Anda di halaman 1dari 16

DOI: 10.20961/paedagogia.v21i2.

23922
Hal.1-13
Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 21 No. 2,Agustus Tahun 2018
http://jurnal.uns.ac.id/paedagogia p-ISSN 0126-4109; e-ISSN 2549-6670

PENGUATAN ETIKA DIGITAL PADA SISWA UNTUK


MENANGGULANGI PENYEBARAN BERITA BOHONG
(HOAX) DI MEDIA SOSIAL MELALUI PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN

Anggi Yoga Pramanda, Moh Muchtarom*, Rima V. P. Hartanto


Progam Studi PPKN, FKIP, Universitas Sebelas Maret

Abstract: The objective of the research was to describe the strengthening digital ethics
in students to tackle spread of false news (hoax) in social media through civic education
(study Senior High School/ Vocational High School at Surakarta) The research
approach is descriptive qualitative. The result of the research . First, Civic Education is
important enough to accommodate the vision of citizenship by preparing student to have
economic competition, complex productivity work, global security, and development of
internet media is crusial for the sustainability of democracy. Second, strengthening
digital ethics to tackle spread of false news (hoax) in social media through civic
education by students senior high school/ vocational high school at Surakarta involved
three stages: learning planning, implementation, and evaluation. The implementation
stage teacher was carried out strengthen ethic digital to students with varied method of
learning, movement of literacy, and school programs like cyber class, e-learning- digital
class, and PAS online.Third, obstacles to strengthening digital ethics are students
ability, sosioeconomic status, teacher’s skills,
Key word: digital ethics, hoax (hoax), Citizenship Education, Social Media

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penguatan etika digital
pada siswa untuk mengatasi penyebaran berita palsu (hoax) di media sosial melalui
pendidikan kewarganegaraan (studi SMA / SMK di Surakarta). Pendekatan penelitian
adalah deskriptif kualitatif Hasil penelitian: Pertama, Pendidikan Kewarganegaraan
cukup penting untuk mengakomodasi visi kewarganegaraan dengan mempersiapkan
siswa untuk memiliki kompetisi ekonomi, pekerjaan produktivitas yang kompleks,
keamanan global, dan pengembangan media internet adalah krusial untuk keberlanjutan
demokrasi. Kedua, memperkuat etika digital untuk menangani penyebaran berita palsu
(hoax) di media sosial melalui pendidikan kewarganegaraan oleh siswa menunjukkan
adanya perbedaan hasil belajar kognitif dan sikap peduli lingkungan siswa sebelum dan
setelah diterapkan perangkat SSP berbasis PBL. sekolah menengah atas / sekolah
menengah kejuruan di Surakarta yang melibatkan tiga tahap: perencanaan
pembelajaran, implementasi, dan evaluasi. Pengajar tahap implementasi seperti yang
dilakukan memperkuat etika digital untuk siswa dengan beragam metode pembelajaran,
gerakan literasi, dan program sekolah seperti kelas cyber, e-learning-kelas digital, dan
PAS online. Ketiga, hambatan untuk memperkuat etika digital adalah kemampuan
siswa, status sosial ekonomi, keterampilan guru,

Kata kunci: etika digital, berita bohong (hoax), Pendidikan Kewarganegaraan, Media
Sosial

Alamat korespondensi: Jl Ir. Sutami 36 A Jebres Surakarta


e-mail: muhtarom1974@staff.uns.ac.id
142
Received: September 12 ,2018 Accepted:September 22,, 2018 Online Published: September24,2018
PENDAHULUAN manusia haus akan proses informasi. Se-
Kemajuan globalisasi berkem-
hingga diperlukan suatu proses pembela-
bang semakin cepat dengan adanya
jaran yang baik terhadap akses internet
pemanfaaatan dari kemajuan bidang
tersebut oleh warga negara..
teknologi informasi dan komunikasi.
Kehadiran internet membuat
Kemajuan teknologi informasi dan
semua orang dapat dengan mudah men-
komunikasi telah melahirkan kemu-
jadi penyebar informasi. Media sosial
dahan bagi manusia untuk saling ber-
facebook, twitter, instagram, dan path
interaksi satu sama lain. Jarak bukan lagi
menjadi wahana baru berekspresi dan
permasalahan untuk menjalin komu-
beropini yang memungkinkan orang ber-
nikasi. Sehingga manusia dapat ber-
bicara maupun menulis secara bebas ke
interaksi dengan manusia yang lain ka-
publik tentang apa saja. Media sosial saat
panpun dimanapun. Dalam dasawarsa
ini tidak lagi sebagai sarana interaksi dan
terakhir bahwa perkembangan teknologi
komunikasi, tetapi sudah menjadi sarana
informasi saat ini telah merubah trans-
dalam pengakuan akan jati diri, online
formasi tatanan sosial masyarakat. Ke-
shop, bertukar pikiran, bahkan efek lain
banyakan dari proses perubahan ini
yang ditimbulkan munculnya fenomena
didasarkan kepada produksi informasi.
baru sepert ujaran kebencian, penipuan
(Kalidjernih 2011:67). Dampaknya yang
online, berita bohong, dan sejenisnya.
meluas dan komprehensif sehingga
Peredaran informasi yang saat ini
membawa perubahan pula di dalam
begitu sangat luas juga didorong dengan
sektor-sektor yang dimasukinya.
adanya kemajuan di bidang teknologi
Proses informasi yang cepat
informasi. Ribuan informasi tersebut ter-
berkembang dan mudah disaksikan ter-
sebra dengan adanya media sosial saat
sebut dengan menggunakan internet.
ini. Melalui media sosial orang bisa me-
Internet seolah suatu kebutuhan yang
nyebarakan berbagai infromasi yang
sangat berharga bagi kehidupan saat ini.
mereka dapatkan yang mana informasi
Kebutuhan terhadap akses informasi ter-
tersebut belum jelas kebenarannya atau
sebut, sesungguhnya telah menjadikan
kevalidannya. Bahkan orang akan sering
melalukan penyebaran berita seakan-

Moh Muchtarom,dkk. Penguatan Etika Digital pada Siswa ......... 143


akan ingin diakui keberadaannya dalam berekspresi dalam sistem yang demokra-
era informasi saat ini. tis.
Kondisi tersebut bisa menjadi Berdasarkan penelitian Kominfo
peluang positif namun juga bisa menjadi setidaknya 30 juta anak-anak dan remaja
peluang yang mampu menciptakan dis- Indonesia sudah sangat akrab dan sering
integrasi bangsa. Sebagaimana kita menghabiskan waktu dengan dunia digi-
ketahui bahwa saat ini kita sedang tal, dan pengawasan orang tua terhadap
dihadapkan dengan maraknya peredaran anak dalam menggunakan media digital
berita bohong, hoax, ujaran kebencian sangat lemah. (https://komin-
yang viral baik di media online maupun fo.go.id/index/php diakses pada tanggal
media sosial. 2 Desember 2017) Lemahnya
Kegaduhan di media sosial dapat pengawasan orang tua tersebut disebab-
berdampak dalam kehidupan riil karena kan orang tua yang kurang menguasai
media sosial ini juga membentuk kon- dan ketinggalan dalam penggunaan me-
struksi pemaknaan tentang asumsi sosial dia digital. Berdasarkan fenomena terse-
kita. Kegaduhan yang terjadi di media but, adanya perilaku yang menujukkan
online semacam itu kerap kali pada penuruan moral dan etika remaja
menggunakan sentimen identitas yang saat ini adalah lemahnya pengawasan
bermuara pada hujatan dan kebencian orang tua terhadap anak, dan terlalu
dan karenanya dapat melunturkan se- permisifnya orang tua terhadap
mangat kemajemukan yang menjadi lan- penggunaan gadget pada anak. Padahal
dasan masyarakat dalam berbangsa. tidak semua informasi pada media digital
Pada akhirnya konsep tentang kebhine- layak dikonsumsi oleh anak, penggunaan
kaan mengalami dekonstruksi oleh argu- media sosial yang cenderung digunakan
men-argumen yang ikut dibentuk me- sebagai media untuk membully, hate
lalui media sosial. Di sisi lain, persoalan speech atau ujaran-ujaran kebencian
mengatasi kegaduhan di media sosial yang tersebar di media digital, cyber
melalui penegakan hukum juga tidak crime, pornografi dan lain-lain, merupa-
perlu merusak semangat kebebasan kan konten-konten negatif yang terdapat
dalam media digital.

144 Jilid 21, Nomor 2, bulan Agustus , halaman 142-157


Berdasarkan fenomena yang ter- Digital Citizenship merupakan
jadi, pendidikan memiliki peran yang sebuah konsep yang membantu guru,
penting dalam mengajarkan dan me- tokoh teknologi, orang tua untuk me-
numbuhkan kewarganegaraan digital mahami tentang murid masyarakat
kepada peserta didik sebagai warga muda/ pengguna teknologi
negara muda. Salah satu mata pelajaran menggunakan teknologi sewajarnya.
yang mampu menumbuhkan kerakter Digital Citizenship lebih dari hanya alat
kewarganegaraan digital pada peserta untuk mengajar, tetapi cara mempersiap-
didik adalah melalui mata pelajaran kan siswa/pengguna teknologi me-
PKn. Budimansyah (2010: 9) masuki sebuah masyarakat yang penuh
mengemukakan dalam praktiknya Pen- dengan teknologi. Digital Citizenship
didikan Kewarganegaraan merupakan merupakan suatu kemampuan untuk ber-
mata pelajaran yang memfokuskan pada partisipasi dalam masyarakat jaringan
pembentukan warga negara yang me- yang mana salah satu elemennya adalah
mahami dan mampu melaksanakan hak- etika digital.
hak dan kewajibannya untuk menjadi Mata pelajaran PKn sebagai
warga negara Indonesia yang cerdas, mata pelajaran yang mengemban tugas
terampil, dan berkarakter yang dia- membentuk karakter warganegara, harus
manatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. membimbing siswa untuk menjadi
Selain itu, diperlukan pula warga digital yang beretika. Isman. Dkk
adanya pendidikan dan ketrampilan khu- (2014: 73) mengemukakan yang dimak-
sus dalam menyiapkan warga negara sud dengan kewarganegaraan digital
agar dapat berkontribusi serta memasuki adalah kemampuan warganegara untuk
masyarakat digital, yakni dibekali menggunakan teknologi dengan kompe-
dengan pengetahuan Digital Citizenship ten, memahami konten digital dan dapat
sebagai seperangkat karakteristik dari menilai kredibiitasnya, membuat, mene-
warga negara digital. Digital Citizenship liti dan berkomunikasi dengan alat yang
is the ability to participate in society tepat, serta berpikir kritis tentang pelu-
online (Mossberger, Karen. Dan Tolbert, ang etis dan tantangan dunia digital,
Caroline. 2008:1).

Moh Muchtarom,dkk. Penguatan Etika Digital pada Siswa ......... 145


membuat pilihan yang aman, ber- Oleh karena itu, untuk memasuki
tanggung jawab, dan memiliki etika da- masyarakat jaringan diperlukan penge-
lam penggunaannya. tahuan dan ketrampilan terutama tentang
Kurikulum 2013, Pendidikan etika yang harus dimiliki oleh setiap
Kewarganegaraan sebenarnya sudah warga negara digital. Pemahaman akan
merancang kompetensi dasar yang etika digital ini diharapkan mampu
menunjang untuk menciptakan warga membawa warga negara digital ke arah
negara untuk dapat menghadapi kema- yang lebih positif sehingga terwujud
juan di bidang ilmu pengetahuan dan misi Smart And Good Citizen. Se-
teknologi. Misal di kelas XII terdapat bagaimana Visi Kurikulum dan Pem-
satu kompetensi dasar yang berisi ten- belajaran PKn di Abad ke-21 pada da-
tang pengaruh positif dan negatif kema- sarnya terpusat pada pengembangan
juan IPTEK terhadap negara dalam bing- “learning intellegence” dalam dimensi-
kai Bhineka Tunggal Ika. Namun prak- dimensi “Social, cultural. political, eco-
tek di lapangan materi yang diajarkan ke nomic, and technological intelligences”
siswa tidak ada yang mengajarkan (Winataputra dan Budimansyah 2012:3).
bagaimana peserta didik disiapkan untuk Warga negara di Abad ke-21 diharapkan
menjadi warga negara digital. Padahal menjadi “Civic Learner”(warga negara
dengan kemajuan teknologi saat ini pembelajar) melalui pengembangan
pengetahuan tentang bagaimana menjadi kecerdasan belajar. Globalisasi dan
warga negara digital yang baik sangat di- kemajuan teknologi menjadi hal yang
perlukan. Sehingga siswa hanya menge- tidak bisa dihindari oleh warga negara.
tahui pengaruh positif dan negatif dari Sehingga perlu pengembangan kecer-
perkembangan IPTEK, siswa belum pa- dasan teknologi dari warga negara se-
ham bagaimana hak, tanggung jawab, bagai sebuah pegangan dan pemahaman
etika dalam menghadapi dan bagi warga negara untuk bagaimana
menggunakan kemajuan teknologi yang hidup dalam era Digital Citizenship.
ada. Berdasarkan uraian tersebut,
peneliti ingin meneliti lebih jau
mengenai penguatan etika digital pada

146 Jilid 21, Nomor 2, bulan Agustus , halaman 142-157


siswa untuk menanggulangi penyebaran memasuki masyarakat digital melalui
berita bohong (hoax) di media sosial me- konsep Kewarganegaraan digital untuk
lalui Pendidikan Kewarganegaraan menciptakan kecerdasan teknologi.
(studi SMA/SMK di Surakarta). Kedua, manfaat praktis, diharapkan
Tujuan dalam penelitian ini ada- menumbuhkan kesadaran etika peserta
lah untuk 1) Mengetahui urgensi pen- didik dalam menggunakan teknologi
guatan etika digital pada siswa dalam agar tidak terjerumus melakukan
menanggulangi hoax yang dilakukan penyebaran berita bohong yang mana
melalui mata pelajaran Pendidikan dapat menyebabkan disintegrasi bangsa,
Kewarganegaraan. 2) Mengetahui sehingga peserta didik dapat dengan bi-
penerapan penguatan etika digital siswa jak dan memiliki tanggung jawab dalam
SMA/SMK di Surakarta dalam menggunakan media digital.
menanggulangi penyebaran berita
bohong (hoax) di media sosial. 3) METODE PENELITIAN
Mengetahui hambatan dan solusi penera-
Metode penelitian yang
pan penguatan etika digital siswa
digunakan oleh peneliti adalah penelitian
SMA/SMK di Surakarta dalam me-
kualitatif. Pendekatan kualitatif
nanggulangi penyebaran berita bohong
digunakan pada penelitian ini adalah
(hoax) di media sosial.
pendekatan deskriptif. Peneliti berusaha
Manfaat yang diharapkan pada
menyajikan data deskriptif berupa
penelitian ini adalah.Pertama manfaat
keterangan atau tanggapan dari in-
teoritis, Pendidikan Pancasila dan
forman, observasi lapangan, studi doku-
Kewarganegaraan yang bertujuan untuk
men yang berhubungan dengan objek
membangun kecerdasan teknologi
masalah penguatan etika digital pada
(technological intellegences )warga
siswa untuk menanggulangi penyebaran
negara di era digital sebagai intrumen
berita bohong (hoax) di media sosial me-
menuju untuk menjadi seorang warga
lalui Pendidikan Kewarganegaraan
negara global. Oleh karena itu PKn di-
(studi SMA/SMK di Surakarta).
harapkan menjadi wahana dalam mem-
Penelitian ini menggunkan
persiapkan warga negara muda untuk
teknik sampling yang sering digunakan

Moh Muchtarom,dkk. Penguatan Etika Digital pada Siswa ......... 147


dalam penelitian kualitatif yaitu purpos- data, sajian data, dan penarikan simpulan
ive sampling. Menurut Sugiyono serta verifikasi. Prosedur pada penelitian
(2010:300) menyebutkan bahwa “Pur- ini yaitu, studi awal, menetapkan pro-
posive Sampling yaitu teknik pengambi- posal penelitian, melaksanakan
lan sampel sumber data dengan pertim- penelitian, melakukan analisis dan me-
bangan tertentu”. Purposive sampling nyusun reduksi data, dan meyiapkan
pada penelitian ini adalah Pakar Pendidi- sajian data.
kan Kewarganegaraan, guru Pendidikan PEMBAHASAN
Kewarganegaraan dan siswa-siswi
Urgensi Penguatan Etika Digital pada
SMA/SMK di Kota Surakarta. Siswa dalam Menanggulangi Hoax
Metode pengumpulan data yang Melalui Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
digunakan dalam penelitian ini adalah,1)
Adanyan kemajuan teknologi
wawancara (interview),jenis wawancara
berdampak pada terjadinya gejala
yang digunakan dalam penelitian ini ada-
penurunan etika pada siswa. Penurunan
lah wawancara terstruktur. 2) Observasi
etika yang terjadi akibat penggunaan me-
yang digunakan dalam penelitian ini ada-
dia digital dapat diantisipasi dan dimini-
lah observasi berperan pasif yaitu
malisir melalui lembaga pendidikan.
peneliti mengamati kegiatan subjek yang
Lembaga pendidikan terutama sekolah
diamati namun tidak terlibat dalam
memiliki tanggung jawab untuk
kegiatan. 3) Analisis dokumen, ialah
mengembangkan kewarganegaraan digi-
mencatat dan mengumpulkan data yang
tal yang baik. Warga negara digital harus
bersumber dari arsip dan dokumen yang
memiliki ketrampilan, pengetahuan,
isinya berhubungan dengan masalah dan
akses internet dan teknologi yang ber-
tujuan penelitian. Uji validitas data
tanggung jawab. Seiring dengan kema-
penelitian ini menggunakan trianggulasi
juan teknologi yang telah terintegrasi ke
data dan trianggulasi metode. Sedangkan
dalam kehidupan peserta didik, maka
analisis data menggunakan pendapat
sekolah harus mengeksploarasi kewar-
Miles dan Huberman (Sutopo, 2002;91)
ganegaraan digital sebagai pendekatan
yang menyebutkan tiga komponen
alternatif.
utama dalam proses analisi, yaitu reduksi

148 Jilid 21, Nomor 2, bulan Agustus , halaman 142-157


Adanya kemajuan di bidang Aspek-aspek kecakapan yang
teknologi informasi dan komunikasi ter- dikembangkan untuk membekali siswa
sebut sehinnga menyebabkan kemu- menjadi warga negara digital dian-
dahan untuk mendapatkan informasi. In- taranya meliputi civic literacy, global
formasi sekarang tidak hanya bisa di citizenship, Digital Citizenship. Pertama
dapatkan lewat media cetak saja namun civic literacy difokuskan pada penge-
sekarang hanya dengan genggaman, in- tahuan warga negara tentang hak dan
formasi apapun dapat diakses seketika kewajiban yang bersifat lokal, nasional,
itu juga. Dengan banyak informasi terse- maupun global termasuk bagaimana im-
but menimbulkan suatu heterogenitas in- plikasi dari kebijakan-kebijakan
formasi yang mana informasi tersebut pemerintah di sektor publik, ketersedi-
sangat kompleks yang mana terdapat be- aan informasi dan kemudahan
berapa informasi belum tentu kebena- mengaksesnya, serta partisipasi warga
rannya. nega dalam menyelesaikan persoalan ke-
Dengan adanya kondisi tersebut, masyarakat.
Pendidikan Kewarganegaraan cukup Kedua, global citizenship meru-
penting untuk dapat mengakomodir visi pakan serangkaian upaya penyiapan
kewarganegaraan di era Digital warga negara untuk memiliki kemam-
Citizenship saat ini. Upaya untuk puan berbahasa asing, kemampuan berk-
merespon perubahan masyarakat global omunikasi dan berkolaborasi dalam kai-
dan tantangan yang menyertainya tannya dengan interaksi antarbudaya
dengan melalukan revitalisasi yang berbeda, pengetahuan dasar yang
Pendidikan Kewarganegaraan dengan mencukupi terkaita aspek geografi, poli-
menyiapkan para siswa memiliki tik, ekonomi, dan sains serta kapabilitas
kompetisi ekonomi, produktivitas kerja untuk memahami suatu persoalan dan
yang kompleks, keamanan global, dan bertindak dengan pengetahuan secara in-
perkembangan media internet yang terdisipliner dan multidisipliner.
sangat krusial bagi keberlangsungan Aspek yang ketiga yaitu Digital
demokrasi. Citizenship melalui pemahaman tentang
keamanan menggunakan internet,

Moh Muchtarom,dkk. Penguatan Etika Digital pada Siswa ......... 149


mengetahui internet, mengetahui cara berbagai sumber (buku, media cetak
menemukan mengatur dan membuat amupun eletronik) dengan komponen
konten digital, pemahaman tentang cara yang meluas menggunakan berbagai sa-
berperan untuk meningkatkan tanggung rana dan sumber informasi.
jawab dalam interaksi antarbudaya, serta Pada konteks inilah Pendidikan
pemhaman tentang hak dan kewajiban Kewarganegaraan membekali siswanya
menggunakan media internet. sebagai penikmat kemajuan teknologi
Pendidikan Kewarganegaraan kearah hal-hal yang produktif. Apalagi
harus mampu mengikuti perubahan kalau guru memberikan tugas mencari
sesuai dengan perubahan zaman. Hal ter- informasi di internet guna mendukung
sebut dapat kita temukan apabila kita keluasan materi pembelajaran, maka
membedah muatan Kurikulum 2013 siswa harus dipertemukan dengan kon-
hasil revisi tahun 2016. Dalam Kuriku- ten-konten materi yang inovatif dan pa-
lum 2013 hasil revisi tersebut terlihat dat isi. Dengan kata lain maka peran
bahwa sudah ada upaya yang menjadi- Pendidikan Kewarganegaraan bukan
kan siswa tidak terbatasi lagi sumber saja sebagai resources informasi, melain-
belajarnya pada buku atau diktat pem- kan menyiapkan atttitude dan self con-
belajaran. Bahkan dikatakan guru Pen- trol bagi warganet.
didikan Kewarganegaraan harus beru- Mata pelajaran Pendidikan
paya memanfaatkan jaringan internet da- Kewarganegaan sangat strategis dalam
lam pembelajaran dengan mengem- upaya penanaman nilai-nilai karakter
bangkan pembelajaran berbasis jaringan pada peserta didik. Hal tersebut setid-
sehingga pembelajaran Pendidikan aknya dapat dicermati dari: Pertama,
Kewarganegaraan menjadi proses pem- cakupan materi pengetahuan/subtansi
belajaran yang terpadu (blended learn- tentang nilai dan moral. Kedua, berupaya
ing). Kebutuhan akan literasi media in- menginternalisasikan nilai-nilai karakter
tenet semakin terlihat di jenjang Sekolah kepada warga negara untuk membentuk
Menengah Atas dan Sekolah Menengah warga negara yang baik. Ketiga, men-
Kejuruan karena banyak dituliskan ten- dorong peserta didik berperilaku sesuai
tang penggunaan bahan belajar dari dengan karakter yang tangguh, keempat,

150 Jilid 21, Nomor 2, bulan Agustus , halaman 142-157


Pendidikan Kewarganegaraan berusaha strategi dan metode, langkah-langkah,
membentuk watak atau karakter warga sumber bahan, dan penilaian) sehingga
nega sesuai dengan kepribadian bangsa. proses pembelajaran dapat berjalan
Pendidikan Kewarganegaraan secara dengan baik dan mendapatkan hasil yang
psikopedagogis/andragogis dan so- optimal.
siokultural dirancang, dilaksanakan, dan Penguatan etika digital dalam
dievaluasi dalam konteks penguasaaan RPP dilakukan dengan pengintegrasian
pengetahuan kewarganegaraan (civic nilai-nilai karakter yang berasal dari
knowledge), ketrampilan kewarganega- pengembangan materi dan silabus. Dari
raan (civic skills), dan karakter kewarga- sisi kewajiban guru, hal ini menjadi
negaraan (civic dispositions). penemuan baru bahwa ada guru yang
Penerapan Penguatan Etika Digital benar-benar mau mengembangkan
pada Siswa dalam Menanggulangi penguatan etika digital yang dilakukan
Penyebaran Berita Bohong (Hoax) di
dengan pengintegrasian etika digital, se-
Media Sosial
Penerapan penguatan etika digi- hingga guru Pendidikan Kewarganega-
tal pada siswa untuk menanggulangi raan dapat mengembangkan karakter
penyebaran berita bohong (hoax) di me- siswa terutama karakter di bidang
dia sosial dalam proses pembelajaran teknologi maka ketercapaian dari kom-
Pendidikan Kewarganegaraan di SMA/ petensi dalam mendidik karakter yang
SMK Kota Surakarta dilaksanakan me- baik akan maksimal.
lalui Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pembelajaran dalam pendidikan
Evaluasi Pembelajaran. karakter adalah pembelajaran yang
Penguatan etika digital dalam mengarah pada penguatan dan pengem-
perencanaan pembelajaran dilakukan bangan perilaku anak secara utuh yang
dengan cara menyisipkan atau menginte- didasarkan atau dirujuk pada suatu nilai.
grasikan nilai-nilai etika digital dalam Ketertarikan siswa terhadap pelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan dapat meresapi materi serta nilai-
(RPP). Perencanaan pembelajaran meru- nilai etika digital yang diintegrasikan da-
pakan kegiatan merencanakan suatu lam pembelajaran juga dipengaruhi oleh
komponen pembelajaran (tujuan, materi, sifat dan karakter guru.

Moh Muchtarom,dkk. Penguatan Etika Digital pada Siswa ......... 151


Kurikulum 2013 menuntut Gerakan literasi yang diintegrasi-
adanya student center learning dimana kan dalam setiap proses pembelajaran
siswa sendiri menjadi sumber belajar. pada Kurikulum 2013 revisi tahun 2016
Metode ceramah tidak selalu jelek, saat ini sangat dibutuhkan guna men-
terkadang ada materi yang tidak dapat dukung penguatan etika digital siswa
disampaikan tanpa menggunakan yang mana dalam era ini penyebaran
metode ceramah. Selain metode ceramah hoax begitu masif sehingga menuntut
guru menggunakan metode diskusi, di- siswa untuk dapat mengolah dan
mana metode ini juga mengajarkan etika memilih informasi yang akurat. Dalam
digital kepada siswa untuk dapat Panduan Gerakan Literasi Sekolah di
menggunakan perangkat elektronik SMA/SMK yang diterbitkan oleh
sesuai dengan instruksi dan kebutuhan, Kementerian Pendidikan dan Ke-
menggunakan perangkat elektronik yang budayaan membagi literasi ke dalam
tidak membahayakan orang lain, lima komponen. Pertama, yaitu kemam-
menghargai karya orang lain dengan puan mendengar, membaca, dan menu-
mencantumkan sumber, serta men- lis. Kedua, yaitu kemampuan untuk
dukung hak dan akses digital secara mengembangkan basic literacy ke arah
sama rata. pemanfaatan sumber dari perpustakaan.
Selain ceramah dan diskusi, Ketiga, berupa kemampuan untuk
metode yang sering diguankan oleh guru mengetahui berbagai bentuk media yang
adalah presentasi dan tanya jawab. berbeda, seperti media cetak, media
Metode presentasi dan tanya jawab ini elektronik, media digital, dan memahami
setidaknya mengajarkan etika digital penggunaannya. Keempat, kemampuan
kepada siswa untuk menumbuhkan sikap memahami kelengkapan yang mengikuti
menghargai privasi orang lain, menum- teknologi seperti perangkat keras,
buhkan sikap sopan santun dengan perangkat lunak, serta etiket dan etika
semua orang, menumbuhkan sikap peka dalam pemanfaatan teknologi. Beri-
terhadap keberadaan orang lain dengan kutnya, kemampuan dalam memahami
tidak menggunakan perangkat elektronik teknologi untuk mencetak, mempresen-
dimiliki. tasikan, dan mengakses internet(literasi

152 Jilid 21, Nomor 2, bulan Agustus , halaman 142-157


teknologi). Kelima, pemahaman tingkat hidupan sehari-hari. Adanya penginte-
lanjut antara literasi media dan literasi grasian nilai-nilai etika digital dalam
teknologi, yang mengembangkan mata pelajaran Pendidikan Kewarga-
kemampuan dan kebutuhan belajar negaraan sudah berpengaruh untuk
dengan memanfaatkan materi visual dan mengubah perilaku siswa khususnya un-
audiovisual secara kritis dan bermartabat tuk menanggulamgi penyebaran berita
(Millner: 2002) bohong (hoax) di media sosial
Setiap sekolah sendiri memiliki Pendidikan Kewarganegaraan
program yang berbeda-beda seperti dibutuhkan untuk menciptakan ling-
cyber class, e-learning, kelas digital, kungan kewarganegaraan yang
PAS online yang mana program- demokratis maka perlu di dukung oleh
progranm tersebut apabila digunakan semua pihak terutama siswa itu sendiri
secara maksimal dapat digunakan se- dan lingkungan sekolah sebagai warga
bagai upaya sekolah dan guru dalam digital itu sendiri. Dengan adanya social
meningkatkan etika digital siswanya. culture tersebut di dalam lingkungan
Evaluasi yang digunakan dalam persekolahan, maka peserta didik hen-
mengukur penguatan etika digital pada daknya dapat turut serta memberikan
siswa menggunakan penilaian penge- Pendidikan Kewarganegaraan secara
tahuan dan penilaian sikap. Dalam informal kepada masyarakat agar terhin-
penilaian sikap guru menggunakan dar dari aktivitas penyebaran berita
teknik penilaian dengan observasi dan bohong sehingga akan tercipta masyara-
teknik penilaian teman sejawat untuk kat digital yang cerdas dan baik dalam
mengetahui etika digital pada setiap menghadapi perkembangan teknologi
peserta didik.Hal ini menunjukan bahwa (Almagor:2012)
guru Pendidikan Kewarganegaraan su- Hambatan dan Solusi Penerapan Pen-
dah menggunakan evaluasi dengan baik, guatan Etika Digital pada Siswa da-
lam Menanggulangi Penyebaran
sehingga anak mempunyai etika digital
Berita Bohong (Hoax) di Media Sosial
tidak hanya di dalam kelas saja namun Melalui Pendidikan Kewarganega-
untuk digunakan dalam praktik ke- raan

Moh Muchtarom,dkk. Penguatan Etika Digital pada Siswa ......... 153


Hambatan dalam penguatan figur yang berkontestasi dalam pemilu
etika digital pada siswa untuk me- tersebut. Kemudian faktor pergaulan
nanggulangi penyebaran berita bohong siswa sendiri yang saat ini sangat mem-
(melalui Pendidikan Kewarganegaraan perhatinkan akibat dari majunya
di SMA/SMK Kota Surakarta adalah perkembangan teknologi informasi dan
faktor dari peserta didik. Menurut guru komunikasi(Hasbiansyah:2008).
Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu Oleh karena itu dilakukan
adanya latar belakang atau staus sosial beberapa solusi yang dilakukan untuk
yang berbeda-beda mempengaruhi etika mengatasi hambatan tersebut. Solusi
digital setiap siswa, hal ini berkaitan yang dilakukan oleh pendidik maupun
dengan hak dan akses digital yang tidak sekolah untuk menghadapi hambatan
sama rata. Kemudian dari tingkat dalam penguatan etika digital siswa ada-
kemampuan siswa dalam menyerap in- lah, perlunya internalisasi penguatan
formasi berbeda-beda sehingga men- nilai-nilai karakter yang diselipkan atau
imbulkan ketidakmampuan siswa dalam diintegrasikan pada saat prose pembela-
menanggapi apa yang diarahkan oleh jaran Pendidikan Kewarganegaraan,
guru itu sendiri. sehingga guru tidak hanya fokus pada
Kedua, faktor dari pendidik. segi kognitif siswa saja, namun juga
Minimnya kemampuan guru Pendidikan merambah ke aspek afektif dan psikomo-
Kewarganegaraan dalam menggunakan tor siswa.
media digital, sehingga guru kalah Perlu adanya belajar bersama,
canggih dengan siswa. Akibat dari hal karena hakikat dari pendidikan ada¬lah
tersebut guru tidak dapat mengontrol ak- belajar dan mengajar, sehingga guru
tivits siswa dalam hal menggunkan me- yang belum mampu menggunakan me-
dia digital dalam proses pembelajaran. dia digital dengan baik bisa belajar dari
Terakhir dari lingkungan, yaitu siswa atau diadakan workshop pelatihan.
berkaitan dengan masa-masa pemilu Dari kegiatan saling belajar antara guru
yang akan diselenggarakan dalam waktu dan siswa maka akan timbul hubungan
dekat, mau tidak mau penyebaran berita yang harmonis antara siswa dengan guru
bohong marak terjadi untuk menyerang sehingga kegiatan belajar bersama ini

154 Jilid 21, Nomor 2, bulan Agustus , halaman 142-157


dapat mendukung hak dan kases digital Surakarta melalui Pendidikan Kewarga-
yang secara sama rata. negaraan dilaksanakan melalui tiga
Intensivitas dan kontinuitas da- tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
lam memberikan nasehat-nasehat dan evaluasi pembelajaran. Tahap
kepada siswa perlu selalu dilakukan, perencanaan pembelajaran tahap ini
mengingat siswa yang masih remaja nilai-nilai etika digital diintegrasikan
merupakan pribadi yang masih perlu atau diselipkan dalam Rencana Pelaksa-
bimbingan, sehingga jangan bosan-bo- naan Pembelajaran. Pengintegrasian
san untuk selalu menasehati siswa. nilai-nilai etika digital pada setiap materi
atau Kompetensi Dasar berbeda yang
KESIMPULAN disesuaikan dengan materi atau Kompe-
Berdasarkan hasil penelitian,
tensi Dasar yang akan diajarkan.Tahap
dapat disimpulkan bahwa: Pertama Pen-
pelaksanaan pembelajaran, guru mela-
didikan Kewarganegaraan cukup
lukan penguatan etika digital pada siswa
penting untuk dapat mengakomodir visi
melalui Pendidikan Kewarganegaraan
kewarganegaraan di era Digital
menggunakan metode yang variatif
Citizenship saat ini. Upaya untuk
sesuai dengan materi yang disampaikan..
merespon perubahan masyarakat global
dan tantangan yang menyertainya Gerakan literasi yang dilakukan

dengan melalukan revitalisasi akan menambah wawasan siswa se-

Pendidikan Kewarganegaraan dengan hingga siswa akan mampu untuk berpikir

menyiapkan para siswa memiliki kritis terhadap informasi yang mereka

kompetisi ekonomi, produktivitas kerja dapatkan. Selain itu program sekolah

yang kompleks, keamanan global, dan seperti cyber class, e-learning, kelas

perkembangan media internet yang digital. Dan PAS online merupakan

sangat krusial bagi keberlangsungan upaya yang telah dilakukan oleh sekolah

demokrasi. sebagai wahana untuk dapat meningkat-

Kedua, Penguatan etika digital kan etika digital dalam merespon

pada siswa untuk menanggulangi perkembangan teknologi yang sudah

penyebaran berita bohong (hoax) di me- memasuki ranah pendidikan. Pada tahap

dia sosial oleh siswa SMA/SMK Kota


Moh Muchtarom,dkk. Penguatan Etika Digital pada Siswa ......... 155
evaluasi, guru Pendidikan Kewarga- namun juga merambah ke aspek afektif
negaraan melakukan evaluasi terkait siswa. Kegiatan saling belajar anatra
penguatan etika digital pada siswa dalam guru dan siswa setidaknya mendukung
menanggulangi penyebaran berita terciptanya hubungan yang harmonis
bohong dengan evaluasi afektif siswa. antara guru dan siswa. Serta perlunya
Penilaian didasarkan dengan cara atau intensivitas dan kontinuitas internalisasi
metode observasi, lembar pengamatan, nilai-nilai karakter karena siswa pada da-
maupun penilaian teman sejawat. sarnya selalu butuh bimbingan
Ketiga, hambatan dalam Bagi guru hendaknya membekali
penguatan etika digital pada siswa untuk siswa dengan nilai-nilai etika digital,
menanggulangi penyebaran berita karena etika digital sekarang sangat
bohong melalui Pendidikan Kewarga- diperlukan dalam menghadapi perkem-
negaraan di SMA/SMK Kota Surakarta bangan di bidang teknologi informasi
ialah, kemampuan siswa dalam me- dan komunikasi sehinggan mampu
mahami apa yang disampaikan oleh guru menciptakan warga negara digital yang
berbeda-beda sehingga menimbulkan berkarakter kuat.Bagi siswa hendaknya
ketidakmampuan siswa untuk selalu menjunjung nilai-nilai etika digi-
melakukan apa yang diinstruksikan oleh tal yang mencerminkan perilaku
guru. pengguna dunia maya yang baik tidak
Faktor lingkungan yang sedang hanya dilingkungan sekolah saja namun
memasuki tahun politik menimbulkan juga dilingkungan masyarakat.Bagi
situasi dimana fenomena hoax menjadi masyarakat hendaknya dapat menjadi
tak terhindarkan dan faktro pergaulan kontrol bagi perilaku siswa SMA/SMK
siswa sendiri yang semakin hari semakin dalam menciptakan perilaku penyebaran
jauh dari etika. Solusi untuk menghadapi berita bohong sehingga mampu
hambatan tersebut ialah, internalisasi mewujudkan masyarakat Indonesia yang
nilai-nilai karakter yang dilakukan oleh cerdas dan anti hoax.
guru tidak hanya fokus pada materi saja

DAFTAR PUSTAKA

156 Jilid 21, Nomor 2, bulan Agustus , halaman 142-157


Almagor, Cohen, Ralph. 2012. Responsibility of and Trust in ISPs. Knowledge,
technology and policy.Vol.23 issue 3 (2010)
Anonim. 2003. Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
http://www.inherent-dikti-net/files/sisdiknas.pdf. Diunduh tanggal 1 Desem-
ber 2017
Budimansyah, Dasim. 2010. Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mem-
bangun Karakter Bangsa. Bandung. Widya Aksara Press.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Ke-
budayaan. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah di SMA/SMK. Jakarta.
Dirjen Dikdas Kemendikbud
H.B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press.
https://kominfo.go.id/index/php diakses pada tanggal 2 Desember 2017)
Isman, Aytekin , Ozlem Canan Gungoren. 2014. Digital Citizenship. TOJET : The
Turkish Online Journal of Educational Technology. Vol. 13. 1
Kalidjernih, Freddy. 2011. Puspa Ragam Konsep dan Isu Kewarganegaraan. Bandung.
Widya Aksara Press.
Millner, Henry. 2002. Civic literacy.How inform citizens make democracy
work.London:Tuft University
Mossberger, Karen & Caroline J Tolbert. 2008. Digital Citizenship: The Internet, Soci-
ety, and Partisipation. Cambride. MIT Press
O. Hasbiansyah, “Pendekatan fenomenologi: Pengantar Praktik penelitian dalam Ilmu
Sosial dan Komunikasi”, Journal Of Mediator, Vol. 9 No. 1 (Juni, 2008),
165
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta
Winataputra, U. & Budimansyah, D., 2007. Civic Education: Konteks, Landasan, Bahan
ajar, dan Kultur Kelas. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganega-
raan SPS UPI.

Moh Muchtarom,dkk. Penguatan Etika Digital pada Siswa......... 157

Anda mungkin juga menyukai