Anda di halaman 1dari 8

Nama : Qais Abhitah Gustiatama

NPM : 21043010218
Kelas : Pengantar Periklanan J
Prodi : Ilmu Komunikasi
Resume Materi Pengantar Periklanan

Konsep Dasar Iklan

Iklan telah menjadi salah satu sarana untuk melakukan promosi yang saat ini dikenal
sebagai alat branding di mata publik. Monle Lee dan Carla Johnson (dalam Ilona, 2016)
mendefinisikan iklan sebagai sarana komunikasi persuasif mengenai sebuah produk yang
dibuat oleh suatu organisasi atau badan atau perusahaan tertentu lalu diperlihatkan kepada
publik atau umum yang menjadi target. Iklan tersebut umumnya dibagikan melalui media
massa, misalnya TV (televisi), radio, surat kabar, majalah dan tiang-tiang yang berdiri di
pinggir jalan. Sedangkan di era modern seperti sekarang ini, iklan biasa dibuat melalui poster
foto dan video secara interaktif lalu diposting di media sosial. Iklan akan diterima oleh publik
apabila iklan tersebut dibuat dengan sangat menarik dan meyakinkan. Iklan di media massa
dan media sosial menjadi media komunikasi persuasif yang dapat meyakinkan para publik
(konsumen) demi melakukan pembelian atas produk atau jasa yang ditawarkan meskipun
produk tersebut sebenarnya tidak mereka butuhkan.

Fungsi Iklan

Iklan sebagai alat branding tentu memiliki fungsi yang cukup berpengaruh (Yasmin,
2022). Fungsi iklan yang pertama adalah mengenalkan suatu produk (benda dan non-benda)
atau jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan atau organisasi tertentu kepada publik. Di
sini, perusahaan atau organisasi mengharapkan dari adanya pengenalan produk atau jasa
tersebut, publik (konsumen) akan melakukan pembelian terhadap produk atau jasa yang
sedang ditawarkan sehingga pihak yang melakukan pengenalan tersebut akan memperoleh
keuntungan. Kedua, iklan berfungsi sebagai sarana untuk memperoleh informasi. Iklan
memuat penjelasan-penjelasan secara detail mengenai sebuah produk atau jasa yang dapat
mendorong para konsumen untuk membeli produk atau jasa tersebut. Iklan yang memuat
informasi dengan detail dan menarik dapat dipastikan mendapat konsumen dalam jumlah
yang tidak sedikit. Ketiga, iklan berfungsi sebagai sarana yang dapat meningkatkan
keuntungan suatu perusahaan atau organsasi. Keempat, iklan berfungsi sebagai sarana untuk
membangun citra perusahaan atau organisasi. Iklan dibuat untuk mewakili perusahaan
tertentu atau organisasi tertentu bahwa mereka memiliki brand. Perusahaan atau organisasi
akan memperoleh citra yang baik apabila iklan yang mereka buat dapat ditampilkan dengan
baik, menarik dan informatif.

Sejarah Perkembangan Iklan Dunia

Zaman Mesopotamia dan Babilonia


Dalam (Gaar, 2017), iklan telah lama berkembang. Awal mula iklan berkembang yakni pada
zaman Mesopotamia dan Babilonia (3000 tahun SM). Di zaman tersebut, para pedagang
melakukan sewa kapal kecil untuk mengantar hasil produksinya untuk para konsumen.
Mereka mengelilingi rumah ke rumah para konsumen. Sebelumnya, iklan di zaman ini
dilakukan dalam bentuk pesan berantai (the word of mouth). Tujuannya adalah memperlancar
praktik jual-beli dalam masyarakat yang pada saat itu masih belum tahu-menahu mengenai
abjad.
Zaman Romawi dan Yunani
Iklan selanjutnya berkembang di zaman Romawi dan Yunani. Cara yang dilakukan
dizaman ini masih sama dengan cara yang dilakukan di masa Mesopotamia dan Babilonia,
yakni dengan cara jual-beli dari rumah ke rumah (door to door). Cara ini dilakukan dengan
mengelilingi rumah-rumah yang terdapat di luar kota yang pada zaman itu masih
menggunakan kapal untuk transportasi. Namun, cara untuk melakukan iklan di zaman ini
terbilang lebih maju daripada di zaman yang sebelumnya. Hal ini dikarenakan iklan
dilakukan dengan menyebarkan informasi pada satu pihak melalui pahatan pada dinding kota
atau yang disebut dengan relief. Dengan ini, pertukaran informasi (iklan) terjadi dengan lebih
cepat antara produsen konsumen. Di zaman ini pula, tanda dan simbol sudah digunakan untuk
dipasang di kedai milik produsen. Adanya tanda dan simbol pada zaman Yunani dan Romawi
dahulu telah menjadi asal muasal penggunaan media luar ruangan dalam periklanan di zaman
sekarang.

