Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Kata Pengantar
Lahirnya teknologi internet membawa pengaruh sangat besar bagi perkembangan
surat kabar. Pasalnya, munculnya internet telah mengubah kebiasaan cara baca di
masyarakat seiring dengan hadirnya berbagai media baca, seperti komputer, tablet,
hingga ponsel pintar yang juga menyediakan beragam informasi.

Media massa yang menjual berita (news) selalu mengutamakan


"kebaruan"informasi. Dengan teknologi internet, kebaruan informasi tersebut semakin
mudah diakses dan disebar luaskan. Hal itu pula yang menyebabkan banyak perusahaan
koran menggunakan teknologi internet untuk membuat koran elektronik, baik itu portal
online (website) maupun e-paper, yakni koran yang isinya sama dengan koran cetak
tetapi dalam bentuk digital. Tujuannya adalah untuk memahami kebutuhan pembaca yang
saat ini gadget minded.

Perkembangan media cetak, khususnya koran, dari masa ke masa memang


sangatlah pesat mengikuti perkembangan teknologi komunikasi. Semua bermuara dari
kebutuhan pembaca mendapatkan berita terbaru, informatif, edukatif, dan mendalam.
Koran cetak dianggap tidak sepenuhnya bisa memenuhi tuntutan akan kecepatan
informasi karena memerlukan proses cetak yang memakan waktu cukup lama, sekitar 1-2
jam, tergantung oplah masing-masing media.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian koran ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan koran ?
3. Apa sajakah kelebihan dan keunggulan koran cetak dan koran elektronik ?
4. Bagaimana persaingan koran cetak dengan koran elektronik
5. Bagaimana dampak dari persaingan media cetak dengan media eletronik ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian koran
2. Menjelaskan sejarah perkembangan koran
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan koran cetak dan koran elektronik
4. Menjelaskan persaingan koran cetak dengan koran elektronik
5. Menjelaskan dampak dari persaingan koran cetak dengan koran elektronik

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Koran

Koran adalah sejenis media massa yang memberitahukan kejadian-kejadian sehari-hari


dalam kehidupan manusia. Koran biasanya ditujukan sebagai kegiatan komersil dari penerbit
koran yang bersangkutan. Tulisan-tulisan yang terdapat dalam sebuah koran dihasilkan oleh para
penulis berita yang disebut sebagai waratawan. Waratawan tersebut bertugas untuk menulis
kejadian-kejadian menarik yang terjadi di tengah masyarakat. Di dalam sebuah koran, biasanya
terdapat banyak wartawan yang disebarkan ke berbagai daerah untuk mengumpulkan dan
menulis berita yang menarik yang nantinya akan menjadi isi dari koran tersebut. Wartawan
tersebut bertugas secara resmi atas nama koran yang bersangkutan dan mendapatkan bayaran
atau gaji dari koran tempat dia mempublukasikan berita atau tulisannya.

Koran (dari bahasa Belanda: Krant, dari bahasa Perancis courant) atau surat kabar adalah
suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah
yang disebuut dengan kekrtas koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topic.
Topiknya bisa berupa even politik, kriminalitas, olahraga, tajuk racana, cuaca. Surat kabar juga
biasa berisi karikatur yang biasanya dujadikan bahan sindiran lewat gambar berkenaan dengan
masalah-masalah tertentu, komik, TTS dan hibran lainnya. Ada juga surat kabar yang
dikembangkan untuk bidang-bidang tertentu, misalnya berita untuk politik, property, industry
tertentu, penggemar olahraga tertentu, penggemar seni atau partisipan kegiatan tertentu.

Jenis surat kabar umum biasanya diterbitkan setiap hari, kecuali pada hari-hari libur. Surat
kabar sore juga umum dibeberapa Negara. Selain itu, juga terdapat surat kabar mingguan yang
biasanya lebih kecil dan kurang prestisius dibandingkan dengan surat kabar harian dan isinya
biasanya lebih besifat hiburan.

Media cetak yang biasanya terbit harian, didalamnya berisi berita-berita terkini dalam
berbagai topic. Koran pertama kali dikenal pada tahun 59 SM, yaitu Kaisar Julius Caesar yang
bertajuk “Acta Diurna”. Walaupun begitu, baru pada tahun 1605 surat kabar terbit pertama kali

3
dalam bntuk tercetak oleh Johsn Carolur dengan tajuk “Relation” Koranatertua diduia yang saat
ini adalah “Post –Och Inrikes Tidningar” dari Swedia yang pertam kali terbit pada tahun 1645.
Pada masa sekarang kora tidak hanya terbit dalam bentuk cetakan tetapi ada bentuk onlinenya di
internet. Bahkan kita bisa memilih tanggal terbit surat kabar tersebut.

Sebagai sebuah institusi komersil, koran mendapatkan penghasilannya dari iklan-iklan


yang dipasang di koran tersebut. Iklan-iklan tersebut tersebar diberbagai halaman, disisipkan
diantara tulisan-tulisan, atau disediakan halaman-halaman tersendiri yang khusus menampung
iklan-iklan. Pemasang iklan membayar sejumlah tarif tertentu kepada penerbit koran.

Koran biasanya terbit setiap hari, namun ada juga yang terbit secara mingguan. Korang
bermanfaat bagi masyarakat untuk mengetahui kejadian-kejadain yang terjadi di daerahnya atau
daerah lain atau Negara lain. Tanpa koran, masyakat tidak akan mengetahui kejadian-kejadian
yang terjadi di luar jangkauan pergaulannya. Jadi, korang adalah sarana bagi masayarakat untuk
meluaskan pandangannya tanpa harus hadir secara langsung untuk menggali informasi dari
kejadian yang bersangkutan.

B. Sejarah Perkembangan Koran


1. Sejarah Media Cetak Di Dunia
Perkembangan Jurnalistik sudah nampak ketika sejak berdirinya kerajaan Romawi, segala
sesuatu kegiatan keputusan selalu di catat pada papan pengumuman berupa papan tulis yang
pada masa itu (60 SM) di kenal sebagai acta diurna dan di letakkan di Forum Romanum
(Stadion Romawi), para budak Romawi mengumpulkan berita setiap hari, dari acta diurnal
itulah mereka memperoleh berita – berita tentang segala sesuatu yang terjadi di negri dan
kerajaannya. Dari acta diurna itu para budak pencari berita itu dijuluki Diurnarius (tunggal)
atau diurnarii (jamak). Lama kelamaan tugas para Diurnaris itu menjadi luas, budak belian yang
bekerja sebagai Diurnarius di sebut sebagai slavereporter di antara nama- nama yang
bermunculan, di kenallah Chrestus dan Marcus Caelius. Umur acta diurna hanya mencapai lima
abad, setelah kerajaan Romawi runtuh, maka hilang pula acta diurna itu. Sejak hilangnya acta
diurna hingga kira-kira 1000 SM para ahli sejarah Eropa tidak lagi dapat menunjukan bukti-
bukti adanya praktik –praktik jurnalistik seperti yang di lakukan orang-orang Romawi hingga
abad pertengaha.

4
Menurut sejarah, seorang ahli dari Jerman, Pemilik nama lengkap Johannes Gutenberg ini
menemukan mesin cetak yang akhirnya digunakan untuk mencetak bible (kitab suci). Ini terjadi
pada tahun 1453. Sebelumnya Gutenberg menulis secara manual, kitab-kitab suci tersebut.
Namun dengan bantuan mesin cetak, kitab suci yang dihasilkan jauh lebih banyak. Sebelum ada
revolusi Gutenberg, buku-buku di eropa disalin dengan menggunakan Manu Script. selain
memakan waktu yang lama, harga buku-buku tersebut tergolong mahal dan hanya bisa dibeli
oleh orang-orang yang mampu. Dengan ditemukannya mesin cetak, perkembangan ilmu dan
pengetahuan waktu itu semakin pesat, bahkan tidak hanya untuk bangsa Eropa saja tetapi juga
sampai ke Timur Tengah. Melalui buku-buku yang dicetak pada waktu itu, minat baca
masyarakat menjadi tinggi. Kitab suci yang awalnya ditulis manual oleh Gutenberg saat itu juga
dicetak dengan bahasa lain, tidak hanya bahasa latin. ini yang akhirnya membuat gerakan kaum
protestan.
Salah satu bentuk hasil dari media cetak adalah surat kabar. Surat kabar penerbitnya
ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas
Koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. Surat kabar awalnya muncul
berkembang di Eropa, khususnya di Inggris dan Amerika Utara. Tahun 1702 muncul Daily
Courant lalu Revue pada tahun 1704. Sedangkan di Amerika, surat kabar baru terbit setelah
beberapa tahun Amerika mencapai kemerdekaannya (1776). Namun pada awalnya, surat kabar
hanya diperuntukkan bagi kaum elit dan terpelajar. Secara fisik, bentuk Koran pada saat itu
masih sangat sederhana dan menggunakan biaya yang sangat murah, tetapi jangkauannya
meluas. Pada tahun 1830 surat kabar sudah mewabah di New York. Ini adalah saat kejayaan
surat kabar yang akhirnya mewabah ke seluruh pelosok dunia.

1. Sejarah Media Cetak Di Dunia


Di Indonesia, media cetak mempunyai peranan sendiri di tengah masyarakat hingga
sekarang, ada 5 periode perkembangan media cetak di Indonesia di antaranya
a. Zaman Belanda
Pada tahun 1744 dilakukanlah percobaan pertama untuk menerbitkan media
massa dengan diterbitkannya surat kabar pertama pada masa pemerintahan Gubernur
Jenderal Van Imhoff dengan nama Bataviasche Nouvelles, tetapi surat kabar ini hanya
mempunyai masa hidup selama dua tahun. Kemudian pada tahun 1828 diterbitkanlah

5
Javasche Courant di Jakarta yang memuat berita-berita resmi pemerintahan, berita lelang
dan berita kutipan dari harian-harian di Eropa. Mesin cetak pertama di Indonesia juga
datang melalui Batavia (Jakarta) melalui seorang Nederland bernama W. Bruining dari
Rotterdam yang kemudian menerbitkan surat kabar bernama Het Bataviasche Advertantie
Blad yang memuat iklan-iklan dan berita-berita umum yang dikutip dari penerbitan resmi
di Nederland (Staatscourant).
Di Surabaya sendiri pada periode ini telah terbit Soerabajasch Advertantiebland
yang kemudian berganti menjadi Soerabajasch Niews en Advertantiebland. Sedang di
Semarang terbit Semarangsche Advertetiebland dan De Semarangsche Courant. Secara
umum serat kabar-surat kabar yang muncul saat itu tidak mempunyai arti secara politis
karena cenderung pada iklan dari segi konten. Tirasnya tidak lebih dari 1000-1200
eksemplar tiap harinya. Setiap surat kabar yang beredar harulah melalui penyaringan oleh
pihak pemerintahan Gubernur Jenderal di Bogor Tidak hanya itu, surat kabar Belandapun
terbit di daerah Sumatra dan Sulawesi. Di Padang terbit Soematra Courant, Padang
Handeslsbland dan Bentara Melajoe. Di Makasar (Ujung Pandang) terbit Celebes
Courant dan Makassarsch Handelsbland.
Pada tahun 1885 di seluruh daerah yang dikuasai Belanda telah terbit sekitar 16
surat kabar dalam bahasa Belanda dan 12 surat kabar dalam bahasa Melayu seperti,
Bintang Barat, Hindia-Nederland, Dinihari, Bintang Djohar (terbit di Bogor), Selompret
Melayu dan Tjahaja Moelia, Pemberitaan Bahroe (Surabaya) dan surat kabar berbahasa
Jawa, Bromatani yang terbit di Solo
b. Zaman Jepang
Saat wajah penjajah berganti dan Jepang memasuki Indonesia, surat kabar-surat
kabar yang beredar di Indonesia diambil alih secara pelan-pelan. Beberapa surat kabar
disatukan dengan alasan penghematan namun yang sebenarnya adalah agar pemerintah
Jepang memperketat pengawasan terhadap isi surat kabar. Kantor Berita Antara diambil
alih dan diubah menjadi kantor berita Yashima dengan berpusat di Domei, Jepang.
Konten surat kabar dimanfaatkan sebagai alat propaganda untuk memuji-muji
pemerintahan Jepang. Wartawan Indonesia saat itu bekerja sebagai pegawai sedang yang
mempunyai kedudukan tinggi adalah orang-orang yang sengaja didatangkan dari Jepang.

6
Salah satu surat kabar yang terbit pada masa ini adalah Tjahaja (cahaya). Surat
kabar ini sudah menggunakan Bahasa Indonesia dan penerbit berada di kotaBandung.
Surat kabar ini terbit di Indonesia namun berisikan berita tentang segala kondisi yang
terjadi di Jepang. Para pemimpinnya di antaranya adalah Otto Iskandar R. Bratanata, dan
Mohamad Kurdi. Pada tampilan tampak bahwa surat kabar tersebut bertuliskan tanggal
24 Shichigatsu 2604, yang pada penanggalan masehi sama dengan tanggal 24 Juli 1944.
c. Zaman Kemerdekaan
Ketika pemerintah Jepang menggunakan surat kabar sebagai alat propaganda
pencitraan pemerintah, Indonesiapun melakukan hal yang sama untuk melakukan
perlawanan dalam hal sabotase komunikasi. Edi Soeradi melakukan propaganda agar
rakyat berdatangan pada Rapat Raksasa Ikada pada tanggal 19 September 1945 untuk
mendengarkan pidato Bung Karno. Dalam perjalanannya, Berita Indonesia (BI) berulang
kali mengalami pembredelan dimana selama pembredelan tersebut para pegawai
kemudian ditampung oleh surat kabar Merdeka yang didirikan oleh B.M. Diah. Surat
kabar perjuangan lainnya adalah Harian Rakyat dengan pemimpin redaksi Samsudin
Sutan Makmr dan Rinto Alwi dimana surat kabar tersebut menampilkan “pojok” dan
“Bang Golok” sebagai artikel. Surat kabar lainnya yang terbit pada masa ini adalah
Soeara Indonesia, Pedoman Harian yang berubah menjadi Soeara Merdeka (Bandung),
Kedaulatan Rakyat (Bukittinggi), Demokrasi (Padang) dan Oetoesan Soematra (Padang).
d. Zaman Orde Lama
Setelah dikeluarkannya dekrit presiden tanggal 5 Juli 1959 oleh presiden
Soekarno, terdapat larangan terhadap kegiatan politik termasuk pers. Persyaratan untuk
mendapat Surat Izin Terbit dan Surat Izin Cetak diperketat yang kemudian situasi ini
dimanfaatkan oleh Partai Komunis Indonesia untuk melakukan slowdown atau mogok
secara halus oleh para buruh dan pegawai surat kabar. Karyawan pada bagian setting
melambatkan pekerjaannya yang membuat banyak kolom surat kabar tidak terisi
menjelang batas waktu cetak (deadline). Pada akhirnya kolom tersebut diisi iklan gratis.
Hal ini menimpa surat kabar Soerabaja Post dan Harian Pedoman di Jakarta. Pada periode
ini banyak terjadi kasus antara surat kabar pro PKI dan anti PKI.
e. Zaman Orde Baru

