Anda di halaman 1dari 12

Rustam Aji

DIGITALISASI, ERA TANTANGAN MEDIA


(Analisis Kritis Kesiapan Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
Menyongsong Era Digital)

Rustam Aji
Editor Online Tribun Jateng
rajif75@yahoo.com

Abstraksi

T
his is simply the best book that I have read on the aesthetics
of new media. Other authors have often made exaggerated and
superficial claims about the novelty of art and design in the new
digital technologies. Manovich offers us instead a sober and yet always
fresh and exciting analysis of the relationships between new media and
their predecessors, especially cinema. As a practicing artist as well as a
theorist and historian of media, Manovich can explain the continuities
with the past. This sense of history enables him to argue convincingly
for the qualities of new media that he believes are truly new.

Keywords: digital technology, challenge, media

Anstraksi

T
eknologi digital merupakan teknologi yang tidak lagi
mengggunakan tenaga manusia atau manual. Sistem digital adalah
perkembangan dari sistem analog. Digitalisasi cenderung pada
sistem pengoperasian yang otomatis dengan format yang dapat dibaca
oleh komputer. Perubahan sistem analog ke digital telah mengubah
banyak hal dan mengancam eksistensi media cetak. Sebagian besar
pelanggan media cetak telah beralih ke penggunaan teknologi on line
yang lebih feksibel, bisa membaca informasi terbaru kapan saja dan
dimana saja. Penyajian yang lebih hidup telah menarik pengiklan.

Kata kunci: teknologi digital , tantangan, media

Islamic Communication Journal


Vol. 01, No. 01, Mei-Oktober 2016 43
BEGITULAH pendapat Jay David yang kompleks, dan fleksibel yang
Bolter, Wesley Chair of New Media, membuatnya menjadi sesuatu yang
Georgia Institute of Technology, author pokok dalam kehidupan manusia.
with Richard Grusin of Remediation Sedangkan Teori Digital adalah
ketika mengomentari Lev Manovich. sebuah konsep pemahaman dari
Lev Monovich merupakan perkembangan Zaman mengenai
Professor of Visual Arts, University Teknologi dan Sains, dari semua yang
of California, San Diego, yang bersifat manual menjadi otomatis
menulis buku The Language of ,dan dari semua yang bersifat rumit
New Media. Lev Manovich (2002) menjadi ringkas.
mengidentifikasi lima karakteristik Dan, saat ini, era teknologi
digital, yakni numerik representasi; digital tengah dimulai. Semua serba
modularitas (prinsip perakitan unit teknologi. Apakah ini yang disebut
yang lebih besar dari yang lebih era modern, era yang sudah diprediksi
kecil); otomatisasi; variabilitas; oleh para ilmuwan sejak dulu. Era,
dan transcoding (hubungan antara di mana seluruh kegiatan manusia
komputasi dan budaya sehari-hari). dikendalikan oleh kecanggihan
Menurutnya, teori digital selalu teknologi: digitalisasi!
berkaitan erat dengan media, karena Teknologi digital merupakan
media terus berkembang seiring teknologi yang tidak lagi
dengan majunya teknologi dari media menggunakan tenaga manusia, atau
lama sampai media terbaru, sehingga manual. Tetapi cenderung pada sistem
mempermudah manusia dalam segala pengoperasian yang otomatis dengan
bidang yang berkaitan dengan Teori sistem komputerisasi atau format
Digital. yang dapat dibaca oleh komputer.
Sebaiknya kita tahu apa arti Sistem digital adalah perkembangan
digital dalam arti yang sebenarnya, dari sistem analog. Sebuah sistem
sebelum tahu apa itu Teori Digital. digital menggunakan urutan angka
Digital berasal dari bahasa yunani untuk mewakili informasi. Tidak
yaitu, kata Digitus yang berarti seperti sinyal analog, sinyal digital
jari jemari. Jumlah jari-jemari kita bersifat noncontinuous.
adalah 10, dan angka 10 terdiri Peralihan sistem analog ke
dari angka 1 dan 0. Oleh karena itu digital ini, telah mengubah banyak hal.
Digital merupakan penggambaran Termasuk industri media. Kata media
dari suatu keadaan bilangan yang sendiri berasal dari bahasa latin yang
terdiri dari angka 0 dan 1 atau off dan memiliki arti sebagai perantara sebuah
on (bilangan biner). Semua sistem informasi dengan penerima informasi
komputer menggunakan sistem digital atau media perantara. Media baru
sebagai basis datanya. Dapat disebut secara sederhana adalah media yang
juga dengan istilah Bit (Binary Digit). terbentuk dari interaksi antara manusia
Digital adalah sebuah metode dengan komputer dan internet secara

44 Islamic Communication Journal


Voll. 01, No. 01, Mei-Oktober 2016
Digitalisasi, Era Tantangan Media... hal. 44-55 Rustam Aji

khususnya. Contohnya sesuatu yang dengan cermat oleh seluruh penerbit


berhubungan dengan komputer dan Indonesia. Mulai dari bangkrutnya
internet yang di dalamnya ada social Chicago Tribune, Los Angeles Time,
network, situs – situs web penyedia sampai dengan ditutupnya The
video dan audio. Bisa juga handphone Rocky Mountain News, Seattle Post
di zaman sekarang ini karena mirip Intelegencier, Philladephia Inquiry,
dengan komputer. Baltimore Examiner, Kentucky Post,
Peralihan pembaca media King Country Journal, Cincinnati
ini cukup berpengaruh pada Post, Union City Register Tribune,
keberlangsungan media. Ini bisa Halifax Daily News, Albuquerque
dilihat dari sejumlah data dan fakta, Tribune, South Idaho Star, San Juan
bahwa sudah banyak media (cetak) Star, dan masih banyak koran-koran
yang gulung tikar karena tidak lagi besar di AS yang sedang menanti
diminati pembaca meski berita- keputusan untuk ditutup.
berita yang disajikan bagus. Karena Sebagian dari koran-koran itu
itu, banyak industri media yang dulu pindah ke media online. Jika kita
berbasis pada cetak (printed) kini buka internet, dan memasukkan
sudah banyak yang beralih ke sistem kalimat “The end of Newspaper” atau
online. Ini, tak lepas dari pesatnya “Newspaper Death Watch” dalam
perkembangan industri layanan search engine internet, maka ratusan
internet. Yang mana, sebagian besar judul segera muncul. Semuanya
pelanggan media (cetak) telah beralih mengisahkan sekaratul maut koran-
memanfaatkan teknologi online. koran di AS.
Karena lebih fleksibel, bisa membaca Alasan utama dari runtuhnya
informasi terbaru kapan dan di mana media cetak di negara-negara Barat, itu
saja menggunakan smartphone adalah karena berkembangnya media
berbasis android –selama ada jaringan baru internet. Makin banyak orang
internet. Ini berbeda dengan cetak, di negara-negara Barat mengunjungi
yang harus menunggu besoknya untuk media online untuk mendapatkan
bisa meng-update informasi baru. informasi, apalagi pada musim dingin
Muhammad Ridlo ‘Eisy adalah yang penuh salju. Untuk apa harus
Ketua Harian Serikat Penerbit keluar rumah untuk memungut koran
Suratkabar (SPS) Pusat, Direktur PT pagi demi membaca berita koran, jika
Galamedia Bandung Perkasa yang berita yang sama bisa dibaca melalui
menerbitkan Harian Umum Galamedia komputer di dalam rumah yang hangat.
di Bandung, sekitar tahun 2008, dalam
sebuah artikelnya menuliskan bahwa
para penerbit yang tergabung dalam Makin Manisnya Media
SPS menyadari bahwa bisnis media Online
cetak semakin berat. Senja kala koran- Ibarat anak perempuan, media
koran Amerika Serikat (AS) diamati online tengah menjadi gadis manis
yang beranjak dewasa. Digandrungi

Islamic Communication Journal


Vol. 01, No. 01, Mei-Oktober 2016 45
pria yang melihatnya! Kenapa media Indikator kemajuan media
online sedemikian menariknya? online, menurut Rudiantara, adalah
Apakah ini berarti media cetak sudah moncernya kinerja keuangan peru-
“tamat” di era digital ini? Lalu, sahaan-perusahaan pelakunya. Di-
bagaimana menyikapi pertmbuhan banding media cetak, media digital
media online yang ‘tanpa sekat’? Dan, unggul dari segi penyajian. Dengan
apa yang perlu dipersiapkan Fakultas membuka satu laman berita digital,
Dakwah dan Komunikasi Universitas konsumen bisa membaca teks, melihat
Islam Negeri (UIN) Walisongo dalam foto, bahkan menonton video. Jika
menghadapi fenomena era digital ingin berinteraksi, komentar mereka
tersebut? bisa seketika tersaji dan mendapat
Era digital bukanlah digitalisasi respons.
konten media ke bit, tetapi kehidupan Kemudahan-kemudahan itu ten-
yang dinamis dari “new media” isi dan tu juga menarik bagi pengiklan. Saat
hubungan interaktif dengan konsumen ini akan makin banyak pengiklan
media itu sendiri sebagaimana menyasar media digital. Karena, media
digambarkan Lev Monovich. Jadi online menawarkan kemudahan bagi
terletak pada pengaksesannya secara pengiklan, mulai dari segi penempatan
real time (kapan saja dengan mudah). sampai pembayaran.
Jadi (New media ) adalah istilah Hal ini diakui oleh Ari Fadyl,
yang dimaksudkan untuk mencakup Kepala Bidang Transformasi dan
kemunculan digital, komputer, Inovasi AXA Indonesia (TEMPO.
atau jaringan teknologi informasi CO, 6 Januari 2016). Di mana, di
dan komunikasi di akhir abad ke- media digital, peran iklan sebagai
20. Sebagian besar teknologi yang penggiring konsumen potensial lebih
digambarkan sebagai “media baru” efektif. Tinggal mencantumkan link,
adalah digital, seringkali memiliki dengan satu klik, calon konsumen
karakteristik dapat dimanipulasi, bisa masuk ke laman atau aplikasi
bersifat jaringan, padat, mampat, perusahaan. Menurutnya ini penting
interaktif dan tidak memihak. Be- bagi orang seperti dirinya yang
berapa contoh missal internet, website, beekerja di asuransi. Sebab untuk
komputer multimedia, permainan membeli asuransi, misalnya, orang
komputer, CD-ROMS, dan DVD. perlu diyakinkan dengan penjelasan
Media online kini telah makin atau bahkan pengalaman.
berkembang di masyarakat. Lewat Pengalaman yang dimaksud
Internet, mereka tak hanya merebut Ari, misalnya, menyediakan tes
minat pembaca, tapi juga pengiklan online untuk mencari bakat anak dan
media cetak. Bahkan, Menteri Ko- menemukan sekolah yang sesuai,
munikasi dan Informatika, Rudiantara, hingga pada akhirnya para orang tua
dalam acara Icon 2016 di Jakarta, kepincut membeli asuransi pendidikan.
menilai ini adalah era senjakala media Ia telah membuktikan efektivitasnya.
cetak.

46 Islamic Communication Journal


Voll. 01, No. 01, Mei-Oktober 2016
Digitalisasi, Era Tantangan Media... hal. 44-55 Rustam Aji

Perusahaannya yang baru mulai terjun (beradaptasi), seperti halnya ketika


di digital 2 tahun lalu, sekarang sudah teknologi belum secanggih sekarang.
ada antara 7-8 juta nasabah datang Kita pun harus menggunakan mesin
dari channel tersebut. ketik!
Inti dari apa yang disampaikan Sebetulnya, tak ada perbedaan
Ari itu sederhana, ada perubahan yang terlalu signifikan antara media
besar dari media cetak ke digital. cetak dengan media online. Dari segi
Perubahan itu memengaruhi cara kita penerapan ilmu jurnalistik, struktur
berpikir, bersikap, atau lebih dalam organisasi, dan sebagainya, nyaris
lagi memengaruhi sistem neural kita. semuanya sama. Mungkin hanya
Pertanyaannya adalah, apakah medium perlu dilakukan sedikit penyesuaian
berbeda tadi membawa konsekuensi karena jenis medianya yang berbeda.
etis atau tidak? Apakah teknologi Perbedaan yang paling mencolok di
ini akan membawa perubahan yang antara keduanya adalah mediumnya.
memiliki konsekuensi etis? Ya, mau Yang satu virtual, satunya lagi bentuk
tidak mau, atas perubahan itu, kita printed.
harus mampu menyesuaikan diri

Perbedaan Teknis Media Cetak dengan Media Online:

Unsur Media Cetak Media Online

Tidak ada pembatasan panjang naskah, karena


halaman web bisa menampung naskah yang
Biasanya panjang
Pembatasan sepanjang apapun. Namun demi alasan kecepatan
naskah telah
panjang naskah akses, keindahan desain dan alasan-alasan teknis
dibatasi
lainnya, perlu dihindarkan penulisan naskah yang
terlalu panjang.
Naskah biasanya Sama saja. Namun ada sejumlah media yang
harus di-ACC memperbolehkan wartawan di lapangan yang telah
Prosedur naskah
oleh redaksi dipercaya untuk meng-upload sendiri tulisan-
sebelum dimuat. tulisan mereka.
Kalau sudah
naik cetak (atau Walaupun sudah online, masih bisa diedit dengan
sudah di-film- leluasa. Tapi biasanya, editing hanya mencakup
Editing
kan pada proses masalah-masalah teknis, seperti merevisi salah
percetakan), tak ketik, dan seterusnya.
bisa diedit lagi.

Islamic Communication Journal


Vol. 01, No. 01, Mei-Oktober 2016 47
Tiap edisi, Desainer dan programmer cukup bekerja sekali
desainer saja, yakni di awal pembuatan situs web.
atau layouter Selanjutnya, tugas mereka hanya pada masalah-
Tugas desainer harus tetap masalah maintenance atau ketika perusahaan
atau layouter bekerja untuk memutuskan untuk mengubah desain dan
menyelesaikan sebagainya. Setiap kali redaksi meng-upload
desain pada edisi naskah, naskah itu akan langsung “masuk” ke
tersebut. desain secara otomatis.
Berkala (harian,
mingguan,
Kapan saja bisa, tidak ada jadwal khusus, kecuali
Jadwal terbit bulanan, dua
untuk jenis-jenis tulisan/rubrik tertentu.
mingguan, dan
sebagainya).
Walau sudah
selesai dicetak,
media tersebut
belum bisa Begitu di-upload, setiap berita dapat langsung
Distribusi langsung dibaca dibaca oleh semua orang di seluruh dunia yang
oleh khalayak memiliki akses internet.
ramai sebelum
melalui proses
distribusi.

Perkembangan teknologi yang luar biasa. Zaman di mana


informasi dengan segala masyarakat yang sebelumnya ber-
konskuensinya sedang tumbuh dan pindah-pindah (nomaden) dengan
berkembang sangat deras. Peradaban pola mata pencaharian meramu (food
ini, menurut Toffler (1980), membawa gathering) mentransformasikan diri
gaya baru terhadap hampir semua menjadi masyarakat dengan mata
aspek kehidupan manusia. Peradaban pencaharian bercocok tanam. Ini jelas
itu telah dan akan mengubah cara mempengaruhi hidup dan kehidupan
kerja, cara bergaul, cara bercinta, social/budaya dan cara-cara mereka
dan sebagainya pada semua lapisan berkomunikasi. Ini jelas sebuah
masyarakat. Indonesia, diakui revolusi besar! Karena manusia mau
atau tidak, telah terbawa oleh arus mengubah kebiasaannya yang sudah
peradaban informasi itu. berlangsung puluhan ribu tahun.
Alvin Toffler membagi tiga Kedua, gelombang peradaban
gelombang peradaban manusia. yang dikenal dengan revolusi industri.
Pertama, saat manusia menemukan Awal dari revolusi industri ini adalah
pola bercocok tanam menetap. Toffler adanya rangkaian inovasi/penemuan
menggambarkan pola menetap ini mesin cetak oleh J.Guttenberg para
dinilai sebagai perubahan social paro pertama abad ke-15. Dengan

48 Islamic Communication Journal


Voll. 01, No. 01, Mei-Oktober 2016
Digitalisasi, Era Tantangan Media... hal. 44-55 Rustam Aji

mesin cetak, hasil pemikiran seseorang produk media memang tidak lebih
dapat diperbanyak, kemudian baca sebagai konstruksi dari “fakta” di
oleh banyak orang. Segala macam lapangan, bukan refleksi. Artinya,
pemikiran dan invention itu kemudian berita yang oleh khalayak baca
mengarah pada terjadinya berbagai setiap harinya bukanlah apa yang
inovasi. Dan, itu “meledak” menjadi terjadi sungguh-sungguh di luar sana.
revolusi industri. Kata kunci dalam Konstruksi mengandung arti bahwa
peradaban gelombang kedua ini selain bagaimana isi sebuah produk berita
industri adalah ‘kebiasaan membaca’, sangat bergantung dari bagaimana
menuliskan buah pikiran. fakta tersebut dilihat dan dibingkai
oleh pewarta atau institusi media. Nah,
Ketiga, sejatinya Toffler belum bagaimana institusi media bekerja
meneukan kata yang tepat untuk dalam mengkonstruksikan berita tentu
mendefinisikan gelombang ketiga saja dipengaruhi oleh serangkaian
yang dialami manusia saat ini. Namun, faktor baik internal maupun eksternal.
sementara orang ada yang menyebut
sebagai “abad informasi”, abad Ahli komunikasi massa Harold
ruang angkasa, atau abad elektronik. D Lasswell dan Charles Wright,
M.McLuhan menyebutnya “global menyatakan terdapat empat fungsi
village”. sosial media massa, yaitu :
Analisa Toffler tersebut tidaklah Pertama, sebagai social sur-
terlalu keliru. Kini, dunia seolah veilance. Pada fungsi ini, media
menjadi kecil. Melalui berbagai massa termasuk media televisi,
media (massa maupun interaktif yang akan senantiasa merujuk pada upaya
bersifat hybrid), apapun yang terjadi penyebaran informasi dan interpretasi
di satu sudut dunia bisa disampaikan seobjektif mungkin mengenai
ke belahan dunia lain. Media massa peristiwa yang terjadi, dengan maksud
pun ada bermacam-macam, mulai agar dapat dilakukan kontrol sosial
dari bentuk cetak, online, audio, sehingga tidak terjadi hal-hal yang
hingga audio visual. Lebih lengkap tidak diinginkan dalam lingkungan
lagi, karena saat ini setiap media masyarakat bersangkutan.
massa juga diperkuat dengan media Kedua, sebagai social cor-
social (facebook, Instagram, Twitter, relation. Dengan fungsi korelasi
WhatsApp, dll) untuk menyebarkan sosial tersebut, akan terjadi upaya
informasi. penyebaran informasi yang dapat
Tak bisa dipungkiri, pengaruh menghubungkan satu kelompok so-
atau peranan media massa dalam sial dengan kelompok sosial lainnya.
kehidupan social budaya dan politik Begitupun antara pandangan–
dewasa ini sangatlah besar. Hanya pandangan yang berbeda, agar tercapai
saja, seberapa dan bagaimana proses konsensus sosial.
berperannya dalam kehidupan Ketiga, fungsi socialization.
bermasyarakat, masih perlu penelitian Pada fungsi ini, media massa selalu
lebih lanjut. merujuk pada upaya pewarisan nilai-
Salah satu teori media, yakni nilai  luhur dari satu generasi ke
teori konstruksionis, berita sebagai generasi selanjutnya, atau dari satu

Islamic Communication Journal


Vol. 01, No. 01, Mei-Oktober 2016 49
kelompok ke kelompok lainnya. nilai luhur, kebijaksanaan dan
Keempat, fungsi entertainment. pengetahuan lokal yang arif dan
Agar tidak membosankan, sudah tentu bijaksana (local wishdom and
media massa perlu juga menyajikan local knowledge). Media TV di
hiburan kepada khalayaknya. Hanya Indonesia harus mampu menggali dan
saja, fungsi hiburan ini sudah terlalu menjadikannya sebagai norma
dominan mewarnai siaran televisi kita, acuan atau tolok ukur di
sehingga ketiga fungsi lainnya, seolah dalam melakukan penyiarannya.
telah terlupakan. Untuk itu, fungsi Pada prinsipnya, paradigma
hiburan haruslah ditata agar seimbang pers merupakan kerangka berpijak
dengan 3 (tiga) fungsi lainnya. bagi operasionalisasi perusahaan
Sejatinya, keempat fungsi media pers. Ashadi membedakan paradigm
massa tersebut bersinergi dan sinkron tersebut dalam dua kategori, yakni
dalam rangka menyajikan tontonan paradigma structural-fungsionalisme
yang sehat. Sebab, hanya dengan dan paradigm forum masyarakat.
tontonan yang sehat sajalah yang Pers dalam paradigm structural-
nantinya dapat melahirkan generasi fungsionalisme dipandang sebagai
yang sehat. Generasi yang memiliki salah satu komponen penting dalam
karakter bangsa. Dalam hal inilah, struktur social. Pada posisinya,
kesadaran masyarakat dunia pada pers berfungsi memilihara stabilitas
umumnya dan Indonesia secara khusus dan harmoni antar-komponen yang
perlu bertekad dan berkomitmen lain dalam masyarakat dengan cara
untuk mengupayakan agar ke depan menyampaikan informasi. (Ashadi,
jangan lagi mau membiarkan diri 1991: 31-36)
dan keluarganya didikte oleh siaran Sementara berdasar paradigm
TV yang tidak mendidik dan bahkan kedua, pers berfungsi sebagai
merusak pembangunan karakter informing, influencing, entertaining
bangsa bagi masyarakat (warga and providing a marketplace for goods
negara) dalam pembangunan bangsa and services (Ashadi, 1991:40). Dalam
ke depan. pandangan ini, pers dituntut untuk
Dari penjelasan di atas, dapat kita dapat merespon kebutuhan khalayak
simpulkan bahwa peran media massa atas media. Paradigma ini melihat
dalam mentransformasikan nilai- fungsi pers dalam kerangka mikro,
nilai kebangsaan merupakan suatu berbeda dengan paradigm structural-
yang sudah seharusnya dan media fungsionalisme yang memandang
kita sesungguhnya sudah dan terus fungsi pers dalam kerangka makro.
melakukannya. Peran media massa (Ashadi, 1991: 37)
dalam pembangunan karakter bangsa, Menimbang bahwa masyarakat
haruslah berlandas pada per- kita telah semakin mengintegrasikan
spektif budaya Indonesia yang diri ke dalam sistem informasi global,
meletakkan  landasannya  dalam  di mana monopoli kebenaran oleh
kerangka  negara kesatuan, satu pihak tidak lagi dimungkinkan
dengan keanekaragaman  bu- oleh karena berbagai alternatif sumber
daya yang memiliki nilai- informasi serta versi informasi dapat

50 Islamic Communication Journal


Voll. 01, No. 01, Mei-Oktober 2016
Digitalisasi, Era Tantangan Media... hal. 44-55 Rustam Aji

dengan mudah diperoleh oleh setiap mahasiswa. Tentu saja tidak harus
individu. Maka, pembatasan informasi ideal sebagaimana yang dimiliki oleh
oleh media mestinya tidak perlu perusahaan media tempat mahasiswa
terjadi. Apalagi, dengan canggihnya KKL maupun PPL. Namun, secara
teknologi saat ini, pemerintah bisa teknis, kita bisa melihat bagaimana
mengontrol informasi tanpa harus pengelolaan radio, televisi, maupun
membredel media. Pemerintah lewat media massa cetak dikelola secara
Menteri Komunikasi dan Informasi, profesional. Sehingga, kita bisa
cukup mendorong agar media ikut membandingkan apakah ruang
berperan aktif dalam mengedukasi praktik dan fasilitas, serta sumber
masyarakat dengan berita-berita yang daya manusia (SDM) yang ada di
mendidik dan inovatif. laboratorium sudah memadai atau
belum.
Penyempurnaan Karena itu, rasanya tidak
Kelengkapan Fasilitas cukup bila Fakultas Dakwah
Praktik dan Komunikasi dalam rangka
meningkatkan bargaining position
Melihat kenyataan itu, mau lulusannya dengan “hanya” sekadar
tidak mau, Fakultas Dakwah dan mengganti gelar sarjana dari Sarjana
Komunikasi UIN Walisongo yang Sosial Islam (S.Sos.I) menjadi Sarjana
menyiapkan sarjana kompeten di Sosial (S.Sos) saja, tanpa membekali
bidang media, haruslah tanggap skill yang memadai. Apalah artinya
terhadap kondisi itu. Bahwa, kini sebuah nama gelar akademik, bila
dunia media massa sudah berubah pada kenyataan kualitas lulusan sama
demikian pesatnya. dengan yang sebelumnya.
Sejatinya, Fakultas Dakwah Penghilangan huruf “I” pada
dan Komunikasi (Fakdakom) UIN gelar akademik Fakdakom, justru
Walisongo telah memiliki modal menjadi kerugian besar. Sebab, itu
awal, yakni tersedianya Gedung sebagai sebuah identitas sekaligus
Laboratorium. Karena itu, butuh kebanggaan bagi lulusan Universitas
penyempurnaan di sana sini agar Islam Negeri (UIN) Walisongo yang
fungsi labroratorium bisa maksimal masih memegang prinsip-prinsip
dan sesuai harapan. Selain itu, keilmuan Islam. Justru, keunggulan
pengelolaannya tidak bisa sekadarnya. lulusan UIN, karena ada identitas
Sebab, labroratorium sebagai tempat “Islam”-nya.
praktik langsung bagi mahasiswa,
menjadi kawah candradimuka dalam Bisa diibaratkan, pada sosok
mematangkan skill mahasiswa. Tata wanita yang memakai jilbab misalnya!
kelolanya harus dilakukan secara Untuk mempercantik si wanita, tentu
profesional, terarah dan terukur. kita tak perlu harus meminta wanita itu
untuk melepas jilbab/hijabnya. Yang
Pihak fakultas sebenarnya bisa perlu dilakukan adalah bagaimana
berkaca dari tempat kegiatan kuliah memodifikasi jilbabnya sehingga bisa
kerja lapangan (KKL) maupun terlihat menarik, tidak monoton lagi.
praktik pengalaman lapangan (PPL) Artinya, bila si wanita yang memakai

Islamic Communication Journal


Vol. 01, No. 01, Mei-Oktober 2016 51
hijab dasarnya sudah cantik, mau kebijakan tidak perlu terburu-buru
dipakaiin model hijab seperti apapun, dalam menghilangkan “I” dalam gelar
mulai dari yang modern maupun jadul, akademik lulusan Fakdakom. Sebab,
tetap saja akan terlihat cantik. bila melihat fakta di lapangan, para
Akan berbeda, manakala si lulusan UIN Walisongo secara umum,
wanita yang memakai hijab dari sisi dan Fakdakom khususnya, tetap
wajahnya kurang menarik. Maka, mampu bersaing dalam dunia kerja
yang harus dilakukan adalah dengan dari lulusan perguruan tinggi lainnya.
memodifikasi model hijabnya Mereka tersebar dalam berbagai
sehingga meski dari sisi wajah profesi dan mampu menduduki posisi-
kurang menarik, tetap bila hijabnya posisi strategis. Karena itu, kita tidak
dimodifikasi sedemikian rupa, maka perlu minder (rendah diri) terhadap
niscaya si wanita yang sebelumnya gerlar yang tersemat sebagai lulusan
kurang menarik itu akan terlihat dari perguruan tinggi Islam.
anggun dan cantik. Hal yang perlu dilakukan
Demikian halnya dengan ma- dalam menjawab tantangan “dunia
hasiswa, bila dasarnya dia sudah kerja” ataupun persaingan dengan
pintar, anaknya kreatif dan pandai perguruan tinggi lainnya adalah
bersosialisasi, kelak pasti akan menyadari bahwa saat ini merupakan
menjadi lulusan yang mampu bersaing era digital. Di mana, para pemangku
secara kompetitif di dunia kerja/ kebijakan, harus melihat fakta itu
masyarakat. Yang perlu dilakukan untuk menyesuaikan diri, sehingga
terhadap mahasiswa model seperti ini Fakdakom tidak tertinggal dari
adalah cukup dengan membekali skill perguruan tinggi lainnya dalam soal
agar kepercayaan diri makin tumbuh. teknologi digital. Pemaksimalan
laboratorium dakwah perlu diseriusi
Sementara bagi mahasiswa lagi dalam rangka mempersiapkan
yang dari dasarnya memang kurang mahasiswa agar tidak gagap teknologi
begitu pandai, tidak kreatif, dan tidak (gaptek).
pandai bersosialisasi, maka menjadi
tanggung jawab pihak akademisi Perubahan peta media massa
untuk memolesnya agar bisa setara yang kini memanfaatkan teknologi
atau sepadan dengan mahasiswa digital juga harus disikapi dengan
pandai di atas. Untuk membuat memperkuat SDM para dosen. Era
mahasiswa seperti ini agar kelak bisa cross media atau konvergensi media,
berkompetisi dan memiliki bargaining telah dimulai! Media online, tak
di dunia kerja, maka butuh pemolesan sekadar mampu menyajikan teks dan
skill sesuai bakat yang dimilikinya. foto, tetapi video dan e-paper, mampu
Rasanya, Fakdakom memiliki jurusan- disajikan sekaligus.
jurusan yang sangat kompeten di Karena itu, jangan sampai
bidangnya untuk menggembleng dan timpang, di mana masih ada dosen
menjadikan mahasiswa model kayak yang gaptek dan tertinggal jauh
gini. dengan mahasiswanya. Kalau ini
Dengan model penanganan terjadi, jelas sesuatu yang tak lucu.
seperti itu, sejatinya pihak pengambil Karena itu, laboratorium yang ada,

52 Islamic Communication Journal


Voll. 01, No. 01, Mei-Oktober 2016
Digitalisasi, Era Tantangan Media... hal. 44-55 Rustam Aji

tak hanya sekadar menjadi “kawah yang mengambil matakuliah keahlian,


Candradimuka” mahasiswa tetapi juga maka akan semakin terasah skill-nya.
untuk dosen. Untuk itu, kelengkapan Hal ini menjadi keuntungan tersendiri
fasilitas laboratorium dakwah adalah bagi Fakdakom yang memang
sebuah keniscayaan! mempersiapkan mahasiswanya ahli
Memasuki era digital ini, di dalam bidang media (multimedia). Tak
mana dominasi media online makin terelakkan, praktik-praktik mandiri
tak terbendung, maka upaya-upaya atau kelompok di setiap matakuliah,
mensinergikan matakuliah dengan akan semakin mempertajam skill
dunia digital tak bisa dielakkan lagi. mahasiswa. Tak ada lagi alasan
Matakuliah yang ada, semaksimal mahasiswa malas mengerjakan tugas-
mungkin harus mampu menjawab tugas lapangan, sebab ini sudah
tantangan ini. Misal matakuliah menjadi satu prasyarat bagi mereka
tentang “Pengantar Ilmu Dakwah”. untuk menggali bakat “tersembunyi”.
Bagaimana matakuliah ini tak hanya Ini sesuai dengan karakteristik
sekadar menjelaskan tentang teori- industri media yang membutuhkan
teori ilmu dakwah saja, tetapi juga tenaga-tenaga terampil, siap pakai,
bagaimana cara berdakwah lewat dan mumpuni di lapangan.
multimedia! Dengan begitu, teori- Keuntungan lainnya lagi, adalah
teori dakwah yang tekstual mampu industri media makin berkembang
terimplementasikan dalam dakwah pesat, baik itu cetak, online, maupun
yang kontekstual, sehingga teori-teori elektronik. Industri media ini tentu saja
dakwah mampu diterima masyarakat membutuhkan SDM yang memiliki
yang sudah melek teknologi. karakter di atas. Peralihan era manual
Begitupun dengan matakuliah lainnya, ke digital ini, harus ditangkap sebagai
semua harus tersinergikan dengan sebuah peluang bagi Fakultas Dakwah
multimedia. dan Komunikasi. Sebab, lapangan
Adanya model rencana per- kerja bagi lulusan Fakdakom makin
kuliahan semester (RPS) yang terbuka luas dan banyak pilihan.
mulai diterapkan di lingkungan Secara otomatis, keberadaan
UIN Walisongo, tak terkecuali di Fakdakom menjadi sangat penting
Fakdakom, mendorong mahasiswa dalam mempersiapkan SDM di bidang
maupun dosen harus kreatif dan tidak media.
ketinggalan teknologi. Target-target Karena itulah kenapa me-
pada setiap pertemuan perkuliahan nyempurnakan berbagai fasilitas
sasarannya mulai jelas. Semua harus penunjang perkuliahan, seperti halnya
terkonsep rapi dan pada muaranya keberadaan Laboratorium Dakwah
menghasilkan mahasiswa, yang tak yang lengkap, menjadi sangat penting
hanya paham terhadap apa yang dan tak terelakkan lagi. Sebab,
dipelajarinya tetapi juga tahu cara mengubah sesuatu kalau hanya dari
bagaimana mengimplementasikan kulitnya saja akan sia-sia, harus
setiap matakuliah yang dipelajari menyeluruh! Bidang pada isinya harus
sesuai konteks zaman. dibenahi dulu agar semua tak hanya
Dengan model RPS ini, mahasiswa terlihat manis dari luarnya saja tetapi

Islamic Communication Journal


Vol. 01, No. 01, Mei-Oktober 2016 53
juga dalamnya. Ilmu Komunikasi Fisipol UGM
Niscaya, bila hal itu mampu Yogyakarta, 1992
terwujud dengan baik, maka tidak Jonru, Perbedaan Antara
mustahil ke depan Fakdakom akan Media Massa Cetak dengan Media
menjadi fakultas favorit dan menjadi Massa Online (Internet, 2008)
pilihan bagi calon mahasiswa yang
akan menuntut ilmu di UIN Walisongo
Semarang. Tanpa pembenahan itu
semua, maka mustahil Fakdakom
akan mampu menjawab tantangan era
digital ini! (*)

Referensi
Lev Manovich is Professor of
Visual Arts, University of California,
San Diego. His book The Language of
New Media (MIT Press, 2001)
http://prima-iamcome.blogspot.
co.id/2011/09/digital-theory-teori-
digital
Teguh Kresno Utomo, S.IP:
Produksi Media Cetak,Posted on
Oktober 25, 2009
http://reskymaulanaofc.
blogspot.co.id: Pengertian Teknologi
Berbasis Digital
M. Ridlo ‘Eisy: Masa Depan
Media Cetak di Indonesia (artikel,
2009)
Don Sabdono: Senjakala Media
(Kompas, 2015)
Rustam Aji: Antara Media Massa
dan Politik Media (Missi, 2013)
Industri Pers dan Prospek
Kebebasannya (Jurnal Ikatan Sarjana
Komunikasi Indonesia, VOL V/
Oktober 2000)
Ashadi Siregar: Pers, Jurusan

54 Islamic Communication Journal


Voll. 01, No. 01, Mei-Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai