Anda di halaman 1dari 7

PELUANG DAN TANTANGAN

INDUSTRI MEDIA DI ERA DIGITAL

Latar Belakang
Pesatnya perkembangan teknologi di era digital menghadirkan tantangan
tersendiri bagi industri media. Saat ini kita sedang berada diambang pintu revolusi
teknologi yang fundamental akan menjadi titik tolak dalam perubahan dalam hidup kita.
Era teknologi digital tengah dimulai dimana semuanya serba teknologi. Era digital
selalu berkaitan erat dengan media, karena media terus berkembang seiring dengan
majunya teknologi dari media lama sampai media terbaru, sehingga mempermudah
manusia dalam segala bidang terutama dalam bidang industri media. Teknologi digital
merupakan teknologi yang tidak lagi menggunakan tenaga manusia, atau manual. Tetapi
cenderung pada system pengoperasian yang otomatis dengan sistem komputerisasi atau
format yang dapat dibaca oleh komputer. Era digital dikatakan sebagai sebuah konsep
pemahaman dari perkembangan Zaman mengenai Teknologi dan Sains, dari semua
yang bersifat manual menjadi otomatis dan dari semua yang bersifat rumit menjadi
ringkas. Menurut Aji (2016) Sistem digital adalah perkembangan dari sistem analog.
Sebuah system digital menggunakan urutan angka untuk mewakili informasi. Tidak
seperti sinyal analog, sinyal digital bersifat noncontinuous. Peralihan sistem analog ke
digital ini, telah mengubah banyak hal. Termasuk industri media yang memiliki arti
sebagai perantara sebuah informasi dengan penerima informasi atau media perantara.
Media baru secara sederhana adalah media yang terbentuk dari interaksi antara manusia
dengan komputer dan internet secara khususnya (Siebert et al., 1986).
Perkembangan industri media massa sangat terkait dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi. Sebagai konsekuensi dari globalisasi dan
modernitas, hubungan ini bersifat saling mempengaruhi. Fungsi teknologi yang
mempengaruhi perkembangan industri media massa antara lain meliputi aspek produksi,
distribusi, dan pola konsumsi masyarakat. Ini berlangsung terus-menerus sejak
penemuan mesin cetak hingga pesatnya penggunaan teknologi internet di berbagai
bidang. Contohnya sesuatu yang berhubungan dengan komputer dan internet yang di
dalamnya ada social network, situs-situs web penyedia video dan audio serta
penggunaan handphone karena dapat dikatakan mirip dengan komputer. Dampak dari
era digital ini yaitu meningkatnya pengguna internet dalam masyarakat, yang
menghadirkan media online atau portal berita yang dapat dengan mudah diakses
masyarakat. Kecepatan berita yang disiarkan media online telah menjadi tantangan yang
demikian menjadikan media massa konvensional makin tertinggal, namun sekaligus
juga dapat merubah dirinya dalam konsep konvergensi media berbasis Internet.
Berdasarkan Respati (2014) Ahli komunikasi massa Harold D Lasswell dan Charles
Wright, menyatakan terdapat empat fungsi sosial media, yaitu : Pertama, sebagai social
surveilance. Pada fungsi ini, media media senantiasa merujuk pada upaya penyebaran
informasi dan interpretasi seobjektif mungkin mengenai peristiwa yang terjadi, dengan
maksud agar dapat dilakukan kontrol social sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan dalam lingkungan masyarakat bersangkutan. Kedua, sebagai social
correlation. Dengan fungsi korelasi social tersebut, akan terjadi upaya penyebaran
informasi yang dapat menghubungkan satu kelompok social dengan kelompok sosial
lainnya. Begitupun antara pandangan-pandangan yang berbeda, agar tercapai konsensus
sosial. Ketiga, fungsi socialization. Pada fungsi ini, media massa selalu merujuk pada
upaya pewarisan nilainilai luhur dari satu generasi ke generasi selanjutnya, atau dari
satu kelompok ke kelompok lainnya. Keempat, fungsi entertainment. Agar tidak
membosankan, sudah tentu media massa perlu juga menyajikan hiburan kepada
khalayaknya. Hanya saja, fungsi hiburan ini sudah terlalu dominan mewarnai siaran
televisi kita, sehingga ketiga fungsi lainnya, seolah telah terlupakan. Untuk itu, fungsi
hiburan haruslah ditata agar seimbang dengan 3 (tiga) fungsi lainnya. Korporasi media
yang besar telah berhasil mentransformasi dirinya menjadi korporasi media yang
meliputi media cetak, media radio, televisi, portal berita dan sebagainya yang berbasis
Internet dalam konsep konvergensi media. Serta bagaimana peluang dan tantangan
industri media dalam era digital untuk segera mentransformasi diri menjadi media yang
berbasis Internet. Rumusan masalah dalam paper ini yaitu bagaimana era digital
memberikan peluang dan tantangan dalam bidang industri media?

Pembahasan
Di Indonesia, perkembangan penggunaan teknologi internet sangat signifikan.
Penggunaan media di era digital juga menjadi penting apabila kita merujuk pada riset
yang dilakukan Kominfo. Berdasarkan riset Kominfo pada 9.419 responden di wilayah
perkotaan maupun pedesaan ditemukan bahwa hampir seluruhnya dikatakan sebagai
pengguna yang terakses pada internet (Maryani dan Karimah, 2019). Artinya teknologi
punya peluang memberi akses yang relatif sama pada semua khalayak. Berdasarkan data
di atas maka terdapat salah satu bukti yang mengungkap bahwa kecanggihan teknologi
yang semakin memudahkan penggunaan (user friendly) memberi peluang untuk
mengakses teknologi melalui penggunaan beragam media. Ketidakmampuan dalam hal-
hal terkait dengan penggunaan teknologi tidak lagi terbukti, karena teknologi semakin
mudah digunakan termasuk oleh semua kalangan. Semakin terbukanya akses terhadap
pengguna media maka dapat memberi kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan
dan partisipasinya di berbagai bidang kehidupan sosial. Penggunaan internet atau media
digital di berbagai kalangan berkembang dengan mudahnya melalui penggunaan telepon
seluler. Pengunaan media digital khususnya media sosial dilakukan melalui handphone
yang dimiliki. Industri media telah berubah seiiring perkembangan teknologi. Bila
dahulu industri media lebih banyak mengandalkan cetak namun sekarang tidak lagi
(Adhi et al., 2020).
Peluang industri media di era digital ini yaitu pasar yang meluas, namun juga
berlimpahnya sumber-sumber konten, baik berita teks, foto ataupun video yang mana
dapat disajikan dengan memanfaatkan berbagai platform untuk menyampaikan
infomasi. Hal yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan peluang yaitu seperti membuat
platform baru atau membuat situs pemberitaan online yang dapat diakses tanpa
menggunakan biaya ataupun dengan biaya. Selain itu, pembaca juga dapat berlangganan
e-magazine dengan membuat akun berbayar terlebih dahulu. Hal ini menjadi trendsetter
berita online menggantikan situs berita cetak. Hal ini dapat menguntungkan karena
setiap bulan jumlah pengunjungnya dapat terus meningkat. Peningkatan itu terjadi
berkat inovasi isi media yang terus dilakukan, diantaranya dengan menambahkan
tampilan audio dan video dan sajian infografik. Selain itu, dapat juga memanfaatkan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut dengan memaksimalkan
aplikasi digital yang dapat diakses dengan mudah di Ipad dan Smartphone atau
mendownload aplikasi Android Playstore (Meiningsih, 2011). Dengan inovasi yang
telah gencar dilakukan maka khalayak saat ini tidak hanya dapat menikmati informasi
terkini melalui kanal-kanal berita pilihan, seperti Bisnis, Metro, Politik, Dunia, Bola,
Olahraga, Otomotif, Gaya, Seleb, Travel, tetapi juga suguhan infografik yang menarik
serta tampilan audio dan video yang memikat. Dampak yang terlihat jelas adalah pada
jenis infoemasi melalui media online berhasil menyajikan pemberitaan dengan cepat
dan berkualitas. Perangkat komunikasi teks, audio dan visual yang sebelumnya terpisah
kini berpadu dan konvergen dalam satu perangkat transmisi yang menggabungkan
fungsi media penyiaran lama ke dalam satu platform media baru (Sambo et al., 2017).
Semuanya didukung oleh jaringan global Internet, yang bahwa media massa, komputer,
dan jaringan telekomunikasi saling berintegrasi atau belakangan lazim disebut sebagai
konvergensi media.
Tantangan industri media di era digital ini yaitu menyelaraskan industri media
dengan perkembangan teknologi digital serta harus selalu beradaptasi yang dapat
melalui proses kolaborasi media cetak dan media internet tersebut merupakan suatu
fenomena di mana teknologi komputer dan internet yang bersifat interaktif menyatu
dengan teknologi media komunikasi konvensional yang bersifat masif. Fenomena ini
lah yang lazim disebut dengan istilah “konvergensi media”. Lebih jelasnya, konvergensi
media ini adalah berbaurnya media telekomunikasi tradisional dengan internet (Riza,
2012). Konvergensi media meliputi lima dimensi besar, yaitu konvergensi teknologi,
konten multimedia, kepemilikan, kolaborasi, dan koordinasi. Adaptasi contohnya dalam
aspek (1) Perubahan Sosial dan Gaya Hidup. Perubahan sosial adalah proses sosial yang
dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem
sosial, dimana tingkat kehidupan masyarakat secara suka rela atau dipengaruhi unsur-
unsur ekstenal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama
kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola kehidupan yang baru. Saat ini
pengguna tidak lagi merasa puas hanya menerima informasi, mereka ingin berinteraksi
dua arah atau lebih dan melakukan hal tersebut secara serentak dengan menggunakan
teknologi. Selain dapat memfasilitasi komunikasi dengan keluarga dan lingkungan,
penggunaan media digital juga menghasilkan kebiasaan baru yaitu kebiasaan
mengunggah foto-foto di media sosial. Kebiasaan baru tersebut dapat terbentuk karena
berkembangnya aplikasi-aplikasi yang mudah digunakan dan dikhususkan untuk
mengunggah foto-foto seperti dalam media sosial Instagram. Berkembangnya aktivitas
mengunggah foto melalui media digital umumnya tidak disertai adanya kesadaran untuk
menjaga data-data yang bersifat pribadi. Pengguna kurang menyadari apabila foto-foto
yang mereka unggah dapat dimanfaatkan oleh orang lain untuk tujuan yang tidak baik.
Selain itu dengan adanya media digital dapat memberikan pengguna peluang yang lebih
tinggi dalam mengakses internet untuk mencari informasi melalui Google search, Web
atau Line (line today) untuk mencari informasi yang dibutuhkan mencakup berbagai
kepentingan yaitu untuk informasi tentang kehidupan, fashion, pendidikan, keagamaan,
ekonomi, bisnis ataupun politik (Yusnani & Slamet, 2019). (2) Aktivitas Bisnis.
Penggunaan media digital untuk kepentingan aktivitas ekonomi seperti jual beli dan
juga transaksi keuangan melalui internet banking juga sudah dilakukan oleh beberapa
informan. Untuk kepentingan aktivitas ekonomi atau bisnis yang dijalaninya seorang
informan mengatakan bahwa dia juga mengandalkan informasi media digital tentang
perkembangan di bidang ekonomi. (3) Hiburan. Penggunaan media digital untuk
hiburan selain menjalin perbincangan tentang beragam isu termasuk hal-hal yang
menghibur di dalam group-group media sosial seperti WhatsApp, media sosial
YouTube juga umum digunakan untuk menonton, video streaming baik untuk menonton
film-film yang awalnya diputar di bioskop, menonton program televisi yang disukai
seperti sinetron, atau untuk radio streaming dan mendengarkan musik. Berbagai hiburan
yang tidak memerlukan aktivitas fisik menjadi pilihan banyak pengguna media digital
(Natasuwarna, 2019).

Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa peluang industri media di era digital yaitu yaitu pasar
yang meluas, namun juga berlimpahnya sumber-sumber konten, baik berita teks, foto
ataupun video yang mana dapat disajikan dengan memanfaatkan berbagai platform
untuk menyampaikan infomasi. Hal yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan peluang
yaitu seperti membuat platform baru atau membuat situs pemberitaan online yang dapat
diakses tanpa menggunakan biaya ataupun dengan biaya. Selain itu, dapat juga
memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut dengan
memaksimalkan aplikasi digital yang dapat diakses dengan mudah di Ipad dan
Smartphone atau mendownload aplikasi Android Playstore. Sedangkan tantangan
industri media di era digital ini yaitu menyelaraskan industri media dengan
perkembangan teknologi digital serta harus selalu beradaptasi yang dapat melalui proses
kolaborasi media cetak dan media internet tersebut merupakan suatu fenomena di mana
teknologi komputer dan internet yang bersifat interaktif menyatu dengan teknologi
media komunikasi konvensional yang bersifat masif.
DAFTAR PUSTAKA

Adha, L.H., Asyhadie, Z., & Kusuma R. (2020). Digitalisasi industri dan pengaruhnya
terhadap ketenagakerjaan dan hubungan kerja di Indonesia. Jurnal
Kompilasi Hukum, 5(2), 267-298.
Aji, R. (2016). Digitalisasim, era tantangan media (analisis kritis kesiapan fakultas
dakwah dan komunikasi menyongsong era digital). Islamic Communication
Journal, 1(1), 43-54.
Maryani, E., & Karimah, K. E. (2019). Penggunaan media digital di kalangan
perempuan Jatinangor. Jurnal Avant Grade, 7(2), 171-186.

Meiningsih, S. (2011). Kajian Indikator TIK Indonesia: Pola Akses dan Penggunaan TIK oleh
Rumah Tangga dan Individu. Jurnal Penelitian Pos dan Informatika, 1(1), 5-20.

Natasuwarna, A. P. (2019). Tantangan menghadapi era revolusi 4.0 big data dan data
mining (pp 23-27). Seminar Nasional. Pontianak.

Respati, W. (2014). Transformasi media massa menuju era masyarakat informasi di


Indonesia. Jurnal Humaniora, 5(1), 39-51.

Riza, B. (2012). Jumlah Pengguna Internet Indonesia Terus Melonjak. Diakses 20 desember
dari http://www.tempo.co/read/news/2012/12/12/072447763/Jumlah-Pengguna-
Internet-Indonesia-Terus-Melonjak

Sambo, Masriadi & Yusuf, Jafaruddin. (2017). Pengantar Jurnalisme Multiplatform.


Jakarta: Kencana.

Siebert, Fred .S, T Peterson & W.Schramm. (1986). Empat Teori Pers, alih bahasa Putu
Laxman S. Pendit. Jakarta: Intermasa.

Yusnaini & Slamet. (2019). Era revolusi industri 4.0: tantangan dan peluang dalam
upaya meningkatkan literasi pendidikan (pp 1073-1085). Prosiding Seminar
Nasional. Palembang.

Anda mungkin juga menyukai