Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/307527300

KAJIAN DIFUSI INOVASI KONVERGENSI MEDIA DI HARIAN PIKIRAN RAKYAT

Article  in  Jurnal Sosioteknologi · August 2014


DOI: 10.5614/sostek.itbj.2014.13.2.5

CITATIONS READS

11 3,821

2 authors:

Idhar Resmadi Sonny Yuliar


Telkom University Bandung Institute of Technology
10 PUBLICATIONS   19 CITATIONS    34 PUBLICATIONS   234 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Plantwide Optimization View project

All content following this page was uploaded by Idhar Resmadi on 19 March 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Kajian Difusi Inovasi Konvergensi Media di harian Pikiran Rakyat

KAJIAN DIFUSI INOVASI KONVERGENSI MEDIA


DI HARIAN PIKIRAN RAKYAT

Idhar Resmadi*, Sonny Yuliar

Program Studi Magister Studi Pembangunan Institut Teknologi Bandung


*
idhar.resmadi@gmail.com

ABSTRAK

Konvergensi media merupakan salah satu perkembangan media massa yang melibatkan banyak faktor
teknologi di dalamnya. Kehadiran internet mendorong media massa menerapkan konsep konvergensi media seperti
media online, e-paper, e-books, radio streaming, media sosial, dan lain-lain. Persaingan bisnis media menjadi salah
satu faktor pendorong media massa menerapkan konsep ini karena perkembangan teknologi tidak hanya
mengandalkan format cetak (koran, majalah, buku) semata. Inovasi konvergensi media dibutuhkan agar media massa
mampu tetap bersaing di era bisnis dewasa ini. Sebagai salah satu bentuk inovasi, konvergensi media memerlukan
berbagai proses dan tahapan dalam penerapannya. Tulisan ini akan menelusuri proses terjadinya difusi inovasi
konvergensi media dengan objek penelitian harian Pikiran Rakyat. Penelitian secara kualitatif ini menggambarkan
bagaimana konvergensi media mampu diadopsi oleh suatu media massa secara bertahap.

Kata kunci: konvergensi media, difusi inovasi, media massa

ABSTRACT

The convergence of media is one of the developments of mass media that involve many technology factors in
it. The existence of internet encourages the media to apply the concept of convergence of media such as online
media, e-paper, e-books, radio streaming, social media, and others. Competition in media business is one factor
driving the mass media to apply this concept because the mass media today does not merely rely on printted formats
(newspapers, magazines, books) alone. Media convergence innovation is deemed necessary in order that the mass
media be able to remain competitive in today's media business era. As one of the innovations in the mass media,
media convergence requires a variety of processes and stages in the application. This paper will explore the process
of diffusion of convergence innovation in the dailynews Pikiran Rakyat. This qualitative study describes how the
media convergence is adopted by the mass media in stages.

Keywords: media convergence, diffusion of innovation, mass media

Jurnal Sosioteknologi Volume 13, Nomor 2, Agustus 2014 110


Kajian Difusi Inovasi Konvergensi Media di harian Pikiran Rakyat

PENDAHULUAN pandang, atau metode baru dalam praktik


jurnalisme.
Berdiri sejak 24 Maret 1966 harian Proses difusi konvergensi media di
Pikiran Rakyat merupakan salah satu media Pikiran Rakyat melalui berbagai tahapan
massa yang paling lama bertahan di Jawa dalam rentang waktu tertentu. Difusi inovasi
Barat. Harian Pikiran Rakyat memiliki ber- me-libatkan sekian proses dan meliputi
bagai varian platform penyampaian informasi berbagai kanal yaitu ide, komunikasi, sistem
antara lain koran cetak, PR Online, PR Mobile, sosial, dan waktu (Rogers dalam Melkote,
PR Info, Radio, Streaming, dan E-Paper. 1998). Difusi inovasi tak hanya terjadi begitu
Varian platform penyampaian informasi yang saja. Ada lima model terjadinya difusi yaitu:
dikembangkan oleh Pikiran Rakyat tersebut awareness, interest, evaluation, trial, dan
disebut dengan konvergensi media (Quinn & adoption (Rogers dalam Melkote, 1998).
Filak, 2005). Sekian tahapan itu yang memengaruhi
Konvergensi industri media dan bagaimana suatu indi-vidu/organisasi
teknologi digital mengarah pada bentuk-bentuk mengadopsi inovasi yang ada.
yang dikenal sebagai komunikasi multimedia. Kajian ini merupakan hasil penelitian
Multimedia atau dikenal juga sebagai media empiris terhadap proses terjadinya difusi ino-
campuran, pada umumnya didefinisikan seba- vasi konvergensi media yang terjadi di Pikiran
gai medium yang mengintegrasikan dua bentuk Rakyat. Fokus dalam penelitian ini menyoroti
komunikasi atau lebih (Fiddler, 2003:39). tahapan dan negosiasi yang terjadi dalam mela-
Fiddler (2003) menyatakan bahwa kehadiran hirkan produk konvergensi mulai dari adop-
konvergensi media sebagai salah satu bentuk sinya hingga implementasinya di kalangan
mediamorfosis yaitu suatu transformasi media wartawan dan periset, sebagai desk yang paling
komunikasi yang biasanya ditimbulkan akibat berperan dalam proses jurnalisme. Metode
hubungan timbal balik yang rumit antara ber- yang dilakukan dalam penelitian ini melalui
bagai kebutuhan yang dirasakan, tekanan pendekatan kualitatif yaitu observasi dan
persaingan dan politik, serta berbagai inovasi wawancara. Informan yang menjadi sumber
sosial dan teknologi. Adopsi teknologi digital penelitian ini terdiri dari inovator sampai
oleh perusahaan media massa dalam melahir- adopter seperti penggagas inovasi, pemimpin
kan konvergensi media didukung oleh faktor redaksi, wartawan, dan periset.
tekanan dalam bisnis media massa. Kini para
perusahaan media massa berlomba-lomba me- KONSEPSI ADOPSI KONVERGENSI DI
nganut konvergensi. Kehadiran teknologi digi- HARIAN PIKIRAN RAKYAT
tal memengaruhi bentuk-bentuk baru dunia
jurnalisme. Pada tahap awal terjadinya difusi,
Sejak pertengahan tahun 2000, Pikiran harian Pikiran Rakyat mulai mengadopsi
Rakyat sudah mulai mengadopsi konsep konvergensi media sejak tahun 2006. Mengacu
konvergensi media. Berbagai platform media pada tahapan yang dikemukakan oleh Everett
yang dikembangkan oleh Pikiran Rakyat yang Rogers dalam Melkote (1998: 78), awareness
diadopsi lahir dari berbagai tahapan. Konsepsi terjadi ketika seorang adopter memiliki keter-
adopsi dan implementasi konvergensi media tarikan terhadap suatu konsep difusi namun
yang terjadi di Pikiran Rakyat melibatkan se- belum memiliki informasi yang cukup lengkap
rangkaian aktor dan negosiasi. Dalam konteks terhadap konsep tersebut. Pada kasus Pikiran
inovasi, konvergensi media terjadi sebagai Rakyat, awareness sudah mulai terbangun ke-
akibat dari suatu proses pembelajaran dalam tika perkembangan media massa berkembang
interaksi yang kompleks, pengembangan atas kian pesat. Bisnis media yang tak hanya ber-
pilihan platform teknologi media, produk, cara tumpu pada satu platform (cetak) membuat
media massa harus membuat berbagai produk

Jurnal Sosioteknologi Volume 13, Nomor 2, Agustus 2014 111


Kajian Difusi Inovasi Konvergensi Media di harian Pikiran Rakyat

multi-platform (e-paper, e-books, radio, strea- Pada tahap interest, adopter sudah mulai
ming, media sosial, dan lain-lain) yang ber- menerima beragam informasi yang terkait de-
singgungan dengan teknologi digital agar dapat ngan difusi inovasi yang terjadi. Tahap ini,
bertahan di persaingan bisnis media. Pikiran Rakyat mengikuti forum internasional
Dalam perspektif ekonomi media, tekno- WAN IFRA (World Association of Newspaper
logi memiliki peran penting dalam industri and News Publishers) sejak awal 1990-an.
media. Industri media massa harus senantiasa Dalam forum itu dibahas isu-isu mengenai
mengikuti perkembangan teknologi (Usman perkembangan media massa terkini. Keter-
Ks., 2009: 30). Menurut Fiddler (2003: 29) libatan Pikiran Rakyat dalam forum itu mem-
terjadinya konvergensi media juga didukung berikan pengetahuan dan informasi untuk
oleh berbagai hal seperti kekuatan-kekuatan mengembangkan konvergensi media.
ekonomi, politik, dan sosial yang memainkan Transformasi pengetahuan yang intens
peran besar dalam penciptaaan teknologi- lewat forum tersebut membuka cara pandang
teknologi baru; berbagai penemuan dan inovasi atau metode baru terhadap media massa. Inter-
tidak diadopsi secara luas lantaran keterbatasan aksi yang intensif dan kompleks dengan para
teknologi itu sendiri; dan adanya kesempatan aktor di WAN IFRA melahirkan produk,
dan alasan ekonomi, sosial, dan politik yang metode, aturan, dan cara pandang baru yang
mendorong perkembangan teknologi baru. melihat konvergensi sebagai salah satu per-
Salah satu pertimbangan Pikiran Rakyat kembangan produk media massa saat ini.
menerapkan konsep konvergensi media yaitu Relasi itu terjadi karena pembelajaran dalam
motif bisnis media. Ada kecenderungan jika interaksi yang kompleks. Pikiran Rakyat se-
suatu media massa tidak memasuki ranah tek- bagai sebuah unit perusahaan media massa
nologi digital akan digilas oleh persaingan berinteraksi dengan forum WAN IFRA yang
media massa yang kian cepat. Model bisnis terdiri dari para pemangku kepentingan media.
yang ditawarkan adalah memunculkan produk- Dari interaksi itu, melahirkan pengembangan
produk derivasi (turunan) dari media cetak. pilihan-pilihan penjajagan dan seleksi atas
Produk derivasi itu berawal dari sumber berita pilihan-pilihan (variasi-seleksi).
yang sama dan dari wartawan yang sama. Hal ini dikemukakan Budhiana Kerta-
Didukung pula oleh kekuatan data dari riset wijaya dalam kutipan wawancara berikut.
dan penelitian. Seluruh komponen yang ada di “Kalau di luar negeri ada perkumpulan
dalam Pikiran Rakyat akan memaksimalkan (forum), tiap tahun pemangku kepentingan
sumber berita untuk memproses menjadi pro- media kumpul. Dan Pikiran Rakyat juga tiap
duk turunan, dapat berupa e-paper, radio, dan tahun mengirimkan perwakilannya. Itu mem-
e-books, atau even-even yang berbasis bahas perkembangan media terbaru. Kalau di-
komunitas. diferensiasikan ada WAN IFRA. Konferensi
Dalam konteks ekonomi media, untuk tingkat tinggi dunia. Tahun 1993, forum itu
mengadakan multimedia atau konvergensi hanya membahas soal pengenalan internet
media, perusahaan media harus berinvestasi. bahwa nanti ada media baru. Kedua, pada
Namun, konvergensi media pada gilirannya tahun 1997 sampai dengan 2003 dibahas soal
akan menghasilkan efisiensi ekonomi dan cultural adjustment bagaimana melatih re-
memperluas pasar (Usman Ks., 2009: 35). porter print dengan online. Sekarang itu lebih
Media massa diyakini akan tetap hidup asalkan ke model bisnis, inovasinya apa. Kalau dari
bisa menyesuaikan diri dengan melakukan sektor iklan turun, jadi dapat duitnya dari-
multi-platform jurnalisme yaitu print, online, mana. Namun benar-benar menjadi sumber
dan mobile. Prinsip-prinsip jurnalistik tetap di- informasi tentang dunia media. Yang dibahas
butuhkan karena masyarakat membutuhkan bermacam-macam contoh :speed your mobile
informasi yang kredibel. energy atau platform strategies. Konteksnya
model bisnis.Yang tepat, itu seperti penge-

Jurnal Sosioteknologi Volume 13, Nomor 2, Agustus 2014 112


Kajian Difusi Inovasi Konvergensi Media di harian Pikiran Rakyat

tahuan yang saya dapatkan dengan mengikuti Setelah Road Map selesai dibuat, terjadi
seminar WAN IFRA. Ada tiga tema yaitu negosiasi antara inovator dengan adopter un-
internet production tentang pengetahuan yang tuk mengimplementasikannya. Tipe pendeka-
menyangkut internet yang dibahas tahun 1990- tan yang dilakukan dalam konvergensi oleh
an.Karena sudah mobile maka berakhirlah era Pikiran Rakyat yaitu secara topdown.
internet production. Maka mulai mendiskusi- Implementasi merupakan hasil mandat dari
kan cultural adjustment terhadap teknologi dewan direksi yang memegang kuasa penuh
internet itu sampai tahun 2004. Dari tahun secara bisnis dan investasi atas varian platform
2004 sampai sekarang yang dibahas adalah mana yang akan dikembangkan oleh Pikiran
model bisnis atau yang disebut dengan mone- Rakyat. Hal ini dikemukakan oleh Budhiana
tisasi konten. Kemudian ada contoh lain: berikut ini:
business model and disruptive revenue, from “Road Map sebenarnya sudah disahkan
idea to impact. Bagaimana menterjemahkan oleh direksi, tetapi kan perlu implementasi.
ide kita menjadi impact… “(Wawancara Nah ketika sudah diimplementasi ada peru-
Budhiana Kertawijaya, 10 Maret 2014) bahan-perubahan yang terjadi. Sudah setuju
Dari kutipan wawancara di atas tampak jika Pikiran Rakyat dibuat online, dibuat e
bahwa isu konvergensi diperkenalkan oleh book, cuma ketika sudah invest begini berubah
Budhiana Kertawijaya, sebagai inovator awal, lagi, sudah mengadakan kesepakatan dengan
saat mengikuti Forum WAN IFRA. Budhiana pihak ketiga berubah lagi sehingga tereksekusi
Kertawijaya menjabat sebagai Kepala Peren- negosiasinya lama…” (Wawancara Budhiana
canaan dan Pengembangan Usaha Media Kertawijaya, 10 Maret 2014)
Digital sejak September 2013. Sebelumnya Pada tahap evaluation inilah terjadi
Budhiana menjabat sebagai pemimpin redaksi. proses pilihan adopsi yang dikehendaki. Tahap
Dalam hal ini dapat dikatakan Budhiana adalah ini seorang adopter sudah memiliki cukup
inovator yang menerjemahkan isu-isu baru di informasi mengenai pilihan inovasi yang
dunia media yang diterimanya dari Forum sesuai dengan kebutuhannya. Pada tahap ini
WAN IFRA ke dalam Pikiran Rakyat. Bahkan dilakukan penilaian-penilaian dan ternyata
menurut Budhiana, visi perusahaan pun praktik konvergensi pada Pikiran Rakyat tidak
sebaiknya mengikuti perkembangan isu media selalu berjalan dengan mulus. Dalam melahir-
di dunia yang saat ini sedang berkembang. kan satu varian platform melibatkan banyak
Namun, Budhiana tidak dapat serta merta aktor yang saling bernegosiasi. Ragam aktor
mengubah visi tanpa melakukan negosiasi- dan situasi turut menentukan proses imple-
negosiasi dengan aktor-aktor lain yang ada di mentasi konvergensi dalam tubuh Pikiran
dalam Pikiran Rakyat. Rakyat. Berbagai konflik dan negosiasi terjadi
Sejak tahun 2006, Pikiran Rakyat atas pilihan platform media yang akan dikem-
membentuk tim konvergensi yang berjumlah bangkan, terutama dari pihak direksi sebagai
sebelas orang untuk membuat road map yang pemegang kekuasaan tertinggi.
bertugas menyiapkan platform media apa saja Kompleksnya proses negosiasi yang
yang bakal dikembangkan oleh Pikiran Rakyat. terjadi berakibat tidak mudah dalam menerap-
Tim konvergensi itu terdiri dari desk di harian kan satu platform media ke platform lainnya.
Pikiran Rakyat mulai dari redaksi, marketing, Proses pengambilan keputusan secara top-
hingga promosi. Tiap desk memiliki kom- down membuat proses negosiasi menjadi
petensi masing-masing yang secara teknis sangat kompleks dan memiliki berbagai kepen-
tentu saja berbeda dengan redaksi. Tim tingan. Banyaknya jumlah direksi (hingga 25
konver-gensi itu bekerja selama dua tahun orang) menjadi salah satu faktor terjadinya
untuk melihat kemungkinan-kemungkinan kerumitan dalam pengambilan keputusan.
produk media apa saja yang bisa Keputusan ini berimbas pada platform
dikembangkan. media yang terkait konvergensi yang dilahir-

