DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS AIRLANGGA
I. SEJARAH PERKEMBANGAN MEDIA SURAT KABAR PRA-DISRUPSI
DIGITAL
Kemajuan teknologi digital telah meluas sampai ke Indonesia terutama di daerah
perkotaan. Perkembangan teknologi digital ini salah satunya ditandai oleh meluasnya
jaringan internet di berbagai negara yang membuat masyarakat suatu negara atau suatu kota
dapat dengan mudah berbagi informasi, di belahana dunia manapun. Sebanyak 120 juta
penduduk Indonesia menggunakan jaringan internet melalui perangkat mobile dan dalam
seminggu, aktivitas online mencapai 37 persen (Pamungkas, 2019). Hal tersebut yang
kemudian di era sekarang ini muncul sebagai fenomena disrupsi teknologi digital. Arti kata
disrupsi sendiri menurut KBBI adalah sebuah hal yang tercabut dari akarnya. Dengan kata
lain disrupsi adalah terjadinya perubahan besar-besaran yang mengubah sistem lama ke
cara-cara baru. Disrupsi biasanya berhubungan dengan teknologi, yang memiliki arti
sebagai perubahan teknologi lama yang lebih banyak menggunakan fisik ke teknologi
digital yang benar-benar baru, lebih bermanfaat, serta lebih efisien dan cepat. Disrupsi
digital merupakan fenomena yang menimbulkan perubahan pemahaman konvensional
masyarakat dengan segala aktivitasnya ke sistem digital (Udayana, 2020).
Fenomena disrupsi digital yang terjadinya ini seolah menggeser dan bahkan hampir
Sebagian besar mengubah kejayaan yang dimiliki oleh industri media massa atau old media
ini. Dalam makalah ini, sedikit banyak akan membahas mengenai media surat kabar yang
kaitannya dengan perkembangan teknologi informasi. Surat kabar bisa dikatakan sebagai
media massa tertua di dunia yang sudah ada sejak zaman Romawi kuno. Setiap hari,
peristiwa harian dimuat dalam bentuk gulungan yang diberi nama Acta Diurna, yang
artinya "kegiatan sehari-hari". Sejarah surat kabar juga tercatat di jaman Cina kuno yakni
pada masa Dinasti Han yang disebut dengan Tipao. Secara etimologis, surat kabar atau
koran berasal dari bahasa Inggris newspaper, caorante dalam bahasa Belanda, dan caorant
dari bahasa Perancis yang berarti kertas berita. Surat kabar (koran) adalah halaman kertas
yang memuat laporan berita topik terkini (pendidikan, politik, keuangan, ekonomi atau
olahraga) dan bisa dengan skala nasional, domestic, internasional, lokal, yang dibagi
menjadi beberapa kolom dan diterbitkan setiap hari atau secara teratur.
Pertama kita akan melihat perkembangan surat kabar secara global, yang dimulai
setelah Gutenberg menemukan mesin cetak pada abad ke-15 yakni tahun 1468, buku-buku
mulai diterbitkan di Prancis dan Inggris, serta surat kabar mulai beralih ke sistem
percetakan. Saat itu surat kabar mulai dicetak dalam oplah yang banyak dalam waktu
singkat. Surat kabar yang pertama terbit adalah Relation Aller Furnemen Und
Gendeckwurdigen Historien oleh Johan Carelus di Jerman pada tahun 1605. Namun kala
itu bentuknya masih seperti buku. Lalu pada 1618 di Belanda, terbit surat kabar yang
berbentuk seperti sekarnag ini yang bernama The Dutch Courante Uyt Italien, Duytcland
&tc. Pada awal perkembanganya surat kabar merupakan media penyebaran informasi
politik untuk pemerintah. Lalu kemudian pergolakan politik terjadi, terutama di daerah-
daerah jajahan. Di Amerika Serikat Benjamin Harris menerbitkan media pertama pada
1690 bernama Public Occurences Both Foreign and Domestic yang menentang pemerintah.
Sayangnya media itu segera dibredel oleh pemerintah Inggris yang berkuasa kala itu. Tapi
surat kabar alternatif atau yang membawa ideologi perlawanan pemerintah itu terus
tumbuh. Fungsi media sebagai alat politik ini berjalan cukup lama, hingga negara-negara
mulai sepakat untuk mengakhiri perang dunia dan bermunculanlah ideologi-ideologi baru
seperti demokrasi.
Pada 1835, James Gordon Bannet mendirikan surat kabar bernama New York Herald
dengan konsep bisnis seperti yang kita kenal sekarang. Bannet membuat kantor berita,
menempatkan korespondensi, memilah dan memilih berita sesuai kepentingan publik serta
mendirikan biro di Washington
Nah untuk perkembangan surat kabar di Indonesia sendiri, Surat kabar yang pertama kali
terbit adalah Bataviase Nouvelles. Surat kabar ini didirikan oleh Jan Erdmans Jordens,
pegawai kantor Sekretariat Negara, dalam bahasa Belanda pada tahun 1744. Sayangnya
surat kabar ini hanya terbit selama 2 tahun. Karena saat itu VOC khawatir jika informasi
perdagangan yang dimuat dalam surat kabar itu akan dimanfaatkan oleh pesaing Belanda
di Eropa. Selanjutnya pada 1775 Gubernur VOC Van Riemslijk memberikan izin kepada
L. Dominicus untuk mendirikan surat kabar mingguan Het Vendu-Niuws. Pada 1810 ia
diubah menjadi Bataviasche Koloniale Courant sebagai media resmi Hindia Belanda. Lalu
pada 1812, Inggris datang mengakuisisi dan Stamfford Rafles mengubah surat kabar itu
menjadi Java Government Gazette dengan menggunakan bahasa Inggris. Sayangnya surat
kabar berbahasa Inggris itu tidak bertahan lama, yang membuat Belanda mengambil alih
kembali kekuasaan dan mengubah surat kabar itu menjadi De Bataviasche Courant.
Setelah itu muncullah beberapa koran-koran di kota-kota besar seperti Surabaya,
Semarang, Bandung, Cirebon dan lainnya. Di Surabaya pada 1837 terbit koran mingguan
Soerabdja Courant. Pada 1861 surat kabar ini berhasil terbit per hari. Pada paruh abad ke
19 itu surat kabar masih bergerak dalam arus politik Belanda. Dalam rentang waku 1816-
1907 terdapat 33 surat kabar di 12 kota. Lalu muncul kemudian surat kabar untuk Melayu-
Tionghoa yang berbahasa Melayu namun masih dikelola oleh orang Belanda seperti
Bintang Soerabaja dan Pewarta Soerabaja. Kala itu orang-orang Indonesia sudah banyak
yang terpelajar, maka beberapa oang kemudian mulai mendirikan media sendiri. Orang
Indoensia pertama 6 yang mendirikan media sendiri adalah Raden Mas Tirtodisurjo
(Djokomono) yang kemudian banyak dikenal sebagai bapak pers nasional. Surat kabar
yang ia bangun adalah Medan Prijaji. Dari situ kemudian media cetak Indonesia mengalami
perkembangan pesat dalam proses mengikuti kemajuan teknologi, hingga akhirnya
menghadapi era baru informasi digital yaitu era konvergensi media
BPS, B. P. (2021). Statistik Indonesia 2021 (Statistical Yearbook of Indonesia 2021). Jakarta:
Badan Pusat Statistik.
Disrupsi Digital atau Disrupsi Kesadaran? (2020, Februari). Antara News. Diambil dari
https://www.antaranews.com/berita/1279249/disrupsi-digital-atau-disrupsi-kesadaran
Fadilah, A. D. (2018). Transformasi Harian Kompas Menjadi Portal Berita Digital Subscription
Kompas.id. Kajian Jurnalisme. 1(2).
Haq, A.D., Fadilah, E. (2018). Transformasi Harian Kompas Menjadi Portal Berita Digital
Subscription Kompas.Id. Kajian Jurnalisme. 1(2), 190-213. ISSN 2549-1946
Kasmahidayat, Y & Marcia, V. (2018). Analisis Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam
Interpersonal Relationship Kehumasan Persekolahan. Jurnal Kehumasan. 1(2), 236-257.
ISSN – 2655-1551
Media Cetak Bisa Mati, Jurnalisme (Seharusnya) Tidak. (2017, Februari). Tirto.id. diambil dari
https://tirto.id/media-cetak-bisa-mati-jurnalisme-seharusnya-tidak-ciy6
Pamungkas, Saad. (2019). Rahasia Cepat Kaya: hanya dari modal Facebook, WhatsApp, dan
Instagram. Yogyarkarta: Quadrant.
Perkembangan Media Baru dan Teknologi Baru. (2019, Agustus). Kompasiana. Diambil dari
https://www.kompasiana.com/vivichen/5d62e2b50d82300bdd0ffd23/perkembangan-
media-baru-dan-teknologi-baru
Sugiya. (2012). Strategi Tansformasi Konvergensi Media Studi Kasus Grand Strategy Harian
Kompas. Universitas Indonesia.
Supadiyanto. (2020). (Opportunities) Death of Newspaper Industry In Digital Age and Covid-
19 Pandemic. Jurnal The Messenger. 12 (2), 192-207.
Udayana, A.A. (2020). Disrupsi Teknologi Digital: Tumbuh Kembangnya Industri Kreatif
Berbasis Budaya. Seminar Nasional Envisi.
U.S. newspapers have shed half of their newsroom employees since 2008 (2020, April).
Pewresearch. Diambil dari https://www.pewresearch.org/fact-tank/2020/04/20/u-s-
newsroom-employment-has-dropped-by-a-quarter-since-2008/