MAKALAH
Disusun oleh:
VETERAN YOGYAKARTA
TAHUN 2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
Iklan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi yang paling dikenal
karena fungsinya sebagai instrumen pemasaran dengan daya jangkau yang sangat
luas bagi perusahaan yang memproduksi barang atau jasa. Sifat dan tujuan iklan
cukup beragam, sesuai dengan produsen dan target marketnya. Namun pada
umumnya, suatu perusahaan beriklan untuk mendapatkan respons atau reaksi
secara langsung maupun tidak langsung dari audiens. Dalam hal tertentu, iklan
juga bertujuan untuk lebih mengembangkan kesadaran audiens terhadap
brand/merk serta sebagai sebuah upaya untuk membentuk suatu citra positif bagi
barang atau jasa yang dihasilkannya.
Ambient media ialah salah satu strategi beriklan yang bertujuan untuk
membangkitkan perasaan konsumen agar merasa nyaman dan suka ketika berinteraksi
dengan produk atau layanan yang ditawarkan oleh produsen. Semangat yang dibawa
oleh ambient media adalah memberikan memorable expeperience kepada konsumen.
Dalam perkembangannya ambient media menjadi sebuah kegiatan below the line
yang terintegrasi dengan media. Ambient media juga disebut sebagai media
lingkungan. Ambient merupakan istilah yang biasa digunakan oleh klien dan agensi
periklanan. Ambient merupakan istilah baru dalam literatur bahasa, yang masih ada
ketidakpastian tentang makna yang sebenarnya.
Iklan ambient pertama kali digunakan pada 1996 oleh Concord Advertising,
sebuah biro iklan di Inggris yang mengkhususkan diri pada iklan luar ruang
(outdoor). Penggunaan ambient didorong oleh meningkatnya permintaan klien untuk
melakukan sesuatu yang berbeda dalam beriklan. Permintaan itu dipicu oleh
kecemasan klien akan semakin banyak dan padatnya iklan sehingga membutuhkan
suatu terobosan baru. Alasan lain adalah kompetisi yang semakin ketat, penurunan
efektivitas dan semakin kurang tertariknya khalayak akan iklan yang telah ada.
Permintaan tersebut kemudian diwujudkan oleh Concord Advertising melalui
penempatan iklan di tempat-tempat yang tidak biasa untuk menarik perhatian
khalayak, sehingga menjadi ciri khas iklan ambient hingga saat ini.
Sementara itu, penggunaan istilah ambient media sendiri sebagai suatu jargon
baru yang muncul pada 1999. Nama ini diberikan untuk suatu cara menawarkan
produk atau layanan di luar ruang (out-of-home) melalui beberapa media non-
tradisional atau media alternatif. Ambient media dapat digunakan secara bersamaan
dengan menumpang media-media tradisional (media massa) ataupun berdiri sendiri.
Namun, dalam perkembangannya, media-media non-tradisional atau media alternatif
baik yang dipasang di luar ruang maupun di dalam ruang telah menunjukkan
keragaman yang secara signifikan akhirnya membentuk penamaan sendiri, sehingga
istilah ambient media menjadi salah satu dan bukan satu-satunya lagi istilah untuk
mendeskripsikan penggunaan media non-tradisional, media alternatif ataupun media
luar ruang seperti yang dikenal umum selama ini.
Adapun beberapa faktor yang mendukung perkembangan ambient media
diantaranya:
Isu yang berkembang
Persaingan
Menurunnya kekuatan media konvensional (seperti spanduk, banner, billboard
dll)
Semakin semrawutnya jumlah iklan televisi yang menggempur konsumen setiap
hari
Adanya tuntutan permintaan yang semakin tinggi terhadap media komunikasi
non-konvensional, media yang tidak biasa out of standard dan menarik
Kebutuhan untuk menjaring target audience yang lebih signifikan bagi produk
Perkembangan teknologi, multi media, internet dan sebagainya.
Kelebihan:
Bila dekat dengan lokasi pembelian, biaya bisa lebih murah daripada promosi
penjualan dan mampu memberi insentif di lokasi pembelian tanpa efek negatif
berupa merosotnya keuntungan.
Apabila diterapkan dengan baik dapat mendongkrak citra merek
Iklan kreatif kerap mendapat liputan pers, bahkan iklan tertentu memang
sengaja didesain agar mendapatkan liputan luas.
Sangat efektif untuk mengaktifkan kebutuhan
Memecah perhatian konsumen dengan sifatnya yang inovatif
Kelemahan:
o Apabila ditempatkan pada daerah yang ekonominya belum stabil maka kurang
menguntungkan
o Industri yang terbatas
o Kurang berani bereksperimen dalam melakukan kegiatan out of standart
Tentu saja ketika kita berbicara masalah ruang publik, akan berbenturan
dengan berbagai birokrasi yang ada dalam pemerintahan. Pemerintah sebagai
pemberi izin penggunaan fasilitas umum, seharusnya sudah mulai terbuka cakrawala
berpikirnya, tentang bagaimana memanfaatkan ruang publik agar layak dan tidak
beralih fungsi. Apalagi di Jogjakarta, yang mendapat julukan kota budaya ini,
seharusnya sangat mudah dalam hal mendapat izin dari pemerintah setempat, untuk
membuat sebuah acara seni dan budaya dimanapun tempatnya. Semakin banyak
acara seni dan budaya semakin bagus bukan, apalagi bila diadakan di jalanan atau
ruang-ruang publik yang ada, yang selama ini hanya terpenjara dalam panggung dan
galeri, yang hanya menciptakan image bahwa acara tersebut hanya untuk orang yang
ngerti seni.
Ambient media di London lebih kreatif baik dari segi ide maupun penggunaan
tempat beriklannya. Sehingga masyarakat akan tertarik untuk melihat bahkan
menjadikan ambient media tersebut sebagai spot foto. Dan ambient media di London
sudah banyak yang tertata, walaupun masih ada masyarakat yang mengkritik bahwa
ambient media akan menjadi sampah visual. Begitu pula dengan keadaan ambient
media di kota Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Bainbridge, Jane, dan James Curtis. 1998. Ambient Media: On the Ambient Trail-Are
We Living In an Ambient Media Jungle? Jane Bainbridge and James Curtis
Hit Londons Streets To Find Out How Far It Has Gone.
http://www.campaignlive.co.uk/article/ambient-media-ambient-trail-living-
ambient-media-jungle-jane-bainbridge-james-curtis-hit-londons-streets-find-
far-gone/59016 (diunduh 29 April 2017)
http://rahinanugrahani.blogspot.co.id/2011/04/ambient-media-sebagai-
terobosan-dalam.html (diunduh 25 April 2017)
http://blog.unnes.ac.id/rahinadkv/2016/03/10/ambient-media/ (diunduh 28
April 2017)
Satro, Beni. 2009. Ambient Media: Sebuah Formula Menghidupkan (Kembali) Ruang
Publik.
https://pabriksendal.wordpress.com/2009/09/13/ambient-media-sebuah-
formula-menghidupkan-kembali-ruang-publik/ (diunduh 28 April 2017)
https://uyungs.wordpress.com/2008/12/04/ambient-advertising/ (diunduh 28
April 2017)
Wijaya, Bambang Sukma. 2009. Iklan Ambient Media dan Pengaruh Modernitas
Budaya Komunikasi Dunia Barat.
https://www.researchgate.net/publication/273632359_Iklan_Ambient_Media_
dan_Pengaruh_Modernitas_Budaya_Komunikasi_Dunia_Barat (diunduh 29
April 2017)
Wiki. 2017. Ambient Media.