Zaman Pertengahan – Abad ke-18


Pada zaman ini, iklan yang sebelumnya dibuat diatas dinding relief dialihkan di atas
kertas. Cara ini dilakukan oleh bangsa Cina saat kertas ditemukan pada tahun 1275.
Kemudian, cara ini mulai berkembang, terlebih dengan adanya penemuan baru yaitu mesin
cetak di Mainz, Jerman oleh Guttenberg pada tahun 1445. Dari sinilah kemudian iklan
disebarkan melalui media cetak. Di Inggris, iklan muncul pada sekitar tahun 1472. Iklan yang
ditemukan di Inggris ini memiliki bentuk yang berbeda dengan iklan-iklan yang sebelumnya
beredar, yakni berbentuk poster. Sedangkan di Amerika Serikat, terdapat perusahaan surat
kabar yang memasang iklan besar untuk yang pertama kali. Perusaan tersebut adalah Boston
Newsletter di tahun 1704. Terdapat tokoh dari Amerika Serikat yang memuat informasi-
informasi dari iklan dengan menambah ilustrasi atau gambaran sehingga efek dari iklan
semakin kuat, yakni Benyamin Franklin. Hal ini menjadi faktor pemicu berdirinya lembaga
periklanan di Amerika Serikat yang kemudian didirikan oleh Francis Ayer di Philadelphia di
tahun 1841 dengan nama N.W Ayer and Son. Di tahun 1839 kemudian ditemukan fotografi
yang mempermudah proses pembuatan iklan serta meningkatkan kredibilitas bagi dunia
iklan.

Zaman Abad ke-19 sampai tahun 1930


Terdapat pertambahan penduduk secara signifikan di awal abad ke-19 serta
meningkatnya kemampuan membaca dan menulis penduduk tersebut. Mengetahui hal
tersebut, lalu dilakukan sebuah penelitian mengenai hakikat periklanan dan seluruh sistem
kerjanya serta mereka juga mengumpulkan pendapat mengenai seberapa jauh pengaruh iklan
terhadap kehidupan masyarakat pada saat itu. Di zaman ini juga ditemukan penggunaan
media elektronik, khususnya radio yang mulai dikenal pada 2 November 1920 di Pittsburg,
Pensylvania. Sedangkan televisi mulai diperkenalkan sekitar tahun 1930 sehingga periklanan
saat itu dilakukan melalui layar kaca. Perkembangan teknologi baru dimulai pada awal abad
ke-21 yang tentunya membawa dampak besar bagi dunia periklanan yang dampaknya dapat
diterima dan dirasakan hingga sekarang.

Sejarah Perkembangan Iklan Indonesia

Tahun 1619-1629 (Masa VOC)


Tokoh besar yang mengenalkan iklan di Indonesia adalah Jan Pieterzoon Coen, tokoh
dari Belanda yang saat itu menjabat Gubernur Jenderal Hindia Belanda di tahun 1619-1629.
Selain menjadi prakarsa iklan di Indonesia, beliau juga sebagai pembuat dan pemilik
perusahaan iklan. Jan Pieterzoon Coen berhasil menerbitkan iklan dalam surat kabar pertama
di Indonesia. Iklan yang beliau prakarsai diantaranya adalah pengumuman dan informasi
pemerintah Hindia Belanda berkaitan dengan adanya perpindahan pejabat teras di beberapa
daerah.

Tahun 1930-1948
Indonesia pada tahun 1930 sudah banyak terdapat desain grafis berbentuk poster dan
papan reklame yang ditempelkan di panel samping pada gerobak angkutan sapi yang pada
saat itu berkeliling untuk mengangkut barang. Papan reklame pada masa ini dicetak diatas
lembar plat seng atau logam, dan sejenisnya. Di tahun 1948 mulai ditemukan scothlite yang
mampu memantulkan cahaya dengan efek yang dapat menarik siapapun yang melihatnya. Hal
ini menjadikan iklan dilirik oleh banyak pasang mata. Orang-orang di masa ini pun cukup
kreatif menggunakan setiap kesempatan yang ada.

Tahun 1950
Di tahun 1950, kata iklan berawal mula dikenalkan oleh salah satu tokoh pers
Indonesia yakni Bapak Soedarjo. Beliau berusaha untuk menghilangkan kata reklame yang
masih memakai kata buatan bangsa Barat.

Tahun 1962-1963
Pada bulan Agustus, 1962, Indonesia telah mengenal televisi sebagai media baru
untuk membuat iklan. Perintis iklan-iklan bersifat komersial pada saat itu adalah TVRI
(Televisi Republik Indonesia). Di tahun 1963, terdapat tiga iklan pertama di Indonesia,
diantaranya adalah Hotel Tjipajung, PT. Arschoob Ramasita milik Judith Roworuntu, PT.
Masayu yang memproduksi alat-alat berat dan truk. Setahun setelahnya kemudian terbit iklan
skuter Lambretta dalam bentuk slide. Iklan ini menjadi iklan perdana yang ditayangkan
melalui bioskop.

Tahun 2004-sekarang
Di tahun 2004, Indonesia mengalami perkembangan dunia digital yang signifikan
dimana internet sudah dijangkau oleh beberapa masyarakat. Adanya internet tersebut
menjadikan Indonesia memiliki kesempatan untuk membuat iklan secara online dengan
memanfaatkan akses internet. Para pembuat iklan telah melihat potensi adanya iklan online
dari jumlah konsumen per-jam yang menggunakan internet. Akhirnya, banyak perusahaan di
Indonesia yang melakukan kampanye pemasaran mereka secara online. Iklan online dibuat
dengan menggunakan Flash dan JavaScript (Marwanto, 2013). Hal ini dapat mempermudah
pihak pembuat iklan dalam membuat grafis dan interaktivitas. Iklan online saat ini tentunya
lebih canggih serta sudah memiliki alat untuk melakukan branding dan teknologi yang
beragam. Selain itu, saat ini masyarakat telah mengenal banyak media-media baru sebagai
sarana untuk membuat dan membagikan iklan. Media-media baru tersebut diantaranya adalah
blog online, media sosial yang meliputi Facebook, Instagram, Twitter, Path dan masih banyak
lainnya.

Jenis-Jenis Iklan
Iklan terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu berdasarkan media, isi, dan tujuan (Ikawati
Sukarna, 2021). Jenis iklan pertama yaitu berdasarkan media. Iklan ini terbagi lagi menjadi
dua bentuk, yakni iklan media cetak dan media elektronik. Iklan media cetak menggunakan
kertas sebagai media untuk mempromosikan sebuah produk atau jasa. Contohnya seperti
koran, brosur, dan poster. Sedangkan media elektronik adalah jenis iklan yang menggunakan
benda-benda elektronik seperti TV, radio, dan internet dalam mempromosikan sebuah produk
atau jasa.

Berikutnya adalah iklan berdasarkan isinya. Iklan ini terbagi lagi ke dalam tiga
bentuk, diantaranya adalah iklan pemberitahuan yang lebih dikenal dengan iklan
pengumuman. Iklan ini memuat informasi-informasi penting yang ditujukan kepada publik.
Contoh dari jenis iklan ini misalnya iklan mengenai perlombaan kesenian antar sekolah, iklan
perlombaan cerdas cermat, dan lain sebagainya. Kedua, iklan penawaran yang
mempromosikan sebuah produk atau jasa untuk ditawarkan. Iklan ini berisi mengenai
kelebihan dari produk atau jasa yang sedang ditawarkan untuk menarik konsumen agar mau
membelinya. Misalnya, iklan obat herbal yang memiliki kelebihan dalam menyembuhkan
sakit diare dalam satu hari. Ketiga, iklan layanan masyarakat yang berisi mengenai himbauan
atau komunikasi persuasif kepada publik untuk mau melakukan aktivitas atau kebiasaan baik
tertentu. Misalnya, iklan untuk minum delapan gelas air mineral dalam satu hari, iklan untuk
membuang sampah pada tempatnya, iklan untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik, dan lain sebagainya.

Jenis iklan yang terakhir adalah jenis iklan berdasarkan tujuan. Jenis iklan ini terdiri
dari iklan komersial dan iklan non-komersial. Iklan komersial memiliki nama lain yaitu iklan
bisnis. Iklan ini dibuat sebagai cara untuk memasarkan suatu produk barang atau jasa kepada
publik dengan tujuan untuk meningkatkan angka penjualan. Sedangkan iklan non-komersial
dibuat dengan mengharapkan keuntungan sosial karena iklan ini memuat informasi penting
yang mendidik masyarakat. Iklan ini justru menghimbau agar publik menghindari
penggunaan sesuatu yang diiklankan tersebut.

Peranan Iklan Bagi Masyarakat

Ada berbagai pekerjaan promosi di area publik. Terdapat sisi positifnya namun juga
banyak sisi negatifnya. Dilihat dari sudut pandang sosial dan ekonomi, berikut adalah
peranan periklanan bagi masyarakat, yakni publikasi menginstruksikan pelanggan karena
memberi mereka informasi yang mereka butuhkan untuk memutuskan pilihan untuk membeli
barang atau jasa yang diperlukan. Pelanggan menjadi terdidik dengan suata produk akibat
iklan yang ditampilan, karena didalam iklan, pembeli diperlihatkan tentang elemen,
keunggulan, kapasitas, dan nilai barang.

Promosi juga dapat menurunkan biaya pembuatan sebuah produk (barang). Teori
penawaran dan permintaan berlaku maka harga produk dipasaran bisa turun namun kualitas
barang tetap terjamin mutunya. Selain itu masih terdapat contoh lain seperti, tiap individu
atau sekelompok masyarakat mengenal barang-barang yang mereka incar atau butuhkan
dengan perantara iklan, masyarakat jadi mengetahui manfaat dari item yang disajikan oleh
produsen, masyarakat mengetahui biaya barang yang disajikan oleh penyedia barang atau jasa
sehingga mereka dapat mengukur biaya barang satu dengan yang lainnya.

Pengaruh Iklan
Periklanan saat ini telah menjadi part yang tidak dapat dipisahkan dari usaha modern
di masa seperti saat ini. Hampir seluruh perusahaan telah menempatkan iklan sebagai
program dari media yang termasuk penting untuk mempengaruhi ataupun meningkatkan
omset penjualan hasil produksi. Di era dunia digital dan pasar global sekarang ini, iklan
menjadi alat persaingan yang telak dan paling menonjol dalam menawarkan sebuah produk
atau jasa. Iklan sebagai media komunikasi persuasif dan informatif sangat membantu
konsumen dalam memutuskan sebuah produk atau jasa yang sedang dicari. Untuk itu, para
perusahaan memperbaiki kualitas produk mereka serta membuat iklan dengan sedikit dilebih-
lebihkan dasi segi visual ataupun frasa agar para konsumen tertarik pada suatu produk atau
jasa tersebut.

Iklan cukup memiliki pengaruh di masa yang sekarang ini. Pengaruh adanya iklan
dirasakan oleh masyarakat sekitar yang melihat adanya iklan tersebut (Saukani, 2017). Iklan
membentuk suatu persepsi terhadap suatu produk atau jasa yang sedang diiklankan lalu
konsumen tersebut akan menerimanya secara emosional dan menganggap iklan tersebut
adalah sesuatu yang harus ditiru dan merupakan sesuatu yang benar. Misalnya, terdapat
produk kecantikan yang menampilkan bintang iklan dengan kulit terang. Iklan tersebut akan
membangun persepsi masyarakat yang melihatnya bahwa standar kecantikan saat ini harus
memiliki kulit yang terang. Padahal sejatinya kecantikan bersifat relatif. Pengaruh iklan yang
kedua adalah banyak masyarakat yang terpengaruh dengan banyaknya iklan yang tayang di
media massa ataupun di media elektronik dan menjadikan masyarakat tersebut menjadi
konsumtif. Banyaknya iklan yang tayang akan meningkatkan konsumen dalam membeli
sesuatu. Para konsumen tidak lagi mencari produk atau jasa yang mereka butuhkan,
melainkan mereka mencari produk atau jasa dengan iklan yang dibuat dengan menarik.
Jumlah konsumsi yang mengalami peningkatan akan berimbas pada pengeluaran yang
membengkak dan terlihat bahwa mereka terlalu menghambur-hamburkan uang karena
membeli sesuatu produk atau jasa yang tidak mereka butuhkan. Pengaruh yang ketiga yaitu
adanya iklan yang dapat membentuk identitasi diri mereka sebagai manusia modern secara
tidak langsung. Dari iklan yang dilihat maka akan membentuk sebuah identitas massal atau
lebih singkatnya membeli produk dengan label yang sama. Misalnya, saat ini telah ramai
iklan mengenai produk kecantikan dari Scarlett Whitening. Hal ini menjadikan masyarakat
berbondong-bondong membeli produk tersebut karena mengikuti trend dan mereka belum
merasa cantik apabila belum membeli produk tersebut.

Terlepas dari kenyataan bahwa periklanan dapat dianggap memainkan peran penting
dalam mentalitas pembeli, tetapi iklan tidak menjadi variabel utama yang membuat
pelanggan membeli suatu barang. Tetap ada berbagai pertimbangan yang perlu dilakukan
sebelum memutuskan untuk membeli sebagai jenis penilaian suatu barang, produk ataupun
jasa. Penilaian positif akan membawa pembeli untuk membeli sebuah item, tetapi dengan
cara lain penilaian negatif akan menghalangi pembeli untuk membeli barang tersebut.
Dengan cara ini, penting untuk menyelidiki tugas mempublikasikan yang berdampak dan
secara fundamental mempengaruhi perilaku pembeli membeli. Sementara itu, cara pembeli
membeli atau menentukan pilihan adalah merupakan proses terpadu yang menggabungkan
informasi untuk menilai setidaknya satu kecenderungan dan memilih salah satu dari mereka.

Kode Etik Periklanan

Kode Etik Periklanan Indonesia sudah tertulis dalam Perubahan Etika Periklanan
Indonesia. Dalam membuat sebuah iklan, perusahaan tidak cukup hanya menampilkan apa
yang menarik, tetapi iklan tersebut juga harus sesuai dengan moral publikasi. Moral ini
tertuang dalam Etika Periklanan Indonesia (EPI). Ada banyak sekali perilaku yang ada dalam
Etika Periklanan Indonesia, yang harus diperhatikan semuanya. EPI adalah aturan untuk ahli
publikasi inventif, sebagai kerangka kerja yang berharga dan seperangkat aturan dan kode
pelatihan terkoordinasi yang berlaku untuk setiap sponsor Indonesia. Kehadiran Etika
Periklanan Indonesia (dalam Nurrohman, 2020) memiliki peranan penting dalam membuat
pelaksanaan iklan komersial yang benar dan tidak menipu daerah yang lebih luas
sebagaimana yang sudah tertulis didalam standar Etika Pariwara Indonesia yang
mempertahankan tiga fokus, diantaranya yaitu kejujuran, kebenaran, dan rasa
bertanggungjawab. Selain tiga fojus tersebut juga terdapat beberapa aspek yang perlu untuk
diperhatikan seperti perusahaan pemilik iklan harus mampu bersaing secara sehat, tidak
melakukan kecurangan, melindungi dan menghargai publik umum, tidak menghina agama,
budaya, negara, dan golongan, serta tidak melakukan sesuatu hal yang bertentangan dengan
hukum yang berlaku.

Iklan dan Pemasaran

Periklanan adalah jenis kemajuan yang dapat ditemukan dimana saja. Dalam
menampilkan iklan tidak lain pasti bersangkutan dengan pemasaran. Pemasaran merupakan
suatu alat yang penting untuk memajukan suatu barang. Dunia periklanan saat ini
berkembang sangat pesat dengan berbagai sistem. Iklan selalu ada, terlepas dari kenyataan
bahwa orang mungkin tidak suka melihatnya atau bahkan terganggu, akan tetapi tanpa
disadari iklan juga penting seperti penjelasan sebelumnyaa. Di zaman sekarang ini, promosi
menggunakan setiap media baik media digital maupun non digital, yang berguna untuk
menyampaikan pesannya kepada masyarakat umum. Mempromosikan adalah bagian dari
pemasaran yang tidak bisa dilepaskan. Iklan adalah tindakan pemasaran yang telah terjadi
sejak zaman dahulu, tepatnya pada zaman Yunani kuno. Saat ini ada banyak jenis iklan dan
jenis pemasaran yang digunakan sebagai sarana waktu terbatas. Mempromosikan adalah
strategi yang dapat diandalkan untuk mempengaruhi banyak orang. Motivasi utama di
baliknya adalah untuk menyajikan sebuah barang dan jasa, serta menambah minat orang
untuk memanfaatkan produk tersebut. Iklan dan pemasaran adalah strategi yang terus
berkembang untuk kemajuan global.

Referensi
Gaar, G. (2017). The Word of Mouth Sessions. Nirvana’s In Utero, 16–22.
https://doi.org/10.5040/9781501397158.ch-004
Ikawati Sukarna. (2021). Jenis-Jenis Iklan, dari Berdasarkan Isi hingga Berdasarkan
Tujuannya - Bobo. file:///C:/Users/Asus/Downloads/Jenis-Jenis Iklan, dari Berdasarkan
Isi hingga Berdasarkan Tujuannya - Bobo.html
Ilona, V. (2016). Modul Pengantar Periklanan. 1–115.
http://repository.upi-yai.ac.id/id/eprint/123
Marwanto, E. (2013). Eko Marwanto_ Sejarah Perkembangan Iklan Online.
file:///C:/Users/Asus/Downloads/Eko Marwanto_ Sejarah Perkembangan Iklan
Online.html
Nurrohman, A. T. (2020). Pelanggaran Etika Pariwara Indonesia dalam Iklan Baris di
Solopos Edisi Mei-Juni 2018. Jurnal Audiens, 1(1). https://doi.org/10.18196/ja.11015
Saukani, F. (2017). Iklan dan Dampak yang di Timbulkan di Masyarakat. In Kompasiana.
https://www.kompasiana.com/saukani0898fransiskus/5941e033d466c12730605483/
iklan-dan-dampak-yang-ditimbulkan-dimasyarakat
Yasmin, P. A. (2022). Fungsi Iklan, Pengertian, Jenis dan Tujuannya. iNews.id.
file:///C:/Users/Asus/Downloads/Fungsi Iklan, Pengertian, Jenis dan Tujuannya.html

Bukti Plagiarism
Link: https://drive.google.com/drive/folders/14f4IX2xvwx_REsMUJIpDcWrR5OaR-LM4?
usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai