Anda di halaman 1dari 9

FORUM 01

MEDIA PLANNING AND BUYING

1. Sejarah Perkembangan Media Periklanan di Dunia


2. Sejarah Perkembangan Media Periklanan di Indonesia

Disusun oleh:

VUGIA SYAHRINANDA
44319120041

PROGRAM STUDI MARKETING COMMUNICATION & ADVERTISING


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2021
SEJARAH PERKEMBANGAN MEDIA PERIKLANAN DI DUNIA

Masa sebelum ditemukannya mesin cetak

Para arkeologi sudah meyakini, bahwa advertising sudah ada sejak lama.
Advertising tersebut dilakukan dalam berbagai bentuk publikasi dan berbagai peristiwa
dan penawaran yang dilakukan. Pad saat itu,metode iklan pertama yang dilakukan oleh
manusia sangatlah sederhana. Pada sat itu iklan sudah mulai dikenal oleh masyarakat
dalam bentuk pesan dari mulut ke mulut atau pesan berantai dengan tujuan agar dapat
membantu kelancaran proses jual-beli.
Pada 3000 SM di Babylonia mulai ditemukannya pesan iklan dalam bentuk
tertulis berupa kepingan tanah liat (clay table) bertuliskan prasasti tentang dealer salep,
juru tulis dan pembuat sepatu. Berbeda dengan orang Ponosea, Ponosea melukis gambar
untuk mempromosikan perangkat keras mereka di batu besar di sepanjang jalur parade.
Pada zaman Julius Caesar di ropa banyak toko dan penginapan yang sudah pakai tanda
seperti papan nama, atau symbol tujuannya adalah untuk membantu orang buta huruf.
Demikian juga dengan berbagai gambar di batu casdas (rock painting) di berbagai situs
lama di Afrika, Adia, dan Amerika Latin menunjukkan kehadiran “iklan” di masa lalu.

Masa setelah ditemukannya mesin cetak


Dengan ditemukannya mesin cetak oleh Guntenberg 1450 secara tidak langsung
dapat meningkatkan angka melek huruf sehingga dapat merangsang orang untuk berbisnis
iklan. Pada tahun 1472, William Caxton di London mencetak iklan dalam bahasa Inggris
pertama berupa selebaran yang berisi tuntunan keagamaan. Tidak lama kemudian metode
iklan dengan tulisan tangan di cetak di kertas besar yang berkembang di Inggris mulai
muncul. Surat kabar terbit di Inggris terbit untuk pertama kalinya pada tahun 1622. Di
tahun 1655 istilah iklan muncul pertama kali dalam injil untuk menunjuk istilah atau
peringatan.
Pada tahun 1660-an mulai dikenal dengan istilah dipakai untuk keperluan
informasi komersial, khususnya oleh para saudagar toko. Pesan yang terkandung dalam
sebuah iklan lama kelamaan semakin simple dan inovatif sejak tahun 1700 dan 1800-an.
Di tahun1690-an lahirlah Public Occurensch Both Foreign and Domestic, Koran pertama
di Amerika hanya membuat satu berita. Pada awal abad 17 di Inggris periklanan secara
nyata mulai menunjukkan kemajuan dalam mempromosikan buku dan koran yang malai
berkembang. Namun pada saat itu di Inggris, pesan-pesan komersial masih berbentuk
poster atau selegram lepas yang dikirimkan dalam lipatan surat kabar.
Pada tahun 1704 di Boston Newsletter pertama yang memuat iklan, berupa
tawaran hadiah dan pada 1740 poster cetak outdoor pertama muncul di London. Pada
1776 muncullah iklan proklamasi kemerdekaan AS di Pennsyvana Evening Post and
Daily Advertiser yang terbit secara harian pertama di AS.
Pada abad ke-19 mulai dikenal pembelian ruang iklan melalui berbagai agen
perseorangan. Pada saat dinasti Edo di Jepang, awal abad 19 selebaran yang
didistribusikan bersama surat kabar juga banyak membawa pesan-pesan komersial,
khususnya obat-obatan. Pada abad ini pertumbuhan ekonomi dunia juga mulai bergerak
pesat yang akhirnya dapat memicu hadirnya iklan di surat kabar Amerika Serikat. Pada
akhirnya di tahun 1844 muncul iklan majalah pertama di majalah Southern Messenger.
Pada tahun 1871 Charles bates membuat biro iklan professional pertama kali.
Pada saat siaran radio mulai mengudara di tahun 1920-an , periklanan radiopun mulai
marak walaupun secara teknis dan daya tarik tidak seperti saat ini. Di tahun 1939 NBC
merupakan stasiun tv pertama. Periklanan masuk di dunia televisi di awal tahun 1940an.
Iklannya bisa berupa commercial dan public advertising. Pada tahun 1941 iklan televisi
berwarna hitam putih pertama di New York sehingga pada akhirnya iklan televisi
berwarna pertama muncul pada tahun 1954.
Diakhir 1980 dan awal 1990 an muncullah TV Kabel dan MTV. Pada saat itu
konsumen lebih mendengarkan atau menyimak pesan yang diiklankan oleh MTV
dibandingkan dengan membeli setelah mendapatkan informasi dari media lain. Pada
akhirnya di tahun 2000-an mamasuki dimana internet mulai digunakan oleh masyarakat
dunia. Mesin pencarian yang paling terpopuler saat ini mulai sering digunakan yaitu
Google. Dari sinilah, iklan digital online baru muali dikembangkan.
Google memulai perubahan dalam dunia periklanan dengan mengekspansi
relevansi konstekstual, tidak menonjolkan iklan dibandingkan dengan pemberian bantuan
dan lebih utama dibandingkan dengan membanjiri konsumen dengan berbagai media
cetak seperti pemberian brosur, sehingga sat ini terdapat beberapa perusahaan periklanan
terbesar di Dunia sebagai berikut:
1. WPP Group plc (UK)
2. Omnicom Group Inc. (US)
3. The Interpublic Group of Componies, Inc (US)
4. Publicis Groupe S.A. (FR)

SEJARAH PERKEMBANGAN MEDIA PERIKLANAN DI INDONESIA

A. Pengertian Periklanan

Menurut PPI (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia), periklanan adalah


segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan melalui suatu media,
dibiayai oleh pemrakarsa dan ditujukan untuk untuk sebagian atau seluruh masyarakat.
Institusi Praktisi Periklanan Inggris mendefinisikan periklanan merupakan pesan-pesan
penjualan yang paling persuasive yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling
potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya.
Sesungguhnya kegiatan periklanan paling sederhana telah dikenal pada peradaban
manusia sebelum 1450 dalam bentuk “pesan berantai”. Pesan berantai itu disampaikan
untuk membantu kepentingan lancarnya jual beli dalam masyarakat, yang ketika itu
mayoritas masih belum mengenal huruf, sehingga dilakukan secara barter. Dalam dunia
pemasaran modern kegiatan pesan berantai itu dengan istilah word of mouth. Dengan
demikian, kegiatan iklan pertama kali dikenal melalui penyebarluasan informasi atau
pengumuman yang disampaikan secara lisan. Mengingat pola penyampaikan pesan
dilakukan secara lisan, maka jangkuan komunikasi ini sangat sempit. Namun demikian
untuk ukuran ketika itu tentunya sudah dianggap paling efektif.

B. Sejarah Perkembangan di Indonesia


Seperti dikatahui, kegiatan periklanan sudah dimulai pada zaman peradaban
Yunani Kuno dan Romawi. Sistem percetakan yang ditemukan oleh Guttenberg pada
tahun 1450 dan munculnya sejumlah surat kabar mingguan, menjadikan iklan tersebut
semakin sering digunakan untuk berbagai kepentingan salah satunya adalah kepentingan
komersial.
Boove, menjelaskan bahwa peralihan pesan-pesan iklan dari relief kota Pompei ke
atas kerta untuk pertama kali dilakukan di Cina di saat kertas pada tahun 1215 dan pada
saat mesin cetak pertama kali ditemukan oleh Guttenberg di Mainz, Jerman pada tahun
1455 dan pada akhirnya lahirlah surat kabar, majalah, poster dan lainnya. Dari sanalah
iklan mulai berkembang dengan sangta pesat hingga saat ini.
Semakin berkembang pesatnya dunia periklanan di Indonesia, terdapat beberapa
perkembangan penting yang mempengaruhi lahirnya periklanan modern. Mulai dari
ditemukannya kertas di Cina pada tahun 1275 dan ditemukannya mesin cetak oleh Johan
Gutterbern di Jerman membawa perubahan yang besar, tidak hanya pada kegiatan
periklanan tetapi juga pada kehidupan masyarakat secara luas. Industrializing Era ini
berlangsung kurang lebih sejak pertengahan tahun 1700an sampai akhir Perang Dunia I.
Diawali dengan Revolusi Industri yang pecah di Inggris, pada era ini juga mesin-mesin
diwarnai dengan penggunaan untuk memproduksi barang secara massal dengan kualitas
yang seragam.

Berawal dari Gerobak Sapi pada tahun 1930-an, banyak poster dan papan reklame
ditempel pada panel sampaing gerobak Sapi yang hilir mudik mengangkut barang. Pada
masa itu kebanyakan papan reklame dicetak di atas lembar plat seng atau logam yang
cukup tebal. Ada juga yang dilapis dengan enamel agar tahan lama. Pada era ini juga
diwarnai juga dengan kemunculan televise dan radio yang pada akhirnya menjadi sarana
yang digunakan untuk komunikasi massa dan media periklanan baru yang kuat dan
berkecepatan tinggi.
Pada tahun 1941 munculah televisi yang menjadi ekspansi media yang besar dan
pada saat Dunia Perang II berakhir iklan televisi berkembang dengan sangat cepat dan
terus mejadi media periklanan terbesar. Pada akhir tahun 1940-an dan di awal tahun
1950-an, para konsumen berusaha untuk menambah atau menaikan situs sosial melalui
melalui berbagai konsumsi barang-barang yang berbasisi modern. Pada saat inilah iklan
fokus memberikan keistimewaan pada produk yang secara implisit memperlihatkan
penerimaan sosial, gaya, kemewahan dan kesuksesaannya.
Sekitar tahun 1980-an tepatnya di Era Post Industrial untuk pertama kalinya orang
menjadi sadar akan lingkungan yang sensitive seperti dimana tempat tinggal dan
merasakan ketakutan pada ketergantungan terhadap sumber daya alam. Dan pada tahun
ini juga terjadi kekurangan energy dan akut sehingga muncullah istilah pemasaran yang
baru yaitu demarketing. Perkembangan teknologi baru di awal abad-21 atau disebut
dengan Global Interactive Era sangat membawa pengaruh yang besar di dunia periklanan.
Munculnya televise kabel dan satelit-satelit penerima memungkinkan orang untuk
menonton saluran telvisi yang memiliki program spesifik. Pergeseran ini mengubah
media massa dan televise memiliki jangkauan paling luas menjadi media yang lebih
khusus.
Iklan mulai diperkenalkan oleh Gubernur Jenderal Belanda yaitu Jan Pietersoen
Coen pendiri Batavia pada tahun 1619-1629. Periklanan di Indonesia mulai mengalami
perkembangan yang sangat pesat yaitu pada masa setelah selesainya Orde Lama. Pada
Orde Baru yang cenderung memberikan perhatian pada masalah ekonomi merupakan
peluang besar dari dunia periklanan. Ditambah lagi menampilkan berbagai gaya
periklanan yang khas Indonesia yang membuat dunia periklanan semakin ramai
diperbincangkan. Ini dibuktikan dengan perkembangan periklanan di Indonesia dari tahun
ke tahun mengalami fluktuasi seiring dengan dinamikan dari pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.
Pada tahun 1970-an industri periklanan mengalami peningkatan dalam
pertumbuhan yang sangat gemilang, ekonomi berkembang dengan sangat pesat, sektor
pemerintah dan swasta saling bergandangan tangan memainkan peran utama dalam
semua kegiatan dibidang perekonomian. Pada tahun awal samapi akhir tahun 1970-an
yang juga disebut sebagai era seller market yang memiliki karakteristik pemasaran
sebagai berikut:
1. Pilihan produk terbatas
2. Penjual lebih berperan daripada pembeli
3. Daya beli pasar rendah
4. Persaingan masih rendah antar produk
5. Distribusi masih ditangani sendiri oleh produsen
6. Antisipasi pasar bersifat reaktif
7. Konsumen pasif
Karakteristik pemasaran yang telah disebut diatas juga mempengaruhi strategi
komunikasi pemasaran/periklanan yaitu sebagai berikut:
1. Menonjolkan produk, bukan merek
2. Dominal pada strategi kreatif
3. Pesan menoton atau satu arah
4. Lebih berorientasi pada kesan
5. Pemilihan media lebih pada above the line (televise, surat kabar, majalah dan radio)
6. Tujuannya adalah penjualan
7. Beriklana secara aktif sebatas consumer good
8. Peranan biro iklan belum menonjol, karena produk sangat terbatas belum ada
persaingan ketat antar merek.
Dari segi teks iklan secara keseluruhan, presentasi iklan masih sangat terbatas
pada teknologi dan sumber daya yang tersedia. Pada saat era 1970-an presentasi iklan
masih didominasi oleh naskah atau copy. Saat itu juga, iklan masih bersifat informative
dikarenakan lebih menekankan pada penjelasan produk yang diiklankan secara detail.
Pada akhir 1970-an, presentasi iklan di Indonesia mulai berkembang seiring dengan
perkembangan media teknologi dan komunikasi. Adanya perkembangan teknologi di
bidang visualisasi dapat membuat naskah iklan menjadi semakin meningkat dan tidak
bertele-tele.
Pada masa decade 1980-an, periklanan di Indonesia tidak hanya menerapkan
pendekatan secara demografis saja dalam mendekati audiens. Pada sata itu pendekatan
psikografis juga mula sudah diterapkan . Maka dari itu, pada decade 1980-an tersebut
gaya hidup mulai menjadi tema utama dalam merancang sebuah iklan. Ditambah lagi
ketika televisi swasta mulai muncul membuat perkembangan iklan di Indonesia semakin
menemukan pijakan yang semakin mantap. Tambah lagi dengan SK MENPEN No.
111/90 yang mengharuskan iklan-iklan yang ditayangkan di televisi adalah iklan yang
diproduksi di dalam negeri dan orang Indonesia.
Pada tahun 1980-an strategi pemasaran mulai mengarah pada kepuasan
konsumen, yang ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Daya beli perorangan meningkat
2. Munculnya kelas menengah baru (yuppies) yang menuntut status merek (prestise).
3. Pilihan produk sudah banyak
4. Konsumen aktif
5. Pemasaran mulai menggunakan konsep positioning
6. Persaingan area bisnis
7. Antisipasi pasar bersifat pro aktif
8. Persaingan melibatkan kemasan, merek, dan image (bukan cuma produk)
9. Orientasi pada kepuasan konsumen
10. Distribusi ditangani perusahaan professional
11. Perusahaan jasa dan industri mulai beriklan seperti perbankan, hotel, restoran,
asuransi, industri mobil dan sebagainya.
Di sisi lain, memasuki era 1990 birokrasi pemerintah mulai longgar sehingga
beberapa koran baru yang dimiliki pemodal kuat memasuki pasaran. Media luar ruang
pun semakin meningkatkan keahlian dan teknologinya. Kesemuanya ini akan
merangsang produsen yang bekerja sama dengan biro iklan untuk mengantur bauran
media (media mix) dengan anggaran yang lebih besar. Kondisi tersebut langsung
direspon oleh pengusaha-pengusaha melalui berdirinya biro-biro iklan baik dalam skala
besar, menengah, maupun kecil. Tak terkecuali biro iklan asing yang mulai merambah
pasar Indonesia yang sangat besar.
Pada era 90-an sudah ada sekitar 20-an perusahaan periklanan yang berafiliasi
dengan perusahaan periklanan Indonesia. Beberapa diantaranya adalah AdForce yang
berafiliasi dengan J. Walter Thompson, Indo Ad berafiliasi dengan Ogilvy & Mather,
Kreasindo berafiliasi dengan Leo Burnet, AdWork dengan Euro-RSCG, Komunika
dengan BBDO. Namun demikian sampai sekarang hanya Matari dan Fortune yang
bertahan sebagai perusahaan periklanan lokal. Hingga era 2000-an ini telah ratusan biro
iklan yang menjadi anggota PPPI (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia). Jumlah
biro iklan di luar anggota PPPI tersebut tentunya juga sangat banyak tak terhitung
jumlahnya.
DAFTAR PUSTAKA

PPT Forum 01 Media Periklanan And Buying


Apriadi Tamburaka, Literasi Media (Jakarta: Rajawali Pers, 2013, hlm 96
Ratna Noviani, Jalan Tengah Memahami Iklan (Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2002).
Burhan Bengin, Konstruksi Sosial Media Massa (Jakarta:Kencana, 2011)
https://emjaiz.wordpress.com/2009/09/04/sejarah-periklanan-di-dunia-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai