Anda di halaman 1dari 14

Jurnal RISALAH, Vol. 26, No.

4, Desember 2015: 183-196

ADOPSI INOVASI MEDIA SOSIAL MAHASISWA


JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FDK UIN SUSKA RIAU
(STUDI KASUS KONSENTRASI PUBLIC RELATIONS)
Muhammad Badri1), Titi Antin2)
1) 2)
Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,UIN Suska Riau,
Jl. HR Soebrantas Km 15 Simpangbaru, Tampan, Pekanbaru 28293
Email: muhammad.badri@uin-suska.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adopsi inovasi media sosial mahasiswa
Konsentrasi Public Relations Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Dengan pendekatan kuantitatif menggunakan metode survei
deskriptif secara online terhadap 100 mahasiswa semester 5 yang terdaftar pada kelas e-
learning UIN Suska, diperoleh temuan bahwa adopsi inovasi media sosial sebagian besar
didominasi oleh penggunaan jejaring sosial khususnya Facebook, Twitter dan Instagram.
Sedangkan Blog, Youtube dan Kaskus masih sedikit diadopsi oleh mahasiswa. Dalam
komunikasi inovasi media sosial, peran dosen sebagai sumber pengetahuan dan persuasi
masih rendah. Komunikator inovasi sebagian besar berasal dari jejaring pertemanan.
Adopter media sosial sebagian besar tetap terus melanjutkan adopsi karena dinilai
bermanfaat bagi eksistensi diri dan pendukung studi.

Kata kunci: adopsi inovasi, media sosial, public relation

PENDAHULUAN dunia dianailogikan maenjadih sebuah desa


Latar Belakang yang sangat besar. Ramalan McLuhan tersebut
Dalam dua dekade terakhir terjadi kini terbukti, bahkan semakin nyata dengan
perubahan besar dalam pola komunikasi berkembang media sosial yang bebas dimiliki
manusia akibat perkembangan teknologi oleh siapa saja. Dimana umumnya, istilah
komunikasi terutama penemuan dan media sosial dipakai bersama-sama dengan
pertumbuhan internet. Penemuan internet dan sejumlah istilah lainnya yang memiliki
pengembangannya yang begitu pesat telah pengertian sama, seperti media baru/new media,
mampu mengubah tatanan komunikasi media digital/digital media, situs jejaring
antarmanusia, yang tadinya lebih mengandalkan sosial/social networking sites, online social
interaksi tatap muka, kini bergeser ke arah network, dll (Papacharissi dalam Kirana 2011).
penggunaan media, khususnya internet. Sebab Internet kemudian terus berkembang dan
internet memungkinkan hampir semua orang di melahirkan berbagai ragam bentuk media baru.
belahan dunia mana pun untuk saling Salah satunya adalah berkembangnya berbagai
berkomunikasi dengan cepat dan mudah. platform media sosial. Inovasi media sosial
Seperti ramalan Marshall McLuhan pada terus berkembang pesat seiring dengan semakin
awal tahun 60-an tentang the global village tingginya penetrasi intentet. Perkembangan
(desa global) dalam bukunya berjudul media sosial kemudian mempengaruhi berbgaai
Understanding Media: Extension of A Man. sendi kehidupan manusia. Termasuk industri
Desa Global adalah konsep mengenai komunikasi yang lekat dengan kebutuhan akan
perkembangan teknologi komunikasi di mana saluran komunikasi. Salah satunya adalah

183
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 4, Desember 2015: 183-196

bidang profesi Public Relations khususnya Apalagi komunikasi di internet saat ini
kegiatan media relations, yang mengalami menjadi sangat penting bagi manusia modern.
perubahan drastis dengan adanya media sosial. Sebab berdasarkan data Internet World Stats per
Melihat arus komunikasi di media sosial 30 Juni 2015 menunjukkan jumlah penduduk
yang sifatnya tidak terkendali, konsep media negeri cyber mencapai 3.270.490.584 atau 45%
relations dalam PR tentu harus berubah. dari populasi penduduk dunia (Lihat Tabel 1).
Konsep PR 1.0 masih menempatkan middle Melihat tingginya populasi masyarakat
man, yakni para jurnalis sebagai penyampai dunia maya tersebut, maka di era teknologi ini
pesan. Yang dilakukan para praktisi PR 1.0 eksistensi manusia dalam komunikasi glonal
dalam kaitannya dengan media adalah dapat diukur dengan kepemilikan media untuk
membangun media relations, menjalin berkomunikasi di internet. Salah satunya media
hubungan yang amat baik dengan media sosial yang sangat familiar di kalangan
mainstream, agar pesan-pesan mereka bisa pengguna internet. Apalagi bagi mahasiswa
tersampaikan ke publik melalui media. yang mengambil kajian ilmu komunikasi
Sedangkan PR 2.0 bukan sekadar mengelola khususnya Public Relations, penguasaan
jurnalis, tetapi juga mengelola konsumen yang terhadap fenomena perkembangan media
mampu menjadi publisher di dunia maya. komunikasi modern menjadi sebuah keharusan.
Mereka adalah para blogger, facebookers, Dalam konteks ini inovasi media baru yang
friendsters, plukers serta pemilik akun di Web paling mudah dimiliki dan diaplikasikan adalah
2.0 lainnya (Luthfie, 2009). media sosial. Sehingga penelitian terhadap
Konsep PR 2.0 tersebut dalam kaitannya adopsi media sosial bagi mahasiswa Ilmu
dengan media adalah membangun social media Komunikasi konsentrasi Public Relations perlu
relations. Sebab di era media sosial khalayak dilakukan untuk melihat sejauhmana kesiapan
bebas menuliskan pesan apa saja yang mereka mahasiswa berkomunikasi mengikuti
sukai. Jika mereka tidak suka dengan perkembangan teknologi.
pengalamannya mengonsumsi sebuah produk,
mereka dengan mudah menulisnya di blog, Perumusan Masalah
Facebook, Twitter dan menyebarkannya di Berdasarkan uraian latar belakang di atas,
forum atau milis. Mereka tidak perlu bersusah maka permasalahan yang akan diangkat dalam
payah mengirim surat pembaca ke media cetak penelitian ini adalah “Bagaimana adopsi inovasi
yang belum tentu dimuat. Demikian juga, jika media sosial mahasiswa Konsentrasi Public
mereka senang dengan sebuah produk mereka Relations Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas
tidak akan segan-segan menulisnya di internet Dakwah dan Komunikasi UIN Sultan Syarif
(Badri, 2012). Kasim Riau.”

