Anda di halaman 1dari 15

LITERASI DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN DARING MASA

PANDEMI COVID-19

Ni Kadek Nita Noviani Pande


STMIK STIKOM Indonesia
novy.pande@stiki-indonesia.ac.id

Pengantar
Saat ini dunia tengah diguncangkan dengan mewabahnya Covid-19.
Wabah penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis terbaru ini telah
memakan ribuan korban jiwa yang hampir menyerang seluruh belahan
dunia. Dengan cepatnya kasus penyebaran Covid-19 ini, WHO (World Health
Organization) mengumumkan Coronavirus Diseases (Covid-19) sebagai
pandemi pada Rabu, 11 Maret 2020. Hal ini merupakan kali kesekian WHO
(World Health Organization) menyebutkan kembali sebuah wabah sebagai
pandemic sejak yang terakhir pada tahun 2009. Pandemi Covid-19 memberi
dampak besar pada semua aspek kehidupan masyarakat pada khususnya di
Indonesia. Bebrapa diantaranya adalah tingginya angka kematian tenaga
kesehatan, resesi perekonomian, pengangguran meningkat dan kebijakan
pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau lebih dikenal dengan pembelajaran
daring.
Surat Edaran Mendikbud RI nomor 3 tahun 2020 tanggal 3 Maret 2020
tentang pencegahan Covid-19 pada satuan pendidikan, mengubah kegiatan
pembelajaran menjadi berbasis daring. Pembelajaran berbasis daring
merupakan sistem pembelajaran yang tidak berlangsung dalam satu ruangan
sehingga tidak ada interaksi fisik antara pengajar dan pembelajar
(mahasiswa), dan tatap muka dilakukan secara virtual. Proses pembelajaran
daring mengharuskan peserta didik aktif mencari informasi mengenai
platform yang akan memfasilitasi mereka dalam kegiatan belajar dalam hal
pemberian materi, tugas, diskusi yang semua dilakukan secara daring. Teknik
belajar seperti ini sudah menyesuaikan dengan kebijakan dari penyelenggara
pendidikan itu sendiri. Platform yang tersedia termasuk sosial media,
aplikasi, website hingga video conference.
Persiapan pembelajaran daring pada masa pandemi tersebut dilakukan
secara singkat dan tanpa adanya sosialisasi secara formal. Salah satu faktor
kunci dalam perubahan pembelajaran daring tersebut adalah kompetensi
tenaga pendidik dan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi untuk
mengelola proses pembelajaran jarak jauh. Kemampuan tersebut
merupakan bagian dari literasi digital, yang dapat diartikan sebagai
kemampuan penggunaan dan pengelolaan sistem teknologi, informasi dan
komunikasi.

Pengertian Literasi Digital


Secara harfiah, literasi digital dapat didefinisikan dengan menurunkan
definisi dari kata ‘literasi’ dan ‘digital’. Literasi didefinisikan sebagai
kemampuan membaca dan menulis, sedangkan digital dapat diartikan
sebagai format tulisan dan bacaan yang ada pada komputer. Apabila
dirangkai, literasi digital dapat diartikan sebagai kemampuan
mengoperasikan komputer untuk membaca dan menulis dalam format
digital. Menurut Paul Gilster (dalamMaulana,2015:3), literasi digital diartikan
sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam
berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui
piranti komputer. Sementara itu, Douglas A.J. Belshaw (dalam Ana
Irhandayaningsih, 2020) mengatakan bahwa ada delapan elemen esensial
untuk mengembangkan literasi digital, yaitu sebagai berikut:
a. Kultural, yaitu pemahaman ragam konteks pengguna dunia digital;
b. Kognitif, yaitu daya pikir dalam menilai konten;
c. Konstruktif, yaitu reka cipta sesuatu yang ahli dan aktual; d.
Komunikatif, yaitu memahami kinerja jejaring dan komunikasi di dunia
digital;
e. Kepercayaan diri yang bertanggung jawab;
f. Kreatif, melakukan hal baru dengan cara baru;
g. Kritis dalam menyikapi konten;
h. Bertanggung jawab secara social
Pendapat lain menyebutkan pengertian lain dari literasi digital
disampaikan oleh Iin Hermiyanto yang mendefinisikan literasi digital adalah
ketertarikan, sikap, dan kemampuan individu menggunakan teknologi digital
dan alat komunikasi untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan,
menganalisis, dan mengevaluasi informasi, membangun pengetahuan baru,
membuat dan berkomunikasi dengan orang lain agar dapat berpartisipasi
secara efektif dalam masyarakat. Literasi digital intinya adalah kemampuan
untuk bisa mencari, menemukan, menggunakan, dan menyebarluaskan
kembali informasi yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan
menggunakan media digital. Literasi digital merupakan salah satu
keterampilan yang harus dikuasai oleh pengguna internet, khususnya
generasi milenial.

Peran Literasi Digital Dalam Pembelajaran Daring


Saat ini sektor pendidikan mulai beradaptasi dengan kenormalan baru
atau new normal, new normal sendiri bukan berarti pembelajaran tatap
muka kembali diadakan seperti sedia kala tetapi beradaptasi dengan situasi
belajar di tengah wabah Covid-19. Pemanfaatan teknologi disaat pandemi
covid-19 merupakan sebuah keharusan yang wajib di gunakan dalam media
pembelajaran. Ada banyak media online dalam menunjang aktivitas
pembelajaran daring seperti zoom, google meet, google form, cloud x,
whatsapp dan lain sebagainya. Kompetensi literasi digital berperan dalam
kemampuan mengakses berbagai sumber pembelajaran yang berkualitas. Di
era informasi berlebih, yaitu era yang mana dimungkinkan banyak informasi
digital yang tidak profesional dan tidak ilmiah tersedia begitu banyak
daripada informasi cetak, tanpa di dukung literasi digital yang memadai,
bukan tidak mungkin peserta didik menjadi korban hoaks dan fake news.
Generasi muda saat ini sangat membutuhkan perhatian, pendampingan
serta bimbingan dari kedua orang tua, pendidik bahkan pemerintah.
Mengapa demikian? Hal itu dikarenakan generasi muda sangat rentan
dalam memperoleh konten-konten atau informasi yang bersifat cenderung
negative dari penggunaan social media mereka masing-masing. Dari
kebiasaan itu tersebut sangat berpengaruh terhadap perilaku dan
keseharian mereka. Disini literasi digital menjadi kebutuhan utama dalam
memberikan edukasi serta advokasi bagi para pengguna social media pada
khususnya generasi muda.
Untuk berinteraksi di jaman sekarang ini dibutuhkan pemahaman
literasi digital yang sama pentingnya dengan pemahaman ilmu lainnya,
dimana generasi millenial yang tumbuh dengan akses tidak terbatas
terhadap teknologi memiliki gaya berpikir yang tidak sama dengan generasi
sebelumnya. Setiap orang harus memiliki tanggung jawab atas penggunaan
teknologi untuk berinteraksi atau berkomunikasi dalam kehidupannya
sehari-hari. Konten di media yang berisi berita bohong, bertipu daya,
mengandung ujaran kebencian bahkan radikalisme dapat mengganggu
ekosistem digital yang ada dengan menciptakan pemahaman dari tiap-tiap
individu pengguna. Menangani beraneka informasi, kemampuan dalam
menafsirkan pesan dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain
merupakan berbagai kemampuan dalam literasi digital. Adanya proses
menciptakan, mengolaborasi, mengkomunikasikan berdasarkan etika,
memahami kapan dan bagaimana menggunakan teknologi secara efektif
merupakan kompetensi digital yang dibutuhkan saat ini.
Pendidikan literasi digital perlu diupayakan seluruh lapisan pemangku
kepentingan mulai dari orang tua, guru/pendidik, lembaga pendidikan, dan
pemerintah dalam memberikan panduan, arahan dan petunjuk agar tercipta
tatanan masyarakat dengan pola pikir dan cara pandang yang kritis dan
kreatif sehingga membangun kehidupan sosial dan masyarakat yang
kondusif. Sebelum pandemi COVID-19 yang menjadikan pembelajaran
dilakukan secara daring, literasi digital telah diprediksi menjadi kunci dan
pondisi penting dalam bidang pendidikan pada masa depan (Keskin, 2015).
Pada saat pembelajaran belum bertumpu pada tatap muka virtual dan
diselenggarakan secara daring, hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa
yang memiliki literasi digital memiliki sumber informasi yang lebih banyak
dan memiliki capaian belajar yang lebih baik (Santoso, 2019).
Peran literasi digital pada masa pandemi sangat tercermin saat
pembelajaran disemua lini tingkatan pendidikan yang dilakukan secara
daring. Disini sangat dibutuhkan kemampuan literasi yang tinggi untuk dapat
mempermudah si pebelajar mengikuti setiap proses pembelajaran daring
dengan menggunakan platform yang beragam. Dapat dicontohkan lagi yaitu
kemampuan pebelajar dalam hal menghubungkan perangkat ke jaringan
internet yang memadai, serta menginstal berbagai perangkat lunak untuk
kebutuhan pembelajaran daring. Kedua hal tersebut menjadi kemampuan
mendasar agar dapat berpartisipasi dalam pembelajaran daring secara
efektif.
Selama proses pembelajaran daring, peran literasi digital sangat
terlihat jelas melalui kemampuan peserta didik dalam mengefektifkan
interaksi dan komunikasi lewat penggunaan beberapa fitur yang disediakan
pada perangkat computer. Sebagai contoh, kemampuan dalam
menggunakan fitur kamera dan mikrofon pada perangkatnya agar mampu
hadir dan terhubung secara virtual. Lebih jauh, kemampuan menggunakan
perangkat lunak untuk menyajikan teks dan gambar pendukungnya (grafik,
ilustrasi, dan sebagainya) berperan untuk mengoptimalkan kolaborasi dan
komunikasi dalam pembelajaran daring, yang dijembatani oleh fitur email,
online wordsheet dan spreadsheet, serta fitur ‘lampirkan file’ yang ada pada
berbagai flatform yang digunakan selama pembelajaran daring.
Disini sangat terlihat jelas bahwa kemampuan literasi digital sangat
berperan aktif pada kemampuan pembelajar dalam mengakses sumber
sumber informasi selama pembelajaran daring sehingga dapat memberikan
pembelajaran yang berkualitas dari informasi-informasi yang didapat.
Selama masa pandemi, pebelajar memiliki keterbatasan mengakses sumber
informasi yang ada di sekolah maupun dikampus, sehingga sumber informasi
yang mungkin diakses adalah yang berbasis online. Informasi yang didapat
dari online ini menuntut pebelajar untuk mampu menerapkan literasi digital
guna untuk mendapatkan informasi yang berkualitas, dimana informasi
tersebut merupakan suplemen informasi untuk pembelajaran daring yang
diikuti. Hal tersebut sejalan dengan penelitian (McLoughlin, 2011) yang
mengemukakan bahwa dalam pembelajaran daring, literasi teknologi terkait
dengan keterampilan dalam memanfaatkan lingkungan digital yang kaya
dengan sumber belajar.

Manfaat Literasi Digital Pada Pembelajaran Daring


Ada beberapa manfaat yang dapat dirasakan oleh pebelajar dalam
penerapan literasi digital selama pembelajaran daring. Hal ini telah
dikemukakan oleh Brian tahun 2015 dalam jurnal yang ditulis oleh Maulana
(Maulana, 2015) yaitu sebagai berikut:
a. Menghemat Waktu
Penerapan literasi digital dalm pembelajaran daring tidak
mengharuskan si pebelajar mengunjungi langsung tempat tujuan
untuk mendapatkan informasi, seperti perpustakaan maupun tempat
bacaan sebagai tempat pencari informasi. Proses itu membutuhkan
waktu yang sangat jauh lebih lama dibandingkan memanfaatkan
media elektronik. Dalam masa pandemi salah satu manfaat ini dapat
dirasakan oleh seluruh masyarakat pada umumnya. Seluruh pelayanan
maupun fasilitas publik dirancang serba digital sehingga masyarakat
tidak diharuskan untuk datang langsung ke tempat tujuan. Bagi
mahasiswa literasi digital ini pun dirasakan dapat menghemat waktu
salah satunya adalah saat mahasiswa melakukan bimbingan semua
dilakukan dengan daring. Sehingga tidak butuh waktu lama untuk
berdiskusi dengan dosen pembimbing.
b. Belajar Lebih Cepat
Penerapan literasi digital dapat mepercepat pebelajar dalam belajar.
Hal ini ditunjukkan dengan mudah dan cepatnya pebelajar
menemukan informasi yang dicari hanya dengan menggunakan media
elektronik
seperti komputer dan smartphone. Dalam hitungan detik pengguna
dapat mendapatkan informasi yang diinginkan tanpa bersusah payah
mencari secara manual melalui buku yang dimiliki. Pada masa pandemi
ini dan pembelajaran dilaksanakan secara daring, literasi digital ini
menjadi pilihan utama pebelajar dalam menjawab soal-soal yang
diberikan oleh pengajar. Hampir seluruh informasi ataupun materi
belajar dari tingkat sekolah dasar sampai dengan tingkat perguruan
tinggi dapat dengan cepat ditemukan dengan media internet.
c. Menghemat Pengeluaran
Dengan menerapkan literasi digital, seseorang dapat menghemat
segala bentuk pengeluaran dalam hal keuangan. Penghematan uang
dapat dirasakan jika pengguna menggunakan media digital dalam
melakukan pembelian secara online. Di masa pandemi covid-19 ini
segala aktifitas dilakukan dirumah saja dan meminimalkan kegiatan
diluar rumah. Dalam berbagai aktivitas pembelian kebutuhan pun
dapat dilakukan secara online sekaligus dapat membandingkan harga
secara cepat dan mudah. Pada sector pendidikan Selain itu bagi
mahasiswa maupun pelajar yang mengikuti bimbingan belajar setelah
sekolah, dengan pemanfaatan literasi digital saat ini sudah banyak
fasilitas bimbingan belajar yang menawarkan privat secara daring
dengan harga yang lebih murah daripada biasanya.
d. Membuat Lebih Aman
Sebagai masyarakat yang paham literasi dalam dunia digital saat ini
banyak informasi yang memang diragukan kebenarannya. Namun, jika
masyarakat mengambil langkah yang tepat informasi digital ini pun
bisa dimanfaatkan untuk mencari informasi yang sebenar-benarnya.
Saat
pandemi ini untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, pemanfaatan
digital ini dapat dilakukan dalam proses transaksi keuangan sehingga
masyarakat dapat merasa lebih aman tanpa harus mengambil uang
tunai.
e. Memperoleh Informasi Terkini
Pada era digital kehadiran informasi digital terpercaya membuat
seseorang selalu memperoleh informasi baru. Saat ini informasi yang
diterima dapat berubah dalam hitungan detik, informasi yang begitu
banyak dan beragam dapat mempengaruhi sudut pandang masyarakat
terkait berita yang dipublikasikan. Masa pandemi covid-19, masyarakat
dapat mendapatkan informasi dengan cepat berita mengenai
perkembangan covid-19 serta kebijakan-kebijakan yang diberikan
terkait pendidikan maupun disegala sektor. Kemudahan akses ini
membuat peraturan yang dibuat oleh pemerintah dapat dipahami oleh
masyarakat dari mulai proses belajar daring sampai dengan informasi
pelajar dapat melakukan sistem luring disesuaikan dengan kondisi
masing-masing wilayah penyebaran covid-19.
f. Selalu Terhubung
Kemampuan seseorang dalam mengoperasikan beberapa aplikasi
membuat seseorang akan selalu terhubung. Dalam hal-hal yang
bersifat penting dan mendesak, maka ini memberikan manfaat
tersendiri. Media internet saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi
masyarakat Indonesia bahkan dunia karena seluruh informasi selalu
terhubung dalam media digital ini. Seperti halnya pada dunia
pendidikan pada masa pandemic ini, pelaksanaan pendidikan tetap
berjalan sedemikian dengan pembelajaran daring. Salah satu kegiatan
yang dimanfaatkan oleh pelajar dan guru saat ini adalah dengan
menggunakan grup whatsapp sebagai media informasi kepada siswa
siswinya dalam memberikan tugas dan mengumpulkan tugas. Sehingga
kapan pun dan dimana pun baik guru maupun siswanya dapat
menggunakan fasilitas ini untuk saling bertanya dan memberikan
informasi.
g. Membuat Keputusan yang Lebih Baik
Dalam hal ini, seseorang dapat menerapkan kemampuan literasi digital
mereka dalam membuat keputusan yang lebih baik. Hal tersebut dapat
terjadi karena seseorang mampu untuk mencari informasi,
mempelajari, menganalisis dan membandingkannya kapan saja.
Banyak keputusan yang jauh dapat dilakukan lebih baik dengan
memanfaatkan media internet, salah satunya dalam pemahaman suatu
informasi untuk melakukan keputusan. Hal sederhana yang dapat
dilakukan dalam memutuskan pembelian barang elektronik,
masyarakat dapat membandingkan harga dan kualitas secara cepat dan
akurat sehingga tidak perlu lagi merasa ragu untuk membeli sesuatu.
h. Membantu Pekerjaan Seseorang
Literasi digital dapat membantu seseorang dalam hal pekerjaan sehari
hari terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan komputer,
penggunaan aplikasi-aplikasi. Pemanfaatan informasi digital saat ini
sangat dibutuhkan bagi para peneliti agar pekerjaannya dapat
dilakukan sampai tuntas. Peneliti dapat mengakses informasi digital
dimana pun selama sarana internet tersedia. Sistem wawancara dapat
dilakukan melalui kontak by phone maupun media zoom yang banyak
digunakan saat ini. Dan dalam pengolahan data penelitian pun dapat
dilakukan secara online melalui aplikasi yang tersedia seperti
Mendeley dan lainnya.
i. Membuat Lebih Bahagia
Dalam pandangan Brian Wright, di internet banyak sekali berisi konten
konten seperti gambar atau video yang bersifat menghibur. Oleh
karenanya, dengan mengaksesnya bisa berpengaruh terhadap
kebahagiaan seseorang. Media digital saat ini banyak yang dijadikan
peluang bagi pembisnis maupun masyarakat untuk menghibur diri
sendiri. Salah satu peluang yang diambil oleh pembisnis adalah dengan
memasarkan produk yang dikenal “virtual traveling”. Layanan
perjalanan online Agoda ada sejumlah destinasi wisata dunia yang
menyediakan layanan tur virtual. Masyarakat tinggal mengklik suatu
tautan kemudian tersambung ke situs atau layanan yang menampilkan
suasana di objek wisata tersebut melalui virtual (Kustiani, n.d.).
j. Memengaruhi Dunia
Di internet tersedia tulisan-tulisan yang dapat memengaruhi pemikiran
para pembacanya. Dengan penyebaran tulisan melalui media yang
tepat memberikan kontribusi terhadap perkembangan dan perubahan
dinamika kehidupan sosial yang dapat mempengaruhi dunia dari masa
ke masa. Pemanfaatan informasi melalui media digital merupakan
informasi yang tanpa batas bagi siapapun, di masa pandemi saat ini
masyarakat seluruh dunia pada umumnya menjadikan informasi digital
ini suatu kebutuhan. Termasuk mengenai perkembangan pendidikan di
dunia, perkembangan teknologi yang semakin pesat. Informasi apapun
dilakukan melalui media digital, namun kembali pada masing-masing
pribadi bagaimana memilih pemanfaatan informasi baik bagi diri
sendiri.

Tantangan Literasi Digital


Perkembangan dunia digital dapat menimbulkan dua sisi yang
berlawanan dalam kaitannya dengan pengembangan literasi digital.
Berkembangnya peralatan digital dan akses informasi dalam bentuk digital
mempunyai tantangan sekaligus peluang. Salah satu kehawatiran yang
muncul adalah jumlah generasi muda yang mengakses internet sangat besar,
yaitu kurang lebih 70 juta orang. Mereka menghabiskan waktu mereka untuk
berinternet, baik melalui telepon genggam, komputer personal, atau laptop,
mendekati 5 jam per harinya. Tingginya penggunaan internet bagi generasi
muda tentu meresahkan banyak pihak. Fakta menunjukkan bahwa data
akses anak Indonesia terhadap konten berbau pornografi per hari rata-rata
mencapai 25 ribu orang (Kemendikbud, 2017). Belum lagi perilaku
berinternet yang tidak sehat, ditunjukkan dengan menyebarnya berita atau
informasi hoaks, ujaran kebencian, dan intoleransi di media sosial. Hal-hal
tersebut tentu menjadi tantangan besar bagi orang tua, yang mempunyai
tanggung jawab dan peran penting dalam mempersiapkan generasi abad ke
21, generasi yang memiliki kompetensi digital.
Disisi lain, selain di tuntut memahami teknologi informasi dan
komunikasi serta mengimplementasikannya, tentu terdapat permasalahan
yang timbul terkait sarana prasarana yang memadai. Peserta didik dari
keluarga kurang mampu yang tidak memiliki laptop/smartphone dan belum
meratanya pembangunan infrastruktur seperti penyaluran listrik dan
konektivitas internet di Indonesia dapat dilihat masih banyak daerah yang
belum dialiri listrik. Menurut data, 42.352 desa di Indonesia belum tersentuh
listrik dari total 82.190 desa di Indonesia. Jumlah pengguna internet di
Indonesia sebanyak 143 juta atau sekira 55% dari populasi. Artinya terdapat
45% sisanya sekira 117 juta masyarakat yang masih belum tersentuh
internet. Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJI1, 2018).
Perkembangan lain yakni media digital memberikan peluang, seperti
meningkatnya peluang bisnis e-commerce, lahirnya lapangan kerja baru
berbasis media digital, dan pengembangan kemampuan literasi digital tanpa
menegasikan teks berbasis cetak. Perkembangan pesat dunia digital yang
dapat dimanfaatkan adalah munculnya ekonomi kreatif dan usaha-usaha
baru untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Indonesia merupakan salah
satu pengguna internet terbesar di dunia dan pemerintah melihat ini sebagai
peluang untuk menciptakan 1.000 technopreneurs dengan nilai bisnis
sebesar USD 10 miliar dengan nilai e-commerce mencapai USD 130 miliar
pada tahun 2020. Selain itu, peralatan dan jaringan internet yang ada bisa
dijadikan media yang dapat membantu mereka untuk mengembangkan
kemampuan literasi mereka tanpa menegasikan teks berbasis cetak. Justru
digitalisasi bisa dijadikan media perantara untuk menuju praktik literasi yang
dapat menghasilkan teks berbasis cetak. Sebagai contoh, kegiatan menulis di
blog pribadi bisa diarahkan untuk mengumpulkan tulisan untuk kemudian
bisa dicetak menjadi buku yang berisi kumpulan tulisan dengan tema
tertentu yang diambil dari blog pribadi. Kalangan muda yang gemar menulis
di jejaring sosial bisa diarahkan untuk berlatih menulis dan mengemukakan
gagasan tentang sesuatu yang dekat dengan mereka.
Kesimpulan
Pada masa pandemi covid-19 literasi digital menjadi kebutuhan bagi
terwujudnya operasional pendidikan. Penerapan literasi digital terwujud
dalam pembelajaran daring yang dilakukan semua kalangan pebelajar.
Literasi digital turut merangsang perkembangan pengetahuan dan
meningkatkan keterampilan seseorang dalam menafsirkan teks media dan
menggunakan teknologi, serta kemampuan berinteraksi baik antara
pengguna dan teknologi maupun antara pengguna dan penerima konten.

Daftar Pustaka
https://medanposonline.com/pendidikan/literasi-digital-pemanfaatan
teknologi-dalam-pembelajaran-daring-tatanan-normal-baru/. Diakses
pada tanggal 20 Maret 2021.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Materi pendukung literasi
digital. Jakarta: Kemdikbud.
Keskin, N, O., Ozata, F, Z., dan Banar, K. 2015. Examining Digital Literacy
Competences and Learning Habits of Open and Distance Learners.
Contemporary Educational Technology. 6(1): 74-90.
Kustiani, R. (n.d.). Daftar Destinasi Wisata Dunia yang Menyediakan Tur
Virtual Gratis - Travel Tempo.co. Retrieved October 12, 2020, from
https://travel.tempo.co/read/1341673/daftar-destina- si-wisata
dunia-yang-menyediakan-tur-virtual-gratis.
Maulana,M.(2015).Definisi, Manfaat dan Elemen Penting Literasi Digital.
Seorang Pustakawan Blogger, 1–12. https://www.
muradmaulana.com/2015/12/definisi-manfaat-dan-ele- men-penting
literasi-digital.html.
McLoughlin, C. 2011. What ICT-related skills and capabilities should be
considered central to the definition of digital literacy? In T. Bastiaens
and M. Ebner (Eds.), Proceedings of World Conference on Educational
Multimedia, Hypermedia and Telecommunications. Chesapeake. 471-
475.
Santoso, A., dan Lestari, S. 2019. The Roles of Technology Literacy and
Technology Integration to Improve Students’ Teaching Competencies.
KnE Social Sciences. 3(11): 243-256.
BIODATA PENULIS
NI KADEK NITA NOVIANI PANDE
Lahir di Denpasar pada 25 November 1988
merupakan sulung dari dua bersaudara.
Menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di IKIP
PGRI Bali dan pendidikan S2 Jurusan Pendidikan
Bahasa Indonesia di Universitas Pendidikan Ganesha. Penulis aktif sebagai
dosen di STMIK STIKOM Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai