1. Model komunikasi milik Harold Lasswell bersifat linier atau satu arah. Model yang dikembangkan Lasswell ini termasuk model komunikasi tertua yang masih digunakan hingga saat ini. Awalnya model komunikasi Lasswell dikembangkan untuk menganalisis komunikasi massa, khususnya tentang media propaganda. Namun, seiring perkembangan zaman, model komunikasi ini sering digunakan untuk menganalisis komunikasi interpersonal atau komunikasi kelompok yang menjadi sasaran diseminasi (penyebarluasan) pesan. In Which Channel (dengan media apa) Artinya saluran atau media apa yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan, baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak (lewat media elektronik atau media cetak). 2. Radio dan Televisi Radio dan televisi hadir setelah adanya beberapa penemuan teknologi, seperti telepon, telegraf, fotografi, dan rekaman suara. Menurut Raymond Williams (1975), radio dan televisi merupakan sistem yang dirancangan untuk kepentingan transmisi dan penerimaan yang merupakan proses abstrak, dan isinya sangat terbatas. Baik radio maupun televisi lahir dengan memanfaatkan semua media yang mendahuluinya. Di samping itu isinya berasal dari film, berita-berita, dan peristiwa-peristiwa lainnya. 3. hiruk pikuknya media yang ada di Indonesia. Jika mereka tidak menata kelola media mereka, maka bisa di pastikan semua media saling tindih dan tidak jelas akan melayani audience yang mana. Oleh karena itu dalam bidang kajian Manajemen Komunikasi perlu mempelajari bagaimana melakukan Manajemen Media. Supaya dari banyak media yang ada, masing-masing akan melayani audiencenya masing-masing. Supaya tidak saling tindih. Beberapa hal yang akan di pelajari dalam manajemen media ini diawali dengan memahami teori dasar komunikasi, terutama komunikasi massa. Karena pada dasarnya komunikasi melalui media cetak dan media elektronik adalah bentuk komunikasi massa. Kemudian kita akan mempelajari aspek peraturan/hukum, mempelajari aspek kepentingan berbagai pihak dan dasar pijakan bagaimana memanaj media baik media cetak maupun media elektronik. 4. Mesin cetak yang paling awal dan sederhana dibuat dengan cara mengukir huruf-huruf pada sebuah balok kayu di satu sisi. Balok-balok kayu tersebut disusun sedemikian rupa hingga sesuai dengan urutan tulisan yang akan dicetak. Kemudian sisi balok kayu yang telah diukir diolesi tinta, lalu tekankan pada selembar kertas. Ketika kertas diangkat, salinan dari huruf-huruf itu akan tercetak pada kertas tersebut. Cara mencetak seperti itu memungkinkan penyebaran hasil tulisan seorang penulis disebarkan secara luas dalam waktu yang sangat singkat. Bahkan dalam satu hari, satu orang pekerja dapat menghasilkan apa yang dihasilkan seorang penulis dalam waktu satu tahun, sebelum mengenal mesin cetak sederhana itu. Tetapi dalam perkembangannya, balok kayu memiliki ketahanan yang cukup rendah, sehingga akan mudah hancur jika dipakai terlalu lama. Hal itu tentu akan mengganggu proses pencetakan jika harus membuat cetakan kayu yang baru. Melihat hal itu, Johannes Gutenberg, mencoba mengembangkan mesin cetak yang terbuat dari logam, yang dapat digunakan berkali-kali tanpa merusak huruf yang telah diukir dalam cetakan. Pada masa awal penemuannya, Johannes Gutenberg hanya memproduksi buku yang akan digunakan oleh gereja dan kerajaan saja. Selain karena kebijakan gereja yang cukup ketat, juga karena saat itu hanya pejabat gereja dan kaum bangsawan saja yang dapat membaca. Pada 1455, Johannes Gutenberg menerbitkan Injil Empat Puluh Dua Baris atau Forty-two Line Boble, yang dikenal juga sebagai Injil Gutenberg. Sistem pencetakan biasa pada abad ke-15 dapat menghasilkan lima buah buku dalam waktu satu tahun. Jumlah tersebut mungkin terasa sangat sedikit, tetapi kenyataannya pada masa itu kebutuhan akan buku memang tidak terlalu banyak. Tujuan lain dari penciptaan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg adalah perkembangan budaya membaca di kalangan masyarakat. Tidak ada batasan umur, gender, status sosial, ataupun pekerjaan, sehingga siapapun dapat mengisi waktunya dengan membaca. Keadaan itu membuat berbagai karya ilmiah dapat dengan mudah diakses, membuat banyak orang yang beralih dari dogma agama yang mutlak menjadi pola pemikiran yang lebih rasional dan ilmiah. Pada abad ke-16, mesin cetak berhasil mengubah dunia industri, dan menciptakan industri baru di daratan Eropa. Saat banyak orang di Eropa beralih menggunakan mesin cetak dalam kegiatan industri mereka, Inggris memberlakukan Artificers Act pada 1563. Kebijakan itu mengharuskan para pekerja tetap tinggal di wilayah gereja tempat mereka dilahirkan. Peraturan pemerintah itu menghentikan kemajuan industri percetakan karena menghalangi para pengusaha di Inggris memperoleh cukup banyak orang yang ingin berkerja di industri tersebut. Dalam perjalanannya, sistem percetakan mengalami perubahan yang sangat signifikan pada penciptaan bentuk huruf yang baru. Selama paruh kedua abad ke-16, huruf Romawi kian populer menggantikan huruf Gothic hampir di seluruh wilayah Eropa. 5. Perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat kecepatan perubahan cara mengonsumsi media pun sangat cepat. Teknologi memungkinkan cara-cara baru untuk berinteraksi dengan media. Saking cepatnya, sepertinya sulit untuk menebak apa yang akan terjadi dalam enam bulan mendatang. Kendati demikian tren saat ini bisa dilihat dan setidaknya data tersebut bisa dijadikan acuan untuk memprediksi masa depan dari media. Jika mengacu pada statistik, maka masa depan media akan beralih ke media digital. Secara definisi, media digital adalah format konten yang dapat diakses oleh perangkat- perangkat digital. Media digital ini bisa berupa website, media sosial, gambar dan video digital, audio digital dan lain-lain. Tren dan perilaku pengguna bisa digunakan untuk memperkirakan masa depan media digital dan industri advertising. Pada umumnya orang- orang yang lebih tua lebih banyak menggunakan media tradisional, sementara generasi milenial yang usianya di bawah 40 lebih memilih memakai media digital. Nah, 10 tahun mendatang, ketika para generasi milenial menjadi konsumen media mayoritas, maka seluruh channel tradisional pada akhirnya akan menjadi saluran digital. Berdasarkan data Maret 2018 dari eMarketer, belanja iklan digital pada tahun 2018 mencapai 43,5% dari keseluruhan belanja. Tetapi belanja iklan digital ini akan mengalahkan media tradisional pada tahun 2021, yaitu sebesar 52,1%.Nantinya teknologi akan memungkinkan semua orang untuk mengonsumsi berbagai jenis konten yang berbeda dan juga membuat koten. Setidaknya dalam 10-15 tahun, teknologi akan mengubah perilaku manusia dan akan lebih berubah lagi di masa depan. Dengan berubahnya cara mengonsumsi konten maka media tradisional pun akan berubah. Media digital akan menggunakan model distribusi konten yang menyebarkan informasi secara real time. Jeda waktu dalam menyebarkan informasi akan semakin kecil dan pada akhirnya lenyap. Konten yang dibuat oleh konsumen akan semakin populer pada saluran media digital. Munculnya teknologi- teknologi baru akan mengubah sarana untuk menyalurkan kreativitas. Nantinya akan banyak model bisnis baru yang berasal dari perkembangan media digital. Seiring dengan pesatnya perkembangan media digital, maka kampus-kampus di seluruh dunia pun menghadirkan kelas media digital profesional. Mahasiswa mahasiswi memiliki banyak pilihan gelar, mulai dari Diploma sampai Master. Dengan menyelesaikan kelas tersebut, berbagai kesempatan bekerja pun akan terbuka. studi mengenai teknologi informasi atau komunikasi dapat meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan bayaran yang tinggi pada industri ini. Tetapi tentu saja tergantung pada minat dan aspirasi. Pilihan karir yang menarik pada media digital adalah manajer advertising, manajer komunikasi, manajer e- business atau e-commerce, manajer marketing, manajer media sosial, manajer komunikasi marketing online, dan manajer digital branding.