Anda di halaman 1dari 13

Machine Translated by Google

Vol. 5, No.1, Juni 2020


Tersedia di:
https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/ettisal http:// P-ISSN 2503-1880
dx.doi.org/10.21111/ejoc.v5i1.3947 E-ISSN 2599-3240

Literasi Media Mahasiswa Komunikasi di


Menggunakan Facebook

, Rahmanita Ginting2
Fadhil Pahlevi1
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Kapten Muchtar Basri No.3, Glugur Darat II, Medan Timur, Kota Medan,
Sumatera Utara, 20238, Indonesia fadhilpahlevi@umsu.ac.id1 ,
rahmanita_ginting@umsu.ac.id2

Abstrak
Media baru merupakan media berbasis internet, dengan menggunakan teknologi. Salah satu yang
menjadi perkembangan dari internet adalah media sosial. Saat ini, kita berada di era saturasi media yakni
era dimana keberadaan informasi sangat banyak atau kita tengah mengalami kebanjiran informasi karena
kehadiran media sosial. Literasi media sebagai suatu kemampuan yang penting agar kesadaran tentang
konten dan dampak media serta individu memiliki kontrol dalam menggunakan media sehingga pemilihan
konten media dapat sesuai dengan kepentingan. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan
media Literasi pada mahasiswa Ilmu Komunikasi dalam menggunakan media sosial facebook. Keberadaan
media literasi sangat dibutuhkan untuk membuat mahasiswa menjadi lebih cerdas lagi dalam menerima dan
membuat informasi di tengah era kejenuhan media ini. Teori yang digunakan literasi media, kerangka literasi
media baru, dan media baru. Metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan jumlah populasi 1887 dan
sampel 95 mahasiswa serta menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
indikator functional mengkonsumsi facebook dikategorikan sangat mampu, critical mengkonsumsi facebook
dikategorikan mampu, functional mengkonsumsi facebook dikategorikan mampu, dan kategori critical
mengkonsumsi facebook dikategorikan mampu.

Kata Kunci: Literasi Media, Facebook, Media Baru, Mahasiswa, Medan


Diterima : 12-02-2020, Disetujui : 12-05-2020, Dipublikasikan : 07-06-2020

Literasi Media Mahasiswa Ilmu Komunikasi


dalam Menggunakan Facebook
Abstrak
Media baru adalah media berbasis internet, menggunakan teknologi. Salah satu perkembangan
internet adalah media sosial. Saat ini kita berada di era kejenuhan media, yaitu era dimana informasi begitu
banyak atau kita sedang mengalami banjir informasi karena hadirnya media sosial. Literasi media sebagai
kemampuan penting agar kesadaran tentang isi dan dampak media dan individu memiliki kontrol dalam
menggunakan media sehingga pemilihan konten media dapat menarik minat. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan kemampuan literasi media mahasiswa Ilmu Komunikasi dalam menggunakan media
sosial facebook. Adanya literasi media diperlukan agar siswa lebih cerdas dalam menerima dan mengolah
informasi di era kejenuhan media ini. Teori yang digunakan adalah literasi media, framework literasi media
baru, dan media baru. Metode penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan jumlah populasi 1887 dan sampel
95 siswa dengan menggunakan teknik purposive sampling. Adanya literasi media sangat diperlukan agar
siswa lebih cerdas dalam menerima dan mengolah informasi di tengah kejenuhan era media. Hasil penelitian menunjukka

Vol. 5, No. 1, Juni 2020


Machine Translated by Google

18 | Fadhil Pahlevi, Rahmanita Ginting

indikator konsumsi fungsional facebook dikategorikan sangat mampu, konsumsi kritis facebook
dikategorikan mampu, konsumsi fungsional facebook dikategorikan mampu, konsumsi kritis facebook
dikategorikan mampu.

Kata Kunci: Literasi Media, Facebook, Media Baru, Pelajar, Medan.

pengantar didorong. Teknologi telah membawa kreativitas


dan budaya kembali ke individu dan perusahaan
Di Indonesia, berdasarkan asosiasi
telah mulai memberikan pemahaman tentang
penyedia layanan internet indonesia pada
tahun 2018, pengguna internet akan mencapai penggunaannya (Ginting, 2015). Perusahaan
171,17 juta pengguna atau sekitar 64,8%. media konvensional kini memiliki persaingan
dengan media baru.
Sumatera Utara merupakan pengguna internet
Persaingan terjadi karena adanya pembuat
terbesar di Sumatera dengan 6,3% (APJII, 2019).
video di internet, jurnalisme warga, dan lain-
Sejak awal kehadiran internet hingga
lain. Kini kekuatan digital sudah hampir
saat ini, internet terus mengalami
mencakup semua aspek, yaitu televisi, film,
perkembangan. Pada awalnya internet hanya
radio, surat kabar, dan lain-lain. Media
dapat digunakan untuk email saja sedangkan
web site, namun internet berkembang dan konvensional mulai berinovasi dan membuat
digital sendiri.
dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan
Apalagi saat ini, media baru telah menghadirkan
seperti: blog, jejaring sosial, situs berbagi
fitur yang lebih menarik, seperti video game
video dan foto, internet televisi, dan lain-lain.
hingga media sosial.
Salah satu perkembangan internet adalah
Media sangat dibutuhkan dalam
media sosial. Menurut mandibergh media
kehidupan manusia saat ini. Masyarakat mulai
sosial adalah mewadahi kerjasama untuk
berkembang karena adanya media,
menghasilkan antara media dengan pengguna
perkembangan dalam masyarakat terjadi
(Nasrullah, 2015).
dengan saling bertukar atau berkolaborasi
Masyarakat di era digital ini menggunakan
dalam informasi dan memperoleh pengetahuan.
internet sebagai sarana bertukar informasi dan
komunikasi. Internet memiliki banyak sekali kegiatan masyarakat dan hubungan sosial
juga mulai bervariasi ke arah yang lebih
manfaat dalam kehidupan manusia yang serba
modern dan pada setiap individu terjadi
modern seperti sekarang ini, salah satunya
menjadi wadah yang begitu luas bagi perubahan dalam standar kegiatan hidup.
Masyarakat informasi berkembang tergantung
masyarakat untuk berbagi atau mendapatkan
pada penerimaan baik atau buruk dari sosial
informasi baik secara langsung maupun tidak
langsung. Saat ini, internet seakan sudah dan politik.
Selain itu, memahami berbagai budaya dan
menjadi kebutuhan pokok bagi setiap
memiliki partisipasi sosial juga mendorong
masyarakat (Fathiyyah & Rina, 2019).
Straubhaar menyebutkan bahwa perkembangan masyarakat informasi yang
berkelanjutan, dimana ke depan masyarakat
perubahan tersebut tidak hanya murni teknologi
akan mulai virtual. Kemudian budaya masing-masing

ETTISAL: Jurnal Komunikasi


Machine Translated by Google

Literasi Media Mahasiswa Komunikasi Dalam Menggunakan Facebook | 19

dimiliki oleh masyarakat akan menciptakan ruang satu sama lain dalam bentuk visual dan
antar individu untuk bercita-cita, menyampaikan audiovisual. Contohnya seperti: facebook,
nilai-nilai masyarakat dkk. Oleh karena itu, instagram, twitter, blog, foursquare, dll (Puntoadi,
partisipasi sosial masyarakat informasi sangat 2011).
diperlukan dengan pendekatan dari berbagai Media sosial menjadi salah satu sarana utama

budaya. Memahami berbagai budaya akan bagi pengguna internet untuk mendapatkan informasi.
memudahkan individu untuk berkomunikasi dan Jumlah orang yang telah menggunakan
dapat mengatasi pengucilan sosial dalam media sosial lebih dari 3,5 miliar orang di seluruh
masyarakat informasi. dunia berdasarkan laporan dari We Are Social
Oleh karena itu komunikasi yang cerdas menjadi dan Hootsuite pada Juli 2019. Dan dari tahun ke
faktor kunci dalam diri setiap individu. Dan ini tahun, pengguna media sosial terus meningkat
harus ada motivasi, kompetensi, dan lain-lain (Nofha Rina, 2020).
(Ginting, 2015) Menurut Andrew Kaplan dan Michael
Croteau E menjelaskan bahwa pengguna Haenlein dalam social media politica mengatakan
memiliki kesempatan untuk siap mengontrol dan bahwa media sosial adalah grup 2.0, aplikasi
memilih media baru. Hal ini membuat pergeseran berbasis web dan yang memungkinkan pembuatan
fasilitas dari perusahaan media menjadi pengguna dan pertukaran konten buatan pengguna
media dan mengacu pada peningkatan (Abugaza, 2013). Setiap hari manusia modern
keragaman konten media. Namun untuk membutuhkan interaksi. Dimana jarak dan waktu
kepentingan komersial dan kebiasaan pengguna, tidak lagi menjadi penghalang dan media sosial
kebanyakan tidak banyak berubah hanya karena hadir menjawab semua tantangan dan memenuhi
hadirnya teknologi terkini (Ginting, 2015). kewajiban mereka sebagai makhluk sosial.

Di tahun 70-an, ada papan buletin yang Menurut Gustam (2015) ciri-ciri media
memungkinkan seseorang terhubung menggunakan sosial adalah: (a)
surat elektronik atau mengunduh perangkat lunak. Partisipasi, mendorong kontribusi dan umpan
Namun, ini masih menggunakan saluran telepon balik dari setiap orang yang tertarik atau tertarik
yang terhubung ke modem. Dan disinilah sejarah untuk menggunakannya, sampai hanya garis
media sosial dimulai. Media sosial mengalami yang sangat tipis antara media dan khalayak, (b)
perkembangan yang sangat signifikan dari tahun Keterbukaan, sebagian besar media sosial
ke tahun, jika pada tahun 2002 friendster terbuka untuk umpan balik dan partisipasi melalui
menguasai media sosial karena hanya friendster saran voting untuk itu, komentar, dan berbagi
yang mendominasi media sosial di era , namun informasi. Jarang ditemukan batasan akses dan
sekarang sudah banyak media sosial dengan penggunaan pesan kirim, (c)
kekhasan dan ciri khasnya masing-masing. To talk about, membicarakan kemungkinan antar
pengguna dalam dua arah, (d) Komunitas, Media
Media sosial adalah situs website yang sosial memungkinkan pembentukan komunitas
dapat membentuk jaringan berbasis dan secara cepat dan berkomunikasi secara efektif
memungkinkan orang untuk berinteraksi dalam tentang berbagai isu atau kepentingan. (e)
komunitas. Di media sosial kita bisa melakukan Keterkaitan itu semua, mayoritas
berbagai bentuk pertukaran, kerjasama dan akan tahu

Vol. 5, No. 1, Juni 2020


Machine Translated by Google

20 | Fadhil Pahlevi, Rahmanita Ginting

media sosial tumbuh subur karena kemampuan harus memiliki kemampuan literasi media (Hidayat,
keterhubungan antara pengguna yang melayani, 2018).
melalui tautan ke situs web, sumber informasi, lainnya Literasi media adalah salah satu cara untuk
dan pengguna Jejaring sosial dapat kita akses dalam membuat publik cerdas dalam menghadapi terpaan
kehidupan sehari-hari, seperti facebook, media dan salah satu cara bagi masyarakat untuk
youtube, instagram dan beberapa hal lain yang dapat menyaring informasi yang masuk Literasi media dapat
membuat mereka tetangga pengguna berinteraksi dan digambarkan sebagai proses untuk mengakses,
berpartisipasi satu sama lain dengan mudah untuk menganalisis secara kritis, pesan media dan membuat
berbagi, video, atau sesuai dengan kegunaan masing- pesan menggunakan alat media.
masing pesan status jejaring sosial. Menurut Potter (Barbara, 2002) literasi media adalah
kemampuan untuk mengakses, menganalisis,
Facebook menjadi media sosial yang memiliki mengevaluasi dan mengirimkan pesan dalam bentuk
pengguna dengan proporsi tertinggi di Indonesia media cetak dan televisi, media cetak (non video, film,
dengan jumlah pengguna 50,7% (APJII, 2019). iklan dan internet) yang menyajikan sesuatu. Definisi
lain, literasi media adalah seperangkat perspektif aktif
Media sosial membuat penggunanya bebas yang kita gunakan untuk membuka diri terhadap
dan mudah mencari serta menerima informasi yang media, untuk menafsirkan makna pesan yang sedang
dibutuhkan. Bahkan tidak jarang bahkan informasi kita hadapi. Kami membuat perspektif kami tentang
yang tidak diperlukan muatan tersebut di kemudian struktur pengetahuan.
hari, informasi yang beredar justru lebih banyak Kita membutuhkan alat dan bahan mentah untuk
jumlahnya dan berasal dari berbagai sumber yang membangun pengetahuan struktur. Keterampilan
ada. Kecepatan mengakses media sosial telah yang kita butuhkan adalah menyadari pesan dan
menyebabkan kerusakan di mana-mana. Fenomena berinteraksi dengan pesan secara sadar.
ini terjadi karena pesatnya arus informasi, tidak hanya Beberapa kasus pernah terjadi dalam
di negara maju tetapi juga di Indonesia. Oleh karena penggunaan media sosial oleh mahasiswa.
itu, kecepatan yang dimiliki media sosial perlahan Kasus DI (inisial nama) (21 tahun), mahasiswi asal
menggeser media massa konvensional untuk Palembang yang diduga menyebarkan kebencian
menyebarkan dan menyampaikan berita. oleh ibu negara Iriana Joko Widodo saat menjadi
pejabat. Prosedur pengunggahan akan dilakukan
melalui media sosial dan mencolok dan aman sebagai
bagian dari kemarahan secara pribadi untuk semua
Situasi dimana pilihan informasi sangat banyak staf (Pambudi, 2017).
dan beragam, dan bagaimana dengan sikap siswa,
sebaiknya menerima begitu saja informasi yang Selain itu, ada juga kasus yang melibatkan mahasiswa
diberikan media sosial atau memilih informasi mana di Kota Medan. Mahasiswa Universitas Negeri Medan
yang lebih disarankan atau meninggalkan informasi (UNIMED) itu ditangkap Polrestabes Medan karena
tersebut. Dengan demikian, siswa yang tidak memiliki dianggap menghina Nabi Muhammad.
pengetahuan tentang media mungkin akan menjadi
masalah karena informasi dua digit banyak. Oleh Pelaku menggunakan kata-kata dialek untuk
karena itu, siswa memposting yang dianggap menghina Nabi
Muhammad di facebooknya

ETTISAL: Jurnal Komunikasi


Machine Translated by Google

Literasi Media Mahasiswa Komunikasi Dalam Menggunakan Facebook | 21

akun (Array, 2017). literasi media salah satunya adalah pengertian dari
Perkembangan teknologi harus diimbangi konferensi pimpinan nasional tentang pendidikan
dengan peningkatan kemampuan literasi. media yaitu; literasi media adalah kemampuan
Dengan keselarasan kemampuan literasi media untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi,
dan teknologi, masyarakat Indonesia dapat dan mengkomunikasikan pesan dalam berbagai
memperoleh manfaat untuk kesejahteraan (Oktavianti, 2019).
bentuk literasi secara luas.
Oleh karena itu, keberadaan literasi media sangat Literasi bisa berarti, melek teknologi,
diperlukan agar para siswa menjadi lebih cerdas informasi, politik hingga berpikir kritis dan peka
dalam menyikapi wabah penyakit dalam menerima terhadap lingkungan sekitar.
dan memanfaatkan informasi yang beredar di Kirsch dan jungeblut dalam buku Literacy: Profile
tengah era kejenuhan media ini. Dengan literasi of America's Young Adult mendefinisikan literasi
media seorang siswa diharapkan dapat lebih bijak kontemporer sebagai kemampuan seseorang untuk
dalam menyampaikan informasi yang terlupakan menggunakan informasi secara tertulis atau cetak
serta semakin bijak dalam menyebarkan informasi untuk mengembangkan pengetahuan sehingga
yang dia dapat serta semakin tinggi masyarakat membawa manfaat. Baran (1994) literasi
melahirkan dan bekerja keras diharapkan dapat didefinisikan sebagai kemampuan memahami
memberikan kemampuan untuk menghasilkan
, informasi yang cocok dan simbol saat ini yang cukup efisien dan efektif serta
bermanfaat. menyeluruh dengan berkembangnya media
elektronik, maka kemampuan itu tidak lagi bernama
literasi, tetapi menjadi literasi media (kecerdasan
media).
Literasi media berasal dari bahasa Inggris
Tinjauan Sastra yaitu literasi media yang terdiri dari dua suku kata;
media berarti media bertukar pesan, dan melek
Literasi Media
huruf; Artinya, melek huruf kemudian dikenal
Hoobs mengatakan sejarah literasi media dengan istilah literasi media. Dalam hal ini literasi
dimulai tahun 1964 ketika UNESCO mengembangkan media merujuk pada kemampuan media dan
prototipe model program pendidikan media yang masyarakat yang membuka media massa dalam
akan dijalankan di seluruh dunia (Fitryarini, 2017). konteks komunikasi massa (Tamburaka, 2013).
Menurut Septyana (2019) Literasi Media adalah
Kemampuan memahami teks media. Literasi media adalah “kemampuan untuk
mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan
Literasi tidak terkait dengan teks atau mengkomunikasikan isi pesan media”. Literasi
wacana. Literasi adalah keterampilan menulis dan media juga dan di sana Anda akan tetap memiliki
membaca dalam kegiatan mengolah informasi dan kemampuan untuk memahami,
menganalisis,
melihat, dan
pengetahuan untuk kecakapan hidup. Di era saat mendekonstruksi pesan solidaritas kepada media.
ini, literasi tidak hanya dilakukan dengan membaca Kemampuan untuk melakukan ini bertujuan agar
buku fisik tetapi sudah merambah digitalisasi individu terus meningkat dengan sengaja atau
(Purawinangun, 2020) Pada teori buku tentang melek tentang bagaimana mereka akan
literasi media, Potter (2004) mengumpulkan banyak melakukannya. menjadi media yang dibangun atau
definisi dari, dibuat dan diakses.

Vol. 5, No. 1, Juni 2020


Machine Translated by Google

22 | Fadhil Pahlevi, Rahmanita Ginting

Rubin menjelaskan tiga definisi literasi pemberdayaan masyarakat media membangun


media. Pertama, keterjangkauan, menganalisis, berdaya, melihat arsip psikiatri umum, kita
mengevaluasi dan mengkomunikasikan pesan. kembali melihat tujuan dan alur pendidikan
Kedua, pengetahuan tentang bagaimana fungsi media guna mencapai melek-media.
media dalam masyarakat (Suryadi, 2013).
Ketiga, memahami, budaya ekonomi, pemaksaan Silverblatt menyebutkan unsur-unsur literasi
dalam menciptakan politik dan teknologi, media, yaitu: individu dan masyarakat menyadari
memproduksi dan mentransmisi pesan. Literasi efek penggunaan media, kemudian memiliki
media pertama kali muncul pada tahun 1980- pemahaman tentang proses dalam komunikasi
an, dan kini telah menjadi topik standar kajian massa, serta dapat menganalisis, dan
di sekolah-sekolah berbagai negara. Logikanya mengembangkan isi pesan dalam media,
juga, bukan muncul dari kalangan media, mempertimbangkan isi pers sebagai naskah
melainkan para aktivis dan akademisi yang yang memberikan pemahaman untuk keluar
peduli dengan dampak negatif media massa dari budaya kita dan secara pribadi atau tidak
yang dikuasai oleh kekuatan kapitalis manusia kita menemukan diri kita dalam, dan pemahaman
terhadap kepentingan publik. kesenangan, dan pemahaman serta
mengungkapkan penghargaan terdalam kita
Menurut Rahmi (2013) mengapa literasi sedang ditingkatkan terhadap konten media
media harus dikembangkan? Perlu dipahami (Ginting, 2015).
bahwa tidak ada seorang pun yang lahir ke
dunia ini dalam keadaan melek media. Tidak Kerangka Literasi Media Baru
ada orang yang terlahir melek media. Bahkan Menurut Baran & Dennis literasi media
dalam proses kehidupan manusia lahir, tumbuh adalah sirkuit gerakan media, gerakan media
menjadi, remaja dan dewasa, lalu tua dan literasi dirancang untuk meningkatkan kontrol
akhirnya mati, sangat sulit untuk mencapai individu terhadap media agar mereka dapat
literasi media yang komprehensif. Hal ini mengirim pesan dan menerima pesan
dikarenakan pengetahuan manusia tentang (Tamburaka, 2013). Setelah itu, Menurut Komisi
media dan juga dunia nyata akan membentuk Eropa (2009) mendefinisikan kemampuan
pandangan terhadap media untuk dipahami. mengakses, literasi media menganalisis, dan
Tujuan literasi media adalah: (a) membantu mengevaluasi makna gambar, suara, pesan
masyarakat mengembangkan pemahaman yang yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari
lebih baik, (b) membantu mereka mengontrol dan merupakan bagian penting dari budaya
pengaruh media dalam kehidupan sehari-hari, kontemporer. , dan berkomunikasi dengan baik
(c) mengontrol dimulai dengan kemampuan kepada media yang bersifat pribadi.
untuk mengetahui perbedaan antara pesan
media yang akan meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan pesan
Namun, media
konsep yang merusak.
pengembangan literasi
Literasi memberikan kontrol kepada setiap seiring dengan berkembangnya media, yang
orang dalam menggunakan media, yang lebih awalnya media tradisional (telepon, film, radio,
besar dari sebuah interpretasi karena kalian televisi) perlahan merambah ke media baru
semua bahwa pesan media adalah hasil seperti internet, media sosial, smartphone.
konstruksi. memperhatikan orang-orang tersebut Dengan munculnya

ETTISAL: Jurnal Komunikasi


Machine Translated by Google

Literasi Media Mahasiswa Komunikasi Dalam Menggunakan Facebook | 23

media baru seperti media sosial yang merupakan diturunkan menjadi sembilan indikator.
salah satu bentuk inovasi dari internet di awal Hal ini merupakan penjelasan bahwa
abad 21 ini, literasi tradisional tidak lagi cukup dalam perspektif literasi media baru terdapat
membuat individu bertahan di era media baru dalam kerangka literasi media baru oleh Lin et
sekarang. al. (2013) adalah konsumsi fungsional, konsumsi
kritis, anggapan fungsional dan anggapan kritis.
Chen dan Wu (2011) mengatakan media
telah menjadi budaya kita. Media baru telah Fungsional Mengkonsumsi adalah
melengkapi semua lapisan masyarakat, dan keterampilan individu mengakses konten media
individu harus membekali diri dengan literasi dan memahami makna tekstualnya.
media. Menurut Mioÿiÿ (2014) literasi media Fungsional Mengkonsumsi dibagi menjadi dua
baru terkait dengan kemampuan menggunakan indikator: (a) Keterampilan mengkonsumsi:
komputer, media sosial, dan internet. Ini bukan Kemampuan individu dalam media saat
hanya tentang melihat bagaimana orang mengkonsumsi konten. Seperti, seorang remaja
merespons media, tetapi juga tentang bagaimana perlu mengetahui bagaimana mengoperasikan
mereka terlibat secara proaktif dalam dunia gadget seperti smartphone, laptop dan lainnya,
media di mana produksi, partisipasi, kelompok bagaimana menggunakan teknologi informasi
sosial, dan keahlian nonprofesional menempati internet khususnya media sosial. Mereka mirip
posisi tinggi. dengan akses milik buckingham dkk (2005),
Berdasarkan sejumlah pendapat para ahli penggunaan kemampuan berpusat pada
literasi media seperti ini, dapat dikatakan bahwa perangkat keras dan perangkat lunak untuk mengumpulkan i
literasi media hanyalah sebuah kecakapan yang Pemahaman: adalah kemampuan individu untuk
tidak hanya menyoroti literasi terhadap berbagai menangkap makna konten media secara tepat
pesan media yang di dalamnya melibatkan secara literal, termasuk kemampuan anak muda
keterjangkauan, pemahaman, analisis, dan untuk menangkap ide orang lain yang
evaluasi media secara kritis. isi pesan, tetapi dipublikasikan melalui media sosial dalam
juga melibatkan kemampuan individu dalam hal berbagai bentuk seperti, teks gambar, video,
melakukan ini di dunia media sebagai produksi, dan kemampuan untuk mengartikan arti format
partisipasi sosial. singkat terbaru seperti emoticon
Critical Consuming, merupakan
Penelitian ini menggunakan teori dari Lin kemampuan untuk memahami isi konten politik,
et al (2013) yaitu Framework New Media budaya, sosial dan ekonomi dalam media baru
Literacy. Chen et al (2011) adalah orang Critical Consuming yang dibagi menjadi tiga
pertama yang menyediakan literatur untuk indikator: (a) Analisis: adalah kemampuan
media baru . Namun pada saat itu, media individu untuk mendekonstruksi pesan yang
literasi baru dikembangkan lebih lanjut oleh Lin terkandung dalam konten media.
et al (2013) yang terdiri dari 4 jenis media Berbeda dengan pengertian yang diuraikan di
literasi baru : Functional Consuming, Critical atas, mereka dapat dilihat sebagai analisis
Consuming, Functional Prosuming, Critical semiotik tekstual yang fokus pada bahasa,
Prosuming, dimana keempat jenis literasi media genre dan kode, (b) Sintesis: mengacu pada
tersebut akan keterampilan individu dalam media untuk mengintegrasikan

Vol. 5, No. 1, Juni 2020


Machine Translated by Google

24 | Fadhil Pahlevi, Rahmanita Ginting

konten dengan memberikan hasil pemikiran mereka rangkap (sebagian atau seluruhnya atau campuran
untuk membuat konten media yang baik. konten media). Tindakan produksi termasuk menulis
Misalnya remaja mampu membandingkan informasi teks dalam format digital, video dengan
atau konten media yang ada di media sosial dengan menggabungkan gambar dan audio, dan tulisan
tema yang sama dari sumber yang berbeda, (c) online di media sosial seperti facebook, mengunggah
Evaluasi: dibuat sesuai dengan kemampuan individu video di youtube dan media sosial lainnya, (d) Critical
untuk mempertanyakan, mengkritik, dan meragukan Prosuming, merupakan interpretasi konteks individu
kredibilitasnya. dari isi atau isi media. Jika dari konten media selama kegiatan partisipasi
dibandingkan dengan situasi yang diantisipasi mereka, termasuk partisipasi.
analisis dan sintesis di atas, indikator kritis ini
mewakili yang dipindahkan ke jauh lebih tinggi. Di Partisipasi Mengacu pada kemampuan
pusat kota chicago dia kadang-kadang mengevaluasi berpartisipasi secara interaktif dan kritis dalam media
restrukturisasi berada di remaja rendah untuk sosial. Interaktif menekankan pada interaksi antar
menafsirkan konten media sosial dengan individu dan bilateral.
mempertimbangkan isu-isu sebagai identitias (siapa) Misalnya seorang remaja diharapkan aktif bekerja
beberapa keraguan, keyakinan dan kepastian mutlak membangun dan memperbaiki ide orang lain
atau kejelasan sumber, pembaruan atau informasi (komentar) di platform media tertentu seperti
jika Anda tidak dapat mempercayai saya. Evaluasi facebook, twitter, instagram, dll.
juga melibatkan proses pengambilan keputusan.
Media yang baru

Media baru adalah istilah yang digunakan


untuk semua media komunikasi menunjukkan
Prosuming Fungsional, fokus pada kemunduran teknologi komunikasi dan informasi.
keterampilan dalam media untuk berpartisipasi Istilah media baru telah digunakan sejak tahun 1960-
dalam membuat konten. Fungsional dibagi menjadi an dan memiliki seperangkat teknologi komunikasi
tiga indikator, yaitu (a) Prosuming Skill: Acuan pada dua digit yang terus berkembang dan beragam
kemampuan teknis yang diperlukan individu untuk (McQuail, 2011). New Media adalah media yang
memproduksi atau membuat konten media. Sebagai menggunakan internet, media online, berbasis
kemampuan remaja untuk menggunakan perangkat teknologi yang bersifat fleksibel, berpotensi dan
lunak atau aplikasi yang tersedia di gadget untuk dapat melayani secara interaktif privat atau publik
menghasilkan produk digital (konten baru seperti (Mondry, 2008).
gambar, video, dan lain-lain), (b)
Distribusi: Mengacu pada kemampuan individu untuk Media baru adalah alat sebagai sarana
menyebarkan informasi yang dimilikinya. komunikasi yang berinteraksi, berpendapat, bertukar
Contoh yang relevan antara lain kekuatan remaja informasi, mengetahui berita melalui saluran jaringan
menggunakan fungsi untuk mengungkapkan internet dan informasi selalu diperbarui dalam
perasaannya (seperti senang, sedih, dll) di media sekejap serta cara yang lebih efisien, ringkas dalam
sosial, untuk membagikan pesan atau konten media, memberikan informasi kepada pembaca/audiens.
dan menilai suatu produk atau layanan, apalagi Media baru sangat berbeda dengan media
layanan memungkinkan untuk membagikannya atau konvensional seperti radio, televisi, media cetak,
share di facebook, line, dan lainnya, (c) Produksi: Kemampuan untuk

ETTISAL: Jurnal Komunikasi


Machine Translated by Google

Literasi Media Mahasiswa Komunikasi Dalam Menggunakan Facebook | 25

media massa dan lain-lain. tindakan komunikasi dari posisinya yang penting,
Media baru adalah konsep digitalisasi dari dari hubungan regional modernitas, 4).
zaman ilmu pengetahuan dan teknologi, dari Menyediakan kontak global instan, dan, 5).
segala sesuatu yang menjadi manual menjadi Memasukkan subjek modern/modern ke dalam
otomatis dan dari segala sesuatu yang rumit mesin aparatus jaringan (McQuail, 2011).
menjadi sederhana. Internet merupakan salah
satu bentuk media baru dan juga merupakan alat
informasi yang penting untuk dikembangkan di Metodologi
masa depan. (Nurlinda, 2019). Penelitian ini merupakan penelitian
Perbedaan yang tampak antara media baru kuantitatif dengan format deskriptif yang bertujuan
dan lama adalah dari segi penggunaan individual untuk menjelaskan berbagai, kondisi, tempat atau
yaitu melalui tingkat interaktif penggunaan media berbagai variabel yang muncul dalam masyarakat
yang ditunjukkan dengan rasio respon pengguna yang menjadi objek penelitian berdasarkan apa
terhadap pengirim pesan, tingkat sosialisasi yang terjadi.
pengguna dimana media baru lebih bersifat Populasi dalam penelitian ini adalah
individual. dan interaksi sosial tidak langsung, mahasiswa ilmu komunikasi yang berasal dari
tingkat kebebasan dalam penggunaan media, empat perguruan tinggi yang membidangi ilmu
tingkat kesenangan dan daya tarik media yang komunikasi. Di perguruan tinggi, dipilih Universitas
digunakan sesuai dengan keinginan dan tingkat Islam Negeri Sumatera Utara dan Universitas
privasi yang tinggi untuk penggunaan media baru Sumatera Utara.
(McQuail, 2011). Sedangkan perguruan tinggi swasta dipilih secara
acak dengan menggunakan undian karena
“Masyarakat Jaringan” adalah bagian dari perguruan tinggi swasta yang memiliki ilmu
media baru. Masyarakat jaringan adalah komunikasi ada tujuh.
pengaturan sosial terstruktur dari kelompok, Dari tujuh perguruan tinggi swasta tersebut,
organisasi, dan komunitas massa yang terdapat Universitas Muhammadiyah Sumatera
menentukan bentuk organisasi dalam semua Utara dan Universitas Medan Area.
aspek (individu, kelompok sosial, organisasi). Untuk membatasi jumlah yang homogen,
Dengan kata lain, teori ini dibentuk berdasarkan maka populasi penelitian ini adalah mahasiswa
semua yang memiliki relasi kolektif yang luas ilmu komunikasi stambuk angkatan 2015, 2016,
(Van Dijk, nd). 2017 dari empat universitas tersebut. Berdasarkan
Menurut Poster terdapat perbedaan media data yang diperoleh dari biro tahun 2018) keempat
baru dari media lama: “Internet menggabungkan universitas tersebut, maka populasi penelitian
radio, film dan televisi dan menyebarkannya adalah: USU 363 orang, UINSU 480 orang,
melalui teknologi 'push' (push): media baru UMSU 714 orang, dan UMA 330 orang.
mengabaikan keterbatasan model cetak dan
penyiaran dengan 1). Memungkinkan percakapan Sampel dalam penelitian ini menggunakan
dengan banyak pihak, 2). Memungkinkan Rumus Yamane , Taro dengan sampling
penerimaan, perubahan, dan redistribusi objek error atau tingkat singnifikasi 0,1 sehingga sampel
budaya secara simultan, 3). Mengganggu dengan berjumlah 95 orang dengan rincian antara lain:
USU 18 orang, UINSU 24 orang, UMSU 36 orang, dan

Vol. 5, No. 1, Juni 2020


Machine Translated by Google

26 | Fadhil Pahlevi, Rahmanita Ginting

UMA 17 orang. Kemudian pada nilai rata-rata functional


Karakteristik populasi yang telah ditentukan prosuming pada media sosial facebook
sebelumnya yaitu: (a) teridentifikasi kemampuan responden memiliki
mahasiswa Ilmu Komunikasi, karena literasi nilai 3,47 dari 5.
media merupakan salah satu pelajaran bagi Hal ini menunjukkan bahwa dalam membuat
mahasiswa ilmu komunikasi. (b) konten media sosial facebook dari seluruh
Dicambuk, karena salah satu lokasi penelitian responden dapat dikategorikan mampu.
adalah UIN Sumut, maka prodi ilmu komunikasi Dan terakhir pada nilai rata-rata prosuming
baru berdiri tiga tahun dari tahun 2015. Sehingga media sosial facebook, kemampuan responden
pemilihan pencambukan hanya pada tiga yang teridentifikasi memiliki nilai 3,28 dari 5.
angkatan saja, yaitu tahun 2015, 2016, 2017. (c) Telah dinyatakan bahwa menganalisis
kemampuan mengkritik informasi yang tidak
benar di media, berinteraksi melalui media sosial
Memiliki akun dan aktif menggunakan Facebook. dengan orang lain, tidak mempedulikan informasi
Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu yang tidak benar media sosial facebook
penelitian yang memberikan gambaran tentang berdasarkan keseluruhan responden dikategorikan
suatu keadaan atau peristiwa. Data yang mampu.
terkumpul baik data primer maupun sekunder Literasi media hadir sebagai benteng bagi
akan disusun kemudian disajikan dalam bentuk masyarakat untuk kritis terhadap konten media,
tabel tunggal dan analisis statistik deskriptif. serta menentukan informasi yang dibutuhkan
dari media. Potter mengatakan bahwa literasi
media diperlukan dalam kejenuhan informasi,
Hasil dan Diskusi keterpaparan yang tinggi terhadap media dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai berbagai permasalahan dalam informasi yang
rata-rata konsumsi fungsional media sosial melingkupi kehidupan kita sehari-hari, untuk itu
Facebook diketahui memiliki nilai 4,10 dari 5. Hal khalayak harus mampu mengontrol informasi
ini menunjukkan bahwa dalam menggunakan, atau pesan yang diterima. Literasi media
memahami dan menguasai fitur Facebook, serta memandu bagaimana mengendalikan informasi
dalam menafsirkan dan memahami isi pesan yang disediakan oleh media. Semakin melek
facebook yang dikategorikan sangat mampu. media seseorang, semakin mampu orang
tersebut melihat batas-batas dunia nyata dengan
dunia yang dikonstruksi oleh media. Orang
Kemudian nilai rata-rata konsumsi kritis tersebut juga akan memiliki peta yang lebih jelas
media sosial facebook diketahui memiliki nilai untuk membantu menentukan arah di dunia
3,98 dari 5. Hal ini menunjukkan bahwa media dengan lebih baik (Batoebara et al., 2020).
responden memiliki kemampuan
menginterpretasikan konten dan informasi di
facebook yang dikategorikan mampu.

ETTISAL: Jurnal Komunikasi


Machine Translated by Google

Literasi Media Mahasiswa Komunikasi Dalam Menggunakan Facebook | 27

Tabel 1. Hasil Penelitian atau ide baru. Selain itu, siswa akan memiliki
pengetahuan atau wawasan yang luas sehingga akan
meningkatkan kualitas dirinya. Indikator ini mengacu
pada kemampuan individu untuk mendekonstruksi
Prosuming Konsumsi
Kritis, 3.28 Fungsional, pesan media. Dengan menggunakan analisis tekstual
4.1
semiotik yang menitikberatkan pada kode, bahasa,
Prosumsi genre, dan bahasa dapat kita lihat pada indikator ini
Fungsional,
3.47 (Share, 2002).
Konsumsi Kritis, 3.98
Dan Sintesis Indikator, hasil menunjukkan
bahwa mahasiswa tidak hanya melihat informasi dari
satu sumber media sosial saja, tetapi mahasiswa juga
Sumber: Hasil persentase empat indikator membandingkan informasi dengan membandingkan
kerangka literasi media baru media lain untuk mendapatkan informasi yang lebih
baik.
Konsumsi Fungsional
Rangkuman sering diadakan oleh mahasiswa,
Siswa memiliki kemampuan, pengertian, mampu informasi yang dibuat di facebook tidak banyak
menggunakan fitur-fitur yang ada di facebook. Itu menggunakan kata-kata sehingga pengguna facebook
karena tampilannya menarik dan mudah diakses oleh mengetahui informasi apa saja yang terkandung
semua pengguna. didalamnya. Kemudian pada evaluasi indikator,
Meski begitu, masih bisa dan fitur yang digunakan di seorang siswa fasih atau orang yang pandai dalam
facebook. Kemudian pada indikator pemahaman siswa menilai kredibilitas informasi dan mencari informasi
sudah menginterpretasi memahami isi direct message, berdasarkan sumber yang menjadi sumber keyakinan
status, dan komentar. Fitur juga harus didukung
dalam facebook mengikuti hari senin sehingga siswa
dengan tampilan yang baik dan mudah dilihat sehingga yang datang ke kelas negara aman dari informasi
memudahkan dalam mengartikan dan memahami informasi palsu (hoax). Itu sebabnya, nilai rata-rata
suatu pesan. Lin et al (2013) mengatakan bahwa konsumsi kritis media sosial facebook untuk
pemahaman individu tidak hanya terkait dengan mengidentifikasi 3,98. memiliki nilai Hal ini menunjukkan
pemahaman tekstual tetapi konten media juga bahwa mahasiswa memiliki kemampuan
menggunakan pemahaman secara kritis. menginterpretasikan isi dan informasi dalam prolog
yang mumpuni.

Oleh karena itu skor rata-rata fungsional


mengkonsumsi media sosial facebook diidentifikasi Prosumsi Fungsional
memiliki nilai 4,10 dari 5. Hal ini menunjukkan bahwa Dalam indikator prosuming skill tentunya
mengkonsumsi keterampilan dan pemahaman berada dilakukan di use up. Keterampilan prosuming adalah
pada keterampilan mampu. keterampilan dalam media yang dibutuhkan individu
untuk membuat konten (Lin et al: 2013). Indikator ini
Konsumsi Kritis mengacu pada seperangkat keterampilan teknis yang
Pada analisis indikator, Siswa sudah mampu diperlukan seseorang untuk memproduksi/membuat
menganalisis teks di facebook dan melatih siswa konten media (Lin et al., 2018).
dalam menemukan ide Memproduksi atau membuat konten harus memiliki

Vol. 5, No. 1, Juni 2020


Machine Translated by Google

28 | Fadhil Pahlevi, Rahmanita Ginting

pertama jadi konten bukanlah kata konten facebook berdasarkan keseluruhan responden
yang hanya konten. Dalam distribusi indikator dikategorikan mampu.
tentang penyebaran informasi. Saat
Kesimpulan
penyebaran informasi, siswa lebih selektif dan
lebih hati-hati. Apalagi informasi yang ingin Kemampuan literasi media mahasiswa
disampaikan di facebook tidak hanya komunikasi di kota Medan saat menggunakan
dikonsumsi secara pribadi tetapi juga dapat facebook ditinjau dari konsumsi fungsional
dikonsumsi oleh publik. Dan produksi dengan indikator kemampuan mengkonsumsi
indikator , berkaitan dengan penggandaan dan pemahaman adalah mampu. Dalam
(sebagian atau seluruhnya) atau pencampuran konsumsi kritis dengan analisis, sintesis, dan
isi media, Siswa dalam menyalin informasi evaluasi indikator bagi mahasiswa Medan
orang lain, jangan lupa mencantumkan dalam menggunakan facebook sudah mampu.
sumbernya. Namun, siswa juga lebih banyak Pada prosuming fungsional dengan indikator
menggabungkan informasi yang dimilikinya prosuming skill, distribusi, dan produksi
dengan informasi orang lain yang dapat mampu. Dan terakhir, dalam prosuming kritis
meningkatkan kreativitas dan menguranginya. dengan indikator partisipasi siswa di kota
kegiatan plagiarisme di facebook. Nilai rata- Medan mampu.
rata functional prosuming pada social media Siswa perlu meningkatkan kemampuan
facebook pada identifikasi 5. 3,47 memiliki critical prosuming. Harus dilakukan lebih aktif
nilai Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembuatan konten social media saran
dalam memberikan facebook.
dan menaruhnya
pada orang-orang yang memberikan informasi
Prosuming Kritis yang tidak benar di facebook. Selain lebih
Pada indikator partisipasi, siswa aktif, siswa juga harus lebih peduli tentang
mengkritisi, berinteraksi, serta peduli terhadap informasi yang tidak benar di media sosial
informasi yang salah merupakan bentuk dan kepedulian yang dapat mengurangi
kegiatan mencegah masyarakat dari informasi perkembangan informasi yang tidak benar di
yang salah. Lin et al (2013) untuk critical media sosial facebook .
prosuming adalah kemampuan individu dalam
Referensi
media baru untuk berpartisipasi secara kritis
dan interaktif. Abugaza, A. (2013). Politik Media Sosial.
Siswa dituntut untuk lebih mengetahui Rumah Penulisan & Penerbitan Tali.
dan menilai bagaimana bentuk dari miss APJII. (2019). Penetrasi & Profil Perilaku
information tersebut. Selain itu, juga Pengguna Internet Indonesia Tahun
meningkatkan interaksi antar pengguna 2018. Apjii, 51. www.apjii. or.id
sehingga dapat menambah teman. Nilai rata-
rata prosuming kritis media sosial facebook Larik, A. (2017). Dianggap Hina Nabi
, yang memiliki nilai 3,28. Hal ini menunjukkan Muhammad Mahasiswa Unimed.
bahwa menganalisis kemampuan dalam http://www.tribunnews.com/regional/
mengkritik informasi yang salah di media, 201705/16/dianggap hina-nabi-
interaksi melalui media sosial dengan orang muhammad-mahasiwa unimed
lain, tidak meninggalkan informasi yang salah dari media sosial.

ETTISAL: Jurnal Komunikasi


Machine Translated by Google

Literasi Media Mahasiswa Komunikasi Dalam Menggunakan Facebook | 29

Barbara, W. (2002). Literasi Kritis di Era Digital. Nasrullah, R. (2015). Media Sosial: Perspektif
Lawrence Erlbaum Associates. Komunikasi, Budaya, dan
Sosioteknologi. Remaja Rosdakarya.
Batoebara, MU, Suyani, E., & Nuraflah, CA Nofha Rina, SNF (2020). Literasi Media Digital:
(2020). LITERASI MEDIA DALAM Efektivitas Akun Instagram
MENAGGULANGI BERITA HOAKS @infobandungraya Terhadap
( Studi Pada Siswa SMKN 5 Medan ). Pemenuhan Kebutuhan Informasi
Jurnal Warta Edisi 63, 14, 34–41. Pengikut. MEDIALOG: Jurnal Ilmu
Komunikasi, 3(1), 13–24. https://
Fathiyyah, RN, & Rina, N. (2019). Pengaruh doi.org/10.35326/medialog. v3i1.479
Kredibilitas Youtuber Terhadap Sikap
Penonton Pada Channel Youtube Nurlinda, A. (2019). Strategi Komunikasi
Atta Halilintar. 15(2), 98–118. https:// Melalui Akun Media Sosial Instagram
doi.org/https://doi.org/10.20884/1. @indonesiajuaratrip. 2019(2157), 1–
actadiurna.2019.15.2.2135 Fitryarini, 57. https://doi.org/10.11693/
I. (2017). Literasi Media Pada Mahasiswa hyhz20181000233 Oktavianti, R.
Prodi Ilmu Komunikasi Universitas (2019). KEGIATAN LITERASI MEDIA SOSIAL
Mulawarman I Fitryarini Jurnal DI SMP KATOLIK. 2(2), 29–37.
Komunikasi 8(1), 51-67. Komunikasi,
8 (November), 51–67. Pambudi, J. (2017). Menghina Ibu Negara
Lewat Media Sosial, Mahasiswa
Ginting, R. (2015). Peran Literasi Media Dalam Ditangkap Tim Gabungan. http://
Era Komunitas Asean. www.pikiran-rakyat.com/ bandung-
Hidayat, FP (2018). Literasi Media Terhadap raya/2017/09/12/ penghinaan-ibu-
Penggunaan Media Sosial Instagram negara-lewat media-sosial-mahasiswa
Pada Mahasiswa di Kota Medan. 1–5. ditangkap-tim-gabungan Puntoadi, D.
Lin, AT, Li, J., Deng, F., Lee, L., Lin, T., Li, J., (2011). Menciptakan penjualan
Deng, F., & Lee, L. (2018). Melalui Media Sosial. Elex Komputindo.
Forum Internasional Teknologi
Pendidikan & Masyarakat Memahami
Literasi Media Baru : Sebuah Purawinangun, IA (2020). Gerakan Literasi
Kerangka Teori Eksploratif Diterbitkan Generasi Milenial Melalui Media
oleh : Forum Internasional Teknologi Sosial. Lingua Rima: Jurnal
Pendidikan & Masyarakat Memahami Pendidikan Program Studi Dan
Literasi Media Baru : Sebuah Teori Sastra Indonesia, 9(1), 67–75.
Eksploratif. 16(4), 160–170. Bagikan, J. (2002). Literasi media adalah dasar:
McQuail, D. (2011). Komunikasi Teori Massa. Mengajar remaja untuk membaca dan
Salemba Humanika. membuat media secara kritis. Peter Lang.
Mondry. (2008). Pemahaman Teori dan Praktik Suryadi, I. (2013). Kajian Perilaku Menonton
Jurnalistik. Ghalia Indonesia. Tayangan Televisi dan Pendidikan

Vol. 5, No. 1, Juni 2020

Anda mungkin juga menyukai