ABSTRAK
Seiring dengan kemajuan teknologi, konten berita panas ekstrem semakin mudah
diakses oleh masyarakat melalui televisi dan internet. Framing berita dapat
membentuk persepsi penonton terhadap suatu kejadian, mempengaruhi pandangan
mereka, dan bahkan dapat membentuk sikap serta perilaku tertentu. Oleh karena
itu, kajian mengenai pengaruh konten berita panas ekstrem di Indonesia terhadap
sikap dan perilaku penonton menjadi sangat relevan untuk menjawab tantangan
perkembangan teknologi komunikasi di era digital ini. 1 Tujuan dari penulisan ini
adalah untuk menginvestigasi dan menganalisis dampak perkembangan teknologi,
khususnya dalam konteks pemberitaan media online, terhadap perubahan perilaku
masyarakat. Fokus kajian ini difokuskan pada studi kasus dampak pemberitaan
panas ekstrem di Indonesia, mencermati bagaimana perkembangan teknologi yang
dalam konteks ini adalah mudahnya akses berita yang ada di masyarakat tersebut
memengaruhi sikap, pengetahuan, dan tindakan masyarakat. dan untuk memenuhi
tugas akhir mata kuliah perkembangan teknologi komunikasi.
1
Alexander Halim Santoso, dkk, Hypertension Screening through Blood Pressure
Measurement for Residents of Kampung Baros Village Ciherang Pacet After the Cianjur
Earthquake, NUSANTARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat , Vol. 3, No. 1 (Februari
2023) h. 37.
PENDAHULUAN
2
Safril Mubah, Stategi Meningkatkan Daya Tahan Budaya Lokal dalam Menghadapi
Arus Globalisasi, Jurnal Universitas Airlangga, Volume 24, Nomer 4, 2011, h. 1.
3
Woro Harkandi Kencana, dkk, Penggunaan Media Sosial dalam Portal Berita Online,
Jurnal Ikraith-Humaniora Vol 6 No 2 Juli 2022, h. 136.
Dalam konteks ini, perlu diperhatikan juga peran algoritma dalam
menyesuaikan konten berita dengan preferensi pengguna. Meskipun memberikan
kemudahan personalisasi, hal ini dapat menghadirkan risiko isolasi informasi, di
mana individu hanya terpapar pada sudut pandang yang sudah dikenalinya.
Panas ekstrem telah menjadi isu yang semakin mendesak di berbagai kota,
termasuk Jakarta, di seluruh dunia. Fenomena ini mempengaruhi kehidupan
sehari-hari penduduk kota dan memiliki dampak signifikan pada kesehatan,
keamanan, dan kenyamanan. Di tengah berita terus berkembang tentang panas
ekstrem, media massa memainkan peran penting dalam menyampaikan informasi
kepada masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa saja dampak
yang dihasilkan dari adanya perkembangan teknologi komunikasi ini, terutama
komunikasi massa.
4
Alexander Halim Santoso, dkk, Hypertension Screening through Blood Pressure
Measurement for Residents of Kampung Baros Village Ciherang Pacet After the Cianjur
Earthquake, NUSANTARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat , Vol. 3, No. 1 (Februari
2023) h. 37.
etis, dan tetap berkomitmen terhadap penyajian berita yang berkualitas dan dapat
dipercaya.
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Literatur
- Fungsi Komunikasi Massa menurut Harold Lasswell
Harold Lasswell, seorang ilmuwan politik dan ahli komunikasi,
menyumbangkan pemikirannya mengenai fungsi komunikasi massa melalui
model komunikasi yang dikenal sebagai "Model Harold Lasswell". Model ini
dijelaskan dalam esainya yang terkenal berjudul "The Structure and Function
of Communication in Society" pada tahun 1948. Menurut Lasswell, fungsi
komunikasi massa dapat diuraikan dalam beberapa pertanyaan kunci: “Who
says what in which channel to whom and with what effects” – Siapa
mengatakan apa melalui saluran mana kepada siapa dan dengan pengaruh
apa”5
5
Garinsingan, Daina Titivany, and Sri Herwindya Baskara Wijaya. "Pengaruh Terpaan Konten
Instagram Terhadap Tingkat Literasi Followers (Pengaruh Terpaan Konten Instagram
@studiodjiwa terhadap Tingkat Literasi mengenai Mental Well Being bagi Para Pengikutnya
Periode September-Oktober 2022)." h.5.
a) Who (Siapa):
Pertanyaan ini berkaitan dengan identitas pengirim pesan atau
pihak yang bertanggung jawab atas produksi dan pengelolaan pesan.
Siapa yang membuat, mengontrol, dan menyebarkan informasi?
b) Says What (Mengatakan Apa):
Fokus pada substansi atau konten pesan. Apa yang disampaikan
dalam pesan tersebut? Ini melibatkan pemahaman tentang topik, narasi,
pesan politik, dan nilai-nilai yang disampaikan melalui media massa.
c) In Which Channel (Melalui Saluran Apa):
Menyangkut media atau saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan. Apakah melalui surat kabar, radio, televisi, atau
platform online? Pilihan saluran ini dapat memengaruhi cara pesan
diterima dan diinterpretasi.
d) To Whom (Kepada Siapa):
Berfokus pada audiens atau penerima pesan. Siapa yang menjadi
target pesan? Apakah media massa ditujukan kepada masyarakat umum,
kelompok tertentu, atau individu-individu dengan karakteristik tertentu?
e) With What Effect (Dengan Efek Apa):
Pertanyaan terakhir menilai dampak pesan tersebut. Bagaimana
pesan ini memengaruhi masyarakat atau audiens? Apakah pesan tersebut
mencapai tujuan yang diinginkan oleh pengirimnya?6
Dengan mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan tersebut, Lasswell
menyediakan kerangka kerja untuk menganalisis fungsi komunikasi massa
dan memahami peranannya dalam membentuk opini publik, mempengaruhi
kebijakan, dan memperkuat atau merubah norma sosial. Model ini
memberikan landasan untuk memahami berbagai elemen penting dalam
komunikasi massa dan menyelidiki dampaknya terhadap masyarakat.
7
Ido Prijana Hadi, Megawati Wahjudianata, and Inri Inggrit Indrayani. "Komunikasi
massa." KOMUNIKASI MASSA (2020). h.25
dengan media yang bersifat portabel, media audio visual, seperti televisi dan
film, tidak dapat dibawa ke mana-mana sesuai keinginan. Selain itu, pesan
yang disampaikan juga tidak dapat diulang karena tampilannya bersifat
sekilas, sehingga tidak dapat ditinjau kembali. Karakteristik lainnya termasuk
sifat serempak pesan dan adanya umpan balik verbal dan non-verbal. Industri
komunikasi audio visual didukung oleh iklan, iuran, dan subsidi pemerintah.
Media ini memiliki pengaturan yang ketat (regulated media) dengan berbagai
macam informasi dan pesan, seperti berita, hiburan, pendidikan, dan lain-lain.
Ada beberapa cakupan saluran komunikasi menurut para ahli8:
Dalam pandangan Alex Sobur, saluran komunikasi non-pribadi
mencakup berbagai media, baik yang tergolong media massa maupun yang
bukan. Jenis media tersebut melibatkan media cetak, seperti surat kabar,
majalah, dan surat langsung. Media penyiaran, seperti radio dan televisi, juga
termasuk dalam cakupan ini. Selain itu, ada pula media pemajangan, seperti
billboard, tanda, poster, CD, dan DVD. Cakupan media komunikasi non-
pribadi juga melibatkan media interaksi baru, seperti telepon, internet, pesan
instan, dan email.Top of Form
Menurut pandangan Charles Doyle, terdapat sembilan saluran media
massa dengan karakteristik sebagai berikut: a) Televisi, media ini dapat
membentuk tingkat kesadaran yang tinggi dan mendominasi sebagai saluran
media utama di seluruh dunia pada abad ke-20, terutama mulai dari tahun
1950-an dan seterusnya. Meskipun tidak lagi menjadi satu-satunya saluran
yang paling banyak ditonton, televisi tetap memiliki audiens yang besar.
Keberulangan tayangan televisi terbukti menjadi salah satu aspek yang paling
membuat orang ketagihan. Tayangan ini sering ditonton secara santai di
rumah dan menjadi pusat pertemuan sosial keluarga.
Seringkali, opsi hiburan yang disajikan secara interaktif melalui
televisi atau komputer dianggap sebagai alternatif yang lebih relevan dengan
apa yang sering digunakan oleh generasi baru. Pada akhir tahun 1990-an,
penjualan komputer di seluruh dunia mulai menggeser popularitas perangkat
8
Ido Prijana Hadi, Megawati Wahjudianata, and Inri Inggrit Indrayani. "Komunikasi massa."
KOMUNIKASI MASSA (2020). h.28
televisi. b) Majalah dan Jurnal. Menyajikan opsi pencetakan berkualitas
tinggi, materi cetak memungkinkan keberagaman konten yang lebih besar
daripada media penyiaran atau tabloid harian. Lingkungan pengeditan yang
dinamis dan tidak sensasional, berbeda dengan kebutuhan surat kabar harian
harus membuat headline yang menarik perhatian. Majalah memungkinkan
penargetan audiens yang lebih tepat sasaran. Iklan dianggap oleh pembaca
sebagai bagian integral dari majalah yang bersangkutan dan seringkali
diharapkan. Majalah memiliki umur yang lebih panjang dibandingkan surat
kabar, karena orang cenderung membacanya lebih lama dan bahkan sering
mengoleksinya.
c) Pers. cakupan penyebaran pers tergolong luas. Pers memiliki
fleksibilitas baik dalam hal pengaturan waktu pembelian ruang media dapat
di-booking dengan pemberitahuan singkat. Metodenya kurang baik untuk
meliput audiens yang dituju, mengingat bahwa publikasi ini bergantung pada
audiens massal. Selain itu, iklan juga sering dilewatkan karena dianggap tidak
penting. d) Poster. memberikan kesempatan untuk mereproduksi warna,
poster memberikan kesempatan untuk menyampaikan pesan yang ringkas.
Poster dapat digunakan di tempat penjualan atau di titik konsumsi.
e) Film. Cara yang efektif untuk menjangkau penonton muda,
mengingat kelompok penonton bioskop dominan berusia 16-24 tahun.
Tingginya biaya produksi iklan film dapat dikurangi dengan mengadaptasi
iklan TV kreatif ke layar lebar. Kemungkinan segmentasi berdasarkan,
misalnya, usia, selera, dan lokasi. Penontonnya biasanya lebih sedikit dan
tempat duduknya sangat sempit. f) Radio. Selama bertahun-tahun, media
telah menjadi “teman dekat” bagi khalayak yang lebih kecil. Suara bersifat
portabel dan telah diberikan kehidupan baru di mobil dan radio portabel.
Kemungkinan segmentasi berdasarkan, misalnya, periode waktu, lokasi,
kerentanan, usia dan gaya hidup. Kurangnya representasi visual seringkali
menjadi kendala dalam dunia yang didominasi oleh gambar visual 9. Media
menumpang: Masyarakat biasanya tidak merekam atau merekam siaran radio.
9
Ido Prijana Hadi, Megawati Wahjudianata, and Inri Inggrit Indrayani. "Komunikasi
massa." KOMUNIKASI MASSA (2020). h.31
Penonton lokal kecil. Radio telah terisolasi dari media nasional/internasional,
namun dalam 30 tahun terakhir telah diberikan kehidupan baru sebagai media
yang melayani khalayak lokal.
g) Iklan luar ruang dan transport. Media ini mempunyai
kemampuan untuk meningkatkan kesadaran, terutama akibat kemacetan dan
padatnya lalu lintas. Siaran satelit. Kemampuan untuk menjangkau banyak
audiens pada waktu yang berbeda, siang dan malam di seluruh dunia. Dapat
menjangkau khalayak global. Akses mudah dan cepat ke media. Mengelola
pesan di berbagai negara merupakan sebuah tantangan. Mengukur cakupan
atau distribusi saluran dalam beberapa kasus sangat sulit: transmisi satelit
telah menciptakan begitu banyak saluran sehingga tidak ada satupun lembaga
penyiaran yang dapat mengontrol media. Sebagian besar pemirsa mempunyai
loyalitas saluran yang rendah dan secara konsisten tertarik pada sejumlah
saluran yang terbatas. i) Web di Seluruh Dunia. Kemampuan berkomunikasi
dengan target audiens menggunakan media sosial. Semua bentuk media
memiliki kemampuan online. Segala bentuk media bergabung dengan World
Wide Web10
a) Marshall McLuhan:
10
Ido Prijina Hadi, dkk, Komunikasi Massa, CV. Penerbit Qiara Media, (Jawa Timur,
2021), h. 33
the message” mempunyai dua arti. Pertama, media atau saluran
komunikasi menentukan isi proses komunikasi. Dengan kata lain, bentuk
media komunikasi sangatlah penting, meskipun isi pesannya tidak relevan.
Kedua, gagasan media sebagai pesan dapat dimaknai berbeda dengan
mengubah huruf pada kata “message” menjadi “medium is the massage”.
Ungkapan ini menyiratkan bahwa media juga mengeksploitasi kesadaran
kita dan memanipulasi gambaran kita tentang diri kita sendiri, orang lain,
masyarakat, dan bahkan dunia dengan mengarahkan persepsi kita. Konon,
kata-kata McLuhan yang biasa digunakan adalah memecah kata "massage"
menjadi beberapa bagian, sehingga menghasilkan kalimat "the medium is
the mass-age", artinya media yang dominan pada suatu zaman adalah yang
digunakan pada zaman itu. bentuk komunikasi massa.11
b) Sherry Turkle:
11
Asep Saefudin, Perkembangan Teknologi Komunikasi: Perspektif Komunikasi
Peradaban, MediaTor (Jurnal Komunikasi) 9.2 (2008): h. 385.
12
Rhoni Rodin, Informasi dalam Konteks Sosial Budaya-Rajawali Pers, PT.
RajaGrafindo Persada, 2021. h. 43.
terhubung secara digital, kita juga bisa merasa semakin terasing secara
emosional. Ia menyoroti konsep "Alone Together," yang mencerminkan
paradoks ini di mana kita dapat merasa sendirian meskipun terhubung
secara daring dengan orang lain.
c) Everett Rogers:
d) Clay Shirky:
13
Sayekti, Retno, dan Mardianto Mardianto. "Perpustakaan Digital: Mengukur
Penerimaan Inovasi Teknologi." (2019). h.38.
baru. Clay Shirky, seorang pengamat media sosial dan komunikasi online,
membahas perubahan dalam partisipasi publik dan kolaborasi melalui
media digital. Dalam pemikirannya, Shirky menyoroti transformasi cara
orang berpartisipasi dan bekerja sama berkat adopsi media digital,
terutama media sosial.
Contoh yang sedang relevan pada saat ini yang termasuk Koordinasi
Aktivitas Protes dan mobilitas sosial adalah netizen atau pengguna internet
bisa menggerakan atau mengkoordinasi orang banyak untuk mendukung
suatu pihak seperti pada kasus genosida Israel kepada Palaestina.
Mayoritas netizen Indonesia yang menggunakan media sosial seperti
Facebook, Twitter, atau Instagram berkoordinasi bersama untuk
menyerang sosial media dari Israel. Mereka juga dapat membuat
kelompok-kelompok daring untuk tergerak menggalang dukungan
Palestina dan mengatur protes atau demonstrasi.
14
Everett M Rogers, Communication technology: The new media in society, (New York:
Free Press, 1986)
wadah bagi remaja untuk menuangkan kebebasan berekspresi, baik itu
bentuk gambar ataupun pesan-pesan.15
a. Dampak positif:
1.) Memudahkan kita untuk berinteraksi dengan banyak orang.
2.) Memperluas pergaulan.
3.) Lebih mudah dalam mengekspresikan diri.
b. Dampak negatif:
1.) Memunculkan adanya kesenjangan sosial.
2.) Banyak yang mudah termakan berita hoax.
3.) Memunculkan sifat individualisme.
2. Budaya
Teknologi komunikasi diciptakan untuk memberikan kemudahan
dalam menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Pemanfaatan Teknologi Komunikasi di era saat ini sangat penting dan
digunakan di berbagai bidang serta lapisan masyaraka. Dalam hal budaya
pemanfaatan komunikasi bisa di lakukan dengan memperkenalkan
budaya kita kepada orang lain.16
a. Dampak positif:
1.) Lunturnya budaya asli karena masuknya budaya asing.
b. Dampak negatif:
1.) Mudahnya masyarakat untuk mempelajari budaya asing.
2.) Memudahkan masyarakat dalam mempelajari bahasa asing.
3. Ekonomi
Perkembangan teknologi komunikasi telah banyak membantu industri
manufaktur yang mendorong pertumbuhan ekonomi negara.
Perkembangan Teknologi canggih mendorong pembangunan ekonomi
dan menyediakan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Pada
tingkat mikro, kemajuan teknologi Komunikasi memainkan peran
15
Sarah Zeva dkk, Moralitas Generasi Z di Media Sosial: Sebuah Esai, Vol. 01, No. 02,
Literaksi: Jurnal Manajemen Pendidikan, 2023
16
Alwi Sabil dkk, PengaruhTeknologi Informasi Komunikasi Dan Budaya Masyarakat
Pesisir Kabupaten Barru Terhadap Keamanan Maritim, Volume 3 Nomor 4, INNOVATIVE:
Journal Of Social Science Research, 2023,
penting dalam perubahan organisasi industri dan persaingan global.
Banyak negara maju dan berkembang berlomba-lomba mengembangkan
teknologi komunikasi untuk tujuan lain meningkatkan hasil produksinya
sehingga perekonomian negara dapat kuat terus meningkatkan dan
mencapai hasil terbaik.17
a. Dampak positif
1.) Mempermudah menemukan produk barang atau jasa.
2.) Adanya transaksi non-tunai.
3.) Banyak lapangan pekerjaan baru terutama di bidang IT.
4.) Ekspor dan impor lebih mudah.
5.) Adanya kerja sama antarnegara.
b. Dampak Negatif
1.) Offline shop kalah saing dengan online shop.
2.) Tidak mendukung perkembangan brand lokal.
4. Politik
Seorang ahli bernama Alwi Dahlan dalam buku “Komunikasi Politik
di Era Digital: dari Big Data, Influencer Relations & Kekuatan Selebriti,
hingga Politik Tawa” mengatakan: Komunikasi politik merupakan
bidang atau disiplin yang menelaah perilaku dan kegiatan komunikasi
yang bersifat politik, mempunyai akibat politik, atau berengaruh terhadap
perilaku politik.18
a. Dampak Positif
1.) Mempercepat dan memudahkan akses informasi politik bagi
masyarakat.
2.) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintah.
3.) Memungkinkan partisipasi politik yang lebih luas dan aktif dari
masyarakat.
17
Alwi Sabil dkk, Pengaruh Teknologi Informasi Komunikasi Dan Budaya Masyarakat
Pesisir Kabupaten Barru Terhadap Keamanan Maritim, Volume 3 Nomor 4, INNOVATIVE:
Journal Of Social Science Research, 2023,
18
Silvanus Alvin, Komunikasi Politik di Era Digital dari Big Data, Influencer Relation
& Kekuatan Selebriti, Hingga Politik Tawa, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2022)
4.) Memungkinkan kerja sama antara negara secara lebih efektif
melalui teknologi komunikasi yang lebih baik.
b. Dampak Negatif
1.) Meningkatkan risiko keamanan siber dan serangan siber yang
dapat memengaruhi stabilitas negara.
2.) Memungkinkan manipulasi informasi dan propaganda politik
yang dapat mempengaruhi opini publik dan proses politik.
3.) Meningkatkan risiko konflik global melalui persaingan
teknologi yang meningkat antara negara-negara.
a) Kebiasaan
Berdasarkan hasil penelitian faktor penyebab perubahan perilaku
pada masyarakat disebabkan adanya perubahan kebiasaan individu di
dalam masyarakat. Kebiasaan merupakan faktor dari mementingkan
pemakaian sunscreen atau sunblock, banyak minum air putih untuk
19
Yoga, Salman. Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia dan Perkembangan
Teknologi Komunikasi. Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah 24.1
(2019).
20
Zulyan, dkk. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Perilaku Sosial Masyarakat di
Tengah Pandemi COVID-19, JUPANK Jurnal Pancasila Kewarganegaraan, Vol.1 No. 2, Agustus
2021, h. 214.
menghindarinya dehidrasi, serta memakai pakaian yang menyerap
keringat. Kesadaran individu akan dampak perubahan perilaku sebagai
respons terhadap berita panas ekstrem dapat menjadi faktor kemauan
yang signifikan. Penonton yang sadar akan konsekuensi tindakan
mereka dapat lebih terbuka terhadap perubahan perilaku yang positif.
Analisis framing perlu mempertimbangkan sejauh mana framing berita
meningkatkan kesadaran ini dan memotivasi penonton untuk
merespons dengan tindakan nyata.
Kemauan untuk berubah dapat dipengaruhi oleh tingkat empati dan
identifikasi penonton dengan korban berita panas ekstrem. Penonton
yang merasa terhubung secara emosional dengan korban mungkin lebih
cenderung merespons berita dengan perubahan perilaku yang bersifat
mendukung. Analisis perlu mengeksplorasi bagaimana framing berita
membangun atau menguatkan empati penonton terhadap korban.
b) Kemauan
Berdasarkan hasil penelitian faktor penyebab perubahan perilaku
masyarakat pada masa kemarau pada akhir-akhir ini disebabkan adanya
kemauan dari individu itu sendiri, kemauan merupakan proses dimana
tiap individu mentingkan sebuah perubahan dengan keinginanya,
perubahan bisa saja berdampak positif dan juga negatif jika tiap
individu bisa mengkaji mana yang baik untuk dipertahankan tanpa
harus meninggalkan sikap yang dulu. Kemauan untuk mengeksplorasi
pengaruh konten berita panas ekstrem di Indonesia terhadap sikap dan
perilaku penonton melibatkan pemahaman mendalam tentang
bagaimana media, khususnya liputan TV dan online, memainkan peran
sentral dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap kejadian-
kejadian tersebut. Faktor kemauan untuk menggali aspek-aspek
framing berita menjadi esensial dalam konteks ini, karena mampu
memberikan gambaran holistik tentang bagaimana suatu berita
disajikan dan diterima oleh penonton. Dalam menghadapi era digital,
peran media dalam membentuk pandangan dan respons masyarakat
terhadap peristiwa panas ekstrem menjadi semakin penting.
c) Faktor Sosial21
Faktor sosial merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya
perubahan perilaku sosial di kalangan masyarakat. Di mana pada hasil
penelitian dan pengamatan faktor sosial merupakan hal yang bisa
menyebabkan perubahan perilaku sosial antar masyarakat. Contohnya
di masyarakat dengan status sosial yang tinggi terbiasa dan mampu
berpergian menggunakan mobil, sehingga tidak terlalu berpengaruh
dengan adanya fenomena panas ektrem ini sedangkan kalau masyarakat
yang menengah kebawah itu hanya menggunakan topi saja. Faktor
sosial memainkan peran penting dalam membentuk cara individu
merespons berita panas ekstrem. Dengan keberagaman sosial yang
kaya di Indonesia, seperti perbedaan etnis, agama, dan latar belakang
sosio ekonomi, respons terhadap berita panas ekstrem dapat bervariasi.
Analisis framing perlu mempertimbangkan bagaimana berbagai
kelompok sosial merespons dan memahami berita ini, serta bagaimana
framing tersebut dapat menciptakan atau meredakan ketegangan sosial.
Faktor sosial juga terkait dengan konstruksi identitas sosial dalam
merespons berita panas ekstrem. Bagaimana media mempresentasikan
kelompok-kelompok sosial tertentu dalam liputan berita dapat
membentuk persepsi penonton terhadap identitas mereka. Hal ini dapat
memengaruhi bagaimana individu merasakan keterkaitan personal
dengan kejadian-kejadian tersebut dan dapat memicu respons
emosional yang kuat. Faktor sosial juga mencakup ketidaksetaraan
akses terhadap informasi, yang dapat memengaruhi sejauh mana
masyarakat memiliki pemahaman yang seragam terkait berita panas
ekstrem. Kelompok-kelompok sosial tertentu mungkin lebih atau
kurang terpapar pada jenis berita tertentu, dan hal ini perlu diakui
21
Zulyan, dkk. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Perilaku Sosial Masyarakat di
Tengah Pandemi COVID-19, JUPANK Jurnal Pancasila Kewarganegaraan, Vol.1 No. 2, Agustus
2021, h. 215.
dalam analisis framing untuk memahami implikasi ketidaksetaraan ini
terhadap sikap dan perilaku penonton.
d) Faktor Teknologi
Ido Prijina Hadi, dkk, (2021). Komunikasi Massa, CV. Penerbit Qiara Media,
(Jawa Timur).
Kencana, Woro Harkandi, dkk. (2022). Penggunaan Media Sosial dalam Portal
Berita Online. Jurnal Ikraith-Humaniora. Vol 6 No 2.
Manurung, Y. H., & Bismala, L. (2021, Juni). Analisis Kearifan Lokal Dalam
Iklan Kuku Bima Ener-G Versi Sumatera Utara: Kajian Antropolinguistik. In
Seminar Nasional Teknologi Edukasi Sosial dan Humaniora (Vol. 1, No. 1,
pp. 499-506).
Putranto, R. W. (2023). Peran Tim News Crew Dalam Produksi Tayangan Berita
Televisi. Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora, 1(1), 39-64.
Sabil, A., Erhanuddin, E., & Jainuddin, J. (2023). Pengaruh Teknologi Informasi
Komunikasi Dan Budaya Masyarakat Pesisir Kabupaten Barru Terhadap
Keamanan Maritim. Innovative: Journal Of Social Science Research, 3(4),
3604-3612.
Zeva, S., Rizqiana, I., Novitasari, D., & Radita, F. R. (2023). Moralitas Generasi
Z di Media Sosial: Sebuah Esai. Literaksi: Jurnal Manajemen Pendidikan,
1(02), 1-6.