Anda di halaman 1dari 10

Dinamika Perusahaan Penerbitan Media Cetak

Oleh :

Risnawati Rahim (50500120022)

PRODI JURNALISTIK

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2022/2023


Dinamika perusahaan penerbitan Media Cetak

Kata dinamika berasal dari bahasa Yunani, dynamics yang berarti kekuatan

(Force). Seiring berjalanya waktu, kata dinamika digunakan sebagai pergerakan yang

terjadi dalam kehidupan. Menurut Slamet Santoso(2004), dinamika adalah tingkah

laku yang langsung mempengaruhi warga lain secara timbal balik.

Persiapan penerbitan media cetak perlu dikelola secara baik. Kualitas media

cetak antara lain dapat dilihat dari kualitas tampilan visual dan kualitas informasi

yang disajikan. Hal tersebut merupakan hasil akhir dari serangkaian kerja yang

panjang. Bagaiaman rangkaian panjang itu terlaksana berdasarkan pengelolaan

standar yang terarah dan berkesinambungan. Pengelolaan tersebut kemudian

bermuara ke tujuan paling akhir dari setiap upaya penerbitan yaitu menghasilkan

media yang memuaskan pembaca (Alshadi dan Rondang, 2000: 160).

Media cetak adalah saluran yang paling tua di dunia. Di Indonesia pada tahun

1700an sudah ada surat kabar,di masa jepang ada surat kabar cahaya yang bertempat

di bandung. Surat kabar di zaman orde kemerdekaan, Surabaya post di era orde lama

dan orde baru tempo dll. Semua itu tidak lepas dari kepentingan politik saat itu mulai

dari pencitraan pemerintah. Inti dari semua media cetak adalah bisa memberikan

informasi baik individu, kelompok, public, maupun massa luas.

Pada sebuah karya yang tertulis di The Vanishing Newspaper edisi 2006,

Philip Mayer memprediksi jika di tahun 2044 yang akan dating hanya bisa dijumpai
satu lembar Koran. Kedepan Koran diserang habis-habisan dan menjadi bisnis yang

mengkhawatirkan di tengah pasaran popularitas media TV, Radio juga internet.

Tekanan media online membuat terjepit media cetak dalam beberapa survey yang

ada.1

Hingga akhir 1980-an dan awal 1990-an, teknologi produksi media

didominasi oleh teknologi berbasis cetak dan penyiaran analog. Era ini disebut

sebagai old media, dengan karakter pola komsumsi khalayak terhadap media

berlangsung sangat khas, yaitu membaca, mendengar, dan menonton. Kondisi itu tak

hanya menumbuhkan kembangkan perusahaan-perusahaan media yang kuat secara

bisnis, namun juga memberikan banyak pengalaman media bagi para konsumen

media. Pengalaman mengomsumsi media sangat ekspresif,rutin dan emosional.

Setelah itu era ini berganti dengan era new media, yang ditandai kehadiran teknologi

digital, komputerisasi, serta komunikasi dan informasi jaringan yang mengurangi

peran teknologi analog2.

Produksi Media Cetak

Salah satu bentuk media cetak yaitu Koran, isinya berita terkini, iklan, hiburan

seperti gambar, anekdot dan TTS. Diterbitkan setiap hari kecuali hari minggu,

hiburan dan olahraga banyak diterbitkan pada hari minggu. Adapun tabloid adalah

1
Mochammad Sinung Restendy, Dinamika Produksi Media Cetak dan Tantangan Industri Pers di
Indonesia, Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, Vol.1, No. 2, 2020, Hal. 141-142
2
Ambaringtyas Titis Panita, Skripsi: Dinamika Penerimaan Teknologi Digital Pada Media Cetak di
Indonesia Dalam Perspektif Internal Perusahaan (Studi kasus pada tabloid Wanita Indonesian dan
Femina Group), (Semarang: UNDIP, 2019), Hal. 72
Koran yang berukuran kecil, format beritanya ringan padat jeas serta menonjolkan

gambar.

Produksi berita media cetak

Perisitiwa merupakan segala sesuatu yang terjadi di sekitar kita, yang bisa

dijadikan bahan berita kemudian dikemas menjadi informasi yang unik dan menarik

perhatian masyarakat, keingitahunanya bisa terpancing untuk membaca, mendengar

atau melihat sebuah berita.3

Dinamika Media Cetak di Era Konvergensi

Arus saluran komunikasi pembaca di media cetak sekarang bergeser ke media

online sehingga literasi media berubah dari reading menjadi sekedar hearing dan

watching. Teknologi komunikasi dan informasi yang berkembang pesat yang

membuat runtuhnya media cetak. Data badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan

bahwa pembaca media cetak mengalami penurunan, ini di buktikan di tahun 2017

pembaca media cetak turun 17%. Inilah yang mengancam bisnis industry informasi,

perusahaan media cetak dan inilah juga yang menyebabkan turbulensi hebat sehingga

banyak media cetak yang popular di tahun 90an hampir semua mengalami gulung

tikar seperti Tabloid Bola, Majalah HAI, Majalah Kawanku, Rolling Stone Indonesia

dan banyak lagi. Turbulensi (Guncangan) ini terjadi dua kali, tepatnya pada tahun

3
Suryani Musi, A. Anggeli ayu ningrat, Dewi Nur Fitri, Putri Andika, Risma Yulianti, Shildam Dirwas,
Asdar, Hasnawati Hamid, Muhammad Firdaus, Syaribulan, Hikma Aulia Ramadani, Ibnu Hajar,
Maulydia, Nadia, Sahrul Ramadoan, Aviva Afrat, Mellania, Astry, Asni, Grafika Dan Penerbitan,
(Kabupaten Solok: Penerbit CV. Insan Cendekia Mandiri, 2021), Hal. 56
2008 saat internet masuk di Indonesia dan di era Smartphone juga awal populernya

media social seperti Youtube, Friendster, Yahoo, Google dan lain-lain di Dunia dan

di Indonesia pada tahun 2017 hingga saat ini.4

Paul Gillin, sebagai pakar dan ahli teknologi informasi di Massachusetts

menyampaikan jika model usaha media cetak tidak akan bertahan lama dan

menunggu kematian. Arus gerak ekonomi menyudutkan dan menyerang bisnis cetak.

Media cetak menyertakan puluhan, ratusan bahkan ribuan karyawan, maka biaya

produksi juga lebih mahal dibanding media online yang murah meriah. Apalagi di era

saat ini generasi muda lebih senang hiburan yang variatif di internet disbanding harus

membeli tabloid maupun Koran.5

Muncul pergeseran perilaku konsumen untuk menggunakan media baru yang

memakai koneksi internet juga membiasakandiri tidak menggunakan media

traidsional menjadi tantangan berat bagi perkembangan media cetak. Walaupun

media online tidak bisa ditelusuri oleh keseluruhan orang sebab ada beberapa lokasi

yang lambat bahkan tidak memiliki koneksi internet. Media cetak bertahan dengan

hadirnya media online dengan mengupayakan berbagai cara salah satunya

menguntungkan konvegensi media.

Rosmadi dan Yuliar (2014) menyampaikan jika konvergensi media adalah

bagian dari metamorforsa media massa yang mengikusertakan didalamnya banyak


4
Satria Kusuma, Posisi media cetak di Tengah Perkembangan Media Online di Indonesia, Jurnal Unika
Atma Jaya, 2016, Vol. 5, No. 1, Hal. 56
5
Rahmad, Muhammad, Masa depan Bisnis di Era Konvergensi, (Jakarta: Gerontik EGC, 2013), Hal. 67
factor teknologi. Adanya internet menyebabkan media massa menggunakan teori

konvergensi media seperti e-paper, e-books, media online, e-magazine, radio

streaming, media social. Perlawanan bisnis media dijadikan motivasi media massa

menerapkan konsep ini karena perkembangan teknologi tidak lagi mengutamakan

cetakan (Koran, majalah, buku). Inovasi kreativitas kreasi, konvergensi media sangat

diinginkan supaya media massa bisa tetap eksis di era bisnis akhir-akhir ini.6

Mengacu pada perkembangan teknologi yang menghadirkan prinsip

otomatisasi sebagaiamana dikemukakan Manovich, lalu muncul kultur baru, yaitu apa

yang disebut Castells sebagai mass-self communication, khalayak memiliki karakter

yang berbeda di era new media. Kondisi ini membawa dampak serius pada media

massa cetak yang konvesional. Dampak ini pada ujungnya membuat posisi new

media dalam bentuk digitalisasi informasi dengan multimedia menekankan media

massa cetak, dalam memperebutkan pembaca baru.

Salah satu penyebab dari turunya jumlah pengguna media cetak adalah

perubahan kultur komunikasi dari khalayak. Komunikasi yang muncul di era internet

atau digital sangat bersifat interaktif dengan kapasitas pengirimaan pesan many to

many, relatime, dan memungkinkan untuk menggunakan komunikasi point to point,

broadcasting, yang semunya diatur sesuai maksud dari tujuan yang diinginkan.

6
Resmandi, Idhar, Yuliar, Sonny, Kajian Difusi Inovasi Konvergensi Media di Harian Pikiran Rakyat ,
Jurnal Sosioteknologi, Vol. 13, No. 2, 2014, Hal. 7
Kehilangan pembaca adalah ancaman terbesar bagi media cetak, menyusul

kemudian ancaman kehilangan pengiklan. Kehilangan banyak pengiklan akan

menyebabkan media cetak bubar dan beralih ke daring. Media baru berpeluang

menggunakan peran media cetak dalam mengomunikasikan brand kepada khalayak

terkait dengan biaya beriklan di media cetak yang makin tidak efektif dan efisien.

Adapun kelemahan yang dihadapi media cetak adalah kekurangan data dan

informasi yang akurat tentang reading behavior khalayak yang mereka kelola

sehingga mereka masih terus bertahan tanpa mengubah cara beroperasi. Contoh, data

tentang curahan waktu membaca dari khalayak. Ketersediaan data itu akan

memberikan gambaran di kalangan pengiklan apakah iklan yang mereka pasang

terbaca dengan efektif atau tidak. Apabila curahan waktu membaca terhadap media

meningkat, maka kualitas perhatian serta minat pembaca terhadap media tersebut

meningkat.7

Dinamika Media Massa Lokal Dalam Membangun Demokratis di Daerah

Pemberitaan media local mengenai kegiatan pemerintah itu penting dalam

meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai perlunya demokrasi di daerah.

Karena pemerintah merupakan lembaga yang mengurus jalanya pemerintahan,dengan

melalui aturan-aturan yang harus dijalankan (Safiee, 2003: 3).

7
Ibid,. 77-78
Kebebasan Informasi di dukung berbagai peraturan, yang memberikan

keleluasaan media dalammenyebarkan pesan kepada masyarakat. Kebutuhan

informasi yang semakin beragam sejalan dengan prinsip keterbukaan informasi

public. Media massa nasional yang sangat sulit untuk memberikan informasi yang

sesuai dengan kebutuhan informasi khalayak yang berada di daerah menyangkut

kegiatan pemerintah daerah.

Pada penelitian ini untuk mendeskrisipkan pemberitaan

kompas.com,mengenai media local untuk memahami eksistensinya di dalam

membangun demokratisasi pemerintahan di daerah. Dengan keberadaan media local

kemudian mengeksplorasi seluk beluk kondisi suatu daerah, kemudian menjadikan

media local dijadikan sumber informasi (Susanto, 2011: 117).

Dinamika keberadaan media dia daerah, tidak dapat dilepaskan dari karakter

media massa yang ada di dalam The Four Theory of Press. Menurut Sibert, Paterson

dan Schraam dan terdapat empat ragam teori media yaitu:

1. Teori otoriter, yang memposisikan pers dalam mendukung kebijakan

pemerintahan

2. Teori Libertarian, yang merujuk pada pemberitaan harus bebas sensor yang

mendukung filososi manusia yang bebas dalam menentukam nasibnya.

3. Teori tanggung jawab social menekankan media wajib dalam memenuhi

kebutuhan informasi yang benar, seimbang dan objektif.


4. Teori media Soviet, menegaskan bahwa media harus memilik Negara yang

mendukung kelanjutan system pemerintahan (Mcquail, 2010: 175).8

8
Suryani Musi, A. Anggeli ayu ningrat, Dewi Nur Fitri, Putri Andika, Risma Yulianti, Shildam Dirwas,
Asdar, Hasnawati Hamid, Muhammad Firdaus, Syaribulan, Hikma Aulia Ramadani, Ibnu Hajar,
Maulydia, Nadia, Sahrul Ramadoan, Aviva Afrat, Mellania, Astry, Asni, Grafika Dan Penerbitan,
(Kabupaten Solok: Penerbit CV. Insan Cendekia Mandiri, 2021), Hal. 58-59
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, S. (2016). Posisi media cetak di Tengah Perkembangan Media Online di Indonesia.
Jurnal Unika Atma Jaya, 5(1), 56.

Panita, A. T. (2019). Dinamika Penerimaan Teknologi Digital Pada Media Cetak di Indonesia
Dalam Perspektif Internal Perusahaan. Skripsi, pp. 72-77.

Rahmad, M. (2013). Masa depan Bisnis di Era Konvergensi. Jakarta: Gerontik EGC.

Resmandi, I. Y. (2014). Kajian Difusi Inovasi Konvergensi Media di Harian Pikiran Rakyat.
Jurnal Sosioteknologi, 13(2), 7.

Restendy, M. S. (2020). Dinamika Produksi Media Cetak dan Tantangan Industri Pers di
Indonesia. Jurnal Komunikasi dan Penyiaran, 1(2), 141 - 142.

Suryani Musi, A. A. (2021). Grafika dan Penerbitan. Kabupaten Solok: CV. Insan Cendekia
Mandiri.

Anda mungkin juga menyukai