Anda di halaman 1dari 12

Illya Dwi Agustin

51921151

KORAN

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER
INDONESIA
2023
BAB I
PENGERTIAN

Koran dalam media cetak merupakan salah satu media masa yang digunakan untuk berkomunikasi setiap hari, koran
salah satu bentuk media masa yang sudah ada sejak beratus ratus tahun lalu, koran bisa bersifat tertulis atau tercetak. Ada
berbagai macam media yang tergolong ke dalam media cetak, salah satunya adalah surat kabar. Surat kabar adalah media
komunikasi yang berisikan informasi aktual dari berbagai aspek kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial, kriminal, budaya,
seni, olahraga, luar negeri, dalam negeri, dan sebagainya. Sebagai salah satu surat kabar, koran juga menyajikan informasi dan
berita yang aktual. Di dalam koran biasanya memuat berbagai opini, berita, hiburan, olahraga, dan sebagainya. Dalam
perkembangannya, koran semakin digemari oleh masyarakat karena selain mudah ditemukan, harga koran juga mudah
dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. Oleh karena itu, kini jenis-jenis koran pun semakin banyak dan bervariasi. Ada
koran Kompas, Solopos, Tempo, Kabar Indonesia, Koran Sindo dan masih banyak lagi.
Ada juga surat kabar yang dikembangkan untuk bidang-bidang tertentu, misalnya berita untuk politik, properti, industri
tertentu, penggemar olahraga tertentu, penggemar seni atau partisipan kegiatan tertentu. Jenis surat kabar umum biasanya
diterbitkan setiap hari, kecuali pada hari-hari libur. Surat kabar sore juga umum di beberapa negara. Selain itu, juga terdapat
surat kabar mingguan yang biasanya lebih kecil dan kurang prestisius dibandingkan dengan surat kabar harian dan isinya
biasanya lebih bersifat hiburan. Kebanyakan negara mempunyai setidaknya satu surat kabar nasional yang terbit di seluruh
wilayah negara. Sebagai contoh, di Indonesia ada Kompas. Pemilik surat kabar adalah pihak penanggung jawab dalam kaitannya
dengan keberlangsungan medianya. Redaktur adalah beberapa jurnalis yang bertanggung jawab atas rubrik tertentu. Sedangkan
yang bertanggung jawab terhadap isi surat kabar disebut penyunting (editor). Di samping kemutlakan adanya peran wartawan,
pewarta atau jurnalis yang memburu berita atas instruksi dari redaktur atau pemimpin redaksi.
Saat ini di Indonesia peranan koran masih dirasakan sangat penting, dan lagi pengaruh dari media online terhadap
penurunan jumlah pembaca dan pemasang iklan tidak sebesar yang terjadi di Amerika Serikat dan di Eropa. Hal ini dikarenakan
sarana internet belum menjangkau seluruh wilayah di pelosok negeri, dan belum semua orang di Indonesia bisa mengakses
internet, baik karena keterbatasan infrastruktur maupun karena kemampuan penggunannya. Seiring dengan berkembangnya
teknologi, muncul pula media baru yang disebut media online. Media ini menjadi pusat data bagi pembaca agar mereka Sampai
saat ini di Indonesia peranan koran masih dirasakan sangat penting, dan lagi pengaruh dari media online terhadap penurunan
jumlah pembaca dan pemasang iklan tidak sebesar yang terjadi di Amerika Serikat dan di Eropa. Hal ini dikarenakan sarana
internet belum menjangkau seluruh wilayah di pelosok negeri, dan belum semua orang di Indonesia bisa mengakses internet,
baik karena keterbatasan infrastruktur maupun karena kemampuan penggunannya. Seiring dengan berkembangnya teknologi,
muncul pula media baru yang disebut media online. Media ini menjadi pusat data bagi pembaca agar mereka sehingga bila
pembaca ingin mengetahui berita di luar edisi cetak, mereka dapat mengaksesnya melalui website. Selain itu pembaca juga
dapat mengakses e-paper untuk melihat isi koran digital yang sama denga bentuk media cetak.
 SEJARAH KORAN
Surat kabar merupakan media massa tertua dibandingkan dengan media massa lainnya. Sejarah telah mencatat
keberadaan surat kabar sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johannes Gutenberg di Jerman. Prototipe surat kabar pertama
diterbitkan di Bremen, Jerman pada tahun 1609. Bentuk surat kabar sesungguhnya terbit di Frankfurt, Berlin, Hamburg, Vienna,
Amsterdam dan Antwerp pada tahun 1620. Sedangkan surat kabar pertama yang terbit secara teratur adalah Oxford Gazette
yang terbit di Oxford pada tahun 1665. Ketika pemerintahan pindah ke London , beberapa bulan kemudia namanya menjadi
London Gazette & di terbitkan pertama kali yaitu daily courant

Penemu pertama Media Cetak adalah Johannes Gutenberg pada tahun 1455 terutama di Negara Eropa.
Perkembangan awal terlihat dari penggunaan daun atau tanah liat sebagai medium, bentuk media sampai percetakan. Gutenberg
mulai mencetak Bible melalui teknologi cetak yang telah ditemukannya. perkembangan awal media cetak adalah dimana
perkembangan teknologi yang belum berkembang, yaitu media cetak dibuat memakai mesin tik untuk membuat suatu iklan
produksedangkan gambar-gambar atau animasi yang memperbagus iklan produk itu dibuat secara manualdengan menggunakan
pena. Tanda-tanda perkembangan media cetak adalah melek huruf ( kemampuan untuk baca-tulis ). Memang melek huruf adalah
kondisi yang dipunyai oleh kaum elite. Bahasa yang berkembang pun hanya beberapa bahasa pokok, bahasa latin – misalnya.
Perkembangan pendidikan pada abad 14 juga mendorong perkembangan orang yang melek huruf. Perkembangan media cetak
sekarang yaitu didukungnya perkembangan teknologi yang sudah berkembang, sehingga dapat memudahkan orang untuk
membuat suatu iklan yang lebih kreatif dan atraktif

Sejarah perkembangan surat kabar di Indonesia berkaitan dengan pengaruh pemerintah Belanda yang kala itu tengah
menjajah negara kita. Perkembangan tersebut terbagi dalam dua babak. Pada babak pertama, sekitar tahun 1744-1854, surat
kabar muncul dengan redaksinya adalah para orang Eropa. Bahasa yang digunakan untuk menuliskan informasi dan beritanya
menggunakan bahasa Belanda karena sasarannya adalah untuk kepentingan Belanda dan tidak ada kaitannya dengan pribumi.
Lalu, babak kedua yakni pada tahun 1854 sampai masa Kebangkitan Nasional. Pada babak ini, surat kabar yang menggunakan
bahasa Belanda masih tetap ada tetapi muncul surat kabar dengan bahasa Melayu di tengah masyarakat Indonesia.

Pada sekitar tahun 1854-1860, terbit surat kabar dengan bahasa Melayu bernama Slompret Melajoe di Semarang
yang diterbitkan oleh H.C.Klinkert. Lalu, pada tahun 1860-1880, surat kabar dengan bahasa pra-Indonesia dan Melayu semakin
berkembang dan bermunculan di tengah masyarakat Indonesia. Hal itu perlahan-lahan menjadi tonggak berkembangnya pers di
Indonesia, meskipun pemimpin redaksi dalam surat kabar-surat kabar pada zaman tersebut adalah orang-orang Eropa.
Kemudian, pada tahun 1881 sampai masa Kebangkitan Nasional, para pekerja pers termasuk redaksi surat kabar bukan lagi
orang-orang Eropa, melainkan orang-orang Tionghoa dan pribumi biasa. Surat kabar yang diterbitkan pun sudah menggunakan
bahasa Indonesia. Sekitar tahun 1920-an, muncul surat kabar yang pemiliknya adalah orang pribumi yang diberi nama
Bromartani dan terbit di Surakarta.

Zaman Belanda

Pada 1744, dilakukan percobaan pertama menerbitkan media massa melalui surat kabar pertama pada masa
pemerintahan Gubernur Jenderal Van Imhoff. Surat kabar tersebut bertajuk Batavische Nouvelles, tetapi surat kabar ini hanya
bertahan selama dua tahun. Kemudian, pada 1828, terbit Javasche Courant di Jakarta. Surat kabar tersebut memuat berita-
berita resmi pemerintahan, berita lelang, dan berita kutipan dari hari-harian di Eropa. Pada tahun yang sama, muncul juga mesin
cetak pertama di Indonesia yang dikirim melalui seorang Nederland bernama W. Bruining. Melalui mesin tersebut, terbit surat
kabar bernama Het Bataviasche Advertantie Blad, yang memuat iklan-iklan dan berita umum. Periode ini, muncuk juga surat
kabar di Surabaya, Soerabaajasch Advertantiebland, sedangkan di Semarang bertajuk Semarangsche Advertetiebland. Setiap
surat kabar yang beredas, harus lebih dulu disaring oleh pihak pemerintahan Gubernur Jenderal di Bogor. Seiring berjalannya
waktu, tahun 1885, di seluruh daerah yang dikuasai Belanda, telah terbit 16 surat kabar dalam bahasa Belanda dan 12 surat
kabar dalam bahasa Melayu.

Zaman Jepang

Ketika Jepang mulai menduduki Indonesia, semua surat kabar yang beredar di Indonesia diambil secara perlahan.
Alasannya, guna untuk penghematan, tetapi yang sebenarnya adalah agar pemerintah Jepang memperketat pengawasan
terhadap isi surat kabar tersebut. Kantor berita di Indonesia, Kantor Berita Antara, diambil alih oleh Jepang dan dijadikan k antor
berita Yashima yang berpusat di Domei, Jepang. Dari surat kabar yang diambil, Jepang mulai memanfaatkan isi surat kabar
tersebut untuk memuji-muji pemerintahan Jepang. Salah satu surat kabar yang terbit bertajuk Tjahaja atau Cahaya. Surat kabar
ini menggunakan bahasa Indonesia yang penerbitnya berada di Bandung.

Zaman Kemerdekaan

Pascakemerdekaan Indonesia, surat kabar pertama di Indonesia yang menyiarkan teks proklamasi kemerdekaan
adalah surat kabar Soeara Asia, terbit tanggal 18 Agustus 1945. Dapat dikatakan, saat itu Jepang masih memanfaatkan surat
kabar sebagai alat propaganda pencitraan pemerintah. Untuk itu, Indonesia juga melakukan hal yang sama dengan menyabotase
komunikasi. Edi Soeradi, tokoh pers yang menerbitkan surat kabar Berita Indonesia, melakukan propaganda agar rakyat datang
ke Rapat Raksasa Ikada, 19 September 1945. Dalam rapat tersebut, rakyat akan mendengarkan pidato dari Bung Karno. Dapat
disimpulkan, isi pidato tersebut adalah bahwa Soekarno meminta masyarakat untuk mendukung dan percaya kepada pemerintah
Indonesia.

Zaman Orde Lama

Setelah Dekrit Presiden keluar tanggal 5 Juli 1959 oleh Presiden Soekarno, terdapat larangan terhadap kegiatan politik
termasuk media massa. Persyaratan untuk mendapat surat izin terbit dan surat izin cetak juga diperketat. Kejadian ini menimpa
beberapa surat kabar, seperti Soerabaja Post dan Harian Pedoman di Jakarta.
Zaman Orde Baru

Pada masa ini, pers atau media massa telah berkembang pesat, tetapi masih mendapat pengawasan yang ketat dari
pemerintah. Selain itu, pembredelan juga kerap terjadi di era Orde Baru. Pembredelan adalah penghentian penerbitan,
peredaran, dan penyiaran secara paksa atau melawan hukum. Alasan pembredelan ini karena biasanya pemberitaan yang
dilakukan media menjurus kepada hal yang sangat menyinggung penguasa atau lapisan masyarakat tertentu. Beberapa majalah
yang terkena pembredelan adalah, Tempo, Detik, Sinar Harapan, Harian Nusantara, dan masih banyak lagi. Surat kabar yang
paling banyak terkena pembredelan adalah surat kabar yang ada di Jakarta. Baca juga: Ali Sastroamidjojo: Kari er, Peran, dan
Kiprahnya Zaman Reformasi Pasca-kejatuhan Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998, membawa aura baik ke dalam dunia media
massa. Pada era Reformasi Surat Izin Penerbitan Pers (SIUPP) dihapuskan, sehingga penerbitan pers mulai melonjak drastis.
Pemerintah juga memberlakukan Undang-undang No. 40 Tahun 1999 tentang pers. UU ini kemudian menjadi tonggak kebebasan
pers pada era reformasi.

 Jenis – jenis
Media komunikasi pada koran melibatkan berbagai jenis elemen yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada
pembaca. Berikut adalah beberapa jenis media komunikasi yang umumnya ditemui dalam koran:

 Teks
Teks merupakan elemen utama dalam koran yang digunakan untuk menyampaikan berita, artikel, opini, dan informasi
lainnya. Pemilihan kata dan gaya penulisan sangat penting untuk menjelaskan fakta dan menyampaikan pesan dengan
jelas.

 Gambar/Foto
Gambar dan foto digunakan untuk memberikan ilustrasi visual terhadap berita atau artikel yang disajikan. Ini membantu
menarik perhatian pembaca, memberikan konteks, dan kadang-kadang menyampaikan emosi terkait suatu peristiwa.

 Grafik dan Diagram


Grafik, diagram, dan infografik digunakan untuk menyajikan data atau informasi kompleks secara visual. Hal ini dapat
membantu pembaca memahami informasi dengan lebih cepat dan mudah.

 Judul dan Subjudul


Judul dan subjudul berperan penting dalam menarik perhatian pembaca. Mereka harus singkat, informatif, dan
memikat agar pembaca tertarik untuk membaca lebih lanjut.

 Kutipan
Kutipan dari narasumber atau tokoh terkait dapat memberikan perspektif yang berbeda dan meningkatkan kredibilitas
berita. Kutipan yang kuat dapat memberikan dampak emosional atau mendalam pada pembaca.

 Kolom Opini
Kolom opini memberikan ruang bagi penulis atau kolumnis untuk menyampaikan pandangan pribadi, analisis, atau
komentar terhadap suatu isu. Ini memberikan variasi sudut pandang dan meningkatkan keberagaman konten.

 Iklan
Iklan digunakan untuk mengkomunikasikan pesan dari pengiklan kepada pembaca. Iklan dapat berupa iklan produk,
layanan, atau pengumuman masyarakat.

 Surat Pembaca
Surat pembaca memberikan kesempatan bagi pembaca untuk berpartisipasi dalam diskusi dan menyampaikan
pandangan mereka terhadap berita atau topik tertentu.

 Edaran dan Infografik Peta


Edaran dan infografik peta sering digunakan untuk menyajikan informasi geografis atau peristiwa yang melibatkan
lokasi tertentu.

 Element Desain
Desain halaman, huruf, warna, dan elemen-elemen grafis lainnya memainkan peran penting dalam membentuk
identitas visual koran dan membantu penyampaian pesan secara efektif.

Semua elemen ini bekerja bersama-sama untuk menciptakan pengalaman membaca yang kaya dan informatif bagi pembaca
koran. Dalam era digital, banyak koran juga menghadirkan versi daring mereka, yang dapat menyertakan elemen-elemen
multimedia seperti video dan audio.

Jenis – jenis koran

Umum :

Jawa Pos

Kompas

Koran Jakarta

Koran Tempo (digital)

Media Indonesia
Rakyat Merdeka

Republika (digital)

Bisnis:

Bisnis Indonesia

Kontan

Investor Daily

 KELEBIHAN

1. Memiliki harga yang terjangkau


Koran diminati oleh masyarakat karena mempunyai harga jual yang terjangkau dan lebih murah dibanding
majalah atau tabloid. Pastinya banyak kalangan masyarakat dari semua golongan bisa mendapatkan koran dan
berlangganan setiap harinya, baik itu remaja, orang tua atau anak-anak.

2. Mudah disimpan dan dapat dibaca kembali


Dalam segi ukuran, media cetak koran cukup lebar dibanding dengan tabloid ataupun majalah. Akan tetapi,
koran memiliki ukuran yang lebih tipis, sehingga lebih mudah untuk dilipat dan disimpan di berbagai tempat. Hal ini
juga mempermudah anda untuk menyimpan dan membawanya di dalam tas atau ransel. Jika disimpan dengan benar,
anda bisa membuka koran kapan saja untuk dibuka kembali. Terlebih lagi, cukup banyak para pelanggan koran yang
gemar mengoleksi berbagai jenis koran dan sering dibuat klipping dalam berita atau bidang tertentu yang dirasa
penting.

3. Sumber penghasilan tambahan apabila dimanfaatkan dengan baik


Selain dapat anda gunakan sebagai sumber referensi dan bahan bacaan atas berbagai informasi, media
cetak koran pun bisa anda manfaatkan untuk mendapatkan pundi pundi rupiah. Salah satu caranya yaitu dengan
menjadi penulis dan kontributor koran tersebut, seperti menulis opini, membuat karikatur, cerita pendek dan hal
lainnya. Pastinya dengan menjadi kontributor koran, anda bisa memperoleh komisi, mulai dari ratusan ribu hingga
jutaan rupiah setiap bulannya. Hal ini juga tergantung dari setiap perusahaan yang anda pilih, semakin bagus kualitas
tulisan, semakin besar pula komisi yang akan anda dapatkan.

 KEKURANGAN

1. Memiliki biaya cetak dan distribusi yang relatif mahal


Walaupun mempunyai harga jual koran yang sangat terjangkau, sekitar beberapa ribu rupiah saja. Dalam
segi biaya, koran memiliki biaya cetak dan distribusi yang cukup mahal. Harga jual yang terjangkau ini disebabkan
karena perusahaan media cetak tersebut menggunakan dana yang diperoleh dari pemasang iklan.

2. Informasi dan berita yang dimuat cukup lambat


Kelemahan koran selanjutnya yaitu informasi dan berita yang disajikan cukup lambat dibanding dengan
media berita elektronik seperti televisi, radio, ataupun portal berita yang dimuat secara online.

3. Kurang diminati oleh kalangan anak muda


Saat ini media digital terus mengalami perkembangan yang sangat cepat, terlebih lagi dengan adanya sosial
media dapat memberikan kita informasi dan berita dengan cepat dan gratis. Oleh sebab itu, media massa koran kurang
diminati oleh kalangan anak mudah karena terkesan kuno. Akan tetapi, para pengelola koran juga tidak mau kalah
dengan hal tersebut. Mereka mulai berinovasi dan perlahan mulai mengubah cara penyampainnya menggunakan
media digital agar dapat menjangkau banyak masyarakat untuk menyampaikan informasi diberbagai wilayah
Indonesia. Seperti jawapos, kompas dan penyedia koran lainnya..
BAB II
PERKEMBANGAN DARI MASA KE MASA
Di Indonesia sendiri, sejarah perkembangan surat kabar terkait dengan pengaruh dari pemerintah kolonialis yakni
pemerintah Belanda. Surjomihardjo membagi perkembangan pers di Indonesia ke dalam dua babak.[3] Pada babak pertama
(babak "putih"), semua surat kabar sepenuhnya dimiliki oleh orang-orang Eropa, dan baik isi maupun bahasa yang digunakan
adalah bahasa Belanda dan untuk kepentingan Belanda, sehingga tidak ada kaitannya dengan orang pribumi. Babak pertam a
ini berlangsung selama 90 tahun yakni mulai dari tahun 1744 hingga tahun 1854. Babak kedua dari perkembangan surat kabar
di Indonesia berlangsung sekitar tahun 1854 sampai pada masa Kebangkitan Nasional. Pada babak ini, awalnya masih terdapat
surat kabar berbahasa Belanda yang menduduki posisi penting pada pers di Indonesia, tetapi di sisi lain telah terbit juga surat
kabat yang berbahasa Melayu. Surat kabar berbahasa Melayu ini kemudian terus berkembang sampai pada masa Kebangkitan
Nasional, di mana pekerja pers, redaktur adalah orang-orang peranakan Tionghoa dan masyarakat pribumi. Bahasa yang dipakai
dalam surat kabar pun adalah bahasa Indonesia [4] Mesin cetak yang pertama kali dibawa ke Jawa pada tahun 1659, menjadi
titik awal kehadiran surat kabar. Surat kabar yang pertama kali dicetak pada tahun 1774, di mana Gubernur Jenderal Van Imholf
memulai untuk membentuk sebuah media massa resmi dengan diterbitkannya Bataviasche Nouvelle. Tetapi koran ini hanya
dapat bertahan selama 2 tahun. Pada tahun 1920-an hadir juga surat kabar milik pribumi yang bernama Bromartani yang terbit
di Surakarta.

Keberadaan surat kabar saat ini semakin mengalami kompetisi dengan hadirnya teknologi baru . Pada akhir abad ke-
20, cakupan koran menjadi semakin mirip dengan berita yang ada di televisi, seperti warna, grafik yang menarik, dan juga adanya
berita yang dikemas secara singkat dengan mengurangi ketersediaan berita-berita yang serius. Jaringan online menjadi layak
untuk digunakan oleh surat kabar karena dapat memangkas mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk tinta, kertas dan proses
pendistribusian. Oleh karena itu terpikirkanlah sebuah ide untuk menggunakan media elektronik sebagai media penyampaian
surat kabar. Ide transformasi koran konvensional ke dalam bentuk adaptasi terhadap teknologi komunikasi yang ada
sesungguhnya bukanlah hal yang baru. Pada abad ke-19, khususnya pada tahun 1930, surat kabar mencoba untuk mengirimkan
informasi kepada alat penerima radio pada rumah-rumah.

Pada tahun 1980, bebrapa surat kabar mulai mencoba untuk memanfaatkan teknologi digital melalui jaringan telepon
dan kabel untuk mengirimkan berita. Sebuah perusahaan media Amerika bernama Knight Ridder, kemudian memanfaatkan
teknologi videotext yang mengirimkan informasi digital menggunakan jaringan telepon untuk ditampilkan pada layar televisi
ataupun pada dekstop komputer. Layanan videotext yang dimanfaatkan Knight Ridder ini bernama Viewtron. Tetapi, viewtron
mengirimkan berita digital hanya untuk diterima oleh perangkat televisi. Terobosan ini kemudian mengalami kegagalan karena
ada biaya yang dibebankan pada pengguna dan banyaknya informasi yang harus diterima perangkat televisi, sedangkan televisi
sendiri digunakan untuk hiburan keluarga. CompuServe dan America Online tampaknya lebih sukses dalam mengirimkan
informasi surat kabar digital karena memanfaatkan dekstop komputer sebagai media penerima informasi surat kabar. Saat ini,
telah ribuan surat kabar yang ada di sistem internet worldwide. Surat kabar kini dapat diakses secara online. Terdapat berbagai
perubahan yang tampak pada surat kabar online dibandingkan dengan surat kabar konvensional, yaitu hadirnya fitur-fitur
tambahan dalam surat kabar online seperti perkembangan informasi/berita terkini yang dapat diperbaharui setiap menit, skor
olahraga, dan daftar harga. Koran-koran di Indonesia sendiri baik lokal maupun nasional seperti harian Kompas, mengalami
perubahan seperti kehadiran halaman yang berwarna.

Perkembangan teknologi komunikasi juga telah memberikan ruang bagi adanya adaptasi dari koran untuk melakukan
proses distribusi via satelit dan komputerisasi. Hal ini memungkinkan koran nasional untuk dapat merambah ke berbagai daerah
serta dapat mengikis penjualan koran lokal.[9] Di Indonesia pelopor lahirnya koran online adalah detik.com, kemudian disusul
oleh tempo.co.id, kompas.com, beritanet.com, dan surat kabar online lainnya.
BAB III

PROSES PRODUKSI MEDIA


Dimulai dengan pengumpulan berita, artikel, opini, advertorial dan iklan hingga pencetakan dan pelipatan hard copy.
Biasanya berita tersebut dicetak pada kertas koran . Keseluruhan proses produksi dapat dibagi menjadi empat bagian:
Pengumpulan konten, Pra-pers, Pers dan Pasca-pers. Istilah proses produksi tidak sama dengan manufaktur karena Proses
produksi adalah tahap di mana banyak pajak dipungut dan dipungut di hampir semua negara. Manufaktur adalah tahap dimana
produk menjadi dapat dipasarkan dan oleh karena itu istilah ini juga mencakup tahap pengemasan dan pengepakan.

 Pengumpulan konten
dimulai dengan para reporter yang bekerja keras untuk mengumpulkan cerita dan meliput acara, serta
departemen pemasaran memasang iklan di surat kabar setiap hari. Hal ini dimulai dengan wartawan menyiapkan
beritanya setiap hari dan mengirimkan beritanya secara elektronik melalui surat ke editor. S etiap reporter bekerja
dengan meja tertentu di ruang redaksi, beberapa meja tersebut adalah: Meja Metro, Meja Olahraga, Meja Bisnis, Meja
Politik, Meja Pendidikan dan lain-lain. Pengumpulan dan penyebaran berita sangat penting bagi setiap surat kabar
karena ini adalah tanggung jawab rumah surat kabar kepada masyarakat dan ini dapat menentukan tingkat dukungan
pengiklan terhadap mereka. Setelah berita dikumpulkan, Sub Redaktur dibebani tanggung jawab menyunting salinan
yang diserahkan oleh pelapor dengan menggunakan pena merah atau warna huruf merah, Pemimpin Sub Redaksi
menggunakan warna biru sedangkan Redaksi menggunakan warna hijau . Artinya, setiap penyuntingan yang dilakukan
pada berita tertentu masih tunduk pada penyuntingan akhir yang dilakukan oleh Pemimpin Sub Redaksi atau Pemimpin
Redaksi.

 Pra-tekan
Setelah cerita diedit, editor dan sub-editor lainnya akan duduk dalam konferensi editorial untuk menentukan
apa yang akan dimuat dalam makalah hari itu. Kemudian, setiap subeditor diharapkan merencanakan halamannya jika
memungkinkan. Bagian pemasaran juga akan meneruskan iklan yang telah dibayar dengan spesifikasi halaman yang
dialokasikan untuk iklan tersebut, semua ini akan diteruskan ke bagian editorial untuk menambahkan halaman tersebut
dalam proses perencanaannya. Perencanaan surat kabar dilakukan pada dummy sheet (lembar kosong yang dilipat
sebagai tes pracetak) untuk memberikan prototipe tampilan akhir setiap halaman, hal ini disebut perencanaan
halaman. Setelah perencanaan, bagian editorial meneruskan halaman yang sudah direncanakan ke bagian grafik di
mana lembar dummy diubah menjadi bentuk digital yang bermakna . Pada pra-cetak, teks, gambar , garis potong,
grafik , dan ilustrasi grafis serta warna disatukan untuk membentuk halaman surat kabar. Surat kabar kecil terkadang
masih menggunakan program desktop publishing ( DTP ) seperti Corel Draw, Adobe PageMaker, Adobe InDesign,
Quark XPress dan perangkat lunak desain grafis lainnya . Perangkat lunak ini memungkinkan desainer grafis untuk
dengan mudah menyusun halaman dan menampilkannya pada printer bukti hardcopy untuk mengoreksi dan
mengirimkan halaman yang telah diperbaiki dan selesai ke RIP ( Raster Image Processor ). RIP mengubah halaman
PostScript (PS/EPS) atau PDF menjadi data rasterisasi TIFF G4 . Data TIFF biasanya digambarkan dalam perangkat
CTP menggunakan Laser langsung ke pelat cetak offset . Sebelumnya – dan bahkan saat ini – pencitraan data
dilakukan menggunakan alur kerja film. Jadi data pertama-tama dicitrakan ke dalam film dan kemudian film tersebut
disalin dengan sinar UV ke pelat cetak offset yang sensitif terhadap UV. Tahap terakhir dalam fase pra-cetak surat
kabar adalah menyiapkan gambar pelat cetak offset untuk dipasang pada silinder pelat di dalam mesin cetak offset .
Pelat harus ditekuk dan sering juga dilubangi agar dapat dipasang dengan mudah dan benar pada silinder pelat.

 Pencetakan
Fungsi pertama dari mesin cetak surat kabar adalah memuat dan melepas gulungan kertas koran. Fungsi-
fungsi ini disediakan oleh paste . Paster melepas gulungan kertas dan secara otomatis mengganti gulungan kertas
dengan kecepatan produksi penuh (misalnya 100.000 eksemplar per jam). Seringkali paster ditempatkan di bawah
menara percetakan. Menara ini sering kali terdiri dari empat unit pencetakan untuk mencetak tinta Cyan , Magenta,
Kuning dan Hitam pada kertas koran. Jaring kertas koran bergerak ke atas di menara pencetakan selama warna
diterapkan pada kedua sisi gulungan. Biasanya, untuk setiap halaman terdapat satu pelat cetak per warna. Pelat cetak
ini dipasang pada silinder pelat di dalam unit pencetakan yang juga merupakan bagian dari menara pencetakan. Mesin
cetak modern dapat mencetak penuh warna pada setiap halaman. Empat unit pencetakan warna digunakan untuk
mencetak pada satu sisi jaringan kertas dan empat unit pencetakan lainnya menerapkan cetakan bagian belakang ke
jaringan kertas. Pencetakan depan dan belakang dapat dilakukan secara bersamaan (konfigurasi selimut-ke-selimut)
atau setelah yang lain (konfigurasi satelit). Unit pencetakan tidak dapat hanya mencetak satu halaman seperti pada
pencetakan digital, melainkan menara percetakan di mesin cetak surat kabar dapat mencetak hingga 24 halaman
lembar lebar dalam satu waktu. penuh warna. Jika mesin cetak terdiri dari beberapa menara, lebih banyak halaman
dapat dicetak sekaligus.
 Melipat
Folder dimulai di tempat jaring-jaring yang dicetak menyatu. Folder tersebut dapat menghasilkan pita dan
menggabungkan pita-pita ini di halaman-halaman surat kabar yang terpisah satu sama lain dan folder tersebut
meletakkan salinan surat kabar ke sabuk pengiriman.

 Pasca pers
Salinannya dikumpulkan di sabuk pengiriman dan biasanya diangkut ke ruang surat menggunakan sistem
konveyor gripper. Area pasca-pers juga sering disebut ruang surat karena di sini salinannya disiapkan untuk dikirimkan
ke pelanggan. Salinan surat kabar bisa langsung dibundel agar siap dimasukkan ke dalam truk untuk diangkut. Sebagai
alternatif, cetakan tambahan dari percetakan surat kabar atau pamflet/brosur dari sumber eksternal dapat dimasukkan
ke dalam salinan surat kabar sebelum membuat bundel. Mereka yang berlangganan akan mengirimkannya ke depan
pintu rumah mereka.
BAB IV

PENERAPAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL PADA MEDIA


Penerapan desain komunikasi visual pada media, termasuk koran, memiliki peran krusial dalam menyampaikan pesan
secara efektif dan menarik perhatian pembaca. Desain yang baik dapat meningkatkan keterbacaan, memperjelas informasi, dan
menciptakan pengalaman visual yang memikat. Berikut adalah beberapa prinsip dan elemen yang penting dalam penerapan
desain komunikasi visual pada media:

- Keterbacaan dan Hierarki Informasi:


Pastikan teks mudah dibaca dengan pemilihan huruf yang tepat, ukuran yang sesuai, dan kontrast yang
memadai antara teks dan latar belakang. Tentukan hierarki informasi dengan menggunakan ukuran, warna, dan gaya
huruf yang berbeda untuk menyoroti judul, subjudul, dan isi teks.

- Pemilihan Warna yang Tepat:


Warna memainkan peran penting dalam menciptakan suasana dan menarik perhatian. Pilih palet warna
yang sesuai dengan identitas merek dan isi konten. Pastikan kontras yang memadai untuk memastikan teks dan
elemen-elemen grafis terlihat dengan jelas.

- Penggunaan Gambar dan Grafik:


Gunakan gambar dan grafik dengan bijak untuk memperkuat pesan dan memberikan konteks visual.
Pastikan resolusi gambar memadai dan sesuaikan ukuran dan posisinya agar terintegrasi dengan baik dalam layout.

- Tata Letak yang Efektif:


Desain tata letak yang baik membimbing mata pembaca melalui konten dengan alur yang logis. Tentukan
posisi elemen-elemen seperti judul, gambar, dan teks dengan cermat. Gunakan grid atau struktur kolom untuk
memberikan keteraturan visual.

- Konsistensi Desain:
Pertahankan konsistensi desain di seluruh halaman dan edisi koran. Hal ini mencakup penggunaan jenis
huruf yang konsisten, warna, dan elemen desain lainnya. Konsistensi membangun identitas visual yang kuat.

- Responsif Terhadap Platform:


Jika koran memiliki versi daring, pastikan desain responsif untuk menyesuaikan tata letak dengan berbagai
perangkat, termasuk komputer desktop, tablet, dan ponsel pintar. Ini penting untuk memastikan pengalaman pengguna
yang optimal.

- Inovasi dan Kreativitas:


Berani berinovasi dan berkreasi dengan elemen desain yang unik dan menarik. Pemilihan desain yang
kreatif dapat membantu koran membedakan diri dari pesaing dan menciptakan daya tarik visual yang kuat.

- Penggunaan Ruang Negatif:


Ruang negatif atau ruang putih dapat membantu menyusun elemen-elemen desain dengan rapi dan
memberikan istirahat visual. Penggunaan yang bijak dari ruang negatif dapat meningkatkan fokus pada konten utama.

- Branding Visual:
Terapkan elemen branding visual seperti logo dan warna merek secara konsisten untuk membangun citra
merek yang kuat dan mudah dikenali.

- Pertimbangkan Pengalaman Pengguna:


Pikirkan tentang bagaimana pembaca akan berinteraksi dengan koran, baik secara fisik maupun melalui
platform daring. Pastikan pengalaman pengguna yang lancar dan intuitif.
BAB V

LAMPIRAN
Contoh – contoh design

1. Mondrian Layout

Tata letak atau layout Mondrian terinspirasi dari karya Piet Mondrian, seorang pelukis terkenal asal Belanda. Desain layout ini
asimetris dan mengandalkan beberapa basis warna seperti merah, kuning dan biru. Adapun garis hitam digunakan untuk
memisahkan setiap ruang.

2. Axial Layout

Axial layout atau tata letak aksial menampilkan visual yang cukup kuat. Fokus utama dari layout jenis ini berada di tengah
halaman atau bidang desain. Kemudian, elemen pendukung diletakkan di sisi kanan dan kiri.

3. Big Type Layout

Jenis layout selanjutnya adalah Big Type Layout. Tata letak ini menggunakan font dengan ukuran yang besar sebagai elemen
utamanya. Sedangkan jika ada gambar lain yang menyertainya, maka fungsinya hanya sebagai unsur pendukung saja.

4. Picture Window Layout

Elemen utama dari layout jenis ini adalah adanya tampilan gambar dengan ukuran besar. Biasanya, desainer akan membuat
tampilan gambar ini secara close up agar perhatian audiens lebih fokus.
5. Multi Panel Layout

Salah satu jenis layout yang sering digunakan oleh desain grafis berikutnya adalah Multi Panel Layout. Visual atau tampilan
layout ini rapi dan unik. Tata letaknya dibuat dengan beberapa tema atau bagian dengan bentuk yang serupa.

6. Silhouette Layout

Silhouette Layout atau tata letak siluet terinspirasi dari karya fotografi atau ilustrasi yang menyorot bentuk bayangan dari suatu
objek. Visual jenis layout ini bisa berupa ilustrasi warna, teks hingga pembiasan warna halus.

7. Frame Layout

Jenis layout berikutnya adalah Frame Layout. Tata letak ini cukup mudah dikenali karena teks dan gambar diletakkan di dalam
sebuah frame atau bingkai. Bingkainya bisa berbentuk border atau shading.

8. Alphabet-Inspired Layout

Alphabet-Inspired Layout fokus pada alfabet dan angka yang diletakkan dan disusun sedemikian rupa. Tujuannya adalah untuk
menyampaikan pesan, cerita atau informasi menarik.
Referensi

Judul “Sejarah Perkembangan Surat Kabar”: https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-perkembangan-surat-kabar/

Judul “Sejarah Surat Kabar Indonesia”: https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_surat_kabar_Indonesia

Judul "Sejarah Surat Kabar Indonesia dari Zaman Belanda hingga Reformasi":
https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/05/100000079/sejarah-surat-kabar-indonesia-dari-zaman-belanda-hingga-
reformasi?page=all

judul “Layout Design Grafis Dan Media Cetak”: https://www.gamelab.id/news/2319-12-jenis-layout-untuk-desain-grafis-dan-


media-cetak-lengkap-dengan-gambar

Tanggal Akses

1 Desember 2023, jam: 16.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai