mantan Presiden Abdurrahman Wahid,
atau
foto ledakan bom di Mal Atrium Senen. Sementara itu, foto features
temanya lebih
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sebagai bahan kuliah ini masih memerlukan penyempurnaan dan revisi
seiring perkembangan dunia jurnalistik. Perkembangan media sosial yang
kelak akan menjadi alternatif media, dan sedikit banyak mengambil alih
peran seorang jurnalis belum tersentuh sama sekali dalam ini.
SARAN
Mudaha-mudahan yang akan datang pembahasan akan
difokuskan pada media baru yang memiliki peran yang sangat besar dalam
era informasi ini. Imbas adanya medsos dan kesulitan mengontrolnya juga
belum masuk dalam buku ini, perkembangan berita palsu atau hoax juga
merupakan kajian menarik yang akan menjadi bahasan yang akan datang,
semoga.
KATA PENGANTAR
https://etheses.uinsgd.ac.id/35515/1/Dadan%20Suherdiana
%20Jurnalistik%20Kontemporer.pdf
Amar, M. Djen. 1984. Hukum Komunikasi Jurnalistik. Cetakan Pertama.
Bandung: Alumni.Anwar, H. Rosihan. 1991. Bahasa Jurnalistik dan
Komposisi. Cetakan Keempat. Jakarta: Pradnya Paramita.
Assegaff, Dja’far Husin. 1983. Jurnalistik Masa Kini, Pengantar ke Praktek
Kewartawanan. Cetakan Pertama. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Astraatmadja, Atmakusumah dan Lucas Luwarso. Penyunting. 2001.
Menegakkan Etika Pers. Cetakan Pertama. Jakarta: Dewan Pers.
Badudu, JS. 1996. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Cetakan
Keempat Puluh Satu. Bandung: Pustaka Prima.
Baggini, Julian. 2003. Making Sense, Filsafat di Balik Headline Berita.
Cetakan Pertama. Penerjemah: Nurul Qamariyah. Bandung: Teraju.
Brooks, Brian S, George Kennedy, Darly R. Moen dan Don Ranly. 1980.
News Reporting and Writing. First Published. New York, USA: St. Martin’s
Press.Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi.
Cetakan Pertama. Bandung: Citra Aidya Bakti.
Eriyanto. 2001. Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media. Cetakan
pertama.Yogyakarta: LKIS.
Eriyanto. 2002. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media.
Cetakan Pertama. Yogyakarta: LKIS.
Hamzah, A, I Wayan Suandra dan BA Manalu. 1987. D e l i k - D e l i k Pers
di Indonesia. Cetakan Pertama. Jakarta: Media Sarana Pers.
Hidayat, Dedy N, Effendi Gazali, Harsono Suwardi, Ishadi SK. 2000. Pers
dalam Revolusi Mei: Runtuhnya Sebuah Negeri. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.Hilliard, Robert L. 1976. Writing for Television and Radio.
First Published. New York: Hastings House Publishing.
Hofmann, Ruedi. 1999. Dasar-Dasar Apresiasi Program Televisi.
Cetakan Pertama. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Keith, Michael C. 2001. Manajemen Stasiun Radio. Cetakan
Pertama. Jakarta: Internews Indonesia.
Kurnia, Septiawan Santana. 2002. Jurnalisme Sastra. Cetakan
Pertama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Luwarso, Lucas. Editor. 2003. Delhk P e r s d a l a m H u k u m P i d a n a .
Cetakan Kedua. Jakarta: Dewan Pers dan Lembaga Informasi Nasional.
Mappatoto, Andi Baso. 1999. Teknik Penulisan Feature. Cetakan Ketiga.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mas, Marwan. 2004. Pengantar Ilmu Hukum. Cetakan Pertama. Jakarta: