Anda di halaman 1dari 24

DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI (PEMBERITAAN MEDIA

ONLINE) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MASYARAKAT:


STUDI KASUS DAMPAK PEMBERITAAN PANAS EKSTREM DI
INDONESIA.

Ratu Salsabila – 11210510000124 (KPI 5F)


Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
ratu.salsabila@mhs.uinjkt.ac.id

ABSTRAK
Seiring dengan kemajuan teknologi, konten berita panas ekstrem semakin mudah
diakses oleh masyarakat melalui televisi dan internet. Framing berita dapat
membentuk persepsi penonton terhadap suatu kejadian, mempengaruhi pandangan
mereka, dan bahkan dapat membentuk sikap serta perilaku tertentu. Oleh karena
itu, kajian mengenai pengaruh konten berita panas ekstrem di Indonesia terhadap
sikap dan perilaku penonton menjadi sangat relevan untuk menjawab tantangan
perkembangan teknologi komunikasi di era digital ini. 1 Tujuan dari penulisan ini
adalah untuk menginvestigasi dan menganalisis dampak perkembangan teknologi,
khususnya dalam konteks pemberitaan media online, terhadap perubahan perilaku
masyarakat. Fokus kajian ini difokuskan pada studi kasus dampak pemberitaan
panas ekstrem di Indonesia, mencermati bagaimana perkembangan teknologi yang
dalam konteks ini adalah mudahnya akses berita yang ada di masyarakat tersebut
memengaruhi sikap, pengetahuan, dan tindakan masyarakat. dan untuk memenuhi
tugas akhir mata kuliah perkembangan teknologi komunikasi.

Kata Kunci: Perkembangan Teknologi, Media, Panas Ekstrem, Perubahan


Perilaku.

1
Alexander Halim Santoso, dkk, Hypertension Screening through Blood Pressure
Measurement for Residents of Kampung Baros Village Ciherang Pacet After the Cianjur
Earthquake, NUSANTARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat , Vol. 3, No. 1 (Februari
2023) h. 37.
PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi yang didorong oleh kemajuan teknologi,


perkembangan media dan informasi menjadi semakin tak terelakkan. 2 Salah satu
aspek signifikan dari evolusi ini adalah transformasi fundamental dalam cara kita
mengakses, memproduksi, dan mengonsumsi berita. Perkembangan teknologi
telah memberikan dampak revolusioner terhadap ekosistem konten berita,
membentuk ulang lanskap media secara menyeluruh.

Sejak munculnya internet, kecepatan dan keterjangkauan informasi telah


mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Situs berita online,
platform media sosial, dan aplikasi berita telah menjadi sumber utama bagi
masyarakat untuk mendapatkan informasi terkini.3 Perkembangan ini membuka
peluang baru sekaligus menghadirkan tantangan yang tidak bisa diabaikan dalam
menyajikan konten berita yang akurat, berimbang, dan relevan.

Kecepatan produksi dan distribusi berita telah meningkat secara drastis,


dengan jurnalis dapat memanfaatkan alat-alat digital untuk mendokumentasikan
peristiwa secara real-time. Namun, di tengah kecepatan ini, tantangan terkait
keaslian dan validitas informasi muncul sebagai isu kritis. Teknologi telah
memberikan kemampuan untuk manipulasi konten, memicu pertanyaan tentang
integritas dan kepercayaan dalam masyarakat.

Penting untuk memahami bahwa teknologi tidak hanya memengaruhi


bagaimana berita disajikan, tetapi juga bagaimana kita sebagai konsumen
berinteraksi dan berpartisipasi dalam konten tersebut. Media sosial memainkan
peran sentral dalam membentuk opini publik, menciptakan ruang bagi pembaca
untuk terlibat dalam diskusi, dan sekaligus menimbulkan risiko terbentuknya
"gelembung informasi" yang membatasi keragaman pandangan.

2
Safril Mubah, Stategi Meningkatkan Daya Tahan Budaya Lokal dalam Menghadapi
Arus Globalisasi, Jurnal Universitas Airlangga, Volume 24, Nomer 4, 2011, h. 1.
3
Woro Harkandi Kencana, dkk, Penggunaan Media Sosial dalam Portal Berita Online,
Jurnal Ikraith-Humaniora Vol 6 No 2 Juli 2022, h. 136.
Dalam konteks ini, perlu diperhatikan juga peran algoritma dalam
menyesuaikan konten berita dengan preferensi pengguna. Meskipun memberikan
kemudahan personalisasi, hal ini dapat menghadirkan risiko isolasi informasi, di
mana individu hanya terpapar pada sudut pandang yang sudah dikenalinya.

Panas ekstrem telah menjadi isu yang semakin mendesak di berbagai kota,
termasuk Jakarta, di seluruh dunia. Fenomena ini mempengaruhi kehidupan
sehari-hari penduduk kota dan memiliki dampak signifikan pada kesehatan,
keamanan, dan kenyamanan. Di tengah berita terus berkembang tentang panas
ekstrem, media massa memainkan peran penting dalam menyampaikan informasi
kepada masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa saja dampak
yang dihasilkan dari adanya perkembangan teknologi komunikasi ini, terutama
komunikasi massa.

Indonesia, sebagai negara yang terletak di wilayah Pasific Ring of Fire 4,


sering kali menjadi sorotan media internasional karena kejadian-kejadian panas
ekstrem yang terjadi di berbagai penjuru negeri. Kejadian seperti gempa bumi,
letusan gunung berapi, dan banjir seringkali menjadi bahan berita utama di
berbagai media. Fenomena ini mengundang perhatian untuk memahami
bagaimana pemberitaan mengenai kejadian panas ekstrem tersebut dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku penonton, terutama dalam era digital yang
ditandai dengan kemunculan berbagai platform berita online dan terus
berkembangnya industri televisi.

Dengan demikian, perkembangan teknologi membuka peluang besar untuk


peningkatan aksesibilitas informasi, interaktivitas, dan kecepatan. Namun, seiring
dengan manfaat ini, muncul pula tanggung jawab yang lebih besar bagi semua
pihak yang terlibat dalam produksi dan konsumsi berita untuk memastikan bahwa
teknologi digunakan dengan bijak, menghormati prinsip-prinsip jurnalisme yang

4
Alexander Halim Santoso, dkk, Hypertension Screening through Blood Pressure
Measurement for Residents of Kampung Baros Village Ciherang Pacet After the Cianjur
Earthquake, NUSANTARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat , Vol. 3, No. 1 (Februari
2023) h. 37.
etis, dan tetap berkomitmen terhadap penyajian berita yang berkualitas dan dapat
dipercaya.

Penelitian ini bertujuan untuk mendalami perubahan perilaku masyarakat


yang dapat diidentifikasi sebagai respons terhadap pemberitaan panas ekstrem
melalui media online. Apakah masyarakat merespons dengan meningkatnya
kesadaran akan perubahan iklim, langkah-langkah adaptasi, atau mungkin adanya
reaksi yang tidak diinginkan.

Dengan tujuan tersebut, penelitian ini diharapkan dapat memberikan


wawasan yang mendalam tentang bagaimana perkembangan teknologi, khususnya
melalui pemberitaan media online. Serta memengaruhi perubahan perilaku
masyarakat terkait isu panas ekstrem di Indonesia. Selain itu, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pemahaman kita tentang peran
media dalam membentuk kesadaran dan tindakan masyarakat terkait isu-isu
lingkungan.

PEMBAHASAN
A. Tinjauan Literatur
- Fungsi Komunikasi Massa menurut Harold Lasswell
Harold Lasswell, seorang ilmuwan politik dan ahli komunikasi,
menyumbangkan pemikirannya mengenai fungsi komunikasi massa melalui
model komunikasi yang dikenal sebagai "Model Harold Lasswell". Model ini
dijelaskan dalam esainya yang terkenal berjudul "The Structure and Function
of Communication in Society" pada tahun 1948. Menurut Lasswell, fungsi
komunikasi massa dapat diuraikan dalam beberapa pertanyaan kunci: “Who
says what in which channel to whom and with what effects” – Siapa
mengatakan apa melalui saluran mana kepada siapa dan dengan pengaruh
apa”5
5
Garinsingan, Daina Titivany, and Sri Herwindya Baskara Wijaya. "Pengaruh Terpaan Konten
Instagram Terhadap Tingkat Literasi Followers (Pengaruh Terpaan Konten Instagram
@studiodjiwa terhadap Tingkat Literasi mengenai Mental Well Being bagi Para Pengikutnya
Periode September-Oktober 2022)." h.5.
a) Who (Siapa):
Pertanyaan ini berkaitan dengan identitas pengirim pesan atau
pihak yang bertanggung jawab atas produksi dan pengelolaan pesan.
Siapa yang membuat, mengontrol, dan menyebarkan informasi?
b) Says What (Mengatakan Apa):
Fokus pada substansi atau konten pesan. Apa yang disampaikan
dalam pesan tersebut? Ini melibatkan pemahaman tentang topik, narasi,
pesan politik, dan nilai-nilai yang disampaikan melalui media massa.
c) In Which Channel (Melalui Saluran Apa):
Menyangkut media atau saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan. Apakah melalui surat kabar, radio, televisi, atau
platform online? Pilihan saluran ini dapat memengaruhi cara pesan
diterima dan diinterpretasi.
d) To Whom (Kepada Siapa):
Berfokus pada audiens atau penerima pesan. Siapa yang menjadi
target pesan? Apakah media massa ditujukan kepada masyarakat umum,
kelompok tertentu, atau individu-individu dengan karakteristik tertentu?
e) With What Effect (Dengan Efek Apa):
Pertanyaan terakhir menilai dampak pesan tersebut. Bagaimana
pesan ini memengaruhi masyarakat atau audiens? Apakah pesan tersebut
mencapai tujuan yang diinginkan oleh pengirimnya?6
Dengan mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan tersebut, Lasswell
menyediakan kerangka kerja untuk menganalisis fungsi komunikasi massa
dan memahami peranannya dalam membentuk opini publik, mempengaruhi
kebijakan, dan memperkuat atau merubah norma sosial. Model ini
memberikan landasan untuk memahami berbagai elemen penting dalam
komunikasi massa dan menyelidiki dampaknya terhadap masyarakat.

- Jenis-Jenis Media Massa


6
Manurung, Yayuk Hayulina, and Lila Bismala. "Analisis Kearifan Lokal Dalam Iklan
Kuku Bima Ener-G Versi Sumatera Utara: Kajian Antropolinguistik." Seminar Nasional
Teknologi Edukasi Sosial dan Humaniora. Vol. 1. No. 1. 2021. h. 497
Media massa memiliki berbagai jenis media, baik konvensional
maupun digital. Menurut Nurani Soyomukti7, media massa ada beberapa
macam, yang pertama merupakan media cetak, yakni berisi surat kabar dan
majalah. Ciri khas surat kabar tertulis adalah pesan yang disampaikan
mengandung unsur-unsur simbol verbal, gambar, dan warna. Buku portable
relatif efisien dan mudah dibawa kemana saja, dapat dibaca dimana saja dan
dapat dibaca berulang kali. Unsur feedback yang ada juga bersifat verbal
(surat pembaca, review) dan nonverbal (penjualan). Inti proses industri media
cetak adalah periklanan dan penjualan (ritel dan langganan). Isi pesan yang
terutama bersifat informatif dapat juga berfungsi sebagai ruang publik,
menjadi ruang publik untuk transmisi gagasan publik (biasanya dengan ruang
ide dan pendapat), dikomunikasikan kepada publik dalam bentuk tertulis),
serta perdebatan tentang isu-isu kontroversial. Lalu terdapat kebebasan relatif
dari regulasi (regulatory control), terutama dalam masyarakat yang
menganut sistem kebebasan pers. Cakupan wilayahnya masih didominasi oleh
masyarakat perkotaan.
Media audio, termasuk radio, memiliki beberapa karakteristik khusus.
Unsur utama yang diusung oleh media ini adalah reproduksi suara atau audio.
Kemudian, media audio memiliki sifat yang relatif portabel, meskipun tidak
sepraktis media cetak. Salah satu ciri lainnya adalah pengalaman
mendengarnya yang bersifat satu kali, kecuali jika direkam untuk
didengarkan kembali. Selanjutnya, pesan yang disampaikan melalui media
audio bersifat serempak, terutama dalam konteks laporan langsung. Proses
komunikasinya melibatkan unsur umpan balik, baik secara verbal maupun
non-verbal. Terakhir, keberlangsungan media audio juga sangat dipengaruhi
oleh iklan, yang jelas bukan hanya berasal dari penjualan.
Media audio visual, seperti televisi dan film, memiliki ciri-ciri khas
tertentu. Dalam media ini, pesan disampaikan melalui berbagai unsur
reproduksi, termasuk verbal, gambar, warna, suara, dan gerakan. Berbeda

7
Ido Prijana Hadi, Megawati Wahjudianata, and Inri Inggrit Indrayani. "Komunikasi
massa." KOMUNIKASI MASSA (2020). h.25
dengan media yang bersifat portabel, media audio visual, seperti televisi dan
film, tidak dapat dibawa ke mana-mana sesuai keinginan. Selain itu, pesan
yang disampaikan juga tidak dapat diulang karena tampilannya bersifat
sekilas, sehingga tidak dapat ditinjau kembali. Karakteristik lainnya termasuk
sifat serempak pesan dan adanya umpan balik verbal dan non-verbal. Industri
komunikasi audio visual didukung oleh iklan, iuran, dan subsidi pemerintah.
Media ini memiliki pengaturan yang ketat (regulated media) dengan berbagai
macam informasi dan pesan, seperti berita, hiburan, pendidikan, dan lain-lain.
Ada beberapa cakupan saluran komunikasi menurut para ahli8:
Dalam pandangan Alex Sobur, saluran komunikasi non-pribadi
mencakup berbagai media, baik yang tergolong media massa maupun yang
bukan. Jenis media tersebut melibatkan media cetak, seperti surat kabar,
majalah, dan surat langsung. Media penyiaran, seperti radio dan televisi, juga
termasuk dalam cakupan ini. Selain itu, ada pula media pemajangan, seperti
billboard, tanda, poster, CD, dan DVD. Cakupan media komunikasi non-
pribadi juga melibatkan media interaksi baru, seperti telepon, internet, pesan
instan, dan email.Top of Form
Menurut pandangan Charles Doyle, terdapat sembilan saluran media
massa dengan karakteristik sebagai berikut: a) Televisi, media ini dapat
membentuk tingkat kesadaran yang tinggi dan mendominasi sebagai saluran
media utama di seluruh dunia pada abad ke-20, terutama mulai dari tahun
1950-an dan seterusnya. Meskipun tidak lagi menjadi satu-satunya saluran
yang paling banyak ditonton, televisi tetap memiliki audiens yang besar.
Keberulangan tayangan televisi terbukti menjadi salah satu aspek yang paling
membuat orang ketagihan. Tayangan ini sering ditonton secara santai di
rumah dan menjadi pusat pertemuan sosial keluarga.
Seringkali, opsi hiburan yang disajikan secara interaktif melalui
televisi atau komputer dianggap sebagai alternatif yang lebih relevan dengan
apa yang sering digunakan oleh generasi baru. Pada akhir tahun 1990-an,
penjualan komputer di seluruh dunia mulai menggeser popularitas perangkat
8
Ido Prijana Hadi, Megawati Wahjudianata, and Inri Inggrit Indrayani. "Komunikasi massa."
KOMUNIKASI MASSA (2020). h.28
televisi. b) Majalah dan Jurnal. Menyajikan opsi pencetakan berkualitas
tinggi, materi cetak memungkinkan keberagaman konten yang lebih besar
daripada media penyiaran atau tabloid harian. Lingkungan pengeditan yang
dinamis dan tidak sensasional, berbeda dengan kebutuhan surat kabar harian
harus membuat headline yang menarik perhatian. Majalah memungkinkan
penargetan audiens yang lebih tepat sasaran. Iklan dianggap oleh pembaca
sebagai bagian integral dari majalah yang bersangkutan dan seringkali
diharapkan. Majalah memiliki umur yang lebih panjang dibandingkan surat
kabar, karena orang cenderung membacanya lebih lama dan bahkan sering
mengoleksinya.
c) Pers. cakupan penyebaran pers tergolong luas. Pers memiliki
fleksibilitas baik dalam hal pengaturan waktu pembelian ruang media dapat
di-booking dengan pemberitahuan singkat. Metodenya kurang baik untuk
meliput audiens yang dituju, mengingat bahwa publikasi ini bergantung pada
audiens massal. Selain itu, iklan juga sering dilewatkan karena dianggap tidak
penting. d) Poster. memberikan kesempatan untuk mereproduksi warna,
poster memberikan kesempatan untuk menyampaikan pesan yang ringkas.
Poster dapat digunakan di tempat penjualan atau di titik konsumsi.
e) Film. Cara yang efektif untuk menjangkau penonton muda,
mengingat kelompok penonton bioskop dominan berusia 16-24 tahun.
Tingginya biaya produksi iklan film dapat dikurangi dengan mengadaptasi
iklan TV kreatif ke layar lebar. Kemungkinan segmentasi berdasarkan,
misalnya, usia, selera, dan lokasi. Penontonnya biasanya lebih sedikit dan
tempat duduknya sangat sempit. f) Radio. Selama bertahun-tahun, media
telah menjadi “teman dekat” bagi khalayak yang lebih kecil. Suara bersifat
portabel dan telah diberikan kehidupan baru di mobil dan radio portabel.
Kemungkinan segmentasi berdasarkan, misalnya, periode waktu, lokasi,
kerentanan, usia dan gaya hidup. Kurangnya representasi visual seringkali
menjadi kendala dalam dunia yang didominasi oleh gambar visual 9. Media
menumpang: Masyarakat biasanya tidak merekam atau merekam siaran radio.
9
Ido Prijana Hadi, Megawati Wahjudianata, and Inri Inggrit Indrayani. "Komunikasi
massa." KOMUNIKASI MASSA (2020). h.31
Penonton lokal kecil. Radio telah terisolasi dari media nasional/internasional,
namun dalam 30 tahun terakhir telah diberikan kehidupan baru sebagai media
yang melayani khalayak lokal.
g) Iklan luar ruang dan transport. Media ini mempunyai
kemampuan untuk meningkatkan kesadaran, terutama akibat kemacetan dan
padatnya lalu lintas. Siaran satelit. Kemampuan untuk menjangkau banyak
audiens pada waktu yang berbeda, siang dan malam di seluruh dunia. Dapat
menjangkau khalayak global. Akses mudah dan cepat ke media. Mengelola
pesan di berbagai negara merupakan sebuah tantangan. Mengukur cakupan
atau distribusi saluran dalam beberapa kasus sangat sulit: transmisi satelit
telah menciptakan begitu banyak saluran sehingga tidak ada satupun lembaga
penyiaran yang dapat mengontrol media. Sebagian besar pemirsa mempunyai
loyalitas saluran yang rendah dan secara konsisten tertarik pada sejumlah
saluran yang terbatas. i) Web di Seluruh Dunia. Kemampuan berkomunikasi
dengan target audiens menggunakan media sosial. Semua bentuk media
memiliki kemampuan online. Segala bentuk media bergabung dengan World
Wide Web10

- Perkembangan Teknologi Komunikasi menurut para ahli


Perkembangan teknologi komunikasi telah menjadi pokok perhatian
para ahli dalam berbagai bidang, termasuk ilmu komunikasi, teknologi
informasi, dan sosiologi. Berikut adalah gambaran singkat tentang
perkembangan teknologi komunikasi menurut para ahli:

a) Marshall McLuhan:

McLuhan menyoroti peran media dalam membentuk kesadaran


manusia dan mengenalkan konsep "The Medium is the Message." Dia
membicarakan efek media terhadap perubahan sosial dan membayangkan
dunia sebagai "global village" melalui media. Ungkapan “the medium is

10
Ido Prijina Hadi, dkk, Komunikasi Massa, CV. Penerbit Qiara Media, (Jawa Timur,
2021), h. 33
the message” mempunyai dua arti. Pertama, media atau saluran
komunikasi menentukan isi proses komunikasi. Dengan kata lain, bentuk
media komunikasi sangatlah penting, meskipun isi pesannya tidak relevan.
Kedua, gagasan media sebagai pesan dapat dimaknai berbeda dengan
mengubah huruf pada kata “message” menjadi “medium is the massage”.
Ungkapan ini menyiratkan bahwa media juga mengeksploitasi kesadaran
kita dan memanipulasi gambaran kita tentang diri kita sendiri, orang lain,
masyarakat, dan bahkan dunia dengan mengarahkan persepsi kita. Konon,
kata-kata McLuhan yang biasa digunakan adalah memecah kata "massage"
menjadi beberapa bagian, sehingga menghasilkan kalimat "the medium is
the mass-age", artinya media yang dominan pada suatu zaman adalah yang
digunakan pada zaman itu. bentuk komunikasi massa.11

b) Sherry Turkle:

Sebagai seorang ahli dalam studi teknologi, Turkle mengeksplorasi


hubungan antara manusia dan teknologi. Dalam karyanya, "Alone
Together," ia mengkaji dampak sosial dari teknologi komunikasi,
khususnya peran media sosial, dan bagaimana hal itu memengaruhi
hubungan antarmanusia.12

Sherry Turkle, seorang ahli dalam studi teknologi, mengeksplorasi


dinamika hubungan antara manusia dan teknologi dalam karyanya yang
berjudul "Alone Together." Dalam karya ini, ia secara mendalam
menginvestigasi dampak sosial dari teknologi komunikasi, terutama fokus
pada peran media sosial, dan bagaimana penggunaannya memengaruhi
hubungan antarmanusia.

Turkle membahas bagaimana teknologi modern, khususnya media


sosial, dapat menciptakan paradoks di mana meskipun kita semakin

11
Asep Saefudin, Perkembangan Teknologi Komunikasi: Perspektif Komunikasi
Peradaban, MediaTor (Jurnal Komunikasi) 9.2 (2008): h. 385.
12
Rhoni Rodin, Informasi dalam Konteks Sosial Budaya-Rajawali Pers, PT.
RajaGrafindo Persada, 2021. h. 43.
terhubung secara digital, kita juga bisa merasa semakin terasing secara
emosional. Ia menyoroti konsep "Alone Together," yang mencerminkan
paradoks ini di mana kita dapat merasa sendirian meskipun terhubung
secara daring dengan orang lain.

Dalam konteks media sosial, Turkle mengeksplorasi bagaimana


kehidupan digital seringkali menjadi pengganti interaksi sosial langsung,
dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi kualitas hubungan manusia. Ia
mencatat bahwa terlalu banyak keterlibatan dalam dunia virtual dapat
mengarah pada kurangnya kedalaman dalam hubungan interpersonal.

Penting untuk diingat bahwa pandangan Turkle tidak selalu bersifat


negatif terhadap teknologi, namun ia memperingatkan tentang potensi
konsekuensi sosial yang dapat timbul dari penggunaan teknologi
komunikasi yang tidak bijaksana. Dengan merenungkan dampak media
sosial dan teknologi lainnya pada kehidupan sehari-hari, Turkle menyoroti
pentingnya kesadaran akan cara kita berinteraksi dengan teknologi dan
bagaimana itu dapat membentuk dinamika hubungan sosial kita.

c) Everett Rogers:

Rogers dikenal karena Teori Diffusion of Innovations, yang membahas


bagaimana inovasi, termasuk teknologi komunikasi, menyebar dalam
masyarakat. Dia mengidentifikasi kelompok-kelompok yang berbeda
dalam masyarakat yang merespon inovasi dengan cara yang berbeda. 13

d) Clay Shirky:

Sebagai seorang pengamat media sosial dan komunikasi online, Shirky


membahas perubahan dalam partisipasi publik dan kolaborasi melalui
media digital. Dia mengamati bagaimana teknologi komunikasi
memungkinkan koordinasi dan mobilisasi massa dalam bentuk-bentuk

13
Sayekti, Retno, dan Mardianto Mardianto. "Perpustakaan Digital: Mengukur
Penerimaan Inovasi Teknologi." (2019). h.38.
baru. Clay Shirky, seorang pengamat media sosial dan komunikasi online,
membahas perubahan dalam partisipasi publik dan kolaborasi melalui
media digital. Dalam pemikirannya, Shirky menyoroti transformasi cara
orang berpartisipasi dan bekerja sama berkat adopsi media digital,
terutama media sosial.

Shirky menelusuri bagaimana teknologi digital, khususnya melalui


platform media sosial, telah mengubah dinamika partisipasi publik. Ia
mengamati bagaimana orang sekarang dapat berkontribusi, berbagi, dan
berkomunikasi secara lebih efektif melalui saluran-saluran online. Media
sosial, menurutnya, tidak hanya menjadi alat untuk mengonsumsi
informasi, tetapi juga sarana untuk berinteraksi aktif dan berpartisipasi
dalam pembentukan konten.

Pentingnya pemikiran Shirky terletak pada pemahamannya tentang


pergeseran kekuasaan dari pusat tradisional menuju individu atau
kelompok dalam era digital. Ia menekankan bahwa media sosial
memberikan panggung di mana setiap orang memiliki potensi untuk
menjadi kontributor aktif, menyebarkan gagasan, dan berkolaborasi
dengan orang lain tanpa hambatan geografis.

Dengan fokus pada aspek kolaboratif dan partisipatif media digital,


Shirky menyuguhkan pandangan yang mencerminkan perubahan
signifikan dalam cara kita berinteraksi dengan informasi dan satu sama
lain. Pemikirannya memberikan wawasan tentang bagaimana teknologi
telah mengubah dinamika partisipasi publik dan kolaborasi dalam konteks
era digital.

Contoh yang sedang relevan pada saat ini yang termasuk Koordinasi
Aktivitas Protes dan mobilitas sosial adalah netizen atau pengguna internet
bisa menggerakan atau mengkoordinasi orang banyak untuk mendukung
suatu pihak seperti pada kasus genosida Israel kepada Palaestina.
Mayoritas netizen Indonesia yang menggunakan media sosial seperti
Facebook, Twitter, atau Instagram berkoordinasi bersama untuk
menyerang sosial media dari Israel. Mereka juga dapat membuat
kelompok-kelompok daring untuk tergerak menggalang dukungan
Palestina dan mengatur protes atau demonstrasi.

- Dampak Perkembangan Teknologi Komunikasi


Everett M. Rogers mengklasifikasikan dampak teknologi komunikasi
terhadap masyarakat berdasarkan konsep model dampak. Konsep ini
menekankan perubahan pada individu atau sistem sosial menyusul
penerimaan atau penolakan terhadap hal-hal baru, dan tipe ini bisa ada secara
bersamaan dalam masyarakat. Di bawah ini kami sajikan tabel tipologi
dampak berdasarkan Everett M. Rogers:
Desirable Impact, efek ini bergantung pada kinerja inovasi oleh
individu atau sistem sosial. Undesirable Impact, dampak ini menyebabkan
kurangnya aktivitas inovasi oleh masyarakat atau proses sosial. Direct Impact,
individu atau sistem sosial bereaksi secara langsung atau cepat terhadap hal-
hal baru. Indirect Impact: Perubahan yang terjadi pada individu atau sistem
sosial setelah terjadinya dampak langsung. Anticipate Impact, perubahan
yang terjadi dapat diperkirakan karena anggota sistem sosial sudah
mengetahui/memahami hal baru tersebut. Unticipate Impact, perubahan
tersebut tidak dapat diharapkan karena anggota sistem sosial belum mengenal
hal-hal baru.14
Dampak dari teknologi komunikasi dapat dilihat dari berbagai bidang
diantaranya ialah bidang sosial, budaya, ekonomi dan politik. Berikut
penjelasan terkait dampak teknologi komunikasi dari berbagai bidang:
1. Sosial
Pengaruh positif dan negatifnya tergantung bagaimana setiap orang
menggunakan dan menyikapi media sosial tersebut. Media sosial menjadi

14
Everett M Rogers, Communication technology: The new media in society, (New York:
Free Press, 1986)
wadah bagi remaja untuk menuangkan kebebasan berekspresi, baik itu
bentuk gambar ataupun pesan-pesan.15
a. Dampak positif:
1.) Memudahkan kita untuk berinteraksi dengan banyak orang.
2.) Memperluas pergaulan.
3.) Lebih mudah dalam mengekspresikan diri.
b. Dampak negatif:
1.) Memunculkan adanya kesenjangan sosial.
2.) Banyak yang mudah termakan berita hoax.
3.) Memunculkan sifat individualisme.
2. Budaya
Teknologi komunikasi diciptakan untuk memberikan kemudahan
dalam menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Pemanfaatan Teknologi Komunikasi di era saat ini sangat penting dan
digunakan di berbagai bidang serta lapisan masyaraka. Dalam hal budaya
pemanfaatan komunikasi bisa di lakukan dengan memperkenalkan
budaya kita kepada orang lain.16
a. Dampak positif:
1.) Lunturnya budaya asli karena masuknya budaya asing.
b. Dampak negatif:
1.) Mudahnya masyarakat untuk mempelajari budaya asing.
2.) Memudahkan masyarakat dalam mempelajari bahasa asing.
3. Ekonomi
Perkembangan teknologi komunikasi telah banyak membantu industri
manufaktur yang mendorong pertumbuhan ekonomi negara.
Perkembangan Teknologi canggih mendorong pembangunan ekonomi
dan menyediakan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Pada
tingkat mikro, kemajuan teknologi Komunikasi memainkan peran
15
Sarah Zeva dkk, Moralitas Generasi Z di Media Sosial: Sebuah Esai, Vol. 01, No. 02,
Literaksi: Jurnal Manajemen Pendidikan, 2023
16
Alwi Sabil dkk, PengaruhTeknologi Informasi Komunikasi Dan Budaya Masyarakat
Pesisir Kabupaten Barru Terhadap Keamanan Maritim, Volume 3 Nomor 4, INNOVATIVE:
Journal Of Social Science Research, 2023,
penting dalam perubahan organisasi industri dan persaingan global.
Banyak negara maju dan berkembang berlomba-lomba mengembangkan
teknologi komunikasi untuk tujuan lain meningkatkan hasil produksinya
sehingga perekonomian negara dapat kuat terus meningkatkan dan
mencapai hasil terbaik.17
a. Dampak positif
1.) Mempermudah menemukan produk barang atau jasa.
2.) Adanya transaksi non-tunai.
3.) Banyak lapangan pekerjaan baru terutama di bidang IT.
4.) Ekspor dan impor lebih mudah.
5.) Adanya kerja sama antarnegara.
b. Dampak Negatif
1.) Offline shop kalah saing dengan online shop.
2.) Tidak mendukung perkembangan brand lokal.
4. Politik
Seorang ahli bernama Alwi Dahlan dalam buku “Komunikasi Politik
di Era Digital: dari Big Data, Influencer Relations & Kekuatan Selebriti,
hingga Politik Tawa” mengatakan: Komunikasi politik merupakan
bidang atau disiplin yang menelaah perilaku dan kegiatan komunikasi
yang bersifat politik, mempunyai akibat politik, atau berengaruh terhadap
perilaku politik.18
a. Dampak Positif
1.) Mempercepat dan memudahkan akses informasi politik bagi
masyarakat.
2.) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintah.
3.) Memungkinkan partisipasi politik yang lebih luas dan aktif dari
masyarakat.

17
Alwi Sabil dkk, Pengaruh Teknologi Informasi Komunikasi Dan Budaya Masyarakat
Pesisir Kabupaten Barru Terhadap Keamanan Maritim, Volume 3 Nomor 4, INNOVATIVE:
Journal Of Social Science Research, 2023,
18
Silvanus Alvin, Komunikasi Politik di Era Digital dari Big Data, Influencer Relation
& Kekuatan Selebriti, Hingga Politik Tawa, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2022)
4.) Memungkinkan kerja sama antara negara secara lebih efektif
melalui teknologi komunikasi yang lebih baik.
b. Dampak Negatif
1.) Meningkatkan risiko keamanan siber dan serangan siber yang
dapat memengaruhi stabilitas negara.
2.) Memungkinkan manipulasi informasi dan propaganda politik
yang dapat mempengaruhi opini publik dan proses politik.
3.) Meningkatkan risiko konflik global melalui persaingan
teknologi yang meningkat antara negara-negara.

- Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku Masyarakat


Cakupan dampak sosial dari teknologi komunikasi mencakup segala
hal mulai dari kecepatan adopsi inovasi hingga kegunaan teknologi dan
proses hingga dampak teknologi komunikasi terhadap masyarakat. Pengaruh
dan akibat mempunyai arti yang sangat berbeda dalam proses komunikasi,
dengan efek komunikasi lebih ditujukan untuk mengubah perilaku individu
(pengetahuan, sikap, perilaku yang diakibatkan oleh pengiriman pesan
komunikasi). Ini adalah beberapa pendapat Rogers mengenai dampak dan
efektivitas.19
Bahwa berdasarkan hasil dari penelitian, informasi yang diperoleh
dari wawancara dengan narasumber di lapangan, maka dapat diketahui faktor-
faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku pada masyarakat20, yaitu:

a) Kebiasaan
Berdasarkan hasil penelitian faktor penyebab perubahan perilaku
pada masyarakat disebabkan adanya perubahan kebiasaan individu di
dalam masyarakat. Kebiasaan merupakan faktor dari mementingkan
pemakaian sunscreen atau sunblock, banyak minum air putih untuk
19
Yoga, Salman. Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia dan Perkembangan
Teknologi Komunikasi. Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah 24.1
(2019).
20
Zulyan, dkk. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Perilaku Sosial Masyarakat di
Tengah Pandemi COVID-19, JUPANK Jurnal Pancasila Kewarganegaraan, Vol.1 No. 2, Agustus
2021, h. 214.
menghindarinya dehidrasi, serta memakai pakaian yang menyerap
keringat. Kesadaran individu akan dampak perubahan perilaku sebagai
respons terhadap berita panas ekstrem dapat menjadi faktor kemauan
yang signifikan. Penonton yang sadar akan konsekuensi tindakan
mereka dapat lebih terbuka terhadap perubahan perilaku yang positif.
Analisis framing perlu mempertimbangkan sejauh mana framing berita
meningkatkan kesadaran ini dan memotivasi penonton untuk
merespons dengan tindakan nyata.
Kemauan untuk berubah dapat dipengaruhi oleh tingkat empati dan
identifikasi penonton dengan korban berita panas ekstrem. Penonton
yang merasa terhubung secara emosional dengan korban mungkin lebih
cenderung merespons berita dengan perubahan perilaku yang bersifat
mendukung. Analisis perlu mengeksplorasi bagaimana framing berita
membangun atau menguatkan empati penonton terhadap korban.
b) Kemauan
Berdasarkan hasil penelitian faktor penyebab perubahan perilaku
masyarakat pada masa kemarau pada akhir-akhir ini disebabkan adanya
kemauan dari individu itu sendiri, kemauan merupakan proses dimana
tiap individu mentingkan sebuah perubahan dengan keinginanya,
perubahan bisa saja berdampak positif dan juga negatif jika tiap
individu bisa mengkaji mana yang baik untuk dipertahankan tanpa
harus meninggalkan sikap yang dulu. Kemauan untuk mengeksplorasi
pengaruh konten berita panas ekstrem di Indonesia terhadap sikap dan
perilaku penonton melibatkan pemahaman mendalam tentang
bagaimana media, khususnya liputan TV dan online, memainkan peran
sentral dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap kejadian-
kejadian tersebut. Faktor kemauan untuk menggali aspek-aspek
framing berita menjadi esensial dalam konteks ini, karena mampu
memberikan gambaran holistik tentang bagaimana suatu berita
disajikan dan diterima oleh penonton. Dalam menghadapi era digital,
peran media dalam membentuk pandangan dan respons masyarakat
terhadap peristiwa panas ekstrem menjadi semakin penting.
c) Faktor Sosial21
Faktor sosial merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya
perubahan perilaku sosial di kalangan masyarakat. Di mana pada hasil
penelitian dan pengamatan faktor sosial merupakan hal yang bisa
menyebabkan perubahan perilaku sosial antar masyarakat. Contohnya
di masyarakat dengan status sosial yang tinggi terbiasa dan mampu
berpergian menggunakan mobil, sehingga tidak terlalu berpengaruh
dengan adanya fenomena panas ektrem ini sedangkan kalau masyarakat
yang menengah kebawah itu hanya menggunakan topi saja. Faktor
sosial memainkan peran penting dalam membentuk cara individu
merespons berita panas ekstrem. Dengan keberagaman sosial yang
kaya di Indonesia, seperti perbedaan etnis, agama, dan latar belakang
sosio ekonomi, respons terhadap berita panas ekstrem dapat bervariasi.
Analisis framing perlu mempertimbangkan bagaimana berbagai
kelompok sosial merespons dan memahami berita ini, serta bagaimana
framing tersebut dapat menciptakan atau meredakan ketegangan sosial.
Faktor sosial juga terkait dengan konstruksi identitas sosial dalam
merespons berita panas ekstrem. Bagaimana media mempresentasikan
kelompok-kelompok sosial tertentu dalam liputan berita dapat
membentuk persepsi penonton terhadap identitas mereka. Hal ini dapat
memengaruhi bagaimana individu merasakan keterkaitan personal
dengan kejadian-kejadian tersebut dan dapat memicu respons
emosional yang kuat. Faktor sosial juga mencakup ketidaksetaraan
akses terhadap informasi, yang dapat memengaruhi sejauh mana
masyarakat memiliki pemahaman yang seragam terkait berita panas
ekstrem. Kelompok-kelompok sosial tertentu mungkin lebih atau
kurang terpapar pada jenis berita tertentu, dan hal ini perlu diakui
21
Zulyan, dkk. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Perilaku Sosial Masyarakat di
Tengah Pandemi COVID-19, JUPANK Jurnal Pancasila Kewarganegaraan, Vol.1 No. 2, Agustus
2021, h. 215.
dalam analisis framing untuk memahami implikasi ketidaksetaraan ini
terhadap sikap dan perilaku penonton.
d) Faktor Teknologi

Berdasarkan hasil dari penelitian faktor penyebab perubahan


perilaku sosial disebabkan adanya faktor teknologi yang dimana
teknologi merupakan suatu hal untuk mempermudah serta membantu
manusia dalam membaca dan melihat berita melalui internet sehingga
dapat meng-influence atau mempengaruhi khalayak ramai untuk
mengikuti arahan media. Teknologi memainkan peran kunci dalam
meningkatkan aksesibilitas dan kecepatan informasi terkait berita
panas ekstrem. Internet dan platform online memungkinkan penonton
untuk mendapatkan informasi secara real-time, mempengaruhi sejauh
mana mereka terpapar dan merespons berita tersebut. Analisis
framing perlu mempertimbangkan dampak kecepatan distribusi
informasi terhadap sikap dan tindakan penonton.22

Kemajuan teknologi dalam produksi dan penyiaran televisi


memberikan dimensi visual yang lebih kuat dalam menyampaikan
berita panas ekstrem. Efek visualisasi ini dapat memperkuat kesan
dramatis dan emosional dari berita, mempengaruhi cara penonton
menginternalisasi peristiwa tersebut. Analisis framing perlu
mencakup bagaimana elemen visual dalam liputan TV memainkan
peran dalam membentuk persepsi penonton.Teknologi online
memungkinkan interaktivitas dan partisipasi yang lebih besar dari
penonton. Melalui komentar, like, dan share di platform media online,
penonton dapat berpartisipasi aktif dalam merespons berita panas
ekstrem. Faktor teknologi ini memerlukan pemahaman bagaimana
interaksi online memengaruhi persepsi dan sikap penonton, serta
bagaimana media dapat merespon keterlibatan ini.
22
Zulyan, dkk. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Perilaku Sosial Masyarakat di
Tengah Pandemi COVID-19, JUPANK Jurnal Pancasila Kewarganegaraan, Vol.1 No. 2, Agustus
2021, h. 216
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
Dari hasil penelitian tingginya akses dan konsumsi berita online 7 dari 8
responden melaporkan tingkat akses dan konsumsi berita online yang tinggi,
menunjukkan dampak langsung kepada perkembangan teknologi dan ada pula
pengaruh positif dan negatif dari pemberitaan media online terhadap perilaku
masyarakat, dengan 86% melaporkan adanya direct impact dari pengaksesan
berita tersebut, sedangkan 14% melaporkan indirect impact. Perubahan langsung
dalam tindakan: Sebanyak 86% dari responden yang merasakan dampak langsung
dari perkembangan teknologi yakni mudahnya akses berita online pada
masyarakat. Juga melaporkan adanya perubahan gaya hidup terkait pencegahan
dampak panas ekstrem seperti memakai sunscreen, memakai pakaian yang
nyaman, dan berusaha terhindar dari matahari langsung sebagai akibat dari
penerimaan informasi berita yang diakses. Para responden tentunya juga
mendapat pengetahuan yang lebih terkait bahayanya matahari, contonya dari
bahayanya matahari bisa mengakibatkan kulit kering, dehidrasi, bahkan yang
lebih parahnya lagi dapat mengakitbatkan terjadinya kanker kulit.
Sedangkan, sisanya (14% dari responden) menyatakan bahwa tidak merasa
terdampak langsung dari efek berita tersebut terhadap kehidupannya seperti
menjadi menggunakan sunscreen dll. karena responden tersebut mengatakan
bahwa dirinya cenderung cuek dengan kondisi fisik, terlebih lagi responden
tersebut berjenis kelamin laki-laki. Namun tetap memberikan pengetahuan terkait
fenomena panas ekstrem di Indonesia.
Penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan teknologi, terutama
pemberitaan media online, memiliki dampak langsung yang signifikan terhadap
perilaku masyarakat terkait isu panas ekstrem di Indonesia. Dengan sebagian
besar responden merasakan dampak langsung, pemahaman yang lebih mendalam
tentang bagaimana teknologi memengaruhi tindakan dan persepsi masyarakat
dapat menjadi landasan untuk pengembangan strategi informasi dan pendidikan
yang lebih efektif terkait isu-isu lingkungan. Seperti Ismi (22) yang mengatakan
“Dengan informasi yang begitu mudah diakses, saya menjadi lebih sadar akan
dampak panas ekstrem dan perubahan iklim secara keseluruhan. Ini membuat
saya lebih peduli dan lebih memperhatikan langkah-langkah yang dapat diambil
untuk melibatkan diri dalam upaya pencegahan, dan juga saya lebih cenderung
mengambil tindakan pencegahan setelah membaca atau melihat berita tentang
panas ekstrem. Misalnya, saya menjadi lebih rajin dalam mematuhi himbauan
dan saran terkait kesehatan saat cuaca sangat panas.”
Wawancara ini mencerminkan direct Impact yang dimana ia mengikuti
himbauan berita ketika panas ektrem yang melanda di Indonesia ini, Responden
lebih cenderung menjalankan tindakan-tindakan konkrit, seperti mematuhi
himbauan atau saran terkait kesehatan selama kondisi cuaca sangat panas. Hal ini
mencerminkan perubahan perilaku yang positif sebagai respons langsung terhadap
informasi yang diterima melalui perkembangan teknologi.
Ada dampak positif dari perkembangan teknologi, khususnya akses
mudah terhadap informasi melalui berita online, terhadap persepsi dan tindakan
individu terkait isu panas ekstrem di Indonesia. Responden menunjukkan bahwa
kemudahan mengakses informasi telah meningkatkan kesadaran mereka terhadap
dampak panas ekstrem dan perubahan iklim secara umum. Kesadaran ini
mendorong kepedulian mereka terhadap masalah lingkungan.
Selain itu, hasil wawancara juga menunjukkan bahwa akses cepat dan
mudah terhadap berita online telah memberikan dorongan untuk mengambil
tindakan pencegahan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perkembangan
teknologi dan akses mudah terhadap informasi melalui media online dapat
berperan sebagai alat efektif dalam membentuk perilaku individu terkait isu
lingkungan. Sementara ini menunjukkan dampak positif, perlu terus diperhatikan
bagaimana teknologi juga dapat memberikan tantangan, seperti potensi kelebihan
informasi atau disinformasi. Oleh karena itu, penting untuk terus mengembangkan
pendekatan yang bijak dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan
kesadaran dan tindakan positif terkait masalah lingkungan.
KESIMPULAN
Berdasarkan studi kasus dampak pemberitaan panas ekstrem di Indonesia,
dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai dampak perkembangan teknologi,
khususnya pemberitaan media online, terhadap perubahan perilaku masyarakat
yakni cepatnya penyebaran informas. Dengan adanya pemberitaan media online,
informasi mengenai peristiwa panas ekstrem dapat tersebar dengan sangat cepat.
Hal ini memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan berita secara real-time,
namun juga meningkatkan risiko penyebaran berita palsu atau sensationalisme.
lalu ada perubahan pola konsumsi berita, masyarakat cenderung beralih dari
sumber berita tradisional ke platform media online untuk mendapatkan informasi
terkini. Hal ini dapat memengaruhi cara masyarakat mengonsumsi berita dan
membentuk persepsi mereka terhadap peristiwa tertentu.
Dampak yang terjadi pada studi kasus ini yaitu Direct Impact, dimana
Direct Impact tersebut itu merespons dengan segera atau cepat terhadap inovi,
zaman sekarang ini udah di era digital dimana informasi mudah di dapatkan bisa
melalui media online juga sehingga mudah juga responden terdapak pada framing
berita tersebut. seperti yang terjadi pada responden mereka setelah, membaca
berita online dan membaca atau mendengarkan himbauan dari 100% per 86% itu
langsung jadi menggunakan sunscreen, sunblock, usahakan berada dalam
ruangan, dan lain sebagainya.
Kesimpulannya, perkembangan teknologi dan pemberitaan media online
memiliki dampak yang signifikan terhadap perubahan perilaku masyarakat.
Sementara kemampuan mendapatkan informasi dengan cepat menjadi lebih baik,
tantangan utama adalah bagaimana masyarakat dapat mengelola informasi
tersebut dengan bijak dan kritis untuk meminimalkan risiko dampak negatifnya.
Literasi media dan pemahaman yang lebih baik tentang cara berinteraksi dengan
berita online menjadi kunci untuk membentuk masyarakat yang informatif dan
berpikiran kritis.
DAFTAR PUSTAKA

Hadi, I. P., Wahjudianata, M., & Indrayani, I. I. (2020). Komunikasi Massa.

Ido Prijina Hadi, dkk, (2021). Komunikasi Massa, CV. Penerbit Qiara Media,
(Jawa Timur).

Kencana, Woro Harkandi, dkk. (2022). Penggunaan Media Sosial dalam Portal
Berita Online. Jurnal Ikraith-Humaniora. Vol 6 No 2.

Manurung, Y. H., & Bismala, L. (2021, Juni). Analisis Kearifan Lokal Dalam
Iklan Kuku Bima Ener-G Versi Sumatera Utara: Kajian Antropolinguistik. In
Seminar Nasional Teknologi Edukasi Sosial dan Humaniora (Vol. 1, No. 1,
pp. 499-506).

Mubah, A. S. (2011). Strategi meningkatkan daya tahan budaya lokal dalam


menghadapi arus globalisasi. Jurnal Unair, 24(4), 302-308.

Putranto, R. W. (2023). Peran Tim News Crew Dalam Produksi Tayangan Berita
Televisi. Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora, 1(1), 39-64.

Rodin, R. (2021). Informasi dalam Konteks Sosial Budaya-Rajawali Pers. PT.


Raja Grafindo Persada.

Rogers, M. E. (1986). Communication Technology-The New Media in Society,


The Free Prees, A. Dursion of Macmillin, Inc. New York.

Sabil, A., Erhanuddin, E., & Jainuddin, J. (2023). Pengaruh Teknologi Informasi
Komunikasi Dan Budaya Masyarakat Pesisir Kabupaten Barru Terhadap
Keamanan Maritim. Innovative: Journal Of Social Science Research, 3(4),
3604-3612.

Saefudin, A. (2008). Perkembangan Teknologi Komunikasi: Perspektif


Komunikasi Peradaban. MediaTor (Jurnal Komunikasi), 9(2), 383-392.
Santoso, Alexander Halim, dkk. (2023). Hypertension Screening through Blood
Pressure Measurement for Residents of Kampung Baros Village Ciherang
Pacet After the Cianjur Earthquake, Nusantara: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat , Vol. 3, No. 1.

Sayekti, R., & Mardianto, M. (2019). Perpustakaan Digital: Mengukur


Penerimaan Inovasi Teknologi.

Yoga, S. (2019). Perubahan sosial budaya masyarakat indonesia dan


perkembangan teknologi komunikasi. Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan
Pengembangan Ilmu Dakwah, 24(1).

Zeva, S., Rizqiana, I., Novitasari, D., & Radita, F. R. (2023). Moralitas Generasi
Z di Media Sosial: Sebuah Esai. Literaksi: Jurnal Manajemen Pendidikan,
1(02), 1-6.

Zulyan, Z., & Setiawan, I. S. (2021). Faktor-Faktor Penyebab Perubahan


Perilaku Sosial Masyarakat Ditengah Pandemi Covid-19 (Studi Kasus di
Kelurahan Semarang Kota Bengkulu). Jurnal Pancasila dan
Kewarganegaraan (JUPANK), 1(2), 210-221.

Anda mungkin juga menyukai