Jurnal Sosioteknologi Volume 13, Nomor 2, Agustus 2014 113


Kajian Difusi Inovasi Konvergensi Media di harian Pikiran Rakyat

kan dari proses-proses panjang dari inisiasi konvergensi yang terjadi pada wartawan dan
hingga proses negosiasi. Hal ini diperkuat juga periset sebagai salah satu unsur penting
dengan pernyataan Budhiana yang menegaskan Pikiran Rakyat dalam melahirkan produk
kompleksitas dan negosiasi seperti berikut ini: jurnalisme berbasis konvergensi.
“Kalau di Pikiran Rakyat yang terjadi
adalah di dalam top management itu, ada yang A. Proses Adopsi oleh Wartawan
tidak menerima konvergensi sehingga tidak Wartawan adalah bagian dari redaksi,
mau berinvestasi, ada yang paham tentang sehingga pada tahap ini akan digambarkan
konvergensi tapi berbeda tentang program proses adopsi, transformasi pengetahuan, dan
(implementasi konvergensi) mana dulu yang negosiasi mengenai konvergensi yang terjadi
mau di laksanakan. Kalau di Pikiran Rakyat pada redaksi dan wartawan. Namun, proses
itu top managementnya itu terpecah. Sepuluh adopsi dan transformasi pengetahuan yang
orang ingin program cetak dulu yang dilakukan pada redaksi tidak secara otomatis
dikembangkan, sementara yang lain ingin juga terjadi pada wartawan. Penelusuran ini
online atau radio dulu yang dilakukan. Jadi juga akan melihat prioritas media mana yang
secara pandangan sama namun ketika ingin dikedepankan oleh wartawan Pikiran
penerapan taktis berbeda.…”(Wawancara Rakyat, apakah cetak, online, radio, atau
Budhiana Kertawijaya, 10 Maret 2014) mobile?
Ide / pandangan baru soal konvergensi Sejak tahun 2007, Budhiana yang
media tidak semata-mata mudah diterima menjabat sebagai pemimpin redaksi telah
begitu saja. Terjadi serangkaian negosiasi mempersiapkan wartawan muda untuk melak-
antaraktor yang terlibat. Teknologi media/ sanakan konsep konvergensi media yang
platform media (koran, online, radio, mobile, diterapkan oleh Pikiran Rakyat. Wartawan
dsb.) ikut me-nentukan serangkaian negosiasi mesti bekerja secara multitasking atau dalam
tersebut. Dalam kasus konvergensi media di konsep konvergensi dikenal sebagai “super
Pikiran Rakyat ini menunjukan prioritas media reporter” (Quinn & Filak: 2005). Konsep itu
mana yang akan terlebih dahulu dikembangkan menekankan wartawan yang dapat bekerja
sehingga kapasitas teknologi/platform media fleksibel seperti menulis untuk cetak, online,
turut menentukan keputusan tersebut. reportase radio, dan riset.
Pada tahun yang sama, Pikiran Rakyat
membuka divisi Periset karena riset dan
IMPLEMENTASI ADOPSI analisis menjadi kian penting dalam dunia
KONVERGENSI DI HARIAN PIKIRAN jurnalistik sebagai bisnis berbasis “monetisasi
RAKYAT konten”. Namun, pada tahapan adopsi ini ter-
jadi juga kendala. Pemimpin redaksi Pikiran
Pada tahap trial dan adoption ini, Rakyat, Islaminur Pempassa, melihat bahwa
adopter sudah menerapkan difusi inovasi ada persoalan internal dan eksternal yang
sepenuhnya. Informasi yang dibutuhkan sudah terjadi dalam menerapkan konvergensi Pikiran
didapat dan telah dilakukan sekian penilaian Rakyat. Menurutnya persoalan insentif dan
mengenai difusi inovasi yang dikehendaki. pengetahuan (skill) yang menjadi kendala di
Tahap difusi terjadi di Pikiran Rakyat dalam kalangan wartawan Pikiran Rakyat seperti
menerapkan konvergensi media. Pada proses yang diutarakan oleh Islaminur berikut ini:
itu terjadi sekian negosiasi antaraktor yang “Di kita agak sulit (penerapan kon-
terlibat. Konsepsi adopsi yang dilakukan tidak vergensi media –pen.). Bahkan kalau melihat
mudah begitu saja diterima oleh pihak adopter. Kompas atau Jawa Pos yang sudah besar
Akan tetapi untuk melahirkan satu produk sekalipun susah melakukan itu (konsep “super
terjadi sekian negosiasi-negosiasi. Oleh karena reporter”-pen.). Karena memang konteksnya
itu, pada bagian ini akan menelusuri adopsi juga berbeda. Di kita ada lima media,

