Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bisnis media mempunyai dua arti yaitu arti sempit dan luas. Dalam arti sempit bisnis
media adalah hanya sebatas menjual kolom di media, sedangkan dalam arti luas bisnis
media merupakan marketing communication.
Bisnis media mencakup tiga macam kategori yaitu bisnis media above the line (televisi,
radio, majalah, billboard, Koran), bisnis media below the line (poster, event, brosur,
merchandise, media alternative), dan bisnis media on line (jejaring social seperti
facebook, twitter, forum online, media informasi online).
Dari tiga macam tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda yang mempunyai
komunitas yan berbeda pula.
Bisnis media merupakan aktifitas komersial yang dilakukan dengan menggunakan media
massa, sehingga sangat menarik untuk dikaji karena memadukan tiga unsure, yaitu
strategi, pemasaran, dan komunikasi. Kajian tersebut lebih dikenal sebagai Integrated
Marketing Communication. Bisnis media erat kaitannya dengan kegiatan advertising,
dinama perkembangan dalam media massa sangat mempengaruhi bisnis media sejalan
dengan perkembangan bisnis iklan.
Media tidak akan berjalan tanpa ada iklan. Pada pemerintahan Orde Baru, bisnis media
sangat berkembang pesat dengan diperbolehkannya iklan di TVRI yang merupakan satu-
satunya media audio visual yang pertama di Indonesia. Akan tetapi pada tahun 1980-an
pemerintah melarangnya dengan alasan untuk menghindari perilaku konsumerisme di
masyarakat. Maka dari itu muncullah media radio dan media print. Dan pada tahun 1990-
an berdirilah stasiun TV kabel seperti RCTI, SCTV, dan lain sebagainya menbuat harapan
baru dalam dunia advertising.
Dalam masa Reformasi, bisnis media sesmakin menjadi-jadi dengan lahirnya industri-
industri dalam media massa, semakin banyak media memberikan nilai semakin pesat
perkembangan iklan dan semakin lebih baik dari tahun ke tahun. Masuknya iklan dalam
satu perusahaan media menentukan lamanya usia media tersebut. Media yang mampu
bertahan merupakan media yang mendapatkan iklan yan paling banyak.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PROSPEK DAN TANTANGAN BISNIS MEDIA


Prospek bisnis dan peluang kerja media saat ini meliputi bidang media cetak,
media elektronik, dan media massa online.
Bisnis media massa di indonesia dekade tahun 1990-an, indonesia menjadi peringkat
ketiga belas di antara negara dunia, tepat di belakang kanada, dalam hal produksi
kertas dunia, khususnya pengadaan kertas untuk mendukung bisnis media massa di
indonesia (koran).
Sebelum pembangunan pabrik kertas koran yang menjadi cikal bakal booming media
massa. Pada tahun 1980-an dan 1990-an, produksi surat kabar dalam kondisi parah
oleh karena keinginan pemerintah untuk membatasi pengeluaran devisa untuk
pembelian kertas koran.
Kelebihan penjatahan kertas koran harus dibeli dipasar terbuka dengan pajak impor
20%. Lebih jauh, pada tahun 1978 devaluasi terhadap rupiah sangat mempengaruhi
perjuangan para penerbit koran.
Hal ini juga yang menyebabkan meningkatnya biaya produksi kertas koran sebesar
50% dan mendorong naiknya harga koran. Yang menyebabkan penurunan sirkulasi
media massa cetak ini. Harga pasang iklan juga dinaikkan. Akibatnya banyak penerbit
koran lemah, yang bangkrut, sementara pabrik kertas yang lebih besar menjadi lebih
kuat.

Karena adanya hambatan untuk penerbitan koran dan majalah pada akhir 1990-an,
dengan persyaratan mendapatkan lisensi disingkirkan, bisnis penerbitan mulai dilihat
sebagai kesempatan yang terbuka lebar untuk dunia bisnis media cetak. Pada tahun
2001 sekitar 1,100 publikasi yang terdaftar.
Namun jumblah yang beredar sebenarnya setelah itu menurun drastis, sebagai
kekuatan pasar bisnis media massa mengambil mereka sebagai korban. Tabloid
pertama muncul ditahun 1998 dan merupakan sekitar seperempat dari jumblah surat
kabar yang diterbitkan pada tahun 2002.
Pada tahun 1999 ada 81 pabrik kertas diindonesia, yang memproduksi 2,1 ton
kertas cetak dan kertas koran.

2
Berdasarkan info bisnis terbaru indonesia akan terus memainkan peran lebih besar
dalam pasokan kertas asia, karena sebagian besar negara asia, kecuali indonesia telah
habis hutannya.
Bisnis media di indonesia akan tumbuh subur kedepannya mengingat kontribusinya
yang sangat besar selama ini untuk menyajikan berita lokal, nasional, ataupun
internasiaonal. Sebaagai sarana pelengkap pendidikan rakyat dan upaya pencerdasan
bangsa yang efektif.
Bisnis media mencakup tiga macam kategori yaitu bisnis media above the line
(televisi, radio, majalah, billboard, Koran), bisnis media below the line (poster, event,
brosur, merchandise, media alternative), dan bisnis media on line (jejaring social
seperti facebook, twitter, forum online, media informasi online). Dari tiga macam
tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda yang mempunyai komunitas yan
berbeda pula.
Bisnis media merupakan aktifitas komersial yang dilakukan dengan menggunakan
media massa, sehingga sangat menarik untuk dikaji karena memadukan tiga unsure,
yaitu strategi, pemasaran, dan komunikasi. Kajian tersebut lebih dikenal sebagai
Integrated Marketing Communication. Bisnis media erat kaitannya dengan kegiatan
advertising, dinama perkembangan dalam media massa sangat mempengaruhi bisnis
media sejalan dengan perkembangan bisnis iklan.
Media tidak akan berjalan tanpa ada iklan. Pada pemerintahan Orde Baru, bisnis
media sangat berkembang pesat dengan diperbolehkannya iklan di TVRI yang
merupakan satu-satunya media audio visual yang pertama di Indonesia. Akan tetapi
pada tahun 1980-an pemerintah melarangnya dengan alasan untuk menghindari
perilaku konsumerisme di masyarakat. Maka dari itu muncullah media radio dan
media print. Dan pada tahun 1990-an berdirilah stasiun TV kabel seperti RCTI,
SCTV, dan lain sebagainya menbuat harapan baru dalam dunia advertising.
Dalam masa Reformasi, bisnis media sesmakin menjadi-jadi dengan lahirnya industri-
industri dalam media massa, semakin banyak media memberikan nilai semakin pesat
perkembangan iklan dan semakin lebih baik dari tahun ke tahun. Masuknya iklan
dalam satu perusahaan media menentukan lamanya usia media tersebut. Media yang
mampu bertahan merupakan media yang mendapatkan iklan yan paling banyak.

Perkembangan bisnis media yang pesat membawa kegembiraan bagi produsen karena
program yang baik akan dibeli perusahaan-perusahaan biro iklan agar iklannya bisa

3
dilihat oleh penonton, pembaca maupun pendengar. Semakin banyaknya stasiun TV,
Koran, majalah dan radio mengakibatkan kebingungan perusahaan-perusahaan biro
iklan sampai-sampai harus mencari strategi yang bagus dan putar otak agar iklannya
bisa di nikmati, apalagi dengan adanya teknologi Remote Control yang menyebabkan
penonton dengan mudah memindahkan programnya pada saat iklan.
Dengan banyaknya klan dalam satu program membuat penonton merasa bosan
sehingga memindahkan ke program lain, namun para perusahaan-perusahaan biro
iklan menempuh cara creative yaitu dengan memasukkan produknya di tengah-tengah
acara seperti dalam acara infotemant dan music inbox.
Di media radio biasanya cara kreatif itu dengan penyampaian iklannya disampaikan
oleh penyiar dan terkadang membuat paket on air dan off air, sedangkan dalam media
cetak Koran maupun majalah biasanya disediakan kolom khusus untuk iklan.
Selain itu teknologi komunikasi dan informasi juga berkembang seperti detik.com,
kompas.com dan lain sebagainya yang menampilkan iklan lucu dan unik dan media
online jejarin social pun ikut berkembang seperti facebook dan twitter.

2.2 PROSPEK BISNIS IKLAN

Iklan saat ini merupakan satu hal yang tak bisa kita hindari dalam kehidupan
kita. Periklanan sendiri sudah merupakan satu kegiatan yang tak bisa dihindari oleh
setiap orang yang ingin menawarkan sesuatu, baik barang maupun jasa. Bahkan jika
diperhatikan secara mendalam, setiap orang dalam kehidupannya adalah orang iklan.
Mengapa? Karena apa yang kita tampilkan sehari-hari kepada orang lain, akan
membuat orang mengenali kita dan memutuskan tertarik atau tidak untuk dekat
dengan kita, dengan kata lain jika tampilan kita adalah barang jualan kita, maka
ketertarikan orang lain pada kita adalah tujuan kita. Begitu halnya dengan iklan, yang
ditampilkan sedemikian rupa, sehingga menarik perhatian orang lain dan mampu
membuat orang lain mengikuti pesan apa yang ditampilkan dalam iklan.

Saat ini, iklan mendapatkan tantangan yang besar. Seiring dengan perkembangan
media, makin banyak orang terpapar media. Hal ini adalah kesempatan besar bagi
dunia periklanan untuk menambah ceruk pendapatannya, namun seiring dengan hal
tersebut, kondisi ini juga berarti bahwa makin banyak iklan yang beredar dan terpapar
di masyarakat. Jumlah iklan yang banyak ini disadari atau tidak berdampak pada
terpapar
kejenuhan iklan. Yaitu saat dimana masyarakat sudah terlalu banyak iklan

4
hingga menjadi tidak terlalu memperhatikan iklan lagi. Dengan keadaan seperti ini,
tentunya iklan haruslah dibuat semenarik mungkin, sebeda mungkin, sekreatif
mungkin agar membuat masyarakat berpaling untuk melihatnya. Disamping itu
pemahaman akan kegiatan dan kesukaan sasaran, serta trend terbaru di masyarakat
juga penting untuk diketahui, sehingga iklan mampu menempati top of mind di
masyarakat. Era media baru, membawa kehadiran media komunikasi baru bagi
masyarakat. Kondisi ini hendaknya disadari oleh siapapun yang bergerak di dunia
periklanan, karena perkembangan gaya periklanan juga terjadi seiring pergerakan
media baru, sehingga harapan teraihnya segmen pasar yang dituju akan bisa tercapai
dengan lebih baik lagi.

 Prospek Periklanan di Indonesia


Periklanan menjadi fenomena bisnis modern. Tidak ada perusahaan yang ingin
maju dan memenangkan kompetisi bisnis tanpa mengandalkan iklan. Demikian
penting peran iklan dalam bisnis modern sehingga salah satu bentuk bonafiditas
perusahaan terletak pada seberapa besar dana yang dialokasikan untuk iklan tersebut.
Selain itu, iklan merupakan jendela kamar dari sebuah perusahaan.
Keberadaannya menghubungkan perusahaan dengan masyarakat, khususnya para
konsumen. Iklan merupakan bagian dari pemasaran suatu produk.
Tidaklah heran apabila dalam beberapa tahun terakhir ini bisnis periklanan di
Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang pesat. Kesadaran pelaku usaha
terhadap makna pengenalan produk atau jasa layanannya membuat bisnis periklanan
ini semakin menunjukkan taringnya.
Hasil survei Nielsen mencatat bahwa belanja iklan nasional secara berturut-
turut naik dari tahun 2009 lalu sebesar Rp 48,6 trilliun, naik menjadi Rp 59,8 triliun
(2010), lalu menjadi Rp 72,7 trilliun (2011), dan meningkat lagi menjadi Rp 87,5
trilliun (2012). Bahkan hingga triwulan III-2013, tercatat telah menyentuh angka
fantastis senilai Rp 78,5 trilliun.
Menjelang Pemilu, tepatnya pada triwulan I-2014, secara total belanja iklan nasional
mengalami pertumbuhan sebesar 15% dibandingkan triwulan I-2013, dari Rp 23,3
triliun menjadi Rp 26,7 triliun. Pertumbuhan ini sebagian besar berkat kontribusi.
belanja iklan organisasi politik dan pemerintahan yang meningkat sebesar 89% pada
triwulan I-2014 dibandingkan triwulan I-2013, menjadi sebesar Rp 2,04 triliun.

5
Seperti pada tahun-tahun pemilu sebelumnya, belanja iklan organisasi politik dan
pemerintahan di tahun pemilu 2014 meningkat tajam. Selain secara keseluruhan
meningkat 89%, pertumbuhan belanja iklan organisasi politik dan pemerintahan juga
mencatat pertumbuhan tertinggi di semua jenis media yaitu 226% pada televisi
menjadi Rp 1,17 triliun, 57% pada surat kabar (Rp 1,36 triliun) dan pada 46% majalah
dan tabloid (Rp 14,27 miliar).
Sementara itu, jika dibanding dengan kuartal pertama tahun pemilu
sebelumnya, belanja iklan organisasi politik dan pemerintahan bertumbuh 92%, dari
Rp 1,065 triliun di 2009 menjadi Rp 2,04 triliun pada 2014. Selama minggu-minggu
kampanye, belanja iklan organisasi politik meningkat dua kali lipat yaitu sebesar Rp
888 miliar pada periode 16 Maret – 5 April 2014; dibandingkan dengan periode pra
kampanye pada 23 Februari – 15 Maret 2014 yang sebesar Rp 490 miliar.
Pada kategori organisasi politik dan pemerintahan, di triwulan I-2014, Partai
Golongan Karya (Golkar) merupakan pengiklan terbesar diikuti oleh Partai Gerakan
Indonesia Raya (Gerindra) kemudian Partai Demokrat. Menyusul berikutnya adalah
Partai Nasional Demokrat dan Pemda Riau. Sementara itu, porsi belanja iklan partai
politik kembali dominan di televisi sebesar 54% setelah di tahun Pemilu sebelumnya
pada kuartal pertama 2009 lebih dominan di surat kabar sebesar 65%. Trans TV
menjadi stasiun televisi yang mendapatkan porsi belanja iklan terbesar dengan 14%,
disusul oleh RCTI sebesar 12% dan ANTV sebesar 11%.
Melihat tren belanja iklan partai politik pada tiga periode pemilu terakhir yaitu pada
2004, 2009 dan 2014, diketahui bahwa di triwulan I-2004, 55% belanja iklan partai
politik sebagian besar dihabiskan di media televisi. Pada kuartal yang sama di tahun
2009, belanja iklan partai politik di televisi turun jauh hingga hanya 35%, namun di
triwulan I-2014 kembali meningkat menjadi 54%. Dari sini dapat diambil kesimpulan
bahwa tahun ini televisi kembali dipandang sebagai media paling efektif untuk
menyampaikan pesan politik.
Setelah kategori organisasi politik dan pemerintahan, bila dibandingkan dengan
kuartal pertama 2013, pada triwulan I-2014 kategori yang mengalami pertumbuhan
belanja iklan terbesar adalah Pembersih dan Perawat Pakaian/Kain yang tumbuh
sebesar 72% disusul oleh Mie/Makanan Instan dengan pertumbuhan sebesar 66%.
Sementara itu, pada triwulan I-2014 tercatat sebagai pengiklan terbesar adalah
obat tradisional Mastin dengan nilai belanja sebesar Rp 260 miliar, disusul oleh
shampoo Clear Anti Ketombe dengan Rp 220 miliar dan mie instan Sedaap dengan

