Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MOCHAMAD AKBAR REVANSYAH

NIM : 101120111409

MANAJEMEN KOMUNIKASI TUGAS 6


1. Model komunikasi milik Harold Lasswell bersifat linier atau satu arah. Model yang
dikembangkan Lasswell ini termasuk model komunikasi tertua yang masih digunakan
hingga saat ini. Awalnya model komunikasi Lasswell dikembangkan untuk menganalisis
komunikasi massa, khususnya tentang media propaganda. Namun, seiring perkembangan
zaman, model komunikasi ini sering digunakan untuk menganalisis komunikasi
interpersonal atau komunikasi kelompok yang menjadi sasaran diseminasi
(penyebarluasan) pesan.
In Which Channel (dengan media apa) Artinya saluran atau media apa yang akan
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dari komunikator kepada
komunikan, baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak (lewat media elektronik
atau media cetak).
2. Radio dan Televisi
Radio dan televisi hadir setelah adanya beberapa penemuan teknologi, seperti telepon,
telegraf, fotografi, dan rekaman suara. Menurut Raymond Williams (1975), radio dan
televisi merupakan sistem yang dirancangan untuk kepentingan transmisi dan penerimaan
yang merupakan proses abstrak, dan isinya sangat terbatas. Baik radio maupun televisi
lahir dengan memanfaatkan semua media yang mendahuluinya. Di samping itu isinya
berasal dari film, berita-berita, dan peristiwa-peristiwa lainnya.
3. hiruk pikuknya media yang ada di Indonesia. Jika mereka tidak menata kelola media
mereka, maka bisa di pastikan semua media saling tindih dan tidak jelas akan melayani
audience yang mana. Oleh karena itu dalam bidang kajian Manajemen Komunikasi perlu
mempelajari bagaimana melakukan Manajemen Media. Supaya dari banyak media yang
ada, masing-masing akan melayani audiencenya masing-masing. Supaya tidak saling
tindih. Beberapa hal yang akan di pelajari dalam manajemen media ini diawali dengan
memahami teori dasar komunikasi, terutama komunikasi massa. Karena pada dasarnya
komunikasi melalui media cetak dan media elektronik adalah bentuk komunikasi massa.
Kemudian kita akan mempelajari aspek peraturan/hukum, mempelajari aspek
kepentingan berbagai pihak dan dasar pijakan bagaimana memanaj media baik media
cetak maupun media elektronik.
4. Mesin cetak yang paling awal dan sederhana dibuat dengan cara mengukir huruf-huruf
pada sebuah balok kayu di satu sisi. Balok-balok kayu tersebut disusun sedemikian rupa
hingga sesuai dengan urutan tulisan yang akan dicetak. Kemudian sisi balok kayu yang
telah diukir diolesi tinta, lalu tekankan pada selembar kertas. Ketika kertas diangkat,
salinan dari huruf-huruf itu akan tercetak pada kertas tersebut. Cara mencetak seperti itu
memungkinkan penyebaran hasil tulisan seorang penulis disebarkan secara luas dalam
waktu yang sangat singkat. Bahkan dalam satu hari, satu orang pekerja dapat
menghasilkan apa yang dihasilkan seorang penulis dalam waktu satu tahun, sebelum
mengenal mesin cetak sederhana itu. Tetapi dalam perkembangannya, balok kayu
memiliki ketahanan yang cukup rendah, sehingga akan mudah hancur jika dipakai terlalu
lama. Hal itu tentu akan mengganggu proses pencetakan jika harus membuat cetakan
kayu yang baru. Melihat hal itu, Johannes Gutenberg, mencoba mengembangkan mesin
cetak yang terbuat dari logam, yang dapat digunakan berkali-kali tanpa merusak huruf
yang telah diukir dalam cetakan. Pada masa awal penemuannya, Johannes Gutenberg
hanya memproduksi buku yang akan digunakan oleh gereja dan kerajaan saja. Selain
karena kebijakan gereja yang cukup ketat, juga karena saat itu hanya pejabat gereja dan
kaum bangsawan saja yang dapat membaca. Pada 1455, Johannes Gutenberg menerbitkan
Injil Empat Puluh Dua Baris atau Forty-two Line Boble, yang dikenal juga sebagai Injil
Gutenberg. Sistem pencetakan biasa pada abad ke-15 dapat menghasilkan lima buah buku
dalam waktu satu tahun. Jumlah tersebut mungkin terasa sangat sedikit, tetapi
kenyataannya pada masa itu kebutuhan akan buku memang tidak terlalu banyak. Tujuan
lain dari penciptaan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg adalah perkembangan budaya
membaca di kalangan masyarakat. Tidak ada batasan umur, gender, status sosial, ataupun
pekerjaan, sehingga siapapun dapat mengisi waktunya dengan membaca. Keadaan itu
membuat berbagai karya ilmiah dapat dengan mudah diakses, membuat banyak orang
yang beralih dari dogma agama yang mutlak menjadi pola pemikiran yang lebih rasional
dan ilmiah. Pada abad ke-16, mesin cetak berhasil mengubah dunia industri, dan
menciptakan industri baru di daratan Eropa. Saat banyak orang di Eropa beralih
menggunakan mesin cetak dalam kegiatan industri mereka, Inggris memberlakukan
Artificers Act pada 1563. Kebijakan itu mengharuskan para pekerja tetap tinggal di
wilayah gereja tempat mereka dilahirkan. Peraturan pemerintah itu menghentikan
kemajuan industri percetakan karena menghalangi para pengusaha di Inggris memperoleh
cukup banyak orang yang ingin berkerja di industri tersebut. Dalam perjalanannya, sistem
percetakan mengalami perubahan yang sangat signifikan pada penciptaan bentuk huruf
yang baru. Selama paruh kedua abad ke-16, huruf Romawi kian populer menggantikan
huruf Gothic hampir di seluruh wilayah Eropa.
5. Perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat kecepatan perubahan cara
mengonsumsi media pun sangat cepat. Teknologi memungkinkan cara-cara baru untuk
berinteraksi dengan media. Saking cepatnya, sepertinya sulit untuk menebak apa yang
akan terjadi dalam enam bulan mendatang. Kendati demikian tren saat ini bisa dilihat dan
setidaknya data tersebut bisa dijadikan acuan untuk memprediksi masa depan dari media.
Jika mengacu pada statistik, maka masa depan media akan beralih ke media digital.
Secara definisi, media digital adalah format konten yang dapat diakses oleh perangkat-
perangkat digital. Media digital ini bisa berupa website, media sosial, gambar dan video
digital, audio digital dan lain-lain. Tren dan perilaku pengguna bisa digunakan untuk
memperkirakan masa depan media digital dan industri advertising. Pada umumnya orang-
orang yang lebih tua lebih banyak menggunakan media tradisional, sementara generasi
milenial yang usianya di bawah 40 lebih memilih memakai media digital. Nah, 10 tahun
mendatang, ketika para generasi milenial menjadi konsumen media mayoritas, maka
seluruh channel tradisional pada akhirnya akan menjadi saluran digital. Berdasarkan data
Maret 2018 dari eMarketer, belanja iklan digital pada tahun 2018 mencapai 43,5% dari
keseluruhan belanja. Tetapi belanja iklan digital ini akan mengalahkan media tradisional
pada tahun 2021, yaitu sebesar 52,1%.Nantinya teknologi akan memungkinkan semua
orang untuk mengonsumsi berbagai jenis konten yang berbeda dan juga membuat koten.
Setidaknya dalam 10-15 tahun, teknologi akan mengubah perilaku manusia dan akan
lebih berubah lagi di masa depan. Dengan berubahnya cara mengonsumsi konten maka
media tradisional pun akan berubah. Media digital akan menggunakan model distribusi
konten yang menyebarkan informasi secara real time. Jeda waktu dalam menyebarkan
informasi akan semakin kecil dan pada akhirnya lenyap. Konten yang dibuat oleh
konsumen akan semakin populer pada saluran media digital. Munculnya teknologi-
teknologi baru akan mengubah sarana untuk menyalurkan kreativitas. Nantinya akan
banyak model bisnis baru yang berasal dari perkembangan media digital. Seiring dengan
pesatnya perkembangan media digital, maka kampus-kampus di seluruh dunia pun
menghadirkan kelas media digital profesional. Mahasiswa mahasiswi memiliki banyak
pilihan gelar, mulai dari Diploma sampai Master. Dengan menyelesaikan kelas tersebut,
berbagai kesempatan bekerja pun akan terbuka. studi mengenai teknologi informasi atau
komunikasi dapat meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan bayaran yang tinggi
pada industri ini. Tetapi tentu saja tergantung pada minat dan aspirasi. Pilihan karir yang
menarik pada media digital adalah manajer advertising, manajer komunikasi, manajer e-
business atau e-commerce, manajer marketing, manajer media sosial, manajer
komunikasi marketing online, dan manajer digital branding.

Anda mungkin juga menyukai