Anda di halaman 1dari 4

Komunikasi Massa

Kelompok Pembahas: Surat Kabar


Alfi Nabila – 1806221493 Farah Tsani Almasah – 1806222041
A.A Ayu Dita – 1806221820 Novan Pramudya B. – 1806221581
Aqilla Nasyia M. – 1806221386 Novia Arshinta – 1806222003
Sejarah Surat Kabar di Indonesia
Perkembangan surat kabar di Indonesia terbagi menjadi dua babak. Pertama, babak
putih (1745-1854), dimana surat kabar tersebut diperuntukkan bagi pembaca berbahasa
Belanda dengan konten seputar orang Eropa dan tidak ada kaitannya dengan pribumi. Surat
kabar ​pertama yang terbit di Indonesia hanya memuat aneka berita tentang kapal dagang
VOC, mutasi pejabat, berita pernikahan, kelahiran dan kematian. Judul dari surat kabar
tersebut adalah Bataviasche Nouvelles. Koran ini diterbitkan seminggu sekali sebanyak 4
halaman yang semua isi beritanya ditulis tangan. ​Babak kedua yang berlangsung pada 1854
sampai kebangkitan nasional berisi tentang perjuangan untuk menggantikan posisi pekerja
pers menjadi pribumi. Surat kabar di Indonesia juga mempunyai sejarah yang cukup panjang
yang secara singkat terbagi menjadi enam periode, yakni zaman Belanda, zaman Jepang,
zaman kemerdekaan, zaman orde lama, zaman orde baru, dan zaman reformasi.
Jenis Lain Surat Kabar
Seiring dengan bergantinya zaman dan semakin banyaknya surat kabar di Indonesia,
pers di Indonesia juga mulai mengadaptasi sistem tabloid. Tabloid merupakan suatu format
surat kabar dalam ukuran yang lebih kecil. Salah satu ​pioneer t​ abloid di Indonesia dan cukup
populer adalah Tabloid BOLA. Kebanyakan tabloid di Indonesia muncul karena
pengembangan rubrik dalam surat kabar. Pun terjadi pada Tabloid BOLA. Sebelum akhirnya
terbit dengan nama BOLA, tabloid ini awalnya hanya merupakan rubrik khusus olahraga di
harian Kompas. Namun, tingginya minat masyarakat dan semakin berkembangnya olahraga
di Indonesia khususnya sepakbola saat itu menyebabkan penyediaan ruang sebanyak satu
halaman terasa kurang. Hingga akhirnya pada 3 Maret 1984, BOLA terbit untuk pertama kali,
edisi pertama ini setebal 16 halaman sebagai sisipan Kompas, baru pada 1988, BOLA resmi
terbit secara mandiri. Maraknya tabloid di Indonesia dimulai sekitar tahun 1990-an. Pada era
ini banyak sekali muncul nama-nama tabloid baru seperti Tabloid Nova milik Kompas
Gramedia yang membahas tentang isu-isu yang dekat dengan perempuan. Selain itu juga ada

1
tabloid Bintang milik Ciputra Group dan tabloid Citra milik Kompas Gramedia yang pada
tahun 2005 berganti menjadi tabloid Genie.
Konglomerasi di Indonesia
Salah satu media grup di Indonesia dengan cakupan konglomerasi paling luas adalah
Kompas Gramedia (KG). Perusahaan yang bergerak di media massa ini didirikan pada
tanggal 17 Agustus 1963 oleh Petrus Kanisius dan Jakob Oetama. Untuk konglomerasi dalam
bidang surat kabar, KG menerbitkan 5 produk surat kabar, yaitu:

1. Harian Surat kabar pertama yang diterbitkan oleh KG pada tahun 1966 ini
Kompas merupakan surat kabar nasional pertama yang berkantor pusat di Jakarta.
Berita-berita pada Harian Kompas lebih bersifat nasional atau mencakup
berita se-Indonesia.

2. Tribun Produk ini merupakan konsep baru dari pers daerah (Persda) yang
menerbitkan 29 surat kabar daerah dengan sebaran 24 kota serta kabupaten
di Indonesia.

3. Kontan Kontan merupakan surat kabar mengenai investasi dan bisnis yang terbit
dalam bentuk harian, mingguan, maupun edisi khusus per bulan.

4. Warta Surat kabar harian ini lebih berfokus kepada berita perkotaan dengan tujuan
Kota menjadi media khas bagi warga Jabodetabek.

5. Surya Surat kabar harian yang sebelumnya terbit dalam format majalah ini
merupakan salah satu surat kabar yang paling berpengaruh di Jawa Timur.
Penyalahgunaan kekuasaan dari konglomerasi media pernah dilakukan Aburizal
Bakrie yaitu dengan membeli surat kabar Surabaya Post saat terlibat dalam kasus Lumpur
Lapindo. Hal ini dilakukan karena Bakrie saat itu mendapat banyak pemberitaan negatif
sehingga mempengaruhi reputasinya. Surabaya Post sendiri dipilih karena pada saat itu
sedang tidak dalam kondisi yang baik secara finansial. Permasalahan yang muncul adalah
pemberitaan dalam Surabaya Post menjadi tidak objektif dan tidak sepenuhnya benar karena
sudah melalui self-censorship dan hal ini juga dipengaruhi oleh dijadikannya 2 eksekutif
Lapindo yang ditunjuk sebagai Direktur Surat Kabar Surabaya Post guna mengurangi atau
menghilangkan pelaporan negatif, dan untuk meningkatkan pelaporan positif dari perusahaan
Lapindo.
Surat Kabar dan Teknologi
Seiring perkembangan zaman banyak media yang mengalami perubahan bentuk
maupun fungsi terkait dengan adanya perkembangan teknologi, salah satunya ialah surat

2
kabar. Seperti yang kita tahu bukan hanya di Indonesia melainkan di seluruh penjuru dunia,
setiap lapisan masyarakat telah setidaknya dengan mudah dan memiliki akses untuk
menggunakan media elektronik seperti HP, komputer, laptop, tablet, dll. Hal ini membuat
munculnya surat kabar digital yang tadinya berbentuk cetak surat kabar kini tak lagi
berbentuk fisik melainkan berbentuk digital atau elektronik. Dalam hal ini surat kabar
mengalami proses digitalisasi yang berisi pesan-pesan atau berita untuk memberikan
informasi kepada masyarakat dalam bentuk online.
Eksistensi surat kabar pun ditanyakan pada masa sekarang ini yang serba online dan
digital. Apakah surat kabar dapat bersaing dengan media-media lainnya atau malah tergerus
dan berakhir dengan hilangnya surat kabar itu sendiri. Pada kenyataannya, surat kabar telah
mengalami evolusi persaingan yang sangat panjang mulai dari awal munculnya media massa
radio, televisi hingga internet. Surat kabar dapat hidup karena ia mempertahankan kualitas
berita yang mana apabila kita lihat situasi pemberitaan di media sosial sekarang yang penuh
dengan berita-berita hoaks. Surat kabar ada di masyarakat sebagai media arus utama yang
berfungsi sebagai media ​“clearing house”​. Pada dasarnya surat kabar bisa saja mati, tapi juga
bisa bertahan. Untuk bisa hidup atau mati, surat kabar harus menjaga mutu dari berita yang
disampaikan dan juga tergantung pada bagaimana manajemen produksi dan pemilik dari
perusahaan surat kabar itu sendiri yang lebih mementingkan keuntungan atau kualitas berita.
Efek Media Baru terhadap Audiens Surat Kabar
Untuk memahami pasar surat kabar yang kini telah berubah kita harus melihatnya
sebagai beberapa media, bukan hanya sebagai satu media. ​Studi Nielsen Consumer Media
View dan Digital Ad Ratings (DAR) terhadap media Kompas mampu memperlihatkan bahwa
pembaca dari Kompas versi digital (Kompas.com) berusia lebih muda dibandingkan pembaca
Kompas versi surat kabar konvensional. Data dari Nielsen pada tahun 2017 juga
menunjukkan bahwa jumlah pembaca Kompas paling banyak berada di rentang usia pada
generasi Milenial dan juga Gen X. Sama seperti halnya ​New York Times yang sudah
mengalihkan mode bisnisnya, tidak lagi bergantung pada bisnis tinta hitam di atas kertas
putih melainkan berfokus pada media baru. Dengan adanya kemudahan akses berita melalui
situs-situs media daring, tidak bisa dipungkiri bahwa audiens surat kabar ini menjadi lebih
luas dalam cakupan geografi. Contohnya saja ​Washington Post ​yang mengubah strateginya
yang awalnya diperuntukkan hanya bagi warga lokal Washington, kini jauh lebih luas bahkan
mencapai ​scope internasional. Di Indonesia, dapat kita temui kejadian serupa yang ​The

3
Jakarta Post yang awalnya dibuat untuk warga Jakarta, kini dapat dikonsumsi dan menjadi
sumber informasi bagi masyarakat Indonesia baik di dalam maupun di luar Jakarta.
Walaupun begitu, surat kabar konvensional masih tetap memiliki pasarnya tersendiri seperti
pembaca di generasi ​Baby Boomer​, kolektor, dan sebagainya.

DAFTAR REFERENSI
About Us - Situs Wanita Paling Lengkap - Nova.ID. (n.d.). Retrieved March 9, 2020, from
https://nova.grid.id/about
Fajriani, N. (2019). Surat Kabar di Indonesia Hadir Sejak 1854, Ini Sejarahnya. Diakses 9
Maret 2020 melalui
h​ttps://makassar.tribunnews.com/2019/03/04/tribunwiki-surat-kabar-di-indonesia-hadir-s
ejak-1854-ini-sejarahnya?page=4​.
Kennedy, & Glenniza, D. (2020, March 3). Lahirnya Tabloid BOLA: "Kitab Suci"
Olahraga Indonesia. Retrieved March 9, 2020, from
https://tirto.id/lahirnya-tabloid-bola-kitab-suci-olahraga-indonesia-eCqi
Tentang Kami. (2010, January 11). Retrieved March 9, 2020, from
https://www.tabloidbintang.com/extra/kilas/read/734/tentang-kami
Tapsell, R. (2010). Politics and the Press in Indonesia: Bakrie, Lapindo, and The Surabaya
Post. Refereed conference papers for the Asian Studies Association of Australia.
Retrieved on 9 March 2020 from
https://www.academia.edu/11584091/Politics_and_the_Press_in_Indonesia_Bakrie_Lapi
ndo_and_the_Surabaya_Post
Aprilia, Ika. 2018. ​Survei Nielsen: Media Digital dan Media Konvensional Saling
Melengkapi​, ​Retrieved March 9, 2020, ​from
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/15/093533926/survei-nielsen-media-digital-d
an-media-konvensional-saling-melengkapi?page=all​.

Anda mungkin juga menyukai