6
Rp 215 miliar. Komposisi ini sama dengan komposisi tiga besar pengiklan di media
televisi. Media surat kabar didominasi oleh organisasi politik dan pemerintahan
dengan pengiklan terbesar Pemda Riau dengan nilai belanja sebesar Rp 103 miliar,
disusul oleh Partai Demokrat dengan Rp 93 miliar dan Toyota dengan Rp 91 miliar.
Sementara itu pengiklan terbesar di majalah dan tabloid adalah Tupperware dengan
nilai belanja sebesar Rp 4 miliar Smartfren Andromax dengan Rp 2 miliar dan Indosat
M3 dengan Rp 1,8 miliar. (AS)

2.3 KONTRIBUSI BISNIS MEDIA PADA EKONOMI NASIONAL


A. Media dan Ekonomi Nasional
Walaupun belum ada penelitian khusus mengenai kontribusi media pada
ekonomi nasional, namun bila dilihat dari banyaknya tenaga kerja yang terlibat
dalam kegiatan industri media sekarang ini. Kemudian banyak pula yang
menjadikan bisnis media ini sebagai sumber nafkahnya untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi dalam kehidupannya. Tampaknya, kontribusi media terhadap
ekonomi nasional cukup signifikan jika dilihat dari pertumbuhannya di Indonesia
sekarang. Sebagai pebandingan juga, bila dilihat perkembangan industri di Negara
maju seperti Amerika Serikat
Contoh sebagai perbandingan, kontribusi industri media terhadap ekonomi nasional
Amerika Serikat untuk tahun 1982 adalah 2,6%. Pada 1986 peran ini naik sebesar
2,9% dan peningkatan peran ini terus berlanjut dari tahun ketahun. Seiring dengan
berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi , pada tahun 1990-an, saat
terjadi booming teknologi informasi, industri media di Amerika Serikat tumbuh
menjadi lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan nasionalnya.
1. Kontribusi bisnis media pada perekonomian nasional
Siklus aktivitas ekonomi dan bisnis media secara nasional yaitu sebagai
berikut :
a. Kegiatan produksi bisnis media menghasilkan jasa berupa informasi yang
nilainya diukur dengan nilai tambah yang dipicu dan digerakkan oleh
adanya kebutuhan konsumsi. Bila satu Negara dijumlahkan untuk satu
periode tertentu , akan membentuk produk domestic brutto (PDB), atau
Gross Domestic Product (GDP) yang merupakan ukuran akrivitas
ekonomi suatu Negara.

7
b. Konsumsi atau kebutuhan masyarakat akan jasa informasi yang akan
dihasilkan media merupakan faktor yang memicu aktivitas ekonomi
masyarakat suatu Negara terdiri dari konsumsi masyarakat, konsumsi
pemerintah, maupun konsumsi orang ldari luar negeri atau pasar luar
negeri dan kebutuhan investasi atau pembentukan modal serta untuk
kebutuhan luar negeri atau impor.
c. Nilai pendapatan Nasional atau nasional income, merupakan dasar untuk
menghitung pendapatan nasional yang merupakan dasar untuk
penghitungan pajak dari industri media dan pajak lainnya atas dasar
undang-undang yang sudah di tetapkan pemerintah. Pajak tersebut akan
masuk ke kas Negara, sdbagai sumber pendapatan Negara untuk
menyelenggarakan kehidupan berbangsa dan bernegara.
d. Industri media merupakan bagian terbesar dari pendapatan nasional yang
menjadi sumber kesejahteraan bagi masyarakat. Oleh karena itu, dapat
dikatakan efisien untuk aktivitas ekonomi nasional, maka pendapatan
nasional akan lebih besar dan kesejahteraan masyarakatnya akan lebih
membaik, begitu pula dengan sebaliknya.
2. Lapangan Pekerjaan Yang Diciptakan Bisnis Media
Banyak profesi atau lapangan kerja baru yang muncul dan akan
terbuka seiring dengan perkembangan ekonomi dan bisnis media yang di
kelola oleh individu dan kelompok dalam masyarakat. Berikut ini jenis profesi
baru yang timbul berkat adanya bisnis media, yang tentunya juga memberikan
kontribusi pada kesejahteraan masyarakat dan ekonomi nasional yaitu :
a. Media Cetak
Dengan berkembangan bisnis atau usaha media cetak seperti buku,
surat kabar, dan majalah, mendorong tumbuhnya profesi dan lapangan
pekerjaan baru didalam masyarakat, seperti :
 Penulis (written) Wartawan (journalist)
 Editor
 Fotografer
 Ahli perancang halaman (layot)
 Tenaga perancang iklan
 Distributor

8
 Tenaga loper, dan lain-lain

Selain menciptakan lapangan kerja yang berkaitan langsung, bisnis media juga
dapat menimbulkan lapangan pekerjaan tidak langsung, untuk indusri yang terkait
seperti :

 Industri percetakan (printet industry)


 Industri tinta (painting industry)
 Industri kertas (paper industry)
 Industri tranportasi (transportasion industry)
 Industri komunikasi dan informasi, seperti bisnis pembuatan
web, dan lain-lain.
b. Media Hiburan
Media hiburan seperti pertunjukan musik, pertunjukan drama,
pertunjukan filem, dan pertunjukan lainnya mendorong tumbuhnya profesi
dan lapangan pekerjaan baru seperti:
 Penulis cerita (script written)
 Pemain (actor dan figuran)
 Tenaga perancang iklan, distributor, tenaga loper dan lain-lain.
c. Media Elektronik
Berbagai profesi baru dan lapangan pekerjaan baru dapat dibuka dapat
di buka dengan adanya bisnis media penyiaran, baik radio, televisi, maupun
media interaktif (online media). Penambahan lapangan pekerjaan tersebut,
tentu tidak hanya menambah kesejahteraan masyarakat, karena memiliki
sumber nafkah baru, akan tetapi akan menambah banyak pilihan pekerjaan
bagi masyarakat.
 Radio
Berbagai profesi baru atau lapangan pekerjaan baru dapat dibuka
dengan adanya bisnis radio, berbagai profesi antara lain : penulis berita,
editor, penyiar, tenaga perancang iklan tenaga teknik penyiaran dan
teknik terkait lainnya. Disamping penciptaan lapangan kerja secara
langsung, juga dapat menciptakan lapangan kerja tidak langsung seperti
yang terkait dengan content radioberupa sandiwara radio yang

9
membutuhkan penulis cerita, pengisi suara, atau tenaga industri
komunikasi, seperti desainer web, dan lain-lain.
 Media Televisi
Berbagai profesi baru akan dibuka dengan adanya bisnis media
penyiaran televisi antara lain sebagai berikut :
- Bisnis sektor produksi dan perangkat pendukungnya
(menciptakan 17 jenis bisnis baru)
- Bisnis sektor hardware dan system (menciptakan 14 jenis
bisnis baru).
- Bisnis manajemen televise (menciptakan 19 bisnis baru dan 5
profesi baru).
- Bisnis sektor kreatif (menciptakan 14 bisnis baru dan banyak
profesi baru.
- Bisnis media interaktif atau online media (menciptakan 10
bisnis baru dan 2 profesi baru).

Jadi dengan adanya bisnis media ini, tdak hanya menambah


kesejahteraan masyarakat, karenamemiliki sumber pendapatan baru,
akan tetapi menambah banyak pilihan pekerjaan atau bahkan sumber
bisnis baru bagi masyarakat khususnya masyarakat Indonesia. Ini juga
berarti menembah kesejahteraan masyarakat, sekaligus memberikan
kontribusi yang ukup besar pada perekonomian nasional.

B. Kontribusi Bisnis Media Pada Ekonomi Nasional Secara Makro

Secara makro kontribusi bisnis media ini pada perekonomian nasional, dapat
dilihat gambar berikut :

Balas jasa faktor produksi (nilai tambah)

1. Balas jasa modal (i)

2. Upah dan gaji

3. Sewa

4. Surplus usaha

10
Penelitian secara spesifik mengenai berapa besar kontribusi bisnis media
pada ekonomi nasional Indonesia, memang belum pernah dilakukan. Namun
demikian dengan menggunakan beberapa indikator dapat diperkirakan kontribusi
pada ekonomi nasional terlalu besar, seperti pada perkembangan bisnis media,
untuk beberapa tahun kedepan diharapkan akan dapat memberikan sekilas akan
gambaran umum mengenai prospek usaha media di Indonesia. Berikut ini yang
disajikan perkembangan usaha media di Indonesia untuk beberapa periode
kedepan, yaitu :

1. Bisnis Surat Kabar


Surat kabar adalah media komunikasi yang sudah cukup tua
diindonesia, surat kabar juga merupakan media massa yang paling tua
dibandingkan media massa lainnya.dalam perkembangannya surat kabar
berawal dari alat propaganda politik. Perkembangan berikutnya menjadi
perusahaan perorangan, dan kemudian menjadi bisnis perseorangan,
bahkan sudah banyak yang menjadi perusahaan publik.
Perubahan ini memberikan dampak baru, ketika iklan mulai
meggantikan sirkulasi atau penjualannya seara langsung sebagai sumber
dana utama bagi sebuah surat kabar, maka minat para penerbit jadi lebih
identik dengan minat para masyarakat bisnis. Surat kabar menawarkan
berbagai jenis jasa iklan kepada masyarakat. Ada iklan untuk dunia bisnis,
yaitu memfasilitasi dunia usaha, dengan merangsang konsumsi
masyarakat melalui penciptaan keinginan, ada iklan sosial, maupun iklan
politik.
2. Bisnis Buku Dan Majalah
Buku dan majalah, merupakan sumber tradisional utama bagi
pengembangan intelektual, cultural, dan ekonomi masyarakat. Sebagai
suatu bisnis media buku dan majalah juga mempunyai misi komersial
yaitu mencari laba, sehingga dapat memberikan balas jasa ekonomi
(keuntungan) kepada pemilik modal, baik melalui penjualan produknya,
maupun melalui jasa iklan.
3. Jaringan dan Siaran Talevisi
Perkembanan jumlah stasiun televisi di Indonesia setelah tahun 1998,
baik nasional maupun lokal (provinsi) yang sudah semakin banyak.

11
Walaupun sekarang sudah terjadi perpindahan dari sistem analog ke
digital berkat adanya digitalisasi, namun tetap besar bisnis perkembangan
media penyiaran televisi di Indonesia, ini menu jukkan kemajuan yang
cukup besar dari 3 stasiun televisi sebelum tahun 1998 dan menjadi 13
stasiun televisi nasional, setelah 1998. Belum lagi stasiun televise lokal
yang bertambah hampir setiap tahunnya, hal ini tentu saja
mengindikasikan bisnis siaran televisi makin menjanjikan. Selanjutnya
tentu dapat diperkirakan kontribusi pada ekonomi nasional juga akan
sangat besar.
4. Bisnis Radio
Dengan jumlah stasiun radio yang cukup banyak saat ini dan juga yang
tersebar di seluruh Indonesia, tentu pengaruhnya terhadap kehidupan
sosial ekonomi dan politik masyarakat akan cukup besar. Di lihat dari sisi
ekonomi, radio tidak hanya sebagai sumber informasi , tetapi juga dapat
menjadi sumber motivasi masyarakat untuk mencari kehidupan yang
lebih baik sesuai dengan situasi yang dapat di dengar melelui radio.
Dengan demikian, kontribusi media radio pada perkembangan ekonomi
nasional, cukup besar, hanya saja besarnya dari kontribusi tersebut belum
diteliti secara rinci.
5. Bisnis Media Online
Di Indonesia dalam kurun waktu beberapa tahun sudah terjadi
kenaikan pengguna internet sebesar 1,4 milyar orang. 145% dari 1,9 juta
menjadi 27,5 juta (2009). Makin banyaknya pengguna pengguna internet,
main luasnya jaringan sosial di dunia maya, tentu mendorong
pertumbuhan bisnis online ini. Dari berbagai fakta tersebut, dapat
diperkirakan peranan serta kontribusi industri dan bisnis online ini pada
ekonomi nasional akan meningkat.

C. Prospek Bisnis Media

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi atau disebut juga ICT


yang cukup pesat menunjukkan semakin besarnya kapasitas infrasutuktur
komunikasi, sehingga ini juga akan memperbesar kapasitas Industri media. Di
Indonesia seperti kita ketahui, industri media sudah menjadi bisnis yang sangat
menguntungkan dimana pebisnis media menginvestasikan saham atau modal

12
diberbagai perusahaan media atau bahkan mendirikan perusahaan industri media.
Seiring juga perkembangannya, prospek untuk kedepan bisnis media ini mungkin
akan menjadi salah satu bisnis dengan keuntungan yang besar didukung juga
dengan infrastruktur komunikasi yang harus ditingkatkan.

Lihat saja dari iklan, para pemilik media akan berlomba-lomba menyajikan
konten-konten yang menarik yang akan membuat rating mereka naik sehingga
akan banyak perusahaan atau produsen yang akan memasang iklan-iklan mereka
di media tersebut. Bisnis media untuk kedepannya juga akan terus berkembang di
indonesia juga dapat mngurangi angka pengangguran di Indonesia. Sebenarnya
siapa saja dapat menjadi pebisnis di dalam media ini asal mempunyai keterampilan
dan kemauan maka tidak mustahil akan menjadi pebisnis yang hebat dengan media
yang dimiliki. Contohnya bisnis media penyiaran dan media cetak seperti televisi
dan radio kemudian Koran atau majalah, disini akan banyak menghasilkan konten-
konten yang akan mendatangkan iklan dan menguntungkan pihak media.

Jika prospek media ini dikaitkan dengan ekonomi nasional, maka akan sangat
berkaitan dikarenakan industri media yang sudah semakin banyak yang ada di
Indonesia. Kemundian industri atau bisnis media juga mampu menciptakan
apangan pekerjaan baru bagi masyarakat untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi masyarakat. Dengan adanya berbagai industri media ini juga Negara akan
mendapatkan pajak dari para pelaku industri media, sebagaimana halnya setiap
industri yang berskala besar di Indonesia harus membayar pajak kepada Negara
untuk meningkatkan ekonomi Negara karena setiap perpajakan akan masuk ke kas
Negara.

Bisnis Media dengan ekonomi nasional memang sangat berkaitan dan saling
berhubungan, dimana media memberikan banyak distribusi dan kontribusi dibidang
ekonomi nasional. Sebagaimana juga bisnis media di Indonesia sangat tinggi
prospeknya dikalangan pebisnis. Bisnis media jua untuk beberapa periode kedepan,
diharapkan dapat memberikan suatu gambaran umum mengenai prospek bisnis
atau usaha media di Indonesia. Di Indonesia contohnya ada yang namanya Bisnis
surat kabar nasional, televisi nasional dan radio nasional.

13
1. Peluang Pasar Industri Media Nasional
Bila dikaitkan dengan peluang pasar industri media ini ada empat
kekuatan yang mendorong terbukanya pasar industri media ini secara nasional.
Keempat kekuatan itu yaitu:
 Dengan munculnya generasi internet yang akan dapat diakases oleh
masyarakat sebagai konsumen media.
 Teknologi yang sudah lebih baik, maka alat-alat untuk produksi dan
perlengkapan akan semakin baik dan akan lebih mudah untuk proses
produksi suatu konten media yang baik
 Permintaan yang sudah menasional, maka akan lebih mudah untuk
masuk ke pasar nasional dengan permintaan masyarakat akan
informasi.
 Sukses menumbuhkan kerja sama dengan berbagai pihak termasuk
pemerintah dan Negara.
2. Bisnis Media Sebagai Peningkat Kinerja Ekonomi Nasional
Dengan bisnis media ini, proses komunikasi ini dapat melelui berbagai
media. Dengan demikian, bisnis media dapat menjadi motor untuk
meningkatkan kinerja ekonomi nasional. Ada beberapa peran bisnis media ini
untuk meningkatkan kinerja ekonomi nasional. Yaitu :
 Berkuranganya pengangguran karena lapangan kerja yang
diciptakan oleh bisnis media ini dan juga dapat meningkatkan
produktifitas ekonomi nasional.
 Dengan berdirinya berbagai bisnis media maka pemerintah
menerima pajak dan memberikan pengawasan terhadap bisnsis
media ini.
 Dengan bisnis media ini akan selalu terbuka akses kepada sumber
informasi dan pengetahuan dari berbagai penjuru, yang dapat
meningkatkan kualitas komunikasi dan kinerja ekonomi nasional.

14
2.4 TANTANGAN BISNIS MEDIA
a. Media Televisi
Kebohongan dan televisi sudah menjadi wacana lawas. Banyak masyarakat
yang mengeluhkan acara-acara televisi yang jauh dari mutu, tidak mendidik, dan
bersifat membodohi penonton. Paling tidak hal ini terungkap dalam diskusi publik
yang bertajuk “Realitas Kita, Realitas TV” yang digelar oleh Remotivi di Aula D,
Unika Atmajaya Jakarta, Senin (22/11/2011). Hadir sebagai narasumber pakar dan
pengamat media Ade Armando dan Guru Besar Atmajaya Dr. Alois Agus Nugroho.
Menurut Ade, persoalan televisi dan media lainnya, berawal ketika media
berubah menjadi industri. Misi edukasi dan layanan publik sekarang tidak jarang
dikalahkan dengan motif industri, yakni mencari keuntungan sebesar-besarnya.
Logika yang dianut pun tidak murni logika jurnalisme, tapi logika bisnis. Banyak
pengusaha yang berinvestasi ke industri media. Sebab itu, tayangan yang mendukung
kepentingan bisnislah yang lebih diutamakan. Lepas apakah tayangan tersebut
mendidik, sarat pembohongan publik, dan sekadar mengejar rating.

Salah satu tayangan yang jadi perdebatan adalah reality show. Reality show menjadi
program yang kontradiktif mengingat kontennya tidak benar-benar mencerminkan
realitas seperti dalam nama programnya. Tidak jarang, banyak manipulasi fakta dalam
tayangan reality show.
Sementara itu, sambil menyitir pendapat Jean Baudrillard, Alois Nugroho
mengatakan realitas dalam televisi sebagai hiperealitas yang bukan realitas pada
dirinya sendiri. “Experience with TV and radio stimuli are often more real than first
hand or face-to-face experiences. Dan, ini kemudian ditayangkan secara berulang-
ulang,” kata Alois.
Alois mengatakan sekarang ini peristiwa baru dianggap real kalau sudah
ditelevisikan. Seseorang baru terkenal, sambung Alois, kalau sudah masuk televisi.
“No TV appearace than nobody. Some TV appearance hence somebody. Orang di
dunia nyata lebih akrab dengan sosok Oneng ketimbang dengan Rieke Diah Pitaloka
sebagai nama aslinya,” kata Alois.
Alois menandaskan televisi mengubah realitas tiga dimensi menjadi dua dimensi.
Televisi menyajikan keluasan tapi menghilangkan kedalaman. Selain itu, televisi pun
akhirnya menjadi model masyarakat dalam melihat kehidupan, baik kehidupan diri

15
sendiri maupun sekitarnya. “Di televisi, menurut Robert Denton, hasilnya bukan
informed citizens, tapi informational citizens,” kata Alois.

Karakter jadi Tantangan


Menjadi televisi berkarakter adalah tantangan dari televisi sekarang. Salah satu
pilar karakter ini adalah trustworthiness. Membangun kepercayaan publik tak lain
adalah mengusung kejujuran dalam programnya. Sekali publik yang notabene
stakeholder utama penyiaran televisi dibohongi, publik bakal tidak akan percaya lagi
pada televisi tersebut. Gencar mengejar rating dan iklan sembari membohongi publik
tak lain merupakan cara yang keliru dan bakal menjadi kontraproduktif.

Di era serba terhubung ini, masyarakat semakin cerdas dan tidak gampang dibodohi.
Pelanggan bisa membedakan mana konten yang bagus dan mana yang buruk atau
tidak berkonten. Dengan keterhubungan ini pula, masyarakat dengan gampang
menyampaikan keluh kesahnya yang berujung pada keluh kesah bersama. Kalau hal
ini menyangkut sebuah merek, tentunya ini bisa merusak kepercayaan pelanggan pada
merek tersebut. Termasuk dengan kasus charity di atas. Kasus ini juga berimbas pada
turunnya kepercayaan pada charity lainnya, meskipun charitya sungguhan dan bukan
abal-abal.
Tidak mudah keluar lingkaran persoalan tersebut. Butuh edukasi kuat, baik
pada kalangan televisi maupun masyarakat. Salah satunya seperti yang dilakukan
Remotivi dengan memberi penghargaan pada program-program televisi yang
bermutu. Dengan penghargaan ini yang dilanjutkan dengan publikasi, masyarakat
semakin tahu dan akhirnya memilih program-program televisi yang bermutu.
Logikanya, ketika masyarakat memilih program-program tersebut, televisi pun
mengejar untuk menyajikan program serupa mengingat tanpa penonton, televisi
kehilangan pasarnya.
Kompetisi stasiun televisi ke depannya akan diwarnai dengan kompetisi yang
berbasiskan karakter. Tanpa ini, televisi bakal ditinggalkan. Tidak gampang, tapi
trennya ke sana.

16
b. Media Cetak
Seperti yang kita ketahui di era serba digitalisasi saat ini koran merupakan
media informasi yang sangat terlambat dibandingkan dengan media yang lain.
Banyak tentu tantangan – tantangan yang harus dihadapi dalam bisnis media cetak
yaitu:
1. Kesulitan mendapatkan pelanggan
- Kenyataan saat ini untuk menjaring suatu pelanggan media cetak lebih
sulit dibanding dengan 10-15 tahun yang lalu.
- Alasan semakin berangan tidak sempat baca, tidak mampu berlangganan,
sudah ada televisi dan berbagai alasan lainnya.
2. Faktor loncatan budaya
- Sebenarnya yang paling mempengaruhi adalah budaya dan sosial ekonomi
suatu bangsa itu sendiri.
- Di jepang yang sangat maju segala piranti komunikasinya, media cetak
mesih survive (walaupun juga berkurang oplahnya) tapi tidak sebesar
negara yang berkembang seperti Indonesia.
- Ada sebuah fase yang melompat yaitu sebuah budaya baca belum
mengakar di masyarakat tetapi sudah langsung meloncat ke dalam budaya
menonton dan mendengar dengan segala kecanggihan teknologi dan
kemudahan mengkses serba digital.
3. Persaingan Media Cetak
- Persaingan bisnis media cetak bukan saja dihadapkan pada keberadaan
jenis media (televisi dan online) tetapi juga media sejenis.
- Persaingan media cetak yang sangat ketat menuntut para pengelola media
lebih cerdas dan jeli dalam menangkap peluang pasar media
- Pengelola media cetak dituntut dapat meramu produk sedemikian rupa
serta menemukan cara –cara untuk dapat diminati, dibeli dan di baca
khalayak.
4. Permasalahan Distribusi
- Sangat sedikit perusahaan media cetak menempatkan distribusi sebagai
strategi utamanya, karena membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan
sering kali di subkontrakkan ke distributor/agennya.
- Perusahaan hanya mengitung omzetnya tanpa melihat dan menganalisis
proses penjualan dan distribusi produknya.

17
5. Kertas dan Masalah lingkungan
- Media cetak sangat berhubungan dengan kertas yang kini harganya
terbilang mahal. Yang berasal dari kayu (pulp)
- Terkait dengan isu lingkungan, penebanagan pohon dalam rangka
mendapatkan pulp, termasuk isu perusakan lingkunagan yang kini terus
mendapat kecaman LSM lingkungan hidup.
c. Media Penyiaran Radio
Radio, sebagai media konvensional yang banyak orang mengganggap bahwa
media ini sudah jauh ketinggalan dibandingkan dengan program-program televisi
masa kini, media cetak dengan konten dan layout yang menarik, apalagi dengan
media online populer saat ini.

Sejak awal kemunculannya, radio telah menjadi media komunukasi massa


yang powerful, bahkan, radio pernah disebut-sebut sebagai the fifth estate—kekuatan
kelima—setelah Koran. Namun, seiriing dengan perkembangan teknologi, maka radio
pun mengalami sejumlah perubahah. Sejarah radio menunjukan bahwa
perkembangan radio juga tak lepas dari perkembangan teknologi yang bukan hanya
berdampak pada operasional radio, tetapi juga pada pasar, hingga meredefenisi radio
itu sendiri dari segi fungsi maupun peranannya.

Seiring dengan perkembangan teknologi, media-media konvensional berubah menjadi


media konvergensi. Radio difokuskan terhadap informasi yang hanya bisa didengar,
bagaimana sebuah penyampaian sebuah informasi baik hiburan harus bisa dimengerti
oleh para pendengar. Hal itu yang membuat radio lebih sulit prosesnya dibandingkan
dengan media yang lain. Bagaimana sebuah sistem radio juga harus bisa membangun
imajinasi pendengar untuk bisa menerima informasi.

Tentu saja, radio juga melakukan transformasi yang disesuaikan dengan


perkembangan teknologi masa kini, meski saat ini khalayak khususnya radio
kebanyakan sudah beralih ke media massa yang lebih mudah, dan praktis. Namun,
tidak bisa dipungkiri bahwa radio memberikan pengaruh besar terhadap
perkembangan media massa.

18
Dalam perkembangannya, radio pertama kali hadir di Indonesia sejak pasca Mei
1998. Pada masa itu radio tak harus lagi bersembunyi-sembunyi jika melakukan
siaran. Namun, pada masa rezim Soeharto, radio dibawah kendali penguasa. Hingga
terbentuknya Radio Republik Indonesia (RRI) yang memang sudah ada sebelum
rezim Soeharto. Pada saat itu RRI merupakan satu-satunya sarana penyebarluasan
informasi yang sangat efektif, baik di kalnagan rakyat biasa,maupun kalangan elit
politik.

Hingga saat ini, radio tidak hanya berupa radio pemerintahan. Di zaman yang
serba modern ini, perusahaan-perusahaan radio tumbuh cukup subur di Indonesia.
Hampir di setiap daerah di Indonesia memiliki stasiun siaran radio.

Radio adalah satu-satunya media yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan


isi/kandungan program secara langsung ke telinga pendengar. Radio juga memiliki
kecepatan yang sulit ditandingi oleh media lainnya. Suatu peristiwa atau kejadian bisa
langsung dilaporkan melalui siaran radio.. Radio merupakan media massa yang tanpa
batas, artinya radio tidak terbatas pada sisi geoografis, batas usia, ras, tingkat ekonomi
social dan pendidikan

Radio juga merupakan media yang murah dan bahkan gratis, masyarakat bisa kapan
saja mengakses dan mendengarkan radio tanpa jangkauan dan tanpa mengeluarkan
biaya yang mahal. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa radio juga memiliki beberapa
kelemahan. Radio sebagai media massa dan sarana komunikasi yang selintas, itu
artinnya siaran radio akan cepat hilang. Jika seseorang ketinggalan mendengarkan
sesuatu, maka pesan yang disampaikan tidak dapat diterima oleh pendengar secara
utuh.

Satu-satunya yang diandalkan radio untuk menyampaikan pesan adalah suara


(bunyi), radio tidak dilengkapi untuk menyampaikan pesan gambar. Untuk
membayangkannya iasanya pendengar menggunakan imajinasi mereka. Selain itu,
mendengarkan radio itu rentan akan gangguan. Orang kerap mendengarkan radio
ketika sambil melakukan kegiatan lainnya, hal ini dapat memecahkan konsentrasi
pendengar akan pesan yang disampaikan.

19
Berdasarkan dari angket yang pernah saya baca bahwa radio saat ini memiliki
tantangan untuk bersaing dengan media massa lainnya. Seiring dengan berjalannya
waktu radio pun tak terlepas dari pengaruuh globalisasi yang senantiasa selalu
berubah dari waktu ke waktu. Masyarakat merupakan fakktor utama dalam
perkembanganya yang menentukan hidup matinya sebuah radio siaran. Kebutuhan
akan informasi dan hiburan merupakan dua sifat dasar manusia ini akan menentukan
apakah radio masih menarik perhatian masyarakat. Masyarakat akan cenderung
mencari media yang lebih baik dan menarik sesuai dengan kebuutuhannya.

Perkembangan internet menjadi sebuah tantangan baru bagi radio. Saat ini
masyarakat lebih tertarik untuk menggunakan internet ketimbang mendengarkan
radio siaran. Masyarakat memilih media yang bisa mencakup semuanya baik audio,
dan audio visual. Maka tak jarang kita jumpai dimana-mana masyarakat lebih
memilih menonton televisi atau mengakses internet ketimbang mendengarkan radio.
Singkatnya, radio kini sudah mulai ditinggalkan oleh sebagian masyarakat.

Selain itu, tantangan lainnya yaitu datang dari produksi program-program radionya.
Keadaan yang mendesak membuat kebanyakan radio tidak lagi idealis dan lebih
memilih program radio yang dapat menghasilkan keuntungan untuk bertahan hidup.
Maka dari itu, banyak juga program-program radio yang tidak mendidik, dependen,
dan tidak kritis. Hal ini akan berpengaruh terhadap berkurangnya pendengar-
pendenngar setia radio.

Tantangan lainnya yaitu, dengan perkembangan internet yang semakin maju.


Apa saja bisa di akses melalui internet. Salah staunya lagu, radio merupakan media
massa yang juga menyajikan suara, termasuk lagu. Dulu, saat radio masih menjadi
media yang sangat digemari oleh masyarakat. Lagu-lagu yang dikeluarkan oleh
stasiun radio merupakan sebuah ekslusifitas. Namun, dengan adanya internet lagu-
lagu bisa di unduh dengan bebas dimana saja dan kapan pun.

Selanjutnya yaitu banyak saat ini radio yang menjiplak program radio yang lebih
besar dan sukses. Hal ini menunjukkan kurang kreatif dalam membentuk program,
ketika program jiplakan tadi diterapkan, tidak sesukses radio yang sudah

20
menggunakan program itu sebelumnya. Hal ini juga hanya membuang waktu dan
merugikan.

Sulitnya mendapatkan sumber daya manusia yang bagus dan berkualitas juga
menjadi tantangan yang dihadapi stasiun radio saat ini. Banyak sumber daya manusia
yang berkualitas menjadikan radio sebagai batu loncatan untuk bisa melanjutkan ke
jenjang lebih tinggi.Masalah biaya juga kadang menjadi tantangan tersendiri bagi
stasiun radio. Banyak radio yang memiliki program yang bagus. Namun, karena tidak
adanya biaya untuk memproduksikannya maka program itu tidak terealisasikan.

Persaingan dengan stasiun radio lainnya, apalagi dengan radio online yang menjamur
saat ini. Siapa saja bisa membuat siaran radio, dengan biaya yang terjangkau. Seperti
radio streaming juga radio online yang menjamur. Serta sulitnya mendapatkan iklan
untuk stasiun radio. Banyak pengiklan lebi tertarik memasang iklannya di televisi
ketimbang di radio.

Meihat banyaknya tantangan radio saat ini, perlu adanya startegi untuk bisa terus
mempertahankan eksistensi radio sebagai media massa dan media komunikasi
masyarakat. Dalam hal ini, sebagai sebuah media komunikasi yang mengandalkan
suara (bunyi) diperlukan adanya inovasi-inovasi baru, yang mampu menarik perhatian
masyarakat untuk terus mendengarkan radio. Dengan membuaut program-program
menarik dan belum ada di stasiun radio lainnya sehingga saingannnya dengan stasiun
radio lainnya.

Program atau konten yang dibuat disesuaikan dengan perkembangan trend


yang sedang digemari oleh kebanyakan masyarakat. Selain itu, memperbanyak
komunikasi dua arah agar radio lebih interaktif. Dengan membuat siaran interaktif
yang bukan hanya sekedar Tanya jawab, curhat dan request lagu. Buat program
interaktif yang mengedukasi masyarakat dan dikemas dengan menarik. Juga
mendatangkan narasumber yang mampu membawa suasana siaran lebih interaktif dan
asyik untuk didengarkan

Selain itu, brand yang kuat dalam suatu perusahaan media juga diperlukan.
Perusahaan radio tersebut harus bisa menarik iklan agar terus bisa bertahan. Hal itu

21
juga berkaitan dengan program radio yang baik..Diperlukannya juga melakukan
branding yang kontinyu dan dikemas dengan menarik. Agar masyarakat mengetahui
dan tertarik mendengarkan radio. Mengikuti perkembangan zaman, radio online juga
bisa menjadi alternatif yang bagus untuk menyajikan program-program radio.

Strategi yang perlu dilakukan jug berasal dari faktor internal bagaimana sebuah
komitmen dan kerjasama yang baik dalam tim untuk membuat program-program
radio sangat berpengaruh terhadap kinerja dan kualitas radio. Maka dari itu
diperlukannya kualitas, komitmen dan kerjasama yang kuat untuk bisa terus
berkontribusi menyajikan informasi dan hiburan bagi masyarakat.

Berkaitan dengan bagaimana mengelola radio di masa yang akan datang. Mengelola
radio yang akan datang akan menjadi tantangan yang lebih besar bagi industri radio di
Indonesia. Perlu adanya Inovasi yang kreatif. Tidak bisa dipungkiri bahwa uang
adalah salah satu faktor utama penentu radio dimasa yang akan datang. Dengan kata
lain bahwa mengelola radio memerlukan biaya. Perusahaan radio harus bisa
meyakinkan pengiklan dan pemilik modal agar radio tetap bertahan.

Selain itu, radio di masa yang akan datang dapat menyajikan informasi yang idealis
dengan informasi yang berkualitas, mendidik, memberikan wawasan dan
pengetahuan, serta sarana hiburan yang baik. Ditambah dengan sumber daya manusia
yang berkualitas dan mampu berkomitmen, juga menjadikan radio sebuah platform
untuk sarana menampung aspirasi dan diskusi yang baik. Radio juga dapat menjadi
sarana atau wadah yang menampung kreativitas generasi muda. Mempertahankan
radio-radio yang menyajikan informasi seni dan budaya Indonesia.
d. Media Online
Bisnis online merupakan sebuah alternatif bisnis yang sangat menjanjikan.
Terbukti banyak orang yang berhasil memperoleh omset secara bervariatif. Ada yang
ratusan ribu dalam satu hari hingga ratusan juta dalam satu bulan. Namun demikian
sama dengan bisnis konvensional, bisnis online memiliki banyak tantangan.
Sebaiknya sebelum menjalankan bisnis ini, Anda perlu mengetahui apa saja tantangan
yang biasanya dihadapi. Hal tersebut berfungsi agar Anda dapat memecahkan
masalah dan meningkatkan kekuatan bisnis di masa depan.

22
 Kompetitor
Tantangan yang pertama adalah pesaing. Hal ini disebabkan karena
banyaknya bisnis online yang merambat dan menjanjikan membuat banyak
orang menjalankan bisnis tersebut. Salah satu cara untuk mengatasinya
adalah dengan menggunakan strategi yang tepat. Misalnya, Anda bisa
mencari peluang bisnis yang tidak banyak dipikirkan oleh kompetitor. Cara
lainnya adalah dengan memiliki ide dan menuangkannya ke dalam
pelayanan, atau kreasi produk.
 Ulah Konsumen
Ada saja konsumen yang cukup jahil ketika memesan sebuah produk. Jika
Anda tidak jeli dalam memiliki sistem, bisa saja konsumen yang memesan
produk kemudian tiba-tiba membatalkan tanpa persetujuan Anda.
Akibatnya bisa fatal jika barang sudah dikirim ke tempat tujuan. Untuk
mengatasinya, Anda bisa membuat sebuah sistem yang bekerja secara
otomatis membatalkan bila dalam beberapa lama konsumen tidak
konfirmasi pembelian.
 Penipuan
Semakin besar bisnis yang Anda geluti, maka kemungkinan untuk duplikasi
atau meniru produk Anda akan semakin banyak. Yang lebih ekstrem adalah
ketika ada penipuan yang mengatas namakan bisnis Anda dan mewajibkan
pelanggan untuk transfer sejumlah uang. Cara yang paling baik untuk
mengatasinya adalah dengan menyebarkan info bahwa bisnis Anda
dijalankan pada satu pintu, situs yang resmi.
 Hacker
Suka atau tidak suka, hacker juga bisa mengancam keberadaan sistem yang
Anda tanam pada bisnis online. Beruntung apabila seorang hacker hanya
meretas keamanan dan mengganti tampilan situs dengan gambar yang tidak
senonoh. Selain itu, yang lebih berbahaya adalah ketika hacker mencuri
berbagai informasi tentang rahasia bisnis Anda dan menyebarkan malware.
Cara mengatasinya adalah memasang dan sering melakukan pengawasan
terhadap internet.
 Perkembangan teknologi

23
Meskipun membantu cukup banyak, tetapi perkembangan teknologi juga
bisa merepotkan Anda sebagai pelaku usaha. Betapa tidak, perkembangan
yang cepat memaksa pelaku usaha untuk mempelajarinya dengan cepat.
Misalnya, pada era smartphone sistem delivery order lebih laku dengan
sejumlah aplikasi dibandingkan dari situs. Untuk mengatasinya Anda harus
cepat update informasi terkini.
 Musim
Faktor yang satu ini memang tidak bisa diperkirakan, khususnya bagi para
pebisnis toko online. Sebab, biasanya pakaian yang laku terjual tergantung
pada musim apa yang sedang berjalan. Jika Anda salah membaca musim,
maka kerugian yang paling sering dirasakan adalah sepi pelanggan. Untuk
mengatasinya, sebaiknya Anda memiliki stok yang banyak dari setiap
musim, atau cepat beralih dengan produk yang sesuai musim.
 Gaya hidup
Hasil yang menjanjikan akibat bisnis online membuat seseorang mendadak
menjadi jutawan. Jika tidak kuat dalam manajemen uang, maka dia akan
cenderung mengalami perubahan gaya hidup. Sejatinya perubahan gaya
hidup jika dilakukan secara konsumtif akan menghambat pelaku usaha.
Sebab, pada akhirnya uang tidak akan bisa diputar untuk usaha lain dan
habis dengan gaya hidup pelaku usaha. Untuk mengatasinya Anda bisa
langsung mengalihkan keuntungan dengan usaha lain.
 Ketidak siapan
Orang akan yakin 100% ketika dia mengalami keuntungan secara terus-
menerus. Tetapi, banyak pelaku bisnis yang belum siap untuk menghadapi
kerugian. Bisnis adalah sebuah kegiatan yang sangat memungkinkan
terjadinya kerugian. Alih-alih terpuruk dalam kerugian, Anda harus
berusaha bangkit dan menjadikan kerugian sebagai pengalaman bisnis.

24
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Bisnis media mempunyai dua arti yaitu arti sempit dan luas. Dalam arti sempit bisnis
media adalah hanya sebatas menjual kolom di media, sedangkan dalam arti luas bisnis media
merupakan marketing communication.

Bisnis media mencakup tiga macam kategori yaitu bisnis media above the line (televisi,
radio, majalah, billboard, Koran), bisnis media below the line (poster, event, brosur,
merchandise, media alternative), dan bisnis media on line (jejaring social seperti facebook,
twitter, forum online, media informasi online).

Dari tiga macam tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda yang mempunyai komunitas
yan berbeda pula.

Bisnis media merupakan aktifitas komersial yang dilakukan dengan menggunakan


media massa, sehingga sangat menarik untuk dikaji karena memadukan tiga unsure, yaitu
strategi, pemasaran, dan komunikasi. Kajian tersebut lebih dikenal sebagai Integrated
Marketing Communication. Bisnis media erat kaitannya dengan kegiatan advertising, dinama
perkembangan dalam media massa sangat mempengaruhi bisnis media sejalan dengan
perkembangan bisnis iklan.

Media tidak akan berjalan tanpa ada iklan. Pada pemerintahan Orde Baru, bisnis
media sangat berkembang pesat dengan diperbolehkannya iklan di TVRI yang merupakan
satu-satunya media audio visual yang pertama di Indonesia. Akan tetapi pada tahun 1980-an
pemerintah melarangnya dengan alasan untuk menghindari perilaku konsumerisme di
masyarakat. Maka dari itu muncullah media radio dan media print. Dan pada tahun 1990-an
berdirilah stasiun TV kabel seperti RCTI, SCTV, dan lain sebagainya menbuat harapan baru
dalam dunia advertising.

Bisnis media sesmakin menjadi-jadi dengan lahirnya industri-industri dalam media massa,
semakin banyak media memberikan nilai semakin pesat perkembangan iklan dan semakin
lebih baik dari tahun ke tahun. Masuknya iklan dalam satu perusahaan media menentukan
lamanya usia media tersebut. Media yang mampu bertahan merupakan media yang
mendapatkan iklan yan paling banyak.

25
DAFTAR PUSTAKA

Burhan, Bungin. 2008. “Kontruksi Sosial Media Massa”. Jakarta: PT.Kencana

Mulyana, Deddy. 2008. “Komunikasi Massa Kontroversi. Teori dan Apikasi”.Widya


Padjajaran: Bandung

http://marketeers.com/karakter-tantangan-televisi/

http://slideplayer.info/slide/3638795/PDF

https://meisyanc.wordpress.com/2016/06/06/tantangan-radio-di-indonesia/ PDF

http://azmistevanov.Wordpress.co.id/2015/10/prospek-dan-kontribusi-bisnis-media.html

26

Anda mungkin juga menyukai