Anda di halaman 1dari 13

UJIAN TENGAH SEMESTER TEORI MEDIA BARU

ESAI PERSPEKTIF KRITIS TENTANG KONSEP MEDIA BARU

Dosen Pengampu : Aditya Adinegoro, S.Sos, M.A.


Mata Kuliah : Teori Media Baru (D)

ANGGOTA KELOMPOK :

5211711275 Naufal Dhiya’ Ulhaq


5211711298 Moh Fauzan Labib
5211711303 Rangga Wibisono
5211711308 Muhamad Audi

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS BISNIS DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2023
Media baru telah menjadi kekuatan pendorong perubahan masyarakat modern. Dengan
perkembangan teknologi, kita telah menyaksikan lahirnya berbagai bentuk media yang
mengubah cara kita berinteraksi, berkomunikasi, dan bahkan memandang dunia. Namun, untuk
memahami media baru secara utuh, perlu dilakukan sebuah penelusuran mendalam terhadap
karakteristik unik yang melandasi eksistensinya.

Salah satu karakteristik yang mencolok dari media baru adalah keterlibatan interaktif yang
tinggi. Jika media tradisional menyuguhkan informasi dalam format yang statis dan satu arah,
media baru membuka pintu bagi partisipasi aktif pengguna. Konten tidak lagi hanya diterima,
tetapi juga diperluas melalui kontribusi, tanggapan, dan pembahasan. Sosial media, blog, dan
platform kolaboratif menjadi sarana di mana pengguna bukan hanya konsumen, tetapi juga
produsen konten.

Keunikan lainnya adalah pengubahan dalam dinamika distribusi informasi. Media baru
memotong tengara konvensional dan memberdayakan individu untuk menyebarkan gagasan,
berita, atau karya seni secara global. Pengguna tidak lagi terbatas pada penerimaan informasi
dari sumber-sumber tradisional; sebaliknya, mereka memiliki akses ke beragam perspektif dan
realitas yang mungkin tidak pernah mereka alami sebelumnya. Dalam era media baru, kebenaran
bukan lagi monopoli pihak tertentu, tetapi hasil dari kolaborasi dan keragaman.

Namun, di balik kebebasan dan keterlibatan yang dihadirkan oleh media baru, terdapat pula
tantangan kritis. Salah satunya adalah perang informasi atau disinformasi yang makin merajalela.
Kemudahan menyebarkan informasi secara instan dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan
propaganda atau berita palsu, mengancam integritas informasi yang diterima oleh masyarakat.
Dalam konteks ini, media baru menantang kita untuk menjadi pembaca yang kritis dan cerdas,
mampu memilah dan menyaring informasi yang valid.

Selain itu, media baru juga membawa implikasi pada privasi individu. Dengan adanya pelacakan
online, profilisasi pengguna, dan analisis data, kehidupan pribadi kita semakin terbuka untuk
diketahui oleh pihak ketiga. Pertanyaan etis tentang batas-batas privasi dan penggunaan data
pribadi menjadi semakin relevan dalam era media baru ini.
Selanjutnya, media baru memberikan ruang bagi perubahan dinamika kekuasaan. Jika
sebelumnya media dikendalikan oleh segelintir pihak yang memiliki sumber daya besar, kini
setiap individu memiliki potensi untuk menjadi pengaruh. Hal ini menciptakan peluang bagi
pengembangan komunitas online yang kuat dan penggalangan dukungan untuk berbagai isu
sosial atau politik. Namun, di saat yang sama, kekuatan ini juga bisa disalahgunakan untuk
tujuan yang kurang positif, seperti penyebaran kebencian atau radikalisasi.

Dengan demikian, media baru bukan hanya merupakan tonggak revolusi teknologi, tetapi juga
fenomena sosial yang membentuk dan mencerminkan dinamika masyarakat modern. Sebagai
konsumen media baru, kita dihadapkan pada tanggung jawab untuk mengelola dan memahami
dampaknya. Dalam melangkah menuju masa depan, perlu adanya kesadaran akan kompleksitas
media baru dan upaya kolaboratif untuk mengoptimalkan potensinya dalam membentuk
masyarakat yang lebih baik. Berikut adalah contoh konkritnya :

 Realitas Terbaur (Integrated Reality)

Konsep: Menggabungkan dunia virtual dan fisik secara mulus. Pengguna dapat berinteraksi
dengan elemen virtual yang terintegrasi dengan lingkungan sekitarnya. Misalnya, menggunakan
kacamata pintar yang memproyeksikan informasi tambahan tentang objek di sekitarnya atau
menciptakan pengalaman belanja virtual di toko fisik.

 Narrative-Driven Social Media

Konsep: Platform media sosial yang mendorong pengguna untuk berbagi cerita hidup mereka
dengan cara yang kreatif. Setiap posting tidak hanya berisi teks dan gambar, tetapi juga elemen-
elemen naratif seperti plot, karakter, dan konflik. Pengguna dapat merangkai kisah mereka
sendiri atau berkolaborasi dengan pengguna lain untuk membuat naratif yang lebih besar.

 Kolektif Virtual Reality (Collective VR)

Konsep: Platform VR di mana pengguna dapat bergabung dalam pengalaman bersama secara
virtual. Pengguna dapat berinteraksi, berkolaborasi, atau bahkan berkompetisi dalam lingkungan
virtual yang diperluas. Konten dihasilkan oleh komunitas pengguna, menciptakan dunia virtual
yang terus berkembang.
Dalam era globalisasi ini, media baru menjadi salah satu pilar utama dalam transformasi ekologi
media. Konsep media baru merujuk pada segala bentuk teknologi dan platform yang muncul
sebagai akibat dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Transformasi ini telah
membawa dampak signifikan terhadap cara kita berinteraksi, berkomunikasi, dan mengakses
informasi. Meskipun media baru memberikan kemudahan akses dan menyediakan platform yang
lebih interaktif, perubahan dalam ekologi media juga menimbulkan sejumlah tantangan dan
pertanyaan kritis.

Salah satu perubahan terbesar dalam ekologi media yang disebabkan oleh media baru adalah
peluruhan batasan antara produsen dan konsumen konten. Dalam ekosistem media tradisional,
produsen konten adalah pihak yang memiliki kontrol penuh terhadap apa yang disampaikan
kepada audiens. Namun, media baru, seperti platform media sosial, memberikan konsumen peran
aktif dalam pembentukan dan penyebaran konten. Hal ini menciptakan dinamika baru di mana
kebenaran dan kredibilitas informasi menjadi semakin sulit diukur.

Selain itu, media baru juga menimbulkan masalah terkait privasi dan keamanan informasi.
Dengan jumlah data yang dikumpulkan oleh platform media sosial dan layanan online lainnya,
kebocoran data dan pelanggaran privasi menjadi risiko yang nyata. Penyalahgunaan informasi
pribadi dapat memiliki dampak serius terhadap individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Oleh karena itu, kebutuhan akan kebijakan yang ketat terkait privasi dan keamanan data menjadi
lebih mendesak dalam konteks ekologi media yang terus berubah.

Dalam konteks ekologi media yang terus berubah, juga perlu dipertimbangkan dampak sosial
dari media baru terhadap struktur masyarakat. Media baru mendorong terbentuknya kelompok-
kelompok online yang sering kali didasarkan pada kesamaan pandangan atau kepentingan
tertentu. Hal ini dapat menciptakan saluran komunikasi yang tertutup dan memperkuat polarisasi
opini. Di sisi lain, media baru juga memberikan ruang bagi suara-suara minoritas yang
sebelumnya terpinggirkan, menciptakan platform untuk ekspresi yang lebih inklusif. Oleh karena
itu, evaluasi kritis terhadap dampak sosial media baru adalah esensial untuk memahami
perubahan mendasar dalam dinamika sosial masyarakat.

Secara keseluruhan, konsep media baru membawa perubahan mendalam dalam ekologi media.
Meskipun memberikan peluang dan keuntungan baru, perluasan akses informasi dan partisipasi
aktif konsumen konten juga menghadirkan sejumlah tantangan. Penting bagi masyarakat untuk
mengembangkan pemahaman kritis terhadap perubahan ini guna memastikan bahwa media baru
memberikan kontribusi positif bagi perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Berikut
adalah contoh konkritnya :

Media Kolaboratif Berbasis Blockchain

Konsep ini melibatkan pengguna dalam pembuatan, distribusi, dan konsumsi konten media
secara kolektif melalui teknologi blockchain. Pengguna dapat berkontribusi pada konten,
mendapatkan imbalan dalam bentuk token kripto, dan memiliki kendali lebih besar atas
pengalaman media mereka. Ini menggeser kontrol dari penerbit tradisional ke komunitas
pengguna.

Realitas Virtual (VR) untuk Berita Interaktif

Membawa berita ke dalam lingkungan virtual dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman.
Pengguna dapat berinteraksi dengan laporan berita, menjelajahi lokasi kejadian, atau
mendengarkan wawancara langsung dengan narasumber. Hal ini menciptakan pengalaman yang
lebih mendalam dan pribadi dalam konsumsi berita.

Media Sosial Berfokus pada Kesehatan Mental

Sebuah platform media sosial yang didesain untuk memprioritaskan kesehatan mental
penggunanya. Algoritma cerdas dapat mendeteksi perilaku yang mengindikasikan stres atau
kecemasan, memberikan saran, dan menyajikan konten yang mendukung kesehatan mental. Ini
berusaha untuk mengurangi dampak negatif media sosial terhadap kesejahteraan psikologis.

Konvergensi adalah fenomena yang telah mengubah lanskap media dan teknologi secara
dramatis selama beberapa dekade terakhir. Dengan konvergensi, batasan tradisional antara
media, informasi, dan teknologi semakin kabur, memberikan konsekuensi yang signifikan
terhadap cara kita menerima dan berinteraksi dengan informasi. Namun, perspektif kritis
terhadap fenomena ini perlu diakui, karena konvergensi juga membawa risiko terkait monopoli
informasi, kehilangan privasi, dan homogenisasi konten.

Salah satu aspek kritis dari konvergensi adalah potensi terjadinya monopoli informasi oleh
beberapa entitas besar. Seiring dengan konvergensi media, beberapa perusahaan raksasa telah
berkembang dan mendominasi berbagai sektor, termasuk teknologi, hiburan, dan berita. Hal ini
meningkatkan kekhawatiran akan kontrol informasi yang terpusat, di mana keberagaman sudut
pandang dan sumber informasi menjadi terancam. Para kritikus berpendapat bahwa dominasi ini
dapat mengarah pada pemusatan kekuasaan yang tidak sehat, dengan perusahaan besar memiliki
kendali penuh atas narasi dan opini publik.

Selain itu, konvergensi juga menghadirkan tantangan terkait privasi. Dengan integrasi teknologi
yang semakin erat, data pribadi kita sering kali menjadi bahan bakar untuk mesin pencarian,
platform media sosial, dan layanan digital lainnya. Meskipun ini memberikan pengalaman
pengguna yang lebih terpersonal, hal ini juga meningkatkan risiko pelanggaran privasi. Data
pribadi yang dikumpulkan dari berbagai sumber dapat digunakan untuk menghasilkan profil
yang sangat rinci tentang individu, yang kemudian dapat disalahgunakan atau dijual kepada
pihak ketiga tanpa sepengetahuan atau persetujuan pengguna.

Aspek homogenisasi konten juga menjadi perhatian kritis dalam konteks konvergensi. Meskipun
konvergensi membuka pintu bagi akses yang lebih mudah ke berbagai jenis konten, ada risiko
bahwa variasi dan keberagaman konten akan tergerus. Algoritma yang digunakan oleh platform
digital untuk menyajikan konten kepada pengguna sering kali didasarkan pada preferensi dan
perilaku sebelumnya, yang dapat menciptakan gelembung informasi di mana individu hanya
terpapar pada pandangan dan ide yang sejalan dengan pandangan mereka sendiri. Ini dapat
menghambat pertukaran ide dan memperkuat paham sempit, mengurangi keberagaman
pandangan di masyarakat.

Selain itu, konvergensi juga menciptakan ketidaksetaraan akses. Meskipun ada peningkatan
aksesibilitas terhadap informasi dan teknologi, kesenjangan digital masih menjadi masalah serius
di banyak bagian dunia. Masyarakat yang memiliki akses terbatas ke infrastruktur digital
mungkin tertinggal dan kesulitan mengikuti perkembangan teknologi. Ini tidak hanya
meningkatkan divisi antara mereka yang dapat memanfaatkan konvergensi secara penuh dan
mereka yang tidak, tetapi juga dapat memperdalam kesenjangan ekonomi dan sosial.

Dalam menghadapi fenomena konvergensi, kritik dan evaluasi terus menerus perlu dilakukan
untuk memastikan bahwa perkembangan ini membawa manfaat positif dan meminimalkan
dampak negatifnya. Penting untuk mempertimbangkan implikasi etika dan sosial dari
konvergensi dalam rangka melindungi keberagaman informasi, privasi, dan aksesibilitas. Dengan
sikap kritis, kita dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa
konvergensi media dan teknologi benar-benar memberikan kontribusi positif bagi masyarakat
secara keseluruhan. Berikut adalah contoh konkritnya :

 Realitas Terhubung (Connected Reality)

Konsep ini menggabungkan realitas virtual, augmented reality, dan kecerdasan buatan untuk
menciptakan pengalaman yang terhubung secara menyeluruh. Misalnya, pengguna dapat
menggunakan kacamata pintar untuk melihat informasi tambahan tentang lingkungan sekitar
mereka, mendapatkan petunjuk langkah demi langkah dalam kehidupan sehari-hari, atau bahkan
berkomunikasi dengan entitas virtual dalam lingkungan yang diperluas.

 Media Sosial 3D

Konvergensi antara media sosial, augmented reality, dan virtual reality menciptakan platform di
mana pengguna dapat berinteraksi dengan teman-teman mereka dalam lingkungan 3D yang
imersif. Pengguna dapat berbagi pengalaman, membangun objek virtual bersama-sama, atau
bahkan menghadiri acara konser virtual bersama-sama.

 Jurnalisme Augmented Reality (AR)

Konsep ini memanfaatkan teknologi augmented reality untuk meningkatkan cara kita
mengonsumsi berita. Sebagai contoh, pengguna dapat menggunakan aplikasi berita yang
menambahkan elemen visual atau informasi tambahan ketika mereka mengarahkan kamera
ponsel mereka pada gambar di surat kabar atau majalah.

Media baru, seperti platform sosial, situs berita daring, dan konten digital lainnya, telah
membawa dampak signifikan pada individu dan masyarakat secara lebih luas. Dalam era digital
ini, perubahan perilaku, pola komunikasi, dan dinamika sosial telah terjadi sebagai respons
terhadap keberadaan media baru. Dampak positif mencakup peningkatan konektivitas, akses
lebih besar terhadap informasi, dan peluang partisipasi masyarakat, sementara dampak negatif
melibatkan isu-isu seperti disinformasi, keamanan data, dan dampak sosial psikologis.

Salah satu dampak positif utama dari media baru adalah peningkatan konektivitas dan interaksi
antarindividu. Platform media sosial memungkinkan orang untuk terhubung dengan teman,
keluarga, dan rekan secara global, mengatasi batasan geografis dan memperluas jaringan sosial
mereka. Ini membawa manfaat dalam bentuk pembagian pengalaman, pertukaran ide, dan
dukungan sosial. Individu dapat merasa lebih terhubung dengan dunia di sekitar mereka,
menciptakan komunitas virtual yang mendukung dan memperkaya kehidupan sehari-hari.

Selain itu, media baru memberikan akses lebih besar terhadap informasi. Dengan berita daring,
podcast, dan sumber informasi digital lainnya, individu memiliki kemampuan untuk mengakses
berbagai topik dan sudut pandang dengan cepat dan mudah. Hal ini dapat meningkatkan literasi
informasi dan pengetahuan umum. Masyarakat menjadi lebih terinformasi, membuka pintu untuk
diskusi yang lebih dalam dan partisipasi yang lebih aktif dalam kehidupan publik.

Media baru juga memungkinkan partisipasi aktif dalam proses demokratisasi. Melalui kampanye
daring, petisi online, dan diskusi di media sosial, individu dapat menyuarakan pendapat mereka
dan menyampaikan aspirasi politik. Ini dapat memperkuat keterlibatan warga dalam keputusan
publik dan memberikan suara kepada mereka yang sebelumnya mungkin merasa terpinggirkan
dari proses politik tradisional. Dengan demikian, media baru dapat berperan sebagai sarana untuk
memperkuat dasar demokrasi.

Namun, dampak negatif media baru juga patut diperhatikan. Salah satu masalah utama adalah
penyebaran disinformasi dan hoaks. Dengan mudahnya berbagi informasi di platform digital, ada
risiko informasi palsu atau tidak benar menyebar dengan cepat dan luas. Hal ini dapat
mempengaruhi opini publik, memicu ketidakpercayaan terhadap media, dan bahkan merugikan
proses politik. Penanganan disinformasi menjadi tantangan yang signifikan bagi masyarakat
modern.

Keamanan data juga menjadi perhatian serius dalam konteks media baru. Dengan banyaknya
informasi pribadi yang diunggah dan dibagikan secara online, terdapat risiko pelanggaran privasi
dan penyalahgunaan data. Kasus pelanggaran data yang melibatkan perusahaan teknologi besar
telah menyoroti pentingnya perlindungan data pribadi individu. Ini menciptakan kebutuhan
untuk peraturan dan kebijakan yang efektif guna melindungi keamanan dan privasi data
pengguna.

Dampak sosial dan psikologis juga menjadi bagian penting dari perbincangan seputar media
baru. Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat berkontribusi pada masalah kesehatan
mental, seperti kecemasan sosial dan depresi. Standar kecantikan yang tidak realistis,
cyberbullying, dan tekanan sosial online adalah beberapa aspek yang dapat memengaruhi
kesejahteraan mental individu. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami dan
mengelola dampak psikologis dari penggunaan media baru.

Secara keseluruhan, media baru telah membentuk cara individu dan masyarakat berinteraksi,
berkomunikasi, dan berpartisipasi dalam kehidupan publik. Sementara dampak positifnya
melibatkan peningkatan konektivitas, akses informasi, dan partisipasi masyarakat, dampak
negatifnya mencakup disinformasi, keamanan data, dan dampak sosial psikologis. Oleh karena
itu, pemahaman yang matang tentang dinamika media baru dan keterlibatan aktif dalam merinci
kebijakan dan etika digital sangat penting dalam menghadapi tantangan dan memaksimalkan
manfaat dari perkembangan teknologi ini. Berikut adalah contoh konkritnya :

 Akses Informasi yang Cepat dan Luas

Individu: Media baru memberikan individu akses instan ke berbagai informasi. Ini dapat
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman individu tentang berbagai topik.

Masyarakat: Masyarakat mendapatkan keuntungan dari penyebaran informasi yang lebih cepat,
memungkinkan peningkatan kesadaran tentang isu-isu global dan lokal.

 Peningkatan Keterlibatan Sosial

Individu: Media sosial memungkinkan individu terhubung dengan teman-teman, keluarga, dan
orang lain di seluruh dunia. Ini dapat meningkatkan keterlibatan sosial dan memperluas jaringan
sosial.

Masyarakat: Peningkatan keterlibatan sosial secara online dapat membentuk komunitas global di
sekitar berbagai minat dan isu.

 Perubahan Pola Konsumsi Konten

Individu: Media baru, seperti platform streaming, merubah cara individu mengonsumsi konten
hiburan, memungkinkan tontonan tanpa batas waktu dan lokasi.

Masyarakat: Perubahan pola konsumsi konten ini dapat memengaruhi industri hiburan dan
membentuk tren budaya yang baru.
Media baru, seperti platform media sosial dan aplikasi pesan instan, telah mengubah lanskap cara
kita berkomunikasi secara sosial secara mendalam. Pengaruh media baru tidak hanya terbatas
pada perubahan dalam cara kita saling berhubungan, tetapi juga mencakup transformasi budaya
dan menimbulkan sejumlah tantangan etika yang perlu diatasi.

Dalam konteks komunikasi sosial, media baru telah merombak cara kita berinteraksi satu sama
lain. Platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter memberikan sarana untuk
berbagi pemikiran, gambar, dan pengalaman sehari-hari secara instan. Interaksi ini sering kali
bersifat lebih terbuka dan global, memungkinkan kita berkomunikasi dengan orang dari berbagai
latar belakang dan lokasi geografis. Namun, seiring dengan kemudahan ini, muncul pula risiko
terkait privasi, perundungan daring, dan perbedaan interpretasi pesan.

Selain merubah cara berkomunikasi, media baru juga memiliki dampak besar terhadap budaya.
Konten yang viral dapat dengan cepat meresap ke berbagai lapisan masyarakat dan mengubah
tren budaya dalam waktu singkat. Budaya populer sering kali dibentuk oleh konten yang beredar
di platform media sosial, menciptakan fenomena yang mendunia dalam sekejap. Namun, ada
juga keprihatinan terkait dengan homogenisasi budaya, di mana pengaruh media besar dapat
mendominasi dan menghapus keberagaman lokal.

Tantangan etika muncul ketika kita mempertimbangkan dampak media baru terhadap privasi dan
kebebasan berbicara. Penggunaan data pribadi untuk tujuan pemasaran atau analisis dapat
mengancam privasi individu, sementara algoritma yang digunakan oleh platform media sosial
untuk menentukan konten yang ditampilkan dapat menciptakan gelembung informasi yang
mempersempit pandangan dan menyaring informasi yang disajikan kepada pengguna. Selain itu,
masalah terkait disinformasi dan perundungan daring memunculkan pertanyaan etika tentang
tanggung jawab platform dalam menyaring dan mengawasi konten yang dihasilkan oleh
pengguna.

Media baru juga telah memberikan panggung untuk kampanye advokasi dan aktivisme sosial.
Aksi protes dan gerakan sosial dapat dengan cepat mendapatkan dukungan melalui media sosial,
memobilisasi massa dan menyuarakan isu-isu penting. Namun, hal ini juga menciptakan ruang
untuk manipulasi opini publik dan penyebaran informasi palsu yang dapat merugikan tujuan-
tujuan positif. Tantangan etika muncul dalam menentukan batas antara kebebasan berekspresi
dan perlindungan masyarakat dari informasi yang salah atau merugikan.

Dalam menghadapi perubahan ini, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk terus
mengembangkan kerangka kerja etika yang mengatur penggunaan media baru. Kebijakan dan
regulasi yang bijak diperlukan untuk melindungi privasi individu, mempromosikan kebebasan
berekspresi, dan mengatasi tantangan terkait disinformasi. Pendidikan publik juga menjadi kunci
dalam meningkatkan literasi media dan membantu masyarakat memahami dampak media baru
secara lebih mendalam. Dengan pendekatan holistik, kita dapat mengoptimalkan manfaat positif
media baru sambil mengelola risiko dan tantangan etika yang muncul.Berikut adalah contoh
konkritnya :

 Realitas Virtual (VR) dan Augmented Reality (AR)

Perubahan dalam Komunikasi Sosial: VR dan AR memberikan pengalaman interaktif yang


mendalam, memungkinkan orang untuk berkomunikasi dalam lingkungan virtual yang realistis.
Ini dapat mempengaruhi cara kita berinteraksi sosial dengan orang lain, meskipun mereka berada
di tempat yang berbeda secara fisik.

Pengaruh terhadap Budaya: Berkembangnya dunia maya yang semakin realistis dapat
menciptakan subkultur baru di dalamnya, memengaruhi cara orang berinteraksi dan membentuk
budaya baru yang mungkin sulit dipahami oleh orang luar.

Tantangan Etika: Perlu adanya regulasi terkait privasi dan keamanan, terutama ketika
menggunakan teknologi ini dalam konteks sosial. Penggunaan VR dan AR juga bisa
memunculkan pertanyaan etika terkait pengaruhnya terhadap persepsi realitas dan pemisahan
antara dunia maya dan dunia nyata.

 Aplikasi Media Sosial Berbasis Lokasi

Perubahan dalam Komunikasi Sosial: Aplikasi media sosial yang menggunakan informasi lokasi
mengubah cara kita berkomunikasi, memungkinkan orang untuk berbagi pengalaman di lokasi
tertentu dan membuat pertemuan spontan.

Pengaruh terhadap Budaya: Mendorong tren baru dalam eksplorasi budaya lokal dan
mempromosikan interaksi langsung di dunia nyata.
Tantangan Etika: Masalah privasi muncul ketika pengguna secara terus-menerus membagikan
lokasi mereka. Perlu ada pedoman etika yang jelas terkait dengan penggunaan informasi lokasi.

 Podcast dan Platform Audio

Perubahan dalam Komunikasi Sosial: Podcast memungkinkan kita untuk mendengarkan dan
berpartisipasi dalam diskusi atau ceramah tanpa memerlukan fokus visual. Ini dapat mengubah
cara kita berkomunikasi secara informal.

Pengaruh terhadap Budaya: Platform audio menciptakan kesempatan bagi beragam suara untuk
didengar, membuka pintu bagi perubahan budaya dan pergeseran dalam narasi media.

Tantangan Etika: Isu-isu terkait kebenaran informasi dan keamanan data menjadi relevan ketika
kita berbicara tentang penggunaan platform audio untuk menyebarkan informasi.

Anda mungkin juga menyukai