Anda di halaman 1dari 5

Resensi Jurnal Ross Tapsell

“Platform convergence in Indonesia: Challenges and opportunities for media freedom”


Oleh: Ruhembun lingkar Hening/ 2110282026

Jika membahas tentang media saat ini seluruh manusia sangatlah bergantung pada
kehadiran media tersebut. Manusia sangat membutuhkan media untuk berkomunikasi,
bekerja, belajar, hiburan, hingga untuk mengetahui tentang berita-berita lainnya. Karena
pentingnya teknologi media ini, manusia juga sangat ingin memegang penuh hak kebebasan
dalam media pribadinya. Hal ini dapat menjadi hal yang positif karena manusia dapat dengan
bebas mengakses ataupun negatif untuk kegiatan yang merugikan seperti cyber crime, cyber
bullying, penipuan, dan lain sebagainya. Maka dari itu saat ini platform media dapat
membatasi kebebasan di dalam media massa saat ini.
Di dalam jurnal ini, penulis akan membahas tentang kebebasan media di Indonesia
yang sedang dalam proses penataan ulang dengan konvergensi. Hal ini dilakukan karena ada
perdebatan implikasi dari tren terhadap kebebasan media. Tren sendiri dapat dengan mudah
tersebar ke dalam lingkup masyarakat yang ber media dan akan dapat memberikan ancaman
baru yang ditimbulkannya. Di Indonesia hal ini menyebabkan terancamnya kebebasan
bermedia dan semakin menunjukan bahwa konvergensi teknologi telah menyebabkan
konvergensi komersial yang luas. Maka dari itu di dalam artikel ini akan dibahas tentang
bagaimana konvergensi berkontribusi dan melemahkan kebebasan media di Indonesia dengan
melalui analisis mendalam tentang tren terkini di industri media Indonesia.
Semakin padat penduduk di sebuah negara, maka hakikat tentang kebebasan media
tidak dapat terlaksana dengan baik, salah satu contohnya adalah negara Indonesia yang
memiliki lebih dari 240 juta penduduk. Ketika Indonesia telah berhasil mengenal dan
menguasai media, masyarakat berharap kemajuan teknologi ini dapat membantu
mempromosikan kebebasan media yang lebih besar agar dapat tersebar sampai ke pelosok
negeri. Namun karena luasnya negara ini, kemajuan teknologi dan platform baru justru akan
membuat keragaman yang lebih besar sehingga dari sudut pandang ini, kebebasan media di
Indonesia dianggap mulai menurun.
Penelitian pada era konvergensi yang dilakukan oleh Jenkins pada tahun 2006 dan
Mulligan pada tahun 2012 menyebutkan bahwa di mana saat ini teknologi seluler dan digital
mendorong industri media ke arah integrasi, sinkronisasi dan konglomerasi. Namun studi
ilmiah tentang revolusi konvergensi media sebagian besar hanya berfokus pada negara
Amerika Serikat dan Inggris saja. Penelitian ini dilakukan oleh Ludes pada tahun 2008,
Meikle dan Young pada tahun 2012, Pavlik dan McIntosh pada tahun 2011, Wilkinson dan
Grant, 2009. Dalam hal ini terdapat perdebatan bahwa penelitian ini seharusnya bersifat
universal tidak hanya terpaku pada beberapa wilayah saja karena prosesnya dapat
dipengaruhi oleh konteks politik, industri, sejarah dan ekonomi yang sangat berbeda di setiap
wilayah. Artikel tentang konvergensi media ini memberikan ruang lingkup yang sangat
berbeda dengan penelitian tentang konvergensi di barat karena adanya kesenjangan digital di
wilayah sampai negara tersebut dan tinggi rendahnya peringkat kebebasan media yang yang
ada di Indonesia.
Di dalam jurnal ini, menyebutkan bahwa konvergensi dulunya dilihat sebagai proses
perusahaan media yang hanya berspesialisasi dalam satu platform seperti cetak, radio, televisi
atau online. Namun kini, konvergensi dapat membentuk media multiplatform raksasa yang
menguasai perusahaan media di dunia. Terdapat beberapa perkembangan yang dilakukan
seperti penyatuan berita ke dalam televisi, adanya masyarakat yang menyiarkan berita secara
langsung, kemajuan teknologi ponsel dan lain sebagainya. Konvergensi juga memberikan
keragaman yang lebih besar dalam berekspresi melalui berbagai platform dan media,
terutama yang melibatkan media sosial dan jurnalis. Karena pentingya konvergensi ini, pada
akhirnya menjadi salah satu alasan mengapa konvergensi komersial semakin monopolistik
untuk mengembangkan oligopoli multiplatform yang kuat.
Penelitian di dalam jurnal ini dapat dilihat dengan jelas dilakukan untuk menganalisis
keterlibatan konvergensi terhadap kebebasan media terhadap kebebasan media di dalam
lingkup media nasional. Kembali membahas tentang perkembangan konvergensi yang sangat
dipengaruhi penduduk dalam negeri. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki lebih
dari 240 juta orang yang harus memiliki satu titik pusat konvergensi. Ibu Kota Jakarta di
Indonesia memiliki perusahaan media yang besar dan selalu mempertahankan serta
memperhatikan kantor pusat konvergensinya.
Contoh bagaimana konvergensi platform mengubah landscape media di Indonesia
adalah dengan memvisualisasikan suara dengan gambar untuk menarik masyarakat. Di
Indonesia sendiri isu konvergensi dan konsentrasi sendiri akhirnya memiliki kepemilikan
tidak terbatas dengan konsekuensi pemilik media dengan fokus politik harus dapat untuk
mengontrol informasi yang ditempatkan di jaringan media yang saat ini semakin konvergen.
Hal ini sangat penting karena dengan visualisasi suara dan gambar hal ini dapat menyebar
dengan luas dan cepat. Beberapa alasan konsekuensi tersebut adalah popularitas media sosial
dan kelompok jurnalisme di Indonesia dengan cepat masuk ke dalam arus utama meda
multiplatform. Karena hal ini pemilik media dengan kepentingan politik harus langsung
membentuk industri melalui kegiatan konvergensi karena politik adalah salah satu topik yang
memiliki kepopuleran yang besar.
Maka dari itu jurnal ini akan membahas peran besar jurnalisme dan sosial media
untuk mengupayakan kebebasan berekspresi di dalam media. Kemajuan zaman dan teknologi
menarik masyarakat khususnya generasi muda untuk terus terlibat dalam praktik media
partisipatif melalui media online yang sangat luas. Hal ini juga menjadi pertimbangan pada
perusahaan-perusahaan besar di Jakarta untuk semakin memperkerjakan masyarakat yang
ahli dan berfokus pada media sosial.

Analisis:
Alasan saya memilih jurnal yang ditulis oleh Ross Tapsell yang berjudul “Platform
convergence in Indonesia: Challenges and opportunities for media freedom” karena
pembahasannya yang menarik mengenai isu kebebasan media dengan konvergensi. Menurut
saya, hal ini dapat membuat kemajuan teknologi di Indonesia semakin meningkat karena
konvergensi memaksa masyarakat untuk terus mengikuti dan mempelajari perkembangan
kemajuan teknologi. Karena di Indonesia sendiri memiliki penduduk yang sangat banyak
serta miliki pulau yang banyak, maka dari itu kemajuan teknologi sangat sulit untuk
dikembangkan bahkan hanya sekedar untuk meningkatkan teknologi yang ada di daerah
pelosok. Dengan adanya konvergensi, masyarakat akan terpaksa untuk mengikuti
perkembangan dan pada akhirnya dapat melek teknologi agar tidak ketinggalan zaman dan
lebih menerima perkembangan tersebut. Metode ini dilakukan menurut saya juga untuk
kepentingan generasi muda bangsa agar dapat belajar dan dituntut untuk berkembang dengan
pesat di era modern ini. Karena satu-satunya harapan bangsa adalah generasi muda yang
selalu ingin sedang belajar dan berusaha untuk terus maju.

Platform Convergence
Perkembangan teknologi digital pada abad ke-21 ini membuat konvergensi
multiplatform lebih memungkinkan untuk digitalisasi produksi melalui konten ruang redaksi.
Hal ini juga didukung dengan argumen bahwa media di Indonesia memasuki era konvergensi
yang didorong oleh teknologi media dan perubahan kebiasan sehari-hari generasi muda
Indonesia. Perubahan ini sangat terasa dan dapat dilihat langsung dengan bergantinya media
cetak dengan media digital, hal ini merupakan contoh terjadinya konvergensi media dalam
transformasi ruang media.
Perusahaan bahkan konglomerat besar khususnya di daerah pusat industri Ibu Kota
Jakarta telah menggunakan metode ini untuk mengubah organisasi berita dengan
mengembangkan strategi baru untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, manajemen,
keuntungan, dan iklan bisnis dalam bentuk media. Oleh karena itu, konvergensi media
merupakan salah satu strategi manajemen yang sangat mempengaruhi kualitas berita, konten,
iklann, yang dapat ditayangkan dan di sebar luaskan oleh manajemen perusahaan agar lebih
efektif dan efisien. Namun tidak hanya berhenti di efektif dan efisien saja, keputusan ini tentu
saja bertujuan untuk kepentingan bisnis bahkan politik. Hal ini dapat terlihat dari adanya
dorongan aspek ekonomi yang didorong oleh inovasi itu sendiri. Maka banyak industri media
yang memiliki tujuan untuk melakukan monopoli industri media.
Dari beberapa contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa media telah membuat
dunianya sendiri dengan berbagai informasi digital yang menarik. Hal ini dapat dibilang
efektif karena memudahkan masyarakat untuk mengakses segala informasi yang mereka
butuhkan. Maka dari itu, perusahaan-perusahaan membutuhkan media untuk kepentingan
bisnis mereka, mungkin hanya sekedar iklan untuk menarik konsumen sampai permainan
monopoli yang hanya dipahami oleh orang-orang tertentu saja. Konvergensi telah mengubah
dan meningkatkan kualitas produksi SDM di Indonesia, karena adanya hal ini, masyarakat
semakin berbondong-bondong untuk mempelajari media agar dapat bertahan dalam aspek
ekonomi itu sendiri.

Convergence Consequences
Konvergensi memiliki konsekuensi signifikan terhadap kebebasan media di
Indonesia. Pada jurnal ini, isu-isu yang berkaitan dengan kebebasan media yang dibahas
mencakup keragaman sudut pandang di dalamnya ruang publik, otonomi jurnalistik dan
editorial, kebebasan individu untuk menulis dan berbicara lewat media. Pada topik tanpa
dampak dari pemilik media dan independensi organisasi media dari politik dan bisnis.
Dikatakan di dalam jurnal ini bahwa kondisi kebebasan media di Indonesia dipengaruhi oleh
konvergensi melalui lima penentu utama yakni peningkatan konglomerasi, peningkatan
politik afiliasi dari pemilik media, peningkatan peran media sosial dan jurnalisme warga
dalam media arus utama, perubahan regulasi terkait kebebasan media dan perubahan jurnalis
praktik profesional.
Namun, konsekuensi dari konvergensi ini terutama di Indonesia bukan hanya
konglomerasi dan politik media saja, hal ini menunjukan bahwa pemilik perusahaan besar
tidak dapat sukses dengan hanya mengandalkan finansial saja, jika mereka tidak terlibat ke
dalam perpolitikan juga mereka tidak akan berkembang. Untuk mendukung perkembangan
tersebut, dapat menggunakan multiplatform yang dapat membantu perusahaan besar dan
konglomerat seperti infrastruktur yang lebih besar dan harga tinggi. Namun karena adanya
persaingan finansial yang menggunakan metode multiplatform ini, akhirnya menciptakan
aliansi baru di antara para pengusaha dan konglomerat untuk bersaing dalam bidang
kemajuan dan keuntungan infrastruktur.
Dari beberapa konsekuensi di atas, pengaruh hal ini juga dapat dirasakan oleh
individu yang menggunakan platform media bagi sehari-hari. Saat ini, hanya lima dari
perusahaan-perusahaan besar yang dapat mengendalikan pasar di televisi dan sebagai besar
perusahaan televisi yang memiliki pemasukan tinggi akan membeli platform lain untuk
ditambahkan ke bisnis mereka. Modal mereka akan terus menjadi lebih besar karena banyak
dari perusahaan ini juga memiliki bisnis kepentingan di luar media. Hal ini menunjukan
bahwa persaingan bisnis yang terjadi antar perusahaan sangat terasa di kalangan pengusaha
yang lain terutama pada platform televisi nasional hingga internasional.
Indonesia sendiri hanya mampu mengeluarkan satu platform televisi yang diakui dan
dapat gelar go national, hal ini terjadi karena sengitnya persaingan televisi dan Indonesia
sendiri banyak memiliki pulau-pulau. Oleh karena ini perusahaan memiliki tujuan untuk
mentapkan kontrol monopolistik atas sumber daya atau fasilitas yang langka dengan
membatasi akses ke fasilitas tersebut (satelit dan kabel telepon). Alasan perusahaan
mengontrol penyediaan produk atau layanan lain tersebut dikarenakan pasar televisi sangatlah
kompetitif. Argumen tersebut pernah dilontarkan oleh ISP. Nugroho dan kawan-kawan.
(2012: 122) mengenai kabel satelit dan telekomunikasi di Indonesia menulis bahwa “masa
depan media di Indonesia sebagian besar akan bergantung pada akses ke infrastruktur yang
dibutuhkan untuk mengimplementasikan berbagai media.”
Maka dari itu, persaingan sengit antara perusahaan dan konglomerat dengan
konvergensi juga sangat mempengaruhi kualitas dari brand tersebut. Keluasan literatur dan
kecerdikan penggunaan media juga dapat dijadikan patokan kualitas, masyarakat akan dapat
menyimpulkan sendiri bagaimana kualitas tersebut dengan keterampilan tadi. Perusahaan
harus terus update dengan tren-tren yang ada saat ini, karena hal itulah salah satu bagian
dimana keahlian memanfaatkan kondisi diuji. Masyarakat juga akan menilai dengan
sendirinya di bawah alam bawah sadar mereka dengan berbagai konten iklan yang digunakan.
Konvergensi dinilai memudahkan untuk masyarakat yang berada di luar perusahaan untuk
dapat menikmati tayangan berita, informasi, hiburan melalui media pribadinya. Mereka juga
dapat dengan bebas mengekspresikan dirinya melalui kegiatan tren di dalam media tersebut.

Anda mungkin juga menyukai