Tabel 1. World internet usage and population statistics Tujuan


June 30, 2015 Sedangkan tujuan dari penelitian ini
Internet Penetration Growth
World Population Internet Users Users %
Users (% 2000-
Regions ( 2015 Est.)
Dec. 31, 2000
Latest Data
Population)
of Table
2015 adalah untuk mengetahui adopsi inovasi media
Africa 1,158,355,663 4,514,400 313,257,074 27.0 % 9.6 % 6,839.1%
Asia
Europe
4,032,466,882
821,555,904
114,304,000
105,096,093
1,563,208,143
604,122,380
38.8 %
73.5 %
47.8 %
18.5 %
1,267.6%
474.8%
sosial mahasiswa Konsentrasi Public Relations
Middle
East
North
236,137,235 3,284,800 115,823,882 49.0 % 3.5 % 3,426.1%
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan
357,172,209 108,096,800 313,862,863 87.9 % 9.6 % 190.4%
America
Latin Komunikasi UIN Sultan Syarif Kasim Riau.
America / 617,776,105 18,068,919 333,115,908 53.9 % 10.2 % 1,743.6%
Caribbean
Oceania /
37,157,120 7,620,480 27,100,334 72.9 % 0.8 % 255.6%
Australia
WORLD
TOTAL
7,260,621,118 360,985,492 3,270,490,584 45.0 % 100.0 % 806.0% Urgensi Penelitian
Urgensi penelitian ini adalah:
Sumber: http://www.internetworldstats.com/stats.htm
(Diakses 25-10-2015)

184
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 4, Desember 2015: 183-196

a. Hasil penelitian ini akan memberikan Tabel 2. Definisi-definisi Inovasi


gambaran tentang adopsi inovasi media
sosial mahasiswa konsentrasi Public Item Deskripsi
Relations Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Menciptakan Merujuk pada inovasi yang
Dakwah dan Komunikasi UIN Suska Riau. sesuatu yang baru menciptakan pergeseran paradigm
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dalam ilmu, teknologi, struktur
pasar,keterampilan, pengetahuan
menjadi bahan rujukan dosen untuk dan kapabilitas.
mengomunikasikan manfaat media sosial Menghasilkan Merujuk pada kemampuan untuk
hanya ide-ide menentukan hubungan-hubungan
kepada mahasiswa Jurusan Ilmu
baru baru, melihat suatu subjek dengan
Komunikasi khususnya konsentrasi Public perspektif baru dan membentuk
Relations di era komunikasi digital. kombinasi-kombinasi baru dari
konsep-konsep baru.
Menghasilkan Merujuk pada tindakan menciptakan
KAJIAN PUSTAKA ide, metode, alat produk baru atau proses baru.
baru Tindakan ini mencakup invensi dan
Inovasi
pekerjaan yang diperlukan untuk
Menurut Rosabeth Moss Kanter inovasi mengubah ide atau konsep menjadi
adalah sebuah hasil karya pemikiran baru yang bentuk akhir.
Memperbaiki Merujuk pada perbaikan barang atau
diterapkan dalam kehidupan manusia. sesuatu yang jasa untuk produksi besar-besaran
Sedangkan menurut West dan Farr inovasi sudah ada atau produksi komersial atau
merupakan pengenalan dan penerapan dengan perbaikan system.
Menyebarkan Menyebarkan dan menggunakan
sengaja gagasan, proses, produk dan prosedur ide-ide praktik-praktik baru di dunia.
yang baru pada unit yang menerapkannya, yang baru
Mengadopsi Merujuk pengabdopsian sesuatu
dirancang untuk memberikan keuntungan bagi sesuatu yang baru yang baru atau yang secara
individu, kelompok, organisasi dan masyarakat yang sudah signifikan diperbaiki, yang
luas (Ancok, 2012). dicoba secara dilakukan oleh organisasi untuk
sukses ditempat menciptakan nilai tambah, baik
Dari beberapa definisi tersebut Ancok lain. secara langsung bagi organisasi
(2012) menyimpulkan bahwa inovasi adalah maupun secara tidak langsung untuk
konsumen.
suatu proses memikirkan dan Melakukan Melakukan tugas dengan cara yang
mengimplementasikan pemikiran tersebut, sesuatu dengan berbeda secara radikal
sehingga menghasilkan hal baru berbentuk cara baru
Mengikuti pasar Merujuk pada inovasi yang
produk, jasa, proses bisnis, cara baru, berbasiskan kebutuhan pasar
kebijakan, dan lain sebagainya. Melakukan Membuat perubahan-perubahan
perubahan yang memungkinkan perbaikan
Rogers (2003) mendefinisikan inovasi
berkelanjutan.
"an idea, practice, or object perceived as new Menarik orang- Menarik/merekrut dan
by the individual or other unit of adoption" orang inovatif mempertahankan kepemimpinan
dan manajemen talenta dan
(suatu gagasan, praktek, atau benda yang manajemen manusia untuk
dianggap/ dirasa baru oleh individu atau unit memandu jalanya inovasi.
adopsi lainnya). Dengan definisi ini maka kata Melihat sesuatu Melihat pada sesuatu masalah dari
dari perspektif perspektif berbeda.
perceived menjadi kata yang penting karena yang berbeda
pada mungkin suatu ide, praktek atau benda Sumber: Fontana (2009).
akan dianggap sebagai inovasi bagi sebagian
orang tetapi bagi sebagian lainnya tidak, Adopsi Inovasi
tergantung apa yang dirasakan oleh individu Rogers dan Shoemakers (1981)
terhadap ide, praktek atau benda tersebut. menyatakan bahwa adopsi inovasi adalah
Kemudian Fontana (2009) merumuskan konsep penerapan gagasan, tindakan, atau barang yang
inovasi dari berbagai pengertian para ahli dan dianggap baru oleh seseorang. Tidak menjadi
mentabulasikannya sebagai berikut: soal, sejauh dihubungkan dengan tingkah laku
manusia apakah ide itu betul-betul baru atau

185
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 4, Desember 2015: 183-196

tidak jika diukur dengan selang waktu sejak mengadopsi inovasi. Pada tahap ini individu
digunakannya atau diketemukannya pertama mengambil konsep inovasi dan menimbang
kali. keuntungan/ kerugian dari menggunakan
Rogers (2003) mengatakan, adopsi inovasi dan memutuskan apakah akan
merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan mengadopsi atau menolak inovasi.
oleh seseorang terhadap suatu inovasi sejak 4. Tahap implementasi. Pada tahap ini suatu
mengenal, menaruh minat, menilai sampai inovasi dicoba untuk dipraktekkan. Selama
menerapkan. Atau dengan kata lain suatu tahap ini individu menentukan kegunaan
inovasi yang diterima. Adopsi dapat diartikan dari inovasi dan dapat mencari informasi
sebagai penerapan atau penggunaan sesuatu ide lebih lanjut tentang hal itu.
atau alat teknologi baru yang disampaikan 5. Tahap konfirmasi. Ketika keputusan inovasi
berupa pesan komunikasi. Manifestasi dari sudah dibuat, maka si pengguna akan
bentuk adopsi ini dapat dilihat atau diamati mencari dukungan atau pembenaran atas
melalui tingkah laku, metode, maupun peralatan keputusannya. Dalam tahap ini seseorang
atau teknologi yang dipergunakan. akan memutuskan apakah terus mengadopsi
Menurut Rogers (2003) proses keputusan atau berhenti. Tidak menutup kemungkinan
inovasi terdiri dari lima tahap, yaitu: seseorang kemudian mengubah keputusan
1. Tahap pengetahuan. Pada tahap ini, seorang yang tadinya menolak jadi menerima inovasi
belajar tentang keberadaan inovasi dan setelah melakukan evaluasi.
mencari informasi tentang inovasi. Informasi
tersebut disampaikan melalui berbagai
saluran komunikasi, bia melalui media
massa maupun komunikasi interpersonal
diantara masyarakat. Tahapan ini juga
dipengaruhi oleh beberapa karakteristik
dalam pengambilan keputusan, yaitu
karakteristik sosial-ekonomi, nilai-nilai
pribadi dan pola komunikasi. Gambar 1. Proses keputusan inovasi (Rogers, 2003)
2. Tahap persuasi. Langkah persuasi terjadi
ketika individu memiliki sikap positif atau Terkait inovasi di bidang teknologi
negatif terhadap inovasi, tetapi internet Hague (2011) menyatakan, kini banyak
pembentukan sikap menguntungkan atau negara yang bergantung pada internet untuk
tidak menguntungkan terhadap sebuah melakukan apapun, untuk menyelesaikan
inovasi tidak selalu mengarah langsung atau pekerjaan, mempelajari keahlian baru,
tidak langsung untuk adopsi atau penolakan. berkomunikasi dengan teman, bahkan untuk
Pada tahap ini seseorang yang mulai membayar pajak. Internet juga memicu inovasi
menunjukkan minat dalam inovasi akan dan kreativitas, juga mendidik seluruh generasi
mencari informasi tentang inovasi tersebut. setidaknya dengan memberikan akses yang
Informasi tersebut berkaitan dengan mudah untuk mendapatkan informasi dan ide-
karakteristik inovasi itu sendiri seperti ide baru.
kelebihan, tingkat keserasian, kompleksitas,
apakah dapat dicoba dan dapat dilihat. Media Sosial
3. Tahap keputusan. Pada tahapan ini individu Media sosial adalah konten online yang
membuat keputusan apakah menerima atau dibuat menggunakan teknologi penerbitan yang
menolak suatu inovasi. Bila menerima maka sangat mudah diakses dan terukur. Paling
inovasi tersebut akan digunakan secara penting dari teknologi ini adalah terjadinya
penuh, sedangkan menolak berarti tidak pergeseran cara mengetahui orang, membaca

186
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 4, Desember 2015: 183-196

dan berbagi berita, serta mencari informasi dan komunikasi. Jejaring sosial terbesar adalah
konten. Ada ratusan saluran media sosial yang Facebook, MySpace dan Bebo.
beroperasi di seluruh dunia saat ini, dengan tiga 2. Blog: Merupakan bentuk terbaik dari
besar Facebook, Linkedin dan Twitter (Dailey, media sosial, berupa jurnal online dengan
2009). pemuatan tulisan terbalik, yaitu tulisan
Mayfield (2008) mendefinisikan media terbaru ada di halaman terdepan.
sosial sebagai pemahaman terbaik dari 3. Wikis: Website ini memperbolehkan siapa
kelompok jenis baru media online, yang saja untuk mengisi atau mengedit
mencakup karakter-karakter berikut ini: informasi di dalamnya, bertindak sebagai
1. Partisipasi: Media sosial mendorong sebuah dokumen atau database komunal.
kontribusi dan umpan balik dari setiap Wiki yang paling terkenal adalah
orang yang tertarik. Hal ini mengaburkan Wikipedia, ensiklopedia online yang
batasan antara media dan khalayak. memiliki lebih dari 2 juta artikel dalam
2. Keterbukaan: Layanan media sosial bahasa inggris.
terbuka untuk umpan balik dan partisipasi, 4. Podcasts: Menyediakan file-file audio dan
serta mendorong untuk memilih, video dengan berlangganan melalui
berkomentar dan berbagi informasi. Jarang layanan seperti iTunes dari Apple.
ada hambatan untuk mengakses dan 5. Forum: Area untuk diskusi online, seputar
menggunakan konten, sebab konten yang topik dan minat tertentu. Forum sudah ada
dilindungi sandi tidak disukai. sebelum media sosial dan menjadi
3. Percakapan: Saat media tradisional masih komunitas online yang kuat dan populer.
mendistribusikan konten ke khalayak, 6. Komunitas Konten: Komunitas ini
media sosial dikenal lebih baik dalam mengatur dan berbagi jenis konten tertentu.
komunikasi dua arah. Komunitas konten paling populer untuk
4. Komunitas: Media sosial dapat membentuk berbagi foto (Flickr), link bookmarked
komunitas dengan cepat. (del.icio.us) dan video (YouTube).
5. Konektivitas: kebanyakan media sosial 7. Microblogging: Situs jejaring sosial
berkembang pada keterhubungan ke situs- dikombinasikan blog, di mana sejumlah
situs lain, sumber-sumber lain dan orang- kecil konten (update) didistribusikan
orang lain. secara online dan melalui jaringan mobile
Sedangkan Horton (2009) menyatakan phone. Twitter adalah pemimpin layanan
ketika kita mengkaji definisi media sosial, ini.
muncul beberapa kriteria: (1) Berbasis internet; Dari berbagai jenis media sosial, di
(2) Pengguna menghasilkan dan menerbitkan Indonesia yang paling populer saat ini adalah
informasi; (3) Komunitas berbagi posting, Blog, Facebook, Twitter, Instagram, YouTube,
komentar, data hobi; (4) Multimedia; (5) Forum Online. Berikut ini penjelasannya:
Langsung dapat melakukan publikasi; (6) a. Blog
Menghilangkan sekat geografis; (7) Blog merupakan singkatan dari web log
Memasukkan teknologi internet lama dan baru. adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai
Mayfield (2008) menyebutkan saat ini tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting)
ada tujuh jenis media sosial, namun inovasi dan pada sebuah halaman web umum. Tulisan-
perubahan terus terjadi. Media sosial yang ada tulisan ini seringkali dimuat dalam urut terbalik
saat ini adalah: (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi
1. Jejaring sosial: Situs ini memungkinkan yang lebih lama), meskipun tidak selamanya
orang untuk membuat halaman web demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat
pribadi dan terhubung dengan teman- diakses oleh semua pengguna Internet sesuai
temannya untuk berbagi konten dan dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog

187
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 4, Desember 2015: 183-196

tersebut (Blood, 2010). Blog cukup populer di berbagi lebih dari 80 juta gambar setiap hari
Indonesia saat ini adalah Blogger (Blogspot) (http://www.dailymail.co.uk/)
dan Wordpress. e. YouTube
b. Facebook YouTube adalah sebuah situs web
Facebook adalah sebuah layanan video sharing (berbagi video) populer dimana
jejaring sosial dan situs web yang diluncurkan para pengguna dapat membuat, menonton, dan
pada Februari 2004 yang dioperasikan dan berbagi klip video secara gratis. YouTube pada
dimiliki oleh Facebook, Inc. Pada Januari 2011, Juli 2011 menempati peringkat tiga di dunia.
Facebook memiliki lebih dari 600 juta Pengguna YouTube di Indonesia sebesar 1,5%
pengguna aktif. Pengguna dapat membuat profil dan menempati peringkat enam situs paling
pribadi, menambahkan pengguna lain sebagai populer di negeri ini (http://alexa.com). Pada
teman dan bertukar pesan, termasuk Februari 2011, YouTube memiliki 490 juta
pemberitahuan otomatis ketika mereka pengguna unik per bulan di seluruh dunia.
memperbarui profilnya. Selain itu, pengguna Diperkirakan, jumlah hit setiap bulan mencapai
dapat bergabung dengan grup pengguna yang 92 miliar halaman (http://vivanews.com).
memiliki tujuan tertentu, diurutkan berdasarkan f. Kaskus
tempat kerja, sekolah, perguruan tinggi, atau Komunitas online di Indonesia
karakteristik lainnya. tumbuh banyak seiring perkembangan
c. Twitter internet dan media sosial yang pesat. Kaskus,
Twitter merupakan mikroblog paling adalah komunitas terbesarnya (Onggoboyo,
populer di Indonesia. Mikroblog ini 2011). Forum komunitas online yang telah
memungkinkan penggunanya untuk mengirim berdiri sejak dari 1999 ini telah menjadi social
dan membaca pesan yang disebut kicauan platform yang digunakan para netizen untuk
(tweets), berupa teks tulisan maksimal 140 berdiskusi, mengembangkan komunitas, bahkan
karakter yang ditampilkan pada halaman profil menjadi tempat jual beli barang dan masih
pengguna. Di mikroblog ini pengguna dapat banyak lagi. Kaskus sampai sekarang telah
melihat kicauan penulis lain yang dikenal memiliki lebih dari 8 juta member dan 1 juta
dengan sebutan pengikut (follower). Jumlah page view setiap harinya (Reza, 2015).
pengguna Twitter pada Juli 2011 sudah
mencapai 200 juta akun dengan 350 miliar METODOLOGI PENELITIAN
tweet per hari (http://mashable.com). Pengguna Pendekatan penelitian
Twitter di Indonesia pada Juli 2011 mencapai Penelitian ini menggunakan metode
2% dan menempati peringkat sembilan situs kuantitatif. Pendekatan riset kuantitatif
paling populer di negeri ini (http://alexa.com). menggambarkan atau menjelaskan suatu
d. Instagram masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan.
Instagram adalah sebuah aplikasi Dengan demikian tidak terlalu mementingkan
berbagi foto yang memungkinkan pengguna kedalaman data atau analisis. Periset lebih
mengambil foto, menerapkan filter digital, dan mementingkan aspek keluasan data sehingga
membagikannya ke berbagai layanan jejaring data atau hasil riset dianggap merupakan
sosial, termasuk milik Instagram sendiri. representasi dari seluruh populasi (Kriyantono,
Aplikasi ini dapat diunggah melalui Apple App 2012).
Store dan Google Play. Instagram diluncurkan
pada 2010 dan dibeli oleh Facebook pada tahun Metode Penelitian
2012. Aplikasi ini sekarang memiliki 400 juta Pengumpulan data menggunakan metode
pengguna, lebih banyak dibandingkan dengan survei secara deskriptif untuk menggambarkan
Twitter 316 juta. Penggunanya diperkirakan (mendeskripsikan) populasi yang diteliti. Survei
adalah metode riset dengan menggunakan

188
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 4, Desember 2015: 183-196

kuesioner sebagai instrumen pengumpulan Data yang Dihimpun


datanya (Kriyantono, 2012). Dalam rancangan Data yang dihimpun dalam penelitian ini
survei, peneliti mendeskripsikan secara adalah data primer dan data sekunder, baik
kuantitatif (angka-angka) kecenderungan- kuantitatif maupun kualitatif dengan ketentuan
kecenderungan, perilaku-perilaku, atau opini- berikut :
opini dari suatu populasi dengan meneliti 1. Data primer berupa karakteristik
sampel populasi tersebut. Dari sampel ini, responden, perilaku komunikasi dunia
peneliti melakukan generalisasi atau membuat maya dan tingkat adopsi inovasi media
klaim-klaim tentang populasi itu (Creswell, sosial. Data tersebut diperoleh secara
2013). Dalam penelitian ini teknik survei langsung dari responden melalui survei
dilakukan secara online menggunakan aplikasi dengan berpedoman pada kuesioner yang
Google Drive. terdiri dari sejumlah pertanyaan yang
relevan dengan variabel-variabel yang
Lokasi dan Waktu Penelitian digunakan. Kuesioner nantinya terdiri dari
Penelitian dilaksanakan di Jurusan Ilmu tiga bagian. Bagian pertama berisi
Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Secara spesifik dengan karakteristik personal. Bagian
lokasi pengisian kuesioner bersifat online kedua terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
sehingga tidak dibatasi oleh ruang. Waktu yang yang berhubungan dengan perilaku
digunakan untuk penelitian selama dua bulan komunikasi dunia maya. Bagian ketiga
(Oktober – November 2015). terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan adopsi inovasi media
Populasi dan Sampel sosial meliputi: Blog, Facebook, Twitter,
Populasi yang diteliti dalam penelitian Instagram, YouTube dan Kaskus.
ini adalah mahasiswa semester 5 Konsentrasi 2. Untuk memperoleh data sekunder,
Public Relations Jurusan Ilmu Komunikasi dilakukan telaah dokumen dan studi
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sultan literatur dari berbagai sumber yang terkait
Syarif Kasim Riau yang terdaftar pada kelas e- dengan variabel-variabel penelitian dan
learning UIN Suska (www.elearning.uin- data statistik dari lembaga berkompeten.
suska.ac.id) Mata Kuliah Komunikasi Inovasi
sampai Oktober 2015 berjumlah 100 orang. Pengolahan dan Analisis Data
Pemilihan semester 5 dengan asumsi Data penelitian dikumpulkan, dianalisis
mahasiswa sudah mendapat materi yang dan disajikan secara deskriptif dalam bentuk
memadai tentang kajian ilmu komunikasi, rataan, persentase, frekuensi dan tabel distribusi
media dan perkembangan teknologi frekuensi. Analisis data dilakukan dengan
komunikasi. Mengingat jumlah populasi yang menggunakan program SPSS (Statistical
tidak terlalu banyak maka teknik sampling Package for Social Science) versi IBM SPSS
penelitian ini menggunakan sensus. Menurut Statistics 19.
Kriyantono (2012) sensus pada dasarnya sebuah
riset survei di mana peneliti mengambil seluruh HASIL DAN PEMBAHASAN
anggota populasi sebagai respondennya. Karakteristik Personal Responden
Dengan demikian sensus menggunakan total Responden dalam penelitian ini adalah
sampling, artinya jumlah total populasi diteliti. mahasiswa semester 5 Jurusan Ilmu
Keuntungan dari metode sensus adalah Komunikasi Konsentrasi Public Relations.
memungkinkan data yang lengkap karena Mahasiswa semester 5 diasumsikan sudah
mencerminkan seluruh sifat-sifat populasi. mendapat materi yang memadai tentang kajian
ilmu komunikasi, media dan perkembangan

189
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 4, Desember 2015: 183-196

teknologi komunikasi karena berada di paruh Tabel 4. Distribusi responden menurut perilaku
semester dan sudah lebih satu tahun belajar komunikasi di internet.
No Perilaku Kategori Jumlah Persentase
sesuai konsentrasinya. Karakteristik personal
Komunikasi (Orang) (%)
responden yang diteliti hanya umur dan jenis 1. Penguasaan Mahir 16 16
kelamin. Data hasil penelitian karakteristik terhadap Rata-rata 77 77
internet Kurang 7 7
personal responden dapat dilihat pada Tabel 3.
2. Rata-rata < 7 jam 41 41
Tabel 3. Distribusi responden menurut karakteristik akses internet 7-14 jam 36 36
dalam > 14 jam 23 23
yang diamati
sepekan 
No Karakteris Kategori Jumlah Persentas
tik Res- (Orang) e
ponden (%) 3 Tempat akses Rumah 77 77
1. Umur <20 tahun 8 8 internet yang Warnet 15 15
(tahun) > 20 tahun 92 92 sering Kampus 8 8
digunakan
2. Jenis Pria 44 44 4 Perangkat Komputer 9 9
Kelamin Wanita 56 56
akses internet Laptop 28 28
yang sering Gadget 63 63
digunakan
Berdasarkan hasil penelitian umur 5 Respons Tertarik 19 19
responden kurang dari 20 tahun sebanyak 8 terhadap mencoba 77 77
teknologi Kadang 4 4
orang (8%) dan lebih dari 20 tahun mencapai 92 media sosial mencoba
orang (92%). Sedangkan dari jenis kelamin, baru di Tidak suka
internet mencoba
responden wanita jumlahnya lebih banyak
6 Rata-rata < 100 ribu 86 86
mencapai 56 orang orang (56%) dan responden pengeluaran 100-300 14 14
pria 44 orang (44%). Keadaan ini menunjukkan untuk internet ribu 0 0
per bulan > 300 ribu
bahwa responden wanita lebih adaptif terhadap
perkembangan teknologi informasi dan
Berdasarkan hasil penelitian, penguasaan
komunikasi.
internet mahasiswa Konsentrasi Public
Relatioins (PR) sebagian besar tergolong rata-
Perilaku Komunikasi di Internet
rata (77%) dan waktu akses internet sebagian
Perilaku komunikasi di internet
besar kurang dari 7 jam per minggu (41%).
merupakan sikap dan tindakan responden
Mereka sering melakukan akses internet di
terhadap komunikasi di internet, meliputi
rumah (77%) menggunakan perangkat gadget
penguasaan terhadap internet, rata-rata akses
(63%). Respons mahasiswa terhadap adanya
internet dalam sepekan, tempat akses internet
teknologi media sosial baru dan munculnya
yang sering digunakan, perangkat akses internet
fitur-fitur baru masih belum melihatkan
yang sering digunakan, respons terhadap
ketertarikan mendalam, karena sebagian besar
teknologi media sosial baru di internet dan rata-
masih kadang mencoba (77%). Sedangkan
rata pengeluaran untuk internet per bulan.
belanja per bulan untuk akses internet sebagian
Perilaku komunikasi di internet ini perlu diteliti
besar kurang dari 100 ribu (86%).
untuk melihat sejauhmana mahasiswa
menggunakan internet sebagai media
Adopsi Inovasi Media Sosial
komunikasi. Dimana internet merupakan pintu
Adopsi inovasi media sosial merupakan
masuk aktivitas komunikasi di media sosial.
penggunaan media sosial oleh mahasiswa untuk
Data hasil penelitian perilaku komunikasi di
berbagai aktivitas, baik individu maupun
internet dapat dilihat pada Tabel 4.
berkaitan dengan kegiatan perkuliahan.
Indikator adopsi inovasi adalah kepemilikan
akun di media sosial yang populer di Indonesia
dengan perwakilan berbagai platform. Media

190
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 4, Desember 2015: 183-196

sosial tersebut yaitu Blog untuk media sosial cenderung mengadopsi akun media sosial yang
berbentuk jurnal, Facebook untuk jejaring populer digunakan untuk jejaring pertemanan
pertemanan, Twitter untuk mikroblog, dibanding akun-akun yang dapat digunakan
Instagram untuk berbagi gambar, Youtube untuk pengembangan kompetensi.
untuk berbagi video dan Kaskus untuk forum Responden yang memiliki akun media
online. sosial, lama kepemilikannnya bervariasi. Akun
Selain kepemilikan, penelitian dilakukan media sosial paling lama dimiliki oleh
untuk melihat sumber pengetahuan media responden adalah Facebook yang sebagian
sosial, persuasi pengadopsian media sosial, besar memiliki akun tersebut di atas 2 tahun
pemanfaatan dan persepsi terhadap nilai (94%), disusul oleh akun Twitter 71%.
kemanfaatan dari media sosial tersebut. Selain Sedangkan 91% baru memiliki akun blog
itu juga diteliti mengenai aspek konfirmasi dari kurang dari 1 tahun dan 51% pengguna
penggunaan media sosial, apakah pengadopsi instagram kurang dari 1 tahun (Gambar 2).
akan terus melanjutkan atau tidak. Sedangkan
bagi belum mengadopsi apakah memiliki
keinginan untuk mengadopsi atau tidak. Data
hasil penelitian kepemilikan media sosial dapat
dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Distribusi responden menurut kepemilikan


media sosial.
No Kepemilikan Kategori Jumlah Persentase
Akun (Orang) (%)
Media Sosial
1 Blog Memiliki 33 33 Gambar 2. Distribusi responden menurut lama
Tidak 17 17
Tidak dan 50 50 kepemilikan media sosial.
ingin
2 Facebook Memiliki 100 100
Tidak 0 0
Tidak dan 0 0
1. Pengetahuan
ingin
3 Twitter Memiliki 70 70 Pengetahuan merupakan tahap awal
Tidak 19 19 dalam proses komunikasi inovasi dimana mulai
Tidak dan 11 11
ingin muncul kesadaran individu akan adanya inovasi
4 Instagram Memiliki 82 82 dan bagaimana inovasi itu berfungsi. Secara
Tidak 8 8
Tidak dan 10 10 teori penyebaran pengetahuan dominan
ingin
dilakukan melalui media massa termasuk
5 Youtube Memiliki 25 25
Tidak 28 28 internet di era modern saat ini.
Tidak dan 47 47
ingin
Berdasarkan hasil penelitian, sumber
6 Kaskus Memiliki 5 5 pengetahuan paling besar diperoleh dari teman
Tidak 36 36
Tidak dan 59 59 yaitu Blog 49%, Facebook 67%, Twitter 61%,
ingin Instagram 60 dan Kaskus 60%. Hanya akun
Youtube yang sumber pengetahuan utamanya
Berdasarkan hasil penelitian kepemilikan diperoleh dari internet (56%) (Gambar 3).
akun media sosial mahasiwa Konsentrasi Public Kondisi itu menunjukkan bahwa saluran
Relations paling banyak adalah akun Facebook intrpersonal melalui pertemanan memiliki peran
mencapai 100%, disusul akun Instagram 82% penting dalam penyebaran inovasi media sosial
dan Twitter 70%. Sedangkan kepemilikan akun di kalangan mahasiswa Konsentrasi Public
blog hanya 33% dan Youtube 25%. Paling Relations. Peran dosen dalam penyebaran
sedikit adalah akun Kaskus hanya 5%. Kondisi media sosial di kalangan mahasiswa masih
tersebut memperlihatkan bahwa mahasiswa

191
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 4, Desember 2015: 183-196

sangat sedikit, bahkan tidak ada pada media


sosial Twitter, Instagram, Youtube dan Kaskus.
Begitu juga dengan peran internet dan media
massa yang kurang berperan sebagai sumber
pengetahuan bagi penyebaran media sosial di
kalangan mahasiswa.

Gambar 4. Distribusi responden menurut sumber


persuasi adopsi media sosial

3. Pembaruan
Setelah memutuskan untuk menerima
menolak inovasi media sosial yang jumlahnya
Gambar 3. Distribusi responden menurut sumber dapat dilihat pada Tabel 5, maka implementasi
pengetahuan media sosial keputusan itu bagi yang menerima adalah
dengan membuat akun di media sosial. Setelah
memiliki akun maka tingkat penerapannya
2. Persuasi
dapat dilihat pada seberapa sering
Langkah persuasi terjadi ketika individu
menggunakan media sosial untuk berbagai
memiliki sikap positif atau negatif terhadap
aktivitas. Hal itu dapat diukur dengan seberapa
inovasi. Pada tahap ini seseorang yang mulai
sering pemilik akun media sosial melakukan
menunjukkan minat dalam inovasi akan
aktivitas pada media sosial yang dimilikinya
mencari informasi tentang inovasi tersebut.
dalam setahun terakhir, seperti update status,
Informasi tersebut berkaitan dengan
download dan upload file dan sebagainya.
karakteristik inovasi itu sendiri seperti
kelebihan, tingkat keserasian, kompleksitas,
apakah dapat dicoba dan dapat dilihat.
Berdasarkan hasil penelitian keputusan
untuk mengadopsi inovasi sebagian besar atas
inisiatif sendiri, Blog (49%), Twitter (71%),
Instagram (72%), Youtube (88%) dan Kaskus
(80%). Hanya Facebook yang keputusannya
banyak dipengaruhi oleh teman (52%). Peran
dosen juga relatif rendah dalam tahap persuasif
ini (Gambar 4). Gambar 4 menunjukkan bahwa Gambar 5. Distribusi responden menurut aktivitas di
keputusan menerima atau menolak inovasi media sosial
bersifat opsional (individual), dimana
Berdasarkan hasil penelitian (Gambar 5)
keputusan tidak dipengaruhi oleh orang lain.
rangkaian jawaban responden kemudian
Sementara aspek persuasi bila merujuk pada
dikonstruksikan menjadi empat indikator yaitu:
sumber pengetahuan pada tabel sebelumnya dan
(1) sangat sering, (2) sering, (3) jarang dan (4)
persentasi pada Facebook masih dominan
tidak pernah. Hasil penelitian menunjukkan
saluran interpersonal melalui pertemanan.
sebagian besar pengguna Blog jarang
melakukan aktivitas (49%), sebagian besar
pengguna Facebook jarang melakukan aktivitas

192
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 4, Desember 2015: 183-196

(44%), sebagian besar pengguna Twitter jarang 5. Manfaat bagi kegiatan Public Relations
melakukan aktivitas (52%), sebagian besar Keberadaan media sosial selain
pengguna Instagram jarang melakukan aktivitas bermanfaat bagi dunia pendidikan juga bagi
(38%), sebagian besar pengguna Youtube dunia kerja. Salah satu profesi yang saat ini
jarang melakukan aktivitas (44%) dan sebagian gencar menggunakan media sosial adalah
besar pengguna Kaskus juga jarang melakukan profesi Public Relations. Pentingnya manfaat
aktivitas (60%). media sosial bagi aktivitas Public Relations
juga perlu diketahui oleh mahasiswa Jurusan
4. Manfaat bagi Kegiatan Studi Ilmu Komunikasi khususnya Konsentrasi
Media sosial sebagai media komunikasi Public Relations. Media perlu mengetahui
memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manfaat tersebut sejak dini sehingga adaptif
sehari-hari. Salah satu manfaatnya adalah terhadap perkembangan teknologi media sosial.
berkaitan dengan dunia pendidikan. Apalagi
bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi
keberadaan media sosial tidak lepas dari kajian
studi maupun nilai kemanfaatan yang diperoleh
dari adanya media sosial tersebut.

Gambar 7. Distribusi responden menurut manfaat


media sosial bagi kegiatan Public Relations

Hasil penelitian (Gambar 7)


menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna
Gambar 6. Distribusi responden menurut manfaat
Blog berpendapat bahwa Blog sangat
media sosial bagi kegiatan studi
bermanfaat untuk kegiatan Public Relations
Hasil penelitian (Gambar 6) (94%), sebagian besar pengguna Facebook
menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna berpendapat sangat bermanfaat untuk kegiatan
Blog berpendapat bahwa Blog sangat Public Relations (84%), sebagian besar
bermanfaat mendukung kegiatan studi (70%), pengguna Twitter berpendapat sangat
sebagian besar pengguna Facebook berpendapat bermanfaat untuk kegiatan Public Relations
sangat bermanfaat mendukung kegiatan studi (62%), sebagian besar pengguna Instagram
(74%), sebagian besar pengguna Twitter menilai sangat bermanfaat untuk kegiatan
berpendapat sangat bermanfaat mendukung Public Relations (52%), sebagian besar
kegiatan studi (47%), sebagian besar pengguna pengguna Youtube menilai sangat bermanfaat
Instagram menilai sangat bermanfaat dan untuk kegiatan Public Relations (68%) dan
kurang bermanfaat mendukung kegiatan studi, sebagian besar pengguna Kaskus menilai sangat
masing-masing dengan skor 45%, sebagian bermanfaat untuk kegiatan Public Relations
besar pengguna Youtube menilai sangat (80%).
bermanfaat mendukung kegiatan studi (68%)
dan 100% pengguna Kaskus menilai sangat 6. Konfirmasi
bermanfaat mendukung kegiatan studi. Konfirmasi merupakan tahap terakhir
dalam proses keputusan inovasi, dimana orang
yang mengadopsi inovasi apakah terus

193
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 4, Desember 2015: 183-196

melanjutkan adopsinya atau berhenti.


Sedangkan orang yang tidak mengadopsi
apakah berkeinginan untuk mengadopsi atau
terus menolak.

Gambar 10. Distribusi responden menurut alasan


berhenti mengadopsi media sosial

Sedangkan alasan pengguna berhenti


mengadopsi inovasi media sosial sebagian besar
Gambar 8. Distribusi responden menurut konfirmasi karena sulit menggunakan dan tidak ada waktu
adopsi inovasi media sosial untuk mengoperasikan media sosial yang
dimilikinya. Hanya pengguna Instagram yang
Hasil penelitian (Gambar 8)
berhenti mengadopsi yang menyatakan media
menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna
sosial tersebut tidal bermanfaat bagi dirinya dan
Blog akan terus menggunakan Blog (73%),
aktivitas yang dilakukannya (Gambar 10).
sebagian pengguna Facebook akan terus
menggunakan Facebook (99%), sebagian
Pembahasan
pengguna Twitter akan terus menggunakan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Twitter (91%), sebagian pengguna Instagram
mahasiswa relatif adaptif terhadap
akan terus menggunakan Instagram (99%),
perkembangan teknologi internet. Penguasaan
sebagian pengguna Youtube akan terus
internet sebagian besar mahasiswa tergolong
menggunakan Youtube (88%), dan sebagian
rata-rata dan mahir dengan waktu akses internet
pengguna Kaskus akan terus menggunakan
rata-rata di atas 7 jam dalam sepekan (Tabel 4).
Kaskus (99%).
Apalagi perkembangan teknologi internet saat
ini semakin pesat ditandai dengan terus
munculnya berbagai bentuk baru media,
terutama media sosial.
Media sosial telah memudahkan
pengguna membuat akun, menjalankan aplikasi
dan menggunakannya. Hal itulah yang menjadi
salah satu faktor pendorong mahasiswa banyak
mengadopsi media sosial. Tingginya
penggunaan internet di kalangan remaja itu juga
Gambar 9. Distribusi responden menurut alasan selaras dengan riset Yahoo dan Taylor Nelson
terus mengadopsi media sosial Sofres (TNS) Indonesia tahun 2009 serta riset
Alasan pengguna terus mengadopsi Kemenkominfo dan APJII pada tahun 2010
sebagian besar karena menukung hobi, yang menemukan bahwa 64% pengguna
mendukung jejaring, mendukung eksistensi diri Internet di Indonesia adalah remaja.
dan mendukung studi. Hanya sedikit yang terus Bila merujuk riset di atas, maka kalangan
mengadopsi dengan alasan mencukung cita-cita remaja 2009-2010 itu pada tahun 2015 sudah
berprofesi sebagai Public Relations (Gambar 9). menjadi mahasiswa. Maka tidak mengherankan
jika hasil-hasil riset sebelumnya berkorelasi

194
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 4, Desember 2015: 183-196

positif dengan tingkat penggunaan internet di Riau masih didominasi oleh penggunaan
kalangan mahasiswa. Apalagi mahasiswa jejaring sosial khususnya Facebook,
umumnya suka mencoba teknologi baru atau Twitter dan Instagram. Kedua media sosial
fitur-fitur baru yang muncul di internet (Tabel tersebut populer di kalangan remaja karena
4). Hal ini semakin meningkatkan adopsi mendukung eksistensi diri penggunanya
inovasi media sosial pada mahasiswa. untuk mengunggah berbagai aktivitas
Media sosial ini secara praktis memiliki ringan sehari-hari dalam bentuk teks dan
peran penting dalam dunia komunikasi. gambar.
Misalnya pada profesi PR telah terjadi 2. Media sosial yang lebih serius seperti
pergeseran penggunaan internet sebagai Blog, Youtube dan Kaskus belum familiar
medium pesan. Karena itu cukup beralasan bila di kalangan mahasiswa. Padahal khusus
mahasiswa konsentrasi PR menilai keberadaan untuk Blog dan Youtube sebenarnya
media sosial bermanfaat bagi dunia pendidikan memiliki peran penting untuk
dan dunia kerja. Sebagian besar mahasiswa PR pengembangan aktivitas mahasiswa dalam
pengguna media sosial berpendapat bahwa bidang tulis menulis maupun audio visual.
media sosial sangat bermanfaat untuk kegiatan Kurangnya minat mahasiswa terhadap
PR (Tabel 11). Blog mengindikasikan rendahnya
Karena itu pengelola Jurusan Ilmu kemampuan menulis dan berkreasi di
Komunikasi dan dosen pengampu mata kuliah kalangan mahasiswa.
berkaitan dengan komputer atau ICT perlu terus 3. Peran dosen dalam transformasi teknologi
meningkatkan perannya dalam transformasi teknologi media sosial baik sebagai
pengetahuan media sosial. Sebab mahasiswa sumber pengetahuan maupun persuasi
pengguna media sosial menilai peran dosen masih rendah. Sebagian besar responden
dalam tahap pengetahuan dan persuasi adopsi mengadopsi media sosial karena mendapat
media sosial masih sangat rendah (Tabel 7 dan stimulus dari teman atau inisiatif sendiri.
Tabel 8). 4. Mahasiswa yang mengadopsi media sosial
Pentingnya peran dosen berkaitan dengan sebagaian besar menyadari pentingnya
penentuan langkah strategis penggunaan media media sosial untuk kegiatan studi karena
sosial untuk keperluan pendidikan dan saat ini banyak aktivitas pendidikan yang
pengembangan ilmu pengetahuan. Langkah melibatkan penggunaan media sosial.
strategis tersebut perlu dilakukan karena Mereka yang mengadopsi juga
semakin lama teknologi internet semakin berpendapat bahwa media sosial
berkembang pesat. Selain itu pengguna internet bermanfaat dalam kegiatan Public
di kalangan remaja juga cenderung terus Relations seiring dengan semakin
meningkat. Mereka pada masa mendatang akan meningkatnya aktivitas khalayak berbasis
menjadi mahasiswa, dan diantaranya kuliah di media sosial.
Jurusan Ilmu Komunikasi FDK UIN Suska Berdasarkan kesimpulan di atas maka
Riau. peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Pengelola Jurusan Ilmu Komunikasi agar
PENUTUP mendorong mahasiswa Konsentrasi Public
Berdasarkan hasil penelitian dan Relations untuk terus mengembangkan
pembahasan di atas penulis menyimpulkan kreativitas di media sosial yang
sebagai berikut: mendukung kegiatan studi. Sebab
1. Adopsi inovasi media sosial mahasiswa kreativitas penggunaan media sosial
Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi merupakan salah satu kompetensi penting
Public Relations di Fakultas Dakwah dan yang harus dimiliki oleh mahasiswa
Komunikasi UIN Sultan Syarif Kasim Jurusan Ilmu Komunikasi untuk

195
Jurnal RISALAH, Vol. 26, No. 4, Desember 2015: 183-196

meningkatkan daya saing di dunia kerja era http://dunia.vivanews.com/news/read/256


digital. 272-jagat-maya-mengubah-peradaban
2. Dosen yang mengajar mata kuliah (Diakses 25 April 2012).
berkaitan dengan Komputer dan ICT agar Horton, James L (2009). PR and Social Media.
mendorong mahasiswa untuk melek Dokumen http://www.online-
teknologi media sosial, karena berdasarkan pr.com/Holding/PR_and_Social_media.p
penelitian peran dosen masih sangat sedikit df (Diakses 25 April 2012).
dalam transformasi pengetahuan dan Kirana, Chandra (2011). Pemaknaan Remaja
teknologi media sosial. Mengenai Privacy dalam Hubungan
3. Mendorong FDK UIN Suska Riau untuk Percintaan Remaja di Facebook (Studi
menyelenggarakan kegiatan pelatihan ICT Kualitatif Pada Remaja di Depok).
kepada dosen, terutama berkaitan dengan Prosiding Konferensi Nasional
penggunaan media sosial sebagai Komunikasi “Membumikan Ilmu
penunjang pendidikan berbasis e-learning. Komunikasi di Indonesia”. FISIP UI,
4. Mendorong mahasiswa Konsentrasi Public Depok.
Relations yang merupakan generasi digital Kriyantono, Rachmat (2012). Teknik Praktis
native agar tidak gagap terhadap Riset Komunikasi. Kencana, Jakarta.
perkembangan teknologi media sosial. Luthfie, Nukman (2009). Public Relations 2.0.
Selain itu menyarankan agar mereka Virtual Consulting: 13 Januari 2009.
memanfaatkan media sosial untuk kegiatan Dokumen
kreatif dan berorientasi pendidikan http://www.virtual.co.id/blog/cyberpr/pu
dibandingkan eksistensi individu. blic-relations-20/ (Diakses 2 April 2012)
Mayfield, Antony (2008). What is Social
DAFTAR PUSTAKA Media? UK, iCrossing. Dokumen
Ancok, Djamaludin (2012). Psikologi http://www.icrossing.co.uk/fileadmin/upl
Kepemimpinan dan Inovasi. Erlangga, oads/eBooks/What_is_Social_Media_iCr
Jakarta. ossing_ebook.pdf (Diakses 25 April
Badri, Muhammad (2012). Social Media 2012).
Relations: Strategi Public Relations di Onggoboyo, Adi Nugroho (2011). Rekber
Era Web 2.0. Jurnal Risalah Vol. XXI, Kaskus dan Trust dalam Komunikasi
Edisi 1, April 2012 Ruang Virtual. Prosiding Konferensi
Blood, Rebecca (2000). Weblogs: A History Nasional Komunikasi “Membumikan
And Perspective. Dokumen Ilmu Komunikasi di Indonesia”. FISIP
http://www.rebeccablood.net/essays/webl UI, Depok.
og_history.html (Diakses 25 April 2012). Rogers, Everet M. (2003). Diffusion of
Dailey, Patrick R (2009). Social Media: Innovations. The Free Press, New York.
Finding Its Way into Your Business ___________ dan F. F. Shoemaker (1981).
Strategy and Culture. Burlington, Memasyarakatkan Ide-ide Baru. Usaha
Linkage. Dokumen Nasional, Surabaya.
http://www.linkageinc.com/thinking/link Creswell, John W. (2013). Research Design:
ageleader/Documents/Patrick_Dailey_So Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan
cial_Media_Finding_Its_Way.pdf Mixed. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
(Diakses 25 April 2012). Reza, Jeko Iqbal (2015). Serunya 'Kasak-kusuk'
Fontana, Avanti (2009). Innovate We Can!. di Kantor Kaskus Indonesia. Dokumen
Grasindo, Jakarta. http://tekno.liputan6.com/read/2223519/s
Hague, William (2011). Jagat Maya Mengubah erunya-kasak-kusuk-di-kantor-kaskus-
Peradaban. Dokumen indonesia (Diakses 25 Oktober 2015)

196

Anda mungkin juga menyukai