7
Pada periode ini, surat kabar yang dipaksa untuk berafiliasi kembali mendapatkan
pribadi awalnya, seperti Kedaulatan Rakyat yang pada zaman orde lama harus berganti
menjadi Dwikora. Hal ini juga terjadi pada Pikiran Rakyat di Bandung. Bahkan pers
kampuspun mulai aktif kembali. Namun dibalik itu semua, pengawasan dan pengekangan
pada pers terutama dalam hal konten tetap diberlakukan. Pemberitaan yang dianggap
merugikan pemerintah harus dibredel dan dihukum dengan dilakukan pencabutan SIUP
seperti yang terjadi pada Sinar Harapan, tabloid Monitor dan Detik serta majalah Tempo
dan Editor. Pers lagi-lagi dibayangi dalam kekuasaan pemerintah yang cenderung
memborgol kebebasan pers dalam membuat berita serta menghilangkan fungsi pers sebagai
kontrol sosial terhadap kinerja pemerintah. Pembredalanpun marak pada periode ini.

C. Persaingan Koran Cetak dengan Koran Online


Koran elektronik (e-paper) adalah koran dalam format elektronik yang bisa diakses melalui
teknologi internet dengan menggunakan perangkat komputer, tablet, atau ponsel pintar. E-paper
tersebut dibuat menyerupai koran cetak aslinya yang umumnya menggunakan metode
pemindaian. Selaian e-paper, perusahaan media juga membuat website untuk melengkapi koran
elektronik. Portal berita online tersebut berbeda dengan e-paper karena informasinya lebih
update dan cara penulisannya lebih ringkas sehingga kurang mendalam. Portal online lebih
mementingkan kecepatan informasi dibanding analisa berita seperti yang disajikan oleh koran.

Munculnya koran elektronik maupun portal online tersebut tidak sepenuhnya bisa
menggantikan eksistensi koran cetak karena masih banyak masyarakat yang merasa lebih
nyaman membaca koran cetak. Meskipun demikian, harus diakui bahwa keberadaan koran
elektronik dan portal online telah menggerus pasar media cetak yang tercermin dari turunnya
sirkulasi koran cetak. Beberapa pengamat memprediksi pada 2040 koran cetak akan tutup seiring
dengan pergantian generasi karena generasi muda saat ini lebih suka membaca informasi lewat
komputer atau gadget. Apalagi, untuk mendapatkan informasi dari koran elektronik, pembaca
tidak perlu membayar alias gratis, tidak seperti koran cetak. Meskipun demikian,perebutan kue
di media digital sangatlah tajam karena harus bersaing dengan media luar negeri yang sudah
lama eksis, seperi google, yahoo, yang kini juga memberikan informasi sangat variatif melalui
kerjasama dengan banyak media penyedia berita online. Perebutan kue di media digital makin

8
tajam karena saat ini media sosial juga mengambil kue iklan untuk membiayai operasionalnya,
seperti facebook, twiter, dan lainnya

Apakah kehadiran koran elektronik atau digital akan mematikan koran cetak (analog). Ada
dua pendapat dalam hal ini. Pendapat pertama meyakini bahwa koran cetak akan tetap hidup
meskipun koran digital menjamur. Alasannya, media cetak konvensional memiliki konsumen
khusus (generasi tua). Selain itu, informasi yang disajikan koran cetak dianggap lebih kredibel.
Sejumlah biro iklan menyebutkan, beberapa korporasi merasa masih lebih nyaman beriklan di
koran cetak dibanding koran digital. Alasannya, kredibilitas koran akan mencerminkan entitas
perusahaan. Hal inilah yang menyebabkan industri koran cetak tetap eksis di tengah gempuran
persaingan media online. Data AC Nielsen menyebutkan bahwa penurunan iklan koran cetak
tidak sebanding dengan anjloknya sirkulasi.

Pandangan lain menyebutkan, cepat atau lambat koran cetak bakal mati setelah hilangnya
generasi tua yang digantikan generasi muda. Sebab, generasi gadget saat ini tidak terbiasa
membaca koran. Philip Meyer dalam bukunya " The Vanishing News Paper, Saving Journalism
in the Information Age" mempresiksi koran bakalan punah pada 2040.

Koran cetak akan tetap eksis asalkan melakukan berbagai inovasi dan kreativitas untuk
mempertahankan pembacanya. Realitanya, koran mempunyai pembaca khusus. Meskipun
banyak orang Indonesia tidak mempunyai kebiasaan membaca dan lebih suka mendengar atau
melihat, tetapi hadirnya radio dan TV tetap tidak bisa menggantikan koran. Itu sebabnya kue
iklan di media cetak masih tetap ada, meskipun secara tren menurun karena tersedot oleh media
televisi dan portal online.

Meskipun demikian, koran cetak harus berbenah dalam mengemas rubrikasi agar menarik
minat generasi muda, salah satunya dengan menjaring berbagai komunitas untuk diberitakan di
koran cetak sehingga pembaca merasa lebih dekat dengan media. Komunitas pelajar, misalnya,
bisa dibuatkan rubrik Kampus yang berisi tentang berbagai informasi yang dibutuhkan pelajar,
dari masalah perkuliahan hingga bagaimana menjadi sukses pada saat muda. Selain itu, sebagian
orang masih merasa bangga jika dirinya dimuat atau menjadi sumber berita dalam koran cetak.

9
Bahkan tak jarang sumber berita membingkai koran tersebut untuk di pasang di dinding
rumahnya sebagai eksistensi bahwa dia pernah diwawancarai dan hasilnya dimuat di koran.

Dalam Dependency Theory yang dikembangkan oleh Sandra Ball- Rokeach dijelaskan,
seseorang akan tergantung pada media jika media dapat memenuhi kebutuhannya. Media massa
menjadi sangat penting karena menjadi sumber informasi yang sangat dibutuhkan. Artinya,
media cetak konvensional bisa tetap eksis jika tahu persis apa yang menjadi kebutuhan segmen
pembacanya. Pebisnis, misalnya, lebih suka membaca koran ekonomi yang mendalam analisanya
dibanding membaca informasi koran digital. Sebab, informasi di koran cetak dianggap lebih
kredibel dan bisa memberi inspirasi yang dapat dipakai sebagai referensi untuk mengambil
keputusan.

Koran cetak tidak akan mati, meskipun pertumbuhan bisnis media cetak semakin terbatas
sebagai dampak kehadiran koran elektronik. Namun, untuk mempertahankan eksistensinya,
media cetak harus berjuang dalam merebut hati pembaca melalui revolusi inovasi dan kreativitas
dengan mengubah konten sesuai keinginan segmen pembaca yang akan dituju. Hal ini
membutuhkan survei yang cukup kuat agat pembaca merasa tergantung kepada media tersebut.
Bagaimanapun, brand surat kabar cetak masih cukup kuat, namun inovasi, kreativitas dan
teknologi perlu dikembangkan. Langkah yang dilakukan surat kabar ternama saat ini adalah
mensinergikan produk cetak dengan digital dengan membuat koran elektronik, baik e-paper
maupun website.

D. Kelebihan dan Kelemehan Koran Cetak dan Koran Elektronik


Dari perkembangannya Koran elektronik maupun Koran cetak pasti mempunyai
keunggulan dan kelemahan yang ditimbulkan.

1. Kelebihan Koran Cetak


a. sebagai media cetak repeatable,yakni dapat di baca berkali-kali dengan
menyimpannya atau mengklipingnya,
b. Analisa lebih tajam,dapat membuat orang benar-benar mengerti dan paham terhadap
isi berita tersebut.
c. Bisa memilih berita mana yang ingin kit abaca terlebih dahulu,missal tentang
politik,ekonomi,olahraga atau yang lainnya.
d. Harganya murah dan mudah didapat
e. Dapat membuat orang yang berfikir lebi spesifik tentang isi tulisan

10
f. Bisa disimpan atau dicollect isi informasinya
g. Lebih mampu menjelaskan hal-halyang bersifat kompleks atau rigid,dll.
2. Kelemahan Koran Cetak
Selain mempunyai banyak keunggulan Koran cetak juga mempunyai
kelemahan,yaitu sebgai berikut:
a. Dari segi waktu media cetak lambat dalam memberikan informasi.Karena media
cetak tidak dapat menyebarkan langsung berita yang terjadi pada masyarakat dan
harus tunggu turun cetak.
b. Media cetak hanya dapat berupa tulisan
c. Media cetak hanya dapat memberikan visual berupa gambar yang memwakili
keseluruhan isi berita.
d. Biaya produksi yang cukup mahal karena media cetak harus mencetak dan
mengirimkannya sebelum dapat dinikmati masyarakat
3. Kelebihan Koran Elektronik
a. tampilan lebih menarik karena ditambah animasi dengan tulisan serta tata letak dan
desain warna yang lebih banyak.
b. Kemudahan memilih berita mana saja yang akan dibaca,dan artikel yang dapat
dibaca menjadi lebih banyak karena mampu diakses sekaligus dalam kurun waktu
yang sama
c. Cepat dan bisa disimpan,tak perlu bersusah membolak balik karena bisa memilih
artikel yang hendak dibaca serta waktu yang lebih singkat untuk membacanya karena
mampu mengakses artikel sekaligus dalam waktu yang sama
d. Selain juga dapat mengunduh artikel yang dianggap penting dalam format pdf.
e. Menghemat penggunaan kertas sebagai bahan baku utama dari Koran.
f. Praktis dan mudah

4. Kelemahan koran Elektronik


Koran elektronik juga mempunyai kekurangan dari keunggulan yang dimiliki
yaitu:
a. dalam penyedian berita pada media elektronik tidak dapat mengulang apa yang telah
ditayangkan.
b. Keterbatasan sasaran pasar. Target yang dituju hanya pada masyarakat kalangan
menengah keatas yang mempunyai fasilitas internet
c. Mahalnya biaya internet di Indonesia yang mencapai 17 kali lebih mahal daripada di
Negara Jeapng

E. Dampak Persaingan Koran Cetak dengan Korang Elektronik

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang luar biasa cepatnya harus diakui
membawa dampak positif yang sangat berpengaruh dalam bidang komunikasi masyarakat.
Sekarang,pola komunikasi dan penyampaian informasi setiap orang bisa dilakukan dimana saja

11
tanpa takut terhalang oleh ruang dan waktu.Saat ini masyarakat Indonesia merupakan masyrakat
informasi yang menghabiskan sebagaian besar waktunya dengan media komunikasi dan
menggunakan teknologi informasi seperti telepon dan computer.Dengan munculnya teknologi
informasi yang canggih juga berimbas pada penyampaian berita yang dimiliki oleh media massa
cetak maupun elektronik.Jika dulu Koran,radio,dan televise selalu berpatok pada aturan yang
baku membuat informasi disampaikan secara kaku mengikuti kaidah manual yang sudah berjalan
apa adanya seperti itu,maka hal itu kini tidak bisa terus diterapkan. Dampak dari persaiangan
tersebut sebenarnya lebih mengarah ke Koran cetak yang mulai kurang diminati karena sekarang
orang-orang lebih memilih yang praktis,apalagi pada masa seperti ini perkembangan teknologi
begitu pesat dan sangat mudah mengakses berbagai hal di internet melalui ponsel yang
dimiliki.Maka banyak orang yang lebih memilih koran elektronik daripada koran cetak,karena
lebih praktis,dapat dibaca kapan saja,dan tentunya dapat mengurangi penggunaan kertas sebagai
bahan baku utama dari pembuatan koran.Dengan adanya kemajuan teknologi tersebut Koran
elektronik pada masa saat ini sangat digemari karena kemudahan dalam mengaksesnya,dan dapat
membaca ulang terbitan berita yang telah lalu.Sedangkan pada masa saat ini Koran cetak juga
masih digemari masyarakat namun tingkat pembacanya tidak seperti dulu karena banyak
masyarakat yang beralih ke Koran elektronik.

Menurut Elihu katz,jay G.Blumler dan Michael Gurevitch dalam teorinya uses and
gratifications yang meneliti bahwa “Asal mula kebutuhan psikologisdan sosial yang
menimbulkan harapan tertentu darimedia massa atau sumber-sumber lain,yang membawa pada
pola terpaan dari media yang berlaianan dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan akibat lain
juga hal yang mungkin tidak diinginkan” .Melihat dari teori tersebut bahwa masyarakat sebagai
mahluk suprarasional dan sangat selektif sehingga dampak dari sebuah media dalam hal ini surat
kabar tidak serta merta langsung dicerna oleh masyarakat,tetapi masyarakat dalam hal ini,
individu dapat menentukan pilihan apakah akan menerima pesan yang disampaikan oleh surat
kabar tersebut,sementara menurut teori perspektif paying grantoleh august egrant mengatakan
bahwa “Teknologi komunikasi sendiri tidak hanya terdiri dari perangkat lunak dan perangkat
keras,tetapi juga dapat terjadi dari adanya keterbukaan system sosial yang ada dimasyarakat
dan adanya pihak pihak yang membangun infrastruktur dan melayani masyarakat serta
kemampuan penggunannya untuk menentukan apakah ia akan menggunakan teknologi
tersebut”.Dari kedua teori tersebut memperlihatkan jelas bahwa dampak dari perkembangan
mmedia surat kabar tidak selalu mempunyai dampak yang pasti bagi masyarakat,sehingga
dampak akan terjadi jika masyarakat memilih untuk percaya akan pesan atau tidak,hal lain yang
dapat menyebabkan adanya dampakdari media adalah topic yang disampaikan sebaiknya yang
dicari oleh orang atau yang sedang booming di masyarakat,sehingga dampak dari media lebih
terasa baik itu media konvesional maupun elektronik sama-sama mempunyai pranan yang cukup
besar terhadap masyarakat tergantung bagaimana media tersebut menyajikan berita tersebut.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Media cetak (printed media adalah media informasi pertama di dunia. Ia memiliki
sejarah panjang, sejak berabad lalu, saat Kaisar Romawi kuno, Julius Caesar,
memerintahkan pemasangan Acta Diurna (semacam papan pengumuman atau majalah
dinding) berisi beragam informasi.
Internat telah membuat orang tidak perlu menunggu waktu lama untuk mengetahui
peristiwa terbaru. Waratwan tidak perlu menunggu koran beredar besok hari untuk
menyebebarkan informasi. Kita tidak perlu berlangganan koran untuk update informasi
teraktual. Cukup “beli kuota intenet” atau plus gadget (smartphone). Semua informasi gratis,
bahkan dating sendiri ke beranda atau feed media sosial.
Itulah sebabnya, isu Media elektronik membunuh media cetak menjadi hantu bagi
praktisi media cetak. Iklan tersedot ke media media online, khususnya ke google. Google
menyebarkan iklan online ke seluruh dunia melalui melalui program. Apakah media cetak
akan benar-benar mati? Sebagian besar tampaknya akan mengalami nya, hanya sebagian
kecil yang tampaknya akan bertahan dengan oplah terbatas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Baran, Stanly J dan Dennis K. Devis. 2009. Teori Komunikasi Massa Edisi 5 Dasar, Pergolakan,
dan Masa Depan. Jakarta: Salemba Humanika

http://romeltamedia.com.htm/media-Online-Membunuh-Media-Cetak

http://suarakahayannews.com.htm/media-Online-bunuh-media-Cetak

http://sindonews.com.htm/koran-membunuh-koran

http://blogspot.co.id.htm/SEJARAH-Tugas-5-perkembangan-surat-kabar

14

Anda mungkin juga menyukai