Jurnal Sosioteknologi Volume 13, Nomor 2, Agustus 2014 114


Kajian Difusi Inovasi Konvergensi Media di harian Pikiran Rakyat

contohnya, ada pelantikan gubernur, mengirim level dua karena itu tadi hal-hal yang
kelima-limanya tidak masalah. Kalau di luar berkaitan dengan kontekstual kondisi internal
negeri sana berapa gaji wartawan, langka kan eksternal ya belum bisa juga”. (Wawancara
untuk kejadian seperti itu. Yang kedua Islaminur Pempassa, 19 Maret 2014)
kapasitas, di sana tinggal dibagi dua orang Transformasi pengetahuan yang terjadi
saja teks dan video sudah bisa jalan untuk pada wartawan belum terjadi secara maksimal
semua media. Di kita kapasitasnya belum Persoalan yang mengemuka disebabkan ber-
untuk sampai di situ. Jadi memang, untuk asal dari kalangan internal dan eksternal. Hal
konteks-konteks seperti itu ya ada faktor itulah yang membuat wartawan kesulitan da-
internal dan eksternal. Mungkin konvergensi lam menerapkan konsep konvergensi media.
ideal, tetapi belum bisa diterapkan di sini. Sebagaimana dikemukakan wartawan Pikiran
Kalau kita disini masih „padat karya‟, kalau di Rakyat, Windy Pramudya, yang menegaskan
luar negeri memang susah cari wartawan jadi bahwa implementasi konvergensi yang terjadi
gaji wartawan sangat tinggi. Dan kalaupun di Pikiran Rakyat masih terasa kurang mak-
banyak gajinya kayak apa, standar gajinya simal. Dia menuturkan sosialisasi mengenai
bisa besar. Nah, contoh-contoh itu yang konvergensi hanya dilakukan saat pelatihan
internal misalnya kalau ada orang yang bisa masuk Pikiran Rakyat. Sosialisasi pengetahuan
audio, video, bisa teks, bisa nulis, dan lain-lain yang intens tidak terjadi antara inovator dan
ya tidak akan jadi wartawan. Mereka akan wartawan. Tak adanya aturan atau desk yang
buat video sendiri, production house sendiri, jelas soal menulis online juga membuat
itu kalau di sini. Kalau di luar sana memang wartawan lebih memilih prioritas di media
ya itu tadi akan jadi wartawan karena gajinya cetak. Hal ini dipertegas melalui kutipan
juga lebih besar. Itu termasuk masalah wawancara Windy Pramuday berikut.
kontekstual tadi, termasuk masalah apresiasi “Angkatanku masuk Pikiran Rakyat itu
dan standar gaji”.(Wawancara Islaminur penerimaan paling banyak, sampai 25 orang,
Pempassa, 19 Maret 2014) fotografer, periset, bahasa. Lebih dari 25
Islaminur melihat bahwa apa yang orang kalau sama desk bahasa. Kami masuk
diterapkan dalam WAN IFRA mengenai kon- akhir Desember 2007. Ketika masuk, website
vergensi tidak mudah begitu saja diterapkan PR online belum ada. Tapi memang sudah
pada Pikiran Rakyat. Hal ini disebabkan dengar akan ada. Tapi waktu pelatihan pun
terdapat masalah sosio-kultural yang berbeda tidak disiapkan untuk kesitu. Tidak pernah
seperti persoalan kemampuan (skill) dan diberitahu akan jadi online-online segala
standar gaji (insentif) antara wartawan di luar macam. Dipersiapkan untuk wartawan biasa
negeri dan dalam negeri. Konvergensi me- saja, untuk harian, dicetak. Jadi pas ada
nuntut wartawan mampu bekerja secara multi- online, tahun 2008 atau 2009, itu dikasih
tasking dengan kemampuan (skill) menjadi gadget, Blackberry baru keluar. Tahun 2009
prioritas. Namun, hal ini berimbas pada peng- itu disuruh untuk online. Diminta coba-coba
hargaan yang diberikan cukup tinggi. Di sisi ngisi online dua-tiga paragraf, diberi honor.
lain, kesiapan wartawan Pikiran Rakyat ter- Tapi karena gak pernah ada mandat khusus,
hadap kemampuan itu belum memadai. Hal itu misal kita dikumpulin, diomongin, kita mau
dinyatakan oleh Islaminur Pempassa: buat online, tugasnya apa, jadi nggak jelas
“Sebenarnya karena sekarang belum gitu. Ada diberitahu untuk buat online, tapi
diterapkan seideal seperti itu jadi job des- gak dikasi tahu minimal dan maksimalnya
cription-nya belum serumit itu. Kita kan masih nulis berapa. Tidak ada juga punishment kalau
wartawan sendiri, koran cetaknya masih punya nggak ngirim.Tapi ada reward, kalau ngirim
wartawan sendiri jadi belum terpisah gitu. satu berita, Rp 2500 perberita, dan Rp 2500
Kalau kita melihat model yang sudah dila- per foto. Malas ngirim karena sudah liputan,
kukan konvergensi di level empat, kita masih sudah kumpulin bahan.Ya mending buat berita

Jurnal Sosioteknologi Volume 13, Nomor 2, Agustus 2014 115


Kajian Difusi Inovasi Konvergensi Media di harian Pikiran Rakyat

panjang untuk dicetak. Kalau teman-teman ini menganalisis perbincangan yang sedang
yang di desk Kota, kalau dimasukin online, ramai di media sosial. Pada satu sisi, periset
sering dicopy-paste sama media lain, kayak memiliki beban kerja layaknya wartawan
Detik, dll. Jadi mereka malas ngirim karena seperti dituntut untuk memiliki kemampuan
gak mau dicopy-paste media lain. Mending menulis dan menganalisis. Rubrik baru yang
buat yang panjang saja untuk harian. Kayak dikelola oleh tim Periset membuktikan bahwa
sekarang di hiburan, paling setiap bulan konvergensi dalam mengelola data sebagai
mengirim satu-dua berita saja.”(Wawancara satu varian informasi punya peran cukup
Windy Pramudya, 26 Maret 2014) signifikan.
Konvergensi tidak terjadi begitu saja di Pada awalnya, relasi antara wartawan
kalangan wartawan Pikiran Rakyat. Pada saat dan periset termasuk relasi yang baru terbentuk
adopsi diterapkan, dalam pelaksanaannya ter- dengan adanya isu konvergensi ini. Periset
dapat permasalahan dalam manajemen media adalah desk baru yang dibentuk untuk
(terutama insentif) dan pengaruh ego (internal) memperkuat data dan analisa yang mendalam.
yang besar menulis di koran cetak. Secara Periset inilah yang akan membantu wartawan
kapabilitas teknologis, media cetak masih dalam proses pencarian data yang dibutuhkan
memiliki dominasi dan prioritas yang tinggi di dalam penulisan berita. Namun, proses nego-
kalangan wartawan Pikiran Rakyat. siasi dan relasi yang terbangun antara periset
Rendahnya insentif, ketidakjelasan kebijakan, dan wartawan tidak berjalan sebagaimana
dan sosia-lisasi yang minim antara inovator mestinya. Hal ini disebabkan periset bekerja
dengan adopter menjadi faktor penghambat jika ada request (pesanan) dari redaktur berita
proses adopsi konvergensi yang terjadi di yang telah disepakati pada saat rapat redaksi
Pikiran Rakyat. Konsep wartawan yang sehingga tidak semua wartawan bisa meman-
multitasking atau “super reporter” pun faatkan peran periset. Prosesnya juga harus
mengalami hambatan seperti persoalan dilakukan dalam koordinasi yang bertingkat
manajemen, transfer pengeta-huan, hingga ego antara redaktur dan kepala divisi riset.
yang terjadi pada wartawan. Sehingga koordinasi antara wartawan dan
periset tidak berjalan langsung namun menem-
B. Proses Adopsi oleh Periset puh proses koordinasi yang berjenjang.
Sejak tahun 2007, Pikiran Rakyat Hasilnya, relasi yang terbangun tidak
membuka divisi Periset. Dalam konteks ino- menimbulkan konvergensi yang dibutuhkan
vasi dan konvergensi, data memiliki peranan sebagai satu kesatuan relasi sehingga dapat
yang penting dalam bisnis media ke depan. menciptakan kinerja yang sesuai yaitu meng-
Media massa diharapkan tak hanya menjual hasilkan riset dan data sebagai satu kesatuan
informasi atau berita semata, tetapi melihat utuh. Berdasarkan hasil dari wawancara de-
data sebagai satu unsur yang juga ikut penting. ngan Kepala Divisi Riset Pikiran Rakyat,
Tim Periset yang berada di bawah Divisi Riset Imam Jahrudin Priyanto, memang terdapat
dan Dokumentasi dibuat untuk menyajikan hambatan pada wartawan dalam meng-
data dan berita serta membantu wartawan implementasikan konsep konvergensi tersebut.
untuk melakukan riset sehingga memperkaya Hal ini dapat terlihat dari interaksi antara
tulisan berita. wartawan dan periset yang cenderung kaku,
Adopsi konvergensi juga sudah dilaku- padahal seharusnya periset dapat mendukung
kan oleh divisi Periset lewat rubrik Analisis tugas wartawan dalam mencari informasi
Media Sosial yang terbit setiap Selasa dan mendalam terkait artikel yang akan dibuat.
Jumat. Juga rubrik Linimasa yang terbit pada Berikut pernyataan wawancaranya.
hari Minggu. Rubrik ini berisi kecenderungan “Kerjanya by order. Misalnya redaktur
pemberitaan yang hadir di media sosial, seperti pelaksana atau redaktur mempunyai rencana
Twitter. Rubrik yang dikerjakan oleh periset suatu liputan dan itu harus terencana. Oleh

Jurnal Sosioteknologi Volume 13, Nomor 2, Agustus 2014 116


Kajian Difusi Inovasi Konvergensi Media di harian Pikiran Rakyat

Pak Ipe (Islaminur Pempassa) sebagai pem- simalkan dulu untuk cetak. Karena banyak
red, pemungsian periset harus terencana yang harus kita bangun untuk pembenahan
seming-gu sebelumnya. Jadi tiap minggu kami cetak dulu. Paradigma itu kan bisa berubah-
punya program kerja mingguan, disebar lewat ubah sesuai dengan kebutuhan. Apa dulu yang
email termasuk ke periset. Redaktur mana saja dikejar. Kita sekarang mau menguatkan divisi
yang butuh periset dalam minggu itu. Jadi cetak untuk meningkatkan tiras dan segala
harus terencana sehingga tenaga yang sedikit macam. Sekarang konsentrasinya dicetak.
ini menjadi efektif, tidak juga sih. Kaku atau Untuk kebijakan sekarang di cetak saja.
kurang harmonis juga tidak, cuma ya memang Karena kan kebijakan itu harus sesuai dengan
susah. Fungsi mereka memang berbeda. Tidak visi direksi. Kalau direksinya berubah bisa
bisa disebut kaku atau kurang harmonis. berubah lagi. Sekarang ini direksinya ingin
Mereka secara pribadi baik, bergaul biasa. periset mendukung cetak.” (Wawancara Imam
Cuma begini, periset ini kan punya tugas juga Jahrudin Priyanto, 9 April 2014)
melaksanakan order dari para redaktur- Kebijakan direksi yang memprioritaskan
redaktur, apa perlunya juga gaul dengan media cetak membuat periset lebih banyak
wartawan-wartawan. Periset ini berhubungan bekerja untuk media cetak. Prioritas bisnis
dengan redaktur, tidak ada hubungan dengan Pikiran Rakyat lebih terkonsentrasi di media
wartawan.” (Wawancara Imam Jahrudin cetak dibandingkan media platform lainnya.
Priyanto, 9 April 2014) Konvergensi media yang terjadi di Pikiran
Proses kerja periset bersifat top down Rakyat tidak terlalu berjalan maksimal sesuai
dari redaktur dan kepala riset, sehingga yang diinginkan dalam road map karena
wartawan tidak bisa seenaknya meminta jasa dominasi media cetak terasa besar. Setiap unit
periset untuk mencari data. Dari hasil wawan- antara wartawan dan periset pun lebih banyak
cara, jumlah periset yang terdiri atas tiga orang berorientasi bekerja di platform cetak.
membuat sistem by order itu diterapkan.
Adanya keterbatasan jumlah anggota periset SIMPULAN
yang ditarik ke sektor lain (semula berjumlah
sepuluh periset, kini tersisa tiga periset). Di sisi Dari hasil penelitian ini, kajian difusi
lain, dari hasil wawancara juga menunjukkan inovasi konvergensi media di Pikiran Rakyat
bagaimana paradigma periset yang bekerja menempuh berbagai tahapan yaitu awareness,
memprioritaskan media cetak sesuai ketentuan interest, evaluation, trial, dan adoption. Per-
dari dewan direksi. Hal tersebut dapat dilihat kembangan bisnis media dan teknologi digital
dari kutipan wawancara sebagai berikut : selalu menjadi faktor pendorong suatu kon-
“Memang ada perubahan paradigma, vergensi media. Apa yang terjadi pada Pikiran
jadi begini dulu ketika yang tujuh orang itu Rakyat, dominasi media cetak masih terlalu
masih disini, kita dulu seperti bank data. Tapi besar. Hal ini dirasakan oleh wartawan dan
mungkin direksi melihat lebih bagus kalau periset, sebagai salah ujung tombak suatu
orang-orang ini bekerja untuk cetak saja. media, yang lebih memprioritaskan media
Walaupun ada fungsi penyimpanannya tapi cetak. Kebijakan redaksi dan rendahnya
tidak semaksimal saat itu. Jadi periset ini insentif menjadi pengaruh dalam prioritas para
sekarang kecenderungannya berperan mem- wartawan dan periset. Sementara pada satu
back up koran cetak sepenuhnya. Karena saat sisi, faktor sosio-kultural juga memengaruhi
berfungsi sebagai bank data itu, biaya itu penerapan adopsi konvergensi di Pikiran
memang sangat besar. Untuk ke daerah- Rakyat. Persoalan dalam mengadopsi konver-
daerah bisa sampai belasan juta. Mungkin gensi media tak hanya menyangkut kapabilitas
orientasinya diubah dululah sementara ini, teknologi semata, tetapi membutuhkan sekian
bisa saja nanti berubah lagi. Seperti dulu tahapan yang meliputi berbagai hal seperti
berfungsi lagi. Tapi sementara ini dimak- transformasi informasi (pengetahuan dan skill),

Jurnal Sosioteknologi Volume 13, Nomor 2, Agustus 2014 117


Kajian Difusi Inovasi Konvergensi Media di harian Pikiran Rakyat

insentif (biaya), negosiasi antar aktor, dan besar. Dalam hal ini, penerapan teknologi
politik media akan platform media yang ingin digital bukanlah semata kunci menuju konver-
dikembangkan. gensi media.
Dari hasil penelitian ini, industri media
massa dan teknologi digital dalam konvergensi DAFTAR PUSTAKA
media tidak serta merta memperlihatkan kapa-
bilitas teknologi digital sebagai faktor yang Fiddler, Roger. (2003). Mediamorfosis.
signifikan dalam proses terjadinya difusi Yogyakarta: Bentang Budaya
inovasi konvergensi media. Teori difusi ino- Filak, Stephen Quinn & Vincent F.(2005).
vasi yang dipaparkan oleh Rogers menga- Convergent journalism an introduction.
baikan konteks sosio-kultural yang justru New York: Focal Press
memiliki peranan cukup penting dalam adopsi Melkote, Srinivas R. (1998). Communication
dan implementasi konvergensi media. Faktor for development in the third world:
inilah yang harus dilihat oleh perusahaan theory and practise. Cetakan ke-7.
media massa dalam menerapkan konsep kon- London: Sage Publications
vergensi media bahwa faktor sosio-kultural Usman Ks. 2009.Ekonomi media: pengantar
harus memiliki tempat yang cukup penting konsep dan aplikasi. Bogor: Ghalia
karena ini menyangkut pula paradigma tentang Indonesia
platform media yang memiliki porsi lebih

Jurnal Sosioteknologi Volume 13, Nomor 2, Agustus 2014 118

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai